You are on page 1of 19

MAKALAH AROMATERAPI

“ Aromaterapi dan Minyak Esensial ”

Dosen Pengampu : Dr. Dian Mayasari, S.Si

Disusun Oleh:

NAMA : Elmira Dini Safira

NIM : 2048201037

KELAS : 2020A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah

SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah Aromaterapi ini tentang “Aromaterapi dan Minyak

Essensial” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan

sanggup untuk menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Shalawat serta

salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi

Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca, dan

saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah

ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila

terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Pekanbaru, 05 Oktober 2022

` Elmira Dini Safira

I
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Aromaterapi dan Minyak Esensial.............................................4

2.2 Jenis-jenis Minyak Esensial.....................................................................5

2.3 Senyawa Kimia Minyak Esensial.............................................................7

2.4 Produksi Minyak Esensial........................................................................9

2.5 Identifikasi Minyak Esensial..................................................................10

2.6 Aktivitas Biologis Minyak Esensial.......................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................15

3.2 Saran.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aroma terapi adalah cara pengobatan alternatif yang menggunakan uap

minyak esensial dari berbagai macam tanaman yang bisa dihirup untuk

menyembuhkan berbagai macam kondisi. Tujuannya untuk meningkatkan

kesehatan tubuh, mental, dan emosional. Sari tumbuhan aromatik yang dipakai

diperoleh melalui berbagai macam cara pengolahan dan dikenal dengan nama

minyak esensial (essential oil). Minyak esensial ini dapat membantu mengurangi

kecemasan yaitu dengan meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa sakit, mual,

kelelahan atau peradangan. Minyak yang digunakan untuk berbau (inhalasi) saja

dan bau-bauan tersebut dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi). Gejala

gangguan kecemasan yaitu rasa panik dan ketakutan yang berlabih,

pemikiranpemikiran obsesif yang tidak kekontrol, mual, berkeringat dingin dan

reaksi fisik lainnya yang tidak nyaman.

Ada berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil, lavender, jasmine,

sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium, dan masih banyak lagi. Dan

setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif yang bermacam-macam.

Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi rasa stres dan mengurangi

kesulitan tidur (insomnia). Sedangkan aroma sandalwood dapat mengurangi stress saat

menstruasi dan sebagai penunjang untuk berkonsentrasi. Aroma jasmine dapat

meningkatkan gairah seksual, kesuburan wanita, dan anti depresi.

Minyak atsiri merupakan minyak yang terkandung dalam tanaman dan

memiliki aroma khas untuk setiap tanaman. Hal ini dikarenakan minyak atsiri

1
terdiri dari campuran senyawa yang berbeda untuk setiap jenis tanaman, tetapi

memiliki bentuk fisik yang sama, yaitu berbentuk cairan kental. Selain memiliki

bau yang khas minyak atsiri juga memiliki indeks bias yang tinggi, aktivitas optik

dan rotasi spesifik tertentu serta dapat larut dengan jumlah yang besar dalam

pelarut organik seperti eter dan alkohol. Kelarutan minyak atsiri dalam air sangat

sedikit, tetapi dapat meninggalkan bau yang sangat menyengat pada air, sehingga

air ini dapat digunakan sebagai aromaterapi yang disebut dengan aromatic water.

Nama lain dari minyak atsiri yaitu minyak eteritis atau minyak terbang (essential

oil, volatile) karena minyak atsiri merupakan minyak aromatik yang dapat

menguap pada suhu ruang (25ᵒC). Minyak atsiri terdiri dari campuran metabolit

sekunder dengan ribuan kandungan senyawa kimia, yang setiap senyawanya

memiliki manfaat yang berbeda beda. Kandungan senyawa kimia yang

dimilikinya membuat minyak atsiri banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

makanan dan minuman, contohnya yaitu jamu yang merupakan minuman yang

didalamnya mengandung minyak atsiri, pemberi rasa dan bau pada makanan,

flavour untuk eskrim, permen dan pasta gigi4 . Selain itu minyak atsiri juga dapat

dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, yaitu sebagai antinflamasi, antiserangga,

dan dekongestan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kandungan minyak atsiri dalam

tanaman, seperti komposisi kimia dalam tanah, suhu, kelembaban, dan kandungan

air pada tempat tumbuh serta tahap perkembangan tanaman tersebut. Golongan

tanaman yang mengandung minyak atsiri, diantaranya Annonaceae (kenanga),

Umbelliferae (ketumbar), Labiatae (lavender), Myrtaceae (kayu putih), Oleaceae

2
(melati), Piperaceae (merica), Graminae (serai), Rosaseae (mawar), Rutaceae

(jeruk), dan Zingiberaceae (jahe).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari aromaterapi dan minyak esensial?

2. Apa saja jenis-jenis minyak esensial?

3. Senyawa kimia apa saja yang ada dalam minyak esensial?

4. Apa saja produksi dari minyak esensial?

5. Identifikasi dari minyak esensial seperti apa?

6. Bagaimana aktivitas biologis minyak esensial?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari aromaterapi dan minyak esensial

2. Untuk mengetahui jenis-jenis minyak esensial

3. Untuk mengetahui senyawa kimia minyak esensial

4. Untuk mengetahui produksi minyak esensial

5. Untuk mengidentifikasi minyak esensial

6. Untuk mengetahui aktivitas biologi minyak esensial

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Aromaterapi dan Minyak Esensial

Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang menarik yang

berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan berasal dari kata

“terapi”, yang artinya suatu perawatan yang dirancang untuk pengobatan.

Berbagai peninggalam seni dan lukisan dari kebudayaan kuno Mesir, China, dan

Persia memperlihatkan bahwa essens atau kandungan inti dari tumbuhan banyak

sekali digunakan dan dianggap sangat berharga oleh para pemuka agama, dokter,

dan penyembuh.

Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari

tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan

kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Beberapa minyak atsiri yang umum

digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serba guna adalah Langon

kleri, eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary,

pohon teh, dan ylang-ylang. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena

diketahui bahwa aroma yang segar dan harum bisa merangsang sensori dan

reseptor yang ada di hidung kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di

otak yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke

hipotalamus (Koensoemardiyah, 2009).

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,atau

volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari

daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 150 jenis

minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis

4
di antaranya dapat diproduksi di Indonesia. Meskipun banyak jenis minyak atsiri

yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang

telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia.

Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang

diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam

perisa maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri kosmetik dan

parfum menggunakan minyak atsiri kadang sebagai bahan pewangi pembuatan

sabun, pasta gigi, sampho, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan

minyak atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita

rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi,

pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk

menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang

diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida.

2.2 Jenis-jenis Minyak Esensial

Minyak esensial tak hanya bisa digunakan untuk perawatan kulit, rambut, dan

penenang saja. Aroma minyak alami ini bisa juga difungsikan sebagai parfum.

Dioleskan di titik nadi, kita juga bisa mendapatkan efek aromaterapinya. Berikut

ini beberapa jenis minyak esensial yang bisa digunakan :

1. Minyak Esensial Lemon

Bagi kamu yang menyukai parfum dengan aroma segar citrus, gunakan

minyak esensial lemon sebagai pengganti. Selain memberikan aroma yang segar,

minyak lemon juga berkhasiat menenangkan. Menghirup aroma ini saat sedang

gelisah akan membuat pikiran lebih rileks. Hindari penggunaan minyak lemon

saat beraktivitas di bawah sinar matahari.

5
2. Minyak Esensial Cendana (Sandalwood)

Minyak dengan aroma kayu yang lembut ini bisa menjadikan perasaan lebih

nyaman sekaligus meredakan emosi. Hirup aromanya saat sedang marah bisa

membuat pikiran lebih tenang.

3. Minyak Esensial Mawar (Rose)

Aroma mawar yang lembut dan feminin berguna untuk meredakan

kecemasan, masalah pernapasan, dan melancarkan peredaran darah. Tetapi

jangan menggunakan minyak mawar terlalu banyak karena dapat menyebabkan

pusing. Hindari juga penggunaan minyak mawar untuk aromaterapi saat sedang

hamil.

4. Minyak Esensial Lavender

Lavender tak hanya baik untuk perawatan kulit dan rambut. Minyak ini juga

memiliki efek antidepresan dan bisa mengatasi bau badan yang tak sedap.

Lakukan tes aroma dan kulit sebelum menggunakan minyak lavender. Kadang

minyak ini bisa menimbulkan reaksi alergi.

5. Minyak Esensial Kenanga (Ylang-Ylang)

Kenanga memiliki efek anti-stres paling kuat jika dibandingkan dengan

minyak esensial lainnya. Aromanya yang tajam juga baik untuk mengatasi rasa

mual dan sakit kepala.

6. Minyak Esensial Melati (Jasmine)

Jasmine oil memiliki aroma yang lembut dan feminin. Harganya memang

sedikit lebih mahal daripada minyak esensial lainnya. Tetapi minyak ini juga

baik untuk mengatasi stres dan meningkatkan gairah seksual.

6
7. Minyak Esensial Jeruk (Orange)

Minyak esensial jeruk memiliki efek penenang yang cukup kuat. Juga bisa

membangkitkan semangat dan gairah. Menggunakan minyak ini sebagai parfum

akan memberikan rasa segar seperti lemon.

8. Minyak Esensial Nilam (Patchouli)

Minyak nilam membantu untuk mengurangi kecemasan, depresi, kelelahan,

dan kecanduan. Aroma dedaunannya cukup kuat, jadi gunakan sedikit saja.

2.3 Senyawa Kimia Minyak Esensial

Komponen Minyak atsiri umumnya sebagian besar mengandung senyawa

hidrokarbon yang merupakan isomer terpena. Secara kimia, terpen minyak atsiri

dipilah menjadi 2 golongan, yaitu berupa isoprenoid : Monoterpen (C10), dengan

titik didih 140˚- 180˚ ; Seskuiterpen (C15), dengan titik didih >200˚. Berdasarkan

teori polimerisasi 2 atau 3 molekul dari hidrokarbon tak jenuh Isoprena (C5H8),

menghasilkan monoterpen C10H16 atau seskuiterpen C15H24.

Berdasarkan komponen kimia, minyak atsiri digolongkan menjadi :

1. Hidrokarbon

a. Terpen : Isomer hidrokarbon yang mempunyai rumus molekul C10H16

(monoterpen), merupakan 2 satuan isoprene.

7
b. Terpen sederhana : Limonena (monosiklik terpen hasil kondensasi

isoprene), Pinena

c. Terpen yang teroksidasi

d. Seskuiterpen (C15H24)

e. Diterpen

2. Golongan Alkohol

3. Golongan Aldehid

Sitral
Asiklik
Sintrinelal

Minyak Atsiri
golongan Aldehid Benzaldehid

Sinamil Aldehid

Siklik
Vanilin

Kuminil

4. Golongan Keton

Senyawa keton yang terdapat dalam minyak atisiri adalah :

 Keton terpen monosiklik, misalnya : Menton, Karvon, Pulegon, dan Diosfenol

 Keton bisiklik, misalnya : 2-kamfenon dan thuion

 Keton non terpen, misalnya : iron

8
5. Golongan Fenol

Ada 2 jenis senyawa fenol dalam minyak atsiri

 Yang terdapat di alam

 Yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destruktif dari bagian tanaman.

Misalnya Eugenol, Timol, Karvakol

6. Golongan Eter Fenolik

Sejumlah senyawa eter fenolik didalam minyak atsiri, misal anetol, safrol. Juga

turunan dari safrol, misalnya miristisin (metoksisafrol).

7. Golongan Oksida

Senyawa oksida Eukaliptol (sinbeol) pada tanaman Eucalyptus disebut juga

kayu putol karena terdapat dalam tanaman kayu putih. Senyawa oksida lain adalah

oskaridol, merupakan dioksida dari simen yang merupakan isi aktif dari Oleum

Chenopodii.

8. Golongan Ester

Senyawa ester yang terdapat pada minyak atsiri sangat banyak jenisnya, tapi

yang umum yaitu ester asetat dari terpineol, borniol dan graniol. Minyak atsiri

yang mengalami esterifikasi akan menciptakan bau yang bertambah harum.

2.4 Produksi Minyak Esensial

Bagian penting dari produksi minyak atsiri adalah proses penyulingan atau

distillation, yang memerlukan investasi cukup besar untuk pengadaan fasilitas

mesin penyulingan dan sarana-sarana pendukung lainnya. Hal ini menyebabkan

investasi ini harus dilakukan untuk tujuan usaha jangka panjang.

Pada proses ini terjadi pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan

dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan titik didihnya. Pada awal

proses

9
penyulingan, komponen-komponen yang bertitik didih lebih rendah akan tersuling

terlebih dahulu, yang kemudian disusul oleh komponen-komponen yang

mempunyai titik didih lebih tinggi. Rendemen dan mutu dari minyak atsiri hasil

penyulingan tergantung kepada kualitas bahan baku yang disuling dan perlakuan

sebelum dan selama proses penyulingan.

Komposisi bahan yang terkandung pada campuran bahan yang terdapat pada

minyak atsiri hanya dapat diidentifikasi dengan melakukan analisis yang biasanya

menggunakan gas chromatography yang dapat memisahkan bahan-bahan yang

mudah menguap (volatile), sehingga dapat dikuantifikasi. Proses ini biasa disebut

sniff test, banyak dilakukan oleh produsen yang telah tergolong expert untuk

dapat melakukan perbandingan dengan kualifikasi produk yang dapat diterima di

pasaran.

Produsen tanaman penghasil minyak atsiri menentukan keragaman dalam hasil

dan mutu dari produk minyak atsiri yang akan dihasilkan, sehingga dapat

dikatakan bahwa setiap tahap produksi akan berkaitan erat dalam memberikan

dampak terhadap keragaman hasil dan mutu dari produk minyak atsiri yang

dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan screening yang bersifat kontinu terhadap

setiap tahap produksi untuk dapat mencegah terjadinya kehilangan atau penurunan

mutu dari produk yang dihasilkan.

2.5 Identifikasi Minyak Esensial

1. Identifikasi Umum Minyak Atsiri

 Teteskan satu tetes minyak atsiri pada permukaan aqua dest, maka air akan

menyebar dan permukaan air tidak keruh

1
 Teteskan satu tetes minyak atsiri pada selembar kertas saring, diamkan

sebentar, maka minyak atsiri akan menguap sempurna tanpa meninggalkan

noda lemak (transparan)

 1 ml minyak atsiri ditambah 1 ml NaCl jenuh ke dalam gelas ukur 5 ml,

lalu dikocok kuat, kemudian di diamkan beberapa saat. Hasilnya, volume

lapisan air tidak boleh bertambah,

 Untuk mengukur daya larut, masukan 1 ml minyak atsiri ke 3 gelas ukur

atau tabung reaksi yang berbeda, lalu masing – masing tabung

ditambahkan 1 ml pelarut organik. Minyak atsiri dapat larut dalam pelarut

organik.

2. Identifikasi Khusus Minyak Atsiri

 Uji ozason untuk minyak kayu manis : Teteskan 1 tetes minyak atsiri ke

gelas obyek, dicampur dengan 2 tetes larutan fenilhidrazin HCl dalam air.

