Professional Documents
Culture Documents
CBR Evaluasi Hasil Belajar PDF Free
CBR Evaluasi Hasil Belajar PDF Free
Skor Nilai:
Buku dengan judul Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar yang disusun oleh Dr. Nana
Sudjana merupakan buku yang berisi materi mengenai Proses Belajar Mengajar dengan
rangkuman tiap bab serta tugas untuk melatih kembali daya ingat pembaca. Buku ini juga
sesuai dengan materi perkuliahan pada mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar di jurusan
Pendidikan Teknik Elektro sehingga buku tersebut menjadi pilihan untuk di review.
Mengenai isi materi buku tersebut, beberapa materi juga tidak ada di bahas pada mata
perkuliahan seperti pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Dari segi bahasa yang
digunakan cukup baik dan dapat dimengerti. Selain itu, buku tersebut juga memberikan
beberapa contoh dan langkah-langkah dalam memahami materi trsebut.
i
Kata Pengantar
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review ..................................................................................... 1
1.3 Manfaat ................................................................................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku ...................................................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................................ 3
2.1 Hakikat dan Lingkup Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar ............................... 3
2.2 Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian ......................................................................................... 7
2.3 Tes sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar .................................................................................... 9
2.4 Proses Belajar Mengajar sebagai Objek Penilaian ............................................................... 12
2.5 Nontes sebagai Alur Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar ............................... 14
2.6 Pengolahan Data Hasil Penilaian ................................................................................................ 16
2.7 Analisis Butir Soal ............................................................................................................................. 19
2.8 Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil Penilaian ......................................................................... 21 BAB
III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 23
3.1 Pembahasan isi buku ....................................................................................................................... 23
3.2 Kelebihan dan kelemahan buku .................................................................................................. 24 BAB
IV PENUTUP ..................................................................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 25
4.2 Rekomendasi ...................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 26
Lampiran ..................................................................................................................................................... 27
ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat
Dalam pembuatan Critical Book Review, kegiatan bermanfaat untum menambah wawasan
pada mahasiswa yang mengerjakan serta yang membaca hasil CBR tersebut. Di samping itu,
CBR juga mampu memberikan pengaruh agar mahasiswa selalu rajin untuk selalu update
mengenai informasi yang berbau ilmu pengetahuan khususnya dalam mengevaluasi
pembelejaran.
1
D. Identitas Buku
2
judgement merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan
antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu.
Sejalan dengan pengertian di atas, maka penilaian berfungsi sebagai :
• Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.
• Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar
• Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada para orang tuanyya
Sedangkan tujuan penilaian adalah untuk :
• Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kelemaham dalam berbagai bidang studi yang ditempuhnya
• Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah
• Menentukan tindak lanjut hasil penilaian dengan melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya
3
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata
kelompoknya. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa di dalam
kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan
derajat prestasi seseorang siswa, dibandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Atas
dasar itu akan diperoleh tiga kategori prestasi siswa, yakni di atas rata-rata kelas,
sekitar rata-rata kelas, dan di bawah rata-rata kelas.
4
• Merumuskan tujuan instruksional khusus hingga jelas betul kualitas yang harus
dinilainya
• Membuat kisis-kisi atau blueprint alat penilaian
• Menyusun atau menulis soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat
Membuat dan menentukan kunci jawaban soal
b. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa
yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama. Indeks reliabilitas alat penilaian dapat dicari dengan
mengorelasikan skor-skor yang diperolh dari hasil peniaian yang berulang-ulang pada
waktu yang berbeda atau dengan kelompok pertanyaan yang sepadan. Prosedur ini
dilakukan dengan cara memberikan tes dua kali kepada subjek menjadi dua bagian yang
sama atau yang sederajat untuk melihat keajegan tes tersebut. Cara yang pertama dikenal
dengan tes ulang (retest) dan cara keduai dikenal dengan pecahan sebanding atau setara
5
• Reliabilitas tes ulang, adalah penggunaan aat penilaian terhadap subjek yang sama,
dilakukan dua kali dalam waktu yang berlainan. Jarak atau selang waktu antara tes
pertama dengan tes kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh.
