Professional Documents
Culture Documents
Makalah Faktor Pendukung Dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Makalah Faktor Pendukung Dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
KELOMPOK
DERI ANDANI
PUTRI NAILA
RENA SETIANI
KHOLIPATUL HASANAH
TENDI
FEBRIANSYAH
SMPN 1 SUKAJAYA
JL. RAYA PASIRMADANG KM.09 KEC. SUKAJAYA KAB. BOGOR
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Makalah ini berisikan
tentang Pengertian Perubahan Sosial Budaya, Faktor internal dan ekstrenal serta factor
pendorong dan penghambat perubahan social budaya.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Wawan
Hermawan,M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah
ini. Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami
membuat dan menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kepada seluruh rekan kami yang
membantu penyelesaian makalah ini baik berupa bantuan moril maupun materil.
Setelah itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata kami meminta maaf sebesar-besarnya
kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan,
penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca mupun pengoreksi,
karena hingga saat ini kami masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kami memohon
kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
Penyusun
Kelompok
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................1
Daftar isi ...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................3
b. Maksud dan Tujuan .............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Perubahan Sosial Budaya...................................................................................6
b. Teori – teori Perubahan Sosial.............................................................................................7
c. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya...............................................8
d. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan kebudayaan..............................................................9
e. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya.......................................................................11
f. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya .....................................................................15
g. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya ..................................................................18
h. Proses Perubahan Sosial Budaya........................................................................................21
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ........................................................................................................................22
b. Saran-saran .........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan.Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas,
serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan
dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang
sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak
berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang
mendalam dan kurang teliti.Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu
titik tertentu sepanjang masa. Orang orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat
transport modern, bahkan dapat mengakui berita-berita menggenai daerah lain melalui radio,
televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya
bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut maka bilamana seseorang
hendak membuat penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa
yang dimaksudnya dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas, apabila hal tersebut tidak
dikemukakan terlebih dahulu.
Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiolog modern
yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan
dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi dalam hubungannya dengan
pembangunan ekonomi yang di usahakan oleh banyak masyarakat Negara-negara yang
memperoleh kemerdekaan politiknya setelah perang dunia II. Sebagian besar ahli ekonomi
mula-mula mengira bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan
cepat, apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam
bidang ekonomi. Akan tetapi pengalaman mereka yang berniat untuk mengadakan
pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan
terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak cukup untuk melancarkan pembangunan.Di
4
samping itu diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralisasi
faktor-faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan. Hal ini dapat memperkuat
atau menciptakan factor-faktor yang dapat mendukung pembangunan tersebut. Sebaliknya,
perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di bidang manakah yang akan terjadi
nanti sabagai akibat dari pembangunan ekonomi dalam masyarakat. Perubahan-perubahan di
luar bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan karena setiap perubahan dalam suatu lembaga
kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang lainnya. Pada lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut selalu terkait
proses saling mempengaruhi secara timbal balik.
Para sosiologi pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis
dan dinamis. Masyarakat yang statis adalah masyarakat yang sedikit sekali mengalami
perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan dengan cepat.Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa dapat
dianggap sebagai masyarakat yang statis. Sedangkan pada masyarakat yang lainya, dianggap
sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan bukanlah semata-mata berarti suatu
kemajuan (progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang kehidupan
tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan
gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain
berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang
terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh
dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa
ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya.Perubahan-perubahan sering berjalan secara
konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang
berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana
masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena
perubahan.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian Perubahan Sosial Budaya
2. Teori-teori Perubahan Sosial
3. Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya
5
4. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
6. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
7. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
8. Proses Perubahan Sosial Budaya
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perubahan sosial budaya
Beberapa pakar mengemukakan pengertian perubahan sosial diantaranya sebagaiberikut:
1. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam sistem sosial adalah nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola perilakunya diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain itu Kingsley
davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi pada struktur dan
fungsi masyarakat.
2. William F Ogburn berusaha memberikan pengertian tertentu, walau tidak memberi definisi
tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan-
perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-
unsur immaterial.
3. Mac iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang
didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semua
kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam kedua kategori tersebut diatas.
Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau sistem keuangan, merupakan utilitarian elements,
karena benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi
dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Utilitarian elements disebutnya civilization.
Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai
kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik
dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan seterusnya
dimasukan ke dalam golongan tersebut. Cultur menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang
terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama
rekreasi dan hiburan. Sebuah potret, novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagainya,
termasuk culture, karena hal-hal itu secara langsung memenuhi kebutuhan manusia.
4. Gillin dan gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
7
material, komposisi penduduk ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa
perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
unsur-unsur sosial dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru
dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-
lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir
masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah
sistem kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem
peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial premier yang menyebabkan
terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau
biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial
8
lainya (William F. Ogburn menekankan pada kondisi tekhnologis). Sebaliknya ada pula yang
mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan
menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
Untuk mendapatkan hasil sebagaimana diharapkan, hubungan antara kondisi dan faktor-
faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu.Penelitian yang obyektif akan dapat memberikan
hukum-hukum umum perubahan sosial dan kebudayaan, disamping itu juga harus
diperhatikan waktu serta tempatnya perubahan-perubahan tersebut berlangsung.
9
cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dewasa ini proses-proses pada
perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain :
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami
perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan
perubahan-perubahan pada lembaga lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat
sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan di ikuti oleh
suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja,
karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai:
a. Social proses : the circulation of various rewards, facilities, and personnel in an existing
structure.
b. Segmentation: the proliferation of structural units that do not differ qualitatively from
existing units.
c. Structural change: the emerge of qualitatively new complexes of roles and organization
d. Changes in group structure: the shifts in the composition of groups, the level of
consciousness of groups, and the relations among the groups in society.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:
10
• Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks
dan sampai pada tahap yang sempurna.
• Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu
melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
• Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh
perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
11
Contoh dari perubahan Revolusi adalah: Kemerdekaan Indonesia merupakan revolusi dari
Negara terjajah menjadi Negara merdeka.
14
seorang dokter atau insinyur, sehingga dapat mengubah kondisi keluarganya, yakni
mengangkat keluarganya untuk memiliki kehidupan sosial dan budaya yang lebih baik.
b. Peperangan
Perang menyebabkan pada banyak aspek. Pihak yang menang pada umumnya berupaya
menerapkan norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap paling benar oleh masyarakat
mereka. Contoh : perang antara Amerika dan sekutu terhadap Irak. Amerika dan sekutu
sebagai pihak yang menang, berupaya mempengaruhi sistem politik, sosial , dan budaya Iraq.
Hal ini menyebabkan perubahan pemerintahan Iraq termasuk perubahan kehidupan sosial
negara Iraq seperti emansipasi kaum perempuan Iraq.
c. Kontak kebudayaan dengan masyarakat lain
Kontak kebudayaan antar masyarakat akan menyebabkan pengaruh positif dan negatif.
Contoh: kontak kebudayaan Indonesia dengan kebudayaa barat (Eropa). Pengaruh positif
yang di dapat oleh masyarakat Indonesia antara lain berupa transformasi ilmu pengetahuan
dan teknologi. Adapun pengaruh negatif yang diperoleh bangsa Indonesia dapat berupa
sikap sekelompok anak muda di dalam masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan
(westernis).
15
Proses terjadinya pengaruh perubahan karena kontak kebudayaan dengan masyarakat lain
dijelaskan sebagai berikut:
1) Difusi kebudayaan : penyebaran unsur kebudayaan dari suatu tempat lain
2) Akulturasi kebudayaan : pertemuan antar dua kebudayaan atau lebih di mana kebudayaan
asli masih tampak.
3) Asimilasi kebudayaan: proses pertemuan dan percampuran dua kebudayaan atau lebih.
Faktor yang merubah terjadinya asimilasi antara lain toleransi, pernikahan campur, atau sikap
simpati terhadap kebudayaan lain.
Di dalam masyarakat yang mengalami suatu proses perubahan, terdapat faktor- faktor
pendorong jalannya perubahan. Margono Slamet menyebutkan bahwa terdapat kekuatan-
kekuatan pendorong (motivational forces) yang mempengaruhi perubahan. Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Adanya ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan akan situai yang
lain.
b. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara apa yang ada dengan yang seharusnya bisa
ada.
c. Adanya tekanan-tekanan dari luar, seperti persaingan atau kompetisi, keharusan-keharusan
menyesuaikan diri, dan sebagainya.
d. Adanya kebutuhan-kebutuhan daridalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan,
misalnya produktivitas.
16
perubahan sosial budaya. Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan budaya lain
akan mempercepat laju perubahan sosial budaya.
2) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk
berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap
orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Karya-karya inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Penemuan pesawat
terbang mengilhami Prof. Dr. Ing.B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di
Bandung.
19
G. Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan
1. penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang
diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai
suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi
dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan adanya
ketentraman, karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap
kali terjadi gangguan terhadap keadaan keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau
mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatanya dengan maksud menerima unsur
yang baru. Akan tetapi, kadang kala unsur baru dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan.
Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya karena unsur baru tersebut tidak menimbulkan
kegoncangan,pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sikapnya dangkal dan hanya terbatas pada
bentukluarnya. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan dapat
berfungsi secara wajar.
Adakalanya unsur, unsur baru dan lama yang betentangan secara bersamaan mempengaruhi
norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga masyarakat. Itu
berarti adanya gangguan yang kontinu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan tersebut
berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekcewaan diantara para warga tidak mempunyai
saluran pemecahan. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu
perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment) bila sebaliknya yang
terjadi maka dinamakan ketidak penyesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin
mengakibatkan terjadinya anomie.
Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari lembaga-lembaga kemasyarakatan
dan penyesuaian dan individu yang ada dalam masyarakat tersebut. Yang pertama menunjuk
pada keadaan, di mana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan. Sedangkan yang kedua
menunjuk pada usaha-usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari disorganisasi psikologis.
Di minangkabau misalnya dimana menurut tradisi wanita mempunyai keududukan penting
karena garis keturunan yang matrilineal, terlihat adanya suatu kecenderungan di mana
hubungan antara anggota keluarga batih lebih erat. Hubungan antara anak-anak dengan
ayahnya yang semula dianggap tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap anak-anak
sebab ayah dianggap sebagai orang luar cenderung menguat.
2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan
20
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue or channel of change) merupakan
saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut
adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
agama,rekreasi dan seterusnya. Apabila lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut sebagai
suatu sistem sosial digambarkan, maka coraknya sebagai berikut:
Organisasi politik
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.Perubahan
mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula
perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti
susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan mebandingkanya dengan
susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak
dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di indonesia misalnya, akan
berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis , tidak maju dan tidak berubah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Soerjono Soekanto, SH, MA,(1990).Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
pers.
Tim Absi Guru, (2007).IPS Terpadu untuk SMP Kelas 3. Jakarta: Erlangga
Wismuliani, Endar dkk, 2009, IPS : untuk SMP dan MTs Kelas IX, Jakarta : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 57 – 67.
http://gurumuda.com/
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
25