Professional Documents
Culture Documents
Bumbu Jangkep Bumbu Dasar Masakan Jawa T
Bumbu Jangkep Bumbu Dasar Masakan Jawa T
BAB I
PENDAHULUAN
„Surga Dunia „ , memiliki sumber daya alam yang beranekaragam, baik sumber
daya alam hayati flora dan fauna dan memiliki arti yang penting dalam kehidupan
penggunaan sumber daya alam hayati, antara lain sebagai bahan pangan, bahan
adat. Ada berbagai jenis tumbuhan yang dipergunakan untuk bahan pangan
tumbuhan yang biasa tumbuh baik secara liar maupun di daerah sekitar
pengawet atau bumbu atau pelengkap rasa dalam masakan khas suatu daerah.
suatu budaya lokal yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang.Hingga
saat ini tradisi pemanfaatan tumbuhan rempah dalam pembuatan makanan masih
1
2
dan diolah asli Indonesia, dengan menggunakan bahan lokal dan dengan cara
pengolahan yang beragam dan bervariasi, serta memiliki ciri khas daerah
setempat, mulai dari makanan utama, makanan selingan dan minuman yang biasa
kaya akan beraneka ragam bumbu dan rempah-rempah dapat diharapkan menjadi
potensi yang sulit untuk ditiru negara-negara lainnya di dunia mengingat keunikan
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pisik yang kaya akan gizi makanan, akan
tetapi juga berfungsi sebagai sumber gizi yang mengandung unsur obat-obatan
lainnya yang telah diterima secara internasional selama ini. Apabila dihubungkan
sangat kaya ragamnya dapat menjadi aset berupa atraksi wisata yang berharga.
sebagai salah satu teknologi budaya fisik diperlukan untuk memperkuat daya tarik
dan indentitas bangsa yang besar ini, seperti halnya beberapa Negara yang dengan
dapat menambah nilai ekonomi (devisa) dan ketahanan nasional serta harga diri
untuk menjadi tuan rumah pada daerah tujuan wisata internasional baik dilihat
Gambar 1. Peta pulau Jawa dimana bumbu jangkep berasal dari kerajaaan
Mataram dan hingga kini masih dilestarikan dalam budaya tutur.
Makanan tradisional menjadi suatu ciri khas bagi daerah tertentu dan etnis
tertentu dengan karakter cita rasa yang khas. Mulai dari area pantai dengan ciri
khas bahan dasar ikan dan hasil laut lainya, sepanjang pesisir pantai ditemui
berbagai menu degan bahan dasar ikan dan hasil lautNamun seiring
rajungan di Tuban adaah salah satu jenis kare yang terkenal meski berbumbu
mangut yang merupakan masakan dengan bumbu dasar putih bersantan dengan
kondimen ikan pe (ikan pari) panggang , sayuran terong dan tempe dengan bumbu
khas kencur mampu menggugah selera . Kemudian daerah dataran seperti kota
sepanjang jalur tengah Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur, hidangan unggas dan
ternak mendominasi. Ayam goreng kalasan di daerah Magelang, sate dan gulai
4
yang membuat rindu . Bebek goreng Malang mewakili daerah landai di Jawa
Timur yang cukup memikat selera. Madiun yang merupakan daerah landai dengan
pola bercocok tanam, pecel madiun adalah makanan yang sangat terkenal di Jawa
Timur. Tak kalah seru adalah daerah pegunungan seperti Dieng Jawa Tengah,
dengan menu sup jamur nya yang panas pedas lada atau daerah Batu Jawa Timur
dengan sate kelinci nya yang lembut dan lezat. Lamongan sebagai daerah
campuran ayam dan bandeng .Tradisi kuliner khas masyarakat itu sendiri di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat dipengaruni bumbu jangkep. Mulai
dari soto, gulai, krengsengan , rawon dan banyak lagi memiliki kemiripan yang
dapat diambil „benang merahnya‟. Kesamaan itu memiliki krakteristik yang sama
yaitu terdapat unsur bumbu dasar, bumbu pelengkap (warna merah menggunakan
cabai merah, kuning menggunakan kunyit dan oranye menggunakan kunyit dan
cabai merah). Maraknya bumbu instan yang ditawarkan pabrik besar hingga
bumbu masakan secara instan. Apabila perihal ini tidak diupayakan pelestarian ,
bukan tidak mungkin 20 tahun kedepan, bumbu masak tradisional etnis dan
daerah tinggal kenangan. Etnis Jawa, baik yang tinggal di provinsi Jawa Tengah
maupun Jawa Timur, sangat memanfaatkan rempah dan rimpang bumbu yang
disebut Empon Empon, dari percampuran empon empon lengkap dikenallah yang
Analisis sensori adalah suatu analisis yang digunakan untuk menguji mutu
suatu produk dengan alat indera manusia sebagai alat ujinya. Menurut
Setyaningsih, dkk. (2010) pada produk pangan pengujian ini sangat penting
dilakukan, karena meskipun nilai gizinya tinggi dan higienis, jika rasanya sangat
tidak enak maka nilai gizinya tidak dapat dimanfaatkan karena tidak dimakan.
pada tahun 2014 di kediaman beliau menyebutkan “ Bumbu Jangkep adalah resep
turun temurun yang di lestarikan secara turun temurun dengan cara juru masak
Masih lanjut beliau ,“ Kalau tidak menggunakan bumbu jangkep , rasa masakan
menjadi hambar, jadi orang hidup itu harus jangkep (sempurna) tata karma nya
B. Masalah Penelitian
3. Bagaimana tanggapan responden terhadap bumbu instan yang dibeli dari toko
dengan bumbu jangkep yang dibuat sendiri dari segi rasa, warna dan tekstur ?.
