Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Hukum Pidana Subyek Hukum
MAKALAH Hukum Pidana Subyek Hukum
HUKUM PIDANA
Dosen Pengampu
1. Dimyati : (01387.221.17.2021)
2. Siwarji : (01385.211.17.2021)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat serta karunia dari-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah tugas mata kuliah “Hukum Pidana” yang berjudul “Subjek Hukum
Pidana” Alhamdulillah makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yaitu sosok figur yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia menjadi manusia yang mulia
di sisi allah SWT solawat dan salam juga kita limpahkan kepada keluarga nabi beserta
sahabatnya yang menjadi penerus lentara di muka bumi dan menjadi petunjuk bagi seluruh
manusia.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak dari kesadaran itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat pengetahuan bagi penulis dalam
menyusun makalah ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah
memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik, dan pada teman-teman yang turut memberikan menyumbangkan
pikiran serta tenaga dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara kita adalah negara berdasarkan hukum, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
kita di atur oleh hukum. Hukum adalah peraturan yang mengikat dan mengatur setiap
tindakan manusia atau masyarakat, sehubungan dengan hal tersebut maka manusia adalah
subjek hukum yang harus mematuhi hukum yang berlaku di daerahnya,oleh karena itu tujuan
dari penulisan makalah ini atau yang melatar belakangi adalah agar kita dapat mengetahui
unsur-unsur yang terdapat dalam subyek hukum dan untuk ,engetahui sejauh mana hubungan
hukum peristiwa dan perbuatan hukum,agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak cakap
terhadap hukum dan tidak mengetahui haknya dan kewajibanya dalam hukum yang berlaku
di negaranya. Karena penting di zaman sekarang mengerti dan paham akan hukum supaya
tidak mudah di permainkan oleh orang yang ahli hukum.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut prof Chainur Arrosyid subyek hukum adalah segala sesuatu yang menurut
hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan kewajiban.sedangkan menurut
Dr.Soedjono DirdjosisworoS.H mengungkapkan subyek hukum adalah orang yang
mempunyai hak manusia pribadi atau badan hukum yang berhak atau yang melakukan
perbuatan hukum.Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan, bahwa subjek hukum adalah
sesuatu yang menurut hukum yang memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan
untuk bertindak dan melakukan perbuatan hukum.
1. Orang
Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. dalam bukunya Asas-Asas Hukum Pidana di
Indonesia (hal. 59) mengatakan bahwa dalam pandangan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”), yang dapat menjadi subjek tindak pidana adalah seorang manusia sebagai
oknum. Ini terlihat pada perumusan-perumusan dari tindak pidana dalam KUHP yang
menampakkan daya berpikir sebagai syarat bagi subjek tindak pidana itu, juga terlihat pada
wujud hukuman/pidana yang termuat dalam pasal-pasal KUHP, yaitu hukuman penjara,
kurungan, dan denda.
Masih bersumber pada artikel “Metamorfosis badan hukum indonesia”, dalam ilmu
hukum pidana, gambaran tentang pelaku tindak pidana (kejahatan) masih sering dikaitkan
dengan perbuatan yang secara fisik dilakukan oleh pelaku (fysieke dader). Dalam pustaka
hukum pidana modern telah diingatkan, bahwa dalam lingkungan sosial ekonomi atau dalam
lalu lintas perekonomian, seorang pelanggar hukum pidana tidak selalu perlu melakukan
kejahatannya itu secara fisik. Karena perbuatan korporasi selalu diwujudkan melalui
perbuatan manusia (direksi; manajemen), maka pelimpahan pertanggungjawaban manajemen
(manusia; natural person), menjadi perbuatan korporasi (badan hukum; legal person) dapat
dilakukan apabila perbuatan tersebut dalam lalu lintas kemasyarakatan berlaku sebagai
2
perbuatan korporasi. Ini yang dikenal sebagai konsep hukum tentang pelaku fungsional
(functionele dader).
KUHP belum menerima pemikiran di atas dan menyatakan bahwa hanya pengurus
(direksi) korporasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum pidana (criminal
liability). Namun, pada perkembangannya korporasi juga dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara hukum. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Badan hukum publik (publiekrecht) merupakan badan hukum yang dibuat menurut
hukum publik atau badan hukum yang mengatur keterkaitan antara negara dan atau aparatnya
dengan warga negara yang berkaitan kepentingan umum atau publik. Seperti hukum pidana,
hukum tatanegara, hukum tata usaha negara, hukum internasional dan lain sebagainya.
