You are on page 1of 18

ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA

A. Arti Wawasan Wiyata Mandala


Secara harfiah, kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan,
tinjauan atau tanggapan indrawi.Kata wiyata mempunyain arti ajaran atau pendidikan,
sedangkan mandala berarti bulatan atau lingkaran, lingkungan daerah atau
kawasan.Jadi wawasan wiyata mandala berarti suatu pandangan atau tinjauan
mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran.
Dengan demikian “Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebagai suatu pandangan
atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran.Sekolah merupakan
Wiyatamandala berarti bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan.
Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka “wawasan Wiyatamandala” adalah
cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah
pada khususnya tentang keberadaan sekolaha sebagai pengemban tugas pendidikan di
tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.
Unsur-unsur wiyata mandala:
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas
penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat
untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat
dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.

B. Sekolah dan Fungsinya


Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan dan
mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk
membina dan mengembangkan:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pandangan hidup/kepribadian
3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya
4. Kemampuan berkarya.

C. Fungsi Sekolah
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki
aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola
pendidikan siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dlam suasana yang dinamis.

D. Ciri-Ciri Sekolah Sebagai Masyarakat Belajar


Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah :
1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib
2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.

E. Prinsip Sekolah
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada masyarakat
sekitarnya, juga harus mencegah masuknya faham sikap dan perbuatan yang
secara sadar ataupun tidak dapat menimbulkan pertentangan antara sesama karena
perbedaan suku, agama, asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta
perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup menyendiri melepaskan diri dari
tantangan sosial budaya dalam masyarakat tempat sekolah itu berada. Sekolah juga
menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, serta mampu mencegah
masuknya sikap dan perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk itu
sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup. Dalam hal ini
sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para
1
intelektual muda namun lebih dari itu sekolah harus menjadi rumah kedua yang
memberikan pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari berorganisasi,
bermasyarakat (bersosialisasi), pendidikan lingkungan hidup (PLH) atau bahkan
pengalaman hidup yang sesungguhnya.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan
pendidik. Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran. Dalam bimbingan peran
pendidik berubah dari seorang pendidik menjadi seorang orangtua bahkan
menjadi seorang kakak.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi
stakeholdernya. Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan mendapatkan
transfer of knowledge, maupun transfer of experience, dengan tanpa
membedakan baik dari segi kemampuan ekonomi, kemampuan intelegensia, dan
juga kemampuan fisik (gagasan sekolah inklusi).
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa. Prinsip ini
sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang memandang
bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan
oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi,
kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan-kemampuan lainnya
juga perlu diperhatikan secara seimbang.
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi. Peningkatan
kemampuan intelektual, emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya
mendapat perhatian yang seimbang.
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan
emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan
bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain.
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak. Sikap sederhana,
jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah tamah
dan bersahabat, cinta negara, cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya
kepada yang kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu dibentuk
di dalam lingkungan sekolah.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam dunia yang berubah begitu
cepat, salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta didik adalah
kompetensi dasar: belajar secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang
diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta didik
dengan perintah. Lebih dari itu peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang
jauh lebih besar ketika ia mencari dan mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk
hidupnya.
9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society). Sekolah
bukan hanya sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga
seharusnya sekolah mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di
lingkungan sekitar.

F. Penggunaan Sekolah
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai tempat
proses kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :
1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan
dengan pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang
bertentangan dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. . Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan
perselisihan, sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif.

G. Penataan Wiyata Mandala Dalam Upaya Ketahanan Sekolah


1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat
preventif.

2
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan
penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
a) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk
dapat mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar.
b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
c) Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat
untuk terselenggaranya ketahanan sekolah.
d) Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
e) Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
f) Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral
Pancasila, kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
g) Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar
membaca/ informasi/penemuan para ahli.
h) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan
diri.
i) Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.

H. Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Kepala Sekolah Dalam Hal


Pelaksanaan Wiyata Mandala
Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan bertanggung jawab
memimpin penyelenggaraan belajar mengajar serta membina pendidik dan tenaga
kependidikan serta membina hubungan kerja sama dan peran serta masyarakat.
Kepala Sekolah dalam melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, dengan
melakukan kegiatan-kegiatan :
1. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah.
2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS,
Komite Sekolah, tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat.
3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana
prasarana) dan perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara
dan lain lain).
4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern sekolah
(kepala sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa).
5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti
PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya.

I. Mekanisme Dalam Pelaksanaan Wiyata Mandala


Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penang-gulangan secara
dini setiap permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak
negatifnya, yaitu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai
berikut :
1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat
memungkinkan terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah, melalui antara lain :
a) Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta menciptakan kebersihan
dan ketertiban agar siswa merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada
tempat tertentu yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
b) Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa
serta penduduk di sekitar sekolah.
c) Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan
siswa di lingkungan sekolah.
d) Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS.
e) Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan
sekolah.
f) Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya.
g) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan
masa liburan sekolah.
h) Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai
sekolah.

3
2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-
peraturan dan tata tertib sekolah. Upaya Represif seperti :
a) Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
b) Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
c) Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru.
d) Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah
yang melanggar keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di
lingkungan sekolah.
e) Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang
timbul dan menyelesaikan secara hukum.
f) Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
g) Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

KURIKULUM MADRASAH

Tahap pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 meliputi:


a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari; dan
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan

b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai


kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan
pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
peserta didik.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan
perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara
lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup terdiri atas:


1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu:
(a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
(b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan
(c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
2) Kegiatan guru yaitu:
(a) melakukan penilaian;
(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
dan
(c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Daya Dukung Proses pembelajaran memerlukan daya dukung berupa


ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan. Prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
4
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang

Aspek Penilaian
1) Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk
menmbah wawasan siswa di suatu bidang. Di dalam struktur kurikulum ini, jenjang
SD memiliki pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter, jenjang SMP
memiliki bobot pengetahuan 40% dan 60% aspek karakter, dan jenjang SMA memiliki
bobot pengetahuan 80% dan 20% aspek karakter. Pada Kurikulum 2013 memang
diintergrasikan dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah dicanangkan
pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum ini.

2) Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
membuat, melaksanakan, dan mengerjakan suatu soal atau proyek sehingga siswa
dapat terlatif sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada aspek keterampilan. Aspek
keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal,keterampilan pengerjaan
dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks, dan keterampilan dalam
menjawab soal lisan.

3) Sikap dan Perilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap
dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai
oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai, dan
diambil oleh diri masing-masing siswa.

TATA KRAMA, SOPAN SANTUN, DAN


KEDISIPILINAN SISWA

Tata krama merupakan bagian dari norma yang ada di sekolah dan lingkungan
masyarakat yang harus dipertahankan dan dikembangkan. Tata krama adalah
kebiasaan akan sopan santun, bertindak tutur yang baik dan berbudi pekerti yang luhur.
Orang yang mengenal dan menerapkan tata krama akan menampilkan
penampilan yang menarik, yang akan tercermin dari perbuatan dan tingkah laku.
Buatlah hidup laksana seekor lebah, yang selalu memberi kebaikan pada makhluk lain,
yang menghasilkan madu untuk orang banyak.
Tata krama semestinya dilaksanakan baik di lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat .Di sekolah bertemu dengan teman, guru pegawai. Semua perlu dibiasakan,
sehingga menjadi pedoman dalam bertindak dan bertutur sapa. Pikirlah dahulu sebelum
berbicara, renungkan dahulu sebelum bertindak, dan penyesalan datang dibelakang
hari.
Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan, untuk memenuhi
semua ketentuan baik norma atau peraturan yang berlaku, dalam melaksanakan tugas
sekolah dengan rasa ikhlas dan tanggung jawab. Hal-hal yang perlu dilakukan
melaksanakan disiplin dan peraturan sekolah adalah menjaga nama baik pribadi dan
keluarga serta almamater. Saling menghormati sesama, guru, pegawai, dan manusia
lainnya serta berbudi pekerti luhur.

“Selain Otak, Mulut, Sikap, dan Tingkah Laku juga perlu di sekolahkan loh….!”

1) Tata Krama terhadap Guru dan Pegawai


 Mengetuk pintu ketika ingin masuk ke ruang tertutup dan ruang kelas ketika
dalam proses belajar
 Mengucapkan salam ketika ingin masuk ke ruangan
 Berbicara dengan pelan dan nada suara yang rendah
5
 Berpakaian rapi dan sopan
 Ketika berpapasan di lingkungan Madrasah, mengucapkan salam dan
merundukkan badan
 Ketika berpapasan di jalan saat berkendara, tersenyumlah atau bunyikan klakson
kendaraan
 Apabila guru memberi sesuatu, maka terimalah dengan tangan kanan
 Apabila siswa berjalan bersama guru, maka hendaklah ia berada di depan guru
pada malam hari dan di belakang guru pada siang hari, kecuali bila ada
keperluan lain
 Apabila hendak berteduh dan berbincang-bincang dengan guru, maka
hendaknya siswa berada di sebelah kanan guru
 Apabila bertemu dengan guru di jalan, maka ucapkanlah salam. Tetapi bila
jaraknya jauh jangan memanggil, jangan mengucapkan salam dan jangan
memberi isyarat. Akan tetapi dengan menundukan kepala.
 Tidak meletihkan guru dengan berbagai pertanyaan dan beban lainnya
 Jangan berjalan dihadapannya
 Jangan duduk ditempat duduknya
 Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya
 Jangan membukakan rahasia guru
 Jangan melawan dan menipu guru
 Meminta maaf jika salah terhadap guru
 Memuliakan keluarga guru  dan sahabat karibnya
 Membudayakan mencium tangan guru ketika bersalaman. Hal ini bisa dilakukan
ketika siswa mulai masuk pintu gerbang sekolah atau mulai masuk kelas dan
juga ketika diluar sekolah.
 Senantiasa membacakan surat Al fatihah dan do`a untuk guru ketika sudah wafat
sebagai bentuk penghormatan dan bakti siswa terhadap gurunya. (Aly Rosyad
Yusya, Lc @http://ocataly.blogspot.co.id/2013/09/tata-krama-siswa-terhadap-
guru.html).

2) Tata Krama terhadap sesama teman


 Berkata dengan sopan dan lemah lembut
 Tidak memanggil teman dengan sebutan yang tidak baik
 Tidak berbicara dengan unsur pitnah, dan menyudutkan teman
 Mengucapkan salam ketika bertemu
 Berjabat tangan ketika bertemu
 Membantu jika teman mengalami kesulitan
 Tidak membicarakan keburukan teman kepada orang lain

3) Tata Krama di Kantin


 Berada di kantin hanya pada jam istirahat
 Duduk di kantin dengan sopan pada tempat yang disediakan
 Tidak membuang sampah sembarang tempat
 Tidak membawa makanan ke dalam ruang kelas
 Membayar terlebih dahulu sebelum makan
 Jujur terhadap makanan yang dibeli
 Tidak mengeluarkan suara yang keras dan bising

