You are on page 1of 16

BANDED IRON-FORMATION

1. Pendahuluan
Batuan sedimen, termasuk endapan kimia yang dibentuk oleh proses ekshalasi, seingkali
mengandung besi yang cukup tinggi untuk dianggap mengandung besi, atau bahkan endapan
besi (iron deposits). Terdapat dua kelompok utama batuan sedimen yang kaya zat besi yang
diakui (James, 1966): (a) batuan besi (ironstones), non-rijang, oolitik, berpita buruk (poorly
banded), dan sebagian besar berumur Fanerozoikum; dan (b) formasi besi (iron-formation),
biasanya berlaminasi dengan rijang, umunya tidak oolitik, dan sebagian besar berusia
Prakambrium. Formasi besi (iron-formation) harus mengandung minimal 15% besi dalam
komposisi, seperti ironstone, dan semua batuan sedimen kaya besi lainnya, hanya saja iron-
formation sebagian besar berumur Prakambrium, yang berarti jauh lebih tua dari ironstone.
Formasi besi (iron-formation) dibagi menjadi subdivisi yang dikenal sebagai: banded iron
formations (BIFs) dan granular iron formations (GIFs).
Banded iron formation pertama kali ditemukan di Michigan utara pada tahun 1844. BIFs
menyumbang lebih dari 60% dari cadangan besi global dan menyediakan sebagian besar bijih
besi yang saat ini ditambang. Sebagian besar formasi dapat ditemukan di Australia, Brasil,
Kanada, India, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina, dan Amerika Serikat.

Gambar 1.1 Banded iron formation, Karijini National Gambar 1.2 Banded iron formation from the Barberton
Park, Western Australia Greenstone Belt, South Africa

Gambar 1.3 Close-up of banded iron formation


specimen from Upper Michigan

2. Definisi
Banded iron formations yang khas terdiri dari lapisan tipis yang berulang (ketebalan beberapa
millimeter hingga beberapa sentimeter) oksida besi berwarna perak hingga hitam, baik sebagai
magnetit (Fe3O4) atau hematit (Fe2O3), bersisipan dengan lapisan rijang yang miskin besi,
sering berwarna merah dengan ketebalan yang sama. Banded iron formations dapat mencapai
ketebalan hingga beberapa ratus meter dan memanjang secara lateral sampai ratusan kilometer.
Banded iron formations didefinisikan sebagai batuan sedimen kimiawi yang mengandung lebih
dari 15% besi. Namun, sebgian besar BIFs memiliki kandungan besi yang lebih tinggi, biasanya
sekitar 30% berdasarkan massa, sehingga kira-kira setengah batuannya adalah oksida besi dan
setengah lainnya adalah silica. Besi dalam BIFs dibagi kira-kira sama antara yang lebih
teroksidasi membentuk Fe3+, dan semakin berkurang kandungan Fe2+, sehingga rasio
Fe3+/Fe(2++3+) biasanya bervariasi dari 0,3 hingga 0,6. Ini menunjukkan dominasi magnetit, di
mana rasionya adalah 0,67 di atas hematit, di mana rasionya adalah 1 (Condie, Kent C,.2015
dalam Earth as an evolving planetary system). Selain oksida besi (hematit dan magnetit),
sedimen besi mungkin mengandung karbonat yang kaya zat besi seperti siderite dan ankerite,
atau silikat kaya zat besi seperti minnesotaite dan greenalite. Sebagian besar BIF secara
kimiawi sederhana, mengandung besi oksida, silika, tetapi mengandung sedikit karbonat,
meskipun beberapa mengandung kalsium dan magnesium yang signifikan, masing-masing
hingga 9% dan 6,7% sebagai oksida. Secara umum pembentukan besi berpita digunakan secara
informal untuk merujuk pada unit stratigrafi yang terutama terdiri dari pembentukan besi
berpita (James, Harold Lloyd,.1954 dalam "Sedimentary facies of iron-formation". Economic
Geology).
Banded iron formations terendapkan dengan baik biasanya terdiri dari macrobands setebal
beberapa meter yang dipisahkan oleh lapisan serpih tipis. Macroband terdiri dari lapisan
berulang berupa rijang dan oksida besi yang disebut mesobands, yang tebalnya beberapa
millimeter sampai beberapa sentimeter. Banyak dari mesobands rijang mengandung microband
oksida besi yang tebalnya kurang dari satu millimeter, sedangkan mesoband besi cenderung
tidak memiliki fitur. BIF cenderung sangat keras, kompak, dan padat membuatnya sangat tahan
terhadap erosi dan mereka menunjukkan detail stratifikasi yang halus pada jarak yang sangat
jauh, menunjukkan bahwa mereka disimpan di lingkungan yang sangat rendah energi; yaitu di
air yang relatif dalam tidak terganggu oleh gerakan gelombang atau arus. BIFs jarang ditemui
kontak dengan jenis batuan lain, cenderung membentuk satuan tersendiri memiliki hubungan
stratigrafi secara lateral dibawah batuan lain (Trendall, A.F. (2002) dalam "The significance of
iron-formation in the Precambrian stratigraphic record". Precambrian Sedimentary
Environments: A Modern Approach to Ancient Depositional Systems).
3. Tipe Banded Iron-Formations
Banded iron-formation adalah batuan sedimen chemogenic (bahan yang diyakini diendapkan
secara kimia di dasar laut). Karena usia tua, BIFs umumnya telah bermetamorfosis ke berbagai
derajat (terutama jenis yang lebih tua), tetapi sebagian besar kenampakan aslinya masih
bertahan karena mineral penyusunnya cukup stabilpada suhu dan teekanan yang lebih tinggi.
Batuan ini dapat digambarkan sebagai batuan chemogenic metasedimen.
Tabel 2.1 Descriptive terminology for banding in banded iron-formation (BIF) in the
Hamersley Basin, Australia (sununarized from Morris 1993)

