You are on page 1of 16

Nama: Naufal Arhah Aditya

NPM:217006516031
MK: Pendidikan Pancasila R.14
Dosen: Dr. Andi Yusran, M.Si.
Tugas 1 (Sebelum UTS)
BAB 1 (Sejarah Pancasila)
1. Istilah Pancasila Dalam Kitab “Negarakertagama”
Kitab Negara Kertagama atau disebut juga dengan "Kakawin Negarakertagama"
memiliki judul asli Desawarnana, kitab ini ditulis oleh Mpu Prapanca ini merupakan sumber
sejarah yang begitu dipercaya. Kitab negarakertagama ini ditulis pada masa kerajaan Majapahit
masih berdiri di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara atau dikenal juga dengan nama Hayam
Wuruk. Kitab ini menceritakan banyak hal-hal yang penting yang diantaranya mengenai istilah
raja-raja Majapahit, keadaan kota Raja,Candi Makam Raja, upacara Sradha, wilayah Kerajaan
Majapahit, negara-negara bawahan Majapahit dan hal-hal lainnya. Judul kitab atau "kakawin"
ini adalah, kata Negarakertagama memiliki arti "Negara dengan tradisi (Agama) yang suci".
Naskah kitab ini selesai ditulis pada bulan Aswina di tahun Saka 1287 bertepatan
dengan bulan September. Oktober 1365 Masehi, penulis kitab ini memakai nama Prapanca
sebagai nama samaran, berdasarkan hasil penelitian kesejarahan yang sudah dilakukan,
diketahui bahwa penulis dari naskah ini adalah Dang Acarya Nadendra, ia merupakan mantan
petinggi urusan agama Buddha di istana Majapahit. Kitab ini menceritakan bagaimana keadaan
di keraton Majapahit Pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, seorang raja yang agung
di tanah jawa dan juga di Nusantara. Kitab ini berisi syair yang bersifat pujasastra, artinya karya
sastra yang berisi mengagung-agungkan Raja Majapahit Hayam Wuruk, serta kewibawaan dari
kerajaan Majapahit.

Kitab ini disusun murni dari kehendak seorang pujangga Mpu Prapanca yang ingin
mengajukan bakti pada sang mahkota raja dan berharap sang raja membalas budi kepadanya.
Naskah kitab ini disusun oleh Mpu Prapanca setelah ia pensiun dengan mengundurkan diri dari
istana kerajaan. Karena bersifat pujasastra, tentu hanya hal-hal yang baik saja yang dituliskan,
hal-hal yang kurang membantu bagi kewibawaan Majapahit, walaupun mungkin hal itu
diketahui Mpu Prapanca sang pujangga. Karena hal itu peristiwa Pasundan Bubat tidak ditulis
dalam kitab Negarakertagama, walaupun itu merupakan peristiwa yang sangat bersejarah.

Hal itu tidak ditulis karena menyakiti hati Hayam Wuruk, terlepas dari itu, kitab negara
kertagama masih dianggap sangat berharga karena memberikan sejarah dan laporan langsung
mengenai kehidupan di masa pemerintahan Majapahit. Dengan demikian, Pancasila
(Pancasila) pada waktu B berarti lima dasar atau lima peraturan tingkah laku yang penting/baik
Di negara kita, istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu
Tantular yang ditulis pada zaman Kerajaaan Majapahit (abad 14). Hal ini membuktikan bahwa
Pancasila yang kita jadikan dasar negara sudah ada pada masa itu. Dalam kitab
Negarakertagama karangan dari Mpu Prapanca (1365) disebutkan di dalamnya terdapat istilah
Pancasila, disini Pancasila diartikan sebagai lima perintah yang berisi lima larangan, yakni
sebagai berikut:

1) Dilarang melakukan kekerasan.


2) Dilarang mencuri.
3) Dilarang berjiwa dengki.
4) Dilarang berbohong.
5) Dilarang mabuk karena minuman keras.
Kitab Negarakertagama yang judul aslinya Desawarnana ditulis oleh Mpu Prapanca adalah
merupakan sumber sejarah yang terpercaya, karena ditulis pada saat kerajaan Majapahit masih
berdiri di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk).

2. Istilah Pancasila Dalam Kitab “Sutasoma”


Pancasila tidak bersumber dari berbagai paham tersebut, meskipun diakui bahwa
terbentuknya dasar negara Pancasila memang menghadapi bermacam-macam pengaruh
ideologi pada masa itu. Selanjutnya istilah " sila" sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan menurut adab
(sopan-santun), dasar; adab; akhlak; dan moral. Istilah "Pancasila" pertama kali dapat
ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit
(abad ke-14). Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan "Pancasila"
memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu: "panca" artinya "lima", "syila" vokal "" pendek
artinya "batu sendi", "alas", atau "dasar" "syila" vokal i panjang artinya "peraturan tingkah laku
yang baik, yang penting atau yang senonoh".