4) Tata Krama di Mushollah


 Berada di Mushollah dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil
 Tidak merusak fasilitas Mushollah
 Tidak berbicara sesama teman ketika orang sedang Sholat
 Letakkan alas kaki dibawah tempat yang telah dibersihkan (batas suci)
 Luruskan shaf ketika sholat berjama’ah

5) Tata Krama di Laboratorium


 Masuk ke Laboratorium tepat waktu
 Membawa alat tulis yang dibutuhkan
 Menggunakan pakaian pelindung tubuh seperti Jas Lab jika diperlukan
6
 Tidak membawa makanan dan makan di dalam Laboratorium
 Tidak membuang dan meninggalkan sampah di Laboratorium
 Tidak berbicara selama proses praktikum kecuali diminta pembimbing
 Meminjam dan mengembalikan alat yang digunakan dengan tertib kepada
petugas Laboratorium
 Mematikan aliran listrik setelah selesai kegiatan (bagi alat elektronik)
 Membuang sampah dan limbah sesuai tempatnya.

6) Tata Krama di Perpustakaan


 Mengisi buku tamu perpustakaan
 Menunjukkan kartu anggota ketika meminjam koleksi perpustakaan
 Tepat waktu dalam pengembalian pinjaman
 Menjaga barang pinjaman dengan baik
 Bersedia mengganti jika barang pinjaman rusak dan hilang
 Tidak meninggalkan koleksi perpustakaan di sekolah
 Tidak membuat kericuhan ketika berada di ruang perpustakaan

7) Tata Krama di Lapangan Upacara


 Datang di madrasah minimal 10 menit sebelum upacara di mulai
 Ketika Bel dibunyikan, barisan telah rapi di lapangan
 Belum bubar sebelum upacara selesai dan pasukan dibubarkan
 Mengenakan seragam upacara yang telah ditentukan
 Tidak berbicara (ngobrol) ketika proses upacara berlangsung

8) Tata Krama ketika ada kegiatan di Madrasah


 Menjaga nama baik madrasah
 Tidak pulang (minggat) sebelum acara selesai
 Membantu membersihkan lingkungan madrasah
 Menjaga keamanan dan ketertiban bersama
 Tidak membuat kerusuhan dan keributan
 Saling membantu menyukseskan kegiatan tersebut.

TATA TERTIB MADRASAH

Tata Tertib Madrasah merupakan semua peraturan dan ketentuan yang telah
dibuat oleh pihak Madrasah. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana di
lingkungan Madrasah yang aman dan juga nyaman. Setiap sekolah pasti mempunyai
peraturan yang berbeda satu dengan lainnya. Namun isinya sama-sama mencerminkan
nilai-nilai yang positif dan tidak ada nilai negative di dalamnya.

