You are on page 1of 2

TUGAS 1 HUKUM KETENAGAKERJAAN

8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

Soal no 1

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)


Hariyadi Sukamdani mengatakan, daerah yang memutuskan menaikkan upah minimum
provinsi (UMP) 2021 akan menimbulkan babak permasalahan baru. Sebab, dipastikan
adanya tuntutan dari pekerja atau buruh yang sebelumnya telah menerima upah di atas
upah minimum akan memprotes kebijakan tersebut. "Dampak kenaikan upah minimum
bagi pengusaha otomatis akan menimbulkan masalah baru. Karena ada teman-teman
di atas upah minimum pasti akan permasalahkan, bakal ada sundulan," ujar Hariyadi
dalam konfrensi pers secara daring, Senin (2/11/2020).

 Sumber: https://money.kompas.com/read/2020/11/02/201543326/pengusaha-
kenaikan-upah-minimum-menimbulkan-masalah-baru

 Bila diteliti lebih jauh, penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta
menghilangkan problem gaji dan upah. Berikan analisis anda, mengapa
penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta  menghilangkan problem
gaji/upah ini!

Soal no 2

 Angel bekerja pada perusahaan Distribusi Buku sekolah. Sebelum diterima bekerja di
perusahaan tersebut, Angel telah menandatangani Surat Pernyataan tidak akan hamil
selama masa percobaan 2 tahun. Namun setelah 1 tahun bekerja Angel yang baru saja
menikah hamil. Atas dasar permasalahan tersebut Angel di PHK dari perusahaan
tempat ia bekerja

 Uraikan disertai analisis anda apakah tindakan PHK terhadap Angel dibenarkan


secara Hukum!

 Soal no 3

Husni bekerja pada perusahaan PT. Mundur Selalu sebagai Design grafis dengan
skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selama 2 tahun. Setelah 2 tahun perjanjian
kerja Husni berakhir, dan Husni menuntut diangkat sebagai karyawan tetap. Atas
permasalahan tersebut, Husni membuat pengaduan ke Dinas Ketenagakerjaan daerah
setempat.  

Uraikan dan jelaskan apakah langkah-langkah yang dilakukan PT. Mundur Selalu
sudah tepat, dan berikan analisis hukumnya!

Jawaban :
1. UMR dan atau UMD/UMP diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per-01/MEN/1999 dan diperbaharui pada tahun 2000 menjadi Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor Per-226/MEN/2000 tentang Upah Minimum.

Kemudian dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pemerintah


menetapkan standar Kecukupan Hidup Layak (KHL) sebagai dasar dalam
penetapan upah minimum, kemudian dilengkapi dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2012 tentang Perubahan Penghitungan KHL.

Penetapan Upah Minimum Propinsi (UMP) tidak serta merta mneyelesaikan


masalah, bahkan kerap menimbulka masalah baru, disebabkan ada beberapa
hal seperti banyak perusahaan yang tidak menerima hal tersebut dengan baik,
penolakan bahkan minta penangguhan. Namun jika tidak ditaati akan menjadi
sasaran demonstrasi, padahal bukan karena perusahaan tidak mau namun
memang keadaan finansial yang tidak memungkinkan melakukan hal tersebut,
TUGAS 1 HUKUM KETENAGAKERJAAN
8
NAMA : Demas Ahmad Hasanuddin
NIM : 043412842

dalam hal tersebut juga harus dipertimbangkan perbaikan jalan barang dan jasa
atau hasil produksi dalam pemasaran, sehingga pendapatan perusahaan pun
meningkat.

Adapun masalah saat ada kondisi upah sundulan, yang dapat menimbulkan
gejolak dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

2. Hubungan hukum yang terjadi di antara pengusaha dengan pekerja dalam hal
ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

aturan turunan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2021 tentang


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan
Pemutusan Hubungan Kerja serta perjanjian kerja dan peraturan perusahaan
terkait. Di dalam perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan wajib
memuat hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sepanjang tidak
bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku.

Hal yang dilarang di antaranya adalah perusahaan tidak boleh melakukan


pemutusan hubungan kerja kepada pekerja/buruh dengan alasan menikah,
hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menyusui bayinya.

Hal itu diatur dalam UU Cipta Kerja Pasal 81 angka 40 ayat 1 yang mengubah
Pasal 153 ayat 1 huruf d dan e UU Ketenagakerjaan. Konsekuensinya
perusahaan wajib mempekerjakan Kembali karyawan yang dipecat karena
alasan melahirkan.

Menikah bukanlah alasan yang sah berdasarkan hukum sekarang untuk


digunakan perusahaan/pengusaha melarang pekerja atau memutus hubungan
kerja.

3. Merujuk aturan terkini yakni UU Cipta Kerja, yang telah menghapus Pasal 59
ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 berbunyi,”Perjanjian kerja untuk waktu tertentu
(PKWT) hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan
sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,”.

Langkah Perusahaan Mundur Selalu sudah tepat, karena dalam UU Cipta Kerja,
pasal PKWT dihapus, konsekuensinya perusahaan tidak lagi memiliki batasan
waktu untuk melkukan perjanjian kontrak kerja dengan pekerjanya.

Referensi :
- BMP ADBI4336 Hukum Ketenagarakerjaan Universitas Terbuka
- Materi Inisiasi
- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5bd1d3ec5e529/kapan-status-
karyawan-berubah-dari-kontrak-menjadi-tetap/
- https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f2cbbf4c5f4c/hukumnya-
mewajibkan-karyawati-iresign-i-karena-hamil
- https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/uu-ketenagakerjaan-
mengatur-8-hak-wanita-ini

You might also like