You are on page 1of 8

TUGAS 2 TUWEB KE 5

Nama : Viki Dias Handayani


NIM : 857009355
UPBJJ-UT : Bandar Lampung
SMT : II (Dua) BI
Pokjar : Seputih Agung/Seputih Mataram
Masa Registrasi : 2022.2
Jurusan : S1 PGSD.BI
Kode Mata Kuliah : PDGK 4202/Pembelajaran IPA di SD
Nama Tutor : Prayitno Untoro, M.M.Pd.

SOAL URAIAN

1. Meliputi apa saja keterampilan proses dasar dalam pembelajaran IPA dan berikan
penjelasanya.

2. Jelaskan bagaimana cara mendesain alat peraga.

3. Buatlah rancangan pembelajaran secara inter dan intra disiplin ilmu di SD.

JAWABAN
1. Meliputi apa saja keterampilan proses dasar dalam pembelajaran IPA dan berikan
penjelasanya.
a. Keterampilan Mengobservasi (Mengamati)
Keterampilan mengobservasi adalah keterampilan yang dikembangkan dengan
menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan
nama sifat – sifat dari objek – objek atau kejadian – kejadian.
Dengan keterampilan mengamati siswa di harapkan siswa dapat menggunakan
pikiran dan pancainderanya dengan benar dan aman untuk memperoleh data sesuai
dengan tujuan pengamatannya. Keterampilan mengamati dapat dikembangkan secara
bertahap pada diri siswa sesuai dengan tingkat kemampuan berpikirnya. Keterampilan
mengamati meliputi :
1) Keterampilan Membedakan
2) Keterampilan Mengukur Panjang
3) Keterampilan Mengukur Isi
4) Keterampilan Mengukur Berat (Massa)
5) Keterampilan Mengukur Waktu
b. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan ini meliputi kegiatan menyusun atau mendistribusikan objek,
kejadian atau informasi dalam golongan – golongan tertentu yang sesuai.
Keterampilan mengklasifikasi meliputi : Keterampilan Menggolongkan /
Mengelompokkan.
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan
ketermpilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda-
benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda
tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para
ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan. (Nasution,
2007 : 1.15)
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya
memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun-
daun, atau kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem
klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan
tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin
sekolah atau papan panjang di kelas.
Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk
membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk kalsifikasi
organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam
kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai
sumber klasifikasi
c. Keterampilan Menginterpretasi
Keterampilan menginterpretasi adalah keterampilan untuk dapat menafsirkan
data.
d. Keterampilan Memprediksi
Merupakan keterampilan untuk dapat memperkirakan atau meramalkan apa
yang terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data
yang telah diperoleh.
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi
lpada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat
perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi
(Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah
keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian-
kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik untuk menyisipkan
dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 : 1.55).
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan
beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh
kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit,
atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan
toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.
e. Keterampilan Membuat Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan berupa dugaan tentang kenyataan –
kenyataan yang terdapat di alam, melalui proses pemikiran.
Hipotesis berbeda dengan prediksi (ramalan), yakni :
1) Hipotesis mengandalkan pemikiran yang logis untuk merumuskan dugaan /
pernyataan, sedangkan prediksi mengandalkan hasil pengamatan ;
2) Hipotesis menggunakan pola berpikir deduktif, sedangkan presiksi menggunakan
pola berpikir induktif.
f. Keterampilan Mengendalikan Variabel
Variabel adalah faktor faktor yang berpengaruh, alasannya karena faktor
mempunyai nilai yang bervariasi maka di sebut variabel. Faktor yang menjadi
penyebab tejadinya perubahan terhadap faktor yang lain di sebut faktor peubah atau
variabel bebas, sedangkan faktor faktor yang dipengaruhi atau yang diubah disebut
faktor yang diubah atau variabel terikat.
g. Keterampilan Merencanakan dan Melaksanakan Penelitian Eksperimen
Pada keterampilan ini penelitian dapat di pecah menjadi beberapa tahap dan di
kembangkan kepada diri anaksatu per satu, yakni :
1) Menetapkan Masalah Penelitian
2) Menetapkan Hipotesis Penelitian
3) Menetapkan Bahan dan Alat yang Digunakan
4) Menetapkan Langkah – langkah Percobaan serta Waktu yang Dibutuhkan
5) Menetapkan Format Tabulasi Data
h. Keterampilan Menyimpulan (Inferensi)
Yang dimaksud dengan inferensi di sini adalah kemampuan untuk menarik
kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Perbedaannya dengan hipotesis terletak
pada tumpuan penarikan kesimpulan. Pada inferensi kesimpulan di ambil dari data
hasil observasi, jadi menggunakan logika induktif, sedangkan hipotesis lebih
bertumpuan pada hasil pemikiran deduktif. Oleh karena itu mungkin saja untuk
masalah yang sama kesimpulan hasil inferensi tidak sama dengan hipotesisnya.
i. Keterampilan Mengaplikasi (Menerapkan)
Aplikasi adalah suatu bentuk penerapan dari suatu ide atau konsep. Jadi,
keterampilan aplikasi adalah keterampilan menerapkan atau mempergunakan konsep
– konsep ataupun pengetahuan yang telah dimiliki siswa ke dalam situasi baru.
Situasi baru dalam hal ini misalnya situasi yang terdapat di dalam kehidupan sehari –
hari, di luar sekolah bahkan mungkin untuk perikehidupan di masa mendatang.
Kemampuan aplikasi dapat di kembangkan di dalam kelas melalui diskusi
kelompok, Tanya – jawab dengan guru ataupun pengarahan – pengarahan dari guru
untuk memancing gagasan siswa agar berani mengungkapkan gagasannya dalam
menerapkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Aplikasi dapat berupa ide –ide,
gagasan – gagasan, rencana, proyek atau karya nyata.
j. Keterampilan Mengkomunikasikan
Keterampilan ini merupakan keterampilan untuk menyampaikan apa yang ada
di dalam pikiran dan perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan komunikasi lisan pada anak dapat di kembangkan sejak dini pada diri
anak dengan cara memberi kesempatan kepada mereka untuk bekerja kelompok,
diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya kepada kelas. Teman sebaya
(teman sekelas) merupakan mitra yang sangat efektif untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi verbal, karena selama proses berlangsung boleh di katakan
tidak ada hambatan psikologis.
Keterampilan komunikasi tertulis dapat berbentuk tulisan, grafik maupun
gambar – gambar. Dalam pengembangan keterampilan ini memerlukan bantuan dan
fasilitas dari pihak sekolah dan guru. Mereka membutuhkan ruang pameran, dinding
untuk menempelkan karyanya, alat – alat seperti kertas, tinta warna, cat dan
sebagainya yang mungkin tidak dapat di tanggulangi oleh anak – anak. Di sini karya
tulisnya tidak harus dalam bentuk karya tulis ilmiah tetapi dapat berbentuk essai
bebas bahkan dalam bentuk puisi. Tugas guru dalam hal ini adalah memberikan
motivasi, pengarahan, mengorganisasikan serta memberikan kemudahan agar semua
bentuk keterampilan proses dapat berkembang pada diri siswa sesuai dengan tingkat
kedewasaannya.

2. Jelaskan bagaimana cara mendesain alat peraga.


Dalam mendesain alat peraga perlu memperhatikan konsep yang mendasari
kegunaan alat atau prinsip kerja alat tersebut.
Ada tiga kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik :
a. Kelayakan praktis
Yaitu atas dasar praktis yakni :
1) Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga
2) Ketersediaan alat peraga dilingkungan belajar setempat
3) Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4) Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya
5) Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu kapan
dan digunakan oleh siapa saja.
b. Kelayakan Teknis / pedagogis
Yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu:
1) Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2) Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal
c. Kelayakan Biaya.
1) Analisis untung rugi secara ekonomis
2) Jumlah dan jenis perkakas yang akan digunakan
3) Keterampilan yang diperlukan
4) Gambar dan bagan yang akan dibuat
5) Rancangan atau konstruksi alat
6) Evaluasi alat yang dibuat
Disamping itu alat peraga IPA sederhana yang kita buat harus memiliki nilai
bantu terhadap pelajaran IPA yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis,
yaitu hasil interaksi dari kegunaan alat peraga dengan yang dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar.
Adapun alat dan bahan yang kita butuhkan untuk membuat alat peraga IPA
yang sederhana hendaknya bisa diperoleh dari lingkungan sekitar rumah dan sekolah.

3. Buatlah rancangan pembelajaran secara inter dan intra disiplin ilmu di SD.
Secara garis besar Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan cakupan materi yang akan di integrasikan yaitu :
a. Intradisiplin ilmu : mengintegrasikan topik-topik yang terdapat di dalam satu rumpun
bidang studi misalnya IPA terdiri dari: Biologi,Fisika,Kimia,
b. Interdisiplin ilmu : mengintegrasikan topik atau konsepdalam berbagai disiplin ilmu

Berdasarkan pertanyaan dapat saya sajikan rancangan pembelajaran inter dan intra
disiplin ilmu ;
a. Pembelajaran Inter Disiplin Ilmu SD
Sebagai contoh pembelajaran IPA SD secara Interdisiplin Ilmu yaitu
Pembelajaran terpadu dengan tema pertumbuhan dapat ditinjau dari kajian fisika
kimia, dan biologi, yang mana ketiga kajian tersebut masih dalam satu bidang studi
yaitu IPA terpadu. Dari mata pelajaran fisika, aspek-aspek yang dikaji antara lain:
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan seperti cahaya, dan
suhu. Dari cahaya, materi akan akan dijabarkan menjadi sifat-sifat cahaya, dispersi
cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan cahaya. Mata pelajaran yang diterapkan
dalam pembelajaran ini mengacu pada partikel-partikel materi (atom, molekul, dan
ion). Dalam tema di atas tersaji pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan, khususnya nutrisi/makanan, air dan mineral. Air termasuk contoh dari
molekul senyawa dengan rumus H2O, selanjutnya mineral merupakan contoh unsur-
unsur, seperti kalsium (Ca), kalium (K), fosfor (P) dan lain-lain. Sedangkan dari mata
pelajaran biologi, banyak aspek yang bisa dikembangkan, misalnya gen, hormon,
kelembaban, dan cahaya matahari, khususnya untuk fotosintesis.
1) Pertumbuhan
Kimia
a) Mendefinisikan pengertian pertikel materi (atom, molekul dan ion)
b) Memberikan contoh atom, molekul dan ion
c) Peranan atom, molekul dan ion dalam pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Biologi
a) Menjelaskan factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
b) Melakukan kesperimen tentang factor factor – factor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan dan perkembangannya
Fisika
a) Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat – sifat
cahaya
b) Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
2) Tujuan
Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang :
a) Pertumbuhan pada tumbuhan
b) Factor – factor yang mempengaruhi tentang pertumbuhan tumbuhan
c) Factor – factor yang mempengaruhi tentang perkembangan tumbuhan
d) Dapat melakukan eksperimen mengenai pertumbuhan pada tumbuhan
3) Alat, bahan dan sumber bahan
a) Alat dan Bahan
- Daun
- Biji kacang hijau
- Potongan lidi
- Gambar – gambar mengenai tumbuhan
- Kertas dan sebagainya
b) Sumber Bahan
- GBPP
- Buku Paket
- Buku Pedoman
- Buku Sumber lain
4) Kegiatan belajar mengajar
a) Kegiatan Tanya jawab
Contoh pertanyaan :
- Apa pengertian pertumbuhan?
- Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
- Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
- Apakah yang di butuhkan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan subur?
Pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model
pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan autentik (Depdikbud, 1996:3).
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema/topik pembahasan. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh
(holistik), bermakna, autentik dan aktif.
b. Pembelajaran Intra Disiplin Ilmu
Kemudian contoh pembelajaran terpadu intrakurikulum, dengan topic listrik.
Dalam hal ini, topic listrik dijadikan sebagai topic inti. Dalam kurikulum SD topic
listrik di berikan pada kelas – kelas akhir yaitu kelas V dan VI. Adapaun tahap –
tahap dalam pembelajaran adalah sebagai berikut;
1) Pertama, dalam pembelajaran dikelas perlu di ubgkap pengertian listrik serta sifat
– sifatnya. Hal – hal apa saja yang dapat disajikan sebagai sumber listrik, serta
meminta siswa untuk membuktikan contoh alat – alat apa saja yang dapat
membangkitkan tenaga listrik. Dalam hal ini pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu sederhana seperti penggaris plastic, kain wol, serpihan
kertas, balon karet dan sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung diperlukan
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pertanyaan – pertanyaan yang
akan diajukan sebaiknya disiapkan telebih dahulu.
2) Kedua, kemudian anda dapat berpindah pada topic cahaya. Dengan mengajukan
beberapa pertanyaan seperti: Apakah manfaat listrik bagi kehidupan kita? Apakah
alat – alat atau perabotan dirumahmu yang menggunakan listrik? Apakah anda
menggunakan listrik sebagai sumber penerangan di malam hari? Apakah
hubungan listrik dengan cahaya? Pertanyaan – pertanyaan ini akan menggiring
siswa kepada kaitan cahaya dengan listrik. Dengan perkataan lain lampu
memancarkan cahaya setelah dialiri listrik.
3) Ketiga, anda dapat berpindah pada topic energy, gaya dan kerja. Dalam hal ini
dapat dikaitkan dengan topic listrik. Sebagai gambaran pada saat ini banyak
peralatan dirumah yang menggunakan listrik, bahkan dibeberapa tempat alat
angkutan seperti mobil ada yang menggunakan listrik sebagai sumber energy,
kipas listrik dapat berputar karena dihubungkan listrik. Contoh – contoh lain dapat
diungkap dengan memancing kreatifitas siswa untuk menceritakan pengalaman
siswa sehari – hari dirumah atau dari bahan bacaan atau dri TV dan sebagainya.
4) Selanjutnya anda dapat mengaitkan topic listrik dengan populasi dalam biologi.
Hubungan antara jumlah listrik yang harus disiapkan oleh PLN dalam suatu
wilayah dalam hal ini dikaitkan dengan bertambahnya populasi penduduk dan
sebagainya.
5) Dengan pelajaran Kimia, secara sederhana dapat disebutkan bahan – bahan kimia
apa saja yang terkandung dalam baterai sehingga dapat menimbulkan arus listrik.
Di samping itu dapat pula disebutkan apa kelebihan – kelebihan atau kelemahan –
kelemahan baterai sebagai sumber listrik dibandingkan dengan sumber energy
lainnya seperti energy matahari, air terjun dan sebagainya.

You might also like