A. Ketentuan Angka Kredit/Point Pelanggaran Tata Tertib


No JENIS PELANGGARAN KLASIFIKASI POINT
1 Berbuat zina A 100
2 Terlibat masalah narkoba dan miras baik sebagai
A 100
pemakai maupun pengedar
3 Telah menikah A 100
4 Berkelahi dengan senjata tajam A 100
5 Melukai orang lain dengan senjata tajam A 100
6 Melakukan tindakan separatisme A 100
7 Mencuri barang/peralatan milik sekolah dan orang lain B 75
8 Berurusan dengan pihak berwajib karena kejahatan B 75
9 Membawa senjata tajam yang tak ada hubungannya
dengan proses belajar mengajar tanpa sepengetahuan B 50
madrasah.
10 Merusak sarana dan prasarana sekolah B 50
11 Memalsukan tanda tangan kepala sekolah madrasah,
B 50
wali kelas, guru dan pegawai sekolah
7
12 Merubah, merusak, memalsukan raport atau dokumen
B 50
penting lainnya
13 Mengucapkan / berbicara kotor terhadap seseorang baik
B 50
berupa perkataan atau tindakan fisik.
14 Melakukan ancaman jiwa terhadap seseorang baik
B 50
berupa perkataan dan tindakan fisik
15 Mengikuti/ menjadi anggota organisasi terlarang B 50
16 Melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap orang
B 50
lain
17 Menentang (bersikap bermusuhan), bersikap tak sopan
B 50
terhadap kepala madrasah , guru dan pegawai
18 Membawa dan menyembunyikan petasan B 25
19 Berbohong atau membuat pernyataan palsu B 25
20 Membawa/menyebarluaskan selebaran yang dapat
B 25
menimbulkan keresahan
21 Memalsukan surat izin, tanda tangan orang tua/wali B 25
22 Membawa dan atau mengedarkan foto, CD dan VCD
B 25
porno
23 Melakukan perjudian di Madrasah B 25
24 Mengaktifkan HP Pada jam KBM B 25
25 Membawa dan atau merokok di lingkungan sekolah atau
di luar madrasah pada saat menggunakan seragam B 25
madrasah
26 Menggunakan ponsel/HP serta mengecas HP disaat
B 25
pembelajaran di sekolah
27 Membolos atau meninggalkan sekolah sebelum usai
B 10
kegiatan tanpa izin
28 Melindungi teman yang berbuat salah B 10
29 Melakukan suatu tindakan yang dapat merusak nama
B 10
baik madrasah
20 Mengotori dan mencoret dinding bangunan, pintu, meja
B 10
serta kursi yang tak semestinya
31 Tidak mengikuti UPACARA yang sudah dijadwalkan
B 10
tanpa izin atau alasan yang jelas
32 Tidak mengikuti SENAM PAGI yang sudah dijadwalkan
B 10
tanpa izin atau alasan yang jelas
33 Membawa / membuat alat perjudian B 10
34 Tidak memenuhi / membangkang sanksi denda yang
B 10
diberikan petugas TATIBSI
35 Tak memenuhi panggilan menghadap pihak sekolah B 10
36 Menganggu atau mengacau kelas lain C 5
37 Melompat pagar madrasah C 5
38 Keluar masuk melalui kelas/ gedung lainnya C 5
39 Terlambat datang ke sekolah/madrasah tanpa izin C 5
30 Rambut gondrong / dicat berwarna selain warna hitam C 5
41 Tidak mengenakan pakaian serta atribut yang sesuai
ketentuan antara lain:
1. Baju kemeja (termasuk pramuka) C 5
2. Celana C 5
3. Sepatu dan tali hitam C 5
4. Rok (rok harus dibawah mata kaki) C 5
5. Tidak memakai jilbab putih, abu, serta pramuka yang C 5
berlogo MAN Pangkalan Balai C 5
6. Kaos dalam/singlet putih C 5
7. Kaos kaki polos standar hitam dan putih C 5
8. Seragam olahraga pada waktu SKJ/ olahraga C 5
9. Ikat pinggang standar C 5
10. Logo/ badge C 5
8
11. Atribut pramuka C 5
12. Atribut putih abu-abu C 5
13. Peci saat upacara C 5
14. Dasi C 5
15. Baju dikeluarkan C 5
16. Lengan baju digulung C 5
17. Kancing lengan baju dibuka (putri) C 5
18. Training olahraga pendek C 5
19. Kuku panjang C 5
20. Rambut Maksimal panjang 2 cm C 5
42 Keluar kelas tanpa izin
43 Berada di kantin, koperasi siswa, toko, perpustakaan,
D 5
UKS saat jam berlangsung tanpa izin
44 Bermain bola didalam kelas D 5
45 Menggunakan peralatan olahraga dan atau berolahraga
D 5
yang bukan jam pelajaran yang bersangkutan
46 Melakukan tindakan kecurangan pada saat ulangan D 5
47 Memasuki atau menggunakan kamar mandi/WC
D 5
guru/karyawan atau lawan jenis
48 Tidak melaksanakan piket sekolah tanpa izin antara lain:
1. Piket lapangan 4. Piket kelas
D 5
2. Piket mushollah 5. Piket ruang guru
3. Piket Laboratorium 6. Piket Perpustakaan
49 Makan di dalam kelas dan laboratorium D 5
50 Memakai perhiasan gelang, kalung, anting-anting bagi
D 5
pria
51 Tidak mengikuti kegiatan keagamaan D 5
52 Memakai tato / gambar pada tubuh D 5
53 Tidak memperhatikan panggilan Kepala Madrasah, Wali
E 5
kelas, guru dan pegawai madrasah
54 Berhias / memakai perhiasan berlebihan E 5
55 Membuang sampah tidak pada tempat yang telah
E 5
disediakan
56 Menerima tamu tanpa izin E 5
57 Membawa teman kemadrasah E 5
58 Berbicara kotor atau tidak sopan/tak senonoh terhadap
E 5
orang lain
59 Melampaui batas izin keluar madrasah E 5
60 Terlambat masuk kelas pada saat jam pelajaran dimulai E 5
61 Membuka jilbab secara sengaja, kecuali sedang
E 5
mengambil air wudhu
62 Tidak membawa kitab suci Al-quran untuk dibaca setiap
E 5
hari belajar
63 Siswa dengan sengaja meninggalkan buku TATIBSI
dirumah lebih dari 2 hari setelah terkena suatu E 5
pelanggaran
64 Rambut menggunakan bagan pengeras rambut (jelly) E 5

B. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib


Setiap pelanggaran tata tertib sekolah akan dilaksanakan pembinaan secara bertahap
sesuai jumlah poin pelanggaran yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 5-10, tidak diizinkan mengikuti
pelajaran sampai pergantian jam berikutnya dan menunggu di ruang BK / tertib.
2. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 11–30, diberi peringatan dan harus
mengundang orang tua / wali serta membuat pernyataan diketahui oleh wali kelas
dan orang tua wali.

9
3. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 31-50, diberi peringatan keras dan
atau membuat surat pernyataan yang diketahui orang tua wali, wali kelas serta
kepala madrasah.
4. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 51-75, orang tua/ wali diundang ke
madrasah untuk bersama petugas BK dan TATIBSI mengadakan kegiatan
pembinaan.
5. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 76-95, diserahkan kepada orang tua
selama 3 (tiga ) hari dan dapat masuk kembali bersama orang tua.
6. Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin 96-100, dikembalikan kepada orang
tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan pindah sekolah/madrasah.

Keterangan
1. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan dikenakan poin.
2. Izin tidak masuk sekolah karena sakit harus melampirkan surat izin sakit dari
dokter/puskesmas atau orang tua wali datang ke sekolah mengizinkan anaknya
(bebas poin).
3. Izin tidak masuk sekolah urusan keluarga, kematian, dll harus disampaikan oleh
orang tua / wali kepada pihak sekolah.
4. Izin tanpa disampaikan orang tua/ wali datang ke sekolah dianggap alpa dikenakan
poin.
5. Datang terlambat 5 menit setelah tanda bel dikenakan poin.