Menurut Muhammad Yamin dalam bahasa sansekerta perkataan pancasila memiliki


dua macam arti secara leksikal yaitu: Panca "artinya lima" "syila" vokal i pendek artinya "batu
sendi`, "alas", atau "dasar*" "syila" vokal i panjang artinya "peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau yang senonoh" Kata kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia
terutama dalam bahasa jawa diartikan "susila" yang memiliki hubungan dengan moralitas, oleh
karena itu secara etimologis kata "pancasila" yang dimaksudkan adalah istilah "panca syila"
dengan vokal i pendek yang memiliki makna leksikal " berbatu sendi lima", atau secara harfiah
"dasar yang memiliki lima unsur". Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit
sebagaimana tertulis dalam buku NegaraKertagama karangan Mpu Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, istilah
Pancasila mempunyai arti berbatu sendi yang lima, pelaksanaan kesusilaan yang lima. Istilah
Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca berarti lima dan Sila berarti dasar
atau asas.

Kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan
"susila" yang memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata
"pancasila" yang dimaksud adalah istilah "panca syila" dengan vokal i yang memiliki makna
leksikal "berbatu sendi lima" atau secara harfiah "dasar yang memiliki lima unsur". adapun
istilah "panca syiila" dengan huruf Dewanagari i bermakna "lima aturan tingkah laku yang
penting" "Panatipata veramani sikhapadam samadiyani" artinya "jangan mencabut nyawa
makhluk hidup" atau dilarang membunuh. Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam
perpustakaan Budha India.

Ajaran pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five
moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya. Larangannya
sebagai berikut:

1) "Dinna dana veramani sikhapadam samadiyani" artinya "jangan mengambil barang yang
tidak diberikan. " maksudnya dilarang mencuri.
2) "Kameshu micchacara veramani sikhapadam samadiyani? artinya jangan berbuat zina.

3) "Musavada veramani sikhapadam samadiyani artinya jangan berkata bohong atau dilarang
berdusta.
4) "Sura eraya pasjja pamada tikana veramani? artinya janganlah minum-minuman yang
memabukkan.

5) "Sura meraya masjja pamada tikana veramani? artinya: janganlah meminum minuman yang
menghilangkan pikiran, yang maksudnya dilarang minum minuman keras
pada waktu itu hindu dan budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu
kerajaan. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama
Hindu dan Budha. Sejak saat itu pula Pancasila digunakan sebagai nama dari dasar falsafah
negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, meskipun untuk itu terdapat beberapa tata urut
dan rumusan yang berbeda.
Sejarah rumusan Pancasila itu tidak dapat kita pisahkan dengan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dan tidak dapat pula dipisahkan dari sejarah perumusan Undang-Undang
Dasar 1945.

3. Penggunaan Usulan Pancasila sebagai Nama Dasar Negara


Pada Tanggal 1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena. Kendati
demikian, dalam perkembangan selanjutnya pemerintah orde baru justru mengembangkan
Pancasila dengan memperkenalkan Eka Prasetya Panca Karsa, yang menjadi materi dalam
penataran. P4 yang sifatnya wajib bagi semua instansi, baik pemerintah maupun swasta. Sejak
masa pemerintahan orde baru, sejarah tentang rumusan-rumusan awal Pancasila didasarkan
pada penelusuran sejarah oleh Nugroho Notosusanto melalui buku Naskah Proklamasi yang
Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik.

Setelah reformasi 1998, muncul banyak gugatan tentang hari lahir Pancasila yang
sebenarnya. Setidaknya ada tiga tanggal yang berkaitan dengan hari lahir Pancasila, yaitu
tanggal 1 Juni 1945, tanggal 22 Juni 1945 dan tanggal 18 Agustus 1945. Karena pada tanggal
tersebut kata Pancasila pertama kali diucapkan oleh Bung Karno yang saat itu belum diangkat
menjadi Presiden pada saat mengucapkan kata Pancasila pada sidang Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bahwa dasar negara itu hendaknya jiwa, pikiran-
pikiran yang sedalam-dalamnya, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan
gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.