Gambar 2 Schematic illustration of the hierarchy of banding (see Table 15.5) in Dales
George Member of the Brockman Iron Formation, Hamersley Basin, Western Australia
(modified from Trendall 1983b): a. macrobands of BIF (unpatterned) and S (stippled) units;
b. mesobands of aftbanded chert (horizontal stripes) and chert-matrix (vertical stripes); c.
aftbands within a chert mesoband; and d. microlaminae of hematite in iron-rich components
of two successive aftbands. See text for explanation.
Banded iron-formation, meskipun telah ditambang secara luas, namun tetap penuh teka-teki
dalam beberapa hal. Pemahaman kita tentang asal-usul BIFs sangat terhambat oleh fakta bahwa
tidak ada analogi yang modern. BIFs terbentuk dalam tiga episode 3500-3000 Ma (jutaan tahun
yang lalu), 2500-2000 Ma, dan 1000-500 Ma. BIFs dari tiga episode ini masing-masing disebut
sebagai tipe Algoma, Superior dan Rapitan.
Tipe Algoma adalah yang tertua (Archean) dan sepertinya terkait dengan busur vulkanik. Tipe
ini ditemukan di greenstone belt (metamorphosis mafik vulkanik) tua. Mineral kaya besi yang
terdapat pada tipe ini hampir selalu berupa magnetit. Badan bijih tipe Algoma relative kecil,
biasanya ketebannya kurang dari 100 meter dan peneyebarannya beberapa kilometer secara
lateral. Endapan tipe Algoma ditambang di Abitibi greenstone belt (Ontario, Kanada),
Bjornevatn (Norwegia), Kostomuksha (Karelia Rusia), dll.

Gambar 3.1An Algoma-type BIF sample from Bjornevatn in Gambar 3.2 The original banding may be severely disturbed
northern Norway. Black ore mineral is magnetite. Width of by metamorphic processes. This rock is composed of quartz
sample 9 cm. and magnetite and it comes from the Bjørnevatn mine in
Norway (Algoma-type BIF). Width of sample 11 cm.

