Professional Documents
Culture Documents
Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
A. Pengertian Filsafat
Istilah ‘’filsafat’’ yang dimaksudkan sebagai kata majemuk dari ‘’philein’’
dan ‘’sophos’’ mengandung arti, mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana,
sedangkan ‘’filsafat’’ yang merupakan bentuk majemuk dari ‘’philos’’ dan ‘’shopia’’
berkonotasi teman dari kebijaksanaan.
Pancasila yang terdiri ataa lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian- Bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Keseluruhanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan
sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 1
Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka ketuhanan yang maha esa
menjadi basisi kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan
sosial.Ketuhanan yang Maha Esa adalah Ketuhanan Yang Berkemanusiaan, yang
membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang
1
Prof. Dr. H. Kaelan M.S, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta,2016
1
berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di
dalamnya mengandung sila-sila lainya.
2
suatu sumber dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi
suasan kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945
telah dipadatkan dan diabstrakkan oleh pendiri negara menjadi lima sila dan tetapkan
secara yuridis formal ditetapkan dalam ketetapan No. XX/MPRS/1996.
Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang Fundanmental. Pancasila
mengandung Empat Pokok Pikiran yang bilamana dianalisis makna yang terkandung
di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai
Pancasila.2
Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh masyarakat
untuk menata dirinya sendiri. Ideologi menjadi pusat perdebatan banyak pakar di
Amerika Serikat pada era setelah Perang Dingin setelah Perang Dunia II. 3 Terdapat dua
tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe tersebut adalah ideologi tertutup
dan ideologi terbuka.
Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan kebenaran
nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal yang bersifat
konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui hak masing-masing orang untuk
memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri. Ideologi tertutup menuntut ketaatan
tanpa reserve. Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari
masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan kepada masyarakat.
Sebaliknya, baikburuknya pandangan yang muncul dan berkembang dalam masyarakat
dinilai sesuai tidaknya dengan ideologi tersebut. Dengan sendirinya ideologi tertutup
tersebut harus dipaksakan berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti
bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter.
Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar,
sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik
selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang
berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat
ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis. Dengan
sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
2
Ibid, hlm 70
3
Daniel Bell, Matinya Ideologi, (Magelang: Indonesia Tera, 2001). Lihat
seluruh uraian pemikiran Daniel Bell dalam suntingan Nuswantoro dan Amien
Wangsitalaja.
3
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya dapat ada dan
mengada dalam sistem yang demokratis.
Maka Ideologi Pancasila bersifat terbuka pada hakikatnya, nilai-nilai dasar (hakikat)
sila-sila Pancasila yang bersifat tetap adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa
dieksplisitkan secara dinamis, terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman. 4
4
Prof. Dr. H. Kaelan M.S, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta,2016
5
Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd, Jurnal Menjaga Eksitensi Pancasila dan Penerapanya Bagi Masyarakat Di Era
Globalisasi, Januari 2017
4
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam
perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa
memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan
hidup.
Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur
tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu
sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata
kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta alam sekitarnya.
Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan
hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara.
Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan
hidup bersama yang bersumber pada akar budayanya dan nilai-nilai
religiusnya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung di
dalamnya konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung
dasar pemikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang
dianggap baik.
2.) Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia
Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara republik
Indonesiatersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Pengertian kata
‘’...Dengan berdasar kepada...’’ hal ini secara yuridis memilki makna sebagai
dasar negara. Pancasila hakikatnya merupakan dasar, atau basis filosofi bagi
negara dan tertib hukum Indonesia. Pancasila merupakan dasar filsafat negara
(asas kerokhanian negara), pandangan hidup dan filsafat hidup. Dengan
demikian seluruh aspek penyelenggaraan negara tersebut diliputi dan
dijelmakan oleh asas kerokhanian Pancasilaa, dan dalam pengertian inilah
maka kedudukan Pancasila sebagai asas kerokhanian dan dasr filsafat negara
Indonesia.
5
KESIMPULAN
Pancasila sebagai Filsafat Negara merupakan pandangan hidup dan filsafat hidup.
Dengan demikian seluruh aspek penyelenggaraan negara. Kesatuan sila-sila Pancasila pada
hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga
meliputi kesatuan makna, dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-
sila Pancasila.
Shingga penerapan kehidupan berbangsa dan bernegara haruslah hasil representasi
dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sendiri merupakan hasil dari budaya
dan kebiasaan dari Negara Indonesia Sendiri.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. H. Kaelan M.S, 2016, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
2. Daniel Bell, Magelang Indonesia Tera, 2001, Matinya Ideologi,
3. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd, Jurnal Menjaga Eksitensi Pancasila dan
Penerapanya Bagi Masyarakat Di Era Globalisasi, Januari 2017