• Reliabilitas pecahan setara, menggunakan hasil dari bentuk tes yang sebanding atau
setara yang dibeirkan kepada subjek yang sama pada waktu yang sama pula.
• Reliabilitas belah dua, diberikan kepada kelompok subjek cukup satu kali atau pada
satu saat. Butir-butir soal dibagi menjadi dua yang sebanding, biasanya dengan
membedakan soal nomor genap dan soal nomor ganjil.
• Kesamaan raisonal, prosedur menghitung reliabilitas tanpa melakukan kroleasi dari
dua pengukuran atau pecahan setara dan belah dua. Bentuk rumus
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil Belajar : Pengetahuan
Istilah pengetahuan yang dimaksudkan sebagai terjemahan kata knowledge dalam
taksonomi bloom. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau
pemahaman konsep-konsep lainnya. b. Tipe hasil Belajar : Pemahaman
Dapat dibedakan menjadi tiga kategori. Tingkat terendah adalah pemahaaman
terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah
pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang
diketahu berkutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian ,membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis,, dapat membuat
6
ramalan tentang konsenkuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi,
kasus, ataupun masalahnya. c. Tipe hasil Belajar : Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. ABstraksi
tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Prinsip merupakan abstraksi
suatu proses atau suatu hubungan mengenaik kebenaran dasar atau hokum umum yang
berlaku di bidang ilmu tertentu.
Generalisasi merupakan rangkuaman sejumlah informasi atau rangkuman sejumlah hal
khusus yang dapat dikenakan pada hal khusus ang baru. Membedakan prinsip dengan
generalisasi tidak selalu mudah dan atau lebih mudah dijelaskan dalam konteks cabagn
ilmu masing-masing.
d. Tipe hasil Belajar : Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagianbagian
sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Bila kecakapan analisis telah dapat
berkembang pada seseorang, maka akan dapat mengaplikasikannya pada sitasi baru secara
kreatif.
e. Tipe hasil Belajar : Sintesis
Penyatuan unsur-unssur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir
berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis
dapat dipandang sebagai berpikirk konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada
berpikir devergen.
f. Tipe hasil Belajar : Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi
tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain-lain.Dalam tes essai,
standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk fase “menurut pandangan saudara”.
Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan
berngara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan partisipasi serta tanggung
jawabnya sebagai warga Negara.
2. Ranah Afektif
Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang diramalkan perubahannya, bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Sekalipun bahan pelajaran
7
berisi ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut. Ada
beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yakni :
• Reciving/attending, semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang
datang kepada siswa dala bentuk masalah, situasi gejala dan lain-lain
• Responding atau jawaban, yakni reaksi jawaban yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar
• Valuing (penilaian),berkenaan dengan nilai an kepercayaan dan gejala atau stimulus
tadi.
• Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain ,pemantapan dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya.
• Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah
lakunya.
3. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentk keterampilan kemampuan
bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan ,yakni :
• Gerakan reflex
• Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
• Kemampuan perseptual
• Kemampuan di bidang fisik
• Gerakan-gerakan skill
• Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nn decursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi
selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang
berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap
dan perilakunya. Tipe hasil ranah psikomotris berkenaan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
8
ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan untuk berpilaku.
Bentuk tes uraian dapat dibedakan menjadi uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian
berstruktur. Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan
apabila bertujuan untuk :
• Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat
diektahui luas dan intesitasnya
• Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam
sehingga tidak ada satupun jawaban yang pasti
• Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai
segi atau dimensinya
Bentuk kedua dari tes uaraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan
telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan
bisa dari segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, indicator-indikatornya.
Bentuk terakhir dari tes uraian adalah uraian berstruktur. Soal berstruktur dipandang
sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal essai. Soal berstruktur ini
merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya.
9
• Dari segi isi yang diukur, ditentukan secara jelas abilitasnya seperti pemahaman
konsep, aplikasi suatu konsep, analisi suatu permasalahan dan aspek kognitif
lainnnya.
• Dari segi bahasa, gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui
makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasannya sederhana,
singkat tetapi jelas apa yang ditanyakan.
• Dari segi tekni penyajian soal, jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi
yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan
yang diajukan lebih komprehensid daripada segi lingkup materinya. Bobot penilaian
untuk setiap soal hendaknya dibedakan menurut tingkat kesulitan soal.
• Dari segi jawaban, diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan,
minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal
yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang
memadai.
2. Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan
antara lain luasnya dalam bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya
menilai jawaban yang diberikan. a. Bentuk soal jawaban singkat
Merupaka nsoal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau
symbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah. b. Bentuk soal benar-salah
10
Adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu
merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.
c. Bentuk soal menjodohkan
Terdiri atas dua kelompok pernyataan yang parallel. Kedua kelompok pernyataan ini
berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soalsoal
yang harus dicari jawabannya. d. Bentuk soal pilihan ganda
Adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Selain
bentuk soal pilihan ganda biasa terdapat model bentuk pilihan ganda lainnya, yakni bentuk
soal hubungan antarhal dan bentuk soal pilihian ganda kompleks. Pada kedua bentuk soal
itu masing-masing pilihan jawabannya ditetapkan dan berfungsi sebagai petunjuk jawaban
soal.
11
2. Kriteria dalam menilai Proses Belajar Mengajar
Krteria ini penting sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.Telah
dijelaskan bahwa secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari
efisiensi, keefektifan, relevansi dan produktivitasnya proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain
adalah sebagai berikut :
• Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum.
• Keterlaksanaannya oleh guru
• Keterlaksanaannya oleh siswa
• Motivasi belajar siswa
• Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
• Interaksi guru-siswa
• Kemampuan atau keterampilan guru mengajar
• Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa
12
siswa mengenai kemampuan guru mengajara, pandangan siswa mengenai carai
belajar di sekolah dan lain-lain.
• Informasi dari orang tua siswa,, berkenaan dengan motivasi belajar siswa
dirumahnya, cara belajar siswa, masalah yang dihadapi oleh siswa, bantuan dan
bimbingan yang diberikan oleh orang tua dirumahnya, fasilitas belajar yang
disediakan oleh orang tuanya, aktivitas siswa di masyarakatnya, dan sebagainya.
2.5 Nontes sebagai Alat Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar
1. Wawancara dan Kuesioner
a. Wawancara
Sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar.
Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga dapat
mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Ada dua jenis wawancara,
yakni wawancara berstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara berstruktur
kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengategorikan kepada
alternative jawaban yang telah dibuat. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis
untuk dibuat kesimpulan. b. Kuosioner
Kelebihan kuosioner dari wawancara ialah sifatnya yang praktis,hemat waktu, tenaga dan
biaya. Kelemahannya jawaban sering tidak efektif,lebih-lebih bila pertanyannya kurang
tajam yang memungkinkan siswa berpura-pura. Carap neyampaian kuosioner ada yang
langsung dibagikan kepada siswa, yang setelah diisi lalu dikumpulkan lagi. Ada juga yang
dikirim melalui pos. Cara kedua belum menjamin terkumpulnya kembali sesuai dengan
jumlah yang dibagikan. Oleh karena itu, sebaiknya pengiriman kuosioner dibuat lebih dari
yang diperlukan. Tujuan penggunaan kuosioner dalam kegiatan pengajaran adalah untuk
memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis
tingkah laku hasil dan proses belajarnya, untuk memperoleh data mengenai hasil belajar
yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, untuk memperoleh data sebagai
bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar.
