You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KISTA GANGLION

SECARA TEORITIS DI RUANG TERATAI (BEDAH)


RSUD. Dr. ADNAN W. D PAYAKUMBUH

RAHMA DANI
22210001

CI KLINIK CI AKADEMIK

(Ns. ERNI DJAYA, HS. S.Kep) (Ns. YASHER BACHRI, S. Kep., M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NURSE


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA BARAT
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah

SWT atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan semoga tercurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk

diteledani yang seluruh ucapannya adalah kebenaran yang seluruh getar hatinya kebaikan.

Sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mandiri yang berjudul “Laporan pendahuluan dan

asuhan keperawatan kista ganglion secara teoritis di ruang teratai (bedah) rsud. dr. adnan w. d

payakumbuh”

Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri pada stase KMB.

Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami meminta masukan

dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Payakumbuh, 30 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT 2

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 14

DAFATAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ganglion merupakan benjolan yang tidak bergejala namun kadan di temuakn

nyeri sertan riwayat pengunaaan lengan yang berlebihan Jika Ganglion

menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua

pilihan penatalaksanaan (mengeluarkan isi cairan di dalam Ganglion dengan

menggunakan jarum) dan pengangkatan Ganglion secara bedah aspirasi

melibatkan pemasukan jarum ke dalam Ganglion dan mengeluarkan isinya setelah

mematirasakan daerah sekitar Ganglion dengan anastesi local. Penelian terbaru

menunjukan bahwa menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama

dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan angka kesembuhan dari 57%

(aspirasi dan steroid) menjadi 89% denan substansi tambahan jika kista tersebut

rusak, akan menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya

fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan Ganglion pada saraf) atau timbul

kembali setelah aspirasi. Maka eksis bedah di anjurkan eksis Ganglion ini

biasanya merupakan prosedur minor, namun dapat menjadi rumit tergantung pada

lokasi Ganglion dan yang kemudian dapat menimbulkan rasa nyeri, data survei

pasaca operasi di Indonesia menunjukan nyeri terus di alami 16,6% klien .derajat

nyeri di rasakan 16,67% klien nyeri sedang 41,7% dan sisanya nyeri ringan

(Smeltzer, 2010).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Kista ganglion atau biasa di sebut ganglion merupakan kista

yang berbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo.

Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang

kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang sering

ditemukan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada suatu sendi

namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur

apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. ukuran kista bervariasi, dapat

bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan

menghilang. selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi.

Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan

yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang.

ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini :

a. pergelangan tangan - punggung tangan (dorsal wrist ganglion), pada

telapak tangan (volar wrist ganglion), atau kadang pada daerah ibu jari.

Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang

diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.

b. telapak tangan pada dasar jari-jari (flexor tendon sheath cyst). Kista ini

berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan

kadang terjadi akibat iritasi pada tendon-tendinitis.

2
c. bagian belakang tepi sendi jari (mucous cyst), terletak di sebelah dasar

kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat

menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. hal

ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

2. Etiologi

Teori yang lebih baru, yang di postulasikan oleh Angelides pada 1999,

menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi

yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan

synovial-kapsul. Musim yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum sendi serta

kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama.

Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.

penyebab ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentrum yang

melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cidera, proses degenerative

atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.

3. Patofisiologi dan woc

a. Patofisiologi

Sendi atau tendon distimulasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam

sebuah kompartemen kecil. Akibat arthiritis cedera atau tampa sebab yang jelas,

terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu,

dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi,

jika pasta gigi ditekan walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental,

maka akan mengalir keluar dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini

bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area

3
lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas

dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan

tersebut. Ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga

sekeras tulang. Cairan pelumas mengandung protein khusus yang

menyebabkannya kental dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi

jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba menyerap cairan tersebut tapi hanya

sanggup menyerap air yang terkandung didalamnya sehingga membuatnya lebih

kental lagi. Pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat, cairan tersebut telah

menjadi sekental jelly. Kadang disebutkan ganglion berasal dari protrusi dari

membrane synovial sendi atau dari selubung suatu tendon. Namun, dapat

memperlihatkan adanya hubungan antara rongga kista dengan selubung tendon

atau sendi yang berhubungan. Namun, dapat terjadi kemungkinan bahwa kista

berasal dari bagian kecil membrane sinovia yang mengalami protrusi dan

kemungkinan terjadi strangulasi sehingga terpisah dari tempat asalnya, bagian ini

kemudian berdegenerasi dan terisi oleh material koloid yang berakumulasi dan

membentuk kista (Hochwald & green 2018)