6
C. Tujuan Penelitian
jangkep.
kesehatan.
dari toko dengan bumbu jangkep yang dibuat sendiri dari segi rasa, warna dan
tekstur.
terutama bagi pemula agar dapat membuat berbagai masakan dengan mudah ;
3. Memberikan pemikiran bagi orang-orang yang berasal Jawa Tengah dan Jawa
Timur untuk melestarikan tradisi kuliner Jawa yang sudah turun temurun
ini disamping menjadi bumbu masakan juga merupakan ramuan obat yang
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Bumbu
Bumbu adalah campuran yang terdiri atas satu atau beberapa jenis rempah-
rempah, atau ekstrak rempah-rempah dan bahan perasa lainnya seperti garam,
gula, produk susu dan penguat rasa yang ditambahkan pada makanan, baik pada
a. Fungsi Bumbu
Fungsi utama dari bumbu, tentunya sebagai pemberi cita rasa pada
makanan. Bumbu dengan resep yang tepat merupakan unsur yang penting dalam
menciptakan masakan dengan cita rasa yang baik, karena setiap bumbu memiliki
komponen kimia khas yang dapat memengaruhi cita rasa makanan. Selain itu,
faktor fisik dari bumbu yang dapat memengaruhi cita rasa makanan yaitu bentuk
bumbu (segar, kering, dsb) dan teknik yang digunakan dalam persiapan dan
Selain dari fungsi utamanya sebagai pemberi cita rasa, saat ini mulai
menggunakan bumbu-bumbu yang alami (Raghavan, 2006). Tren yang juga mulai
7
8
penyakit. Saat ini masyarakat mulai banyak yang kembali menggunakan obat-
obatan berbahan dasar rempah-rempah atau herba yang alami dan mulai
pengawet dan antimiroba. Pemanfaatan ini telah banyak dilakukan pada budaya-
budaya kuno seperti Mesir, Cina, India, Romawi dan Suku Asli Amerika. Bumbu-
mencegah infeksi dan penyakit. Tidak seperti pengawet sintetis yang dapat
alami selain bekerja dengan baik sebagai pengawet dan antimikroba, tetapi juga
b. Komposisi Bumbu
karakteristik yang khas, campuran yang tepat dari berbagai bahan bumbu akan
relative sering muncul dalam masakan Jawa. Tumbuhan semusin dari family
Liliaceae ini tumbuh dalam rumpun , memiliki batng semu tersusun atas lapisan
lapisan daun, berakar serabut dan berumbi lapis bukanlah umbi sebenarnya seperti
pada ketela, singkong atau kentang , namun berbentuk dari lapisan-lapisan daun
yang menyatu dan membentuk batang yang fungsinya berubah menjadi membesar
dan membentuk umbi lapis. Daun bawang merah berbentuk tunggal , silinder
kanker : Bawang merah ini kaya senyawa aktif yang berhasil menghambat
sifat anti inflamasi dan anti bakteri yang memberikan bantuan untuk sakit perut
membantu untuk mengontrol gula darah di dalam hati. dan mengatur pelepasan
dalam tubuh. Pengganti amoniak : Aroma, bau yang di miliki pada bawang merah
pernafasan, juga fungsi saraf. Hal seperti ini dapat membantu dalam pemberian
pertolongan pertama pada seseorang yang tidak sadar diri atau pingsan.Mencegah
bawang merah yang mentah secara rutin. Anti biotik alami . Mengencerkan dahak
10
susah buang air kecil. Memiliki khasiat dan manfaat bawang merah untuk
ikan pada kaki. Membunuh kuman di mulut : Bawang merah ini ternyata sering di
gunakan untuk mencegah adanya kerusakan pada gigi dan infeksi di mulut,
kalajengking .
bentuknya rumput berumbi siung bersusun atau lapis. Tanaman ini berasal dari
Asia Tengah . Berkembang baik pada ketinggian 200 -250 meter ditas permukaan
laut pada tanah yang gembur mengandung endapan atau tanah liat . Bawang putih
ditanam dengan bibit ysng diambil dari umbu yang sudah diistirahatkan selamat 6
hingga 80 cm. Batang tanaman ini merupakan batang semu yangterusun dari
berongga Kandungan bawang putih adalah sulfur yang tinggi. Kandungan ini
11
sebenarnya untuk melindungi didir dari hewn herbivore. Dalam kuliner Asia,
bawang putih adalah salah satu pecita rasa Umami (gurih) disamping MSG.
Disamping bawang putih yang umum dikenal pada bumbu dapur, terdapat pula
bawang putih tunggal atau orang Jawa menyebutnya bawang lanang . bawang
putih ini memiliki aroma yang lebih kuat disbanding bawang putih pada
umumnya, masakah Timur Tengah yang sangat kuat aroma bumbu nya , sangat
antriartisis, hipoglikemik, antioksidan dan anti tumor, senyawa allisin dan aliin
Seperti yang telah banyak diketahui selain bahan rempah untuk masakan
kandungan kemiri kaya senyawa penting bagi tubuh. Kandungan kimia yang
terdapat pada kemiri mencakup seperti gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat,
miristat, asam minyak, protein, vitamin B1, dan zat lemak. Manfaat kemiri yang
populer terdapat pada minyak kemiri tersebut, yang dihasikan dari tumbukan biji
kemiri yang telah disangrai atau dibakar. Minyak kemiri berguna untuk
alami rambut hitam sehingga, ekstrak minyak kemiri banyak dipakai oleh para
produsen shampo.
12
palmitat, asam stearat, dan asam askorbat. Senyawa - senyawa itu diketahui
efektif dalam menurunkan kadar kolesterol di dalam darah dan dapat mampu
mengurangi deposit kolesterol dalam dinding pembuluh darah arteri dan vena.
berkhasiat anti bakteri dan jamur. Lengkuas juga menambah nafsu makan,
pada batuk, dan memiliki khasiat afrodisiak bagi pasutri yang memiliki masalah
pencernaan, seperti mulas berlebihan, diare, kolik usus dan penyakit herfes. Cara
Sejenis tanaman perdu yang satu ini sangat memberikan aroma India.
Namun masih ada kemampuan lain yang sangat luar biasa yaitu : Menguatkan
8. Santan
lemak fitosterol yang jika masuk kedalam tubuh akan diterima oleh protein high
sebab itu kapulaga baik untuk dikonsumsi bagi penderita hipertensi. Selain
Mengandung dua zat penting yang baik untuk kesehatan tulang yaitu mangan dan
vitamin C. Kedua zat ini juga mempunyai peranan penting untuk mencegah
osteoporosis. Menghilangkan rasa sakit, nyeri otot, dan kejang. Selain itu,
14
kapulaga juga mempunyai sifat anti inflamasi yang dapat mengobati gusi
bengkak. Menjaga kesehatan ginjal. Sifat alami ini juga bermanfaat untuk
mencegah penyakit yang berhubungan dengan saluran kemih seperti sistitis dan
melawan bakteri dan patogen lainnya yang mampu membuat tubuh Anda tetap
sehat.
Hal ini tentulah sangat baik karena memiliki sifat anti inflamasi dan juga bisa
bermanfaat untuk pasien rematik. Selain itu, cengkeh juga bisa digunakan sebagai
Cengkeh bisa menjadi cara yang alami untuk melawan bakteri yang
membahayakan perut, dan juga untuk melawan kuman pada mulut. Tidak hanya
itu, kandungan eugenol yang ada pada cengkeh telah terbukti memiliki kandungan
anti jamur, serta efektif untuk melawan penyakit kulit yang disebabkan oleh
cacing cincin. Kandungan eugenol pada cengkeh juga berfungsi untuk mencegah
pembekuan pada darah serta mencegah stroke. Cengkeh juga dipercaya bisa
membantu meningkatkan sistem imun dan juga melawan seluruh penyakit mulai
Bunga Lawang atau Pekak memiliki aroma tajam , buah berbetuk octagon
sinar matahari sebelum buah menjadi ripe (ranum) . Pekak lazim digunakan untuk
masakan gulai kambing, disamping bias pula untuk daging , ikan dan unggas.