2. Skala
13
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap,minat dan perhatian dan sebagainya yang
disusun dalam bntuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk
rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. a. Skala penilaian
Mengukur penampilan atau individu perilaku orang lain oleh seseorang melalui
pernyataan perilaku individu pada suatu titik kntinuum atau suatu kategori yang bermakna
nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah. Skala nilai juga bisa menggunakan kategori baik, sedang, dan kurang atau engan
angka 4,3,2,1 bergantung pada keinginan penilaian. b. Skala sikap
Digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa
kategori sikap, yakni mendukung, menolak, dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah
kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang
terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya.Skala sikap dinyatakan dalam bentuk
pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pertanyaan itu didukung atau ditolaknya,
melalui rentangan nilai tertentu.
3. Observasi
Sebagai pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah
laku individu ataupun proses terjadinya suati kegiatan yang dapat diamati. Melalui
pengamatan dapat dikettahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang
dilakukannya, tingkat pastisipasi dalam suatu kegiatan proses kegiatan yang dilakukannya,
kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya. Ada tiga jenis observasi, yakni
observasi langsung, observasi dengan alat, dan observasi partisipasi.
Langkah yang ditempuh dalam mebuat pedoman observasi langsung ialah :
• Lakukan terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku
• Berdasarkan gambar diatas, penilai menentukan segi-segi mana dari perilaku guru
tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya.
• Tentukan bentuk pedoman observasi tersebut, apakah bebas atau yang berpedoman
yang berstruktur.
• Sebelum observasi dilaksnakan, diskusikan dahulu pedoman observasi yang telah
dibuat dengan calon observen agar setiap segi yang diamati dapat dipahami
14
• Bila ada hal khusus yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman observasi,
sebaiknya disediakan catatan khusus atau komentar pengamat di bagian akhir
pedoman observasi.
4. Studi kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang
mengalami suatu kasus tertentu. Untuk mengungkapkan persoalan tersebut, perlu dicari
data yang berkenaan dengan pengalaman individu tersebut pada masa lalu, sekarang
lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variable-variabel yang berkenaan dengan
kasusnya. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah bahwa subjek dapat dipelajari
secara mendalam dan menyeluruh, Namun, kelemahannya adalah sesuai dengan sifat studi
kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, yang artinya hanya untuk
individu yang bersangkutan, dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama
pada individu yang lain.
5. Sosiometri
Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa di sekolah yang kurang dapat
menyesuaikan dirinya,terutama hubungan social siswa dengan teman sekelasnya ad;ah
teknik sosiometri. Dengan teknik tersebut dapat diketahui psosisi seorang siswa dalam
hubungan sosialnya dengan siswa lain. Sosiometri dapat dilakukan dengan cara
menugaskan kepada semua siswa di kelas tersebut untuk memilih satu atau dua temannya
yang paling dekat atau yang paling akrab.
15
dan baku dalam batas lulus ideal mudah dihitung yakni menggunakan aturan sebagai
berikut :
Nilai rata-rata adalah setengah dari maksimum skor. Simpangan baku ideal adalah
sepertiga dari nilai rata-rata ideal.
16
3. Skor baku (skor z dan skor t)
Apabila ingin membandingkan dua sebaran skor yang berbeda standar yang digunakannya,
misalnya yang satu menggunakan nilai standar sepuluh dan yang satu lagi menggunakan
standar 100,sebaiknya dilakukan transformasi atau mengubah skor mentah ke dalam skor
baku. Ada dua macam skor baku, yakni skor z dan skor t. Skor z dapat dihitung dengan
membagi selisih seskor dan nilai rata-ratanya dengan simpangan bakunya. Sedangkan skor
T diperoleh dengan mengalikan skor z kepada bilangan 10, kemudian ditambah dengan
bilangan 50 sehingga diperoleh skor dalam rentangan 0-100.
