Professional Documents
Culture Documents
Kerajaan Islam Di Jawa
Kerajaan Islam Di Jawa
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas IX-4
MTsN 1 Banda Aceh
Tahun Ajaran 2021/2022
Kerajaan Islam Di Jawa
A. Kerajaan Demak
1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan
terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan
kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi
legitimasi dari kebesaran Majapahit. Latar belakang berdirinya Kerajaan Demak
disebabkan karena runtuhnya kerajaan Majapahit pada tahun 1478 kerajaan Majapahit
runtuh dan kemudian di tahun 1500 berdirilah kerajaan Demak yang dipimpin oleh
Raden Patah.
Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kerajaan Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini merupakan
fase awalsemakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.Di bawah kepemimpinan
Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan
peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya
ajaran Islam di Jawa.
- Wilayah Kekuasaan
Pada masa pemerintahan Kerajaan Demak yang di kenal sebagai kerajaan
yang berada di kawasan maritim dimana membuat daerah pedalaman yang berada di
kekuasaan Kerajaan Demak menjadi pecah.
5. Kesimpulan
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra dari Raja Brawijaya V
(Bhre Kertabumi) dengan seorang putri Campa sekitar tahun 1500 M. Setelah berhasil
mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat kerajaan ke Demak.
Kerajaan Demak terletak di daerah Bintoro atau Gelagahwangi yang sebelumnya
merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Demak
merupakan Kerajaan Islam Pertama di tanah Jawa dan berkuasa selama hampir
setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama menjadi pajang.
Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa sultan trenggono, kejayaan ini
terlihat dari kemajuan dibidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Dibidang
ekonomi Demak merupakan negara yang menjadi daerah penghasil beras dan
penghubung jalur perdagangan nusantara, dibidang sosial dan politik kerajaan Demak
memiliki daerah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat penyebaran Islam, dibidang
Kebudayaan kerajaan Demak menjadi pelopor dari lahirnya karya-karya sastra Jawa
yang berakulturasi dengan budaya Islam.
Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan pembalasan dendam
diantara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara Arya Penangsang, putra Pangeran
Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan Prawoto, anak dari Sultan Trenggono.
Sebuah pelajaran dari sejarah bahwa perebutan kekuasaan dan perpecahan dari dalam
akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar dari
sejarah Kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin jika para
penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan
seperti Kerajaan Demak.
B. Kerajaan Pajang
1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa.
Keberadaannya mulai muncul setelah runtuhnya kesultanan demak. Kerajaan
Pajang berdiri pada tahun 1568-1587 Masehi. Keberadaannya digagas oleh
pendirinya yaitu Jaka Tingkir setelah ia memindahkan pusat Kerajaan Demak ke
daerah Pajang.
2. Tokoh-Tokoh Pendiri Kerajaan Pajang
- Jaka Tingkir bergelar sultan Hadiwijaya (1568-1582)
Jaka Tingkir atau Hadiwijaya memerintah dari tahun 1568 – 1583. Raja
pemberani tersebut lahir di Pengging, daerah di lereng Gunung Merapi. Ia
merupakan cucu dari Sunan Kalijaga yang berasal dari Kadilangun.Jaka Tingkir
mempunyai nama kecil Mas Krebet.Nama tersebut ia dapatkan karenakelahirannya
bertepatan dengan adanya pertujukan wayang beber di rumahnya. Saat remaja, ia
memperoleh nama Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir menikah dengan puteri dari Sultan Trenggana, Raja Kerajaan
Demak. Setelah berhasil menggulingkan Arya Penangsang, ia diangkat menjadi Raja
Demak. Gelar “Hadiwijaya” Ia dapatkan. Hadiwijaya lalu memindahkan
pemerintahan ke Pajang dan sukses mendirikan Kerajaan Pajang. Ia berhasil
menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah selatan Jawa. Wilayah kekuasaanya juga
meluas sampai ke Jawa Timur.