Woc :
Arthritis / cedera pada sendi atau tendon

Terjadi kebocoran kompartemen

Cairan synovial keluar dari dalam kompartemen

Reabsorbsi tubuh terganggu

Cairan synovial menjadi kental seperti jelly

4
Terjadi peremasan sendi saat kaki bekerja

Terjadi peningkatan tekanan pada


kompartemen yang berisi cairan synovial

Benjolan berbentuk dengan tekanan yang


besar

Keterbatasan gerak Hamatan mobilitas fisik

Nyeri akut

4. Manifestasi klinis

Meskipun kista ganglion umunya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa

keterbatasan gerak, perestesia dan kelemahan. Kista ganglion umunya soliter, dan

jarang berdiameter di atas 2 cm. dapat melibatkan hampir semua sendi pada tangan

dan pergelangan tangan . dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal

interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan

dan pergelangan tangan. Ganglion terbesar di belakang lutut dan biasa disebut kista

baker.

5. Pemeriksaan penunjang

Foto sinar x polos (CT- scan) atau USG kista dapat di bedakan dari tumor padat

melalui transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion,

tapi tidak jika merupakan massa tumor yang padat).

5
6. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

a. Membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun

b. Jika ganglion menumbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun mekanis,

terdapat dua pilihan penatalaksanaan yaitu ( mengeluarkan isi kista dengan

menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.

c. Adapun penatalaksanaan keperawatan pada pasien kista ganglion yaitu dengan

manajemen nyeri untuk membentu mengurangi nyeri pasien. diantaranya yaitu

ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, ajarkan teknik relaksasi dan

distraksi, dan atur posisi senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

7. Komplikasi

Komlikasi yang mungkin akan terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran

ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat

ganglion. Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan

berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga dapat

berisiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.

Komplikasi pasca operasi dapat terjadi adalah kekakuan pergelangan tangan, cedera

neurovaskuler terutama laserasi arteri radialis, infeksi, penurunan fungsi gerak, dan

ketidaksatabilan ligament pada ganglionektomy terbuka (Madcape, 2015).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas penderita

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pejerjaan, alamat, status

perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk RS dan diagnose medis.

6
b. Keluhan utama

Adanya nyeri ketika digerakkan, namun terkadang asintomatis. Ada terlihat suatu

benjolan yang letaknya di dekat sendi.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya benjolan, penyebab lain yang menyertai terjadinya

ganglion serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat ganglion sebelumnya. Riwayat aktivitas dan pekerjaan pasien

yang mungkin berhubungan dengan terjadinya ganglion.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat penyakit yang sama pada keluarga dan penyakit keturunan

ataupun penyakit menular

f. Riwayat psikososial

Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita

sebelumnya dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit

penderita

2. Pemeriksaan fisik

a. Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita secara umum, keadaan , tinggi badan, berat badan dan

tanda-tanda vital.

b. Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan lidah, gigi, gusi, dan indra penglihatan

7
c. Sistem integument

Turgor kulit, adanya benjiolan pada area sendi yang dapat dipegang dan

digerakkan, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.

d. Sistem pernapasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada

e. Sistem kardiovaskuler

Perfusi jaringan, nadi perifer, adakah takikardi/bradikari,

hipertensi/hipotensi,aritmia, kardiomegalis

f. Sistem gastrointestinal

g. Apakah ada rasa mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat

badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas

h. Sistem urinary

Keadaan umum sistem urinary pasien, adakah keluhan pada sistem urinaria

i. Sistem musculoskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran massa otot, perubahan tinggi badan

j. Sistem neurologis

Apakah ada terjadi penurunan sensoris, parasthesia, alergi, mengantuk, reflek

lambat, kacau mental, disorientasi.

3. Diagnose keperawatan

a. Ansietas b.d ketidak tahuan klien tentang proses operasi dan perjalanan penyakit.

b. Nyeri akut b.d kontuinitas jaringan akibat luka operasi

c. Resiko terjadinya infeksi b.d adanya luka post operasi.

8
4. Rencana tindakan

NO SDKI SIKI SLKI


1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan ada • Intervensi krisis
peningkatan dengan kriteria • Dukungan
hasil: pengungkapan
1. Keluhan pusing menurun kebutuhan
2. Frekuensi pernafasan normal • Teknik
3. Frekuensi nadi normal menenangkan
4. Perilaku tegang menurun
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan • Lokasi,
pincidera fisik keperawatan diharapkan ada karakteristik,
peningkatan dengan kriteria durasi,
hasil: frekuensi,
1. Keluhan nyeri menurun kualitas,
2. Meringis menurun intensitas nyeri
3. Kesulitan tidur menurun • Identivikasi
4. Nafsu makan meningkat skala nyeri
• Identifikasi
pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
• Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
• Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
• Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Teraupetik :
• Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis.
TENS,
hypnosis,
akupresur, terapi

9
musik,
biofeedback,
terapi pijat,
aroma terapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
• Control
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
• Fasilitasi
istirahat dan
tidur
• Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri
Edukasi
• Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan
memonitor nyri
secara mandiri
• Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
• Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi

10
pemberian
analgetik, jika
perlu
3. Resiko terjadinya Setelah dilakukan tindakan Observasi
infeksi keperawatan diharapkan ada
peningkatan dengan kriteria ▪ Identifikasi
hasil: riwayat
1. Nyeri menurun kesehatan dan
2. Kemerahan menurun riwayat alergi
3. Bengkak menurun ▪ Identifikasi
kontraindikasi
pemberian
imunisasi
▪ Identifikasi
status imunisasi
setiap
kunjungan ke
pelayanan
kesehatan

Terauptik

▪ Berikan
suntikan pada
pada bayi
dibagian paha
anterolateral
▪ Dokumentasikan
informasi
vaksinasi
▪ Jadwalkan
imunisasi pada
interval waktu
yang tepat

Edukasi

▪ Jelaskan tujuan,
manfaat, resiko
yang terjadi,
jadwal dan efek
samping
▪ Informasikan
imunisasi yang
diwajibkan
pemerintah

11
▪ Informasikan
imunisasi yang
melindungiterha
dap penyakit
namun saat ini
tidak diwajibkan
pemerintah
▪ Informasikan
vaksinasi untuk
kejadian khusus
▪ Informasikan
penundaan
pemberian
imunisasi tidak
berarti
mengulang
jadwal imunisasi
kembali
▪ Informasikan
penyedia
layanan pekan
imunisasi
nasional yang
menyediakan
vaksin gratis

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi ke status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik menggambarkan kriteria hasil

yang di harapkan

12
5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dikaukan dengan cara

bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kista ganglion atau biasa di sebut ganglion merupakan kista yang

berbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi

cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista

merupakan tumor jaringan lunak yang sering ditemukan pada tangan.

Ganglion biasanya melekat pada suatu sendi namun ada pula yang tidak memiliki

hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hochwald Neal L & Green Steven M in Tumors, spivak Jeffrey M ed. Et al in orthopaedics A

Study Guide, Mc.Grraw-Hill, New York, 2018.

Medscape (http://www.mayocilinic.org/diseases-conditions/ganglion-cyst/home/ovc-20168586)

Sjamsuhidajat, R and De Jong, W. 2015. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Schwartz, et al. 2020. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah Edisi 6. Jakarta : EGC.

You might also like