You are on page 1of 2

YANDANI (R021211013)

Sumber History, Sosiologis, Politis, Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara


Indonesia
Menurut Thomas Hobbes, manusia itu bagaikan serigala pada ‘’status naturalis’’. Hingga
timbul adagium homo homini lupus (man is a wolf to [his fellow] man), artinya yang kuat
mengalahkan yang lemah. Kemudian timbul lagi pandangan bellum omnium contra omnes
( perang semua lawan semua). Dalam kondisi ini, akhirnya manusia sadar dan memutuskan
untuk membuat suatu perjanjian antar sesama yng disebut factum unionis. Perjanjian yang
telah dibuat tadi kemudia diserahkan kekuasaannya kepada penguasa yang bertujuan untuk
menjaga perjanjian rakyat tersebut yang dikenal dengan factum subjectionis.
9
Dalam bukunya yang berjudul Leviathan (1651) hobbes mengajukan suatu argumentasi
mengenai kewajiban politik yang disebut dengan kontrak sosial yang mengimplikasikan
pengalihan kedaulatan kepada primus inter pares.primus inter pares adalah yang utama
diantara sekawanan atau kumpulan atau orang penting dan menonjol diantara orang yang
derajatnya sama. pengalihan kedaulatan kepada primus inter pares ini yang kemudian
berkuasa secara mutlak (absolut). .Salah satu contoh raja yang berkuasa secara mutlak
adalah Louis XIV, raja prancis. Dia memerintah Prancis selama 72 tahun, pemerintahan
monarki terpanjang di Perancis dan bahkan di Eropa. Sebagai hasil dari pemerintahan
absolutnya, Louis XIV memerintah dengan kekuasaan sewenang-wenang, menyebabkan
penderitaan dan penderitaan yang sangat besar bagi rakyat. Setelah kematiannya,
kekuasaan absolutnya ditransfer dari raja-raja kemudian ke Louis XVI. Lanjutkan Kekuatan
Louis XVI Akhirnya ia berakhir dan ditangkap dalam revolusi 10 Agustus dan akhirnya
dihukum pada 21 Januari 1793 karena pengkhianatan guillotine untuk penonton yang
meminta penilaiannya. Disinilah muncul gagasan untuk membatasi kekuasaan yang disebut
dengan istilah konstitusionalisme menganung arti bahwa penguasa perlu dibatasi
kekuasaannya.

Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu konstitusi tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi tertulis yaitu UUD. Hampir semua negara memiliki konstitusi yang umumnya
mengatur pembagian kekuasaan dalam suatu negara, serta melindungi hak asasi manusia.
Dalam konstitusi tertulis berisi distribusi kekuasaan sesuai dengan lembaga negaranya.
Montesquieu membagi kekuasaan menjadi tiga jenis yaitu
1. Kekuasaan membuat Undang-Undang (legislatif)
2. Kekuasaan untuk menjalankan atau mengimplementasikan undang-undang (undang-
undang)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif)

Konstitusi pada dasarnya adalah aturan tertinggi yang mengatur sistem


ketatanegaraan sehingga konstitusi harus stabil dibanding dengan produk hukum
lainnya. Konstitusi juga dapat diubah, oleh karena itu dalam konstitusi sendiri
termuat ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu sendiri, dan perubahan yang
dilakukan merupakan kehendak dari rakyat sendiri bukan dari kesewenang-
wenangan pihak pemerintah.

Hal-hal yang termuat dalam konstitusi (undang-undang dasar) adalah :


● Organisasi negara, misalnya berisi tentang lembagian kekuasaan lembaga-
lembaga negara yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.
● Hak-hak asasi manusia, diatur secara khusus dalam pasal 28A sampai pada
pasal 28J.
● Prosedur mengubah UUD, diatur secara khusus dalam 37 tentang perubahan
undang-undang dasar.
● Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu yang ada dari
uud, hal ini dilakukan karena para penyusun UUD ingin mengantisipasi
terjadinya halhhal yang tidak diinginkan
● Memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara

Sumber : ismail.dan hartini,s.2020.Buku pendidikan kewarganegaraan konsep dasar


kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia. Edisi 1. CV qiara media. Jawa timur

You might also like