You are on page 1of 7

TUGAS 1

TEORI PERUNDANG - UNDANGAN

Nama : MUHAMAD ALAWI


NIM 030479845
UPBBJ UT : BOGOR

1. Contoh Kasus
Luhut Panjaitan: Silakan judicial review UU Cipta Kerja, itu yang kami anjurkan
Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja menjadi UU oleh DPR
memantik aksi penolakan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Luhut Binsar Pandjaitan meminta pihak-pihak yang tak sepakat dengan adanya
Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja untuk mengambil jalur hukum uji
materi (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Silakan (ajukan judicial review), itu kita anjurkan. Itu yang betul. Pergi saja ke
Mahkamah Konstitusi, itu kan jalur yang benar. Masukkan saja judicial review, itu kan
boleh," kata Luhut dalam tayangan virtual Satu Meja the Forum Kompas TV, Rabu
(7/10).
https://nasional.kontan.co.id/news/luhut-panjaitan-silakan-judicial-review-uu-cipta-
kerja-itu-yang-kami-anjurkan

Jelaskan hak judicial review yang dimiliki oleh MK sebagai lembaga kehakiman.
JAWABAN :
Peran dan Fungsi MK yaitu menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip
konstitusionalitas hukum. Demikian halnya yang melandasi negara-negara yang
mengakomodir pembentukan MK dalam sistem ketatanegaraannya. Dalam rangka
menjaga konstitusi, fungsi pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari
penerapannya dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan
bahwa anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi
konstitusi.
Fungsi lanjutan selain judicial review, yaitu :
(1) memutus sengketa antarlembaga negara,
(2) memutus pembubaran partai politik, dan
(3) memutus sengketa hasil pemilu.
Fungsi lanjutan semacam itu memungkinkan tersedianya mekanisme untuk
memutuskan berbagai persengketaan (antar lembaga negara) yang tidak dapat
diselesaikan melalui proses peradilan biasa, seperti sengketa hasil pemilu, dan
tuntutan pembubaran sesuatu partai politik. Perkara-perkara semacam itu erat
dengan hak dan kebebasan para warga negara dalam dinamika sistem politik
demokratis yang dijamin oleh UUD. Karena itu, fungsi-fungsi penyelesaian atas hasil
pemilihan umum dan pembubaran partai politik dikaitkan dengan kewenangan MK
Fungsi dan peran MK di Indonesia telah dilembagakan dalam Pasal 24C ayat (1) UUD
1945 yang menentukan bahwa MK mempunyai empat kewenangan konstitusional
(conctitutionally entrusted powers) dan satu kewajiban konstitusional (constitusional
obligation). Ketentuan itu dipertegas dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sampai dengan
d Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Empat
kewenangan MK adalah:
1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945.
2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD 1945.
3. Memutus pembubaran partai politik.
This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

2. Bacalah terlebih dahulu


Pada prinsipnya kewenangan mengadili Undang-Undang terhadap Undang-Undang
Dasar 1945, sudah diatur dalam Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan
"Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar."
Namun, untuk lebih mempertegas kewenangan tersebut Pemerintah membentuk
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang
menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jelaskan makna dari mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap UUD 1945”. Termasuk jelaskan
karakteristik undang-undang yang dapat diajukan ke MK.
Putusan MK Tingkat Pertama dan Terakhir artinya bahwa MK sebagai Pengadilan
Tingkat pertama dan Tingkat Terakhir sehingga tidak dapat dilakukan upaya
hukum seperti banding dan kasasi.
Bersifat Final artinya keputusan MK langsung memperoleh kekuatan hukum tetap
sejak diucapkan dan tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh.
Mengikat artinya putusan ini tidak hanya berlaku bagi para pihak tetapi bagi seluruh
masyarakat Indonesia.

3. Cari dan buatlah ringkasan penyelesaian perkara yang ditangani oleh Mahkamah
Konstitusi untuk masing-masing wewenang yang dimiliki oleh MK. Mulai dai
pengajuan, pihak-pihak yang berperkara, hingga putusannya. Masing-masing satu
kasus.