Kegunaan dalam bidang klinik, bunga lawing bias diseduh dengan air panas,
diminum hangat sebagai obat sakit perut, rematik dan ubat batuk
subur di Korea. Berbentuk batang pohon keras dan bagian kulit pohon nya yang
dipergunakan sebagai rempah bumbu dan dipanen di umur 4 tahun. Kayu manis
memiliki karakter rasa yang hangat, pedas , wangi dan sedikit manis. Selain
sebagai rempah bumbu dan bahan pencitarasa kue, kayu manis memiliki khasiat
Daun sereh adalah salah satu jenis rumput rumputan yang dibudidayakan.
bertunas. Satu batang sereh yang ditanam akan tumbuh bergerombol mebentuk
16
masakan dengan cara dikeprek dan dimasukkan begitu saja kedalam masakan,
tanaman ini memiliki khasiat obat. Khasiat obat daun sereh atara lain adalah
sebagai penambah nafsu makan, obat batuk, peluruh seni, penurun panas, pereda
khasiat obat dan sebagai bumbu masakan , dengan proses dengan destilasi,
hidup liar dihutan. Pohon yang berbatang bulat dengan permukaan licin dan keras,
berdaun tunggal , berhadapan , dan rimbun. Pohon salam dapat tumbuh hingga 25
sebagia bumbu di hamper semua masakan Jawa tengah, Jawa Timur bahkan Jawa
Barat dan pulau Sumatra . Disamping sebagai bumbu, daun salam memiliki
khasiat obat yaitu sebagai peluruh seni. Penderita rematik asama urat disarankan
meminum rebusan daun salam secara rutin supaya kadar purin darah bisa
berkurang.
15. Daun Jeruk purut dan buah jeruk purut (Citrus hystrx D.C)
Daun jeruk purut adalah tanaman perdu yang memiliki banyak daun
ranting. Batang berkayu ulet dank eras. Daun nya berupa daun majemuk, helaian
17
daun berbentuk bulat telur, pangkal mbundah hingga tumpul. Buah jeruk purut
bundarvdengan diameter 3 cm, permukaan buah tidak rata dan memiliki aroma
Daun kunyit adalah daun yang tumbuh pada tanaman kunyit yang ditanam
daun kunyit sebagai bumbu karena aroma kunyit yang lembut, dan sedikit pedas
.Gulai dan rendang adalah salah satu masakan Sumatra yang tidak pernah
melupakan daun kunyit. Daun yang dipergunakan adalah daun yang sudah tua
yaitu yang sudah ditana 1 bulan lebih. Kegunaan dan khasisat obatnya sama
dengan kunyit.
Selain itu daun ini juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi.
18
utama tumbuh tegak dan cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis.
Variets yag tumbuh di Sumatra memiliki buah yang bulat dengan ujung buah
cekung kedalam, warna buah matang kuning kecoklatan , buah muda berwarna
sebagai bumbu . Memilki kandungan anti body yang baik, khususnya bagi
perokok sangat dianjurkan sering meminum sedihan asam kandis, oleh karena itu
jika masakan ditambahkan asam kandis, sangat bermanfaat bagi kesehatan paru
paru.
Tempe busuk memiliki citarasa khas yang tidak bisa digambarkan , namun
bagi penikmatnya bisa merasakan sebuah kelembutan rasa yang memiliki sensasi
menenangkan dan membuat citarasa masakan sedap tak tergantikan oleh bahan
lain. Secara ilmiah memang belum ada penelitan, namun sejauh ini tidak pernah
19
busuk. Salah satu vitamin yang ditemukan adalah vitamin B12 (sianokobalamin)
yang biasanya hanya ditemukan pada produk hewani. Vitamin B12 bermmanfaat
pada produksi sel darah merah yang dilakukan oleh liver , sehingga pengunaannya
sangat direkomendasikan bagi penderita anemia. Karena produk tempe ini sudah
proteinnya lebih mudah dicerna sempurna oleh usus dengan kandungan gizi yang
lebih baik.
Myanmar . (Gardjito 2013) . Pohonnya sedang dengan kayu yang tidak kuat pada
danenghendaki sinar matahari yang banyak utnuk tumbuh dan berbuah optimal.
saat musim kemarau dan sudah masak. Disamping sebagai pecita rasa segar pada
seluruh dunia karena kegunaan nya baik sebagai bubu masakan maupun sebagai
obat herbal. Tanaman cabai merupakan perdu , batang berkayu , berbentuk bulat
merupakan buah dengan Kandungan vitamn C tinggi , beta karoten (pro vit A),
kalsium dan fosfor. Kandungan Kapsaisin itulah yang menyebabkan cabai berasa
pedas, yang tesimpan di biji dan „urat‟ putih cabai . Kapsaisin bersifat
antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak
orannye, namun masing bumbu tersebut tidak taxonomi atau tidak mengerucut
harus menghafalkan, sedangkan bumbu dasar seharusnya adalah dasar dari bumbu
Bumbu dasar putih digunakan untuk: Soto, Opor Putih dan Sayur
Besengek
21
Bahan :
- 50 gr kemiri
- 2 sdt garam
menggunakan santan.
Kesimpulan : Bumbu Dasar ini tetap tidak universal, susah dipahami , dan
Bumbu dasar merah digunakan untuk : sambal goreng, rendang, kalio, nasi
Bahan :
- 50 gr bawang putih
- 100 gr tomat
22
- 20 gr terasi
- 15 gr garam
Analisa : Rendang, kalio, bumbu bali dan gulai, tidak menggunkan tomat,
Kesimpulan : Bumbu Dasar ini tetap tidak universal, susah dipahami , dan
Bumbu dasar oranye digunakan untuk : tumis, nasi goreng, rica-rica, kare
Bahan :
- 1 sdt jintan
- 100 gr kemiri
- 25 gr kunyit
23
- 20 gr jahe
- 20 gr lengkuas
- 2 sdt gula
Analisa : Nasi goreng dan rica-rica tidak menggunkan jintan, adas manis,
Kesimpulan : Bumbu Dasar ini tetap tidak universal, susah dipahami, dan
Bumbu dasar kuning digunakan untuk : opor, sayur berkuah santan, pepes,
serundeng, gurame acar kuning, pesmol, acar sayuran, tahu dan tempe, dan
lainnya.