Tipe Superior adalah tipe paling penting dari banded iron-formations yang terbentuk selama
Paleoproterozoikum. Tipe Superior dinamai karena tempat keterdapatannya di danau Superior
di Amerika Serikat dan Kanada. Terbentuk pada paparan benua (continental shelves)yang
stabil. Endapan tipe superior berukuran besar (ketebalan lebih dari 100 meter dan lebar lateral
lebih dari 100 kilometer). Fase mineral pembawa besi utama adalah hematit, namun magnetit
juga muncul meskipun jarang. Tambang tipe ini selain di danau Superior di Kanada dan
Amerika Serikat adalah Hameersley Basin (Australia), Labrador (Kanada), Transvaal Basin
(Afrika Selatan), dll.

Gambar 3.3 Lake Superior Type BIF Gambar 3.4 Rapitan Type BIF

Tipe Rapitan adalah tipe yang paling tidak penting dalam hal volume bijih yang ditambang.
Asal-usulnya tampaknya berhubungan dengan glasiasi dan perubahan lingkungan terkait.
Mineral pembawa besi pada endapan tipe ini adalah hematit. Tipe ini dinamai berdasarkan
keterdapatannya di Snake River Formation di kelompok Rapitan Proterozoikum akhir (sekitar
700 Ma) di Gunung Mackenzie, NWT-Yukon, Kanada.
Tabel 3.2. Comparison of Algoma-type, Superior-type, and Rapitan-type iron-
formations (Eichler 1976, Gross 1980, James 1992) 1976, Gross 1980, James 1992)
4. Model Pengendapan
Banded iron formations adalh endapan laut yang terakumulasi dalam berbagai lingkunga
subtidal (Dimroth 1977a, Simonson 1985, James 1992, Morris 1993). Hal ini didukung oleh
sedimen laut yang secara selaras menutupi dan mendasari banyak iron-formation, lapisan tebal
dolostone yang luas dalam sekuens tipe Superior, dan asosiasi basal tipe samudera dengan
banded iron formation tipe Algoma. Interpretasi rinci dari lingkungan pengendapan banded iron
formations di cekungan individu adalah tugas yang sulit, terutama untuk urutan metamorphosis,
karena kekuranga studi sedimentologi yang diperlukan untuk interpretasi tersebut.
Goodwin (1973) mengusulkan bahwa banded iron-formations tipe Algoma dari canadian Shield
terbentuk sebagai hasil dari aktivitas mata air panas-fumarol (ekshalatif) di cekungan tektonik
gunung berapi Archean. Pengembangan cekungan dikendalikan oleh gumpalan termal atau hot
spot, masing-masing cekungan mewakili pusat penyebaran kerak yang disetai oleh vulkanik
tipe oseanik di bagian interior dan vulkanik tipe busur di margin. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, bersi halus dari model vulkanik-ekshalatif, dengan bukti pendukung, telah dibahas
oleh Goodwin et al. (1985). Modelnya mirip dengan yang diilustrasikan pada gambar 4.1 dalam
arti wahwa keduanya melibatkan sirkulasi konvektif air laut melalui tumpukan vulkanik
sebelum dibuang ke dasar laut. Perbedaan utama terletak pada pelindihan logam yang terbatas
karena suhu cairan hidrotermal <200o C dalam kasus iron-formation, penjelasan yangmungkin
untuk pemiskinan logam (selain Fe) dalam iron-formation.
Kurangnya hubungan yang konsisten dengan vulkanisme memerlukan pengaturan yang
berbeda untuk tipe Rapitan dan tipe Superior, meskipun setidaknya tipe Superior tampaknya
melibatkan cairan hidrotermal tipe MOR. Banded iron formations tipe Superior diendapkan di
paparan benua dan tepi kontinen. Persyaratan penting dari pembentukan banded iron formations
adalah:
a. Lautan dalam yang anoksik (gambar 4.2) untuk peningkatan kelarutan Fe2+, dalam orde 3
ppm (Holland 1973) sampai 10 ppm (Drever 1974), atau bahkan 20 ppm (Morris 1993);
b. Pasokan besi yang melimpah ke laut dalam, mungkin dari sumber vulkanik tipe MOR yang
terkait secara spasial dan temporal;
c. Pembalikan massa air (upwelling) dari perairan dasar yang kaya Fe2+, dan bercampur
dengan air permukaan yang miskin Fe;
d. Permukaan laut yang mengoksidasi untuk pengendapan senyawa Fe3+.
Spektrum dari kemungkinan konfigurasi fisik sistem pengendapan cukup besar, mulai dari
paparan lebar yang terbuka ke laut, hingga cekungan marjinal diskrit dengan berbagai ukuran,
kedalaman, dan tingkat pembatasan. Dua model umu, setelah James (1992), ditampilkan secara
skema pada gambar 4.3. Model yang lebih spesifik telah dijelaskan dalam literatur, misalnya,
oleh Klein dan Beukes (1989), Beukes dan Klein (1992), dan Morris (1993). Castro (1994) telah
mengusulkan model subduksi (gambar 4.4) untuk pengendapan BIF, termasuk Caue Itabirite
dengan batuan induk pada formasi Minas Supergroup di daerah Quadrilatero Ferrifero Brasil.
Gambaran model lempeng samudera yang retak sebagai sumber besi dan silika, yang dibawa
ke dasar laut oleh konveksi hidrotermal di litosfer samudera. BIF diendapkan dengan baik di
lempeng samudera dan tepi lempeng benua, dengan kadar besi menurun jauh dari palung
samudera, tetapi BIF dilempeng samudera hilang karena subduksi.
Fasies oksida yang seragam dalam endapan tipe Rapitan menunjukkan pengendapan di
cekungan yang relatif dangkal dan terikat celah tepi kontinen. Asosiasi glciogenic deposit tipe
Rapitan mungkin hanya kebetulan (James 1983), atau glasiasi mungkin telah memberikan
kesempatan untuk akumulasi sedimen kimia murni dengan memotong pasokan sedimen klastik
(Young 1988). Pengangkutan dan pengendapan komponen iron-formation telah dikaitkan oleh
Yeo (1986) dan Young (1988) dengan fluida hidrotermal yang naik di sepanjang retakan dan
dicampur dengan air laut normal dari pemekaran, tetapi seperti yang dibahas sebelumnya, data
REE tidak mendukung komponen hidrotermal tipe MOR dalam iron-formation tipe Rapitan.

Gambar 4.1 A comparison of fluid compositions at 21°N East Pacific Rise (sediment-starved
ridge crest) and Guaymas Basin (heavily sedimented ridge crest) sulfide-forming
hydrothermal systems (after Scott 1992). The hydrothermal fluid circulation model is the
same in both cases, except that in the Guaymas Basin the upwelling fluid passes through
400 m of sediments, in addition to hot basaltic rocks, before discharge onto the sea-floor.
Gambar 4.2 Examples (conceptual) of possible configurations for upwelling-related, shelf
and marginal marine basin deposition of iron-formation: a. simple broad shelf, no restriction;
b. marginal basin, partly to wholly restricted depending upon height of barrier at any
particular time (after James 1992).

Gambar 4.3 Conceptual model of iron-formation deposition in a Precambrian active


continental margin. Iron and silica are leached from the oceanic crust by hydrothermal
convection, and iron-formation is deposited on both oceanic and continental plates, but only
the fraction deposited on the continental margin survives subduction. The grades are the
richest above the trench and decrease away from it. (After Castro 1994.)
5. Paragenesa Tetonik dan Orogensa
Gross (1965) menyimpulkan tectonic setting ukuran BIF dan asosiasi litologi. Formasi besi tipe
algoma relatif kecil, dan terkait dengan batuan vulkanogenik. Lingkungan pengendapan yang
disukai untuk jenis BIF ini termasuk cekungan busur pulau/busur belakang (Veizer, 1983;
Clout, 2005) dan zona keretakan intracratonic (Gross, 1983; Awan 2005). Formasi besi tipe
superior lebih besar, dan terkait dengan unit sedimen lainnya. Pengendapan terjadi dalam
kondisi laut yang relatif dangkal di bawah lautan yang mengalami trangesi.