C. Pembinaan Siswa
1. Semua pelanggaran tata tertib sekolah akan dilaksanakan pembinaan secara
bertahap sesuai dengan kualitas pelanggaran yang dilakukan.
2. Hasil pembinaan disepakati bersama antara siswa dengan petugas tatibsi, kemudian
dicatat sebagai data pelanggaran siswa.
3. Hasil pembinaan dijadikan bahan pertimbangan penilaian non akademik siswa yang
bersangkutan
4. Partisipasi orang tua/ wali
a. Panggilan siswa
 Setiap terdapat pelanggaran dengan jumlah poin tertentu akan dilakukan
pembinaan dengan mengundang orang tua siswa;
 Apabila orang tua tidak memenuhi undangan dari sekolah/ madrasah maka
siswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti pelajaran hingga
orang tua/ walinya hadir ke sekolah.
b. Semua orang tua/ wali siswa di mohon secara sadar dan positif membantu agar
peraturan tata tertib siswa dapat terlaksana dan ditaati.

D. Penyelesaian Siswa Bermasalah


1. Siswa Bermasalah
Adalah siswa yang melanggar tata tertib madrasah, tentang absensi perilaku &
KBM.
2. Wali Kelas dan Pembina Tatibsi
 Berkewajiban memberikan nasehat pembinaan awal kepada siswa bermasalah
 Apabila terulang kembali wali kelas dapat mengambil tindakan denganmemangil
orang tua, wali siswa ybs, sampai batas 3 (tiga) kali panggilan dan melaporkan
kepada BK dan WK kesiswaan.
 Pembina TATIBSI dan anggotanya dalam kesehariannya adalah sebagai patrol
ketertiban madrasah, yang sewaktu-waktu dapat menemukan siswa
bermasalah, setelah diproses diserahkan kepada wali kelas ybs.
3. BK
 Menerima laporan wali kelas dan menindaklanjuti permasalahn siswa baik yang
menyangkut aspek intelektual;psikologis, maupun lingkungan pergaulan siswa.
 Mengadakan kunjungan rumah (home visit) dan menjalin kerjasama dengan
orang tua/wali.
 Memberikan laporan kepada wali kelas, WK, kesiswaan, tentang hasil tindak
lanjut BK terhadap siswa bermasalah.
10
4. Wakil Kesiswaan
 Menindaklanjuti laporan wali kelas, BK, tentang siswa bermasalah
 Mempertimbangkan hasil tindak lanjut siswa bermasalah
5. Kepala
 Berdasarkan data-data dari wali kelas, BK, Wk. Kesiswaan maka siswa
bermasalah dikembalikan pada orang tua.

ORGANISASI DAN KEGIATAN SISWA DI MADRASAH

A. OSIS
1. Pengertian OSIS
1). Secara Semantis :
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi
kesiswaan di sekolah adalah OSIS.OSIS adalah Organisasi Intra Sekolah.
Masing-masing katamempunyai pengertian :
a. Organisasi, Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yangdiadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam halini
dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama parasiswa yang
dibentuk dalam usaha mencapai tujuanbersama, yaitu mendukung
terwujudnya pembinaan kesiswaan.
b. Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah
c. Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu
organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah
yang bersangkutan.
d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah atau Sekolah/Madrasah yang sederajat

2).Secara Organisasi :
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di
sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi
bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

3). Secara Fungsional


Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya
dibidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh
dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur
pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lainyaitu : latihan
kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasanWiyatamandala.

4) Secara Sistemik :
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai
tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimanasekumpulan para
siswa mengadakan koordinasi dalam upayamenciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan.Oleh karena OSIS Sebagai suatu sistem ditandai
beberapa ciri pokok, yaitu:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok
c. Memiliki sejumlah peranan
d. Terkoordinasi
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

11
2. Peranan
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan
peranan.Demikianlah pada OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa
peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat
berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu:
1. Sumber daya
2. Efisiensi
3. Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4. Pembaharuan
5. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6. Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.

B. Pramuka
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
"Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang
Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak
(16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps
Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani;
b. menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan

Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari Tiga Janji yang disebut "Trisatya"
dan Sepuluh Moral yang disebut "Dasadarma".
Trisatya Pramuka: Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila
 Menolong Sesama Hidup dan Mempersiapkan diri/ikut serta membangun
masyarakat
 Menepati dasa darma

Dasadarma Pramuka
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
12
8. Disiplin, berani dan setia
9. bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Dalam Rapat Bersama antara Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwarnas dalam kegiatan
“Pembahasan Kegiatan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Pada Semua
Jenjang Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013”.Semua siswa diwajibkan
mengikuti kegiatan Kepramukaan.

C. LDM
Lembaga Dakwah Madrasah (LDM) merupakan kegiatan siswa dibidang
keagamaan.Jika di SMA kegiatan seperti ini sering dinamakan dengan Rohis.Namun di
MAN Pangkalan Balai dikenal dengan istilah LDM.LDM didirikan di Manpaba pada
tahun 2004/2005.
Tidak semua siswa menjadi anggota LDM ini, hanya siswa yang aktif pada kegiatan
ini saja yang berstatus anggota.
Kegiatan-kegiatan LDM adalah sebagai berikut :
 Mentoring : Belajar Islam lewat metode kelompok setiap minggu.
 Rihlah : Belajar Islam di alam terbuka.
 Mabit : Malam bina iman dan taqwa
 BTQ : Baca tulis Al-Quran
 Tahsin : Memperbaiki bacaan Al-Qur'an dengan Tajwid.
 Tahfizh : Menghafal Al-Qur'an one day one ayat (sehari 1 ayat).
 Training motivasi : Menyeimbangkan IQ, SQ, dan EQ.
 Kelompok belajar : Untuk mencetak muslim berprestasi.

