You are on page 1of 2

1. Kenapa melakukan perencanaan program Kesehatan dalam penanggulangan HIV?

HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
mengabkibatkan penderita mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah di diagnosa terinfeksi positif oleh
virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
(Diatmi dan Diah, 2014).

Sejak di temukan pertama kali pada tahun 1981 di Amerika Serikat, Perkembangan
penyakit HIV/AIDS secara global dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sangat
mencengangkan. Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari 60 juta orang terinfeksi virus HIV,
dan 20 juta di antaranya telah meninggal dunia karena AIDS. Pada tahun 2001 jumlah orang
yang hidup dengan AIDS diperkirakan sebanyak 40 juta orang. Pada kalangan wanita
jumlahnya kurang dari 50 % yaitu sekitar 17,6 juta orang, sedangkan anak di bawah 15 tahun
yang terkena berjumlah 2,8 juta orang (Depkes RI, 2002).

Kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS terdiri atas promosi kesehatan, pencegahan
penularan HIV, pemeriksaan diagnosis HIV, pengobatan, perawatan dan dukungan serta
rehabilitasi. Pelayanan konseling yang dikenal dengan voluntary counseling and testing
(VCT), suatu layanan konseling dan tes HIV yang dibutuhkan oleh klien secara aktif dan
individual menekankan pada pengkajian dan penanganan faktor risiko, diskusi keinginan
untuk menjalani tes HIV dan penularan, risiko, pemeriksaan, pengobatan dan pencegahan,
penjelasan manfaat mengetahui status HIV.

Permasalahan Penyebaran Virus HIV/AIDS telah berkembang menjadi permasalahan


yang krusial dan mengkhawatirkan baik secara prevalensi pengidap HIV/AIDS maupun
penyebarannya. Upaya penanganannya antara lain dilakukan melalui pencegahan. Selama ini
Pemerintah dan LSM dalam hal ini instansi terkait maupun organisasi pelayanan masyarakat
banyak melakukan penyuluhan sebagai kegiatan pencegahan tentang HIV/AIDS dan penyakit
menular seksual (PMS) di masyarakat. Padahal, pencegahan HIV/AIDS tidak cukup hanya
dengan penyuluhan kesehatan. Diperlukan upaya lain yang relatif komprehensif yang
memfokuskan pada perubahan perilaku sehat. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan
promosi kesehatan.

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai penanggulangan HIV berperan besar dalam
menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien terinfeksi HIV. Selain itu, karena
HIV masih belum memiliki pengobatan definitif hingga kini, edukasi dan promosi kesehatan
sangat penting untuk meningkatkan kesadaran terkait pencegahan dan deteksi dini.

Promosi kesehatan melibatkan berbagai sektor dan dukungan dari pemerintah.


Promosi kesehatan mengenai penanggulang HIV dilakukan melalui iklan layanan
masyarakat, kampanye penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, promosi
kesehatan bagi remaja dan dewasa muda, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan
tenaga non-kesehatan terlatih dalam promosi pencegahan penyalahgunaan zat dan penularan
HIV.

Masyarakat dapat turut berperan serta dalam upaya promosi kesehatan


penanggulangan HIV dengan mempromosikan perilaku hidup sehat, meningkatkan ketahanan
keluarga, serta mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap orang terinfeksi HIV
maupun komunitas populasi kunci. Lingkungan warga dapat membentuk dan
mengembangkan Warga Peduli AIDS dan mendorong warga masyarakat yang berisiko untuk
memeriksakan diri ke pelayanan konseling dan tes HIV sukarela (voluntary counseling and
testing/VCT).

You might also like