5. Kesimpulan
Berdirinya kerjaan pajang adalah pada tahun 1568 pada saat itu juga
berakhirnya kerjaan Demak. kerajaan pajang ini muncul dikarenakan adanya
konflik internal Demak. kerajaan pajang ini muncul di karenakan adanya konflik
internal pada kerjaan Demak sendiri.
Keruntuhan kerjaan Demak yang diawali dengan konflik keluarga,kemudian
memicu pertumpahan darah yang membawa pada berdirinya kerajaan pajang, konflik
internal ini terjadi diantara Arya Penangsang dan Jaka Tingkir (menantu Sultan
Trenggono). kedua tokoh ini terlibat konflik dan perang yang sangat sengit yang
kemudian membawa kematian dari Arya Penangsang, Arya Penangsang yang saat
itu merupakan raja Demak,berhasil dibunuh oleh Jaka Tingkir dari Pajang
Arya penangsang sendiri dalam prosesnya menjadi raja demak tidak direstui
oleh keluarga besar kerajaan demak sendiri. Sehingga Jaka Tingkir yang merupakan
menantu sultan Trenggono turun tangan untuk menghabisi kekuasaan Arya
Penangsang. Jaka Tingkir sendiri pada saat itu dibantu oleh Sutawijaya dari
Mataram.setelah Arya Penangsang mati maka pusat kerjaan Demak digeser ke
Pajang dan kemudian Jaka tingkir yang menjadi raja pertama di Pajang.setelah
menjadi raja Jaka Tingkir diungkit bergelar Sultan Hadiwijaya, ia kemudian
memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Walaupun sudah menjadi
kerajaan baru, kerajaan Pajang masih mengakui sebagai penerus Kerjaan Demak.
5. Kesimpulan
Kerajaan mataram islam terletak di wilayah yang sekarang dikenal sebagai
yogyakarta.Seperti halnya geneologi kerajaan Islam Demak, kerajaan Mataram Islam
juga mengklaim dirinya sebagai keturunan dari Majapahit. Kerajaan ini diprakarsai
oleh Ki Ageng Pemanahan yang kala itu berada di bawah kerajaan Pajang. Ketika Ki
Ageng Pemanahan mangkat pada 1575, Sutawijaya tampil sebagai pengganti dan
melakukan perlawanan terhadap kerajaan Pajang yang kala itu dipimpin oleh Sultan
Hadiwijaya.Pasca kemenangan atas Pajang, Kerajaan Mataram resmi berdiri. Dan
Sutawijaya mengangkat dirinya sebagai penguasa baru di Jawa bagian tengah dengan
gelar Panembahan Senopati. Lambat laun wilayah kekuasaan Mataram makin
meluas, hingga pada masa Sultan Agung (Raden Mas Rangsang) Mataram telah
berhasil menundukan Madura. Ekspansi Mataram sendiri mengarah ke Timur, sebab
di Barat sudah adah kerajaan kuat yang juga Islam, yakni Kasultanan Cirebon.
Pada masa Sultan Agung, pusat kerajaan di pindah ke Karta. Dan pusat
kerajaan kembali dipindah ke Pleret pada masa Amangkurat I. Pada masa
Amangkurat I, pemberontakan muncul dikarenakan kebijakan dari keraton.
Pemberontakan paling terkenal adalah pemberontakan yang dilakukan oleh
Trunajaya.Jika pada masa Sultan Agung, Mataram bersikap memusuhi VOC. Namun
pada masa Amangkuat II, Mataram justru merangkul VOC. Hal ini dilakukan untuk
memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh Trunajaya.Situasi Mataram
menjadi tidak stabil manakala Amangkurat III naik tahta. Penguasa ini bersikap
tidak serupa pendahulunya, justru memusuhi VOC. Oleh sebab itu VOC mengangkat
Pakubuwono I sebagai raja. Maka, yang tdak dapat dihindari adalah terdapatnya dua
penguasa dalam kerajaan Mataram. Hingga akhirnya pada 13 Februari 1755 terjadi
perjanjian Giyanti yang memecah Mataram menjadi dua bagian, antara Pakubuwana
(tetap berkedudukan di Surakarta) dan Mangkubumi (pindah ke tempat asal di
Yogyakarta).
