Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM I
KONSENTRASI LARUTAN
Kelompok 8 :
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2022/2023
KONSENTRASI LARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat memahami beberapa satuan konsentrasi
Dapat memahami dan menentukan konsentrasi larutan
Dapat terampil dalam menggunakan peralatan untuk membuat larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut
pelarut ( Raymond Chang, 2004)
Larutan dapat berwujud gas seperti udara, padatan seperti alloy atay paduan logam, atau
cair seperti air laut (Raymond Chang, 2004)
Larutan zat padat seperti alloy atau logam campur ada dua macam yaitu:
1. Larutan zat padat substitusional yang terbentuk apabila atom atom, molekul
molekul atau ion ion suatu zat akan mengambil tempat partikel partikel, suatu
zat lain dalam kisi kristalnya.
2. Larutan zat padat interstisial yaitu dibentuk dengan menempatkan atom atom
satu macam zat ke dalam ruangan yang terdapat antara atom atom pada kisi
kristal dari ruan rumah ( James E. Brady, 1999)
1. Larutan jenuh adalah suatu larutan yang mengandung sejumlah zat terlarut yang
larut dan mengadakan kesetimbangan dengan zat terlarut padatnya.
2. Larutan tidak jenuh yaitu apabila suatu larutan mengandung zat terlarut kurang
dari yang perlukan untuk membuat larutan jenuh
3. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak zat terlarut
dari pada yang diperlukan untuk larutan jenuh (James E.Brady).
Kelarutan zat adalah jumlah zat terlarut yang larut dalam larutan jenuh (James E .
Brady 2014)
Didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada
umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan
volume dan satuan kimia.misalnya mol, massa rumus, dan ekuivalen ( Heny Ekawati
Haryono, 2019).
a. Persen konsentrasi
Dalam bidang kimia sering digunakan % untuk menyatakan konsentrasi larutan
persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat % W/W dan persen
volume % V/V ( Heny Ekawati Haryono, 2019)
Bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts per million, ppm
(bagian per sejuta), dan parts per billion, ppb (bagian per milliar). Satu ppm
ekivalen dengan 1 mg cat terlarut dalam 1 Llarutan. Satu ppb ekivalen dengan
1 µ g zat terlarut per 1 L larutan.
Rumus :
1 𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1 𝑝𝑝𝑚 =
1 𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100%
1 𝜇𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1 𝑝𝑝𝑏 =
1 𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100%
Parts per million, ppm, dan parts per billion, ppb, adalah satuan yang mirip
persen berat. Bila persen berat, gram zat terlarut per 100 g larutan, maka ppm
gram terlarut per sejuta gram larutan, dan ppb zat terlarut per milliard gram
larutan.
Rumus :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1 𝑝𝑝𝑚 =
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100%
c. Fraksi mol
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝐴
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑙 = 𝑋𝐴 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
d. Molaritas/kemolaran (M)
Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan jumlah mol spesi zat terlarut
dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dalam 1 ml larutan.
Rumus:
𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) =
𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
e. Molalitas/kemolalan (m)
Kemolalan m, menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.
Kemolalan tidak tergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia
fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.
Rumus:
𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐾𝑒𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑚) =
𝐾𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
(Heny Ekawati Haryono, 2019)
f. Normalitas/kenormalan (N)
Rumus:
𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑁=
𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Rumus:
𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑚 (% 𝑚𝑔) =
100 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 100%
Sifat koligatif suatu larutan adalah sifat-sifat yang tergantung pada banyaknya partikel
zat yang terlarut di dalam larutan, tetapi tidak tergantung pada jenis zat yang terlarut.