Gambar 5.1. Berbagai jenis genesis primer Pembentukan Besi Berpita berdasarkan pengaturan tektonik dan
sumber fluida (Gross, 1993)
Berdasarkan table di bawah menunjukan bahwa tektonik setting yang mempengaruhi
pembengtukan BIF relative dominan pada orogenesa rifting yang dipengaruhi oleh adanya
proses vulkanisasi dan sedimentasi secara menyeluruh dalam kurun waktu yang sangat lama.
Dalam beberapa paper menyebutkan bahwa ada hubungannya dengan presipitasi Snowball
Earth. Pada umumnya, Tidak ada hubungan genetik atau temporal antara formasi besi berpita
dan glasiasi Neoproterozoikum yang cukup untuk berpendapat bahwa pengendapan besi berpita
tergantung pada pendinginan Snowball Earth. Penjelasan yang lebih mungkin tentang
kemunculan kembali endapan besi adalah aktivitas hidrotermal di cekungan keretakan
embrionik yang menyertai pecahnya Rodinia setelah 750 Ma.
Gambar 5.2. (A) STRAP: Fase pertama keretakan Rodinian setelah 750 Ma dan pembukaan
Samudra Paleo-Pasifik. (B) MARVE: Fase kedua keretakan Rodinian sekitar 610 Ma dan
pembukaan Samudra Iapetus. Berdasarkan data yang di himpun Li & Powell (2001), Torsvik et
al. (1996) dan Meert dan van der Voo (1994).

Table 5.1. Ringkasan dari prinsip pengendapan Neoproterozoic diamictite, asal pembentukan,
umur dan tectonic setting
(A) dan (B), rifting digambarkan sebagai peristiwa sinkron tunggal, tetapi rifting blok benua
akan dalam bentuk sebuah ‘zipper’. Striping diagonal menunjukkan area pengangkatan kuat
sisi-sisi rift dan dataran tinggi margin pasif.

Nicoaill et al. (2001) menyatakan bahwa hanya satu deposit glasial Neoproterozoikum (Elatina
Australia Selatan) yang telah menghasilkan bukti yang meyakinkan untuk deposisi low latitude,
bahwa salah satu batasan utama untuk pemahaman yang lebih baik tentang paleogeografi
Neoproterozoikum, kemungkinan Snowball Earth, adalah kelangkaan data paleomagnetik yang
andal dari beberapa blok benua utama. Bahwa, perlu kehati-hatian yang besar diperlukan,
karena usia dan asal usul Elatina belum cukup ditunjukkan oleh studi sedimentologis terperinci.
Nicoaill et al. (2001), membuat pernyataan bahwa ketidakpastian dalam basis data
paleomagnetik mempengaruhi ketahanan rekonstruksi paleogografi, yang menyebabkan
paleolatitude khatulistiwa yang diklaim dari endapan glasial seperti di paksakan.

Gambar 5.3. Tahapan dalam evolusi tektonik Perisai Arab-Nubia dan Orogen Afrika Timur,
dimodifikasi setelah Stern (1994).

6. Mineralogi dan tekstur banded iron formations


Mineralogi formasi besi berpita bervariasi menurut fasies dan merupakan hasil kombinasi dari
proses pengendapan, diagenetik, dan metamorf. Mineral yang paling penting, tergantung pada
fasies, adalah hematit, magnetit, siderit, pirit, dan chamosite. Mineral terkait penting lainnya
termasuk kuarsa (rijang, jasper), karbonat (ankerit, dolomit, kalsit), dan silikat (riebeckite,
greenalite, minnesotaite), anggota seri cummingtonite-grunerite, dan besi-klorit). Sifat fisik dan
kimia mineral umum dalam formasi besi telah dijelaskan secara rinci oleh Gross (1965) dan
James (1966).
Tekstur sedimen utama dalam banded iron formations yang dijelaskan dalam literatur termasuk
pita, stratifikasi silang, konglomerat lapisan datar, struktur gerusan dan timbunan, tekstur
oolitik, struktur deformasi sedimen lunak, dan stromatolit (Simonson 1985). Ciri khas dan
umum dari formasi besi adalah pita pada semua skala.

