You are on page 1of 5

LABORATORIUM SISTEM KONTROL

MODUL VI KENDALI KECEPATAN MOTOR SEARAH DENGAN KOTNROL


PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF
Bidara Paraswati Putri (202011245)
Safina Maulida Fitriani (202011246)
Varysxky Kornelius (202011266)
Asisten : M. Revanrizky Yudhatama
Tanggal Percobaan : 17/11/2022
Laboratorium Sistem Kontrol – INSTITUT TEKNOLOGI
PLN

ABSTRAK keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi


sebuah sistem, menghilang-kan offset dan
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik
menghasilkan perubahan awal yang besar.
menjadi putaran mekanik. Adapun motor DC
merupakan motor arus searah yang terdiri dari
elemen kumparan penguatan (field winding) dan
kumparan jangkar (armature winding). Kecepatan
motor bergantung dari seberapa besar tegangan yang
diberikan. Dalam prakteknya keluaran motor ini
sering kali mengalami keadaan tidak stabil. Perlu
adanya sistem kontrol yang dapat menstabilkan motor
ini. Salah satu sistem kontrol yang dapat digunakan
adalah kontol PID.
Kata Kunci : Motor DC, sistem kontrol, PID

1. PENDAHULUAN
Merancang suatu PID Controller memang tidak Tak dapat dipungkiri, sampai saat ini kontrol
mudah, sebab penentuan konstantanya dilakukan PID (Proporsional Integral Derivative) merupakan
secara trial and error. Selain itu perubahan salah satu-satunya strategi yang paling banyak diadopsi
satu konstanta akan berpengaruh terhadap pada pengontrolan proses industri. Berdasarkan
parameter yang lain. Namun demikian, kesulitan survey, 97% industri yang bergerak dalam bidang
tersebut sudah sedikit teratasi dengan bantuan proses (seperti industri kimia, pulp, makanan,
komputer. Sebab respon dapat langsung dilihat minyak dan gas) menggunakan PID sebagai
tanpa melakukan perhitungan yang rumit dan komponen utama dalam pengontrolannya (sumber:
memakan waktu panjang. Penggunaan MatLab Honeywell, 2000).Seiring dengan perkembangan
tidak terbatas pada perancangan PID Controller teknologi digital dan solid state, dewasa ini produk
saja, melainkan ada berbagai macam analisa PID komersil muncul di pasaran dalam beragam
sistem kontrol seperti Bode Diagram, analisa model dan bentuk, yaitu dari sekedar modul jenis
kestabilan Nyquist, Root Locus, State Space, dll. special purpose process controller(seperti
Fungsi-fungsi untuk keperluan di atas sudah Temperature Controler, Pressure Controller, dan
tersedia di dalam Control Toolbox. Jika tidak sebagainya) sampai modul kontrol jenis general
tersedia, pemakai dapat membuat m-file yang purpose process controller atau yang lebih dikenal
sesuai dengan kebutuhan. dengan nama DCS (Distributed Control System).
Proporsional Integral Derivative (PID) Aksi Bahkan perkembangan terakhir, modul PID ini
kontrol PID pada dasarnya bertujuan untuk juga umum dijumpai dalam bentuk modul
menggabungkan kelebihan komponen komponen independen pada sistem PLC (Programmable
dasar kontrol PID: Logic Controller)
 Kontrol Proporsional: berfungsi untuk Salah satu bahasan dalam mata kuliah sistem
memperbaiki rise time kontrol adalah kontrol PID yang sering digunakan
 Kontrol Integral: berfungsi untuk dan banyak diberikan dalam materi sistem kontrol
menghilangkan error steady state di perguruan tinggi.Hal ini disebabkan karena
 Kontrol Derivative: berfungsi untuk sistem ini merupakan sistem kontrol loop tertutup
memperbaiki overshoot. yang cukup sederhana dan kompatibel dengan
sistem kontrol lainnya sehingga dapat
2. TEORI dikombinasikan dengan sistem kontrol lain seperti
Kontroler adalah komponen yang berfungsi Fuzzy control, Adaptif control dan Robust
meminimasi sinyal kesalahan. Tipe kontroler yang control.Fungsi alih H(s) pada sistem kontrol PID
paling populer ialah kontroler PID. Elemen- merupakan besaran yang nilain yang tergantung
elemen kontroler P, I dan D masing-masing secara pada nilai konstanta dari sistem P, I dan D Sistem