Sifat-sifat ini meliputi :
Pengenceran adalah prosedur untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan
yang lebih pekat (Reymond Chang, 2004) prinsip like dissolves like yaitu suatu pelarut
cenderung akan melarutkan senyawa yang mempunyai tingkat kepolaran yang sama
dengan pelarut. Pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan
melarutkan senyawa non polar (Harborne J.B.,1987)
Bahan :
Aquades
NaCl 50 mg ( 0,05 g )
NaCl 100 mg ( 0,1 g )
Tombol On timbangan
Hasil
corong
Masukkan larutan NaCl ke labu ukur pakai corong dan batang pengaduk
Tambahkan aquades sampai tanda batas ,dan dilihat sejajar dengan mata
selama 5 - 10 kali
Hasil
corong
Masukkan larutan NaCl ke labu ukur pakai corong dan batang pengaduk
Tambahkan aquades sampai tanda batas ,dan dilihat sejajar dengan mata
selama 5 - 10 kali
Hasil
V. DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
Pelarutan NaCl dengan massa NaCl 50 mg (0,05 g)
Percobaan 2
Pelarutan NaCl dengan massa NaCl 100 mg (0,1 g)
𝑉1 × 𝑀1 = 𝑉2 × 𝑀2
𝑉1 × 𝑀1 = 𝑉2 × 𝑀2
25 𝑚𝑙 × 𝑀1 = 2 𝑚𝑙 × 0,017
0,34
𝑀1 =
25
𝑀1 = 0,0136 𝑀
𝑉1 × 𝑀1 = 𝑉2 × 𝑀2
25 𝑚𝑙 × 𝑀1 = 2 𝑚𝑙 × 0,034
0,068
𝑀1 =
25
𝑀1 = 0,00272 𝑀
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan agar dapat mengamati dan memahami konsentrasi
dalam larutan, bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah bahan NaCl
berupa padatan yang bersifat polar dan zat yang tidak berwarna, bahan kedua yaitu
Aquadest berupa cairan yang bersifat polar zat yang tidak berwarna. Pada percobaan
pertama yaitu menggunakan bahan NaCl sebanyak 50mg yang ditimbang
menggunakan neraca analitik, dimana NaCl dimasukan kedalam Beaker glass dan
ditambahkan Aquadest untuk melarutkan NaCl yang dimana NaCl yang bersifat
polar dan Aquadest yang bersifat polar yang sehingga sama sama dapat melarutkan
hal ini yang disebut dengan like dissolves like. Karena NaCl yang bersifat padatan
dan tidak berwarna yang ditambahkan Aquadest bersifat polar dan tidak berwarna
sehingga NaCl dapat larut dalam aquades ini disebut kelarutan NaCl. Setelah terlarut
larutan NaCl dan Aquadest dimasukan kedalam labu ukur yang berukuran 50 mL
dan masukan Aquadest kedalam labu ukur sampai tanda batas, dan larutan tersebut
dikocok yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan NaCl agar dapat tercampur
dengan Aquadest. Lalu ambil 2 mL larutan NaCl yang sudah di homogenkan
menggunakan pipet tetes lalu masukan kedalam labu ukur yang berukuran 25 mL
dan ditambahkan Aquadest sampai tanda batas, hal ini disebut sebagai pengenceran
larutan yang dimana konsentrasi larutan 50 mL diambil 2 mL untuk ditambahkan zat
pelarut. Aquadest untuk menurunkan konsentrasi larutan NaCl dari semula pekat
menjadi lebih encer. Setelah itu larutan dihomogenkan dengan cara dikocok 5-10
kali. Bahan homogenitas nya adalah menggunakan Aquadest. Sementar pengenceran
proses pengurangan konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan. Seperti yang terjadi
pada percobaan ini NaCl larut dalam Aquadest karena Aquadest sebagai pelarut
lebih banyak, sehingga dapat disimpulkan larutan NaCl dan Aquadest merupakan
larutan polar yaitu senyawa yang memiliki sesuatu ikatan antar elektron pada
unsurnya sehingga dapat terhomogenkan secara sempurna dan larutan yang
dihasilkan merupakan larutan tidak berwarna.
VIII. KESIMPULAN
1. Jumlah molaritas pada penimbangan dengan massa NaCl 0,05 adalah sebesar
0,017 M
2. Jumlah molaritas pada penimbangan dengan massa NaCl 0,10 adalah sebesar
0,034 M
3. Jumlah molaritas pada pengenceran dengan massa M2 (0,017) adalah sebesar
0,0136 M
4. Jumlah molaritas pada pengenceran dengan besar M2 (0,034) adalah sebesar
0,00272 M
X. LAMPIRAN
Hasil dokumentasi praktikum
1. Menimbang NaCl sebanyak 0,05 g dan 0,1 g
8. Ambil larutan sebanyak 40 tetes (2 ml) dan masukkan kedalam labu ukur 25 Ml
untuk melakukan pengenceran
Jawab:
a. Dik : Massa NaCl = 5 mg
Volume air = 250 ml = 0,25 l
Dit : Konsentrasi Larutan
𝑀
𝑀=
𝑉
5
= = 20 𝑔/𝑙
0,25
b. Molaritas larutan
Mencari Mr NaCl
Mr = Ar Na + Ar Cl
Mr = 23 + 35,5
Mr = 58,5
Mencari mol
𝑔𝑟
𝑛=
𝑚𝑟
5
𝑛=
58,5
𝑛 = 0,085 𝑚𝑜𝑙
= 0,25 𝑙
Molaritas
𝑁
𝑀=
𝑉
0,085
=
0,25
= 0,38