Professional Documents
Culture Documents
ASISTEN LABORATORIUM
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN PENYAGGA DARI KLASIFIKASI MASSA BATUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Penambangan
dengan metoda
tambang terbuka
adalah suatu kegiatan
penggalian
1.3bahan galian
seperti batubara, ore
(bijih), batu dan
sebagainya di mana
para
1.4pekerja berhubungan
langsung dengan udara
luar.dan iklim.
Tambang terbuka
1.5(open pit mining)
juga disebut dengan
open cut mining;
adalah metoda
1.6penambangan yang
dipakai untuk
menggali mineral
deposit yang ada pada
suatu
1.2.1 Maksud
a. Mengetahui penggunaan klasifikasi massa batuan (rock mass classification)
paca terowongan tambang.
b. Mengetahui penyangga awal dengan menggunakan kalsifikasi RMR dan
klasifikasi Q-System.
1.2.2 Tujuan
a. Simulasi pengambilan data RMR, menentukan nilai RMR 6 parameter, kelas
batuan metode ekskavasi jenis penyangga dan stand-up time.
b. Menentukan nilai Q-System, tipe batuan, jenis penyangga, dan jarak antar
Rock bolt.
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Rompi lapangan;
3. Alat tulis menulis;
4. Tabel RMR;
5. Tabel Q-SYSTEM.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS A4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode ini diperkenalkan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946.Merupakan
metode pertama yang cukup rasional yang
mengevaluasi beban batuan untuk desain terowongan dengan sebuah penyangga
baja. Metode ini telah dipakai secara berhasil di Amerika selama kurun waktu
50tahun. Akan tetapi pada saat ini metode ini sudah tidak cocok lagi
dimana banyak sekali terowongan saat ini yang dibangun dengan menggunakan peny
angga beton dan rockbolts.Terzaghi (1946) untuk penyangga batuan
padaterowongan.Klasifikasi dimanfaatkan untuk:
Terowongan
Penyanggaan pada terowongan
Lereng batuan
pembuatan pondasi
2. Klasifikasi Stand-up Time
Metode ini diperkenalkan oleh Laufer pada 1958. Dasar darimetode ini adalah
bahwa dengan bertambahnya span terowongan akanmenyebabkan berkurangnya
tanpa penyanggaan. Metode ini sangat berpengaruh terhadap perkembanganklasifika
si massa batuan selanjutnya. Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap stand-up time
adalah: arah sumbu terowongan, bentuk potonganmelintang, metode penggalian, dan
metode penyanggaan.Semakin besar terowongan, semakin singkat waktu yang
harusdigunakan untuk pemasangan penyangga. Sebagai contoh, pilot tunnelkecil
mungkin saja dikonstruksi dengan penyangga minimal, sedangkanterowongan
dengan span yang lebih besar pada massa batuan yang samamungkin tidak mantap
jika penyangga tidak seketika dipasang.
3. Rock Quality Designation (RQD)
RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere.Metode ini didasarkan pada
penghitungan inti terambil yang lunak atautidak keras tidak perlu dihitung walaupun
mempunyai panjang lebih dari10 cm. Diameter inti optimal yaitu 47.5mm.
Nilai RQD ini dapat puladipakai untuk memperkirakan penyanggaan
terowongan.Berdasarkan nilai RQD massa batuan diklasifikasikan sebagaiRQD
Kualitas massa batuan< 25%
Sanga tjelek 25-50%
Jelek 50-75%
Sedang 75- 90%
Baik90-100%Sangat baik.
Metode ini tidak memperhitungkan faktor orientasi Bidang disi kontinu, material
pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapatmenggambarkan keadaan massa batuan
yang sebenarnya.
Jarak antar (spasi) bidang diskontinu didefinisikan sebagai jarak tegak lurus antara
dua diskontinuitas berurutan sepanjang garis pengukuran yang dibuat sembarang.
Menurut ISRM, jarak antar (spasi) diskontinuitas adalah jarak tegak lurus antara
bidang diskontinu yang berdekatan dalam satu set diskontinuitas.
Pengukuran Jarak atau spasi kekar bidang diskontinuitas dapat dilakaukan dengan
metode scanline. Scanline pada permukaan lereng/ bukaan tambang minimal 50 m
dengan menyesuaikan kondisi medan yang terdapat di lapangan dan ketersediaan
alat.
Pada pengukuran dilapangan kebanyakan jarak kekar yang terukur pada scanline
merupakan jarak semu.
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
1. Kayu (Timber)
Kayu adalah bahan yang paling penting untuk mendukung dalam
operasipertambangan sampai akhir perang dunia kedua. Sejak itu baja telah menjadi
bahanutama yang digunakan untuk mendukung batuan. Alasan untuk
mempertimbangkankayu sebagai bahan pendukung adalah bahwa hal itu masih
digunakan di tambangbatubara dan logam kecil.
Kayu merupakan bahan ringan, mudah diangkut dan mudah
dimanipulasidalam sistem pendukung. Kayu oak memiliki kerapatan 0,73 g/cm
dan kekuatanlentur 1200 kg/cm. Ini adalah 11 kali lebih ringan namun 2 kali lebih
lemah dari baja.Hal ini membuat kayu menjadi bahan ekonomis bila digunakan
dalam mendukungdalam waktu singkat. Kayu memiliki kelebihan dan kekurangan
bila digunakan dipertambangan
Penyanggan ini, dibuat dari bahan-bahan semen, semen, pasir, aggregat dan
air yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calcium clorida) yang berfungsi
mempercepat waktu pengerasan (curing time). Dinding atau atap terowongan yang
akan disanggadengan semen cor/beton, biasanya terlebih dahulu dipasang besi-besi
rebar (mat-rebar), untuk memperkuat struktur semen cor/betonnya
Keuntungan penyangga semen atau beton Antara lain:
1. Mempunyai kuat tekan yang tinggi.
2. Tahan terhadap pengaruh cuaca
3 Bahan-bahan mudah didapat
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN