You are on page 1of 11

PANDUAN PRAKTIS RENCANA

PENULANGAN KOLOM DAN


BALOK
Mk. Komputer Grafis 1

Perhatian :
Hanya untuk kalangan sendiri. Panduan praktis ini digunakan hanya untuk membantu
penyelesaian tugas mk. Komputer Grafis 1. Panduan praktis ini tidak berlaku setelah Anda
mempelajari mk. Struktur beton lebih detail.

Triono Subagio
bagiocivil@gmail.com
Panduan Praktis
Merencanakan tulangan kolom

Sistem Notasi Tulangan Beton


Tulangan polos diberi kode P
Tulangan ulir/sirip diberi kode D
Keterangan lebih lengkap, baca SNI 2052 - 2014

Sistem Notasi Kolom


Pemberian notasi untuk pengkodean kolom pada sebuah gambar denah kolom diatur sebagai
berikut :
K.a-n
di mana :
K : kode kolom
a : menunjukkan posisi lantai kolom ybs
n : nomor atau tipe kolom

Contoh :
Kode kolom : K.2-3, artinya/dibaca : Kolom lantai 2 tipe 3

Ketentuan dasar :
1. Gunakan selimut beton 40 mm
2. Gunakan sengkang P10
3. Diameter tulangan bagi/pokok minimum yang disarankan dipakai adalah D16. (lihat SNI
2502 - 2014)
4. Jarak minimum antar tulangan bagi/pokok : 25 mm
5. Pemasangan sengkang untuk kolom dibagi menjadi 2, yaitu sengkang untuk daerah
lapangan dan daerah tumpuan.
6. Rencana dasar untuk daerah tumpuan adalah ¼L, di mana L adalah tinggi kolom – tebal
plat lantai di atasnya
7. Rencana dasar untuk daerah lapangan adalah ½L, di mana L adalah tinggi kolom – tebal
plat lantai di atasnya
8. Tulangan sengkang untuk daerah tumpuan harus lebih rapat daripada daerah lapangan
9. Ketentuan-ketentuan lain yang lebih detail tentang sengkang, lihat SNI 2502 – 2014 dan
SNI lain yang berkaitan dengan struktur beton.
Pertanyaan :
Bagaimana merencanakan penulangan tulangan pokok/bagi untuk kolom?
Contoh :
a. Misal dimensi kolom 400/400, dan diberi kode K.2-2
Jadi Akolom = 1,6 . 105 mm2

b. Penulangan pokok/bagi untuk kolom, biasanya berkisar antara 2% s.d. 3% dari luas
penampang kolom. Penulangan sebesar 4% jarang dilakukan kecuali kondisi struktur
khusus. Sehingga luas tulangan bagi yang diperlukan adalah :

𝐴𝑡𝑢𝑙 = 2%. 𝐴𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚


= 3,2. 103 𝑚𝑚2

c. Direncanakan tulangan bagi/pokok yang akan dipakai adalah D16.


Sehingga AD16 = 2,011 . 102 mm2 (lihat SNI 2502 - 2014)

3,20 . 103
∑ 𝑡𝑢𝑙. 𝑏𝑎𝑔𝑖 =
2,011 . 102
= 15,912 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 = 16 𝑏𝑢𝑎ℎ

Tabel luas penampang untuk beberapa diameter tulangan :


Diameter Tipe tulangan
Polos (mm ) 2 Deform (mm2)
16 2,011 . 102 2,011 . 102
19 2,835 . 102 2,835 . 102
22 3,801 . 102 3,801 . 102
25 4,909 . 102 4,909 . 102

d. Jumlah tulangan bagi yang diperlukan adalah 16D16, dan direncanakan tulangan bagi
akan dipasang pada 4 sisi kolom. Karena kolom berbentuk bujursangkar, sehingga
tulangan bagi bisa direncanakan dengan julah yang sama untuk tiap sisi kolom. Sehingga
rencana tiap sisi kolom untuk penulangan bagi adalah 4D16.
e. Sengkang
Diameter sengkang adalah P10. Untuk pemasangannya, sengkang di daerah tumpuan
harus lebih rapat daripada sengkang di daerah lapangan.

Contoh :
Tumpuan : P10 – 150, dibaca sengkang diameter 10 mm dengan jarak 150 mm
Lapangan : P10 – 200, dibaca sengkang diameter 10 mm dengan jarak 200 mm

f. Rencana sketsa penulangan


Dari poin (d) dan (e), dibuat rencana sket penulangan kolom, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini :

g. Tulangan bagi/pokok harus diperiksa terhadap jarak minimum antar tulangan


bagi/pokok. Jarak minimum s.p.s : 25 mm

400 − 2 . 40 − 2 . 10 − 5 . 16
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠. 𝑝. 𝑠 =
4
= 55 𝑚𝑚

Karena jarak s.p.s hitung = 55 mm > 25 mm, jadi tulangan bagi bisa dipasang sesuai
rencana yang disyaratkan.
h. Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dipindahkan ke dalam buku kerja sebagai data
gambar dan acuan untuk menggambar detail struktur kolom.

1. KOLOM
Kode
K.2-2 Dimensi (mm) 400/400
Tebal selimut beton 40 mm
Gunakan penulangan bagi/pokok untuk kolom sebesar 2% s.d. 3%

Tulangan pokok 2 sisi -


Tulangan pokok 4 sisi 4 x 4D16
Tulangan tumpuan Tulangan lapangan
Sengkang P10 - 150 P10 - 200

Soal
Rencanakan tulangan bagi/pokok untuk kolom dengan data sebagai berikut :
- selimut beton 45
- sengkang 10
- tulangan bagi/pokok yang dipakai D19
- rasio penulangan pokok/bagi untuk kolom adalah 2,5%, jika dimensi kolom :

a. 500/500
b. 400/550
Panduan Praktis
Merencanakan tulangan balok

Sistem Notasi Balok


Pemberian notasi untuk pengkodean balok, baik balok induk ataupun balok anak pada sebuah
gambar denah balok diatur sebagai berikut :

BI.a-n atau BA.a-n


di mana :
BI : kode balok induk
BA : kode balok anak
a : menunjukkan posisi lantai balok ybs
n : nomor atau tipe balok

Contoh :
Kode kolom : BI.3-2, artinya/dibaca : Balok induk pada lantai 3 tipe 2

Menentukan dimensi balok


1. Dimensi balok induk yang direncanakan (asumsi awal) dihitung berdasar bentang balok,
yang biasanya bentang balok adalah jarak antar kolom struktur.
2. Jika luasan lantai yang dibatasi oleh balok-balok induk melebihi 25 m2, sebaiknya pada
bentang balok induk terpanjang dipasang balok anak.
3. Asumsi rencana tinggi balok induk yang sering dipakai adalah 1/14L s.d. 1/11L, di mana L
adalah jarak antar kolom
4. Asumsi rencana tinggi balok anak yang sering dipakai adalah 1/16L s.d. 1/14L, di mana L
adalah jarak bentang balok yang ditinjau
5. Lebar balok induk tidak boleh melebihi lebar kolom.
6. Perbandingan lebar (B) dan tinggi (H) balok yang disarankan atau sering dipakai dalam
perencanaan adalah 3 : 4 atau 5 : 6 atau 2 : 3.
Contoh :
Lihat gambar sket denah di bawah ini :

Rencana balok induk


1. Balok BI-1
Tinggi balok (H)
1
𝐻= . 7000
12
= 583,33 𝑚𝑚

Lebar balok (B) diasumsikan dengan perbandingan 3:4 terhadap tinggi balok (H).
sehingga lebar balok yang direncanakan adalah :
3
𝐵 = . 583,33
4
= 437,5 𝑚𝑚

Sehingga dimensi balok induk BI-1 bisa diambil 400/600.

2. Balok BI-2
Tinggi balok (H)
1
𝐻= . 4000
12
= 333,33 𝑚𝑚
Lebar balok (B) diasumsikan dengan perbandingan 3:4 terhadap tinggi balok (H).
sehingga lebar balok yang direncanakan adalah :

3
𝐵= . 333,33
4
= 249,99 𝑚𝑚

Sehingga dimensi balok induk BI-2 bisa diambil 300/400.

3. Balok anak (BA-1).


Karena luasan lantai yang dibatasi oleh kolom-kolom dan balok induk adalah 28 m2,
sehingga harus dipasang balok anak.
Tinggi balok (H)
1
𝐻= . 4000
12
= 333,33 𝑚𝑚

Lebar balok (B) diasumsikan dengan perbandingan 2:3 terhadap tinggi balok (H).
sehingga lebar balok yang direncanakan adalah :
2
𝐵 = . 333,33
3
= 222,22 𝑚𝑚

Sehingga dimensi balok induk BA-1 bisa diambil 200/350.

4. Rencana sketsa denah struktur


Ketentuan dasar penulangan balok dan sloof:
Ketika membaca ketentuan ini, silakan sambil membaca gambar detail penulangan balok dan
sloof yang sudah disediakan.
1. Bentang balok adalah jarak bersih antar muka kolom.
2. Gunakan selimut beton minimal 25 mm untuk balok dan 40 mm untuk sloof.
3. Gunakan sengkang 10
4. Jika tinggi balok > 250, maka harus dipasang tulangan pinggang. Diameter tulangan
pinggang dibuat sama dengan tulangan pokok/bagi balok.
5. Pemasangan sengkang untuk balok dibagi menjadi 2, yaitu sengkang untuk daerah
lapangan dan daerah tumpuan.
6. Rencana dasar untuk daerah tumpuan balok adalah ¼L, di mana L adalah menurut poin
1.
7. Rencana dasar untuk daerah lapangan balok adalah ½L, di mana L adalah menurut poin
1.
8. Tulangan sengkang untuk daerah tumpuan harus lebih rapat daripada daerah lapangan
9. Diameter tulangan bagi/pokok minimum yang disarankan dipakai adalah D13. (lihat SNI
2502 - 2014)
10. Tulangan pokok/bagi untuk balok dibedakan menjadi tulangan tarik dan tulangan tekan,
baik untuk daerah lapangan maupun daerah tumpuan.
11. Sebaiknya tulangan Tarik dipasang 2 lapis tulangan. Sedangkan tulangan tekan dipasang
1 lapis tulangan.
12. Jarak minimum antar tulangan bagi/pokok : 25 mm.
13. Ketentuan-ketentuan lain yang lebih detail tentang penulangan struktur balok, lihat SNI
2502 – 2014 dan SNI lain yang berkaitan dengan struktur beton.
Latihan :
Gambarkan detail balok dengan data sebagai berikut :

Sebuah balok induk pada lantai 3 suatu gedung dengan nomor tipe 3, berdimensi 400/500. Selimut beton yang dipakai adalah 40 mm dan diameter
sengkang 10 mm. Jarak kolom as ke as kolom adalah 4,00 m dan dimensi kolom adalah 400/400. Tulangan tarik balok untuk daerah tumpuan dan
lapangan dipasang dua lapis, di mana lapis 1 adalah 4D20 dan lapis 2 adalah 2D16. Sedangkan tulangan tekan yang dipakai adalah 3D16. Sengkang
untuk daerah tumpuan dipasang dengan jarak 100 mm dan daerah lapangan 125 mm.

Jawab :
Contoh penyajian gambar detail balok dan sloof :

You might also like