JUDUL JURNAL 1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan Tuning Parameter Pengontrol PID
yaitu kontrol P(Proportional), D (Derivative) dan I Agar diperoleh respon pengontrol yang
(Integral), dengan masing-masing terbaik, maka perlu dilakukan tuning parameter
memilikikelebihan dan kekurangan. Dalam pengontrol PID. Dalam tuning, kita mencari
implementasinya masing-masing cara dapat nilainilai dari Proportional Gain (Kp), Waktu
bekerjasendiri maupun gabungan diantaranya. Integral (Ti) dan waktu derivative (Td). Penalaan
Dalam perancangan sistem kontrol PID yang parameter controller PID selalu didasari atas
perludilakukan adalah mengatur parameter P, I tinjauan terhadap karakteristik yang diatur (Plant).
atau D agar tanggapan sinyal keluaran Dengan demikian betapa rumitnya suatu plant,
sistemterhadap masukan tertentu sebagaimana perilaku plant tersebut harus diketahui terlebih
yang diinginkan. dahulu sebelum penalaan parameter PID itu
dilakukan. Karena penyusunan model matematik
plant tidak mudah, maka dikembangkan suatu
metode eksperimental.
Metode ini didasarkan pada reaksi plant yang
dikenai suatu perubahan. Dengan menggunakan
metode itu model matematik perilaku plant tidak
diperlukan lagi, karena dengan menggunakan data
yang berupa kurva keluaran, penalaan kontroler
Kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s) = PID telah dapat dilakukan. Penalaan bertujuan
s.Kd. sifat dari kontrol D ini dalam konteks untuk mendapatkan kinerja sistem sesuai
“kecepatan” atau rate dari error. Dengan sifat ini ia spesifikasi perancangan. Dua metode pendekatan
dapat digunakan untuk memperbaiki respon eksperimen adalah Ziegler-Nichols.
transien dengan memprediksi error yang akan
terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada 3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
perubahan error sehingga saat error statis kontrol 1. Komputer
ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang 2. Modul Kecepatan Motor DC
menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat
dipakai sendiri. Penggunaan nilai Kd mengurangi 3. Kabel USB to COM
overshoot dan waktu turun tetapi kesalahan 4. Multimeter
keadaan tunak tidak mengalami perubahan berarti.
Untuk Kd pengaruh pada sistem yaitu memberi
efek redaman pada penambahan nilai Kp. 4. HASIL DAN ANALISIS

Pengontrolan PID 4.1 Grafik & Program


Sistem Kontrol PID merupakan kontroler Set Point= 2V( Rab =50 k , RCD =10 k )
untuk menentukan presisi suatu sistem
instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan
balik pada sistem tesebut (Feedback). Sistem
kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan
yaitu kontrol P (Proportional), D (Derivative) dan
I (Integral), dengan masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Dalam
implementasinya masing-masing cara dapat
bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya.
Dalam perancangan sistem kontrol PID yang perlu
dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D Set Point= 2V( Rab =50 k , RCD =50 k )
agar tanggapan sinyal keluaran sistem terhadap
masukan tertentu sebagaimana yang diinginkan.
Secara umum hubungan antara harga yang
diinginkan atau disebut setpoint, harga proses
yang terukur (Process Variable), sinyal kesalahan
(Error) dan keluaran pengontrol.

Sistem Pengontrol
Sistem pengontrol yang di terapkan disini
yaitu menggunakan pengontrol PID yang di
dalamnya terdapat 3 index nilai yang harus di
ketahui dengan cara tunning parameter pengontrol
PID. Salah satunya yaitu dengan metode osilasi.