Dasar negara Indonesia hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia dengan sifat-


sifat yang mutlak keindonesiaannya dan sekalian itu dapat pula mempersatukan seluruh bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, aliran, dan golongan penduduk. Menyusul
penggunaan percastia dalam pembukan UUD, yang merupakan Pancasila yang berlaku hingga
di era modern saat ini. Dan sejak 1 Juni 1945 Pancasila digunakan sebagai nama dari dasar
falsafah negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, meskipun untuk itu terdapat beberapa
tata urut dan rumusan yang berbeda.

BAB 2 (Kedudukan Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara)

1. Pancasila sebagai Dasar Filosofis


Pancasila yang nilai-nilainya diambil dari harta kekayaan rohani bangsa Indonesia
seperti adat istiadat, budaya, agama dan kepercayaan mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sangat fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan dasar
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan juga memiliki fungsi sebagai alat
pemersatu bangsa sehingga dengan Pancasila hingga saat ini masih sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai pandangan hidup maka hendaknya Pancasila dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
dalam melaksanakan berbagai segi kehidupan termasuk juga penyelenggaraan negara harus
memedomani pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan sebagai dasar dan ideologi negara, nilai-
nilainya telah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka bahkan
sejak nenek moyang bangs, Indonesia. Nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan, agama dan
kepercayaan telah dimiliki oleh bangsa Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka Bahkan
nilai-nilai tersebut telah dijadikan sebagai dasar bagi masyarakat. untuk memecahkan
persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. oleh karena itu Pancasila disamping
sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa juga sebagai ideologi bangsa Indonesia.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian kepribadian adalah sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa
lain. Sedangkan pengertian kepribadian bangsa Indonesia adalah ciri-ciri watak menonjol yang
ada pada banyak warga suatu kesatuan nasional; kepribadian nasional. Menurut Dewan
Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah Keseluruhan ciri-
ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
lainnya. Misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat
dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam
kepribadiannya sendiri.
Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita
memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila
Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila digali dan dikembangkan dari nilai-nilai budaya yang sudah berkembang sejak jaman
dahulu yang kemudian pada saat perumusan Pancasila nilai-nilai budaya tersebut
diformulasikan dalam sila-sila Pancasila. Sehingga nilai-nilai Pancasila tersebut adalah berasal
dari bangsa Indonesia sendiri atau dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah kausa
materialis atau asal mula dari nilai-nilai Pancasila.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia? dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. kepercayaan bangsa Indonesia kepada Tuhan dan
secara ikhlas berbakti kepada-Nya, hukumNya.
b) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Perikemanusiaan). Adalah sifat bangsa
Indonesia yang asli untuk membantu orang yang ada dalam kesukaran (miskin, terlantar, turut
berusaha untuk membina suasana.

c) Sila Persatuan (Kebangsaan) Indonesia. Adalah suatu sifat Bangsa Indonesia untuk
bekerja sama secara gotong-royong.

d) Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan. Unsur-unsur pokok dari kerakyatan indonesia adalah:
perwakilan, permusyawaratan dan mufakat.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan sosial adalah cipta, rasa,
karsa dan karya manusia untuk memberikan dan melaksanakan segala sesuatu yang memajukan
kemakmuran serta kesejahteraan bersama.

3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonedsia


Pancasila sebagai dasar dan ideologi bagi bangsa dan negara Indonesia harus
dimengerti dan dipahami maknanya oleh seluruh warga negara Indonesia, sehingga makna
positif yang terkandung dalam ideologi Pancasila bisa benar-benar dapat dirasakan manfaatnya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping itu Pancasila harus diamalkan dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Rakyat
dan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh bertentangan dan melanggar
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Secara sederhana, ideologi Pancasila
dapat diartikan sebagai sekumpulan nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila Pancasila.

Uraian tersebut di atas dalam bahasa Indonesia disebut istilah atau kata secara
“semantik Bahasa”. Dari uraian semantik bahasa makna kata “ideologis” dapat diartikan
sebagai “gagasan yang masuk akal” atau “cita-cita yang realistic”. Secara harfiah, ideologi
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap, yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ideologi adalah:
1. kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup

2. cara berpikir seseorang atau suatu golongan


3. paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik
Politik adalah:

1. sistem kepercayaan yang menerangkan dan membenarkan suatu tatanan politik yang ada
atau yang dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta
program untuk mencapainya;

2. himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau
sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian dan problem
politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politik.