Bahan :
- 100 gr kemiri
- 25 gr kunyit
24
- 20 gr jahe
- 20 gr lengkuas
Kesimpulan : Bumbu Dasar ini tetap tidak universal, susah dipahami , dan
Dalam halaman 85 hingga 90, dibahas bumbu dasar putih, bumbu dasar merah
dan bumbu dasar kuning, namun tetpa tidak ada taxonomi yang mengerucut dan
merupakan bumbu dasar se. Sistem bumbu dasar ini sudah lebih maju, namun
masing bumbu dasar tidak memiliki format yang dibakukan sama dan memiliki
Bahan:
- Garam 1 sdt
Bahan tambahan:
- Kemiri 5 butir
- Ketumbar 1sdt
- Terasi 1 sdt
Bahan:
- Garam 1sdt
26
Bahan tambahan:
- Kemiri 7 butir
- Ketumbar ½ sdt
- Terasi 1 sdt
BUMBU KUNING
Bahan:
- Kunyit 2 cm
- Garam 1 sdt
Bahan tambahan:
- Kemiri 7butir
- Ketumbar ½ sdt
- Terasi 1 sdt
rasa dasar yang menjadi ciri khas bahwa ini adalah masakan Indonesa, kemudian
untuk memberikan warna, cabai merah berperan untuk pemberi warna semua
masakan warna merah, dan kunyit berperan untuk pemberi warna semua masakan
warna kuning, sedangkan perpaduan antara cabai merah dan kunyit berperan
sebagai pemberi warna semua masakan berwarna Oranye. Ketiga warna masakan
tersebut diberi nama Bumbu Dasar Merah, Bumbu Dasar Kuning, Bumbu
Dasar Oranye serta Bumbu Dasar Putih untuk Bumbu Dasar tanpa penambahan
Dasar
Tabel 1
Nama masakan dengan bumbu menurut resep yang umumnya beredar di
masyarakat Berdasarkan bumbu dasar
Pariaman
11 Ikan Kembung Asam
Kandis
12 Acar ikan Mas
13 Lempah Kuning
14 Lempah Kuning Ikan
Kembung
15 Gulai Balak
16 Pindang Ikan
17 Pindang Santan
18 Tekwan
19 Anggeun Lada
20 Rabeg Kambing
21 Soto Betawi
22 Sayur Asem Jakarta
23 Pesmol
24 Pepes Ikan Mas
25 Kare Ayam
26 Bumbu Rujak
27 Krengsengan
28 Rawon
29 Sate Kambing
Bumbu Santan
30 Soto Madura
29
Analisa tabel diatas, diambil secara acak dari internet resep masakan
Indonesia di pulau Sumatra dan Jawa, maksud peneliti adalah mencari sampel
menguasai 15 macam masakan untuk pulau Sumatra dan pula Jawa. Mengingat
sebagan bsar penduduk Indonesia tinggal di kedua pulau tereseut, maka seorang
Indonesia.
30
Gambar 2
Kategorisai Bumbu Dasar
BUMBU DASAR PUTIH GILING
Bawang Merah,Bawang Putih,Kemiri,Ketumbar,Lengkuas, Jahe ,
Jinten kalau memakai santan
Gambar 3
BUMBU DASAR
BUMBU DASAR PUTIH SUDAH SIAP Kunyit
KUNING
Cabai Merah
Gambar 4. Bumbu dasar putih , cabai merah giling dan kunyit giling yang
dasar
Tabel 2
Penerapan Bumbu Dasar dalam Masakan Indonesia
kayu manis
5 Ikan Kembung Kunyit , Oranye Asam Kandis
Asam Kandis Cabai Merah
6 Soto Betawi - Putih
7 Sayur Asem Cabai Merah Merah Daun Salam
Jakarta
8 Pesmol Kunyit, Oranye Daun Sereh,
Cabai Merah daun salam,
daun Kemangi,
9 Pepes Ikan Mas Kunyit Kuning Daun Sereh,
daun salam,
daun Kemangi,
10 Kare Ayam Kunyit Kuning Daun serei,
daun salam,
daun jeruk
11 Bumbu Rujak Cabai Merah Merah Daun serei,
daun salam,
daun jeruk
12 Krengsengan Kunyit , Kuning Daun serei,
Cabai Nerah daun salam,
daun jeruk
daun jeruk
14 Sate Kambing - Putih Daun serei,
Bumbu Santan daun salam,
daun jeruk
15 Soto Madura Kunyit Kuning Daun serei,
daun salam,
daun jeruk
34
Dari Tabel diatas, peneliti membuat konsep penghapalan dengan jembatan keledai
Bumbu dasar Putih, ditambah cabai merah, ditabah dengan santan, ditambah
8. Uji Organoleptik
kesan mutu oleh sekelompok orang yang disebut dengan panelis. Panelis adalah
sekelompok orang yang bertugas menilai sifat atau kualitas bahan berdasarkan
panelis terlatih, panelis agak terlatih dan, panelis konsumen Pengujian bahan
sekelompok mahasiswa atau staf peneliti (15 sampai 25 orang) yang mengetahui
sifat-sifat sensorik dari contoh yang dinilai melalui penjelasan atau latihan
yang kurang sensitif, sehingga penilaiannya jauh berbeda dengan sebagian besar
35
panelis lainnya, maka untuk memperkecil subyektifitas penilaian, data dari panelis
a. Persepsi Sensori
Sifat sensori merupakan persepsi dari alat indra sebagai respon dari
berbagai organ tubuh di dalamnya merupakan suatu keharusan. Kelima indra yang
b. Uji Hedonik
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu uji sensori yang
menggunakan skala kesukaan akan suatu produk. Skala ini dibuat tidak hanya
kesukaan akan sampel. Skala ini berisi pernyataan yang menyatakan tingkat
disajikan dalam bentuk pernyataan, tetapi juga disajikan dalam bentuk gambar
yang khususnya digunakan untuk penilai dari kalangan anak-anak (Cardello dan
Schutz, 2006).
kesukaan. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji T apabila dilakukan uji
terhadap 2 produk, atau uji Anova apabila dilakukan uji terhadap lebih dari 2
menilai kesukaan akan suatu produk. Hal ini karena biasanya laboratorium mudah
berbagai aspek untuk kegiatan penilaian seperti pencahayaan, situasi dan kondisi
lingkungan sekitar, persiapan produk, dan sebagainya (Kemp, Hollowod dan Hort,
2009).