D. Paskibraka
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka
dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3
tempat, yakni tingkat kabupaten/kota (di kantor bupati/wali kota),
provinsi (di kantor gubernur), dan nasional (Istana Merdeka).
Paskibraka diawali dengan seleksi dari tingkat Kota/Kabupaten pada
bulan Maret dan April, kemudian yang lolos ke tingkat Caprov/NAS (Calon Provinsi-
Nasional) akan diutus ke Paskibraka tingkat Provinsi, dan di tingkat Provinsi tersebut
akan dilakukan seleksi untuk diutus ke tingkat Nasional dengan pasangan satu putri dan
satu putra terbaik.
Menjelang 17 Agustus biasanya seminggu sebelum 17 agustus atau lebih akan
dilakukan Karantina untuk anggota calon Paskibraka yang akan bertugas pada HUT-RI,
pada Karantina ini anggota calon Paskibraka ini ditempatkan di asrama, pada
Karantina ini mereka berlatih terus menerus untuk penugasan dengan melakukan gladi
bersih dan gladi kotor dan sehari sebelum 17 agustus mereka melakukan Pengukuhan
yang jatuh pada 16 Agustus, dan keesokan harinya anggota Paskibraka melakukan
penugasan pagi (pengibaran) dan sore (penurunan).
Siswa manpaba sudah banyak yang menjadi anggota Paskibraka baik ditingkat
Kabupaten maupun Provinsi.Rata-rata 3 orang siswa terpilih setiap tahunnya menjadi
anggota paskibraka.

E. PMR
Palang Merah Remaja atau (PMR) merupakan suatu wadah atau organisasi
kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah.
Salah satu ekstrakurikuler yang menekankan nilai karakter pada siswa, yaitu kegiatan
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang berkaitan dengan dimensi sosial,
merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang kemanusiaan. 
Kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja merupakan salah satu kegiatan
yang berperan penting di sekolah. PMR bertujuan menciptakan siswa untuk dapat
memiliki rasa tanggung jawab baik di sekolah maupun di masyarakat.

13
Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi kepemudaan binaan
dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-
kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.) dan bertujuan memberitahukan
pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan
kegiatan kemanusiaan.
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja di sekolah, harus
diadakan Pendidikan dan Pelatihan untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan
sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga
mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang
merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah
remaja di sekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses
pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:


1. Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
2. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
3. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku
hidup sehat.
4. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
5. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Setiap anggota PMR memiliki tugas yang harus dilaksanakan,


dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan
dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009)
tersebut adalah:
1. Meningkatkan nilai keterampilan dalam kebersihan dan
kesehatan.
2. Berkarya dan berbakti kepada masyarakat.
3. Mempererat tali persahabatan nasional dan internasional.

Dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar (10-12 tahun). Warna
syal/slayer Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar (12-15 tahun). Warna
syal/slayer Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar (15-20 tahun). Warna
syal/slayer Kuning cerah

F. PKS
Patroli Keamanan Sekolah atau dapat disingkat PKS adalah salah satu jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang umum ditemui di Indonesia yang dibentuk 5 Mei 1965.
Didasarkan oleh rasa memiliki terhadap sekolah didalam menjaga ketertiban dan
keamanannnya, maka para pelajar mewujudkan hal tersebut kedalam suatu wadah
organisasi guna mempermudah pengkoodinasiannya.Untuk itulah maka pada tanggal 5
Mei 1975 dibentuklah suatu wadah yang bernama Polisi Keamanan Sekolah.Pada saat
itulah ruang lingkup tugas yang diemban Polisi Keamanan Sekolah masih sempit, yaitu
hanya sebatas menjaga keamanan sekolah dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
siswa tersebut. Untuk memperluas ruang lingkup dari tugas Polisi Keamanan Sekolah,
14
maka pada tanggal 5 Juni 1975 Polisi Keamanan Sekolah diganti namanya dengan
Patroli Keamanan Sekolah dengan persetujuan dari Bapak Letkol Anton Soejarwo.
Tugas PKS adalah mengatur lalu lintas silingkungan sekolah dan lingkungan
sekitar sekolah, terutama pada saat menyebrangkan siswa-siswi yang akan menuju
kesekolah maupun yang akan meninggalkan sekolah. PKS juga dapat bertugas
ditempat-tempat lain yang sedang melaksanakan kegiatan sekolah, umpamanya pada
saat kegiatan Porseni, menyambut perayaan hari-hari besar dan kegiatan lainnya.
Walaupun semata-mata PKS bertugas untuk kawan-kawan se-sekolahnya,
dibenarkan juga kalau mereka melaksanakan tugasnya terhadap pemakai jalan lain,
seperti menyebrangkan siswa-siswi dari sekolah lain. Orang lanjut usia atau siapa saja
yang ada di tempat itu dan memerlukan pertolongan, bahkan anggota PKS pun bisa
membantu tugas para Polisi yang ada dijalan.
Setelah melewati masa pendidikan minimal 12 kali masa latihan (3 bulan). Para
siswa yang dinyatakan lulus akan dilantik oleh inspektur upacara pada saat penutupan
yang dimaksud inspektur upacara adalah bapak Gubernur atau Kapolda atau yang
mewakili.
Pada waktu pelantikan setelah salah satu dari peserta didik mendapatkan
penyematan tanda PKS (Lencana) dan diterimanya kelengkapan lainnya serta piagam
tanda lulus maka semua anggota yang mengikuti kegiatan pendidikan telah syah
menjadi anggota PKS. Keanggotaan ini akan batal atau berakhir pada waktu yang
bersangkutan telah pindah kelain daerah atau telah lulus dari sekolahnya dan
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Janji Patroli Keamanan Sekolah
Kami anggota Patroli Keamanan Sekolah berjanji :
1. Akan menjungjung tinggi serta setia kepada
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
2. Akan menjungjung tinggi harkat dan martabat
Patroli Kemanan Sekolah
3. Dengan rasa sukarela akan berbakti kepada para pelajar pada khususnya dan
masyarakat pemakai jalan pada umumnya.
4. Akan bekerja dengan penuh berdisiplin serta tekun sehinga keamanan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas akan benar-benar terwujud.

