You are on page 1of 140

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA


MATERIKEANEKARAGAMAN HAYATI
KELAS X

SKRIPSI

Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

ABDUL MALIK

NIM 1830207058

Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP


INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
KELAS X

SKRIPSI

Oleh
ABDUL MALIK
1830207058

Program Studi Pendidikan Biologi


Mengesahkan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Irham Falahudin, M.Si Diah Putri Anggun, M.Pd


NIP. 197110021999031002 NIP. 199203302022032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. Yulia Tri Samiha, M.Pd


NIP. 196807212005012004

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP


INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X

Yang ditulis oleh saudara Abdul Malik 1830207082


Telah dimunaqosahkan dan dipertahankan
Didepan Panitia Penguji Skripsi Pada Tanggal 21 Oktober 2022

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Palembang, 01 November 2022


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Sekretaris

Yustina Hapida, M.Kes Rian Oktiyansyah, M.Si


NIDN.2022068203 NIP.199110022019031016

Penguji Utama : Dr.Yulia Tri Samiha, M.Pd ( )


NIP. 196807212005012004

Anggota Penguji : Anggun Wicaksono, M.Si ( )


NIDN. 2028079201

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed


NIP. 196509271991031004
iii
HALAMAN PERSEMBAHASAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:


1. Kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Santono dan Ibu Siti Mas Rukah
dan juga kakakku Bayu aji santra, rahmad ramadhan serta adikku Sarah
Fadihilah dan Keyra yang selama ini telah banyak mendukung,
mendo’akan, serta dengan tulus dan ikhlas memberikan perhatian dan
motivasi untuk kelancaran kuliahku
2. Kepada sahabat-sahabatku yang terkasih kuucapkan terima kasih atas
dukungan yang selama ini selalu kudapatkan.
3. Kepada sahabatku Musdalifah, Ira Wahyu Triani, Intan Purnama Sari,
aprendi sanjoki, hamidi dan ayu azhari, yang selalu dan tetap akan menjadi
orang yang berharga.
4. Kepada sahabat kecilku Khairul, koko, yudha pratama yang selalu ada,
selalu sigap dalam memberikan nasihat dan arahannya untukku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada teman seperjuangan dan sepembimbinganku yang saling
memberikan arahan, semangat serta motivasi untuk menyelesaikan

iv
MOTTO

‘’Tujuan Dari Sebuah ilmu itu adalah untuk mengamalkannya, maka ilmu yang
haqiqi adalah ilmu yang tereefleksikan dalam kehidupannya, bukan ilmu yang
hanya bertengger di kepala’’

ABDUL MALIK

v
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Abdul Malik
Tempat Tanggal Lahir : Musi Banyuasin,13 September 1999
Program Studi : Pendidikan Biologi
NIM : 1830207058

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Seluruh data informasi, interprestasi serta pernyataan dalam pembahasan dan


kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan
sumbernya merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan,serta pemikiran
saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan
2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapat gelar akademik, baik di UIN Raden Fatah maupun pergurun tinggi
lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari
ditemukan adanya bukti ketidakbeneran dalampernyataan tersebut, maka saya
bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar yang saya perolah melalui karya
ilmiah ini.
Palembang, Oktober 2022

Yang Membuat Pernyataan

Abdul Malik
NIM.1830207058

vi
ABSTRACT
Current learning tends to place the teacher as the center of learning or learning resources. Of
course, such conditions affect student learning outcomes. Therefore, teachers are expected to
be able to choose an appropriate learning model in order to achieve good learning outcomes.
The purpose of this study, namely to find out how the application of the GI learning model to
students' learning outcomes on biodiversity material and to find out whether there is an effect
of the GI learning model on students' learning outcomes on biodiversity material. The method
used in this research is the experimental method. validation or testing, which is testing the
effect of one or more variables on other variables. Learning outcomes of diversity material
for class X students in this study in the cognitive domain of students which include aspects
(knowledge), understanding (understanding), application (application), analysis ( Analysis),
synthesis (Synthesis), and evaluation (Evaluation). Test results Requirements analysis of
research on the effect of the Group Investigation type of biodiversity learning model on
student learning outcomes can be seen in table 4.7, namely the normality test, the results of
the normality test calculation in the post-test experimental class and control class are normally
distributed because the value of asymp sig 0 , 05, namely, 0.073 and 0.069. This is in
accordance with the criteria for the normality test, so it can be said that the final test has a
"normal" distribution. While the results of the homogeneity test calculation can be concluded
that all samples of the experimental class and control class have homogeneous data because
the average sig is 0.05, which is .006. with a value of 8.865 12.096 then H1 is accepted because
tcount ttable. Based on the results that have been obtained, it can be said that the application
of the Group Investigation (GI) type cooperative learning model can improve student learning
outcomes on the material of biodiversity class X MIA Al Fatah Palembang. Learning
outcomes in the experimental class that were treated with the GI model showed an increase.
Keywords: Group Investigation, Student Learning Outcomes, Diversity Material

vii
ABSTRAK

Pembelajaran saat ini cenderung menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran atau sumber
belajar. Tentunya keadaan seperti itu berpengaruh pada hasil belajar Peserta didik. Oleh karena
itu, guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai agar mencapai hasil
belajar yang baik. Tujuan dari penelitian ini, yaitu Untuk mengetahui Bagaimana penerapan
model pembelajaran GI terhadap hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman hayati
dan Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran GI terhadap hasil
belajar peserta didik pada materi keanekaragaman hayati. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. bersifat validation atau menguji, yaitu menguji
pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain Hasil belajar materi keanekaragaman
hayati terhadap peserta didik kelas X dalam penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif
peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
Penerapan (Aplication), Analisis (Analysis), sintesis (Syntesis), dan evaluasi (Evaluation).
Hasil Uji Persyaratan analisis penelitian pengaruh model pembelajaran keanekaragaman hayati
tipe Group Investigation terhadap hasil belajar peserta didk dapat di lihat pada tabel 4.7, yaitu
pada Uji normalitas, Hasil perhtungan uji normalitas pada pos-test kelas eksperimenn dan kelas
kontrol berdistribusi normal karena nilai asymp sig 0,05 yaitu, 0,073 dan 0,069, Hal ini sesuai
dengan kriteria uji normalitas, maka dapat disimpulkan bahwa data tes akhir berdistribusi
“normal”. Sedangkan pada hasil perhitungan uji homogenitas dapat di simpulkan bahwa
seluruh sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai data yang homogen karena rata
rata sig 0,05 yaitu .006. dengan nilai 8,865 12.096 maka H1 diterima karena thitung ttabel.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi keanekaragaman hayati kelas X MIA Al Fatah Palembang. Hasil
belajar pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model GI menunjukkan
peningkatan.

Kata kunci: Group Investigation, Hasil Belajar Peserta Didik, Materi Keanekaragaman
Hayati.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Alhamdulillahi rabbil ‘Alamin, Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan proposal penelitian skripsi yang berjudul “pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar peserta didik
pada materi keanekaragaman hayati’’ Salawat serta salam penulis haturkan untuk Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan
kezaman yang penuh dengan cahaya penelitian ini mungkin tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan beberapa pihak antara lain:
1. Prof.Dr.Nyayu Khodijah,M.Si selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang.

2. Prof. Dr. Abdullah, M. Ed selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Fatah Palembang

3. Dr.Yulia Tri Samiha,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan BiologiUIN


Raden Fatah Palembang

4. Dr.Irham Falahudin,M.Si selaku Dosen PembimbingI

5. Diah Anggun Putri,M.Pd selaku Dosen PembimbingII

6. Ummi Hiras Habisukan,M.Kes Selaku Penasehat Akademik

7. Seluruh Dosen dan Staf Prodi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
wawasan yang sangat bermanfaat bagi penulis

8. Kepada Kedua Orang Tuaku yang sangat kusayangi Bapak Santono dan Ibu
Sitimas rukah , kakak tersayang Bayu aji santra dan Rahmat Rahmadha nserta
adiku Sarah fadilah dan Muslimah Keira Asiyfa dan seluruh keluarga besarku yang
tidak pernah hentinya memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat dankasih
saying serta pengorbanan yang tak tergantikan dengan ikhlas.

9. Kepada sahabat-sahabatku Aprendi Sanjoki, Hamidi, Ayu Azari, Ira Tri Wahyuni
ix
, dan Intan Purnama Sari yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi
dalam penyelesaian proposal ini.

10. Kepada teman-teman Pendidikan Biologi angkatan2018, yang telah menemani


penulis selama masa perkuliahan dan maha peserta didik yang baruhingga maha
peserta didik akhir

11. Dan kepada semua orang yang sudah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Aamiin Allahuma Aamiin.

Proposal ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar menjadi bahan pertimbangan untuk kedepan.
Semoga proposal ini bermanfaat dan menjadi masukan bagi yang membaca
WasalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Palembang, November 2022


Penulis

AbdulMalik

NIM.1830207058

x
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................iv
MOTTO ....................................................................................................................v
SURAT PERNYATAAN .........................................................................................vi
ABSTRACT ..............................................................................................................vii
ABSTRAK ................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................5

1.3. Batasan Masalah..................................................................................................6

1.4. Tujuan Penelitian ...............................................................................................6

1.5. Manfaat Penelitian ..............................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Model Pembelajaran ........................................................................8
2.2. Model Pembelajaran Kooperatif .........................................................................9
2.3. Model Pemelajaran Group Investigation (GI) ....................................................10
2.4. Hasil Belajar ........................................................................................................15

xi
2.5. Materi Pelajaran ..................................................................................................18
2.5.1. Materi Keanekaragaman Hayati .......................................................................18
2.5.2. Konsep Keanekaragaman Hayati .....................................................................19
2.5.3. Faktor Yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati ....................................21
2.5.4. Tingkat Keanekragaman Hayati .......................................................................22
2.5.5.Pola Sebaran Keanekaragaman Hayati .............................................................25
2.5.6.Manfaat Kenekaragamn Hayati ........................................................................27
2.5.7.Faktor Penyebab Penurunan Keanekaragaman Hayati .....................................29
2.5.8.Kerentanan Species Terhadap Kepunahan .......................................................33
2.5.9. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati ....................................................34
2.6. Hipoteis ...............................................................................................................36
2.7. Penelitian Yang Relevan .....................................................................................36
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ..............................................................................................39
3.2. Metode Penelitian................................................................................................39
3.3. Desan Penelitian ..................................................................................................40
3.4. Variabel Penellitian .............................................................................................41
3.5. Definisi Operational ............................................................................................42
3.6.Populasi ................................................................................................................43
3.7.Sampel Penelitian .................................................................................................43
3.7.1. Pengmbilan Sampel..........................................................................................44
3.8.Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................45
3.9. Teknik Pengolahan Data .....................................................................................48
3.10. Instrumen Penelitian..........................................................................................50
3.10.1. Instrumen Tes .................................................................................................51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ....................................................................................................................53

xii
4.1.1. Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayati Kelas Ekperimen
Dengan GI (Group Investigation) ....................................................................53
4.1.2. Hasil Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayati Kelas Kontrol
Dengan GI (Group Investigation) ....................................................................55
4.2. Uji Persyaratan Analisis ......................................................................................58
4.2.1. Uji Normalitas ..................................................................................................58
4.2.2. Uji Homogenitas ..............................................................................................59
4.2.3. Uji Hipotesis ....................................................................................................60
4.3. Pembahasan .........................................................................................................61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .........................................................................................................69
5.2. Saran ....................................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................70

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Berbagai Variatas Ikan Koi………………………………………. 23


Gambar 2.2.Keanekaragaman Jenis Ikan Hias Air Asin ..................................... 24

Gambar 2.3.Contoh Keanekaragaman Ekosistem ............................................... 25

Gambar 2.4.Pola Sebaran Keanekaragaman Hayati Diindonesia........................ 26

Gambar 2.5.Koridor untuk mengatasi fragmentasi habitat… ............................. 27

Gambar 2.6 Kawasan Heart of burnio ................................................................. 33

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Peserta Didik Pada Nilai Ulangan Harian Terakhir Kelas X

MIA Ma Al-Fatah Palembang 2022 ........................................................,3

Tabel 3.1. Desain Penelitian (Preetest, Postess, Control, Group Design) .................41

Tabel 3.2. Jumlah Peserta Didik Kelas X Ma Al-Fatah Palembang ........................44

Tabel 3.3. Distribusi Sampel Penelitian ....................................................................46

Tabel 3.4. Tema Pada Setiap Pertemuan Pada Kelas Kontrol Dan

Eksperimen ......................................................................................49

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Penguasaan Konsep Keanekaragaman Hayati ..........................52

Tabel 4.1. Nilai Preetest Dan Posstest Kelas Eksperimen ........................................51

Tabel 4.2 Perhitungan. Nilai Preetest Peserta Didik Dengan Model Group ............56

Investigation(Gi) .......................................................................................57

Tabel 4.3. Perhitungan Nilai Posstest Peserta Didik Dengan Model Group .............58

Investigation (Gi) .....................................................................................56

Tabel 4.4. Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Control..................................................57

Tabel 4.5. Perhitungan Nilai Pretest Peserta Didik Dengan Konvensional ..............58

Table 4.6. Perhitungan Nilai Posttest Peserta Didik Dengan Konvensional ............59

Table 4.7. Uji normalitas ...........................................................................................60

Tabel 4.8. Uji Homogenitas ......................................................................................60

Table 4.9. Uji Hipotesis .............................................................................................62

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba ..................................................74

Lampiran 2. Uji Normalitias Kognitif ......................................................................75

Lampiran 3. Uji Homogenitas ..................................................................................75

Lampiran 4.Uji Hipotesis Kognitif ...........................................................................75

Lampiran 5. Tabel Grafik KPRE..............................................................................76

Lampiran 6. Tabel Grafik EPRE ..............................................................................76

Lampiran 7. Uji N grain Kognitif .............................................................................78

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ......................79

Lampiran 9. Rencana Pelakanaan Pembelajaran Kela Kontrol ................................94

Lampiran 10. Penilaian Pengetahuan Kognitif ........................................................98

Lampiran 11.Lembar Kerja Kelompok Kelas Eksperimen ................................... 105

Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Kelas Kontrol ......................................... 107

Lampiran 13.Data Mentah Kelas Eksperimen ...................................................... 112

Lampiran 14.Data Mentah Kelas Kontrol ............................................................. 113

Lampiran 15.Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ........................................................................... 114

Lampiran 16.Foto Dokumentasi Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ........................................................................... 115

Lampiran 17. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 121

Lampiran 18. Validasi Soal Penelitian .................................................................. 123

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran saat ini cenderung menempatkan guru sebagai pusat

pembelajaran atau sumber belajar. Guru memberikan pengetahuan kepada

peserta didik. Peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk membangun

sendiri pengetahuan yang dimilikinya. Tentunya keadaan seperti itu berpengaruh

pada hasil belajar Peserta didik, untuk itu perlu adanya perubahan dalam proses

pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran lebih diarahkan pada keaktifan

peserta didik. Guru dapat memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk

membangun sendiri pengetahuan mereka. Oleh karena itu, guru diharapkan

mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran

agar diperoleh hasil belajar Peserta didik yang baik. (Irwan&Sani, 2015).

Model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model

pembelajaran yang memiliki keterkaitan erat dengan unsur instrinsik dimana di

dalamnya terjadi pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran sebagai

alat bantu secara eksplisit dalam pembelajaran. Khususnya untuk mata

pembelajaran biologi keanekaragaman hayati. Tingkat kreativitas membantu

dalam mencari informasi atau

1
2

pengetahuan baru dan membentuknya menjadi suatu konsep sebagai suatu hasil

kerja peserta didik dalam kegiatan belajar, yang dimana pengembangan proses

kreativitas ini tidak dimiliki oleh pembelajaran konvensional lainnya

(Masni,2020)

Pembelajaran biologi memiliki tujuan pendidikan secara umum dalam

taksonomi Bloom bahwa, diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif),

yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang

dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat

untuk kehidupan sehari-hari. Pembelajaran biologi juga diharapkan dapat

memberikan suatu ketarampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah

(afektif), pemahaman kebiasaan dan apresiasi (Mulyasa, 2013).

Pembelajaran yang kurang bermakna yang terjadi pada mata pelajaran

biologi khususnya Keanekaragaman Hayati menyebabkan peserta didik di MA

Al-Fatah Palembang kurang berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Selama berjalannya proses pembelajaran, hanya sebagian peserta

didik yang berani mengemukakan gagasannya. Sebagian besar peserta didik

cenderung diam jika ditanya atau disuruh bertanya. Seolah olah terdapat

hambatan psikologis antara guru dan peserta didik yang menghalangi peserta

didik untuk menyampaikan gagasannya. Akibatnya, peserta didik menjadi lebih

cepat bosan selama proses pembelajaran berlangsung dan pengalaman

belajaryang telah dimiliki peserta didik menjadi kurang menyenangkan dan

bermakna (Syafuddin,2016).
3

Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil observasi selama saya menjadi

mahasiswa magang di MA Al-Fatah Palembang. Berdasarkan hasil observasi

serta wawancara dengan guru wali kelas X MIA1 & MIA2 di MA Al-Fatah

Palembang di peroleh informasi bahwa beberapa hasil belajar pserta didik belum

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Rendahnya hasil belajar peserta

didik dibuktikan dari data hasil ujian akhir IPA pada semester ganjil tahun

pelajaran2021/2022.

Tabel 1.1 Jumlah Peserta Didik Pada Nilai Ulangan Harian Terakhir Kelas X

MIA MA Al-Fatah Palembang Tahun ajaran 2022

Kelas KKM Nilairata-rata Keterangan

XMIA1 76 65 Tidaktuntas

XMIA2 76 67 Tidaktuntas

(Sumber Guru Mata Pelajaran Biologi MA Al-Alfatah Palembang)

Berdasarkan table diatas terlihat bahwa peserta didik kelas XMIA1& X

MIA2 masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Terlihat pada proses pembelajaran kurang optimal, sehingga belum terwujud

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan bermakna. Hal tersebut berdampak

pada rendahnya hasil belajar peserta didik dan hal itu juga terlihat dari KKM76

yang ditentukan terdapat peserta didik yang belum tuntas.

Permasalahan yang sering ditemui ketika digunakannya pembelajaran

konvensional adalah kurangnya partisipasi dan keaktifan peserta didik dalam


4

mengikuti kegiatan pembelajaran. Inovasi dalam penggunaan model

pembelajaran yang tepat dapat memberikan hasil belajar yang maksimal.

Pengembangan unsur instrinsik seperti kreativitas masih kurang dikarenakan

peserta didik dikondisikan pasif dalam pembelajaran dikelas, sehingga masalah

tersebut penting untuk dicarikan solusi guna meningkatkan hasil belajar peserta

didik (Rusman, 2014).

Permasalahan tersebut juga terjadi di MA Al-Fatah Palembang. Dalam

proses pembelajaran tidak dilakukan diskusi kelompok, peserta didik cenderung

pasif dan guru menjadi pusat dalam pembelajaran, pembelajaran konvensional

tidak cukup untuk mendidik peserta didik mengembangkan pengetahuan.

Terutama pada materi keanekaragaman hayati,pada mata pelajaran tersebut hasil

belajar peserta didik lebih rendah di bandingkanmateri lainnya. Maka dari itu

saya memilih mata pelajaran keankeragaman hayati sebagai objek penelitian dan

dengan demikian para pendidik dapat mengetahui keberhasilan kreativitas

peserta didiknya, atau untuk mengetahui siapa diantara para peserta didiknya

yang berhasil atau gagal. Dalam hadis riwayat Ahmad yaitu

‫فآلا َهيَل َ َِْي ََم َل اعِفرْ رماوه اَمَهَ اد رََ َ َِْ َي َل َعف‬ َ ‫رعنَمَهَ اد رَفْ ْي اندَفل َ َِْ َي َل اف‬
‫وم َل اعِفرْ رم اه روواَمَهَ اد رَ ر‬

‫ِفرْ رم اه روو‬ Artinya : "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia

menguasai ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat,hendaklah ia menguasai

lmu.Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah

ia menguasai ilmu." (HR.Ahmad).


5

Dalam hal ini perlu digunakan sebuah model yang dapat menempatkan

peserta didik sebagai subjek (pelaku) pembelajaran dan guruhanya bertindak

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. Model pembelajaran

yang dapat diterapkan yaitu model kooperatif tipe GI(group investigation).

Pembelajaran menggunakan model ini, guru hanya berperan sebagai

motivatordan fasilitator serta memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk berperan lebih aktif dalam mengelolah informasi, berfirkir kritis, dan

bertanggung jawab.

Model pembelajaran GI lebih menekankan pada pilihan dan control

peserta didik dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas.

Maka dari itu peneliti berharap dengan adanya penggunaan model pembelajaran

tersebut dapat berpengaruh bagi hasil belajar peserta didik khusunya pada mata

pelajaran Keanekragaman hayati dikelas X MIA1 dan X MIA2 MA Al-fatah

Palembang.Berdasarkan uraian kenyataan diatas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengangkat judul“ Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group investigation) Terhadap Hasil Belajar

Peserta didik Pada Materi Keanekaragaman hayati Di MA Al-fatah Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan,yaitu:

1. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran GI Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Peserta Didik Pada Materi Keanekaragaman Hayati?


6

2. Apakah Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran GI Terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Keanekaragaman Hayati?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Materi yang diambil yaitu mata pelajaran biologi dengan standar kompetensi

dasar 3.1&4.1

2. Menganalisis berdasarkan tingkat keanekaragaman hayati di indonesia

beserta ancaman dan pelestariannya,dan menyajikan hasil observasi tingkat

keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya.

3. Batasan dan ruang lingkup dan fokus masalah yang di teliti pada penelitian

ini yaitu hasil belajar pada aspek ranah kognitif (Pengetahuan faktual) yang

diperoleh setelah proses belajar mengajar pada kelas X MIA Materi

keanekaragaman hayati menggunakan model pembelajaran tipe GI.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan model pembelajaran GI terhadap

hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman hayati

2. Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran GI

terhadap hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman hayati.


7

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk sebagai sumbangsih

keilmuan

2. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peserta didik, Penerapan metode pembelajaran Group Investigation

peserta didik dapat menerima pengalaman belajar yang lebih bervariasi

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi

keanekaragaman hayati.

b. Guru, Menambah masukan tentang alternatif pembelajaran sehingga

dapat memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesional guru

dalam Upaya meningkatkan kualitas belajar.

c. Sekolah, diharapakan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran pada waktu-

waktu yang akan datang.

d. Peneliti, menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang

sangat berguna bila saat mengajar nanti.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola pembelajaran yang diterapkan atau

dipilih guru dalam menyampaikan materi bahan ajar, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang dikehendaki guru. Menurut

rusman model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran

dan membimbing pembelajaran kelas atau yang lain. Hal ini senada dengan

pendapat Joice dan Weil mendeskripsikan model pengajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,

mendesain materi-materi intruksional, dan memadu proses pengajaran di ruang

kelas atau disetting yang berbeda (Setiyawan, 2013).

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam

memilihnya, yaitu:

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran

3. Pertimbangan dari sudut peserta didik

a. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis penggunaan metode yang

tepat akan membuat proses pembelajaran menyenangkan dan

8
9

b. dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Sehingga seorang guru harus

bisa belajar secara aktif dan afektif

c. Berdasarkan Hasil penelitian observasi dan informasi dari sekolah dan

beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau langkah-langkah guru dalam

proses pembelajaran, merancang bahan-bahan ajar untuk tercapainya

tujuan dan hasil belajar baik bagi guru dan peserta didik.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

efektif dan efesien untuk menyampaikan suatu bidang pengajaran. Dalam

pelaksanaannya guru dituntut untuk dapat mengelola kelas dengan baik karena

pembelajaran kooperatif bukan sekadar pembelajaran kelompok. Pembelajaan

kooperatif mengajarkan peserta didik untuk dapat berkerja sama dalam

kelompoknya guna mencapai tujuan bersama. (Raharjo, 2013).

Investigasi kelompok merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang

kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan

pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran

demokrasi. (Suartika dkk, 2013). Tipe ini dapat melatih peserta didik untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.Dalam pelaksanaan tipe ini,

interaksi sosial dijadikan faktor yang sangat penting bagi perkembangan skema

mental yang baru. Disinilah pembelajaran kooperatif memainkan perannya di


10

dalam memberi kebebasan kepada pembelajar untuk berpikir secara analitis,

kritis, kreatif, reflektif, dan produktif. Dengan demikian motivasi peserta didik

akan mengalami peningkatan karena peserta didik yang biasanya dijadikan obyek

pembelajaran oleh guru, pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok ini peserta didik juga dilibatkan langsung dalam penentuan

pembelajaran. Jika motivasi belajar meningkatkan pada akhirnya akan

meningkatkan hasil belajar (Kholina, 2013).

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Model Group investigation (GI) yang pertama kali dikembangkan oleh

Sharan merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok

yang mengharuskan peserta didik untuk menggunakan skill berpikir level tinggi.

Menurut Rusman dalam bukunya bahwa model pembelajaran Group

investigation merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk

mengembangkan kreativitas peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok (Prasetyo 2017).

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, menyatakan,

“pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).Sistem

penilaian dilakukan terhadap kelompok.Setiap kelompok akan memperoleh

penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang


11

dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya

memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan

interpersonal dari setiap anggota kelompok (Raharjo, 2013).

Model pembelajaran Group Investigation (GI) ini merupakan model

pembelajaran berparadigma konstruktivistik, dimana peserta didik diarahkan

untuk mampu membuat pengetahuan sendiri dari pengalaman yang telah

dilakukan dalam pembelajaran. Model ini berbasis students center yang bertujuan

untuk melatih peserta didik aktif dan mampu berkerjasama dalam tim dimana

kemandirian peserta didik dalam pembelajaran menjadi hal penting.

Pendekatan psikologi humanistik menjadi dasar dalam penerapannya

dimana materi pembelajarannya didasarkan pada bidang kajian yang disukai

peserta didik sehingga peserta didik termotivasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif group investigation (GI) sangatlah ideal diterapkan

dalam pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik materi IPA yang cukup luas

dan desain tugas-tugas atau sub sub topik yang mengarah kepada kegiatan

metode ilmiah, diharapkan peserta didik dalam kelompoknya dapat memberi

kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-hari.Selanjutnya dalam tahap

pelaksanaan investigasi para peserta didik mencari informasi dari berbagai

sumber. Para peserta didik kemudian melakukan evaluasi dan sintesis terhadap

informasi yang telah didapat dalam upaya untuk membuat laporan ilmiah sebagai
12

hasil kelompok (Rusman, 2014) Adapun langkah-langkah model pembelajaran

Group Investigation menurut (Akbar, 2013) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil (5-6 orang) berdasarkan

minat secara heterogen.

2. Guru mengarahkan peserta didik memilih subtopik dari masalah umum yang

telah mereka tetapkan.

3. Guru bersama peserta didik merumuskan prosedur, tugas, dan tujuan

pembelajaran sesuai subtopik yang dipilih.

4. Peserta didik melakukan investigasi secara berkelompok untuk

menyelesaikan tugas mereka.

5. Guru memantau proses kerja peserta didik dan memberi bantuan manakala

diperlukan.

6. Setiap kelompok melakukan analisis dan evaluasi hasil investigasi dan

menyiapkan presentasi.

7. Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil investigasi di

kelas.

8. Evaluasi.

Manfaat Model Group investigation Dalam melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI, ada beberapa

manfaat yang didapatkan antara lain:

1. Mendidik keterampilan dalam penelitian ilmiah.

2. Membimbing keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain.


13

3. Membentuk perilaku sosial yang bermanfaat bagi kehidupan

4. Mengajarkan semua bidang studi dan kelas-kelas yang tinggi atau rendah.

Adapun Kelebihan dan kekurangan medel pembelajaran Model Group

investigation diantara lain:

Kelebihan Model Group investigation:

1. Mengembangkan tanggung jawab dan kreatifitas peserta didik.

2. Menghilangkan sifat egois.

3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkolaborasi dengan

teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu

masalah.

4. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kelemahan Model Group investigation:

1. Merupakan model paling kompleks dan paling sulit dilakukan dalam proses

belajar mengajar.

2. Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama.

3. Sulit diterapkan apabila peserta didik tidak memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik.

Adapun tahapan-tahapan model pembelajaran group investigation

sharan membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok

meliputi 6 (enam) fase, yaitu (Slavin, 2011).

1. Mengidentifikasi topik dan mengatur peserta didik ke dalam kelompok


14

a. Para peserta didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah

topik, dan mengkategorikan saran-saran.

b. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

topik yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan peserta didik dan

harus bersifat heterogen.

d. Guru membantu pengumpulan informasi/memfasilitasi pengaturan.

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari Para peserta didik merencanakan

bersama mengenai: Apa yang akan dipelajari? Bagaimana cara mempelajari?

Siapa melakukan apa? (pembagian tugas) Untuk tujuan atau kepentingan apa

menginvestigasi topik ini?

3. Melaksanakan investigasi

a. Para peserta didik mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya.

c. Para peserta didik saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensintesis semua gagasan.

d. Menyiapkan laporan akhir

a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dan proyek

mereka
15

b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan

dan bagaimana mereka secara kelompok akan membuat presentasi

mereka.

c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

e. Mempresentasikan laporan akhir

a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam

bentuk.

b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran

secara aktif.

c) Para pendengar tersebut mengevaluasi kerjasama dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya

oleh seluruh anggota kelas.

f. Evaluasi

a) Para peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topik

tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

b) guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni

“Hasil” dan “Belajar”.Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan

sebagai nya) oleh usaha.Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
16

Berikut ini adalah beberapa Pengertian Hasil Belajar menurut para ahli, Hasil

belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik

dan sisi guru (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik sehingga

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator

dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator tercapai

atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah denganmelihat hasil belajar yang

dicapai oleh peserta didik (Muhibbin 2011).

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah

laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30).Menurut Dimyati dan Mudjiono

(1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

peserta didik dan dari sisi guru.Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2005: 85) membagi 3 macam

hasil belajar: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pengertian; dan

3) Sikap dan cita-cita Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil

perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada
17

diri peserta didik karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan peserta didik

tersebut

1. Dilihat dari sisi peserta didik hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar.

2. Dari sisi guru hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari

tidak mengerti menjadi mengerti.

3. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

belajar.

Berdasarkan hasil definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah

menerima proses pembelajaran atau pengalaman belajarnya. Hasil belajar

memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian

terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang

kemajuan peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuantujuan belajar

melalui kegiatan belajar mengajar. Selanjtunya dari informasi tersebut guru

dapat menyusun dan membina kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk

keseluruhan kelas maupun individu.Bentuk-Bentuk Hasil Belajar Hasil

belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai

setelah seseorang belajar.hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku


18

yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran,

sedangkan menurut M. Gagne ada 5 macam bentuk hasil belajar:

1. Keterampilan Intelektual ( yang merupakan hasil belajar yang terpenting dari

system lingkungan)

2. Strategi Kognitif (mengatur cara belajar seseorang dalam arti seluas-

luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah)

3. Informasi Verba, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

Kemampuan ini dikenal dan tidak jarang.

4. Keterampilan motorik yang diperoleh disekolah, antar lain keterampilan

menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

5. Sikap dan nilai, berhubungan dengan intensitas emosional yang dimiliki oleh

seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah

laku terhadap orang, barang dan kejadian

2.5 Materi Pelajaran

2.5.1 Materi Keanekaragaman Hayati

Salah satu topik biologi dalam pengembangan model pembelajaran

adalah keanekaragaman hayati yang terdapat pada kurikulum 2013. Dalam

kurikulum 2013 terdapat kompetensi yang harus dicapai pada topik

keanekaragaman hayati kelas X SMA. Menganalisis berbagai tingkat

keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya

KD 4.2 menyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman

hayati diindonesia dan usulan dalam upaya pelestariannya. Topik


19

keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman (gen, jenis, ekosistem)

pelestarian keanekaragaman hayati indonesia, serta keanekaragaman

hayati. Pada 2 KD tersebut, peserta didik dapat aktif menambah

pengetahuan dan melatihkan keterampilan literasi. (Adinugraha &

Ratnapuri, 2020).

Materi keanekaragaman hayati ini di ambil dari modul (Arifin,

2021) dipilih karena materi ini paling sesuai karena materi ini paling sesuai

apabila dikaitkan dengan pendekatan kearifan local dan budaya karena

mempelajari keanekaragaman tumbuhan, hewan, ekosistem, dan

lingkungan. Keanekaragaman adalah watak kehidupan. Keanekaragaman

hayati (biodiversity) merupakan keseluruhan keanekaragaman mahluk

yang diperlihatkan sesuatu daerah mulai dari keanekaragaman genetika,

keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem, Keanekaragaman

hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat atau

ciri makhluk hidup.

2.5.2 Konsep Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keseluruhan gen,

spesies, dan ekosistem di suatu kawasan. Keanekaragaman hayati

merupakan kajian yang sangat penting karena akan berkaitan erat dengan

kehidupan manusia sebagai salah satu bagian di dalam sistem kehidupan.

Dalam kajian keanekaragaman hayati di dunia, Indonesia selalu termasuk

ke dalam negara yang diperbincangkan karena merupakan negara yang


20

sangat kaya akan sumber daya hayatinya. Halini disebabkan Indonesia

merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,sehingga menjadi negara

yang sangat diperhitungkan dalam hal biodiversitas di dunia.

Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara yang termasuk ke

dalam negara megabiodiversitas, yaitu negara yang mempunyai tingkat

keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Negara-negara tersebut adalah

Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Brasil, Cina, Ekuador, Filipina,

India, Indonesia, Kolombia, Kongo, Madagaskar, Malaysia, Meksiko,

Papua Nugini, Peru, dan Venezuela. Fakta-fakta ini mendorong kita untuk

lebih mencintai tanah air dan mengapresiasi kekayaan negeri Indonesia

Negara megabiodiversitas dihuni olehsedikitnya 2/3 dari semua spesies

vertebrata non-ikan dan 3/4 dari semua spesies tumbuhan tinggi di dunia.

Konsep negara megabiodiversitas disusun atas 4 premis, yaitu:

1. Keanekaragaman hayati setiap negara sangat penting bagi

kelangsungan hidup negara itu, dan harus menjadi komponen dasar

setiap strategi pembangunan nasional atau regional

2. Keanekaragaman hayati tidak merata di bumi, dan beberapa negara,

terutama di daerah tropis, memiliki konsentrasi biodiversitas yang jauh

lebih besar daripada negara-negara lain;

3. Beberapa negara yang paling kaya spesies dan keanekaragaman hayati

juga memiliki ekosistem yang berada di bawah ancaman paling parah,

Untuk mencapai dampak maksimum dari sumber dayayang.


21

4. terbatas ini, upaya konservasi harus dikonsentrasikan (tapi tidak

eksklusif) di negara-negara terkaya dalam keanekaragamandan

endemisme namun paling terancam keberadaanya (Sutarno, 2015).

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati

Coba Anda perhatikan Gambar 2.1 Apa yang dapat Anda amati

dari gambar tersebut? Ya, benar.Anda dapat memperhatikan adanya

perbedaan warna di setiap kawasan.Terdapat warna hijau, coklat, dan juga

putih di daratan.Apakah Anda menyadari, kawasan di sepanjang garis

khatulistiwa berwarna hijau? Akhirnya dapat kita amati bahwa Indonesia,

negara kita, merupakan salahsatu negara di Benua Asia yang terletak di

garis khatulistiwa, yang tampak dari atas berwarna hijau.

Fakta lain menunjukan bahwa jika kita bergerak ke bagian utara

atau selatan dari garis khatulistiwa, tampak ada perubahan warna dari

daratan cenderung menjadi coklat. Lebih ekstrim lagi jika kita lihat di

kawasan paling utara dan juga selatan, didominasi oleh warna putih, yaitu

kawasan kutub utara dan juga selatan.Warna hijau menandakan bahwa di

kawasan tersebut tertutup oleh vegetasi, sedangkan warna coklat berarti

merupakan kawasan terbuka yang berupa gurun. Warna putih di kedua

kutub menandakan bahwa kawasan tersebut ditutupi oleh es.Apa yang

dapat Anda simpulkan dari fakta tersebut? Ya, ternyata letak geografis

sangat berkaitan erat dengan keanekaragaman hayati.


22

Vegetasi merupakan produsen, dengan kata lain adalahsumber

energi bagi makhluk hidup lainnya. Apa yang menjadi kebutuhan pokok

vegetasi atau tumbuhan? Tentunya sumber energi utama yang diperlukan

tumbuhan untuk hidup adalah energi cahaya matahari.Telah sama-sama

kita pahami bahwa di daerah khatulistiwa intensitas cahaya matahari paling

tinggi daripada belahan bumi lainnya. Hal ini lah yang menyebabkan

kawasan sepanjang khatulistiwa sangat kaya akan vegetasi. Kita patut

bersyukur karena Tuhan Yang Maha Kuasa telah menempatkan negara kita

tepat di garis khatulistiwa. Jika suatu daerah kaya akan vegetasi, maka

akibatnya akan mendukung makhluk hidup lain yang menjadi

konsumennya untuk bertahan hidup. Demikian jugadengan makhluk hidup

lain pada tingkat trofik yang lebih tinggi, karena sumber makanannya pun

ikut tersedia. Hal tersebut sangat mendukung terbentuknya keanekaragana

hayati di suatu kawasan.

2.5.4 Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragama hayati dapat dilihat dari tiga tingkat, yaitu

keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Tingkat

Keanekaragaman Hayati Genetik Keanekaragaman hayati tingkat genetik

mempunyai arti bahwa keanekaragaman tersebut merupakan

keanekaragaman yang disebabkan oleh variasi genetik. Agar lebih jelas, mari

kita amati keanekaragaman tingkat genetik ini pada makhluk hidup yang
23

masih ada dalam satu jenis. Sebagai contoh, Anda dapat mengamati Gambar

2.1

Gambar 2.1 berbagai varietas ikan koi (sumber : Arivin , 2021).

Apa yang Anda amati dari Gambar tersebut? Anda dapat

melihat variasi ikan koi dari warnanya. Ada yang berwarna putih,

putih merah, putih hitam, putih hitam merah, kuning, dan seterusnya.

Apa dugaan Anda yang menyebabkan terjadinya variasi tersebut?

Benar,variasi warna tersebut disebabkan oleh ekspresi dari gen

(fenotip) yang dimiliki oleh ikan koi. Jadi, dalam satu jenis ikan koi

ini, variasi dari fenotipnya sangat beragam. Inilah yang kita sebut

dengan keanekaragaman hayati tingkat genetik. Silakan amati contoh

lain disekitar anda yang dapat membuktikan adanyakeanekaragaman

hayati tingkat genetik.

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman hayati

yang terjadi akibat adanya variasi berbagai jenis makhluk hidup.


24

Gambar 2.2 Keanekaragaman jenis ikan hias air asin

(sumber:Arifin, 2021)

Sebagai contoh dapat kita amati pada Gambar 2.2 yaitu berbagai jenis

ikan yang hidup di air tawar. Pada gambar tersebut dapat kita amati

adanya variasi bentuk, warna, ukuran, dan seterusnya pada jenis- jenis

ikan yang berbeda.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah

keanekaragaman yang terbentuk sebagai akibat dari adanya variasi

interaksi kelompok makhluk hidup dengan lingkungannya. Variasi

interaksi tersebut akan menghasilkan tipe lingkungan yang berbeda-

beda pula. Sebagai contoh, coba Anda perhatikan berbagai jenis

ekosistem yang ada. Tentunya setelah diamati, Anda dapat melihat

adanya perbedaan jenis-jenis akhluk hidup yang menempati suatu

ekosistem dengan karakter lingkungan tempat hidupnya. Contoh

keanekaragaman ekosistem dapat Anda amati pada Gambar 2.3.


25

Gambar 2.3 Contoh keanekaragaman ekosistem (sumber : Arifin,

2021)

1.5.5. Pola Sebaran Keanekaragaman Hayati

Merujuk pada Gambar 5, jika kita perhatikan dengan

cermat, satu- satunya kawasan di daerah tropis (khatulistiwa) yang

mempunyai keunikan tersendiri adalah Indonesia. Indonesia

merupakan satu-satunya negara kepulauan terbesar yang dilalui

garis khatulistiwa. Keunikan tersebut sangat mempengaruhi pola

sebaran hayati, sehingga para ilmuwan terdahulu telah meneliti

pola sebaran hayati di Indonesia. Terdapat garis pembatas yang

membagi Indonesia menjadi tiga daerah, yaitu Garis Wallacea dan

Garis Weber (Gambar 12). Ketiga daerah tersebut mempunyai tipe

makhluk hidup yang berbeda-beda. Daerah paling barat Indonesia

yang dibatasi oleh Garis Wallacea merupakan kawasan Orientalis.

Daerah paling timur yang dibatasi oleh Garis Weber

merupakankawasan Australis. Sedangkan daerah yang berada di

tengah-tengah yang dibatasi oleh garis Wallaceae dan Weber


26

disebut dengan kawasan Wallacea atau kawasan peralihan.

Setiap daerah tersebut ternyata mempunyai ciri khas

masing- masing.Daerah Orientalis mempunyai karakter fauna

diantaranya mamalia berukuran besar, banyak jenis-jenis primata,

dan jenis-jenis burung berkicau yang tidak berwarna cerah.

Contohnya yaitu Gajah, Harimau, Orang Utan, Lutung, Jalak

Kerbau, Jalak Bali, dan lain- lain. Daerah Australis mempunyai

karakter fauna diantaranyamammalia berkantung dan jenis-jenis

burung berwarna cerah. Contohnya yaitu Kangguru, Kasuari,

Cendrawasih, dan lain-lain.Sedangkan di daerah peralihan, atau

daerah Wallacea, antara Orientalis dan Australis mempunyai

karakter yang berbeda dari kedua daerah yang mengapitnya.

Contoh faunanya diantaranya Anoa, babirusa burung

mareo dan lain-lain.

Gambar 2.4 Pola sebaran keanekaragaman hayati di Indonesia

(sumber: Arifin, 2021).


27

2.5.6. Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati mempunyai peranan yang sangat

penting bagi stabilitas ekosistem, termasuk manusia di dalamnya

sebagai salah satu komponen di dalam ekosistem.Oleh karena itu

pemanfaatan sumber daya hayati harus dilakukan secara bijaksana.

Semakin tinggi tingkat keanekaragaman hayati, maka akan semakin

mantap dan stabil suatu ekosistem. Jika kestabilan ekosistem terjaga,

maka manusia sebagai salah satu komponen dalam ekosistem

akanikut terjaga pula keberadaannya. Anda tentu seringkali

mendengar peristiwa perusakan perkebunan atau perumahan oleh

kawanan gajah, harimau yang memangsa hewan ternak, bahkan

kelaparan manusia di suatu daerah, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Tentunya Anda pasti sudah memiliki jawabannya.Keanekaragaman

hayati memiliki banyak manfaat baik yang langsung dapat kita

rasakan maupun yang tidak. Secara umum manfaatnya terbagi ke

dalam tiga kelompok, yaitu (FAO 2013):

1. Jasa ekosistem seperti: air minum yang bersih, pembentukan dan

perlindungan tanah, penyimpanan dan daur hara, mengurangi dan

menerap polusi, berkontribusi terhadap stabilitas iklim,

pemeliharaan ekosistem, dan penyerbukan tanaman.

2. Sumber daya hayati, seperti: makanan, obat-obatan, bahan baku

industri, tanaman hias, stok untuk pemuliaan dan penyimpanan

populasi.
28

3. Manfaat sosial, seperti: pendidikan, rekreasi dan penelitian, serta

budaya.

Berikut ini adalah contoh-contoh nyata dari manfaat

keanekaragaman hayati untuk manusia:

1. Sumber daya alam, penghasil kebutuhan primer atau

sekunder kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan dapat

terpenuhi dari berbagai macam sumber daya hayati.

Misalnya untuk keperluan sandang, sumber daya hayati yang

dapat dimanfaatkan diantaranya wol, kapas, serat

kepompong ulat sutra, dan masih banyak lagi. Sumber daya

hayati yang dapat memenuhi pangan sangat melimpah,

diantaranya ada tumbuhan sumber karbohidrat seperti padi,

singkong, dan sagu, tumbuhan sumber protein seperti

kacang-kacangan, atau berbagai jenis ikan dan daging.

Kebutuhan papan diantaranya diperoleh dari pohon jati,

mahoni.

2. Sumber plasma nutfah, Keanekaragaman hayati yang ada

akan menyimpan berbagai macam kode-kode genetik yang

tersimpan dalam setiap organisme. Keragaman genetik

tersebut akan menjadi sumber bagi manusia untuk pemuliaan

berbagai jenis tumbuhan ataupun hewan demi pemenuhan

berbagai jenis kebutuhan


29

3. Manfaat keilmuan, Keanekaragaman hayati dapat

menyediakan berbagai objek penelitian yang sangat berguna

bagi kehidupan manusia.

4. Estetika, Dari segi kebutuhan estetika, banyak sekali

berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang dapat

dimanfaatkan. Namun tentunya pemanfaatan ini harus

memperhatikan hukum yang berlaku, karena banyak sekali

jenis-jenis tumbuhan maupun hewan eksotis yang dilindungi

karena terancam punah.

2.5.5 Faktor Penyebab Penurunan Keanekaragaman Hayati

Beberapa fenomena alam yang tak dapat dipungkiri dapat

mempengaruhi stabilitas suatu ekosistem, seperti adanya bencana alam

berupa erupsi gunung berapi, kebakaran hutan, tsunami, dan sebagainya.

Secara alami, komponen-komponen penyusun ekosistem akan selalu

berusaha menuju kesetimbangan. Ekosistem yang rusak dapat melakukan

suksesi untuk menuju kesetimbangan lagi.Namun terlepas dari hal tersebut,

faktor utama yang dapat mengganggu kesetimbangan tersebut adalah

aktivitas manusia.Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Penyebab utamanya adalah peningkatan populasi manusia di muka

bumi.Semakin tinggi populasi maka semakin tinggi pula tingkat

penggunaan sumber daya alam yang tersedia. Jika penggunaan tersebut

dilakukan secara terus menerus dan tidak bijaksana, maka pada akhirnya
30

akan berpotensi terhadap kepunahan dari organisme tertentu. Beberapa hal

yang dapat menyebabkan kepunahan diantaranya:

1. Perusakan Habitat

Habitat merupakan tempat tinggal berbagai jenis organisme

yang menyediakan semua kebutuhan bagi seluruh penghuninya

melalui proses interaksi antar semua komponen. Apa yang akan terjadi

jika habitat tersebut rusak? Tentu saja, jika habitat rusak, maka daya

dukungnya terhadap semua organisme penghuninya akan berkurang

bahkan sama sekali hilang. Dampaknya organisme yang ada tidak

akan mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Perusakan

habitat yang menjadi sorotan utama di Indonesia adalah perusakan

hutan alam (deforestasi) untuk berbagai macam alasan. Beberapa

penyebab dari kerusakan hutan dan deforestasi di Indonesia adalah:

a. Konversi hutan alam menjadi lahan tanaman tahunan.

b. Konversi hutan alam menjadi lahan pertanian dan perkebunan.

c. Eksplorasi dan eksploitasi industri ekstraktif pada kawasan hutan

(batu bara, migas, geothermal).

d. Pembakaran hutan dan lahan.

e. Konversi hutan alam untuk transmigrasi dan infrastruktur lainnya

f. Pemekaran wilayah menjadi daerah otonomi baru (terjadi di

beberapa daerah).

2. Fragmentasi Habitat
31

Fragmentasi habitat merupakan suatu peristiwa yang

menyebabkan habitat terbagi menjadi dua daerah atau lebih.Aktivitas

manusia yang dapat mengakibatkan fragmentasi ini diantaranya

pembuatan jalan, pembukaan areal pertanian, dan perkotaan atau

kegiatan lainnya. Dengan adanya fragmentasi habitat, maka akan

mengganggu stabilitas ekosistem. Mengapa demikian? Pada suatu

habitat dikenal ada istilah daerah tepi, dimana pada umumnya jenis-

jenis makhluk hidup tidak akan bisa menempati daerah tersebut karena

daerah tersebut cenderung kurang mampu untuk memberikan

perlindungan (edge effect). Jika suatu habitat terfragmentasi, maka

luas daerah tepi akan bertambah, dengan kata lain luas zona habitat

yang aman bagi jenis-jenis makhluk hidup akan semakin berkurang.

Di beberapa negara, proses fragmentasi habitat yang memang tidak

dapat terelakkan diimbangi dengan upaya yang dapat memfasilitasi

jenis-jenis hewan untuk dapat melintasi daerah terbuka secara

aman.Upaya tersebut diantaranya dengan membangun koridor yang

aman bagi hewan untuk melintas.


32

Gambar 2.5 Koridor untuk mengatasi fragmentasi habitat(sumber (Arifin,

2021)

3. Degrasi Habitat

Komunitas di suatu habitat dapat mengalami degradasi

walaupun habitat tersebut tidak langsung terlihat kerusakannya.Faktor

eksternal tersebut dapat dengan bebas masuk ke dalam suatu

habitat.Salah satu ontohnya adalah pencemaran air atau udara. Limbah

atau bahan kimia berbahaya baik dalam bentuk gas, cair, maupun padat

akan mengancam komunitas pada suatu habitat yang dilaluinya.

a. Penggunaan spesies yang berlebih untuk kepentingan

manusia.Pertumbuhan populasi manusia yang sangat tinggi telah

mengubah cara pandang manusia secara ekonomi untuk

pemenuhan segala kebutuhannya. Dari segi pertanian misalnya,

dampak yang ditimbulkan adalah adanya perubahan sebaran

spesies, terutama spesies yang mempunyai nilai ekonomi.

Manusia dengan sengaja membawa atau mendatangkan jenis-jenis


33

hewan peliharaan dan tumbuhan budidaya dari suatu tempat ke

tempat lain untuk dibudidayakan (introduksi). Akibatnya banyak

jenis hewan maupun tumbuhan yang berkembang biak bukan di

habitat aslinya. Banyak jenis-jenis introduksi ini yang kemudian

menjadi liar di komunitas lokal. Selain itu proses introduksi dapat

pula terjadi secara alami atau tidak disengaja. Misalnya tikus dan

serangga yang terbawa kapal laut atau kapal udara, atau biji

tanaman terbawa oleh manusia.

2.5.6 Kerentanan spesies terhadap kepunahan

Secara alamiah, semua spesies mempunyai potensi yang berbeda-

beda untuk menjadi punah. Kerentanan suatu jenis terhadap kepunahan

umumnya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Spesies yang mempunyai sebaran geografis sempit, umumnya rentan

terhadap kerusakan habitat oleh kegiatan manusia.

2. Spesies yang terdiri dari satu atau sedikit populasi akan sangat rentan

terhadap kerusakan habitat dibandingkan dengan spesies yang terdiri

dari banyak populasi

3. Spesies yang memiliki ukuran populasi yang kecil akan mudah punah

akibat pengaruh variasi demografi dan lingkungan serta hilangnya

keanekaragaman genetik bila dibandingkan dengan spesies yang

berukuran populasinya yang besar.


34

4. Spesies yang ukuran populasinya cenderung menurun akan mudah

punah bilamana penyebab penurunan tidak dapatdiketahui dan

diperbaiki.

5. Spesies yang memiliki densitas rendah per satuan luas, terutama pada

kawasan yang terfragmentasi akan mudah mengalami kepunahan.

2.5.8. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati

Walaupun Indonesia termasuk ke dalam negara

megabiodiversitas, namun karena pemanfaatan sumber daya

alamnya yang belum dikelola secara bijaksana membuat Indonesia

termasuk ke dalam salah satu kawasan yang tingkat kepunahan

biodiversitasnya sangat tinggi di dunia (Sutarno, 2015).Dalam

upaya konservasi keanekaragaman hayati global, para

konservasionis telah menetapkan kawasan-kawasan yang menjadi

prioritas utama konservasi yang diistilahkan dengan biodiversity

hotspot.Penetapan hotspot tersebut dilakukan dengan

mengidentifikasi kawasan yang memiliki konsentrasi yang sangat

tinggi dari jenis-jenis hewan endemik yang terancam oleh

hilangnya habitat secara luar biasa. Secara spesifik, suatu daerah

hotspot biodiversitas dunia secara ketat harus memenuhi dua

kriteria, yaitu:

1. Harus memiliki minimal 1.500 tumbuhan vaskular endemik

yang tidak tergantikan


35

2. Harus memiliki 30% atau kurang dari vegetasi alami asli,

sehingga cukup terancam.

Hasilnya terdapat 25 hotspot diseluruh dunia yang

memiliki luas hanya 1,4% dari permukaan daratan Bumi yang

dihuni oleh 44% spesies tumbuhan vaskular dan 35% spesies hewan

vertebrata di seluruh dunia. Kawasan Indonesia termasuk ke dalam

salah satu hotspot prioritas konservasi dunia, yaitu kawasan

Sundaland (Nusantara Barat) atau kita kenal dengan Kawasan

Asiatis/Orientalis dan kawasan Wallace.Sedangkan sebagian

wilayah Indonesia lainnya termasuk ke dalam salah satu katagori

kawasan kawasan alami dengan biodiversitas yang tinggi, yaitu

Sahulland (Nusantara Timur) atau kita kenal dengan Kawasan

Australis.

Lautan Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati

yang sangattinggi karena menjadi pusat segitiga karang

dunia.Sebagai contoh kasus dalam upaya konservasi

keanekaragaman hayati adanya ancaman deforestrasi yang begitu

tinggi di pulau Kalimantan seiring dengan meningkatnya

permintaan dunia terhadap minyak sawit, maka ditetapkanlah

kawasan Heart of Borneo (HoB) sebagai kawasan konservasi

internasional. Luas kawasan HoB tersebut yaitu 30% dari luas

Pulau Borneo, yang mencakup lebih dari 22 juta hektar hutan hujan
36

tropis dari tiga negara, yaitu Indonesia (Kalimantan), Malaysia

(Sabah dan Sarawak), dan Brunei Darussalam. Kawasan ini adalah

hamparan terbesar yang tersisa dari hutan tropis yang melintas batas

negara di Asia Tenggara (Van Paddenburg et al. 2012).

Gambar 2.6 Kawasan Heart of Borneo (sumber :Arifin, 2021)

2.6 Hipotesis

Ha : Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe group investigation

materi Keanekaragaman hayati memberikan pengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar peserta didik kelas X di SMA/MA.

Ho : Penerapan Model Pembelajaran kooperatif kooperatif Tipe group

investigation Materi keanekaragaman hayati tidak memberikan pengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X di SMA/MA.

2.7. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh:
37

1. (S. Pt. Bagus Rustina, Siti Zulaikha, 2014) pesertadidik Universitas

Pendidikan Ganesha dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Group Investigation Berbantuan Media Konkrit Terhadap

Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus II Tampaksiring”. Hasil uji hipotesis

menunjukkan terhitung sebesar 5,22 sedangkan nilai ttabel dengan taraf

signifikan 5% adalah 2,00. Dengan hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam Pretest Pembelajaran dengan model pembelajaran GI (Group

Investigation) (Kelas eksperimen) Pembelajaran Konvensional (kelas

kontrol) Aktivitas Belajar Aktivitas Belajar Post test Hasil Belajar ini dapat

dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA

peserta didik yang belajar melalui metode pembelajaran kooperatif tipe GI

berbantuan media konkret dengan peserta didik yang belajaar melalui

pembelajaran konvesional. Berdasarkan perbedaan tersebut dapat

disimpulakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran

kooperatif tipe GI berbantuan media konkretterhadap hasil belajar IPA

peserta didik kelas V Gugus II Tampaksiring.

(Alwafi Ridho Subarkah, 2018).

Peserta didik Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI Terhadap Hasil Belajar Belajar

Matematika peserta didik Kelas IV SD Muhammadiyah Karangharjo”.Hasil

uji hipotesis diperoleh thitung sebesar 2,596 sedangkan nilai ttabel dengan

taraf signifikan 5% adalah 2,021. Dengan hasil ini dapat dinyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika peserta didik


38

yang belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan peserta

didik yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan

perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan model pembelajaran kooperatif tie GI terhadap hasil belajar

Matematika peserta didik kelas IV SD Muhammadiyah Karangharjo.


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Keanekaragaman

Hayati Kelas X Yang Dilaksanakan Pada Bulan Maret –April 2022 Yang

Bertempatan Di MA Al-Fatah Palembang.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh

satu atau lebih variabel terhadap variabel lain (Sukmadinata, 2010).

Eksperimen yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan eksperimen semu.

Menurut Emzir (2012), eksperimen semu adalah metode yang dilakukan

dengan menggunakan kelas yang sudah tersedia yang dianggap sama

kondisinya. Selain itu, Emzir 2010) menyatakann bahwa metode eksperimental

merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar

hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat).

Hal senada diungkapkan Sukmadinata (2010) yang mendinisikan bahwa

eksperimen semu dikelompokan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Dalam suatu penelitian eksperimen. Semua ini bertujuan untuk menguji

hipotesis.

39
40

Metode ini dipilih dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai,

yaitu menguji penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation terhadap hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman

hayati kelas X MA Al-Fatah Palembang. Dalam penelitian ini dilakukan didua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen peneliti

menerapkan pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation dalam proses

pembelajaran sedangkan kelas eksperimen kelas kontrol menggunakan model

konvensional.

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut

dilaksanakan (Sukmadinata, 2010:287). Desain penelitian secara sempit dapat

diartikan sebagai penggambaran secara jelas tentang hubungan antar variabel,

pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik

peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang

bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa

yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian

(Sukardi, 2011). Tabel desain penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian (Pretest-Posttest Control Group Design)

Kelompok Pengukuran Perlakuan Pengukuran


E O1 X O2
K O3 04
41

Keterangan:

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)

X =perlakuan kelompok eksperimen (Model pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation)

O1 = pretes keompok eksperimen

O2 = postes kelompok eksperimen

O3 = pretes kelompok kontrol

O4 = postes kelompok control (Arikunto, 2010).

3.4. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variable terikat.

Arikunto (2006) menyatakan bahwa variabel yang memengaruhi disebut

variabel bebas (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel terikat (Y). Hal

senada diungkapkan Sugiyono (2013:61) bahwa variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation,dan Model Pembelajaran Konvensional

yang diberi simbol (X) untuk diterapkan pada kelompok eksperimen. Variabel

terikat adalah hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman

hayati,diberi simbol (Y) setelah mengikuti perlakuan pembelajaran.


42

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang

didefinisikan yang dapat diamati dan di observasi. Adapun beberapa hal yang

dapat didefinisikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation dapat melatih

peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.

Keterlibatan peserta didik secara aktif dapat terlatih mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pembelajaran akan memberikan peluang kepada peserta

didik untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui

kemungkinan gagasan peserta didik yang salah sehingga guru dapat

memperbaiki kesalahannya. Guru membentuk peserta didik menjadi

beberapa kelompok, lalu peserta didik akan dibagikan lembar kerja yang

berisi soal tentang keanekaragaman hayati. Kemudian peserta didik

menganalisi soal yang sudah diberikan guru selanjutnya peserta didik

mengindetifikasi keannekaragaman hayati sekitar sekolah peserta

didiksecara berkelompok mencari keanekaragaman hayati yang ada

dilingkungan sekolah. Guru dan peserta didik bersama-bersama

menyimpulkan kenakaragaman hayati.

2. Hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini adalah suatu hasil kegiatan

menganalisis keanekaragaman hayati yang dinyatakan melalui skor atau

hasil yang diperoleh dari tes yang dinilai melalui rubrik penilaian. Apabila

nilai peserta didik tinggi artinya peserta didik memiliki kemampuan

menganalisis keanekaragaman haayati yang baik. Sebaliknya artinya jika


43

peserta didik mempunyai kemampuan menulis rendah, artinya peserta didik

belum memiliki menganalisis keanekaragaman hayati yang baik dan nilai

akhir.

3.6. Populasi

Populasi adalah keseuruhan subjek atau objek yang akan diteliti dalam

penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA Al fatah

Palembang tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 3 kelas yaitu kelas X MIA 1

, X MIA 2, dan X IIS 1.

Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik Kelas X MA Al-fatah Palembang

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah


Keseluruhan

1 XMIA1 5 orang 10 orang 15 orang


2 XMIA2 4 orang 11 orang 15 orang
3 XIIS1 9 orang 5 orang 14 orang
Jumlah 44Orang

3.7. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari seluruh populasi yang dianggap sudah

dan mampu mewakili dari populasi. Menurut Arikunto (2006). Menyatakan

sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Hal senada

diungkapkan Sugiyono (2013).Sampel adalah bagian dari jumlah dan


44

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling, dikatakan simple (sederhana)

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel

merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan

besarnya sampel yang akan menjadisubjek atau objek penelitian (Sukmadinata

2010).

3.7.1. Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian

(sampel secara harfiah berarti contoh).Dalam penetapan (sampel secara

harfiah berarti contoh).Dalam penetapan/pengambilan sampel dari

populasi mempunyai aturan, yaitu sampel itu reprensentatif (mewakili)

terhadap populasinya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu seluruh populasi. Disebabkan karena jumlah populasi

yang akan diteliti kurang dari 100. Maka, terpilih dua kelas untuk penelitian

dengan menggunakan model GI (group investigation) di MA Al-AFatah

Palembang satu kelas untuk kelompok (Kelas) model GI (group

investigation) sebagai kelas eksperimen dan dikelas satunya lagi untuk

pembelajaran konvensional sebagai kelas kontrol. Kelompok belajaryang

dibentuk dikelas eksperimen dan dikelas kontrol yang dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil sebanyak empat sampai lima orang.


45

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta

didik kelas X MIA1 dan X MIA2 di MA Al-fatah dikarenakan sebagai

bahan pertimbangan peneliti mengambil peserta didik kelas X karena gaya

belajarnya masih konvensional dan lebih mudah untuk di arahkan. Sistem

penarikan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling.Purposive

dapat diartikan sebagai maksud, tujuan dan kegunaan.Purposive sampling

adalah menentukan pemilihan sampel dengan alasan tertentu, bisa

dikarenakan alasan mudah mendapatkan data maupun dengan alasan

lainnya.Namun pemilihan tersebut harus tetap mempertimbangkan secara

rasional dan efek dari penentuan sampel tersebut Sampel penelitian adalah

dua kelas peserta didik Kelas X di MA Al-Fatah Palembang.

Tabel 3.3 Distribusi Sampel Penelitian

No. Kelas Perlakuan Jumlah Peserta Didik

1 XMIA1 Eksperimen 15

2 XMIA2 Kontrol 15

Jumlah 30

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

mendapatkan keterangan data yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2006:150)

teknis tes adalah serentetan pertannyaan atau latihan serta alat yang digunakan

untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat


46

yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang dilakukan yaitu tes menganalisis

keanekaragaman hayati sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.Tujuan dari

tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan menganalisis keanekaragaman

hayati peserta didik sekaligus sebagai pembanding pada hasil penelitian dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kelas eksperimen adalah kelas yang

mendapat perlakuan dengan Model Kooperatif tipe group investigation dan kelas

kontrol menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.

Dalam penelitian ini ada dua tes yang dilakukan yaitu tes awal (pretes)

dan tes akhir (postes).Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan peserta didik di kedua kelompok tersebut dalam menganalisis

keanekaragaman hayati, sedangkan pada posttest dilakukan setelah kelas

eksperimen diberi perlakuan dengan teknik Pembelajaran Kooperatif tipe group

investigation kelas kontrol dengan Model Konvensional yang biasa digunakan

oleh guru.

Teknik tes ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan

kedua kelompok setelah mendapat perlakuan dengan model yang berbeda.Tema

keanekaragaman hayati yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan

kompetensi dasar (KD). Tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tema dan materi yang sama. Materi pada tes ini yaitu hal yang harus diperhatikan

dalam menganalisis keanekaragaman hayati.

Adapun persamaan dan perbedaan pengajaran pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol dalam penelitian ini yaitu,

1. Persamaan
47

Pembelajaran dengan Model kooperatif tipe group investigation dan

Model Konvensional yang dilakukan masing-masing 5 kali pertemuan

sekaligus pretes dan postes, materi, waktu, dan guru serta peneliti yang sama.

2. Perbedaan

Pembelajaran di kelas eksperimen diberi perlakuan dengan Model

Pembelajaran kooperatif tipe group investigation sedangkan pada kelas

kontrol diberi perlakuan dengan Model Pembelajaran Konvensional. Tema

yang akan disampaikan pada setiap pertemuan di kelas eksperimen dan kelas

kontrol yaitu sebagai berikut

Tabel 3.4 Tema pada setiap Pertemuan pada kelas Kontrol dan Eksperimen

No Pertemuan Tema

1. Tesawal Konsep keanegaraman gen jenis, ekosistem

2. Pertama Keanekaragaman hayati di indonesia, flora &

fauna

3. Kedua Keunikan hutan hujan tropis

4. Ketiga Pemanfaatan Keanekaragaman hayati

5. Keempat Upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Sugiyono (2013), mengungkapkan bahwa dalam penelitian kuantitatif,

teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dalam proposal.Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data


48

menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.Setelah diperoleh data hasil

penelitian, data tersebut dianalisis dengan uji “t” menggunakan program SPSS

22 dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan data nilai tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Mendeskripsikan data nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Menguji perbedaan kedua data yang berhubungan, yaitu data tes awal dan

tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji paired

sampel “t” yang terdapat pada program SPSS 22

4. Menguji perbedaan kedua data yang berhubungan, yaitu data tes akhir

kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan independent sampel

test yang terdapat pada program SPSS 22

5. Mencocokkan hasil perhitungan dengan tabel nilai titik t.

6. Menginterpretasi data dan menyimpulkan hasil penelitian.

3.9. Teknik Pengolahan Data

Setelah data didapatkan dan di nilai, kemudian data diolah. Pengelolahan

data dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan postest, untuk

kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan rumus kolomogorof

smirnov dengan bantuan program komputer SPSS (Statistic Product and

Servise Solution) merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak (software)


49

statistika yang paling popular dan paling banyak digunakan di dunia

penelitian.

Uji normalitas adalah salah satu sifat data.Uji normalitas dalam

penelitian ini bertujuan untuk menguji asumsi bahwa data yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas

data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik grafik P-Plot dan Chi-

Square Distribution atau uji keselarasan (Godnes Of Fit Test). Uji

keselarasan adalah perbandingan antara rekuensi observasi dan rekuensi

harapan. God of Fit test melakukan pengujian apakah distribusi rekuensi

pengamatan (obeservasi) sesuai dengan distribusi rekuensi tertentu atau

tidak

2. Uji Homogenitas

Mengukur homogenitas pada dasarnya adalah memperhitungkan

dua sumber kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan (Sukardi,

2011:132).Cara yang digunakan untuk mengetahui uji homogenitas adalah

dengan bantuan program komputer SPSS 22.Uji homogenitas dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel penelitian

diperoleh dari populasi homogen atau tidak. Uji homogenitas sampel pada

penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat ( Chi Square Distribution atau

uji keselarasan). Data yang diuji adalah skor peserta didik dalam tes awal

(pretest).
50

Suatu populasi dapat dikatakan homogen atau berasal dari populasi

yang mempunyai variasi yang sama apabila harga Chi Kuadrat (X)

perhitungan kurang dari Chi Kuadrat dari tabel kritik pada taraf signifikasi

95%. Apabila varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan

tidak jauh berbeda, maka sampel tersebut cukup homogen. Apabila sampel

dikatakan berdistribusi normal jika jumlah Chi Kuadrat hitung lebih kecil

dari pada Chi Kuadrat tabel(X hitungX tabel).

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh oleh Model Pembelajaran kooperatif tipe group

investigation terhadap kemampuan menganalisis keanekaragaman hayati.

Data yang dianalisis menggunkan uji t pada taraf signifikasi 95% (α=0,025).

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program pengolahan SPSS

22.

3.9. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan

non tes.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu (Febrianti et al.,

2018).
51

3.9.1. Instrumen tes

Soal tes yang digunakan adalah soal penguasaan konsep peserta

didik terhadap konsep keanekaragaman hayati. Instrumen berupa soal

yang bersifat objektif (pilihan ganda) dengan 5 pilihan, digunakan untuk

tes sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada proses kegiatan belajar

mengajar. Kisi-kisi soal penguasaan konsep pada konsep

keanekaragaman hayati dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penguasaan Konsep Keanekaragaman Hayati

Indikator Meng Men Mengap Mengana Mengev Juml


ingat gerti( likasikan lisis(C4) aluasi( ah10
(C1) C2) (C3) C5) 0
%
1. Menyebutkan ciri-
ciri keanekaraga 1 2 3
Man
2. Menjelaskan konsep
keanekara aman
gen, jenis, dan 3 2 5
ekosistem
3. Mengidentifikasi data
melalui pengamatan
objek nyata dari
keanekaragaman
1 1
hayati dan
ekosistem
4. Menjelaskan
upaya pelestarian 1 1 2
keanekaragaman
hayati
52

5. Mengumpulkan
data melalui
pengamatan 1 1
manfaat
keanekarag aman
hayati Indonesia.
6. Melakukan
observasi tentang
berbagai tingkat
keanekaraga man
hayati (gen, jenis, 1 2 3
dan ekosistem) di
Indonesia serta
ancaman dan
Pelestariannya
7. Menganalisis data
hasil observasi
tentang berbagai
tingkat keanekarag
aman hayati (gen,
jenis, dan 5 5
ekosistem) di
Indonesia serta
ancaman dan
pelestariannya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Penelitian ini dilakukan di MA Al-Fatah Palembang Provinsi Sumatera

Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X tahun

pelajaran 2021/2022 yang terdiri atas tiga kelas dengan keseluruhan peserta didik

berjumlah 44 orang. Kelas yang dipilih sebagai sampel adalah kelas X MIA 1

sebagai kelas eksprimen berjumlah 15 dan kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol

yang berjumlah 15 orang. Penelitian pada kelas eksperimen dan kontrol di MA

Al-Fatah Palembang dilakukan pada bulan Maret - April 2022 sebanyak lima kali

pertemuan.

4.1.1. Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayat Kelas Ekperimen

Dengan GI (Group Investigation).

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh data hasil belajar

materi keanekaragaman hayati peserta didik pada kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group

Investigation) sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Pretest Dan Post Tes Kelas Eksperimen

Kelas Median Standar Varian Min M


Eksperimen Deviasi ax
Pretest 70 9,178 84,238 40 73
Postest 83 3,642 13,267 80 91

53
54

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata diajarkan

dengan model pembelajaran GI (Group Investigation) diperoleh rata-

rata nilai post test 84,53 dengan standar deviasi 3,642. Sebelum diberi

perlakuan (treatment), peserta didik terlebih dahulu diberikan soal pre-

test untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebanyak 30 soal.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 100. Setelah diketahui

kemampuan awal peserta didik, selanjutnya kelas eksprimen diberi

perlakuan dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran GI

(Group Investigation). Pada pertemuan terakhir peserta didik diberikan

soal post-test untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebanyak 30

soal dengan penilaian menggunakan skala100.

Berdasarkan hasil perhitungan lampiran diketahui bahwa skor

post-test pada kelas eskperimen memiliki nilai tertinggi sebesar 93

sebanyak 1 orang peserta didik dan nilai terendah 80 dengan 3 orang

peserta didik.Skor pre-test dan post-test disajikan pada table dan

diagram berikut:

Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Pre Test Peserta didik Dengan Model GI

(Group Investigation)

Nilai Pre Test Kelas Eksperimen

Cumulative
Kelas Interval Frequency Percent Valid Percent Percent

1 40-46 1 6.7 6.7 6.7

2 47-53 0 0 0 6.7
55

3 54-60 4 26.7 26.7 33.3

4 61-67 2 13.3 13.3 46.7

5 68-73 8 53.3 53.3 100.0

Total 15 100.0 100.0 100.0.

Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Post Test Peserta didik Dengan Model GI

(Group Investigation)

Nilai Post Tes Kelas Eksperimen

Cumulative
Kelas Interval Frequency Percent Valid Percent Percent

1 80-82 3 20.0 20.0 20.0

2 83-85 5 33.3 33.3 53.3

3 86-88 5 33.3 33.3 86.7

4 89-91 1 6.7 6.7 93.3

5 92-93 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0 100.0

4.1.2. Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayati Kelas Kontrol Dengan

Konvensional

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh data hasil belajar peserta

didikpada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran secara

konvensional sebagai berikut:


56

Tabel 4.4 Nilai Pretest Dan Posttes Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Median Standar deviasi Varian Min Max

PreTest 50 8,467 72,695 43 66

PostTest 50 9,942 98,838 36 70

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test kelas kontrol

52,47 dengan standar deviasi 8, 476 dan diajarkan dengan model pembelajaran

konvensional diperoleh rata-rata nilai post test 51,47 dengan standar deviasi

9,942. Pada kelas control sebelum diberikan perlakuan peserta didik terlebih

dahulu diberikan 30 soal untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 100. Setelah diketahui

kemampuan awal peserta didik, selanjutnya peserta didik kelas kontrol

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada

pertemuan terakhir peserta didik diberikan soal post-tes sebanyak 30 soal

dengan penilaian menggunakan skala 100 untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik.

Berdasarkan hasil perhitungan lampiran diketahui bahwa skor post-

testpada kelas kontrol memiliki nilai tertinggi sebesar 70 sebanyak satu orang

peserta didikdan nilai terendah 36 dengan dua orang peserta didik. Skor pre test

dan post-test disajikan pada table dan diagram beriku tini:


57

Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Pree Test Peserta didik Dengan Konvensional

Nilai Pre Tes Kelas Kontrol

Valid Cumulative
Kelas Interval Frequency Percent Percent Percent

1 43-47 7 46.7 46.7 46.7

2 48-52 1 6.7 6.7 53.3

3 53-57 2 13.3 13.3 66.7

4 58-62 3 20.0 20.0 86.7

5 63-66 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0 100.0

Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Post Test Peserta didik Dengan Konvensional

Nilai Post Tes Kelas Kontrol

Valid Cumulative
Kelas Interval Frequency Percent Percent Percent

1 36-42 2 13.3 13.3 13.3

2 43-49 3 20.0 20.0 33.3

3 50-56 6 40.0 40.0 73.3

4 57-63 2 13.3 13.3 86.7

5 64-70 2 13.3 13.3 100.0

Total 15 100.0 100.0 100.0


58

4.2. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji terhadap tes

hasil belajar peserta didik, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyarat yang

meliputi:

4.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data pretest dan

post tes peserta didik memiliki distribusi yang normal, dari hasil uji

normalitas data penelitian sebagai berikut:

Tabel4.7 Uji Normalitas

Uji Normalitas
Kelas
No Tes Keterangan
Eksperimen Kontrol
1. Kolmogorov- 0,073 0,069 Kedua data
Smirnov berdistrubusi normal
karena Nilai Sig
,<0.05
Keduan data
Shapiro-Wilk 0,200 0,839 berdistrubusi
2. normal karena Nilai
Sig >0.05

Hasil perhitungan uji normalitas pada post-tes kelas eksperimen

dan kelas kontrol berdistribusi normal karena nilai Asymp sig > 0,05.

Data yang berdistribusi normal tersebut memiliki sebaran pola yang

normal/terarah dan memenuhi syarat untuk melakukan parametric-test.


59

4.2.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel ini

berhasil dari populasi dengan varians yang sama, sehingga hasil dari

penelitian ini berlaku bagi populasi. Maka hasil perhitungan Uji

Homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.8 Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Based on Mean 8.865 1 28 .006


Belajar
Peserta Based on Median 7.553 1 28 .010
didik Based on Median and 7.553 1 19.340 .013
with adjusted df

Based on trimmed 8.798 1 28 .006


mean

Hasil perhitungan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa

seluruh sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai data yang

homogen, karena nilai based on mean Sig > 0,05, sehingga memenuhi

syarat untuk melakukan parametric-test.


60

4.2.3. Uji Hipotesis

Berdasarkan data analisis sebelumnya data post tes pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan normal dan homogeny sehingga

hipotesis dapat dilakukan. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh atau perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe

GI (Group Investigation) terhadap hasil belajar peserta didik materi

keanekaragaman hayati. Dalam pengujian ini dilakukan tes kelas

eksperimen dan kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X MIA

padamateri keanekaragaman hayati dengan menerapkan model GI (Group

Investigation) di MA Al-Fatah Palembang.

Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X MIA

pada materi keanekaragaman hayati dengan menerapkan model GI (Group

Investigation) di MA Al-Fatah Palembang. Berdasarkan hasil perhitungan

data tes post test peserta didik diperoleh nilai sebagai berikut:

Tabel4.9 Uji Hipotesis

Nilai Sig Uji Hipotesis 0,000

Dari nilai post test kelas eksperimen dan kontrol nilai tersebut

diperoleh bahwa nilai signifikan < 0,05, hal ini berarti Ha diterima yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan positif yang

signifikan. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe GI (Group


61

Investigation) terhadap hasil belajar materi keanekaragaman hayati.

4.3. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 2 kelas sampel penelitian yaitu kelas X MIA

2 sebanyak 15 peserta didik kelas kontrol tidak diterapkan model GI dan kelas X

MIA 1 sebanyak 15 peserta didik kelas eksperimen dengan diterapkan model GI

dengan 4 kali pertemuan. Model pembelajaran Group Investigation merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil,

yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya memunculkan tanggung jawab

individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota

kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fatimah (2019) dengan menerapkan

model GI peserta didik lebih semangat belajar dan tidak merasa bosan dan dapat

lebih dalam mengeksplor materi tersebut.

Hasil belajar materi keanekaragaman hayati terhadap peserta didik kelas

X dalam penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif peserta didik yang

meliputi aspek pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

Penerapan (Aplication), Analisis (Analysis), sintesis (Syntesis), dan evaluasi

(Evaluation). Berdasarkan hsil analisis data penelitian, diketahui bahwa sampel

berasal dari distribusi normal, dan memiliki varians yang homogen artinya kedua

sampel memiliki kemampuan yang sama sehingga dapat digunakan sebagai

sampel dalam penelitian ini.


62

Hasil Uji Persyaratan analisis penelitian pengaruh model pembelajaran

keanekaragaman hayati tipe Group Investigation terhadap hasil belajar peserta

didk dapat di lihat pada tabel 4.7, yaitu pada Uji normalitas, Hasil perhtungan uji

normalitas pada pos-test kelas eksperimenn dan kelas kontrol berdistribusi

normal karena nilai asymp sig >0,05 yaitu, 0,073 dan 0,069, Hal ini sesuai dengan

kriteria uji normalitas, maka dapat disimpulkan bahwa data tes akhir berdistribusi

“normal”. Sedangkan pada hasil perhitungan uji homogenitas dapat di simpulkan

bahwa seluruh sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai data yang

homogen karena rata rata sig > 0,05 yaitu .006. Hal ini sesuai dengan kriteria uji

homogenitas.

Dari pernyataan diatas, diketahui bahwa kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal dan homogen, maka langkah selanjutnya adalah menguji

hipotesis dengan menggunakan uji t. Dari hasil uji t diperoleh thitung < ttabel

(0,05) yaitu dengan nilai 8,865 < 12.096 maka H1 diterima karena thitung<

ttabel. Dari hasil yang diperoleh terdapat perbedaan yang signifikan antar hasil

belajar peserta didik pada pembelajaran yang menggunakan Group

Investigation dengan hasil peserta didik yang tidak menggunakan Group

Investigation.

Penerapan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan peneliti

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peserta didik dapat

bekerja sama dalam tim/kelompok, suasana pembelajaran menyenangkan dan

peningkatan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini

selaras dengan pernyataan oleh Huda dalam Fathurrohman (2017) model


63

kooperatif lebih unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami

konsep-konsep yang sulit dan dapat meningkatkan nilai (prestasi) peserta didik

pada belajar akademik.

Pada pertemuan pertama kelas eksperimen, membahas keanekaragaman

hayati di indonesia, flora dan fauna dengan menggunakan model Group

Investigation. Setelah pendidik menjelaskan materi dilaksanakan diskusi dan

presentasi peserta didik. Proses pembelajaran kelas eksperimen sudah baik

namun peserta didik merasa canggung dengan model Group Investigation yang

menyebabkan kurangnya komunikasi saat diskusi berlangsung.

Pada pertemuan kedua membahas Keunikan Hutan Hujan Tropis,

peserta didik sudah mulai mengerti dengan model Group Investigation, peserta

didik terlihat sangat antusias saat pembelajaran berlangsung. Pertemuan ketiga

membahas pemanfaatan keanekaragaman hayati. Pertemuan keempat lanjut

membahas upaya pelestarian keanekaragaman hayati, peserta didik sudah

terbiasa dengan model GI dan terlihat sangat aktif dan senang saat pembelajaran

berlangsung. Sedangkan pada kelas kontrol sudah berupaya membuat peserta

didik aktif dalam proses pembelajaran namun peserta didik masih bersikap pasif

dan masih ada peserta didik tidak memperhatikan saat pembelajaran berlangsung.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Fatimah (2019) hasil belajar

peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Pada pertemuan pertama kelas kontrol membahas konsep

keanekaragaman hayati di Indonesia, flora dan fauna tanpa menerapkan model

GI yaitu dengan pembelajaran konvesional (diskusi), suasana pembelajaran di


64

kelas kontrol peserta didik tidak aktif, cenderung diam dan tidak memperhatikan

serta pada saat presentasi, terlihat peserta didik kurang memperhatikan dan pasif

saat presentasi berlangsung berbeda pada kelas eksperimen. Pertemuan kedua

membahas keunikan hutan hujan tropis, peserta didik masih cenderung diam dan

ada beberapa yang terlihat mengantuk di kelas. Pertemuan ketiga membahas

pemanfaatan keanekaragaman hayati, terlihat ada beberapa peserta didik yang

aktif dan memperhatikan. Pertemuan keempat lanjut membahas upaya

pelestarian keanekaragaman hayati.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada hasil belajar

peserta didik ranah terbukti meningkat terlihat pada nilai Pre-test dan Pos-test.

Selain itu, model pembelajaran GI memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk berkolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk

memecahkan suatu masalah. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Gultom

(2016) saat proses pembelajaran menggunakan model GI peserta didik saling

berdiskusi dan membantu peserta didik yang memiliki kesulitan belajar untuk

mencapai pemahaman materi dalam tim. Berdasarkan hasil penelitian hasil

belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal ini selaras dengan Wulan, dkk (2017) menyatakan peningkatan hasil belajar

ini terjadi karena pada penerapan model pembelajaran kooperatif peserta didik

harus bertanggung jawab menguasi materi agar dapat bersaing pada turnamen

akademik dan mengatakan bahwa group investigation dilakukan untuk

membantu memotivasi peserta didik dalam belajarnya sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar peserta didik.


65

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI), hasil belajar yang dapat ditingkatkan yaitu keterampilan

berdiskusi, kreatifitas dan komunikasi. Pembelajaran menjadi lebih baik dan

efektif jika dilaksanakan dengan belajar sambil mengerjakan. Pada model GI

peserta didik berdiskusi dalam tim dalam menyelesaikan persoalan. Pada saat

diskusi dan presentasi kelas berlangsung dapat terjadi interaksi baik antara siswa

dengan siswa dan siswa dengan guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari

faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu aspek Psikologis terdiri dari

Intelegensi yaitu sangat Besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar,

Perhatian, minat, besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar

sungguh-sungguh kemudian bakat dan motivasi (dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku kearah suatu tujuan tertentu) dan

terkahir yaitu kesiapan (perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika

siswa sudah mempunyai kesiapan untuk belajar, maka hasil belajar baik)

(Slameto, 2010).

Faktor-faktor eksternal, meliputi aspek Keluarga terdiri dari cara orang

tua mendidik anak, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Aspek

sekolah terdiri dari metode mengajar, metode mengajar yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar diusahakan yang semenarik mungkin. Relasi guru dengan

siswa (guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, dapat menyebabkan proses
66

belajar- mengajar kurang lanca. Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya

dengan kerajinan siswa pergi ke sekolah dan juga belajar. Keadaan gedung dan

aalat pelajaran. Kemudian aspek masyarakat terdiri dari bentuk kehidupan

masyarakat dan teman bergaul (teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik

terhadap diri siswa, dan sebaliknya) (Slameto, 2010).

Model pembelajaran kooperatif tipe GI terdapat kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe GI adalah mengembangkan

tanggung jawab dan kreatifitas peserta didik, menghilangkan sifat egois,

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkolaborasi dengan teman

sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah,

mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. (Widyanto, 2017).

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) yaitu

merupakan model paling kompleks dan paling sulit dilakukan dalam proses

belajar mengajar, dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama,

sulit diterapkan apabila peserta didik tidak memiliki kemampuan berkomunikasi

yang baik.

Berdasarkan pengujian homogenitas yang dilakukan diperoleh bahwa

keduakelas memiliki varian yang sama atau homogen. Peserta didik pada kelas

kontrol diajarkandengan pembelajaran konvensional dan peserta didik kelas

eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group

Investigation). Setelah peneliti berikan perlakuan yang berbeda antara kelas

kontrol dan eksperimen, pada akhir pertemuan setelah materi selesai diajarkan,

peserta didik diberikan post-tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
67

Adapun nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen yaitu 84,53 sedangkan

pada kelas kontrol yaitu 51,47. Dari pengujianyang dilakukan melalui post-test

yang diberikan, diperoleh bahwa kedua kelasmemilikivariansyang samaatau

homogen.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan dapat diketahui

bahwa nilai signifikan sebesar 0,000. Selanjutnya dengan membandingkan nilai

signifikan dengan ketentuan uji hipotesis maka 0,000 < 0,05. Dengan demikian

Haditerima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Terdapat

pengaruhyang signifikan penerapan model pembelajaran GI (Group

Investigation) terhadaphasil belajar peserta didik Pada materi keanekragaman

hayati Kelas X MIA 1 MA Al-Fatah Palembang”.

Dengan demikian, dinyatakan hasil belajar materi keanekaragaman

hayati peserta didik yang telah diajarkandengan model pembelajaran GI (Group

Investigation) lebih tinggi daripada peserta didik yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional. Artinya dapat diketahui bahwa sebelum diterapkan

model GI (Group Investigation) kegiatan mengajar masih terfokus oleh guru.

Akan tetapi setelah diterapkan model pembelajaran GI (Group Investigation)

bagi kelas eksperime proses pembelajaran lebih aktif, inovatif dan efisien

dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah.

Hal ini dapat terbukti dari beberapa faktor, diantaranya dalam proses

pembelajaran peserta didik lebih senang dengan adanya pembelajaran

menggunakan model GI (Group Investigation). Dan pada pembahasan ini

membuktikan bahwa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa factor salah


68

satunya yaitu factor pendekatan belajar (approachto learning), yakni jenis upaya

belajar yang meliputi strategi dan model yang digunakan peserta didik untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

model Pembelajaran GI (Group Investigation) dapat mempengaruhi hasil belajar

materi keanekaragaman hayati peserta didik Kelas Eksperimen di MA Al-Fatah

Palembang.
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi keanekaragaman hayati

kelas X MIA Al Fatah Palembang. Hasil belajar pada kelas eksperimen yang

diberikan perlakuan dengan model GI menunjukkan peningkatan. Hal ini

terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama proses penelitian, maka

penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlu persiapan yang lebih baik dalam menerapkan model pembelajaran GI

agar diperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. Seperti perlu

pengelolaan waktu yang baik agar dapat menjalan tahap-tahap model

pembelajaran GI dengan efektif

2. Model pembelajaran GI dapat digunakan sebagai alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya

pada mata pelajaran Biologi.Untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan

sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian yang sejenis dan untuk

diterapkan.

69
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Anggraini, Purwati; Wulan Ria Anggraini; Dini Anggita Sumantri. 2017.


“Pengembangan Media Pembelajaran Majas Berbasis Teknologi”. Jurnal.
Pendidikan.

Adinugraha, F., & Ratnapuri, A. (2018). Pendidikan Nilai Sikap Kurikulum 2013
dalam tembang Macapat.Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan dan Konseling
serta Psikologi Pendidikan, 1(1), 39-53.

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Azwar, Syafuddin. 2016. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Adinugraha, F., & Ratnapuri, A. (2020).Potensi Penggunaan Modul Keanekaragaman


Hayati Dengan Pendekatan Kearifan Lokal Dan Budaya Sebagai Alternatif
Bahan Ajar Biologi Sma/Ma.Jurnal Pro-Life: Jurnal Pendidikan Biologi,
Biologi, Dan Ilmu Serumpun, 7(3), 225–236.

Alwafi Ridho Subarkah. (2018). No Title Tren Penelitian Reproduksi Citra Stereoskopi
Citra Ruang Nhk, 151 (2) 10-17.

Arifin, Z. (2021). Pembelajaran 8 :Keanekaragaman Hayati. 183–198. Belajar-


BIOLOGI-2021.pdf

Dimyati dan Mudjiono. 2020. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke. Cipta.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian. Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

70
71

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Rajawali Pers.

Febrianti, E. S., Karyadi, B., & Kasrina, K. (2018). Penerapan Model Kooperatif Tipe-
Group Investigation (Gi) Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Ipa Sma N 8 Kota Bengkulu.
Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 2(1), 10–14.

Fathurrohman, Muhammad. (2017). Belajar & Pembelajaran Modern Konsep


Dasar,Inovasi Dan Teori Pembelajaran. Yogyakarta,Garudhabaca.

Gultom, 2016. Penerpan Model Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap


Pengangkatan Hasil Belajar Dan Kerja Sama Siswa. Skripsi, UNNES.
Semarang

Hamalik, Oemar. 2015. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: Bumi Aksara.

Irwan, N., & Sani, R. A. (2015).Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Dan Teamwork Skills Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika, 4(1), 41.

Kholina, Nina, Thias A.P, Ridho Saiful. 2013. Penerapan Investigasi Kelompok
Berbantuan Multimedia Materi Identifikasi Bakteri. Journal of Biology
Education. Unnes.

Masni, Harbeng. 2015. “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa.”


Dikdaya 5(1):34–45.

Mulyasa, 2013, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum. rosdakarya


bandung.

Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.
72

Prasetyo Widyanto, 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation


Berbantuan Media Flanelgraf Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Studikelas VI SDN Jetak 01, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Journal. Universitas Kristen Satya Wacana

Raharjo, Budi Kurniawan. 2013. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative


Learning). Ypgyakarta. Pustaka Belajar

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme


Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

S. Pt. Bagus Rustina, Siti Zulaikha, I. K. N. W. (2014).Pengaruh Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Media Konkret Terhadap
Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus II Tampaksiring. 2(1),1–12.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Yogyakarta: Bumi Aksara.

Fatimah, Siti, 2019. Pengembangan Bahan Ajar Modul Menggunakan Pendekatan


Kontekstual Berbasis Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Materi Spldv
Siswa Mts. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Setiyawan.(2013). Model Pembelajaran Konstruktivistik dan Berbasis Pengalaman


(Experiental Learning) dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

Syaodih, E. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk


Meningkatkan Keterampilan Sosial.Educare, 5(1), 1–25.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekata Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.
73

Susilana, R dan Cepi, R. ( 2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengem-bangan,


Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Slametto, 2010. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. PT Rineka


Cipta.

Widyaningsih, R. O., & Puspasari, D. (2021). Analisis Penggunaan Model


Pembelajaran Group Investigation (Investigasi Kelompok) pada Mata
Pelajaran Kearsipan di SMKN 1 Lamongan. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 9(1), 77–84.

Zulfira, V., Anggereini, E., & Sadikin, A. (2019). The Effect of Application of
Cooperative Learning Model Type Teams Games Tournament (TGT) on
Biology Learning Outcomes on Biodiversity Materials At the Batang Hari 1
High School. Biodik : Jurnal Ilmiah Pendidikan

Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


RemajaRosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 1992. Metodelogi Penelitian.
Jakarta: CV. Rajawali

Suartika, K., Arnyana, I. B., & Setiawan, G. A. (2013).Pengaruh Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Pemahaman Konsep
Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta didik SMA.Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 3(1).

Sutarno, Setyawan A.D. 2015. Biodiversitas Indonesia: Penurunan Dan Upaya.


Pengelolaan Untuk Menjamin Kemandirian Bangsa. Jakarta. Indeks

Robert, E. Slavin. (2011). Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks
Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba

Nomor Soal Validitas Reabilitas Tingkat Kesukaran daya Beda Keterangan


1 Valid Reliabel Mudah Baik Diganti
2 Tidak Valid Reliabel Mudah Buruk Dipakai
3 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai
4 Valid Reliabel Sedang Buruk Dibuang
5 Tidak Valid Reliabel Sukar Cukup Dipakai
6 Valid Reliabel Mudah Buruk Diganti
7 Valid Reliabel Sedang Cukuo Dipakai
8 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
9 Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai
10 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
11 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
12 Valid Reliabel Sedang Buruk Diganti
13 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
14 Valid Reliabel Sedang Buruk Dibuang
15 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai
16 Tidak Valid Reliabel Mudah Buruk Diganti
17 Valid Reliabel Sukar Cukup Dipakai
18 Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
19 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai
20 Valid Reliabel Mudah Buruk Diganti
21 Tidak Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai
22 Valid Reliabel Sukar Buruk Diganti
23 Valid Reliabel Sedang Buruk Dibuang
24 Tidak Valid Reliabel Mudah Cukup Dipakai
25 Tidak Valid Reliabel Sukar Cukup Dipakai
26 Tidak Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai
27 Valid Reliabel Sukar Cukup Dipakai
28 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Dipakai
29 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai
30 Valid Reliabel Sedang Baik Dipakai

74
Lampiran 2. Uji Normalitas Kognitif

Lampiran 3. Uji Homogenitas Kognitif

Lampiran 4. Uji Hipotesis Kognitiff

75
Lampiran 5. Tabel Grafik KPRE

76
Lampiran 6. Tabel Grafik EPRE

77
Lampiran 7. Uji N grain Kognitif
Kelas Eksperimen
Nilai
nama postest pretest post-pre skor ideal 100 n- N-grain Kategori
pretest grain score%
Abid 90 63 27 37 0,73 72,97 Tinggi
Adam 86 73 13 27 0,48 48,15 Sedang
Adira 83 53 30 47 0,64 63,83 Sedang
Anjani 86 60 26 40 0,65 65,00 Sedang
Agam 86 73 13 27 0,48 48,15 Sedang
bina 90 63 27 37 0,73 72,97 Tinggi
cinta 86 63 23 37 0,62 62,16 Sedang
Dafa 86 70 16 30 0,53 53,33 Sedang
Eka 86 40 46 60 0,77 76,67 Tinggi
Ilham 80 60 20 40 0,50 50,00 Sedang
Nailu 96 66 30 34 0,88 88,24 Tinggi
Oga 86 66 20 34 0,59 58,82 Sedang
Yanyah 83 53 30 47 0,64 63,83 Sedang
Vika 86 53 33 47 0,70 70,21 Tinggi
Witri 90 66 24 34 0,71 70,59 Tinggi
jumlah 86,7 61,5 25,2 38,5 0,6 64,3

Kels Kontrol
Nilai
nama Posttest pretest post- skor ideal n-grain N-grain Kategori
pre 100 pre score%
alshad 56 56 0 44 0 0 Rendah
tiara 46 43 3 57 0,05 5,26 Rendah
mania 50 46 4 54 0,07 7,41 Rendah
kurnia 66 50 16 50 0,32 32 Rendah
Yiut 46 36 10 64 0,16 15,63 Rendah
Pika 50 46 4 54 0,07 7,41 Rendah
yumi 60 53 7 47 0,15 14,89 Rendah
andi 43 36 7 64 0,11 10,94 Rendah
delin 46 43 3 57 0,05 5,26 Rendah
Efva 56 50 6 50 0,12 12 Rendah
Yuan 60 46 14 54 0,26 25,93 Rendah
Rika 60 56 4 44 0,09 9,09 Rendah
gunawa 56 53 3 47 0,06 6,38 Rendah
Cinta 56 36 20 64 0,31 31,25 Rendah
rehan 70 60 10 40 0,25 25 Rendah
54,7 47,3 7,4 52,7 0,1 13,9 Rendah

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 – 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


N-Gain =
𝑆𝑘𝑜𝑟 i𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Nilai (NG) Interpretasi

(NG) ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > (NG) ≥ 0,3 Sedang

(NG) < 0,3 Rendah

78
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelompok Eksperimen

Satuan Pendidikan : MA AL-FATAH PALEMBANG


Materi : Keanekaramana Hayati
Kelas / Semester : X MIA 1 / 1
Alokasi Waktu : 4 X 45 JP

A. Kompetensi Inti
KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, serta flora dan fauna yang dijumpainya dirumah,
disekolah dan tempat bermain
KI 4: Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistemats, logis dan kritis, dalam karya yang estesis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku
anak sesuai dengan tahap perkembangannya

B. Kompetensi Dasar
11. 1 Menjelaskan konsep keanekaragaman hayati dan pelestariannya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


11.1.1 Memahami keanekaragaman hayati di Indonesia, flora dan fauna dan keunikan
Hutan Hujan Tropis
11.1.2 Memahami Keanekaragaman hayati Dari Berbagai Tingkatan yaitu Tingkat
gen,Jenis/Species dan Ekosistem di suatu Kawasan
11.1.3 Pemanfaatan keanekaragaman hayati
11.1.4 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan alam
sebagaisumber belajar siswa dapat:

79
1. Memahami keanekaragaman hayati di Indonesia, flora dan fauna
2. Memahami Keanekaragaman Hayati dari Berbagai Tingkatan yaitu Tingkat
Gen, jenis dan lingkungan.
3. Mengetahui keunikan hutan hujan tropis
4. Memahami cara pemanfaatan keanekaragaman hayati
5. Memahami upaya pelestarian keanekaragaman hayati

E. Materi Pembelajaran
Sumber daya alam (terlampir)

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : GI (Group Investigation)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok

G. Langkah Langkah Pembelajaran


 Pertemuan pertama
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan persensi
c. Guru mengadakan apersepsi: anak – anak coba perhatikan
lingkungansekitar sekolah, apa saja yang kamu lihat?

Sintak Model
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta Keanekaragaman hayati
rangsangan) Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis
Weber dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.

80
“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”
 Mengamati
 Lembar kerja materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta
Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.
 Pemberian contoh-contoh materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberuntuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung).
Membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta
Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.
 Mendengar
Pemberian materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta
Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberoleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
 Menulis
Peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
identifikasi melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 ?
 ?
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
(pengumpulan diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta Keanekaragaman hayati
Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan
Garis Weber yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang telah disusun dalam
daftar pertanyaan kepada guru.

81
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta
Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi Konsep
keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora
dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Webersesuai
dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara
Data) :
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
 Mengolahinformasi dari materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta
Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Konsep keanekaragaman
gen, jenis, ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

82
Generalizatio COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberberupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Konsep
keanekaragaman gen, jenis, ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora
dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberdan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
 Menjawab pertanyaan tentang materi Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya
berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang akan selesai
dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Konsep keanekaragaman gen, jenis,
ekosistem serta Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weberyang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

2. Kegiatan akhir (10 menit)


a. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi yang telah dipelajari
b. Guru menutup pembelajaran

 Pertemuan kedua
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih
ingattentang keanekaragaman hayati?

83
2. Kegiatan Inti (25 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video tentang materi Keunikan hutan hujan tropis
Indonesia.

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”


 Mengamati
 Lembar kerja materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia.
 Pemberian contoh-contoh materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung).
Membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Keunikan hutan hujan tropis Indonesia.
 Mendengar
Pemberian materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran

mengenai materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
 Menulis
Peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
identifikasi melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 ?
 ?

84
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
(pengumpula telahdiidentifikasi melalui kegiatan:
ndata)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan danmencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Keunikan hutan
hujan tropis Indonesiayang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia yang sedang
dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Keunikan hutan hujan
tropisIndonesia yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi
Keunikan hutan hujan tropis Indonesia sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperolehsebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajarsepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolaha Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
nData) cara
:
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
 Mengolahinformasi dari materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia yang
sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung denganbantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Keunikan hutan hujan

85
tropis Indonesia.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Keunikan
hutan hujan tropis Indonesia dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
 Menjawab pertanyaan tentang materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Keunikan hutan hujan tropis
Indonesia yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.

3. Kegiatan akhir (10 menit)


a. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi yang telah
dipelajari
b. Guru menutup pembelajaran.
 Pertemuan ketiga
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih ingat
tentang materi sebelumnya?
2. Kegiatan inti (25 menit)
86
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia.

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”


 Mengamati
 Lembar kerja materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia.
 Pemberian contoh-contoh materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung).
Membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia.
 Mendengar
Pemberian materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
 Menulis
Peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
identifikasi melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 ?
 ?
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
(pengumpulan diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia yang sedang dipelajari.

87
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Pemanfaatan keanekaragaman
hayati Indonesia yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi
Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara
Data) :
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
 Mengolahinformasi dari materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia yang
sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Pemanfaatan
keanekaragaman hayati Indonesia.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

88
Generalizatio COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
 Menjawab pertanyaan tentang materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Pemanfaatan keanekaragaman
hayati Indonesia yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pemanfaatan keanekaragaman hayati
Indonesia yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang
telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi yang telah
dipelajari
b. Guru menutup pembelajaran.

 Pertemuan keempat
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih ingat
tentang materi sebelumnya?

89
2. Kegiatan inti (50 menit)

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
pemberian materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dengan cara :
rangsangan)  Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia.

“Apa yang kalian pikirkan tentang foto/gambar tersebut?”


 Mengamati
 Lembar kerja materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
 Pemberian contoh-contoh materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung).
Membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
 Mendengar
Pemberian materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
 Menulis
Peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
identifikasi melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 ?
 ?

90
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
(pengumpulan diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia yang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia yang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi Upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia sesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR
processing KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara
Data) :
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
 Mengolahinformasi dari materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia.

91
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
 Menjawab pertanyaan tentang materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Upaya pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia yang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang
telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi yang telah
dipelajari
b. Guru menutup pembelajaran.

H. Sumber Pembelajaran dan alat


1. Sumber belajar
a. Lingkungan alam sekitar
b. Buku dan Modul
I. Penilaian Pembelajaran
1. Prosedur tes : post test

92
2. Jenis tes : pilihan ganda
3. Alat tes : tertulis
4. Kunci jawaban : terlampir
5. Penilaian :
Soal berjumlah 30 masing-masing soal bernilai 1, sehingga

Nilai akhir = jumlah skor yang diperolehx 100


Jumlah skor maksimal

J. Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa mendapat
nilai ≥ 65

93
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelompok Kontrol

Satuan Pendidikan : MA Al-Fatah Palembang


Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 4 X 35 Menit

A. Kompetensi Inti
KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, serta flora dan fauna yang dijumpainya
dirumah,disekolah dan tempat bermain
KI 4: Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistemats, logis dan kritis, dalam karya yang estesis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan
perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya
B. Kompetensi Dasar
11. 1 Menjelaskan konsep keanekaragaman hayati dan pelestariannya

C. Indikator
11.1.1 Memahami keanekaragaman hayati di Indonesia, flora dan fauna
11.1.2 Keunikan hutan hukan tropis
11.1.3 Pemanfaatan keanekaragaman hayati
11.1.4 Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan alam
sebagaisumber belajar siswa dapat:

1. Memahami keanekaragaman hayati di Indonesia, flora dan fauna


2. Mengetahui keunikan hutan hukan tropis
3. Memahami cara pemanfaatan keanekaragaman hayati
4. Memahami upaya pelestarian keanekaragaman hayati

94
E. Materi Pembelajaran
Sumber daya alam (terlampir)

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Konvensional
Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
 Pertemuan pertama
a. Kegiatan awal (10 menit)
i. Guru membuka pelajaran
ii. Guru mengadakan presensi
iii. Guru melakukan apersepsi: anak – anak coba perhatikan
lingkungansekitar sekolah, apa saja yang kamu lihat?
b. Kegiatan inti (50 menit)
i. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai macam-
macamkeanekaragaman hayati
ii. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4/5anak
iii. Siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi
iv. Siswa menyampaikan hasil diskusinya
v. Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi
c. Kegiatan akhir (10 menit)
i. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telahdipelajari
ii. Guru menutup pelajaran

 Pertemuan kedua
i. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan presensi
c. Guru melakukan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih
ingattentang materi sebelumnya?

95
ii. Kegiatan inti (25 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai keunikan
hutan hujan tropis berdasarkan asal sumber daya alamnya
b. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4/5anak
c. Siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi
d. Siswa menyampaikan hasil diskusinya
e. Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi
iii. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telahdipelajari
b. Guru menutup pelajaran
 Pertemuan ketiga
iv. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan presensi
c. Guru melakukan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih
ingattentang materi sebelumnya?
v. Kegiatan inti (25 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pemanfaatan
keanekaragaman hayati
b. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4/5anak
c. Siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi
d. Siswa menyampaikan hasil diskusinya
e. Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi
vi. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telahdipelajari
b. Guru menutup pelajaran
 Pertemuan keempat
vii. Kegiatan awal (10 menit)
96
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru mengadakan presensi
c. Guru melakukan apersepsi: “anak – anak siapa yang masih
ingattentang materi sebelumnya?
viii. Kegiatan inti (25 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai upaya
pelestarian keanekaragaman hayati
b. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4/5anak
c. Siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi
d. Siswa menyampaikan hasil diskusinya
e. Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil diskusi
ix. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telahdipelajari
b. Guru menutup pelajaran

H. Sumber Pembelajaran
 Buku dan Modul materi Keanekaragaman Hayati
I. Penilaian Pembelajaran
1. Prosedur tes : post test
2. Jenis tes : pilihan ganda
3. Alat tes : tertulis
4. Kunci jawaban : terlampir
5. Penilaian :
Soal berjumlah 30 masing-masing soal bernilai 1,
sehingga jumlah skor yang diperoleh
Nilai akhir = x 100
Jumlah skor maksimal

J. Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa
mendapatnilai ≥ 65.

97
Lampiran 10. Penilaian Pengetahuan Kognitif

Kriteria penilaian Jum Nom Distribusi soal


indicator lah or berdasarkan taksonomi Poin
pencapaian soal soal bloom revisi
kompetensi C1 C2 C4
11.1. menjelaskan 6 7 √ 1
keanekaragaman 11 √ 1
flora dan fauna di 20 √ 1
Indonesia 25 √ 1
29 √ 1
3 √

11.2.2. 7 1 √ √ 1
menjelaskan 10 √ 1
konsep gen jenis 15 √ 1
dan ekosistem 16 √ 1
17 √ 1
18 1
19 √ 1

11.3.3. 6 2 √ 1
Mengidentifikasi 5 √ 1
data melalui 12 √ 1
pengamatan 13 √ 1
objek nyata dari 19 √ 1
keanekaragaman 21 √ 1
hayati dan
ekosistem
11.4.4. 5 22 √ 1
menjelaskan 23 √ 1
upaya pelestarin 24 √ 1
keanekaragaman 25 √ 1
hayati 30 √ 1
11.5.5. 3 3 √ 1
mengumpulkan 5 √ 1
data melalui 7 √ 1
pengamatan 1
manfaat
keanekaragaman
hayati indonesi
11.6.6.melakukan 3 6 √ 1
observasi tentang 9 √ 1
berbagai tingkat 8 √ 1
keanekaragaman
98
hayati gen,
jenis,dan
ekosistem di
Indonesia serta
ancaman dan
pelestariaannya
11.7.7. 2 23 √ 1
menganalisis hasil 25 √ 1
observasi tentang
berbagai tingkat
keanekaragaman
hayati gen, jenis
dan ekosistem di
Indonesia serta
ancaman dan
pelestariannya.

Penilaian
1. Keanekaragaman gen di Pengaruhi oleh...
a. Gen dan lingkungan
b. Lingkungan
c. gen dan faktor abiotik
d. faktor abiotik dan biotik
e. gen dan makanan

2. Kegiatan yang dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati


adalah ....
a. memburu hewan yang dilindungi
b. membuat hutan lindung
c. membuat undang-undang keanekaragaman hayati
d. melakukan reboisasi
e. melakukan penangkaran hewan langka

3. Garis khayal yang memisahkan fauna Indonesia bagian barat dan wilayah
peralihan adalah ....
a. garis Weber
b. garis Wallace
c. garis khatulistiwa
d. garis lintang
e. garis bujur

4. Kegiatan berikut yang bukan merupakan contoh pemanfaatan


keanekaragaman hayati adalah ....
a. pembuatan kursi rotan
b. memasak sayuran
c. pengeboran minyak
d. pembuatan benang kapas

99
e. berternak ungags

5. Pelestarian in situ dilakukan dengan pembuatan ....


a. penangkaran hewan
b. kebun raya
c. hutan lindung
d. taman kota
e. taman bermain

6. Berikut ini tujuan manusia melakukan perambahan hutan, kecuali ....


a. pembuatan daerah pemukiman
b. pembuatan jalan raya
c. pembuatan ladang
d. pelestarian hewan
e. diambil kayunya

7. Tapir merupakan hewan yang hidup di wilayah ....


a. Indonesia bagian barat
b. Indonesia bagain timur
c. Peralihan
d. Australia
e. Asia Selatan

8. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia


adalah ...
a.Hibiscus rosasinensis
b. Rafflesia arnoldii
c. Oryza sativa
d. Morinda citrifolia
e. Solanum tuberosum

9. Berikut ini hewan yang umum diternakkan dan dimanfaatkan untuk


konsumsi manusia, kecuali ....
a. ayam
b. sapi
c. burung elang
d. udang
e. kambing

10. Keanekaragaman gen dalam spesies terjadi antara ....


a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari
b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame
c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning
d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-
abu
e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau

100
11. Berikut adalah contoh hewan yang berasal dari Indonesia bagian peralihan,
yaitu ....
a. orangutan
b. babi rusa
c. biawak
d. kanguru
e. walabi

12. Berikut bukan merupakan kegiatan yang dapat menganggu


keanekaragaman hayati, yaitu ....
a. penangkapan ikan dengan peledak
b. memelihara hewan langka
c. mengeksploitasi terumbu karang semaksimal mungkin
d. menanam pepohonan di halaman
e. membuka lahan dengan membakar hutan
13. Manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia adalah sebagai
berikut, kecuali ....
a. untuk pemenuhan kebutuhan hidup
b. sebagai sumber kebutuhan sandang
c. sebagai sumber kebutuhan pangan
d. sebagai sumber kekayaan pribadi
e. sebagai sumber kekayaan papan

14. Salah satu peran pemerintah dalam menjaga keanekaragaman hayati


adalah ....
a. memperbolehkan pemburuan asalkan membayar
b. memberi izin kepada pihak asing untuk mengelola suatu wilayah.
c. memberikan sanksi hukum kepada pemburu liar
d. menjadikan daerah pesisir pantai sebagai tempat wisata
e. memberi izin kepada warga untuk memelihara hewan langka

15. Berikut ini yang termasuk faktor abiotik suatu ekosistem adalah ....
a. rumput
b. burung merpati
c. semak-semak
d. bebatuan
e. serangga

16. Keanekaragaman ekosistem tidak dipengaruhi oleh ....


a. vegetasi tanaman
b. iklim
c. jenis hewan yang menempati
d. lingkungan abiotik
e. wilayah Negara

17. Keanekaragaman hayati dapat ditunjukkan antara lain oleh adanya variasi
individu dalam spesies yang sama. Keanekaragaman ini disebut
keanekaragaman pada tingkat ...
101
a. jenis
b. gen
c. Filogeni
d. ekosistem
e. Komunitas

18. Di antara individu dalam suatu populasi tidak pernah ditemukan adanya
sifat yang sama atau identik. Hal ini terjadi karena pengaruh …
a. lingkungan
b.. gen dan induk
c. gen
d. lingkungan dan gen
e. Induk

19. Warna-warni yang terdapat pada ikan koi menunjukkan....


a.keanekaragaman individu
b. keanekaragaman fenotipe
c. keanekaragaman hayati
d. keanekaragaman gen
e. keanekaragaman spesies

20. Wilayah Indonesia bagian timur memiliki hewan-hewan yang mirip


dengan wilayah ....
a.Asia
b. Australia
c. Jepang
d. Amerika
e. Eropa

21. Tanaman sagu memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan ....


a. papan
b. sandang
c. pangan
d. obat-obatan
e. kosmetik

22. Pelestarian alam ex situ dilakukan di ....


a. hutan lindung
b. taman nasional
c. kebun binatang
d. cagar alam
e. taman kota

23. Pelestarian sumber daya alam ex situ contohnya …


a. perlindungan komodo di Pulau Komodo
b. perlindungan bunga Rafflesia di Bengkulu
c. taman nasional di ujung kulon
102
d. taman laut di Bunaken
e. taman safari

24. Tujuan utama pendirian suaka margasatwa adalah untuk memenuhi


kepentingan …
a. estetika
b. rekreasi
c. Penelitian
d. Pendidikan
e. pelestarian
25. Komodo, satu-satunya kadal raksasa yang hidup di Negara kita perlu
dilindungi dari kepunahan. Untuk maksud tersebut tempat hidup komodo
perlu dijadikan …
a. taman nasional
b. daerah prioritas reboisasi
c. suaka margasatwa
d. Hutan Pelindung
e. Cagar alam

26. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan savan di
Papua, merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat …
a. genetic
b. spesies
c. Ekosistem
d. Ppulasi
e.Populasi
27. Gambar berikut berbagai bentuk jengger ayam, menunjukkan
keanekaragaman tingkat …

a. jenis c. ekosistem e. Habitat


b. gen d. bioma

28. Tumbuhan kelapa, aren, siwalan adalah contoh keanekaragaman tingkat …


a. gen c. ekosistem e. bioma
b. jenis d. habitat

29. Di antara pernyatan berikut ini yang tidak benar / tenang daerah dan
hewan Oriental di Indonesia adalah ….
A. burung mempunyai warna bulu yang menarik
B. wilayahnya meliputi Jawa, Sumatera, dan Kalimantan
103
C. banyak ditemukan mamalia besar
D. ditemukan hewan Primata
E. tidak ditemukan mamalia berkantung

30. Berikut ini yang tidak termasuk usaha pelestarian spesies secara in situ
adalah
A. cendrawasih di Papua
B. badak bercula satu di Banten
C. tembakau di Indonesia
D. anoa di Sulawesi
E. maleo di Sulaw

104
Lampiran 11. Lembar Kerja Kelompok Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA 1


(KEANEKARAGAMAN HAYATI)

KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK : 1.
2.
3.
4.
5.
6.

Judul : Keanekaragaman gen dan jenis


Model : Pengamatan lingkungan (experimen)
Kelas/semester : X/2

Keberagaman mahluk hidup dan ekosistemnya membentuk keanekaragaman hayati. Mahluk hidup dan
lingkungan saling bergantung satu sama lain, misalnya untuk memperoleh makanan, untuk mendapatkan air dan
lain sebagainya.
Keanekaragaman hayati menunjukan pada semua jenis tumbuhan,hewan dan jasad renik
(mikroorganisme),serta proses ekosistem dalam ekologis dimana kita berada. Keanekaragaman hayati dapat terjadi
pada berbagai tingkat kehidupan organisme,mulai dari tingkat organisme yang rendah sampai organisme tingkat
tinggi.
Keanekaragamn hayati menggambarkan berbagai fariasi sifat dan ciri pada setiap tingkat keanekaragaman
. Secara umum keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragamn gen,keanekaragaman
jenis, dan keanekaragamn spesies

Alat/bahan :
1. 5 lembar daun puring
2. 5 lembar daun puring jenisnya sama pohonya berbeda
3. 5 lembar daun pepaya
4. alat tulis dan mistar penggaris

Petunjuk kerja
1. Bentuklah kelompok kerja yang terdiri dari 4 orang siswa
2. Lakukan observasi terhadap ciri morfologi setiap daun: Warna daun, Panjang daun, bentuk daun,
sistem pertulangan dan sifat permukaan daun
3.
Konsultasikan dengan guru jika menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas
4.
5. Setelah mengerjakan tugas dalam kelompok, maka presentasikan tugas yang telah kalian kerjakan
6. didepan kelas dan anggota kelompok lain menanggapi
Catatlah data hasil observasi kalian dalam bentuk tabel berikut

Table pengamatan
CIRI DAUN KE …
MORFOLOGI
1 2 3 4 5
YANG DIAMATI
Warna daun
Panjang daun
Bentuk daun
Sifat pertulangan
Sifat permukaan
Daun

105
Pertanyaan
1. Jelaskan pendapatmu tentang jumlah persamaan sifat pada tanaman sejenis, Bandingkan pula perbedaanya
Persamannya :

Perbedaanya :

2. Jelaskan pendapatmu tentang jumlah persamaan sifat pada tanaman yang berbeda Jenis, bandingkan pula
dengan perbedaannya
Persamannya :

Perbedaanya :

3. Faktor apakah yang menyebabkan perbedaan sifat yang sejenis

4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi

106
Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Kelas Kontrol
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas X
Materi : Keanekaragaman Hayati
Kelompok : ...
A. Tujuan :
1. Siswa dapat Menjelaskan keunikan biodiversitas di indonesia berdasarkan
fakta dan persebaran.
2. Siswa dapat Menjelaskan beberapa contoh pentingnya keaneka ragaman
hayati untukkehidupan masyarakat.
3. Siswa dapat Menjelaskan usaha-usaha pelestarian keaneka ragaman hayati
indonesia.
4. Siswa dapat Menginventarisasi tumbuhan dan hewan khas di indoensia yang
memiliki nilai tertentu
B. Urutan belajar
Baca dan pahami kasus berikut!

Kenapa Kelapa Sawit Menggantikan Hutan Hujan ?


Saat ini banyak yang telah dilakukan dalam rangka pengubahan hutan hujan
dengan keanekaragaman hayati milik Asia tersebut menjadi pengolahan kelapa
sawit. Kelapa sawit adalah bibit minyak yang paling produktif di dunia. Satu hektar
kelapa sawit dapat menghasilkan 5.000 kg minyak mentah, atau hampir 6.000 liter
minyak mentah menurut data dari JourneytoForever. Sebagai pembanding, kedelai
dan jagung – hasil yang kerap digembar-gemborkan sebagai sumber bahan bakan
biologis yang unggul - hanya menghasilkan sekitar 446 dan 172 liter per hektar.
Selain biofuel, kelapa sawit juga dipakaikan untuk beribu-ribu kegunaan
lain dari bahan-bahan makanan ke pelumas mesin hingga dasar kosmetik. Kelapa
sawit telah menjadi produk agrikultur yang sangat penting untuk negara-negara
tropis di seluruh dunia, terutama saat harga minyak mentah mencapai 70 USD per
barrel. Sebagai contohnya, Indonesia saat ini merupakan negara penghasil minyak
kelapa terbesar kedua di dunia, perkebunanan kelapa sawitnya mencakup 5,3 juta
hektar di tahun 2004, menurut laporan dari Friends of the Earth-Netherlands.

107
Perkebunan ini telah menghasilkan 11,4 juta ton kubik minyak kelapa
mentah dengan
nilai ekspor sebesar 4,43 milyar USD dan mendatangkan (secara resmi) 42,4 juta
USD ke dalam kas negara. Karenanya, nilai dari minyak kelapa terus meningkat.
Harganya saat ini mencapai lebih dari 400 USD per ton kubik, atau sekitar 54 USD
per barrel - cukup kompetitif bila dibandingkan dengan petroleum.

Para enviromentalis umumnya mendukung biofeuls ini karena rendahnya


polusi yang mereka munculkan, sementara yang lain menyetujui ide untuk
mengurangi ketergantungan akan minyak di Timur Tengah karena banyak
tumbuhan biodiesel dapat ditanam di kawasan lain atau bahkan diproduksi sendiri.
Dengan ide ini di dalam pikiran mereka, para pembuat kebijakan dari Asia hingga
Eropa telah menunjukkan ketertarikan dan memberikan dorongan untuk
mempromosikan dan menggunakan biofuel tersebut.
Jadi, kenapa penanaman kelapa sawit menuai perhatian? Untuk para
environmentalis, permasalahan utama dengan minyak kelapa sebagai biodiesel
terletak pada bagaimana tanaman tersebut diolah. Dalam beberapa tahun terakhir,
banyak area hutan alami yang dibuka di seantero Asia untuk perkebunan kelapa
sawit. Perubahan ini telah menurunkan keanekaragaman hayati, meningkatkan
kerentanan pada bahaya kebakaran, dan berdampak pada ketergantungan
masyarakat sekitar akan produk dan jasa yang telah disediakan oleh ekosistem
hutan.
Indonesia telah mengumumkan rencananya untuk melipatgandakan
produksi minyak kelapa mentahnya pada tahun 2025, suatu target yang akan
membutuhkan 2 kali lipat peningkatan di hasilnya - sesuatu yang sangat mungkin
melihat dari keberhasilan Negara tetangganya Malaisya - atau justru memperluas
daerah yang akan ditanami kelapa sawit. Laporan tersebut menyebutkan bahwa
Indonesia sepertinya akan menggunakan kedua pilihan yang ada. Sesuai usulan
investasi tahun 2005, yang dibuat oleh Perusahaan Perkebunan Negara PT
Perkebunan Nusantara (PTPN), Indonesia akan mengembangkan sekitar 1,8 juta
hektar di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia,dimana kebanyakan sisa hutan
yang lengkap masih ada.

108
Disarikan dari http://www.trullyjogja.com (18 november 2009)

Masalah : dari kasus diatas diskusikan permasalahan berikut.


1. Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur terhadap keanekaragaman
hayati?

Untuk memecahkan kasus diatas, lakukanlah langkah-langkah pemecahan masalah


sebagai
berikut :
1. Setelah membaca dan memahami kasus di atas, rumuskan kembali permasalahan
apa yang dapat kalian selidiki dari kasus tersebut?
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

2. Coba buatlah rumusan hipotesis (dugaan sementara) dari permasalahan diatas?
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………
109

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

3. Untuk membuktikan hipotesis kalian, jalinlah kerjasama dengan anggota
kelompokmu. Carilah keterangan-keterangan yang berhubungan dengan hal
tersebut (dalam buku atau literature lain), sebagai bahan untuk memecahkan
permasalahan diatas! Bagaimana hal tersebut terjadi? Faktor apa yang
menyebabkan ?
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

4. Buatlah kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah kalian lakukan!
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

110

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah diatas, jawablah pertanyaan berikut :


1) Bagaimana menurutmu agar pemanfaatan sumber daya alam (dalam hal ini
pembukaan areal hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit) tidak
mengancam kelestarian keanekaragaman hayati yang ada?

2) Apa keuntungan yang diperoleh oleh Indonesia yang memiliki tingkat


keanekaragaman hayati yang tinggi?

111
Lampiran 13. Data Mentah Kelas Eksperimen

nama Postest pretest

Abid 90 63

Adam 86 73

Adira 83 53

Anjani 86 60

Agam 86 73

bina 90 63

cinta 86 63

Dafa 86 70

Eka 86 40

Ilham 80 60

Nailu 96 66

Oga 86 66

Yanyah 83 53

Vika 86 53

Witri 90 66

jumlah 86,7 61,5

112
Lampiran 14. Data Mentah Kelas Kontrol

nama Posttest pretest

alshad 56 56

tiara 46 43

mania 50 46
kurnia 66 50

Yiut 46 36

Pika 50 46

yumi 60 53

Andi 43 36

delin 46 43

Efva 56 50

yuan 60 46

rika 60 56

gunawa 56 53

cinta 56 36

rehan 70 60

54,7 47,3

113
Lampiran 15. Nilai Pretest dan Postest (Eksperimen & Kontrol)
Postest Ekperimen (X mia 1)
Pretest Eksperimen

114
Pretest Kontrol

115
Postest Ekspeimen

116
Postest Kontrol

117
Lampiran 16. Foto Dokumentasi

Kelas Eksperimen

Pretest Penyajian Materi

Belajar Dalam Kelompok/Group Presentasi Kelompok


(Diskusi)

Postes

118
Kelas Kontrol

Penyajian Materi pretest

Presentasi Kelompok Post test

119
Lampiran 17. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

120
121
122
Lampiran 18. Validasi Soal Penelitian

123
124

You might also like