Lalu ditutup dengan gelas penutup, biarkan beberapa menit. Amati kristal

yang terjadi dengan mikroskop

 Uji terhadap eugenol untuk minyak cengkeh : siapkan 2 gelas obyek,

teteskan 1 tetes minyak atsiri pada masing – masing gelas obyek. Pada

gelas obyek yang pertama, tambahkan setetes larutan NaOH 3% yang

dijenuhi dengan KBr. Amati kristal natrium eugenolat yang terjadi

dibawah mikroskop. Pada gelas obyek yang kedua, ditambahkan 2 tetes

larutan FeCl3. Amati warna yang terjadi

 Uji perbedaan Cubebae fructus dengan Piperis nigri fructus : Tuang sedikit

serbuk Cubebae fructus dengan piperis nigri fructus ke gelas obyek, lalu

1
ditambahkan setetes asam sulfat pekat. Amati warna yang terjadi dengan

latar belakang putih.

 Uji adanya felandren : Kocoklah 100 mg serbuk Piperis nigri fructus

dalam 5 ml petroleum eter, disaring, filtrat nya dicampur dengan 5 ml

larutan natrium nitrit (dibuat dari 5 g natrium nitrit dalam 8 ml aqua dest),

lalu ditambahkan 5 ml asam asetat glasial sedikit demi sedeikit, maka

dalam waktu 10 menit akan terbentuk kristal.

3. Identifikasi Minyak Atsiri dengan KLT

 Pembuatan Eluen 20 ml :

Perbandingan Etil Asetat : N Hexan (96 : 4)

Etil Asetat = (96 𝑚𝑙)/(100 𝑚𝑙) 𝑥 20 𝑚𝑙= 19,2 ml

N Hexan = (4 )/(100 𝑚𝑙) x 20 ml = 0,8 ml

 Campur etil asetat dengan N hexan didalam beker glass, dikocok, lalu

masukan ke chamber, ditutup beberapa saat, lalu cek apakah larutan eluen

tersebut sudah jenuh atau belum dengan kertas saring. Kalau sudah jenuh,

kertas saring sudah terbasahi hingga keatas.

 Siapkan lempeng KLT dengan ukuran 2 x 10 cm. Tandai dengan pensil,

garis batas bawah dan atas 1 cm. Totolkan sebanyak 3x secara perlahan.

Masukan ke chamber, sampai eluen naik hingga garis di atas lempeng

KLT. Jika sudah selesai, diangkat, lalu dikeringkan.

 Semprot dengan larutan penampak bercak (campuran dari anisaldehid

dengan asam sulfat), lalu dipanaskan di hot plate dengan suhu 110˚C

selama 5 menit. Agar bercaknya lebih mudah terlihat.

1
2.6 Aktivitas Biologi Minyak Esensial

Sifat biologi yang terkandung dalam minyak atsiri, seperti pada artikel ilmiah

yang terbit di jurnal National Center for Biotechnology Information, memaparkan

ada 7 sifat yang berkaitan dengan aktivitas biologi minyak atsiri :

Pertama, aktivitas antibakteri. Minyak atsiri maupun konstituensi yang

terkandung didalamnya dapat memiliki aktivitas biologi dengan target tunggal

maupun banyak target. Komponen timol, eugenol dan karvakrol memiliki efek

yang luas dalam melawan bakteri, antara lain: Escherichia coli dan Salmonella

enterica. Lebih lanjut, minyak atsiri terbukti mampu menahan laju pertumbuhan

dan mengurangi jumlah bakteri penyebab patogen dalam makanan, seperti

baketri Salmonella spp., E. coli O157:H7, dan Listeria monocytogenes.

Kedua, aktivitas antioksidan. Potensi manfaat antioksidan dalam komponen

minyak atsiri bergantung pada komposisi minyak atsiri. Minyak atsiri juga

menunjukkan fungsi sebagai agen hepatoprotektif dalam mengatasi penuaan di

asam lemak tak jenuh rantai panjang pada mamalia, khususnya rantai panjang

asam C20 dan C22.

