You are on page 1of 11

NAMA :SISKA SEFRIANA

NIM :043011129

1. Jelaskan makna dari otonomi dacrah dalam pengelolaan keuangan daerah! (Dengan

berdasar pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori dari sumber lain)

Pclaksanaan otonomi dacrah pada dasarnya mcmberikan ruang kcpada pcmcrintah dacrah dalam

mengelola pemeritahaan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkitan. Oleh

karena itu pemerintah daerah diharapkan dapat pemberian pelayanan pablik secara optimal.
Faktor

keuangan merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi penentu terhadap berhasil tidaknya

pelaksanaan otonomi daerah.

Dalam cra otonomi dacrah dewasa ini pcngclolaan kcuangan dacrah dirumuskan dalam bentuk

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), APBD yang dibuat oleh pemerintah daerah

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) mencerminkan kemampuan keuangan


daerah

serta menjadi parameter kinerja pemerintahan daerah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
keuangan

dan aset daerah, maka penerapan-prinsip good governance bagi pemerintah daerah sangat
dibutuhkan.

Biasanya kenaikan pendapatan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan

demikian kenaikan pendapatan asli daerah yang akan menjadi sumber penganggaran berkorclasi

terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Berbicara pertumbuhan ekonomi sangat erat

terkait dengan sejauhmana kapabilitas daerah dalam menarik investasi di daerah. Idealnya,

desentralisasi keuangan membawa harapan kepada peningkatan investasi yang akan mendorong
roda

perekonomian di daerah.

Salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan adanya otonomi dalam aspek
pengelolaan keuangan daerah yang disebut otonomi fiskal atau desentralisasi fiskal. Pemerintah

Daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan penerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

Dcscntralisasi fiskal membcrikan kewcnangan kepada dacrah untuk mengclola kcuangan

dacrahnya. Dacrah diberikan kewcnangan dalam mcnggali sumbcr-sumber pencrimaan scsuai


dengan

potensi yang dimiliki. Prinsip dari desentralisasi fiskal tersebut adalah money folow functions,

dimana Pemerintah Daerah mendapat kewenangan dalam melaksanakan fungsi pelayanan dan

pembangunan di daerahnya. Pemerintah Pusat memberikan dukungan dengan menyerahkan


sumber-

sumber penerimaan kepada daerah untuk dikclola secara optimal agar mampu membiayai
daerahnya

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Disamping Pemerintah Pusat juga memberikan dana

transfer yang dapat dikclola dacrah dalam pembiayaan penyclenggaraan Pemcrintahan Dacrah.

Tujuannya adalah untuk mengatasi ketimpangan fiskal dengan Pemerintah Pusat dan antar

Pemerintah Daerah lainnya. Untuk meminimilaisir ketergantungan Pemerintah Daerah kepada

Pemerintah Pusat melalui dana transfer tersebut, daerah dituntut dapat mengoptimalkan

kemampuannya dalam mcnggali potcnsi pcndapatannya.

2. Tentukan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah tersebut !

(Untuk dapat menjawab soal 4 ini, anda harus mengemukakan terlebih dahulu siapa saja

pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta tugasnya, dengan berdasarkan

dasar hukum. Selanjutnya, anda kemukakan contoh di satu pemerintah daerah, kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah tersebut dilaksanakan oleh jabatan yang mana)

Pemerintah Daerah yang saya ambil sebagai Contoh adalah Pemerintah Daerah Kota

Sawahlunto, yaitu pemerintahan dimana tempat saya tinggal dan bekerja.


Pada Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto, Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah

adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Oleh karena itu Kepala Daerah perlu menetapkan

pejabatpejabat tertentu dan para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Para

pengelola keuangan daerah tersebut adalah:

1. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Koordinator PKD).

Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 5

ayat 2 mempunyai kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;

c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;

d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;

e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;

f. Menetapkan pejabat yang bertugas mnelakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah; dan

h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola Keuangan Daerah.

b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola

Keuangan Dacrah (PPKD).

c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang.

Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip

pemisahan kewcnangan antara yang mçmerintahkan, mcnguji, dan yang mcncrima atau

mengeluarkan uang, yang merupakan unsur penting dalam sistem pengendalian intern.

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah membantu kepala daerah

menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah


ternmasuk

pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris Daerah selaku coordinator pengelolaan keuangan


daerah

scbagai mana yang diatur dalam Pcraturan Mcntcri Dalam Ncgeri No. 21 Tahun 2011 tcntang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasaló mempunyai tugas koordinasi di bidang:

a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan Anggaran Pendapalan dan Belanja


Daerah

(APBD).

b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah.

c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

d. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD, perubahan APBD, dan


pertanggung

jawaban pelaksanaan APBD.

e. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat
pengawas

keuangan daerah.

f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selain mempunyai tugas kOordinasi, Sekretaris Daeralh mempunyaitugas:

a. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,

b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,

c. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,


d. Mcmbcrikan pcrsctujuan pcngcsahan Dokumcn PclaksanaanAnggaran (DPA-SKPD) /
Dokumcn

Perubahan PclaksanaanÁnggaran (DPPA), dan

e. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa

yang dilimpabkan oleh kepala daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan dacrah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas

tersebut kepada kepala dacrah.

2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai tugas:

a.Menyusun dan melaksanakan kcbijakan pcngclolaan keuangan daerah,

k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan

. melakukan penagihan piutang dacrah.