Secara fungsional, Pengertian Ideologi adalah seperangkat gagasan mengenai kebaikan


bersama atau mengenai masyarakat dan negara yang dianggap sangat baik. Ideologi secara
fungsional ini dapat digolongkan menjadi dua tipe, yakni ideologi doktriner dan ideologi
pragmatis. Ideologi yang doktriner jika ajaran yang terdapat di dalam ideologi itu secara
sistematis dirumuskan, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh partai partai atau aparat
pemerintah. Contohnya: komunisme; Ideologi pragmatis, jika ajaran yang terdapat di dalam
ideologi itu secara sistematis dan terinci tidak dirumuskan, namun dirumuskan secara umum
hanya prinsip prinsipnya.

a. Macam-macam Ideologi

Ideologi adalah gagasan mengenai kebaikan bersama atau mengenai masyarakat dan
negara yang dianggap sangat baik. Negara-negara yang ada di dunia ini bermacam-macam
menganut ideologi yang diyakininya sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan negara
untuk mencapai apa yang dicita-citakannya. Dalam perkembangannya sekarang ini terdapat
beberapa ideologi yang berkembang, yaitu diantaranya ideologi liberal, ideologi komunis,
ideologi sosialis, dan ideologi agama.

1) Ideologi Liberal; liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini percaya bahwa
untuk menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju harus didasarkan pada
kebebasan baik kebebasan dalam pandangan politik bahkan agama 16, Paham ini
berdasarkan bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Para
tokoh Ideologi Liberal adalah John Locke, Montesquieu, dan J.J. Rousseau. Di dalam
paham liberalism ini terdapat tiga nilai pokok utama yang menjadikannya kuat yaitu
life, liberty dan property.

2) Ideologi Komunis; Komunisme merupakan salah satu ideologi besar yang digunakan
oleh beberapa negara di dunia ini. Awal ajarannya berasal dari Karl Marx dan Friedrich
Engels dimana fokus utama tujuan dari ideologi ini adalah untuk memperjuangkan hak
semua kelas sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi kelas sosial yang sama tanpa
adanya perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara.

3) Ideologi Agama; Ideologi agama adalah ajaran yang bersumber dari ajaran agama yang
dianut masyarakat masyarakat yang bersumber dari kitab suci masing-masing
agamanya. Dalam negara yang menganut paham teologi, maka agama dijadikan sebagai
dasar dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Negara bertugas untuk mengembangankan ajaran agama dan membina kehidupan
masyarakat berdasarkan paham agama.

4) Ideologi Sosialis; Ideologi sosialis atau sosialisme in mungkin hampir sama konsepnya
dengan paham ideologi komunisme karena pada prinsipnya yaitu mengutamakan
kepemilikan segala sesuatu secara bersama tidak ada yang namanya hak kepemilikan
individu.

5) Ideologi terbuka dan ideologi tertutup; Dimuka sudah dibahas bahwa ideologi
adalah sebagai sebuah sistem dan gagasan, sebagai sebuah sistem dan gagasan, ideologi
terbuka adalah sebuah sistem dan gagasan yang bersifat terbuka. Ideologi terbuka
adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Sedangkan Ideologi tertutup adalah ideologi
yang bersifat mutlak.

6) Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif; Dari segi sosiologis, Karl


Mannheim membedakan dua macam kategori ideologi yaitu ideologi yang bersifat
partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif. Ideologi Partikular, adalah sebagai
suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan terkait erat dengan
kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat. Sedangkan Ideologi
Komprehensif adalah sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua
aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang bertujuan untuk
melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.

7) Ideologi Pancasila; Pancasila sebagai dasar dan ideologi bagi bangsa dan negara
Indonesia dalam pelaksanaannya tidak harus dihafal oleh masyarakat. Ideologi
pancasila sebagai dasar negara juga harus dimengerti, dan dipahami maknanya oleh
seluruh warga negara Indonesia, sehingga makna positif yang terkandung dalam
ideologi Pancasila bisa benar-benar dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Disamping itu Pancasila harus diamalkan dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Rakyat dan
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh bertentangan dan melanggar
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

4. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia


Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan utama sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 adalah untuk mencari calon dasar negara yang dicita-citakan bila
kelak Indonesia merdeka. Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai
dasar negara Indonesia Merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD 1945.

Dengan demikian maka sejak tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila secara resmi telah
dijadikan sebagai dasar Negara Indonesia yang sah. Sebagai dasar negara Indonesia, maka
Pancasila harus dijadikan sebagai dasar utama dalam melaksanakan urusan-urusan kenegaraan
dan dasar utama setiap kehidupan bangsa Indonesia. Secara etimologis, filsafat berasal dari
kata philos yang berarti sahabat, cinta, dan sophia yang berarti
kebijaksanaan, kebenaran, belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan, dengan akal budi mengenai hakikat segala yang
ada, sebab, asal, dan hukumannya.

Pancasila merupakan dasar fundamental Negara Republik Indonesia. Dalam hal


ini, setiap hal yang berkaitan dengan negara Republik Indonesia seharusnya ditetapkan dan
diputuskan dengan memperhatikan nilai – nilai yang ada dalam Pancasila. Sehingga setiap hal
yang menyangkut dengan urusan - urusan ataupun masalah kenegaraan harus diputuskan
dengan dilandasi atau pun didasari dengan nilai - nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana dikemukakan oleh BPUPKI bahwa
dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah “Pancasila”. Oleh karena itu fungsi pokok
Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Ketetapan MPRS
Nomor. XX/MPRS/1966. Dalam Tap MPRS Nomor. XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa
Pancasila sebagai Sumber dari tertib hukum suatu negara atau yang biasa sebagai «sumber dari
segala sumber hukum» adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari Rakyat negara yang bersangkutan.
Sumber dari tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita hukum serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, peri-
kemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai
sifat bentuk dan tujuan Negara, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan
keagamaan sebagai pengejawantahan daripada budi nurani setiap manusia.

5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur dan Pemersatu bangsa Indonesia


Pancasila sebelum dijadikan sebagai dasar negara yang sah, nilai-nilainya telah dimiliki
oleh masyarakat sejak nenek moyang bangsa Indonesia sampai dengan sekarang, itulah yang
kemudian menyebabkan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia
ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila oleh masyarakat telah dilaksanakan
dalam dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh misalnya dalam
pelaksanaan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti di Jakarta terdapat dua simbol agama
yang berbeda yang berdiri berdampingan yaitu Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, jadi dua
simbol agama, Islam dan Katolik di Indonesia. Kedua tempat tersebut terletak saling
berseberangan, Gereja Katedral di Jalan Katedral nomor 7B dan Masjid Istiqlal di Jalan Taman
Wijaya Kusuma, keduanya di pusat Jakarta, memiliki sejarah toleransi beragama yang panjang.
Salah satu bentuk kecil dari toleransi beragama yang muncul dari kehadiran Katedral
dan Istiqlal adalah soal berbagi lahan parkir. Seperti diketahui, akhir pekan ini umat
Katolik, dan Kristen tentunya, sedang merayakan hari besar yang mereka namakan
Paskah. Meskipun demikian mereka memiliki sikap toleransi dan peduli satu sama lain. Seperti
saat hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya, bila lahan parkir di daerah Masjid Istiqlal penuh
mereka para pengunjung dapat menitipkan kendaraannya di Gereja Katedral, begitu pula
sebaliknya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila sebelum disahkan sebagai dasar
negara oleh masyarakat telah dijadikan sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh misalnya rembug desa
pada masyarakat ]awal, apabila terjadi permasalahan dalam kehidupan masyarakat maka
penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan sarana rembug desa, karena permasalahan
tersebut hanya bisa diselesaikan dengan menggunakan mekanisme rembug desa.
Disamping nilai-nilainya telah dilaksanakan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia
serta dijadikan sebagai pedoman untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat, Pancasila bagi masyarakat dan bangsa Indonesia juga merupakan
perjanjian luhur dan juga merupakan tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia , perjanjian luhur terdiri dari dua kata yaitu perjanjian dan
luhur.

Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Sebagai perjanjian luhur, Pancasila telah berhasil secara ampuh melewati berbagai
ujian dan cobaan dari sejak disahkannya Pancasila sebagai dasar negara hingga reformasi saat
ini, Pancasila telah terbukti ampuh ketika terjadi pemberontakan PKI di Madiun oleh kelompok
Muso pada tahun 1948, pemberontakan PKI pimpinan DN Aidit pada tahun 1965 atau dikenal
dengan G30S PKI.

6. Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum Nasional Indonesia


Menurut Jimly Asshiddiqie dalam bahasa Inggris, sumber hukum itu disebut source of
law. Perkataan sumber hukum tu sebenarnya berbeda dari perkataan dasar hukum, landasan
hukum ataupun payung hukum. Dasar hukum atau landasan hukum adalah legal basis atau
legal ground, yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan atau perbuatan hukum
tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dapat dibenarkan secara hukum. Sementara itu,
perkataan sumber hukum lebih menunjuk kepada pengertian tempat dari mana asal- muasal
suatu nilai atau norma tertentu berasal.

Sejarah Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis hukum tercantum dalam
Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama bangsa Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS melalui
Ketetapan MPRS No. XXMPRS1966 jo Ketetapan MPR No. VMPR1973 dan Ketetapan No.
IXMPR1978 bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia yang
hakikatnya adalah sebuah pandangan hidup. 35 Dalam ketentuan Pasal 1 Ketetapan MPR No.
IIMPR2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
ditegaskan sebagai berikut

a Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan.

b Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis.

c Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

d) Mengenai pengertian sumber hukum adalah penting untuk mengintrodusir terlebih


dahulu konsep tentang "staatsfundamentalnorm" yang merupakan landasan penting bagi
lahirnya konsep Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Kemudian dalam ketentuan Pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa Pancasila merupakan
sumber segala sumber hukum negara. d Mengenai pengertian sumber hukum adalah penting
untuk mengintrodusir terlebih dahulu konsep tentang staatsfundamentalnorm yang
merupakan landasan penting bagi lahirnya konsep Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum. Staatsfundamentalnorm norma fundamental negara merupakan istilah yang
digunakan Hans Nawiasky dengan teorinya tentang Jenjang Norma Hukum Die theorie von
stufenordnung der rechtsnormen sebagai pengembangan dari teori Hans Kelsen tentang
Jenjang Norma stufentheorie.

Mengenai norma hukum, Hans Nawiasky menggunakan hirarkisitas hukum dapat terbagi
menjadi 4 empat tingkatan, yaitu

1. Staatsfundamentalnorm yang berupa norma dasar bernegara atau sumber dari segala
sumber hukum

2. Staatsgrundge Setze yang berupa hukum dasar yang apabila dituangkan dalam dokumen
negara menjadi konstitusi atau verfassung

3. Formelegezetze atau undang-undang formal yang pada peraturan tersebut dapat ditetapkan
suatu ketentuan yang bersifat imperative, dalam pengertian pelaksanaan maupun sanksi
hukum
4. Verordnung en dan autonome satzungen yakni aturan-aturan pelaksanaan dan peraturan
yang otonom, baik yang lahir dari delegasi maupun atribusi.

Sedangkan menurut Denny Indrayana dalam Kurnisar bahwa Inti dari konsep
Staatsfundamentalnorm norma fundamental negara dari Hans Nawiasky adalah

1. Staatsfundamentalnorm merupakan norma hukum yang tertinggi dan merupakan kelompok


pertama

2. Staatsfundamentalnorm merupakan norma tertinggi dalam suatu negara, ia tidak dibentuk


oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi presupposed atau ditetapkan terlebih dahulu
oleh masyarakat dalam suatu negara dan merupakan norma yang menjadi tempat
bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya

3. Isi dari staatsfundamentalnorm merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau


undang-undang dasar suatu negara staatsverfassung, termasuk norma pengubahnya

4. Hakikat hukum suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat berlakunya suatu konstitusi


atau undang-undang dasar.

Apabila konsep staatsfundamentalnorm yang dikemukakan Hans Nawiasky tersebut


diterapkan dalam sistem norma hukum di Indonesia maka norma-norma hukum yang berlaku
akan dilihat sebagai suatu sistem yang berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang sekaligus
berkelompok-kelompok, pemberlakuan suatu norma akan bersumber dan didasarkan pada
norma yang lebih tinggi, dan norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada
norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma dasar negara
staatsfundamentalnorm. Penempatan Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm pertama kali
disampaikan oleh Notonagoro.

Pancasila dilihat sebagai cita hukum rechtsidee merupakan bintang pemandu. Posisi
ini mengharuskan pembentukan hukum positif adalah untuk mencapai ide-ide dalam
Pancasila, serta dapat digunakan untuk menguji hukum positif. Dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm maka pembentukan hukum, penerapan, dan
pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Konsep staatsfundamentalnorm yang
dikemukakan Hans Nawiasky tersebut apabila diterapkan dalam sistem norma hukum di
Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 2 Ketetapan MPR No.
IIIMPR2000 tentang Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan ditegaskan sebagai berikut
Tata urutan peraturan perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan
hukum di bawahnya.
BAB 3 (Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa)
1. Makna Pandangan Hidup Bangsa

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk dalam
kehidupan sehari-ahari. Dimaknai sebagai pandangan hidup bangsa, maka dapat dipastikan
bahwa kehadiran Pancasila tersirat sebagai pedoman atau petunjuk dalam sendi-sendi
kehidupan manusia. Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai
pandangan hidup negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara. Pandangan hidup yang
dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan nilai-nilai religius sebagai
keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan hidup diyakini inilah bangsa Indonesia
dapat dan mampu memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi secara tepat.

Pandangan hidup bagi suatu bangsa mempunyai arti menuntun, sebab dengan pandangan hidup
yang dipegang teguh maka bangsa tersebut memiliki landasan fundamental yang menjadi
pegangan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan pandangan hidup yang
jelas, bangsa Indonesia akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal serta
memecahkan berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum dan persoalan lainnya
dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi
pemersatu bangsa yang tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka
Tunggal Ika. Dengan demikian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan
pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari- hari dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara dapat disebut pula sebagai ideologi
bangsa dan negara. Sebagai ideologi, Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Ini berati, sebagai halnya bendera merah putih sebagai ciri khas bangsa atau negara Indonesia
yang membedakan dengan bangsa atau negara lain, Pancasila juga merupakan ciri khas bang
Indonesia yang tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang senantiasa selaras,
serasi dan seimbang sesuai deng nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

2. Perlunya Pandangan Hidup bagi Suatu Bangsa


Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pancasila sebagai pandangan hidup merupakan wujud
pencerminan dari kepribadian bangsa Indonesia yang luhur ini. Berikut ini adalah dasar- dasar
memahami Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dapat dipelajari melalui
fungsi-fungsi:

a) Bisa dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai persoalan atau permasalahan yang
ada di masyarakat.
b) Bangsa Indonesia mempunyai petunjuk atau cara untuk menyelesaikan persoalan budaya,
sosial, ekonomi, dan politik.

c) Bangsa Indonesia bisa membangun dirinya sesuai dengan kepribadian yang atau ciri khas
dari bangsa Indonesia. Sederhananya adalah pancasila merupakan pemersatu bangsa Indonesia.
d) Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan luas. Memiliki ratusan adat istiadat,
mempunyai ratusan Bahasa dan sebagainya. Sederhananya adalah pancasila merupakan
pemersatu bangsa Indonesia.

Pandangan hidup bagi bangsa juga berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh rakyat indonesia
untuk mencapai cita-cita bangsa, sebagai pemecah masalah masalah politik agar tidak terjadi
perpecahan, dan juga sebagai pedoman bagi bangsa indonesia bagaimana untuk berlaku dan
bertingkah, agar tetap sesuai dengan falsafah negara. Dengan adanya pandangan hidup, bangsa
Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk berbangsa dan bernegara, serta bangsa Indonesia
mampu berkembang dan terus meningkat. Menurut Thomas hobes, pandangan hidup adalah
segala cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan mengatur rakyatnya.

Manfaat pandangan hidup yaitu agar seseorang dapat memiliki petunjuk, pedoman, ataupun
arahan untuk menjalani hidupnya, agar tidak salah dalam menentukan masa depannya, dan bisa
menjalani hidupnya dengan baik.

3. Sumber Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki fungsi sebagai pegangan atau
acuan bagi manusia Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku, berkaitan dengan sistem
nilai, tentang baik dan buruk, tentang adil dan zalim, jujur dan bohong, dan sebagainya. Dengan
demikian membahas Pancasila sebagai pandangan hidup akan memasuki domein etika,
masalah moral yang menjadi kepedulian manusia sepanjang masa, membahas hal ihwal yang
selayaknya dikerjakan dan yang selayaknya dihindari. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia didasari oleh tiga elemen kesepakatan (consensus), yaitu:
a. Kesepakatan tujuan dan cita-cita bersama
b. Kesepakatan tentang the rule of same philosophy of government.
c. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan (the form of
institutions and procedure)
Secara kultural dasar-dasar pemikiran tentang pancasila dan nilai-nilai pancasila berakar pada
nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Soeryanto bahwa "Pancasila sebelum terbentuknya Negara dan bangsa
Indonesia pada dasarnya terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa
dan tersebar di seluruh kepulauan nusantara baik pada abad kedua puluh maupun sebelumnya,
dimana masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan
berakulturasi dengan kebudayaan lain". Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada
pada manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa dan kepercayaan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila antara lain sebagai berikut:
A. Dalam sila 1 berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" terkandung nilai-nilai religius antara
lain:
1) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifat Nya Yang
Maha Sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha adil, Maha Bijaksana dan
lain-lain sifat yang suci.
2) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-
Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
3) Nilai sila I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV dan V.

B. Dalam sila II yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai-nilai
kemanusiaan, antara lain:
1) Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.
2) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
3) Nilai sila II ini diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V.

C. Dalam sila III yang berbunyi "Persatuan Indonesia" terkandung nilai persatuan bangsa,
antara lain:
1) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
2) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia
3) Nilai sila ke III ini diliputi dan dijiwai sila I dan II, meliputi dan menjiwai sila IV
dan V.

D. Dalam sila IV yang berbunyi "Kerakyatan yang Dimpimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan" terkandung nilai kerakyatan antara lain:
1) Kedaulatan Negara adalah ditangan rakyat
2) Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil- wakil rakyat
3) Nilai sila IV ini diliputi dan dijiwai sila I, II, dan III, meliputi dan menjiwai sila V.

E. Dalam sila V yang berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" terkandung
nilai keadilan sosial, antara lain:
1) Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atas kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat Indonesia
2) Cita-cita masyarakat adil, makmur, material, dan spiritual, yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia
3) Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang lain.
4) Nilai sila V ini diliputi dan dijiwai sila I, II, III, IV Pemahaman terhadap nilai-nilai
luhur Pancasila bagi warga Negara Indonesia merupakan hal yang seharusnya, karena
terkait dengan prilaku yang ditampilkan dalam tata pergaulan hidup sehari-hari
sebagai bangsa Indonesia.
Pemahaman nilai-nilai Pancasila merupakan pemahaman konsep Pancasila yang mengandung
gagasan, cita-cita, dan nilai dasar yang bulat, utuh dan mendasar mengenai eksistensi manusia
dan hubungan manusia dengan lingkungannya, sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai akibat terjadilah pandangan
tentang eksistensi diri manusia, serta sikap dan perilaku devosi manusia dalam hubungannya
dengan yang Maha Esa.
Konsep sovereinitas, suatu konsep yang menyatakan bahwa yang berdaulat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah rakyat, suatu konsep demokrasi, dengan ciri
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Proses sosial adalah cara cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan
kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan perubahan yang menyebabkan goyahnya cara hidup yang
ada.
proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Proses sosial juga dapat diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yangakanterjadi apabila ada perubahan-perubahan
yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat
diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Oleh karena
itu kemampuan sosial menjadi hal mendasar yang harus dimiliki dan diimplementasikan sesuai
dengan nilai- nilai yang di dapat selama proses sosialisasi di dalam kehidupan masyarakat.

4. Terbentuknya Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Secara kultural dasar-dasar pemikiran tentang pancasila dan nilai- nilai pancasila berakar pada
nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Soeryanto bahwa: "Pancasila sebelum terbentuknya Negara dan
bangsa Indonesia pada dasarnya terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan
bangsa dan tersebar di seluruh kepulauan nusantara baik pada abad kedua puluh maupun
sebelumnya, dimana masyarakat Indonesia telah mendapatkan kesempatan untuk
berkomunikasi dan berakulturasi dengan kebudayaan lain". Selanjutnya nilai-nilai tersebut
dikembangkan dan secara yuridis disahkan sebagai suatu dasar negara, dan secara verbal
tercantum dalam pembuksaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai pegangan atau acuan bagi manusia Indonesia dalam bersikap dan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki fungsi bertingkah laku, berkaitan dengan sistem
nilai, tentang baik dan buruk, tentang adil dan zalim, jujur dan bohong, dan sebagainya. Dengan
demikian membahas Pancasila sebagai pandangan hidup akan memasuki domein etika,
masalah moral yang menjadi kepedulian manusia sepanjang masa, membahas hal ihwal yang
selayaknya dikerjakan dan yang selayaknya dihindari.
Pancasila sebelum terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia pada dasarnya terdapat secara
sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan bangsa dan tersebar di seluruh kepulauan
nusantara baik pada abad kedua puluh maupun sebelumnya, dimana masyarakat Indonesia
telah mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dan berakulturasi dengan kebudayaan
lain. Selanjutnya nilai-nilai tersebut melalui para pendiri bangsa dan ini kemudian
dikembangkan dan secara yuridis disahkan sebagai suatu dasar negara, dan secara verbal
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hal ini dihubungkan dengan unsur- unsur yang ada pada manusia yaitu jasmani, cipta, rasa,
karsa dan kepercayaan.

Pemahaman nilai-nilai Pancasila merupakan pemahaman konsep Pancasila yang mengandung


gagasan, cita-cita, dan nilai dasar yang bulat, utuh dan mendasar mengenai eksistensi manusia
dan hubungan manusia dengan lingkungannya, sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai akibat terjadilah pandangan
tentang eksistensi diri manusia, serta sikap dan perilaku devosi manusia dalam hubungannya
dengan yang Maha Esa. Konsep humanitas, suatu konsep yang mendudukkan manusia dalam
tata hubungan dengan manusia yang lain. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pemahaman
Pancasila adalah pemahaman terhadap cita-cita yang merupakan dasar, pandangan, gagasan,
atau paham.
Proses sosial adalah cara cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan
kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan perubahan yang menyebabkan goyahnya cara hidup yang
ada. Atau dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama. Proses sosial juga dapat diartikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa
yangakanterjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara
berbagai segi kehidupan bersama.

You might also like