7. Penemuan terkini di Indonesia

Berdasarkan paper “Indonesian Banded Iron Formation (BIF): A New Controversial Discovery
of BIF Deposit Associated with Island Arc System in Tanggamus Area – Lampung, South
Sumatra” oleh A.S. Subandrio dan K.N Tabri dalam GEOAPLIKA, tahun 2006. Penemuan
singkapan seperti Tanggamus BIF menunjukkan bahwa sistem busur pulau yang aktif dan muda
seperti Sumatera dapat menjadi prospek untuk endapan besi berpita. Endapan besi Tanggamus
diduga terkait dengan magmatisme Permian dan vulkanisme Sumatera bagian barat dan
sedimentasi di cekungan keretakan Sumatera Selatan. Berdasarkan hubungan antara pengaturan
tektonik dan ukuran cekungan, Tanggamus BIF dapat diklasifikasikan pada formasi besi tipe
Algoma yang ditandai dengan relatif kecil, dan terkait dengan batuan vulkanogenik.

Sumber magnetit mungkin berasal dari medan granit yang kaya magnetit (seri magnetit) zaman
Paleozoikum-Mesozoikum yang mengendap di cekungan intermountain atau rift basin.
Beberapa reaksi terjadi setelah arenit kaya magnetit telah terkubur pada kedalaman yang sangat
dalam dan diikuti oleh metamorfisme regional. Metamorfisme ini menghasilkan meta-kuarsit
untuk gneiss dan kemungkinan sebagai prekursor utama untuk perubahan atau metasomatisme
magnetit menjadi hematit. Berdasarkan mineralogi, tekstur dan geokimia serta batuan bijih
stratiform, unit formasi besi Tanggamus dekat dengan BIF model Archean –Proterozoic. Tetapi,
tidak ada kandungan oolitik atau pisolitik yang ditemukan pada formasi besi, yang mewakili
mineralisasi besi superfisial pada batuan yang lebih muda.

Berdasarkan model pendekatan yang telah di teliti oleh ahli geologi Indonesia bahwa
keberadaan karakteristik deposit tipe BIF di Indonesia berhubungan dengan VMS. Tetapi
dikarenakan umur pembentukan dan pengaruh mekanisme iklim dunia serta mikroorganisme
yang belum mendukung data dalam memperkuat hipotesa tersebut.
BIF ore Hamersley, BIF kandawangan- BIF Taggamus-
Australia Kalbar Lampung

Gambar 7.1 Perbandingan Karakteristik komposisi tekstur satuan besi BIF berupa silica layering folding
hematite, dr. Andri subandrio, IAGI, 2014