JUDUL JURNAL 2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Set Point= 2V( Rab =90 k , RCD =10 k ) Set Point= 5V( Rab =90 k , RCD =10 k )

Set Point= 2V( Rab =90 k , RCD =50 k ) Set Point= 5V( Rab =90 k , RCD =50 k )

Set Point= 5V( Rab =50 k , RCD =10 k )

Set Point= 5V( Rab =50 k , RCD =50 k )

JUDUL JURNAL 3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Analisa merupakan objek fisis yang dikontrol seperti


Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan kecepatan motor dan lain-lain, yang berfungsi untuk
adalah berjudul yaitu “Kendali Kecepatan Motor menerima input berupa sinyal kontrol. Selanjutnya
Searah dengan Kontrol Proporsional Integral blok ketiga merupakan tachogenerator yang
Derivatif”. Adapun tujuan dari percobaan modul kali merupakan sensor pengubah kecepatan menjadi
ini yaitu dapat menentukan kontrol proporsional tegangan. Percobaan yang dilakukan di laboratorium
integral derivatif untuk mengendalikan kecepatan pertama-tama adalah ditentukan dengan
motor searah. Motor merupakan mesin yang dapat memvariasikan nilai setpoint dan nilai resistansi dari
mengubah energi listrik menjadi putaran mekanik. resistor pada kontrol proportional menggunakan
Kemudian motor DC sendiri merupakan motor arus potensiometer. Disini akan ada delapan kali
searah yang terdiri dari elemen kumparan penguatan percobaan. Diagram blok percobaan ini menunjukkan
atau disebut field winding dan kumparan jangkar atau bahwa input yang diberikan berupa tegangan yang
disebut armature winding. Dalam cara kerjanya, menuju ke summing point dimana sum ini berfungsi
sistem kontrol terdiri dari open loop control system untuk menjumlahkan antara inputan dan feedback dan
dan close loop control system. Open loop control pada feedback ini terdapat sensor tachogenerator yang
system merupakan suatu sistem kontrol yang keluarannya menuju summing point.
keluaranya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi Percobaan dilakukan sebanyak delapan kali dengan
kontrol. Pada sistem kontrol loop terbuka tidak mengubah set point dengan nilai resistansi pengontrol
terdapat jaringan umpan balik atau sering disebut proporsional menggunakan potensiometer. Layar akan
sebagai feedback. Sedangkan pada close loop control menampilkan nilai 409, yang sesuai dengan 2V.
system merupakan system control dimana sinyal Kemudian sesuaikan nilai kontrol proporsional
keluaran mempunyai pengaruh langsung terhadap dengan potensiometer menjadi 10k ohm, 50k ohm,
sinyal control. Saat terdapat umpan balik, maka dan 90k ohm. Pada 10k ohm nilai waktu naik 424 dan
keluaran akan disamakan dengan set point atau input kesalahan -16 dapat dilihat pada grafik. Kemudian
sehingga dan ketika berbeda maka summing point jika daya diatur ke 50 k ohm. Nilai waktu naik
akan memberikan informasi perbedaan pada meningkat dan nilai akhir mendekati nilai yang
controller. Lalu sistem kontrol akan mengusahakan ditetapkan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa
agar keluaran akan sama dengan masukan. semakin tinggi nilai potensiometer yang disetel,
Selain itu terdapat peralatan dan perlengkapan yang semakin tinggi nilai waktu naik dan semakin kecil
digunakan pada saat praktikum ini diantaranya adalah nilai kesalahannya. Kemudian, dengan pengaturan
satu buah PC yang di dalamnya terdapat aplikasi 2V, potensiometer akan membaca 90k ohm. Sistem
Matlab yang akan menjadi tempat untuk melihat mengalami overshoot. Hal ini terjadi karena nilai
bentuk sinyal yang akan dikontrol. Dimana Matlab kendali proporsional yang diberikan melebihi batas
adalah program interaktif untuk komputasi numerik kapasitas tinggi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
dan visualisasi data. Selain aplikasi yang digunakan nilai yang diberikan pada kendali proporsional harus
untuk mengontrol adapun alat fisik yang akan sesuai dengan kapasitas sistem agar tidak terjadi
digunakan pada percobaan kali ini adalah modul overshoot. Namun, grafik ini memiliki waktu naik
kecepatan motor DC, modul ini berfungsi sebagai yang lebih lama dari yang sebelumnya, sehingga
buku acuan atau buku referensi untuk melakukan menghasilkan nilai kesalahan yang lebih kecil. Selain
praktikum. kabel USB to COM, berfungsi untuk itu terdapat nilai error minus pada data yang diambil
menyambungkan atau menghubungkan antara alat dikarenakan nilai set point nya lebih kecil
dengan computer. Computer, berfungsi untuk melihat dibandingkan dengan present value. Kemudia pada
kurva atau grafik dari percobaan yang dilakukan. dan saat diberikan penguatan proportional 90k ohm
multimeter, dimana multimeter merupakan sebuah dengan nilai integral 10k ohm terjadi osilasi juga.
alat pengukur yang digunakan untuk mengetahui Namun pada saat nilai dari integralnya diberikan
ukuran tegangan listrik, resistansi, dan dan arus listrik. pengutana 50k ohm osilasi sudah tidak terjadi lagi
Tidak hanya itu, di kontrol proporsional integral karna pengutanyang diberikan sesuai kapasitas.
derivatif ini ada potensiometer dan resistor. Perbedaan Perbedaan pada percobaan kedua adalah nilai target
dari keduanya adalah pada potensiometer dapat input sebesar 5V, sama dengan percobaan
mengubah-ubah nilai resistansinya sedangkan pada sebelumnya, dan semakin besar nilai resistansi input
resistor nilai resistansinya tidak dapat diubah. maka semakin besar nilai rise time yang mendekati
Pada praktikum kali ini system kendali kecepatan nilai target. Pada percobaan ini tidak terjadi overshoot
motor yang digunakan merupakan system kendali karena setting yang ditentukan lebih besar dari setting
tertutup. Blok diagram putaran mesin menggunakan sebelumnya. Dari sini kita dapat menyimpulkan
pengontrol proporsional integral derivatif yang bahwa overshoot sistem ini dipengaruhi oleh setpoint
memiliki tiga blok, blok pertama adalah kp dan kontrol proporsional integral. Semakin besar
(pengendali proporsional) atau pengontrol pengaturan untuk perubahan resistansi yang sama,
proporsional yang mengontrol pengatur mesin atau semakin kecil kemungkinan overshoot. Sebaliknya,
engine. Kemudian blok kedua memiliki motor, semakin kecil pengaturan untuk variasi nilai
dimana motor disini merupakan plant, plant itu potensiometer yang sama, semakin besar peluang

JUDUL JURNAL 4
LABORATORIUM SISTEM KONTROL

terjadinya overshoot. Dan juga yang membedakan


modul 6 dengan modul 4 dan modul 5 adalah
penggunaan dari kontrol derivatif itu sendiri. Kontrol
derivatif pada grafik berfungsi untuk memperbaiki
overshoot yang berlebihan dibandingkan kontrol
proporsional dan integral.
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa kesalahan
yang terjadi pada saat praktikum yaitu mulai dari
kesalahan praktikan sendiri hingga kesalahan alat
yang digunakan, sehingga praktikum berjalan sedikit
lebih lama dan nilai data yang diambil kurang presisi.
Selain itu, kesalahan lainnya adalah hasil percobaan
tidak terlalu efektif karena praktikan kurang teliti
dalam mengubah nilai potensiometer pada modul alat.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
terdapat beberapa point yang dapat diamil sebagai
kesimpulan, yaitu :
1. Kontrol PID dapat digunakan untuk
memperbaiki suatu system.
2. Memang sebuah system itu sudah diatur
dengan sangat baik , namun jika di tamabah
lagi dengan PID in maka akan lebih baik baik
lagi sebuah system control tersebut .
3. Besarnya nilai kontrol dan set point yang
dimasukan dapat mempengaruhi kestabilan
sistem.

DAFTAR PUSTAKA
[1] H. Wicaksono and J. Pramudijanto, “Kontrol
PID Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC
Dengan Metode Tuning Direct Synthesis,”
vol. 4, no. 1, p. 8.
[2] Setiawan, “KONTROL PID UNTUK
PROSES INDUSTRI,” p. 210.
[3] M. Ali, “PEMBELAJARAN
PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID
DENGAN SOFTWARE MATLAB,” p. 8.

JUDUL JURNAL 5

You might also like