G. Ekskul Olahraga dan Seni


MAN Pangkalan Balai memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler dibidang
olahraga dan seni. Dibidang olahraga diantaranya kegiatan Volly Ball, Futsal, dan
Basket Ball. Dibidang seni diantaranya seni music Band, Marawis, dan Rebana.
Setiap kegiatan ekstrakurikuler tersebut dibina oleh satu orang guru
Pembina.Kegiatan eksktrakurikuler hanya dilaksanakan setelah pulang dari sekolah
(diluar jam belajar).
Kegiatan ini diikuti oleh siswa yang ingin mengembangkan bakat dan
kemampuannya pada salah satu kegiatan di atas.

H. Jurnalistik Siswa
Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan hahwa jurnalistik adalah pekerjaan
mengumpulkan, menulis, mengedit dan menerbitkan berita di surat kabar dan
sebagainya, yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.
Ekstrakulikuler Jurnalistik, dimaksudkan untuk membangun kelompok-kelompok
jurnalistik di tingkat siswa. Hal ini merupakan upaya pensiasatan untuk kalangan siswa
mengisi waktu senggangnya selepas kegiatan pendidikan wajib di sekolah. Selain itu,
ekskul jurnalistik juga sebagai sarana peserta didik mengemabangkan minat dan
bakatnya dalam ilmu jurnalistik seperti mempersiapkan, menulis, menyunting sampai
penyampaian informasi ke publik khususnya di lingkungan sekolah dengan
memanfaatkan berbagai media baik itu media cetak atau media elektronik.
Biasanya, sekolah-sekolah memiliki media majalah dinding atau majalah sekolah
sebagai media untuk meyampaikan informasi beragam yang berkaitan dengan informasi
seputar sekolah maupun informasi lainnya yang bermanfaat sebagai sarana untuk
memngekspresikan kreatifitas siswa dalam hal jurnalistik. Namun, kegiatan jurnalistik

15
tidak berhenti begitu saja seusai majalah dinding dikreasi atau majalah/tabloid sekolah
diterbitkan.
Dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang, media internet menjadi
salah satu diantara media lainnya yang sangat layak digunakan dalam menyebarkan
informasi. Maka dari itu, siswa juga dapat berkreatifitas dalam media internet
diantaranya adalah melalui blog dan hal yang semacamnya.
Dalam Ekstrakurikuler ini ada banyak pendalaman yang bisa dilakukan untuk
lebih mengasah bakat dan kemampuan jurnalistik seseorang, Maka dari itu, disini kami
hadir untuk menjadi solusi bagi siswa yang ingin mengekspresikan kreatifitasnnya
dalam menulis, fotografer, videografer dan hal yang semacamnya supaya dapat
mengembangkan minat ataupun bakatnya dalam jurnalistik. 
Kegiatan jangka pendek : Mengadakan kajian materi untuk memperdalam keilmuan
dalam jurnalistik; membuat konten-konten informasi yang menarik, kreatif dan
bermanfaat untuk mengisi mading sekolah; mengupdate berita-berita terbaru seputar
kegiatan sekolah untuk di informasikan melalui media mading/majalah/blog jurnalistik.
Kegiatan jangka panjang : membuat video dokumenter sekolah sebagai sarana untuk
menginformasikan kebiasaan positif dan kegiatan-kegiatan di sekolah selama 1 tahun;
menerbitkan majalah sekolah minimal per 1 semester maksimal per 1 tahun; membuat
website jurnalistik sekolah sebagai sarana informasi mengenai semua kegiatan
ektrakurikuler jurnalistik. 

TATA TERTIB LALU LINTAS

Sudah sepatutnya setiap pengguna jalan raya wajib untuk mematuhi tata tertib
lalu lintas. Beragam pengaman juga harus digunakan oleh pengguna jalan raya, agar
keselamatan selalu terjaga.
Pasalnya saat ini angka kecelakaan di Indonesia masih cenderung tinggi. Untuk
itu, peraturan lalu lintas seyogyanya harus dipatuhi.
, apakah kamu sudah mengetahui, apa saja tata tertib lalu lintas yang harus
kamu lakukan. Sebelum menjalankan sepeda motor di atas aspal. Setidaknya ada tujuh
tata tertib lalu lintas dasar yang wajib kamu ketahui dan lakukan. Apa saja? Simak
ulasan lengkapnya berikut ini :
1. Pengendara Wajib Punya SIM, Menjadi Bagian Penting Dalam Tata Tertib Lalu Lintas
Salah satu peraturan lalu lintas wajib dipatuhi oleh pengendara adalah memiliki Surat
Izin Mengemudi (SIM). Karena SIM merupakan syarat mutlak untuk dapat
mengendari motor kesayangan di jalanan.
Aturan ini bukan hanya berlaku bagi pengendara roda dua saja. Namun SIM juga
harus dimiliki oleh pengendara roda empat. Bagi yang belum memiliki SIM segera
datang ke Polres untuk pembuatan SIM.

2. Jangan Lupa Untuk Selalu Membawa STNK


Membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan atau STNK, menjadi bagian penting dari
tata tertib lalu lintas. Dengan membawa STNK tentunya kamu sudah memenuhi tata
tertib di jalan raya.
STNK merupakan bukti sah kepemilikan terhadap kendaraan yang kamu wajib miliki.
Polisi berhak untuk menjatuhkan tilang kepada kamu yang tidak membawa
kelengkapan surat-surat kendaraan.
Untuk itu, sebelum berpergian sebaiknya kamu mengecek kembali kelengkapan
surat-surat, ya! Karena dengan membawa STNK, menjadi bagian penting dalam tata
tertib di jalan raya.

3. Patuh Terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas


Semua pengendara kendaraan bermotor tentunya, ingin cepat sampai di tempat
tujuan. Tapi bukan berarti kamu bisa melanggar peraturan lalu lintas.
Jangan lupa tata tertib lalu lintas dibuat dengan tujuan, agar seluruh pengendara
dapat sampai tujuan dengan selamat. Untuk itu, sebaiknya kamu wajib perhatikan
rambu-rambu yang berlaku.

16
Rambu-rambu lalu lintas memang difungsikan untuk memandu pengguna jalan raya.
Supaya tetap aman dan selamat sampai tujuan. Bagi kamu yang melanggar rambu-
rambu lalu lintas pastinya terancam dikenakan sanksi.
Oleh karena itu, ketika berkendara jangan pernah anggap remeh rambu-rambu yang
berlaku.
Setidaknya kamu harus tahu, rambu-rambu tersebut sejatinya bukan untuk dilanggar.
Karena dengan taat berlalu lintas, dapat mencegah kamu kecelakaan ataupun hal-hal
yang tidak diinginkan.
4. Patuhi Batas Kecepatan Maksimum
Setiap daerah dan negara tentunya memiliki batas kecepatan masing-masing. Oleh
karena itu, sebelum berpergian kamu wajib mengetahui tata tertib lalu lintas daerah
yang kamu tuju.
Terlebih ketika kamu ke luar negeri. Kamu wajib mencari tahu informasi mengenai
tata tertib lalu lintas yang berlaku termasuk batas kecepatan yang diperbolehkan di
masing-masing daerah.
Tentunya setiap daerah memiliki regulasi yang berbeda-beda. Saat berkendara di
dalam kota dan saat berada di jalan tol.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, apabila kamu melanggar
batas kecepatan maksimal bisa dikenakan sanksi.
Perlu diketahui, sanksinya mulai dari kurungan dua bulan penjara sampai dengan
denda tilang maksimal Rp 500 ribu.

5. Gunakan Helm Saat Berkendara


Bagian penting dari tata tertib berkendara sepeda motor yang wajib dilakukan adalah
menggunakan pengaman saat berkendara di jalan raya. Pengaman yang dimaksud
wajib mengenakan helm.
Sedangkan pengemudi kendaraan roda empat ke atas wajib menggunakan sabuk
pengaman.
Dengan menggunakan helm, tujuannya agar dapat melindungi kepala kamu ketika
terjadi kecelakaan, Sob. Untuk itu, alangkah baiknya kamu selalu menggunakan helm
ketika mengendarai sepeda motor. Bahkan helm tetap perlu dipakai, walau cuma
pergi ke warung dekat rumah. Tidak ada salahnya melakukan pencegahan, bukan?
Penggunaan helm sebaiknya dengan standar SNI ya, Sob! Agar ketika terjadi
kecelakaan dapat melindungi kepala kamu lebih maksimal.

6. Kelengkapan Motor Wajib, Mulai dari Lampu hingga Sein


Pengemudi roda dua, tentunya kamu harus selalu memastikan bahwa motor
kesayanganmu dipersenjatai dengan kelengkapan berkendara yang wajib. Untuk
memenuhi tata tertib lalu lintas.
Kelengkapan berkendara dari sisi teknik ini antara lain lampu utama, lampu rem, sein,
klakson, knalpot standar, kaca spion, dan alat pengukur kecepatan.
Masing-masing punya tugas yang vital. Ambil contoh lampu utama bertugas
menerangi jalan, terutama malam hari. Kini bahkan lampu utama harus tetap
menyala di siang hari.
Sementara klakson berfungsi sebagai tanda peringatan ke pengendara lain. Lalu
kaca spion mampu membuat kamu lebih waspada, terutama ketika berpindah jalur di
jalan.
Bila kelengkapan motor wajib tersebut tidak dikenakan, maka akan ada pelanggaran
yang bakal diterima. Salah satunya adalah sanksi dari kepolisian.

7. Jangan Lewat Trotoar, Meski Menghadapi Jalan yang Macet


Perlu diketahui bagi semua pengendara sepeda motor, trotoar merupakan fasilitas
yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Meski demikian, ada banyak pengendara
motor yang tetap menggunakan trotoar. Alasannya bermacam-macam, mulai dari
macet, sampai dengan ingin cari jalan pintas.
Dengan melaju di jalan yang sudah ditentukan, kamu sudah mematuhi tata tertib lalu
lintas. Jika hal ini dilanggar, maka bakal ada hukumannya. Aturan mengenai trotoar
sendiri diatur dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
17
Tips Berkendara Aman di Jalan Raya
 Sebelum Pergi Selalu Periksa Kendaraan Anda.
 Selalu Gunakan Sabuk Pengaman.
 Jangan Pernah Melawan Arus.
 Mematuhi Kecepatan Berkendara.
 Dilarang Menyalip dari Bahu Jalan.
 Dilarang Bermain Handphone.
 Jangan Lupa Istirahat Ketika Mengantuk.

18

You might also like