4. Konversi nilai
a. Konversi nilai tanpa menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku
Cara ini sangat sederhana, yakni dengan menentukan kriteria sebagai dasar untuk
melakukan konversi nilai.
b Konversi nilai dengan menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku
Konversi nilai ini perlu dihitung terlebih dahulu nilai rata-rata dan simpangan baku yang
diperoleh siswa, kemudian terhadap nilai-nilai atau skor mentah tersebut dilakukan
konversi. Konversi biasanya dilakukan terhadap standar 10 atau standar huruf dan atau
standar empat.
17
b. Pengolahan data hasil observasi
Sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi.
Hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagaimana
adanya yang tampak dari perilaku diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan
interpretasi seluruh hasil amatan tersebut. Dengan kata lain, dengan menggunakan
ananlisis kualitatif.
c. Pengolahan data skala penilaian atau skala tetap
Data hasil skala, baik skala penilaian maupun skala sikap yang berbentuk skor atau data
interval, pengolahannya hampir sama dengan pengolahan data hasil observasi yang
menggunakan skor atau nilai dalam pengamatannya. Dengan demikian, untuk setiap siswa
yang diukur melalui skala penilaian atau skala sikap bisa ditentukan :
• Perolehan skor dari sleuruh butir pertanyaan
• Skor rata-rata dari seluruh butir pertanyaan
• Iinterpretasi terhadap pertanyaan mana yang positif atau bauk dan pertanyaan atau
aspek mana yang negative atau kurang baik
18
• Abilitas yang diukur dalam pertanyaan tersebut. Misalnya untuk bidang kognitif,
aspek pengetahuan atau ingatan dan pemahaman termasuk kategori mudah, aspek
penerapan dan analitis termasuk kategori sedang dan aspek sintesis dan evaluasi
termasuk kategori sukar
• Sifat materi yang diujikan serta generalisasi. Fakta termasuk ke dalam kategori
mudah, konsep dan prinsip termasuk ke dalam kategori sedang, dan generalisasi
termasuk ke dalam kategori sukar
• Isi bahan yang ditanyakan sesuai dengan bidang keilmuannya, baik luasnya maupun
kedalamannya
• Bentuk soal. Misalnya dalam tes objektif, tipe soal pilihan benar salah lebih mudah
daripada pilihan berganda dengan option tiga atau empat.
19
beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relative sama. Pengujian suatu tes bisa
dilakukan terhadap objek yang sama pada waktu yang berlainan dengan selang waktu yang
tidak terlalu lama dan juga terlalu singkat. Bisa juga dilakukan dengan membandingkan
hasil pengujian dari tes yang setara.
20
sebelum leanjutkan dengan bahan baru, atau memberi penugassan kepada
siswa untuk memperdalam bahan yang belum dikuasainya
• Melakukan diagnosis kesulitan belajar para siswa sehingga dapat ditemukan
fakotr penyebab kegagalan siswa dalam menguasai tujuan instruksional.
21
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku
Pada buku yang ditulis oleh Dr. Nana Sudjana, terdiri atas delapan bab. Sedangkan buku
yang ditulis oleh Ir.Sudaryono,M.Pd terdiri dari enam bab. Pada bab pertama, buku utama
menyampaikan materi mengenai pengertian,prinsip, dan kualiatas dari proses belajar
mengajar. Pada buku pembanding, sebelum memasuki materi mengenai belajar mengajar,
buku tersebut terlebih dahulu memperkenalkan materi standar kompeteni professional
guru.
Bab dua, buku utama menyampaikan materi tipe hasil belajar dimana terdiri dari
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi serta dijelaskan beberapa
tipe tersebut. Pada buku pembanding, materi mengenai evaluasi pembelajaran yang
disajikan mulai dari pengertian, objek dan subjek ,tujuan serta prinsiip-prinsip evaluasi.
Bab tiga, buku utama menyampaikan matei tentang tes sebagai alat penilaian hasil belajar.
Dimana terdapat cara pembuatan tes yang baik dan benar dan jenis-jenis tes uraian juga
disajikan. Pada buku pembanding, materi yamg disajikan adalah penilaian berbasis kelas.
