You are on page 1of 6

LAPORAN HASIL EVALUASI

KEGIATAN AKTUALISASI

PENERAPAN FORMULIR FIBRINOLYTIC CHECKLIST


PADA PASIEN ST-SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION (STEMI)
UNTUK OPTIMALISASI TERAPI FIBRINOLITIK
DI RSUD R.A. KARTINI JEPARA

Nama Peserta : dr. Laurensia Valentina


NIP : 1997202202202020032016

RSUD R.A. KARTINI JEPARA


2022
A. Pendahuluan

Terapi fibrinolitik pada pasien STEMI adalah terapi yang digunakan


untuk mengatasi bekuan darah atau trombus dengan cara melisiskan benang-
benang fibrin sehingga bekuan darah tersebut pecah. Infark miokard/ serangan
jantung/kematian jaringan sel jantung yang diakibatkan oleh adanya bekuan
darah yang menyumbat pembuluh darah jantung digambarkan dengan
peningkatan segment ST (STEMI) pada alat Elektrokardiogram (EKG). Selain
dari EKG STEMI juga ditegakkan dengan peningkatan hasil enzim jantung yang
menandakan kerusakan otot jantung. Sebelum melakukan terapi fibrinolitik
pada pasien STEMI perlu dilakukan anamnesis mengenai checklist pemberian
fibrinolitik yang dimulai sejak onset nyeri dada kiri hingga waktu bertemu
dengan dokter masih dalam jangka waktu kurang dari 12 jam, tidak memiliki
kontraindikasi absolut dalam pemberian fibrinolitik. Di RSUD R.A.Kartini terapi
fibrinolitik untuk pasien STEMI sudah dilakukan namun belum ada lembar
checklist untuk memastikan indikasi.
B. Tujuan
Laporan ini dibuat sebagai bentuk salah satu kegiatan aktualisasi “ Penerapan
Formulir Fibrinolytic Checklist pada Pasien ST-Segment Elevation Myocard
Infarc (STEMI) untuk Optimalisasi Fibrinolitik di RSUD RA Kartini Jepara”
sehingga penulis dapat melewati rangkaian latihan dasar CPNS 2022. Selain
itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui dampak dari aktualisasi penulis.

C. Metode
Data untuk laporan diambil dari google form yang telah dibagikan
kepada sejawat di RSUD RA Kartini Jepara dalam bentuk pre-test dan post-
test dalam sosialisasi yang dilakukan untuk mengukur perbedaan pengetahuan
sejawat sebelum dan sesudah sosialisasi. Selain itu, pada saat pelaksanaan
dibagikan link google form untuk mencatat identitas pasien yang telah
menggunakan formulir fibrinolitik. Dilakukan dokumentasi terhadap rekam
medis pasien yang menggunakan formulir fibrinolitik baik secara langsung
dengan mencari status pasien maupun tidak langsung dengan meminta
dokumentasi dari sejawat pasca pemakaian formulir.
Setelah data terkumpul, maka data akan di olah dengan grafik dan chart
yang ada pada google form sehingga dapat dibandingkan data sebelum dan
sesudah pelaksanaan aktualisasi.
D. Hasil
Dari metode yang penulis sampaikan maka didapatkan data sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang fibrinolitik
Terdapat 3 soal yang ditanyakan pada form pretest dan posttest sosialisasi dan
didapatkan 15 responden dengan rata-rata hasil sebagai berikut
a. Pre test

Terdapat 80% responden yang menjawab dengan benar (warna kuning) pada
soal nomor 1, 100% responden menjawab dengan benar (warna merah) pada
soal nomor 2, dan 100% responden menjawab dengan benar (warna merah)
pada soal nomor 3. Nilai rata rata pretest peserta sosialisasi adalah 93,3%.
b. Posttest

Terdapat 100% responden yang menjawab dengan benar (warna kuning) pada
soal nomor 1, 100% responden menjawab dengan benar (warna merah) pada
soal nomor 2, dan 100% responden menjawab dengan benar (warna merah)
pada soal nomor 3. Nilai rata rata pretest peserta sosialisasi adalah 100%.
c. Survey Peserta
Selain itu, penulis juga mengajukan pertanyaan tambahan mengenai pendapat
peserta tentang ceklis fibrinolitik dengan hasil seluruh peserta mengatakan
bahwa ceklis fibrinolitiik dapat membantu kinerja peserta di IGD.
2. Pemakaian formulir fibrinolitik checklist di IGD
Berdasarkan data google form dan penelusuran penulis, terdapat 3
pasien dengan indikasi pemberian fibrinolitik di IGD RSUD R.A. Kartini Jepara
pada periode 12 Oktober 2022 – 1 November 2022. Ketiga pasien tersebut di
diagnosis sebagai ST-Segment Elevation Myocard Infarc (STEMI) yang
seluruhnya menggunakan ceklis fibrinolitik dalam penanganannya.

Selain itu, seluruh responden yang menggunakan ceklis fibrinolitik


dalam penanganan pasien tersebut mengatakan bahwa ceklis tersebut
membantu pekerjaan agar lebih mudah dan efisien.

E. Kesimpulan
- Pada 15 peserta yang terlibat terjadi peningkatan nilai rata-rata tes
mengenai fibrinolitik post sosialisasi dibandingkan dengan pre sosialisasi
dari 93,3% menjadi 100%.
- Seluruh peserta sosialisasi mengatakan bahwa adanya ceklis fibrinolitik
memudahkan pekerjaan di IGD.
- Terdapat 3 pasien dengan indikasi pemberian fibrinolitik pada periode 12
Oktober 2022-1 November 2022 yang seluruhnya menggunakan ceklis
fibrinolitik.
- Seluruh responden dalam pelaksanaan aktualisasi mengatakan bahwa
adanya fibrinolitik ceklis membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien.

You might also like