Kenyatannya, “rasa” itu sendiri merupakan suatu karakteristik yang dibentuk dari
seluruh stimulasi sensori yang diperoleh dalam proses makan. Di dalamnya tidak
hanya melibatkan rasa di lidah saja, tetapi juga dari aroma, warna dan tekstur
Persepsi rasa akan sangat dipengaruhi oleh kepekaan papilla lidah. Selain
itu, persepsi rasa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senyawa
kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi komponen rasa yang lain (Winarno, 1997).
Aroma merupakan salah satu aspek yang memegang perananan penting untuk
menghasilkan rasa yang lezat. Komponen aroma haruslah dalam bentuk uap
Rasa dan aroma makanan juga dipengaruhi oleh tekstur makanan. Hal ini
terhadap indra penghidu serta kelenjar air liur yang akhirnya berdampak pada
37
proses pembentukan stimulus dari indra penghidu serta indra perasa yang
berperan dalam pembentukan persepsi rasa dan aroma makanan (Winarno, 1997).
Penampilan makanan merupakan satu aspek yang tidak dapat diindahkan untuk
yang memengaruhi penampilan makanan antara lain warna serta tekstur makanan
(Moehyi, 1999).
B. Kerangka Pemikiran
minat mencintai kuliner ndonesia perlu adanya konsep mengapal bumbu dasar
C. Hipotesis
3. Mudah dipraktekan ;
Kesejahteraan Keluarga .
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan/Metoda Penelitian
jangkep.. Perangkat uji yang dibuat adalah Rasa, Warna, Tekstur, dan aroma
.Kedua masakan akan dinilai dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10. Dari
nilai tersebut akan dilihat rata rata responden lebih menyukai Masakan sejenis
penggunaan bumbu instan buatan pabrik dan bumbu dasar atau bumbu jangkep
dengan bahan segar. Masakan yang diuji organoleptic adalag Soto ayam
lamongan, Rendang padang dan Rawon Surabaya, masing masing dibuat dengan
berikut :
50 = Sangat Suka
39
40
40 = Suka
30 = Biasa
ssesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih
substantive dari suatu konsep. Tujuannya yaitu agar peneliti dapat mencapai suatu
alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan
konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur
yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.
Indonesia menggunakan bumbu racikan pabrik dan bumbu dasar dalam penelitian
ini.
bumbu nasional.
G. Analisis Data
perangkat lunak komputer untuk analisis data. Data identitas responden dianalisis
data frekuensi. Data yang diolah yaitu usia, jenis kelamin dan peminatan panelis.
hasil uji hedonik, data dianalisis untuk mendapatkan gambaran hasil penilaian
panelis yang disajikan dalam bentuk data frekuensi serta untuk mengetahui
pengaruh penambahan udang rebon terhadap hasil uji hedonik. Analisis yang
digunakan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh perlakuan adalah uji Anova
dengan nilai α=0,05. Hipotesis diterima apabila hasil uji menunjukkan nilai p
BAB IV
1. Usia Responden
Berikut ini gambar 4.1 menunjukkan usia dari 30 responden yang terlibat
dalam penelitian:
10%
50% 17 - 20 Tahun
40% 21 - 23 Tahun
24 - 27 Tahun
Gambar 5
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
sampai 20 tahun yaitu sebesar 50%, kemudian usia 21 sampai 23 tahun sebesar
43
44
2. Jenis Kelamin
Berikut ini gambar 4.2 menunjukkan jenis kelamin dari 30 responden yang
43%
Gambar 6
Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin
kebanyakan responden adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebesar 57% dan
3. Studi Peminatan
27%
Pastry
73% Culinary
Gambar 7
Distribusi Responden Berdasarkan Studi Peminatan
45
dimana kebanyakan responden adalah studi peminatan culinary yaitu sebesar 73%
responden memberikan penilaiannya akan warna, aroma, rasa dan tekstur dari
Bumbu Merek Indoofood, bamboe dan Bumbu Jangkep. Berikut ini adalah data
hasil uji hedonik warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan produk:
1. Bumbu Rawon
a. Rasa
Gambar 8
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter Rasa Bumbu Rawon
parameter rasa mencapai angka 2,033 sampai 4.900, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa produk berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat suka”.
46
Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter rasa adalah produk
Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,900. Sedangkan produk yang memiliki
nilai rata-rata terendah untuk parameter rasa adalah bumbu merek bamboe
terhadap hasil uji hedonik rasa produk. Tabel 4.1 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 3
Hasil Uji Anova untuk Parameter Rasa Produk
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 139.467 2 69.733 414.588 0.000
Within Groups 14.633 87 0.168
Total 154.100 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik rasa produk antara bumbu merek A, merek B dan
Bumbu Jangkep.
b. Warna
0.000
Merek Merek Bumbu Total
Indofood Bamboe Jangkep
Gambar 9
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter warna
parameter warna mencapai angka 2,100 sampai 4.933, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa warna berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat suka”.
Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter warna adalah
produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,933. Sedangkan produk yang
memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter warna adalah bumbu merek
terhadap hasil uji hedonik warna produk. Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 4
Hasil Uji Anova untuk Parameter Warna Produk
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 120.422 2 60.211 373.280 0.000
Within Groups 14.033 87 0.161
Total 134.456 89
Sumber : lampiran olah data
48
terhadap hasil uji hedonik warna produk antara bumbu merek A, merek B dan
Bumbu Jangkep.
c. Tekstur
Gambar 10
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter tesktur
parameter warna mencapai angka 1,667 sampai 4.767, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa warna berada pada tingkat “sangat tidak suka” dan “sangat
suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter tekstur
adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,767. Sedangkan produk
yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter tekstur adalah bumbu
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk. Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 5
Hasil Uji Anova untuk Parameter Tekstur Produk
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 164.822 2 82.411 412.056 0.000
Within Groups 17.400 87 0.200
Total 182.222 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk antara bumbu merek A, merek B dan
Bumbu Jangkep.
d. Aroma
parameter aroma:
Gambar 11
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter aroma
50
parameter aroma mencapai angka 2,500 sampai 4.733, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa warna berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat suka”.
Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter aroma adalah
produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,833. Sedangkan produk yang
memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter aroma adalah bumbu merek
terhadap hasil uji hedonik aroma produk. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 6
Hasil Uji Anova untuk Parameter aroma Produk
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 94.467 2 47.233 177.635 0.000
Within Groups 23.133 87 0.266
Total 117.600 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik aroma produk antara bumbu merek A, merek B dan
Bumbu Jangkep.
e. Keseluruhan
keseluruhan produk:
51
Gambar 12
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap keseluruhan produk
mencapai angka 2,683 sampai 4.958, yang artinya tingkat kesukaan pada tingkat
“tidak suka” dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
untuk keseluruhan produk adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata
keseluruhan produk adalah bumbu merek bamboe dengan nilai rata-rata 2,683.