Pada buku pembanding, materi yang disampaikan cukup mendasaar dimana isinya
mengenai bagaiaman menilai dalam penilaian kerja, sikap, portofolio,proyek, proses dan
produk.
Bab empat pada buku utama menyampaikan materi tentang Proses belajar mengajar
sebagai objek penilaian. Dimana dijelaskan lagi secara singat mengenai sumber data yang
berkaitan bahkan teknik pengumpulannya juga dijelaskan. Pada buku pembanding, Tes
belajar dianggap sebagai bentuk pengembangan prestasi dimana jenisjenis tes belajar
diuraikan satu persatu hasil pengembangan prestasi dari setiap jenis tes tersebut.
Bab lima, pada buku utama materi yang disajikan selanjutnya adalah nontes sebagai alat
penilaian hasil dan Proses Belajar Mengajar dimana terdiri wawancara dan kuosioner
sebagai jenis daripada nontes belajar. Pada buku pembandiing, materi yang disampaikan
sudah mengenai validitas dan reliabilitas tes hasil belajar. Beda dengan buku utama yang
akan membahasa materi tersebut di bab ketujuh. Yang membedakan adalah di buku utaa,
materi tersebut berupa analisis sedangkan pada buku pembanding berupa teknik
pengujiannya
22
Pada Bab enam, buku utama menyampaikan materi pengolahan data hasil penilaian. Isi
dari materi tersebut berupa mengenai batas kelulusan untuk mencapai standar kompetensi
yang diharapkan, cara menghitung skor baku, hingga konversi nilai menjadi rentangan 0-
100. Pada buku pembanding, materi selanjutnya adalah teori response butir. Dimana
dibahas mengenai taraf, daya beda, dan tingkatan dalam pembuatan butir soalsoal.
Pada bab tujuh, buku utama menjelaskan mengenai analisis butir soal. Berbeda dengan
dengan buku pembanding yang terlebih dahulu membahasnya, Di buku utama, yang
dianalisis adalah tingkatk kesulitan, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.
Pada bab delapan, buku utama menyampaikan materi tentang pelaporan dan pemanfaatan
hasil penilaian. Sub pokok yang dibahas adalah manfaat daripada hasil belajar sumatif,
formatif, proses belajar mengajar, dan gunanya untuk penelitian di bidang pendidikan.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil review buku di atas, dapat disimpulkan bahwa buku tersebut memiliki isi materi
yang lengkap dan memiliki kalimat yang komunikatif, tidak terlalu formal. Adanya daftar
23
pustaka juga dapat memudahkan kita mencari materi lain jika buku yang disusun oleh
Nana Sudjana hanya menyampaikan materi secara dasarnya.
Untuk mengulang kembali, buku tersebut juga menyiapkan beberapa soal bahkan tugas
untuk melatih ulang daya ingat para pembaca. Hal ini dilakukan agar pembaca tersebut
dapat memahami secara keseluruhan dan kritis dalam menanggapi buku tersebut dengan
mencari buku referensi yang lain.
Pada buku pembanding, materi yang disampa tidak sedetail buku utama, namun menjadi
pelengkap pada beberapa materi di buku utama dimana buku tersebut hanya
menyampaikan beberapa poin saja. Pada buku utama juga terdapat beberapa rumus dalam
menghitung skor hasil belajar guna untuk mengingat pembaca jika ingin diterapkan dalam
dunia pendidikan.
4.2 Rekomendasi
Buku ini dapat dijadikan sebagai buku rekomendasi para mahasiswa untuk memenuhi
beberapa tugas dalam mata kuliah yang berkenaan dengan pendidikan. Selain lengkap,
buku tersebut juga dapat dijadikan acuan untuk mencari materi yang lebih banyak yang
terdapat di buku referensi karena pada buku yang ditulis oleh Drs, Nana Sudjana cukup
lengkap dan beberapa materi lainnya hanya ditulis secara mendasar dan tidak lebih
spesifik sehingga dapat mencari materi yang sama dengan buku yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25
26