Ketiga, aktivitas anti inflamasi. Aktivitas anti inflamasi minyak atsiri tidak

hanya dikaitkan dengan aktivitas antioksidan, namun juga kemampuan sifat anti

inflamasi dalam meredakan efek peradangan yang timbul pada kulit ketika

mendapat gangguan dari luar.

Keempat, aktivitas anti kanker. Komponen D-limonene sebagai komponen

utama dalam minyak atsiri citrus telah terbukti mampu berdampak baik mengatasi

kanker lambung dan hati. Minyak atsiri baik dalam pencegahan kanker dan

proses pengangkatan kanker/ tumor.

1
Kelima, sifat toksisitas. Uji toksisitas pada tahap in vitro menunjukkan

minyak Cyperus rotundus (teki ladang) dengan kandungan utama komponen

seperti cyperene dan alpha -cyperone berdampak efektif secara signifikan

terhadap peningkatan fragmentasi DNA apoptosis dalam menangani sel leukimia

L1210.

Keenam, aktivitas alelopati. Istilah “alelopati”, menurut kesepakatan oleh

International Allelopathy Society (IAS) merupakan sebuah cabang ilmu yang

mempelajari setiap proses yang melibatkan metabolit sekunder yang dihasilkan

oleh tumbuhan, algae, bakteri dan jamur yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan sistem pertanian dan biologi. Secara alami, metabolit sekunder

dihasilkan oleh organisme maupun mikroorganisme untuk mekanisme pertahanan

bagi mereka, metabolit sekunder ini dinamakan alelokimia. Minyak atsiri dengan

alelokimianya dapat berperan sebagai herbisida yang lebih ramah lingkungan dan

berkelanjutan.

Ketujuh, aktivitas insektisida dan penolak nyamuk. Beragamnya senyawa

komponen dalam minyak atsiri juga memberikan khasiat sebagai insektisida dan

penolak nyamuk. Sejumlah penelitian telah menunjukkan jika sejumlah senyawa

memiliki aktivitas biologis yang mampu memberikan efek buruk bagi serangga.

Minyak atsiri jenis serai wangi, lavender dan geranium biasa digunakan sebagai

bahan penolak nyamuk.

1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang menarik yang

berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan berasal dari kata

“terapi”, yang artinya suatu perawatan yang dirancang untuk pengobatan.

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,atau

volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari

daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Minyak atsiri digunakan

sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi (flavour and fragrance

ingredients). Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri kadang

sebagai bahan pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, sampho, lotion dan parfum.

Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami pengolahan

sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya

sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri

sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain

seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet

dan bahan insektisida.

3.2 Saran

Berdasarkan dari penjelasan yang telah dipaparkan aromaterapi dan minyak

essensial banyak memiliki manfaat baik di dunia kesehatan maupun non

kesehatan,sebaiknya aromaterapi dan minyak essensial bisa dikembangkan lagi

untuk mengambil banyak manfaat khususnya bagi kesehatan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Afiyan, Muhammad Nur dkk. 2018. Aromateraphy. Departemen Ilmu

Keperawatan. Universitas Diponegoro.

Izzah, Nailul. 2020. Minyak Atsiri: Kandungan Kimia dan Biologi.

https://warstek.com/minyak-atsiri-kimia-dan-biologi/

Nugraha, Nurwan. 2008. Analisis Faktor-faktor MInyak Atsiri. Fakultas

Teknologi. Universitas Indonesia. Jakarta

Purnama, Candra. 2019. Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Mutu

Minyak Bunga Melati Putih Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut

Menguap. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Universitas

Jendral Soedirman. Purwokerto.

Setyorini, Tantri. 2020. 8 Minyak Esensial yang Bisa Jadi Pengganti Parfum serta

Khasiatnya. https://www.merdeka.com/gaya/8-minyak-esensial-yang-bisa-

jadi-pengganti-parfum-serta-khasiatnya.html

Team Dosen. 2021. Minyak Atsiri. Praktikum Farmakognosi.

You might also like