Gambar 7.2 Model pendekatan antara VMS dan BIFs, Dr. Andri subandrio, IAGI, 2014
Formasi besi berpita menyediakan sebagian besar bijih besi yang saat ini ditambang. Lebih dari
60% cadangan besi global dalam bentuk pembentukan besi berpita, yang sebagian besar dapat
ditemukan di Australia, Brasil, Kanada, India, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina, dan Amerika
Serikat.
Distrik pertambangan yang berbeda menciptakan nama mereka sendiri untuk BIF. Istilah
"Banded Iron Formation" diciptakan di distrik-distrik deposit besi Lake Superior, di mana
endapan bijih dari rentang besi Mesabi, Marquette, Cuyuna, Gogebic, dan Menominee juga
dikenal sebagai "jasper", "jaspilite", "formasi bantalan besi", atau taconite. Formasi besi berpita
digambarkan sebagai "itabarite" di Brasil, sebagai "batu besi" di Afrika Selatan, dan sebagai
"BHQ" (kuarsit hematit berpita) di India.
Formasi besi berpita pertama kali ditemukan di Michigan utara pada tahun 1844, dan
penambangan endapan ini mendorong studi paling awal tentang BIF, seperti yang dilakukan
oleh Charles R. Van Hise dan Charles Kenneth Leith. Operasi penambangan besi di Mesabi dan
Cuyuna Ranges berkembang menjadi tambang terbuka yang sangat besar. Awalnya tambang
mengeksploitasi lapisan besar hematit dan goethite yang lapuk dari formasi besi berpita, dan
sekitar 2,5 miliar ton "bijih alami" ini telah diekstraksi pada tahun 1980. Pada tahun 1956
produksi komersial skala besar dari BIF sendiri dimulai di Tambang Peter Mitchell dekat
Babbitt, Minnesota. Produksi di Minnesota adalah 40 juta ton konsentrat bijih per tahun pada
tahun 2016, sekitar 75% dari total produksi Amerika serikat. Formasi besi berpita yang kaya
magnetit, yang dikenal secara lokal sebagai taconite, dipisahkan dengan magnet yang kuat,
sehingga dapat dilakukan ektraksi dan peleburan besi.
Bijih besi menjadi komoditas global setelah Perang Dunia Kedua, dan dengan berakhirnya
embargo terhadap ekspor bijih besi dari Australia pada tahun 1960, Hamersley Range menjadi
distrik pertambangan utama. Formasi besi berpita di sini adalah yang paling tebal dan terluas di
dunia, awalnya meliputi area seluas 150.000 kilometer persegi (58.000 mil persegi) dan
mengandung sekitar 300 triliun metrik ton besi. Kisaran tersebut berisi 80 persen dari semua
cadangan bijih besi yang teridentifikasi di Australia.Lebih dari 100 juta metrik ton bijih besi
dikeluarkan dari kisaran setiap tahun.
Formasi besi berpita Itabarite di Brasil mencakup setidaknya 80.000 kilometer persegi (31.000
mil persegi) dan tebalnya hingga 600 meter (2.000 kaki). Ini membentuk Quadrilatero
Ferrifero atau Iron Quadrangle, yang menyerupai tambang Iron Range di Amerika Serikat
karena bijih besi yang dihasilkan berupa hematit lapuk dari BIFs. Produksi dari Iron Quadrangle
membantu menjadikan Brasil produsen bijih besi terbesar kedua setelah Australia, dengan
ekspor bulanan rata-rata 139.299 metrik ton dari Desember 2007 hingga Mei 2018.
Penambangan bijih dari formasi besi berpita di Anshan di Cina utara dimulai pada tahun 1918.
Ketika Jepang menduduki Cina Timur Laut pada tahun 1931, pabrik-pabrik ini diubah menjadi
monopoli milik Jepang, dan kota ini menjadi pusat industri strategis yang signifikan selama
Perang Dunia Kedua. Total produksi besi olahan di Manchuria mencapai 1.000.000 metrik ton
pada tahun 1931-1932. Pada tahun 1942, total kapasitas produksi Shōwa Steel Works Anshan
mencapai 3.600.000 metrik ton per tahun, menjadikannya salah satu pusat besi dan baja utama
di dunia. Produksi terhambat selama pendudukan Soviet di Manchuria pada tahun 1945 dan
Perang Saudara Tiongkok berikutnya. Namun, dari tahun 1948 hingga 2001, karya baja
menghasilkan 290 juta ton baja, 284 juta ton besi kasar dan 192 juta ton baja canai. Kapasitas
produksi tahunan pada tahun 2006 adalah 10 juta ton besi kasar, 10 juta ton baja dan 9,5 juta
ton baja canai. Seperempat dari total cadangan bijih besi Cina, sekitar 10 miliar ton.
Referensi
1. Misra, K. (1999). Understanding Mineral Deposits
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Iron-rich_sedimentary_rocks
3. https://www.sandatlas.org/banded-iron-formation/
4. Banded iron formation at Wikimedia Commons
5. Banded-iron formation at the Encyclopædia Britannica
6. "Jaspilite" . Encyclopedia Americana. 1920.
7. “Indonesian Banded Iron Formation (BIF)”. IAGI. 2006

You might also like