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk. Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji
Tabel 7
Hasil Uji Anova untuk keseluruhan Produk
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 77.663 2 38.831 1051.617 0.000
Within Groups 3.213 87 0.037
Total 80.875 89
Sumber : lampiran olah data
52
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk antara bumbu merek A, merek B
Tabel 8
Hasil Uji Anova perbedaan antara Bumbu Merek A,
Merek Bamboe dan Bumbu Jangkep
1. Untuk rasa menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai p<0,05,
yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara produk
2. Untuk warna menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
3. Untuk tesktur menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
4. Untuk aroma menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
5. Untuk keseluruhan menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
2. Bumbu Gulai
a. Rasa
Gambar 13
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter Rasa Bumbu Gulai
parameter rasa Bumbu Gulai mencapai angka 2,133 sampai 4.867, yang artinya
tingkat kesukaan akan rasa produk Bumbu Gulai berada pada tingkat “tidak suka”
55
dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter
rasa Bumbu Gulai adalah produk merek A dengan nilai rata-rata 4,867. Sedangkan
produk yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter rasa Bumbu Gulai
terhadap hasil uji hedonik rasa produk. Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 9
Hasil Uji Anova untuk Parameter Rasa Produk Bumbu Gulai
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 147.622 2 73.811 336.208 0.000
Within Groups 19.100 87 0.220
Total 166.722 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik rasa produk Bumbu Gulai antara bumbu merek A,
b. Warna
Gambar 14
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter warna Bumbu Gulai
parameter warna Bumbu Gulai mencapai angka 2,033 sampai 4.933, yang artinya
tingkat kesukaan akan rasa warna Bumbu Gulai berada pada tingkat “tidak suka”
dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter
warna Bumbu Gulai adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,933.
Sedangkan produk yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter warna
Bumbu Gulai adalah bumbu merek bamboe dengan nilai rata-rata 2,033.
terhadap hasil uji hedonik warna produk. Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 10
Hasil Uji Anova untuk Parameter Warna Produk Bumbu Gulai
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 146.822 2 73.411 620.074 0.000
Within Groups 10.300 87 0.118
Total 157.122 89
Sumber : lampiran olah data
57
terhadap hasil uji hedonik warna produk Bumbu Gulai antara bumbu merek A,
c. Tekstur
Gambar 15
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter tesktur Bumbu Gulai
parameter warna Bumbu Gulai mencapai angka 3,000 sampai 4.933, yang artinya
tingkat kesukaan akan tekstur Bumbu Gulai berada pada tingkat “suka” dan
“sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter
tekstur adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,933. Sedangkan
produk yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter tekstur Bumbu
Gulai adalah bumbu merek A dan bamboe dengan nilai rata-rata 3,000.
58
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk Bumbu Gulai. Tabel 4.9 menunjukkan
Tabel 11
Hasil Uji Anova untuk Parameter Tekstur Produk Bumbu Gulai
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 164.822 2 82.411 412.056 0.000
Within Groups 17.400 87 0.200
Total 182.222 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk Bumbu Gulai antara bumbu merek A,
d. Aroma
Gambar 16
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter aroma Bumbu Gulai
59
parameter aroma mencapai angka 1,867 sampai 4.967, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa warna berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat suka”.
Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter aroma Bumbu
Gulai adalah produk merek A dengan nilai rata-rata 4,967. Sedangkan produk
yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter aroma Bumbu Gulai
terhadap hasil uji hedonik aroma produk. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 12
Hasil Uji Anova untuk Parameter aroma Produk Bumbu Gulai
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 190.156 2 95.078 803.084 0.000
Within Groups 10.300 87 0.118
Total 200.456 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik aroma produk Bumbu Gulai antara bumbu merek A,
e. Keseluruhan
Gambar 17
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap keseluruhan produk Bumbu Gulai
mencapai angka 2,258 sampai 4.908, yang artinya tingkat kesukaan pada tingkat
“tidak suka” dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
untuk keseluruhan produk Bumbu Gulai adalah produk Bumbu jangkep dengan
nilai rata-rata 4,908. Sedangkan produk yang memiliki nilai rata-rata terendah
untuk keseluruhan produk Bumbu Gulai adalah bumbu merek bamboe dengan
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk. Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji
Tabel 13
Hasil Uji Anova untuk keseluruhan Produk Bumbu Gulai
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 106.506 2 53.253 1938.828 0.000
Within Groups 2.390 87 0.027
Total 108.895 89
Sumber : lampiran olah data
61
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk Bumbu Gulai antara bumbu merek
Bumbu Gulai Merek A, Merk Bamboe dan Bumbu Jangkep dapat dilihat pada
Tabel 4.12
Tabel 14
Hasil Uji Anova perbedaan antara Bumbu Gulai Merek A,
Merek Bamboe dan Bumbu Jangkep
1. Untuk rasa menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan ada pengaruh
perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara produk bumbu merek A dengan
ada perbedaan, serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu Jangkep
2. Untuk warna menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
3. Untuk tesktur menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan tidak ada
pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara produk bumbu merek A
dengan merek bamboe, serta ada pengaruh perlakuan produk bumbu merek A
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
4. Untuk aroma menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan ada
pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara produk bumbu merek A
63
tidak ada perbedaan, serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
5. Untuk keseluruhan menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
3. Bumbu Soto
1. Rasa
Gambar 18
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter Rasa Bumbu Soto
parameter rasa Bumbu soto mencapai angka 2,033 sampai 4.900, yang artinya
tingkat kesukaan akan rasa produk Bumbu soto berada pada tingkat “tidak suka”
64
dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter
rasa Bumbu soto adalah produk bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,900.
Sedangkan produk yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter rasa
Bumbu soto adalah bumbu merek bamboe dengan nilai rata-rata 2,033
terhadap hasil uji hedonik rasa produk. Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 15
Hasil Uji Anova untuk Parameter Rasa Produk Bumbu soto
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 139.467 2 69.733 414.588 0.000
Within Groups 14.633 87 0.168
Total 154.100 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik rasa produk Bumbu soto antara bumbu merek A, merek
2. Warna
Gambar 19
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter warna Bumbu Soto
parameter warna Bumbu soto mencapai angka 2,100 sampai 4.933, yang artinya
tingkat kesukaan akan rasa warna Bumbu soto berada pada tingkat “tidak suka”
dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter
warna Bumbu Gulai adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,933.
Sedangkan produk yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter warna
Bumbu Gulai adalah bumbu merek bamboe dengan nilai rata-rata 2,100.
terhadap hasil uji hedonik warna produk. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 16
Hasil Uji Anova untuk Parameter Warna Produk Bumbu Soto
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 120.422 2 60.211 373.280 0.000
Within Groups 14.033 87 0.161
Total 134.456 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik warna produk Bumbu soto antara bumbu merek A,
3. Tekstur
3.000
2.000 1.667
1.000
0.000
Merek Merek Bumbu Total
Indofood Bamboe Jangkep
Gambar 20
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter tesktur Bumbu Soto
parameter warna Bumbu soto mencapai angka 1,667 sampai 4.767, yang artinya
67
tingkat kesukaan akan tekstur Bumbu soto berada pada tingkat “suka” dan “sangat
suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter tekstur
adalah produk Bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,767. Sedangkan produk
yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter tekstur Bumbu soto adalah
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk Bumbu Gulai. Tabel 4.15 menunjukkan
Tabel 17
Hasil Uji Anova untuk Parameter Tekstur Produk Bumbu Soto
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 164.822 2 82.411 412.056 0.000
Within Groups 17.400 87 0.200
Total 182.222 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik tekstur produk Bumbu soto antara bumbu merek A,
4. Aroma
Gambar 21
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap Parameter aroma Bumbu Soto
parameter aroma mencapai angka 2,500 sampai 4.833, yang artinya tingkat
kesukaan akan rasa warna berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat suka”.
Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk parameter aroma Bumbu soto
adalah produk bumbu jangkep dengan nilai rata-rata 4,833. Sedangkan produk
yang memiliki nilai rata-rata terendah untuk parameter aroma Bumbu soto adalah
terhadap hasil uji hedonik aroma produk. Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji Anova
Tabel 18
Hasil Uji Anova untuk Parameter aroma Produk Bumbu Soto
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 94.467 2 47.233 177.635 0.000
Within Groups 23.133 87 0.266
Total 117.600 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik aroma produk Bumbu soto antara bumbu merek A,
5. Keseluruhan
Gambar 22
Nilai Rata-Rata Hasil Uji Hedonik terhadap keseluruhan produk Bumbu Soto
mencapai angka 2,075 sampai 4.858, yang artinya tingkat kesukaan pada tingkat
“tidak suka” dan “sangat suka”. Produk yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
untuk keseluruhan produk Bumbu soto adalah produk Bumbu jangkep dengan
70
nilai rata-rata 4,858. Sedangkan produk yang memiliki nilai rata-rata terendah
untuk keseluruhan produk Bumbu soto adalah bumbu merek bamboe dengan nilai
rata-rata 2,075.
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk. Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji
Tabel 19
Hasil Uji Anova untuk keseluruhan Produk Bumbu Soto
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 125.543 2 62.772 1347.040 0.000
Within Groups 4.054 87 0.047
Total 129.597 89
Sumber : lampiran olah data
terhadap hasil uji hedonik keseluruhan produk Bumbu soto antara bumbu merek
Bumbu Gulai Merek A, Merk Bamboe dan Bumbu Jangkep dapat dilihat pada
Tabel 4.18
Tabel 20
Hasil Uji Anova perbedaan antara Bumbu Soto Merek A,
Merek Bamboe dan Bumbu Jangkep
1. Untuk rasa menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai p<0,05,
yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara produk
Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu Jangkep..
2. Untuk warna menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
3. Untuk tesktur menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
4. Untuk aroma menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep..
5. Untuk keseluruhan menunjukkan bahwa dari hasil uji Anova didapatkan nilai
p<0,05, yang artinya ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji hedonik antara
dengan Bumbu Jangkep serta produk bumbu merek Bamboe dengan Bumbu
Jangkep.
C. Pembahasan
1. Uji Organoleptik
suatu produk, dimana pada uji ini calon konsumen merupakan penilai dari produk
yang akan diujikan tersebut. Untuk tujuan ini, dilakukanlah uji hedonik sebagai
salah satu bentuk uji orgnoleptik (Sidel dan Stone, 2006). Pada penelitian ini, uji
hedonik dilakukan untuk menilai kesukaan panelis akan warna, aroma, rasa dan
tekstur produk.
a. Warna
makanan, makanan dengan warna-warna cerah dan terang akan lebih menarik bagi
1999)
Nilai rata-rata untuk warna dari keempat produk berkisar di angka 3, yang
artinya tingkat kesukaan responden berada pada tingkat “tidak suka” dan “sangat
suka”. Hal ini berarti untuk parameter warna, merupakan produk yang paling
74
disukai. Penerimaan konsumen pada tingkat biasa, diduga karena bumbu yang
dihasilkan tidak berwarna cerah. Meskipun memiliki nilai rata-rata yang berbeda,
ternyata berdasarkan hasil uji Anova, secara statistik ada pengaruh perlakuan
terhadap hasil uji hedonik. Artinya, perlakuan yang diberikan, dalam hal ini
hasil uji hedonik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan responden
akan warna dari ketiga produk adalah sama. Hal ini diduga karena warna bumbu
merek A, merek B dan Bumbu Jangkep hampir sama. Sehingga tidak terlihat
adanya perbedaan warna yang mencolok dari ketiga produk tersebut. Agar
penerimaan konsumen lebih baik, perlu dicari cara agar bumbu merek A, merek B
dan Bumbu Jangkep memiliki warna yang lebih cerah karena warna-warna yang
cerah akan lebih disukai oleh konsumen (Moehyi, 1999). Mungkin dapat
dapat tercipta keseragaman warna pada bumbu tersebut. Selain sebagai pewarna
b. Aroma
komponen aroma yang berinteraksi dengan saraf pembau (Winarno, 1992). Nilai
75
rata-rata untuk aroma berkisar pada tingkat “suka”. Hal ini berarti untuk
Penerimaan konsumen pada tingkat biasa, diduga karena aroma bumbu merek A,
merek B dan Bumbu Jangkep yang dihasilkan hanya didominasi aroma khas
bumbu tradisonal.
uji Anova, secara statistik tidak ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji
hedonik. Artinya, perlakuan yang diberikan, dalam hal ini bumbu merek A, merek
B dan Bumbu Jangkep, tidak memberikan pengaruh terhadap hasil uji hedonik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan responden akan aroma dari
ketiga produk adalah sama. Hal ini diduga karena aroma dari bumbu yang terbuat
dari bahan tradisonal, sehingga tidak tercium adanya perbedaan aroma yang
meningkatkan bumbu merek A, merek B dan Bumbu Jangkep. Hal ini karena
dalam proses pemasakan, penggunaan panas yang tinggi seperti menggoreng dan
c. Rasa
Faktor rasa makanan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
Makanan dengan rasa yang lezat tentunya akan lebih banyak dipilih dibandingkan
makanan dengan rasa yang hambar. Selain itu, menurunnya kepekaan indra
seseorang (EFIC, 2005). Persepsi rasa akan sangat dipengaruhi oleh kepekaan
papilla lidah. Persepsi rasa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti
senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi komponen rasa yang lain
(Winarno, 1992).