Sejak peristiwa Giyanti tersebut, kerajaan Mataram Islam dapat dikatakan
sudah tidak independent. Dan perpecahan internal itu makin parah manakala
Mataram Surakarta muncul penguasa saingan Pakubuwana, yakni Mangkunegaran
sedangkan di Yogyakarta muncul Pakualaman sebagai pesaing dari
Hamengkubuwana.
D. Kerajaan Banten
1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Banten
Kerjaan Banten berdiri pada tahun 1526. Pada awalnya Kerajaan Banten
merupakan wilayah perluasan Kerajaan Demak. Saat itu, Kerajaan Demak
memperluas pengaruhnya dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan di Pulau
Jawa dan menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin atau lebih dikenal dengan Fatahillah yang berperan besar
dalam penaklukan tersebut mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan
Surosowan. Tempat ini kemudian menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Banten.
Seiring dengan kemunduran Kerajaan Demak, Banten melepaskan diri dan
menjadi kerajaan yang mandiri. Pada tahun 1570, Fatahillah wafat dengan
meninggalkan dua anak laki-lakinya, yaitu Pangeran Yusuf dan Pangeran Arya.
Pangeran Yusuf kemudian menggantikan posisi Fatahillah, sementara Pangeran Arya
berkuasa di Jepara.
E. Kerajaan Cirebon
1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Cirebon
Pada awal abad ke-16, Cirebon masih di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran.
Pangeran Walangsungsang ditempatkan oleh raja Pajajaran sebagai juru labuhan di
Cirebon. Ia bergelar Cakrabumi. Setelah cukup kuat, Walangsungsang
memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dan bergelar Cakrabuana. Sepulang dari
ibadah haji di Mekah, ia memindahkan pusat kerajaannya kw Lemahwungkuk.
Kemudian didirikanlah keraton baru yang dinamakan Pakungwati.
- Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati ialah salah satu raja yang
memerintah Kerajaan Cirebon sehingga mengalami perkembangan pesat di bidang
ekonomi, agama, dan politik. Sunan Gunung Jati memerintah dari tahun 1479 M
sampai tahun 1568 M.
- Fatahillah
Selama kekosongan kekuasaan karena Sunan Gunung Jati pergi melaksanakan
tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fadhilah Khan. Fatahillah
kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja semenjak
tahun 1568. Fatahillah menguasai takhta kerajaan Cirebon hanya berlanjut dua tahun
karena dia wafat pada tahun 1570, dua tahun setelah Sunan Gunung Jati wafat dan
dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati di Gedung Jinem
Astana Gunung Sembung.
- Panembahan Ratu I
Sepeninggal Fatahillah, oleh karena tidak mempunyai yang hendak menjadi
lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati
yaitu Pangeran Mas, putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung
Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon
selama kurang semakin 79 tahun.
- Panembahan Ratu II
Setelah Panembahan Ratu I berpulang pada tahun 1649, pemerintahan
Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau
Pangeran Karim, karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Sedaing Gayam atau
Panembahan Adiningkusumah meninggal semakin dahulu. Pangeran Rasmi
kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni Panembahan
Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya
atau Panembahan Ratu II.
5. Kesimpulan
Kerajaan Cirebon berdiri setelah Walangsungsang memproklamasikan
kemerdekaan Cirebon pada awal abad ke-16. Tokoh-tokoh pendiri kerajaan antara
lain adalah Sunan Gunung Jati, Fatahillah, Pangeran Walangsungsang, Panembahan
Ratu I, dan Panembahan Ratu II. Kerajaan Cirebon banyak memiliki perkembangan
seperti memberlakukan dinar dan dirham sebagai mata uang logam, melakukan syiar
Islam ke wilayah Kuningan, membuat pos dan pedukuhan, dan lainnya. Faktor
kemunduran kerajaan Cirebon disebabkan oleh terbaginya kerajaan menjadi tiga
bagian, dan masing-masing penguasa di kerajaan tersebut hanya mengurusi kerajaan
sendiri.