Contoh badan hukum publik adalah Negara, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia.
1
pengantar ilmu hukum(2007:128)
2
dasar-dasar ilmu hukum(2008:124)
3
2. Badan Hukum Privat
Badan hukum privat (privaatrecht) merupakan badan hukum yang dibuat menurut
dasar hukum perdata atau hukum sipil atau sekumpulan orang yang membuat kerja sama atau
membentuk badan usaha dan adalah satu kesatuan yang memenuhi syarat yang ditentukan
hukum. Badan Hukum Privat yang mempunyai tujuan provit contohnya adalah Perseroan
Terbatas (PT) atau Non Material, seperti Yayasan, koperasi Indonesia,perusahaan
Negara,wakaf dll. Perbedaan badan hukum dengan manusia ialah,bahwa badan hukum tidak
dapat melakukan perkawinan dan tidak dapat di hukum penjara kecuali hukum denda..
Dalam pasal 467,468,dan 469 KUHPerdata)Ada beberapa golongan oleh hukum
dinyatakan “tidak cakap”atau”kurang cakap”untuk bertindak sendiri dalam melakukan
perbuatan-perbuatan hukum.Orang-orang yang demikian di sebut handelingsonbek waamatau
di wakili atau dibantu orang lain. Mereka-mereka yang oleh hukum telah dinyatakan tidak
cakap untuk melakukan sendiri perbuatan-perbuatan hukum adalah sebagai berikut:
4
- Memiliki kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum
- Memiliki organisasi kepengurusan yang bersifat teratur menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan internalnya sendiri
- Terdaftar sebagai badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
C. OBJEK HUKUM
Sedangkan menurut Chainnur Arrasjid 3 “yang di maksud objek hukum adalah segala
sesuatu yang berada dalam pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek
hukum(manusia dan badan hukum),berdasarkan hak dan kewajiban objek hukum yang
bersangkutan.
Contohnya: A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan antara
A dan B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku menjadi objek
hukum dari hak kepunyaan A.
Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum (2008 : 132-133)
peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan akibat
hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturantertentu sehingga peraturan yang
tercantum di dalamnya dapat berlaku kongkrit. Misalnya suatu peraturan hukum yang
mengatur tentang warisan karena kematian,akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang
3
Dasar-dasar Ilmu Hukum Chainnur Arrasjid (2008: hal132)
5
abstrak sampai ada seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan
dalam hal ini dengan adanya kematian orang berarti telah terjadi suatu peristiwa hukum
karena kematian menimbulkan akibat yang di atur oleh hukum dengan demikian peraturan
tentang kewarisan itu dapat di wujutkan dalam peristiwa tersebut peristiwa kematian.
Menurut Soedjono dirdjosisworo4 “demikian pula dengan perkawinan antara pria dan
wanita akanmembawa bersama dari peristiwa hukum itu hak-hak dan kewajiban-kewajiban
baikuntuk pihak laki-laki yang kemudian bernama suami dengan serangkai hak-hak dan
kewajibannya. demikian pula dengan pihak wanita yang kemudian bernama istri
dengan serangkaian hak dan kewajibannya. Maka perkawinan ini hakikatnya adalah suatu
peristiwa hukum.
Perbuatan subjek hukum terbagi pula dalam dua macam, yaitu pebuatan hukum dan
perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum.
1. Perbuatan hukum
Yang dikatakan sebagai perbuatan hukum adalah setiap perbuatan yang akibatnya di
atur oleh hukum dan akibat itu di kehendaki oleh yang melakukan perbuatan dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa unsur kehendak dari orang yang melakukan perbuatan itu
menjadi suatu unsur pokok dari perbuatan tersebut.jadi suatu perbuatan yang akibatnya tidak
di kehendaki oleh yang melakukannya bukanlah merupakan suatu perbuatan hukum
– Perbuatan hukum dari segi satu (Eenzijdig)yaitu setiap perbuatan yang akibat hukumnya
di timbulkan oleh kehendak dari satu subjek hukum atau satu pihak yang melakukan
perbuatan itu,misalnya:perbuatan hukum yang di sebut dalam pasal 1875 KUHPerdata,yaitu
perbuatan mengadakan surat wasiat.
4
pengantar ilmu Hukum soedjono dirdjosisworo (2007 hal: 134)
6
– Perbuatan hukum bersegi dua (tweezijdig) adalah setiap perbuatan yang akibat hukumnya
ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum atau dari dua pihak atau lebih.misalnya:
suatu perjanjian (overeenkomst)
2. perbuatan lain yang bukan perbuatan subjek hukum
Dalam hal ini perlu dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa lain yang bukan
merupakan perbuatan dari subjek hukum, yaitu kelahiran, kematian, dan lewat waktu
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Lewat Waktu
Lewat waktu ada dua macam, yaitu lewat waktu akuistif dan lewat waktu
ekstinsif.Berdasarkan lewat waktu akuistif seseorang dapat memperoleh suatu hak sehabis
masa tertentu dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang telah
dipenuhi.Sedangkan lewat waktu ekstinsif yaitu seseorang dapat dibebaskan dari suatu
tanggung jawab (haftung) sehabis masa tertentu dan syarat- syarat yang telah ditentukan
dalam undang-undang di penuhi.
E. HUBUNGAN HUKUM
Menurut R.Soeroso5 “ hubungan hukum ialah hubungan antara dua atau lebih subyek
hukum. Sedangkan menurut Prof.Chainur Arrasjid (dasar-dasar ilmu
hukum2008:112).Hubungan hukum terdiri atas ikatan-ikatan antara individu dengan individu
dan individu masyarakat dan seterusnya dan ikatan-ikatan itu tercemin pada hak dan
kewajiban.
5
R.Soeroso (pengantar ilmu hukum:hal269/2005),
7
Dari pengertian-pengertian hubungan hukum menurut beberapa tokoh di atas dapat
disimpulkan bahawa hubungan hukum adalah hubungan yang tarjadi antara subjek hukum
yang satu dengan subjek hukum yang lain,dimana dalam hubungan tersebut terdapat objek
hukum yang mengikat mereka yang terealisasikan dalam bentuk hak dan kewajiban. Dalam
hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan
kewajiban pihak yang lain.dan dalam semua hubungan di dalam masyarakat di atur oleh
hukum. Barang siapa yang menggangguatau tidak mengindahkan hubungan ini,maka ia di
paksa oleh hukum untuk menghormatinya.Misalnya:hubungan hukum yang di atur oleh
hukum ialah pasal 1457 KUHPerdata tentangContoh: A menjual rumah pada B.perjanjian ini
menimbulkan hubungan antara A dan B yang di atur oleh hukum. A wajib menyerahkan
rumah kepada B,dan sebaliknya B wajib membayar harga rumah kepada A dan meminta
rumah kepada si A.apabila salah satu pihak tidak mengindahkan kewajibannya maka hakim
akan menjatuhkan sangsi hukum.hubungan A dan B yang di atur oleh hukum inilah yang di
sebut”Hubungan Hukum”.
Hak dan kewajiban ini kedua-duanya timbul dari satu peristiwa hukum dan hilangnya
hak dan kewajiban juga secara bersamaan.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
` Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi
pendukung(dapat memiliki) hak dan kewajiban.Objek hukum adalah segala sesuatu yang
berguna bagi subyek hukum(manusia atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok
suatu perhubungan hukum karna sesautu itu dapat di kuasai di subjek hukum Peristiwa
hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan akibat hukum yang
dapat menggerakkan peraturan-peraturan tertentu sehingga peraturan yang tercantum di
dalamnya dapat berlaku kongkrit, Hubungan hukum terdiri atas ikatan-ikatan antara individu
dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya dan ikatan-ikatan itu tercemin pada
hak dan kewajiban,Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam hubungan hukum yang
bersegi satu hanya satu pihak yang berwenan, baik memberikan sesuatu,berbuat sesuatu atau
memberikan sesuatu.
B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa atau pembaca mampu mengetahui
apa itu subjek hukum,objek hukum, dan peranannya serta mengetahui perbedaan peristiwa
hukum dan perbedaan perbuatan hukum,dan mampu mengaplikasikan hubungan hukum
dengan peranan-peranan hukum. Dan tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran dan masukan kepada kawan-kawan para
pembaca khususnya kepada bapak dosen pembimbing mata kuliah hukum pidana agar kami
bisa semangat untuk memperbaiki diri lagi.
9
Daftar Pustaka
10