Nilai rata-rata dari ketiga produk untuk rasa berkisar di angka 2, yang
artinya tingkat kesukaan panelis berada pada tingkat “suka”. Hal ini berarti untuk
pada tingkat tidak suka, diduga karena adanya rasa getir yang berasal dari bumbu
uji Anova, secara statistik tidak ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji
hedonik. Artinya, perlakuan yang diberikan, dalam hal ini bumbu merek A, merek
B dan Bumbu Jangkep, tidak memberikan pengaruh terhadap hasil uji hedonik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan responden akan rasa dari
ketiga produk adalah sama. Hal ini diduga karena rasa yang sama berasal dari
bumbu merek A, merek B dan Bumbu Jangkep. Selain itu, dalam adonan juga
77
sedikit, sehingga tidak terasa adanya perbedaan rasa yang mencolok dari ketiga
produk tersebut.
Adanya rasa getir yang dihasilkan saat mencicipi bumbu merek A, merek
penerimaan panelis untuk rasa hanya mencapai tingkat “suka”. Rasa getir yang
d. Tekstur
penampilan, tekstur makanan juga dapat memengaruhi rasa serta aroma makanan
(Winarno, 1997). Nilai rata-rata dari ketiga produk untuk tekstur berkisar di
angka 3, yang artinya tingkat kesukaan panelis berada pada tingkat “biasa”. Hal
ini berarti untuk parameter tekstur, merupakan produk yang paling disukai.
Penerimaan konsumen pada tingkat biasa, diduga karena tekstur bumbu yang
uji Anova, secara statistik tidak ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji
hasil uji hedonik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan responden
78
akan tekstur dari ketiga produk adalah sama. Hal ini diduga karena jumlah bumbu
merek A, merek B dan Bumbu Jangkep yang digunakan sama dan dominan,
sehingga tekstur bumbu merek A, merek B dan Bumbu Jangkep tertupi. Selain itu,
jumlah bumbu dalam adonan juga sedikit, sehingga tidak terasa adanya perbedaan
agak lembut. Hal ini disebabkan karena bumbu merek A, merek B dan Bumbu
Jangkep menggunakan bahan yang memiliki tekstur yang sama. Agar tingkat
bahan sehingga member tekstur yang lebih pada bumbu merek A, merek B dan
Bumbu Jangkep.
e. Keseluruhan Produk
Secara keseluruhan dari hasil penilaian terhadap warna, aroma, rasa dan
tekstur produk, nilai rata-rata dari ketiga produk secara keseluruah berkisar di
angka 3, yang artinya tingkat kesukaan panelis berada pada tingkat “biasa”. Hal
ini berarti secara keseluruhan, produk merupakan produk yang paling disukai.
uji Anova, secara statistik tidak ada pengaruh perlakuan terhadap hasil uji
hedonik. Artinya, perlakuan yang diberikan, dalam hal ini bumbu merek A, merek
B dan Bumbu Jangkep, tidak memberikan pengaruh terhadap hasil uji hedonik.
produk adalah sama. Hal ini diduga karena jumlah bumbu merek A, merek B dan
79
Bumbu Jangkep adalah sama, sehingga adanya perbedaan jumlah bumbu merek
D. Keterbatasan Penelitian
peneliti mengajar, yaitu di Surabaya. Hal ini mengingat dalam proses pembuatan
yang digunakan belum memiliki fasilitas yang diperlukan dalam uji organoleptik
terutama bilik isolasi yang diperlukan agar panelis dapat berkonsentrasi dalam
kurang nyaman.
juga menyebkan penilaian zat gizi makanan menjadi kurang akurat. Penilaian zat
gizi makanan yang dilakukan hanya berdasarkan Tabel Komposisi Bahan Pangan
Indonesia yang merupakan daftar kandungan zat gizi bahan pangan. Sedangkan
kemungkinan besar nilai gizi makanan yang sesungguhnya akan berbeda dengan
BAB V
A. Kesimpulan
lebih enak dan bisa berpengaruh pada kesehatan yang lebih baik.
B. Saran
penerimaan konsumen akan warna, aroma, rasa dan tekstur bumbu jangkep
2. Agar didapatkan kandungan bahan untuk bumbu jangkep yang akurat, perlu
dilakukan analisis kuantitatif kandungan bahan yang ada pada bumbu jangkep
di laboratorium.
3. Untuk meningkatkan daya simpan dan daya tarik, perlu dibuatkan pengepakan
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Bilderback, Laslie. (2007). The Complete Idiot’s Guide to Spices and Herbs.USA:
Alpha Books
Buckle, et.al. (2009). Ilmu Pangan, diterjemahkan dari Food Science oleh Hadi
P.A (penerjemah). Jakarta: UI-Press
DPR akan Panggil BPOM dan Depkes. (16 Januari 2006). Suara Merdeka.
http://www.suaramerdeka.com diakses Juni 2012
Gangur, Venu. (2006). “Food Allergy: A Synopsis”, oleh Hui, Y.H. (Editor),
Handbook of Food Science, Technology, and Engineering. Boca Ralton:
CRC Press.
Goulding, Ailsa. (2002). ”Calcium”, oleh Mann, Jim dan Truswell, A. Stewart.
(editor), Essential of Human Nutrition. New York: Oxford University
Press.
Hanafiah, Kemas Ali. (2010). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rajawali Press
Jackson, Alan. (2002). ”Protein”, oleh Mann, Jim dan Truswell, A. Stewart
(editor). Essential of Human Nutrition. New York: Oxford University
Press
Lin, Zhang. (2006). “Seasoning and Spices”, oleh Hui, Y.H. (Editor), Handbook
of Food Science, Technology, and Engineering. Boca Ralton: CRC Press.
Næs, Tormod, Brockhoff, Per B. dan Tomic, Oliver. (2010). Statistics for Sensory
and Consumer Science. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd Nout,
Pandeney, U.B. (2001). ”Garlic”, oleh Peter, K.V. (editor), Handbook of Herb and
Spices. Boca Ralton: CRC Press
Rayindran, P.N. dan Johny A.K. (2001). “Black Pepper”, oleh Peter, K.V.
(editor), Handbook of Herb and Spices. Boca Ralton: CRC Press
83
Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama