You are on page 1of 2

MK : Teori Administrasi Negara

Artikel :

“Konsep Reinventing Government di Sumbawa itu Terjadi Secara Alami”


Oleh : Heri Kurniawansyah HS

Fenomena banyaknya sekolah swasta saat ini di berbagai daerah, utamanya di Sumbawa yang
mendominasi prestasi-prestasi akademik di ruang publik, yang selanjutnya telah menggeser
paradigma publik tentang trust kepada sekolah negeri, mulai dari level Sekolah Dasar sampai
pada tingkatan SMA mengingatkan penulis pada konsep berpikir Osborne, Gaebler, dan Plastrik
tentangan praktek New Public Management (NPM), yang pada saat yang sama konsep tersebut
telah berkembang dengan istilah “reinventing government”.

Apa hubungannya fenomena tersebut dengan NPM atau Reinventing Government ?

Awal munculnya istilah Reinventing Government dalam studi birokrasi atau kebijakan publik itu
adalah ketika negara-negara modern menggeser peran pemerintah ke swasta atas nama
efektivitas dan efisiensi. Bagi para pemimpin dunia saat itu, utamanya di Amerika dan sebagian
negara Eropa, konsep tersebut dianggap “make sense”, sebab mereka menganggap tidak
semua pekerjaan pemerintah bisa diselesaikan oleh pemerintah, selagi bisa dikerjakan oleh
swasta dan orientasinya untuk publik, mengapa harus pemerintah yang lakukan, dengan
demikian urusan publik menjadi lebih cepat dan negara juga tidak lagi ambil pusing mengenai
pembiayaan pada institusi tertentu, sebab sudah diambil alih oleh swasta. Konsep ini memang
dilematis, sebab tidak sedikit juga para konseptor dunia menolak ajakan tersebut.

Secara total, konsep tersebut pernah dilakukan oleh Amerika Serikat di era Bill Clinton, dimana
Amerika banyak membubarkan lembaga-lembaga yang tugasnya sama seperti institusi-institusi
swasta. Karena Clinton yakin bahwa negara akan kalah profesional dengan swasta, maka
biarlah swasta yang menuntaskannya. Pada posisi ini, Clinton menganggap negara lebih untung
sebab setengah bebannya sudah diambil oleh swasta, pada saat yang sama juga efisiensi
anggaran negara juga terjadi.

Nah, bagaimana dengan Indonesia?

Sepak terjang Clinton telah menginspirasi seorang Gusdur dalam kepemerintahannya. Pada
saat itu Gusdur mulai sedikit mempraktikkan konsep Reinventing Government, meskipun banyak
nada-nada sumbang menolak gerakannya. Masih ingat bahwa beliau pernah membubarkan
Departemen Penerangan di era itu meskipun di era orde baru, departemen tersebut begitu
handal di bawah kepemimpinan Harmoko?, itu adalah salah satu konsep Reinventing yang
dipraktekkan oleh beliau.

Gusdur menganggap bahwa lembaga tersebut telah kalah saing dengan swasta. Urusan
penerangan, media informasi, dan seterusnya telah didominasi oleh swasta. Munculnya stasiun
TV swasta semacam TPI, RCTI, SCTV, Metro TV dan beberapa yang lainnya telah menggeser
eksistensi TVRI yang manajemennya di bawah pemerintah. Pun dengan radio, munculnya radio-
radio swasta yang lebih modern telah menggeser eksistensi RRI yang manajemennya di bawah
pemerintah. Siapa yang nonton TVRI dan mendengar RRI saat ini, rasanya sangat langkah.

Maka pada saat itu, Gusdur berpikir, ketimbang anggaran habis untuk institusi tersebut, toh
peran itu sudah dilaksanakan oleh swasta, bahkan lebih unggul, mengapa harus dipertahankan,
begitulah pola pikir manajerial kepemimpinannya. Bahkan lebih ekstrim lagi, isunya beliau
pernah berencana untuk membubarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud)
saat itu.
Bukan main-main, Ini adalah departemen yang sangat vital bagi pendidikan di negeri ini. Namun
Gusdur berpikir bahwa institusi-institusi swasta telah mengembang dirinya dalam domain ini,
semacam Muhammadiyah, NU, dan beberapa sekolah-sekolah yang sifatnya privat dan unggul
lainnya. pola pikirnya sama seperti pada pembubaran Departemen Penerangan saat itu. Setelah
penulis pikir-pikir, ternyata pola pikir Gusdur dalam urusan yg beginian lebih modern ketimbang
pemimpin -pemimpin di era tik tok saat ini.

Lalu apa hubungannya fenomena tersebut dengan kajian pendidikan di Sumbawa ?

Kembali lagi pada isu sekolah swasta di awal tulisan ini. Dalam analisis penulis, menjamurnya
sekolah-sekolah swasta yang manajemennya lebih dahsyat dan progresif ketimbang institusi
pemerintah pasti akan menggeser intuisi publik mengenai pilihan terbaik buat anak-anaknya
kedepan. Teorinya memang begitu, bahwa manajemen swasta lebih unggul ketimbang institusi
yang dikembangkan oleh pemerintah, sebab orientasi dasarnya sangat berbeda. Pada
fenomena ini, bukan tidak mungkin sekolah-sekolah negeri akan sepih peminat, benih-benih
tersebut mulai terlihat saat ini. Jika ini terus berkembang, maka bukan tidak mungkin peran
negara akan bergeser diambil alih oleh swasta seperti inti dari teori diatas. Pada saat inilah
institusi negara yang mengurus masalah pendidikan tidak akan dipakai lagi atas nama efisiensi
dan efektivitas.

Meskipun konsep Reinventing tidak tersistem secara normatif dalam urusan pemerintah saat ini
seperti di era Bill Clinto di USA, namun benih-benih konsep tersebut rupanya akan terjadi secara
alaminya tanpa tersistem dalam kitab pemerintah. Lalu apakah negara akan kalah dengan
swasta?, pilihannya ada pada sajian “kesepakatan bersama” mengenai manajerial dan
outputnya untuk negara, sehingga ujungnya akan bermuara pada berbagai pilihan sistem, mulai
dari NPA tadi, termasuk konsep Public Privat Partnership, dan Collaborative Government.

Namun pula, jika pemerintah tidak cepat memproseskan dirinya mengikuti arus jaman, dengan
pilihan konsep-konsep modern sperti halnya Dynamic Government, Agile Government, dst,
bukan tidak mungkin tanpa resistensi, publik akan lebih suka menggunakan jasa swasta
meskipun berbayar ketimbang pemerintah, sebab publik butuh yang cepat, tepat, dan jelas
hasilnya. Benih itu jelas terjadi saat ini, termasuk dalam dunia pendidikan seperti yang penulis
analogikan tadi. Fenomena ini sekaligus secara konkrit membuktikan dinamisasi teori birokrasi
dan pemerintah yang terus berkembang sesuai jamannya.

Instruksi Soal :

1. Silahkan review artikel di atas dari perspektif teori administrasi.


2. Hasil reviewnya silahkan diketik dengan size 12, spasi 1,5 sebanyak 3 halaman, mulai judul,
latar belakang, pembahasan, kesimpulan, dan daftar Pustaka.
3. Dikumpulkan sesuai jadwal UAS sekaligus absen di TU.

*Review : tinjau Kembali tulisan tersebut dengan memberi ulasan baru berdasarkan teori terkait
yang anda ketahui, bisa ditambah teori baru, aturan/regulasi baru, konsep baru, ataupun contoh
baru.

You might also like