Kuasa BUD bertanggung jawab atas pclaksanaan tugasnya kepada BUD.

PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat la innya di lingkungan SKPKD untuk melaksanakan
tugas-

tugas sebagai berikut:

a. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;

b. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

C. mclaksanakan pemungutan pajak dacrah;

d. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;

e. melaksanakan sisten akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

f. menyajikan informasi keuangan daerah; dan

g. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

3. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PPA/PB).

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pejabat Pengguna Anggaran
Pengguna Barang (PPAPB) mempunyai tugas:

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD);

b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD);

C. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;

d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

g. ncngadakan ikatan/pcrjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang tclah

ditctapkan;

h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM):

i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang imenjadi tanggung jawab SKPD yang

dipimpinnya;

k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

I. mcngawasi pclaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya; dan

Im. imelaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa


yang

dilimpahkan oleh kepala daerah.

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya

kcpada Kepala Dacrah melalui Sckrctaris Daerah.

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam melaksanakantugas-tugasnya dapat

melimpahkan sebagian kewenangannyakepada Kepala Unit Kerja pada SKPD selaku Kuasa

PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Barang. Pelimpahan sebagiankewenangan tersebut


berdasarkan

pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja,
lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. Pelimpahan
sebagian

kewenangan tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD. Kuasa pengguna

anggaran/kuasa pengguna barang mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya


kepada

pengguna anggaran/pengguna barang.

4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Barang dalam nelaksanakan program dan kegiatan nmenunjuk pejabat pada unit kerja

SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Penunjukan pejabat tersebut
berdasarkan

pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang
kendali

dan pertimbangan objektif lainnya. PPTK bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang


yang

telah menunjuknya. Tugas-tugas tersebut adalah:

a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan

c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan, yang mencakup

dokumen administrasi kegiatan maupun dokunmen administrasi yang terkait dengan persyaratan

pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

5. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
(DPA-

SKPD), Kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada

SKPD sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD).


PPK-SKPD mempunyai tugas:

a. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) pengadaan barang


dan

jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;

b. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), Surat


Permintaan

Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP-G), Surat Permintaan Pembayaran Tambah Uang

Persediaan (SPP-TU) dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang
ditetapkan

sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

c. melakukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

d. menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);

e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

f. melaksanakan akuntansi SKPD; an

g. mcnyiapkan laporan kcuangan SKPD.

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan

penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

6. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.

Kcpala dacrah atas usul PPKD mcnctapkan Bendahara Pencrimaan dan Bendahara

Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada

SKPD. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran tersebut adalah pejabat fungsional.

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung

dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau
bertindak

sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekeninggiro pos atau

menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Bendahara Penerinaan dan Bendabara Pengeluaran dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu
oleh

Bendahara Penerimaan Pembantu dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu. Bendahara

Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan

tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

3. Tentukan satu contoh pemerintah daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana proses

penyusunan anggaran di daerah tersebut. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda bahwa

penyusunan anggaran tersebut merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis

berdasarkan teori anggaran berbasis kinerja)

Pcmcrintah Daerah Kota Sawahlunto dalam pcnyusunan Rancangan APBD, mcncmpuh langkah-

langkah :

1. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah

2. Kebijakan Umum APBD

3. Prioritas dan Plafon Anggaran Semnentara

4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD

s. Ponyiapan Rapcrda APBD

6. Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

7. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

8. Penetapan Peraturan Daerah

9. Perubahan APBD

Siklus Anggaran Pendapatan dan Bclanja Dacrah (APBD)merupakan dasar pengclolaan

keuangan daerah dalam masa

dengan tanggal 31 Dcscmber. Anggaran Pcndapatan dan Bclanja Dacrah disusun scsuai dongan

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan pemerintah daerah. Dalam

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah melaksanakan kegiatan keuangan dalam


siklus
pengelolaan anggaran yang secara garis besar terdiri dari:

1. Penyusunan dan Penetapan APBD:

2. Pclaksanaan dan Pcnatausahaan APBD;

3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD.

(satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berpedoman kepada rencana kerja

pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya

tujuan bernegara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perubahan APBD, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.


Dalam

menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian


tersedianya

penerimaan dalamn jumlah yang cukup. Pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang
dianggarkan

dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan dianggarkan

secara bruto dalam APBD.

Pemerintah Daerah perlu menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk

menjamin kecukupan dana dalam menyelenggarakan urusan pemerintahannya. Karena itu, perlu

diperhatikan kesesuaian antara kewenangan pemerintahan dan sumber pendanaannya.


Pengaturan

kesesuaian kewenangan dengan pendanaannya adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas

bcban APBD.

2. Pcnyclenggaraan urusan pcmcrintahan yang menjadi kewcnangan pcmcrintah pusat di dacrah

didanai dari dan atas beban APBN.

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya dilimpahkan kepada

kabupaten/kota dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD provinsi.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang pcnugasannya dilimpahkan
kepada

desa, didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.

Scluruh pcncrimaan dan pcngcluaran pemerintahan dacrah baik dalam bentuk uang, barang

dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD.
Penganggaran

penerimaan dan pengeluaran APBD harus menniliki dasar hukum penganggaran. Anggaran
belanja

daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah sebagaimana


ditetapkan

dalam peraturan pcrundang-undangan.

You might also like