You are on page 1of 27

Praktik Klinis

yang aman
berbasis bukti
Patient Safety Friendly Hospital Initiative
Amelia Martira
Latar belakang
• Pelayanan kesehatan merupakan proses yang berisiko tinggi

Variable input
Complex
PROSES Non-standarized
BERISIKO Tightly Coupled
TINGGI
Dependent on human
intervention
Time constraints
Hierarchical culture
Keamanan Proses Klinis
Menurunkan kejadian terkait outcome keselamatan pasien, seperti:
1. Kematian yang dapat dihindari terkait tromboemboli vena yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan selama atau setelah
perawatan (hingga 90 hari pasca discharge)
2. Kematian yang dapat dihindari akibat sepsis yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan
Target Sasaran 3. Misdiagnosis atau terlambat bertindak

ke-3 Global 4.
5.
Polifarmasi yang tidak tepat
Mortalitas perioperatif
Patient Safety 6. Kematian yang dapat dicegah akibat pasien jatuh selama
perawatan di rumah sakit
Action Plan 7. Reaksi transfusi berat
8. Trauma obstetrik pada persalinan normal dan sesar
9. Trauma neonatal
10. Luka dekubitas selama perawatan di rumah sakit
11. Kejadian transmisi resistensi antimikroba
12. Insiden ventilator associated pneumonia
Prosedur Klinis Berisiko Tinggi
Prosedur Tindakan Prosedur Komunikasi
Pelayanan Pembedahan Pelaporan hasil pemeriksaan nilai kritis
Prosedur Persalinan yang aman Hand-over
Identifikasi pasien berisiko: ulkus dekubitus, bunuh Komunikasi efektif: instruksi, laporan hasil, konfirmasi,
diri, infeksi, gangguan nutrisi laporan hasil lab yang pending, pemulangan pasien.
Pembuatan panduan praktik klinis, Clinical Pathway, Daftar singkatan di rumah sakit
Checklist berbasis bukti
Pemantauan pasien yang mengalami perburukan Integrasi pelayanan antar PPA
Pencegahan Venous Tromboembolism (VTE) Sistem komunikasi hasil pemeriksaan yang tertunda
setelah pasien pulang
Prosedur invasif yang aman
Implementasi
WHO Safe
Surgery Guideline
• Rumah sakit menerapkan
penggunaan Surgery Safety
Check List pada setiap
pembedahan
• Terdapat proses yang
memastikan pembedahan
dilakukan pada pasien, lokasi
dan prosedur yang benar
• Terdapat pelatihan staf
• Indikator kepatuhan
pelaksaan panduan
pembedahan yang aman dan
SSCL
Hal yang mendasar bagi “SAFE SURGERY SAVE LIFES”
Tersedia sumber daya yang aman: PPA terlatih, air bersih, pencahayaan kamar operasi yang baik, suction dan oksigen
serta peralatan dan instrumen pembedahan yang steril dan berfungsi baik
Pencegahan Infeksi luka operasi Prosedur anestesia yang aman Tim bedah yang efektif
1. Prosedur cuci tangan 1. Kehadiran ahli anestesi selama 1. Komunikasi efektif antar anggota
2. Pemberian antibiotik rasional pembedahan tim
3. Persiapan antiseptik kulit yang 2. Pengecekan peralatan dan obat- 2. tepat pasien, tepat prosedur,
adekuat obatan anestesi tepat sisi
4. Dekontaminasi dan sterilisasi 3. Pemantauan status fisiologis 3. Informed consent
instrumen pembedahan seperti: tekanan darah, laju nadi, 4. Kehadiran seluruh anggota tim
5. Perawatan luka atraumatik irama jantung, saturasi oksigen pembedahan
dan suhu 5. Perencanaan prosedur dan
persiapan tim yang adekuat
6. Konfirmasi riwayat alergi pasien

Pemantauan pelayanan pembedahan: indikator mutu, audit, dan pemantauan outcome


WHO Guidelines for Safe Surgery 2009, https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44185/9789241598552_eng.pdf;jsessionid=D473ACECD68DE78ADE5BB918ECF0247E?sequence=1

Standar Akreditasi PAB dan SKP 4


Surgical Safety Checklist
Preoperatif Intraoperatif Pasca operasi

• Informed consent • Pemberian antibiotik yang • Rencana asuhan pasca


• Pengecekan ketepatan rasional operasi yang jelas
pasien, prosedur dan • Tersedia alat pencitraan • Pemahaman yang baik
lokasi operasi • Kerja sama tim dan terhadap kejadian
• Pengecekan alat dan obat komunikasi yang efektif intraoperatif dan
anestesi termasuk antara Ahli Bedah, Ahli pentingnya komitmen PPA
peralatan emergency anestesi dan Perawat untuk melakukan
• Persiapan tim terhadap • Pengambil keputusan pemantauan pasca operasi
komplikasi atau penyulit anestesi dan pembedahan
intraoperatif yang kompeten
• Teknik pembedahan yang
aman
Prosedur persalinan
yang aman

1. Informasi persalinan yang aman


diberikan oleh staf kepada pasien
dan keluarga
2. Ceklist persalinan yang aman –
WHO Safe Delivery Checklist
3. Pelatihan staf mengenai persalinan
yang aman
4. Terdapat proses untuk
mengevaluasi kepatuhan staf dalam
pemberian persalinan yang aman
Early Warning System
Standar PAP 2.3
.

Rumah sakit menerapkan prosedur untuk mengenali kondisi


klinis pasien yang mengalami perburukan
• Early warning system digunakan untuk mendeteksi kondisi perburukan
pasien
• Pemantauan terhadap tanda vital dilakukan dan didokumentasikan pada
pasien yg mengalami penurunan kondisi klinis
• Terdapat Rapid Response Team untuk merespon kondisi klinis perburukan
• Pelatihan staf untuk deteksi dan respon kondisi perburukan
• Pemantauan kepatuhan penerapan EWS
Early Warning System
Rapid Response
Team
• Kompetensi dari tim reaksi cepat yang
harus dimiliki adalah kompetensi bantuan
hidup lanjut
• RRT merespon terhadap eskalasi kondisi
kritis pasien dan memberikan rekomendasi
tindak lanjut apabila pasien memerlukan
perawatan intensif ataupun aktivasi code
blue
Pembuatan panduan praktik klinis, Clinical Pathway,
Checklist berbasis bukti Standar Akreditasi PMKP 7

1. Terdapat komite multidisiplin yang bertugas untuk membuat panduan


praktik tingkat rumah sakit
2. Pembuatan panduan berdasarkan lima diagnosis tertinggi dan lima
diagnosis paling berisiko di rumah sakit
3. Pelatihan staf dalam melaksanakan panduan klinis
4. Pengukuran tingkat kepatuhan staf menjalankan panduan praktik
Identifikasi pasien berisiko tinggi: ulkus dekubitus, bunuh
diri, infeksi, gangguan nutrisi
Standar Akreditasi PAP 2

1. Terdapat kebijakan pengkajian awal dan lanjutan untuk mengidentifikasi dan


tatalaksana pasien yang berisiko decubitus, bunuh diri, infeksi dan gangguan
nutrisi
2. Pelatihan staf agar terlatih menerapkan kebijakan dan prosedur untuk
mengidentifikasi dan tatalaksana pasien yang berisiko decubitus, bunuh diri,
infeksi dan gangguan nutrisi
3. Laporan kepatuhan melakukan identifikasi dan tatalaksana pasien yang berisiko
decubitus, bunuh diri, infeksi dan gangguan nutrisi
4. Melakukan sampling untuk menilai pengkajian awal dan lanjutan serta kepatuhan
dalam menjalankan prosedur untuk mengurangi risiko decubitus, bunuh diri, infeksi
dan gangguan nutrisi
Standar Akreditasi PAP 2, SKP,
PAB

Prosedur invasif yang


aman

• Panduan tatalaksana 5 prosedur invasif


tertinggi di rumah sakit
• Pelatihan staf untuk melakukan prosedur
invasif sesuai panduan
• Pemantauan kepatuhan staf dalam
menerapkan panduan
Standar Akreditasi PAP 2

Pencegahan
Tromboemboli Vena

• Rumah sakit memiliki


panduan pencegahan
kejadian tromboemboli vena
• Pelatihan staf untuk
melakukan pencegahan VTE
(DVT dan PE)
• Pengukuran kepatuhan staf
dalam melakukan tindakan
pencegahan VTE.
Skrining pasien risiko
jatuh Standar Akreditasi PP 1.2, SKP 6
dan SKP 6.1

1. Pengkajian awal dan lanjutan untuk


mengidentifikasi pasien berisiko jatuh dan
manajemen risiko untuk menurunkan risiko
jatuh
2. Pelatihan staf untuk implementasi kebijakan
dan prosedur untuk menurunkan risiko
jatuh
3. Proses untuk mengukur kepatuhan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan
prosedur yang menurunkan risiko jatuh
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
• Health care-associated infections (HAI) adalah salah satu insiden yang paling
umum terjadi di rumah sakit yang berdampak pada kematian, kesakitan dan
kualitasn hidup.
• Hingga 7% pasien di negara maju dan 10% negara berkembang mengalami
setidaknya satu kali infeksi yang berhubungan dengan layanan kesehatan
• Menariknya, sebagian besar kejadian HAI ini dapat dicegah melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Terdapat panduan dari WHO mengenai komponen inti PPI
(https://www.who.int/teams/integrated-health-services/infection-prevention-control/core-components)
• Indonesia: Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman PPI pada Fasilitas Kesehatan
• Komite PPI
• Prosedur yang memastikan proses pembersihan,
Sistem disinfeksi dan sterilisasi pada seluruh peralatan

pencegahan • Terdapat staf yang didedikasikan untuk melaksanakan


kegiatan PPI
infeksi yang • Panduan PPI berbasis bukti

didapat di • Terdapat protokol isolasi


• Ketersediaan alat dan bahan untuk kegiatan PPI
Rumah Sakit • Penggunaan antibiotik rasional (PKPO 8)
• Implementasi prosedur cuci tangan
Standar • Skrining staf untuk pencegahan transmisi infeksi
Akreditasi PPI • Perlindungan staf dari bahaya infeksi, termasuk
vaksinasi
• Implementasi manajemen bundle – bundle sepsis, UTI,
VAP, dll
Rumah Sakit Memiliki Sistem Pemberian Obat yang aman
KRITERIA URAIAN

Terdapat apoteker yang bekerja untuk memastikan pemberian Uraian tugas apoteker, program kerja, termasuk laporan
obat yang aman sesuai dengan regulasi dan panduan WHO pemantauan kebutuhan obat pasien
(standar akreditasi PKPO 1)
Terdapat penyimpanan larutan elektrolit pekat yang aman Obat-obatan larutan pekat disimpan dalam tempat yang aman
(Standar Akreditasi PKPO 3)
Ketersediaan obat-obat emergency setiap saat Obat-obatan emergency tersedia setiap saat sesuai dengan
(Standar Akreditasi PKPO 3) kebutuhan tiap-tiap unit

Standarisasi dan pembatasan konsentrasi obat SOP terkait pengadaan, peresepan, penyimpanan, pemberian.
(Standar Akreditasi PKPO 3-6) Penekanan khusus untuk obat LASA, anestesi, cairan konsentrat
pekat
Kebijakan pemberian obat pada asuhan transisi: rekonsiliasi, Terdapat SOP Rekonsiliasi Obat pada setiap transisi asuhan
transfer pasien, pemulangan pasien, dll pasien
(standar akreditasi PKPO 4)
Edukasi pasien dan keluarga mengenai obat saat pemulangan Kebijakan edukasi saat pemulangan, pelatihan staf
(PKPO 6.1)
Sistem penanganan nyeri dan keamanan obat-obatan narkotik Terdapat asesmen nyeri dan pemantauan nyeri, kebijakan
(Standar Akreditasi PKPO 3) tatalaksana nyeri, akses kepada penyimpanan dan obat narkotik

Tatalaksana terhadap medication error (PKPO 7) Kebijakan pelaporan dan tatalaksana medication error
Keamanan pemberian Tiga Area Kunci:
obat Polifarmasi, Asuhan Transisi dan
Situasi Berisiko Tinggi

WHO Key Step For Ensuring Medication Safety


Tiga Situasi Berisiko Tinggi
pada pemberian obat-
obatan

• Faktor obat-obatan: High Alert,


LASA
• PPA dan Pasien: peresepan
berlebihan/kurang, dispensing dan
persiapan obat
• Faktor sistem dan lingkungan
pekerjaan: pemberian obat di rumah
sakit lebih berisiko, situasi
perioperatif lebih berisiko
dibandingkan situasi di tempat lain
di rumah sakit
Rumah Sakit Memastikan Keamanan Darah dan Produk
Darah Standar Akreditasi PP 3.9
Kriteria Uraian
Implementasi panduan keamanan darah dan produk Panduan WHO mengenai produk darah, permintaan
darah → WHO Safe Blood and Blood Product darah, pemberian darah, skrining pendonor
Sampel darah pasien yang digunakan untuk cross Prosedur Cross Match
match dilabel identitas menggunakan dua data unik
(Standar Akreditasi SKP 1)
Kepatuhan menggunakan panduan dalam Panduan untuk mengurangi perdarahan dan
permintaan dan pemberian darah dan produk kebutuhan transfusi darah
darah
Pemantauan pasca pemberian darah dan produk Kebijakan tatalaksana insiden pasca transfusi darah
darah serta tatalaksana insiden dan produk darah
Prosedur Klinis Pemberian Transfusi Darah
Take Home
Messages

You might also like