Contoh :
1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945.
Perkara : 53/PUU-XVIII/2020
Pemohon : Muhammad Anis Zhafran Al Anwary
Objek Permohonan : Pengujian materiil Pasal 9 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (UU 12/2012) terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
Norma Yang Dimohonkan : A. Norma Yang Dimohonkan Pengujian
Pengujian dan Norma Pasal 9 ayat (2) UU Nomor: 12 Tahun 2012,
UUD 1945 yaitu: “Kebebasan mimbar akademik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) merupakan wewenang profesor dan/
atau dosen yang memiliki otoritas dan
wibawa ilmiah untuk menyatakan secara
terbuka dan bertanggung jawab mengenai
sesuatu yang berkenaandengan rumpun ilmu
dan cabang ilmunya.”
This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
B. Norma UUD 1945
1. Pasal 28: “Kemerdekaan berkumpul dan
berserikat, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.”
2. Pasal 28C ayat (1): “Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi kesejahteraan umat
manusia.”
3. Pasal 28E ayat (2): “Setiap orang berhak
atas kebebasan menyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai
dengan hati nuraninya.”
4. Pasal 28E ayat (3): “Setiap orang berhak
atas kebebasan berserikat, berkumpul,
dan mengeluarkan pendapat.”
5. Pasal 28F: “Setiap orang berhak
berkomunikasi dan memperoleh
informasi dan mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.”
6. Pasal 28I ayat (2): “Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.”
Alasan Pemohon : Salah satu alasan Pemohoan :
Bahwa terdapat dua alasan utama yang
menjadi dasar bagi Pemohon untuk
mengajukan permohonan, yaitu kebebasan
bagi sivitas akademika untuk secara terbuka
menyampaikan pikiran, pendapat, dan
informasi akademik yang berkenaan dengan
rumpun dan cabang ilmunya dan perlindungan
atas perlakuan diskriminasi yang didasarkan
pada kualifikasi pendidikan. Kedua hal tersebut
telah menjadi lumrah di tengah masyarakat
yang primordial bahwa hanya golongan
tertentu yang lebih baik dari golongan lainnya.
Dalam konteks pendidikan tinggi, hanya guru
besar dan dosen yang memiliki hak bicara
secara bebas dalam hal kaitannya dengan
rumpun dan cabang ilmunya. Sehingga konsep
kebebasan untuk semua tidak terlaksana
dengan baik;
Petitum : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang
This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar 7 Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat;
3. Memerintahkan putusan ini untuk dimuat di
dalam Berita Negara Republik Indonesia
sebagaimana mestinya
Atau
Jika Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi
berpendapat lain, kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Kesimpulan MK : 1. MK Berwenang mengadili permohona a quo
2. Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk
mengajukan permohonan a quo
3. Pokok Permohonan Pemohon Kabur
4. Permohonan tidak dipertimbangkan lebih
lanjut
Amar Putusan : Menyatakan Permohonan Pemohon Tidak Dapat
Diterima

2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya


diberikan oleh UUD 1945.
Perkara : 1/SKLN-XVII/2019
Pihak Pemohon : Gusti Kanjeng Ratu Hemas
Prof. Dr. Farouk
Muhammad Hj. Nurmawati
Dewi Bantilan, S.E
Pokok Perkara : Sengketa Kewenangan Lembaga Negara Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia Periode
2014-2019 terhadap Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia Periode April 2017-
September 2019.
Amar Putusan : Mahkamah Konstitusi tidak berwenang
mengadili permohonan para pemohon

3. Memutus pembubaran partai politik.

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.


Perkara : 44/PHP.GUB-XV/2017
Pihak Pemohon : Hana Hasanah Fadel
Tonny S Junus
Pihak Termohon : KPU Gorontalo
Pihak Terkait : Drs. H. Rusliu Habibie, M.Ap
Dr. Drs. Idris Rahim, MM
Objek Perselisihan : Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2017.

(Keputusan KPU Provinsi Gorontalo Nomor:


07/Kpts/KPU-Prov.027/2017 tentang Penetapan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
dan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Gorontalo tahun 2017 bertanggal 26

This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
Februari 2017.)

Petitum : 1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk


seluruhnya
2. Membatalkan Keputusan KPU Provinsi
Gorontalo Nomor: 07/Kpts/KPU-Prov.027/2017
tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Gorontalo tahun 2017 bertanggal 26 Februari
2017
3. Menyatakan dalam Putusan Sela telah
terbukti secara sah dan menyakinkan telah
terjadi pelanggaran dan kecurangan yang
dilakukan oleh Termohon dan membatalkan
Keputusan KPU Provinsi Gorontalo Nomor:
14/Kpts/KPU-Prov.027/2016 tentang
Penetapan Pasangan Calon Peserta Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Gorontalo tahun 2017 serta melanjutkan
untuk memeriksa dan memutus perkara
pokok.
4. Membatalkan Pasangan Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur Gorontalo Tahun 2017 Nomor
Urut 2: Drs. H. Rusli Habibie, M.Ap dan Dr.
Drs. H. Idris Rahim, M.M. dan Pasangan Calon
H. Zainuddin Hasan dan H. Adhan Dambea
sebagai peserta dan/atau Pasangan Calon
dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Gorontalo Tahun 2017.
5. Menetapkan pasangan calon Gubernur dan
Wakil Gubernur Tahun 2017 Nomor Urut 1
Hana Hasanah Fadel dan Tonny S
Junus sebagai Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Gorontalo terpilih masa
jabatan tahun 2017 – 2022.
6. Memerintahkan termohon untuk
melaksanakan putusan ini
Atau
Jika Yang Mulia Majelis Hakim Konstitusi
berpendapat lain, kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Kesimpulan MK : 1. MK Berwenang mengadili permohona a quo
2. Permohonan Pemohon diajukan masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan peraturan
perundang – undangan
3. Eksepsi Termohon dan Eksepsi Pihak Terkait
mengani kedudukan hukum (legal Standing)
untuk mengajukan permohonan a quo;
4. Eksepsi lain dari termohon dan pihak terkait
serta Pokok permohonan tidak
dipertimbangkan
Amar Putusan : 1. Mengabulkan eksepsi termohon dan ekspesi
pihak terkait menganai kedudukan hukum
(legal standing) Pemohon;

This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/
2. Menyatakan Permohonan Pemohon tidak
dapat diterima.

This study source was downloaded by 100000794621092 from CourseHero.com on 10-20-2022 08:18:31 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92227174/Tugas-1-Teori-Perundang-undangandocx/

You might also like