You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERTANIAN

DISUSUN OLEH :

Siti Purminah
11382201898

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan
keselamatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan laporan pratikum genetika
pertanian pada program studi agroteknologi fakultas pertanian dan peternakan UIN SUSKA
Riau. Penuntun praktikum ini berdasarkan kurikulum mata kuliah dan ketersediaan peralatan di
laboratorium Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN.

Kami menyadari bahwa penuntun praktikum ini belum sempurna dan perlu perbaikan
dari berbagai materi, dan diharapkan semoga penuntun praktikum ini dapat member pengetahuan
tambahan kepada mahasiswa.

Pekanbaru 2014

Penulis
DAFTAR ISI
MATERI I

TEORI PELUANG DAN UJI KHI-KUADRAT DALAM PERCOBAAN


GENETIKA

1. Tujuan praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk :
a. Menghitung peluang dan menghitung uji khi-kuadrat.
b. Menggunakan uji khi-kuadrat dalam analisis genetika mendel.
2. Latar belakang
Salah satu penunjang mengapa mendel berhasil membuat suatu model pewarisan yang
kebenarannya diakui sampai saat ini adalah memanfaatkan metode-metode matematis untuk
membantu menganalisis data yang dihasilkan. Metode khi-kuadrat adalah cara yang dapat kita
pakai untuk membandingakan data percobaan yang diperoleh persilangan dengan hasil hipotesis
secara teori, karena percobaan genetis pada umunya didasarkan pada analisis data yang diperoleh
dari persilangan  tumbuhan dan hewan percobaan,  penting bagi para ahli genetika untuk
menentukan apakah penyimpangan- penyimpangan dan rasio yang diharapkan disebabkan oleh
peluang saja, atau oleh beberapa factor yang tak terduga selain peluangan.
Mendel berhasil membuat suatu metode pewarisan yang kebenarannya diakui sampai saat
ini adalah memanfaatkan metode-metode matematis untuk membantu menganalisis data yang
dihasilkan.Dalam membuat kesimpulan tentang populasi, umumnya diperoleh dari data
penelitian secara sampling ( pengambilan contoh ). Salah satu statistic yang sering digunakan
dalam menganalisa data percobaan genetika adalah uji khi-kuadrat.

Peluang munculnya suatu kejadian


Peluang adalah ukuran dari kemungkinan, dan didefinisikan sebagai berikut :
Peluang (A)   = Frekuensi muncul kejadian A 
Frekuensi total kejadian       
Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi) sampai dengan 1 (pasti terjadi). Bila
sebuah mata uang logam yang kedua sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi
yang lain diberi tanda a, maka peluang munculnya sisi A=. Peluang tersebut didapat dari
kebanyakan sisi A (=1) dibagi dengan banyaknya sisi yang teerdapat pada mata uang tersebut
(=2). Peluang yang sama juga berlaku untuk sisi a=1/2.

Peluang dua kejadian bebas


Kejadian A bebas dari kejadian B bila : P(AB) = P(A) x P(B), artinya timbul kejadian
A tidak dipengaruhi oleh munculnya kejadian B. Dua mata uang yang dilemparkan secara
bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas sama lain. Munculnya sisi A pada mata
uang pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang yang kedua.
Dalam hal ini, peluang munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama dan sisi a2
pada mata uang yang kedua adalah : P(A1 a2) = P (A1) x P (a2). Hal yang sama akan berlaku
pada proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina (sel telur) tidak mempengaruhi jenis alel
gamet jantan (sperma/serbuk sari) yang akan membuahi, dan sebaliknya.

Uji Khi-Kuadrat
Untuk memutuskan dapat diterima atau tidaknya bahwa sebaran pengamatan sama
dengan sebaran harapan dilakukan pengujian dengan menggunakan criteria statiska X2 (khi-
kuadrat) sebagai berikut :
Keputusan diambil berdasarkan criteria sebagai berikut :
a.    Bila X2 hitung < X2 db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda
nyata dengan sebaran harapan.
b. Bila X2 hitung > X2 db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai X2 db α: dapat ditemukan pada table sebara Khi-Kuadrat, dimana db (derajat bebas)
=k-1; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya α = 0,05 (atau selang kepercayaan 95%).

3. Metode percobaan
3.1. Alat dan Bahan

-Satu koin mata uang yang setimbang, masing-masing sisi diberi tanda A dan a

-Dua koin mata uang yang sisinya diberi tanda (A1 dan a1) untuk mata uang pertama dan (A2
dan a2) untuk mata uang kedua

-Spidol permanent/ maker.


3.2. Prosedur kerja

Peluang satu kejadian


Lemparkan mata uang. Setiap sisi yang muncul kepermukaan dicatat dan dianggap
sebagai alel yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan. Misalnya bila muncul sisi A maka
dianggap bahwa gamet yang dihasilkan mengandung alel A. Lemparan diulang sampai 100 kali
dan hitung banyaknya pemunculan masing-masing sisi. Kemudian uji apakah penyebaran data
sesuai dengan hipotesis bahwa peluang kedua alel adalah sama, atau P(A) = P9a) = ½.
Peluang dua kejadian bebas
Lemparkan secara serentak dua koin mata uang dan catat kombinasi sisi mata uang yang
muncul (yaitu A1A2, A1a2, a1A2, a1a2). Lakukan pencatatan untuk masing-masing kombinasi
dari 100 kali pelemparan, kemudian uji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang bebas satu
sama lain atau tidak.
4. Hasil penamatan
Tabel  hasil pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa (monohibrid)

No Gamet / alel (sisi Hasil percobaan Jumlah


koin)
1 A IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 48
IIIII III
2 A IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 52
IIIII IIIII II
Total 100

Kelas/ Pengamatan Hipotesis Harapan Khi- Kuadrat


gamet
A 48 ½ x 100 = 50 50 22/50 = 0,08

A 52 ½ x 100 = 50 50 22/50 = 0,08


Keterangan :    o : observasi               X2 tabel : 3,84
                         e : expected                X2 hitung : 0,16
                         d : deviasi                   
db= kelas-1
=2-1
=1
Kesimpulan : jadi X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan misbah
mendel/hipotesis diterima (0,16 < 3,84)

tabel  penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 x A2a2)

No Genotip atau pasangan Hasil percobaan Jumlah


alel/pasangan sisi koin
1 A1A2 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III 28
2 A1a2 IIIII IIIII IIIII IIIII II 22
3 a1A2 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 26
4 a1a2 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 24
Total 100

Table uji X2

N Gamet Pengamatan Hipotesis Harapan Khi-


O kuadrat
1 A1A2 28 ¼ x 100 25 32/25=0,36
2 A1a2 22 ¼ x 100 25 32/25=0,36
3 a1A2 26 ¼ x 100 25 11/25=0,04
4 a1a2 24 ¼ x 100 25 11/25=0,04
Total

Keterangan :   db : 4-1 =3                 X2 tabel : 7,81            


                        Taraf : 0,05                  X2 hitung :0,36+0,36+0,04+0,04= 1,16
X2 tabel = 7,81

Kesimpulan : jadi X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan misbah
mendel/hipotesis diterima (1,16<7,81).

5. Pertanyaan dan tugas


1. Berapa peluang untuk masing-masing sisi sebuah dadu (berisi enam)

Jawaban : 1.   Satu dadu (6 sisi)

No Gamet/alel (sisi Hasil Percobaan Jumlah


koin)
1 1 IIII IIII IIII II 17
2 2 IIII IIII IIII IIII 20
3 3 IIII IIII 10
4 4 IIII IIII IIII IIII III 23
5 5 IIII IIII IIII IIII 19
6 6 IIII IIII I 11
Total 100

No Gamet Pengamatan Harapan Deviasi d2


(O) (e)

1 1 17 16,6 -0,4 0,16 0,01

2 2 20 16,6 3,4 11,56 0,69


3 3 10 16,6 6,6 43,56 2,62
4 4 23 16,6 -6,4 40,96 2,47
5 5 19 16,6 -2,4 5,76 0,34
6 6 11 16,6 5,6 31,39 1,89
Total 8,02

Jadi peluang pada mata dadu tersebut ialah :


1/6 = 0.16.
2. Bila tiga buah dadu dilempar secara bersama-sama, berapa peluang munculnya mata
dadu secara bersamaan pada ketiga buah dadu tersebut.
Jawaban : P (ABC)=P(A).P(B).P(C)
=1/6.1/6.1/6
=1/216.
Jadi berdasarkan teori peluang, munculnya mata dadu dua secara bersamaan pada
pelemparan tiga dadu secara bersamaan adalah satu kali dari 216 kali lemparan
(1/216).

Pembahasan
Dari hasil pengamatan telah didapat data pada pelemparan satu uang logam sebanyak
100x lemparan, diperoleh data yang signifikan karena di dapat: X2hitung < X2tabel sehingga
lemparan sesuai perbandingan A : G = 1 : 1
Pelemparan dua uang logam sebanyak 100x pelemparan dapat diterima atau signifikan
karena karena hasil perhitungan X2hitung > X2tabel. Jadi, sebagian besar percobaan yang
dilakukan datanya diterima atau signifikan karena semua lemparan yang dilakukan sesuai dengan
perbandingan.
Sifat kejadiannya pada yang logam adalah lemparan, peristiwanya ialah mata uang logam
itu akan muncul gambar atau angka setelah dilentingkan. Jumlah peristiwa di sini adalah dua
(gambar dan angka). Nilai kemungkinan dari gambar atau angka untuk sekali lemparan adalah
0,5. Namun tidak demikian kemungkinannya apabila uang logam dilemparkan sampai berkali-
kali, meskipun kesempatan keduanya sama yaitu 1 : 1, hasil lemparan tidak mutlak berporsi
50%. Pada pelemparan sebuah uang logam sebanyak 100kali, perolehan angka ataupun gambar
tidak pasti berjumlah 50, tetapi bisa kurang atau lebih dari 50 (mendekati 50). Dari keseluruhan
percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya keberhasilan dalam pengujian teori
kemungkinan ini dengan menggunakan pelemparan mata uang, yang setelah dilakukan
pelemparan kemudian diuji dengan menggunakan rumus Chi Square atau uji X2 . Dalam hal ini
uji X2 memiliki peran atau fungsi untuk untuk mengetes apakah rasio fenotipe praktis dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ratio fenotipe teoritis. Selain itu pelemparan homogen
berfungsi memberikan peluang yang sama terhadap masing-masing sisi baik angka maupun
gambar dalam masing-masing karakteristik yang diamati.
Kesimpulan
1.    Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagaimya
umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan.
2.    Dalam praktikum ini menggunakan suatu uji yang dikenal dengan uji X2 dan memperhatikan
besarnya sampel dan jumlah peubah. Teori kemungkinan banyak digunakan dalam ilmu
Genetika.
MATERI II
Hukum Mendel

1. Tujuan praktikum

Percobaan ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip dan proses segresi serta menjelaskan
prinsip dan perpaduan bebas.

2. Latar belakang
Sebelum abad ke-20, pewarisan sifat dari tetua kepada keturunannya dipahami sebagai
“blending inheritance” atau pewarisan campuran. Sifat yang diperlihatkan oleh keturunan adalah
campuran dari sifat kedua tetuanya. Jadi bunga berwarna ungu, jika disilangkan dengan bunga
berwarna putih akan menghasilkan bunga berwarna campuran (ungu muda). Namun teori ini
gugur setelah Gregor Mendel melakukan serangkaian percobaan yang kemudian meletakkan
prinsip-prinsip genetika yang kita kenal sekarang.
Teori pewarisan sifat yang dirumuskan oleh Mendel dari rangkai percobaan yagn
dilakukan diawali oleh kemauan dan kemampuan untuk mempersiapkan bahan-bahan
persilangan. Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan persiapan ini adalah
mengoleksi/mengumpulkan berbagai jenis kacang-kacangan diantaranya Pisum
sativum. Kemudian dari koleksi ercis yang menyerbuk sendiri selama beberapa generasi ini, ia
mengamati dan memilih tujuh sifat-sifat yang memiliki ciri-ciri yang mudah dibedakan, yaitu
warna bung ungu dan putih, letak bunga yang axial dengan terminal, batang pendek dengan
tinggi, warna biji hijau dengan kuning, bentuk biji yang licin dan keriput, dan sifat polong yang
pecah dengan tetap melekat pada batang setelah matang.
Hasil persilangan dari ketujuh sifat yang diamati menunjukkan bahwa selalu diperoleh
keturunan yang sifatnya seragam mengikuti salah satu tetua. Jadi persilangan ercis berbunga
ungu dengan yang putih menghasilkan keturunan ercis berbunga ungu saja, walaupun dilakukan
persilangan resiprok. Harus diingat bahwa saat itu belum ada informasi mengenai inti sel,
kromosom, apalagi mengenai gen didalamnya. Mendel menyimpulkan bahwa ada suatu
faktor/satuan pewarisan yang kita kenal sekarang sebagai gen yang diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Sifat yang muncul dari suatu tetua dikatakan dominan, sedangkan sifat
yang tersembunyi disebut resesif. Untuk yang mewariskan sifat dominan seperti warna bunga
ungu, Mendel menetapkan lambang P (huruf besar), sedangkan untuk yang resesif dilambangkan
dengan p (huruf kecil).
Setiap individu tanaman memiliki dua factor (sepasang) untuk masing-masing sifat yang
kemudian dikenal dengan istilah sepasang alel, satu berasal dari tetua jantan dan yang lain dari
tetua betina. Dalam penggabungan (pembuahan) setiap faktor tetap utuh dan selalu
mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukan gamet, setiap faktor dapat
bersegregasi/berpisah kembali dalam jumlah yang sama. Konsekuensinya setiap gamet akan
membawa satu anggota dari sepasang faktor. Ini kemudian dikenal sebagai hkum Mendel I
(equal segregation) yaitu setiap alel dari sepasang alel akan memisah sewaktu pembentukan
gamet dalam jumlah yang seimbang/sama.
3. Metode percobaan
3.1. Alat dan bahan
-Kancing merah dan kancing putih atau kancing sembarangan dan kancing temple (studi)
masing-masing sebanyak 100 buah.
- Kancing belang merah-kuning, merah-hitam, putih kuning, dan putih hitam masing-
masing sebanyak 100 buah.
-  Kotak karton sebanyak 2 buah ( gamet jantan dan betina ).
3.2. prosedur kerja
3.2.1. Hukum mendel
- Tandai kancing merah dengan lambang M untuk gen penentu warna merah dan kancing
putih dengan lambang m untuk penentu gen warna putih.
- Pisahkan 50 kancing merah kekotak jantan dan 50 sisanya kekotak betina demikian juga
dengan kancing putih.
- Aduk isi kotak dengan cara menggoyangkan agar kaedah acak tercapai. Dengan demikian
begitu peluang pengambilan kancing merah dan kancing putih dalam satu kotak sama.
- Ambil satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat
kombinasi alel yang diperoleh sampai 50 pengambilan.
- Ulangi pengambilan sebanyak satu kali dengan prosedur yang sama.
- Tentukan perbandingan genotip dan fenotipe kombinasi yang diperoleh.
- Bandingkan data pengamatan kelompok dengan data yang seharusnya menurut Mendel
menggunakan uji X2 tarik kesimpulan.
3.2.2. Hukum mendel II
Masing-masing kancing berwarna belang ( merah-kuning, merah-hitam, putih-
kuning,dan putih-hitam ) merupakan hasil segregasi dua sifat beda (dihibrid ) misalnya
bentuk biji yang ditentukan oleh alel A dan a, dan warna kulit biji yang ditentukan oleh
alel B dan b.
1. Beri lambang A untuk warna merah dan a untuk warna putih.
2. Beri lambang huruf B untuk warna kuning dan b untuk warna hitam.
3. Sediakan kancing berwarna belang, masing-masing sebanyak seratus buah, masukkan
50 buah ke dalam kotak jantan dan 50 sisanya ke kotak betina.
4. Ambil satu buah kancing dari kotak jantan dan betina secara bersamaan dan catat
kombinasi alel yang diperoleh sampai 50 pengambilan.
5. Ulangi pengambilan sebanyak satu kali dengan prosedur yang sama.
6. Bandingkan data pengambilan kelompok dengan data yang seharusnya menurut
Mendel menggunakan uji X2 tarik kesimpulan.
4. Hasil pengamatan
Tabel 2.1. Segregasi alel pada waktu pembentukan gamet.

Kombinasi Alel Pengamatan Jumlah

MM IIIII IIIII II 12
Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 26
Mm IIIII IIIII II 12
Tabel 2.2. Perbandingan genotip menurut uji X2

Genotip Pengamatan Harapan (P-H)2/H


e
MM 12 ¼ x 50 = 12,5 (12-12,5)2/12,5 = 0,02
Mm 26 2/4 x 50 = 25 (26-25)2/25 = 0,04
Mm 12 ¼ x 50 = 12,5 (12-12,5)2/12,5 = 0,02
Tabel 2.3. Perbandingan fenotipe menurut uji X2

Fenotipe Pengamatan(P) Harapan(H) (P-H)2/H


Merah 38 ¾ x 50 = 37,5 (38-37,5)2/37,5 = 0,06
Putih 12 ¼ x 50 = 12,5 (12-12,5)2/12,5 = 0,02

Kesimpulan :

Tabel 2.4. Segregasi dan pengelompokan alel dari pasangan gen yang berbeda pada waktu
pembentukan gamet.

Kombinasi Alel Pengamatan Jumlah

AABB IIIII I 6

AABb III 3

Aabb IIIII II 7

AaBB IIIII 5

AaBb IIIII I 6
Aabb IIIII II 7

aaBB III 3

aaBb IIIII 5

Aabb IIIII III 8

Tabel 2.5. Perbandingan fenotipe pada F2 menurut uji X2

Kombinasi Pengamatan Harapan (P-H)2/H


Alel
A_B_ 20 9/16 x 50 = 28,125 (20-28,125)2/28,125 = 2,374
A_bb 14 3/16 x 50 = 9,375 (14-28,375)2/28,375 = 2,281
aaB_ 8 3/16 x 50 = 9,375 (8-28,375)2/28,735 = 0,201
Aabb 8 1/16 x 50 = 0,833 (8-28,833)2/28,833 = 7,605

5. Pertanyaan atau tugas


1. Apa yang akan terjadi jika tanaman ercis yang digunakan Mendel buakn hasil
penyebab sendiri selama beberapa generasi.
Jawaban : Yang akan terjadi yaitu tanaman ercis tidak akan menghasilkan keturunan
yang bagus dan tanaman ercis akan menghasilkan keriput dan kisut.
2. Jelaskan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II !
Jawaban : -Hukum Mendel I
“Pada waktu  berlansung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi kedalam
masing-masing gamet yang terbentuk”.
- Hukum Mendel II
“Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga
didalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas.”
3. Jelaskan kaitan Hukum Mendel II dengan proses meiosis

Jawaban : Hukum mendel II


 “Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya,
sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen
secara bebas”
Sedangkan proses meiosis memiliki pengertian yakni,
Proses meiosis menghasilkan empat sel anakan yang memiliki setengah jumlah kromosom sel
induknya (haploid).
Jadi, jika di kaitkan hubungan keduanya maka dapat di aplikasikan seperti berikut :
parental
Aa >< Bb
A                B
a                 b
f1 maka akan menghasilkan keturunan
AB, Ab, Ab, ab
Pada percobaan ini kaitan meiosis yakni menghasilkan 4 sel anakan yang memiliki
setengah jumlah kromosom sel induknya,dan proses segregasi tidak bergantung pada pasangan
gen lainnya dan dapat bersegregasi secara bebas.
Pada percobaan monohybrid, Mendel mendapatkan hasil sebagaimana pada Tabel  1.6. lakukan
uji Khi-Kuadrat, apakah masing-masing sifat yang diperoleh Mendel diatas sesuai dengan
nisbahciri dominan : ciri resesif = 3 : 1 (3/4 ciri dominan : 1/4 ciri resesif.
4. Pada percobaan monohybrid, Mendel mendapatkan hasil sebagaimana pada
Tabel  2.6. lakukan uji Khi-Kuadrat, apakah masing-masing sifat yang diperoleh
Mendel diatas sesuai dengan nisbah ciri dominan : ciri resesif = 3 : 1 (3/4 ciri
dominan : 1/4 ciri resesif).
Jawaban :
Tabel 2.6. Fenotipe F2 percobaan mendel dari berbagai sifat monohybrid

No Sifat Ciri dominan Ciri resesif Nisbah


sebenarnya
dominan : resesif
1 Bentuk biji Bulat = 5474 Keriput = 1850 2.96 : 1
2 Warna biji Kuning = 6022 Hijau = 2001 3.01 : 1
3 Tinggi Tinggi = 787 Pendek = 277 2.84 : 1
tanaman
4 Warna petal Ungu = 705 Putih = 224 3.15 : 1
5 Letak bunga Aksial = 651 Terminal = 207 3.14 : 1
6 Warna polong Hijau = 428 Kuning = 152 2.82 : 1
7 Bentuk polong Penuh = 882 Kisut = 299 2.95 : 1

Warna O E (o-e)2/e
Ungu 705 697 0,09
Putih 224 232 0,28
Total 929 929 0,37
X2 = 0,37
Kesimpulannya : Jika Chi2  lebih kecil dari X2 maka nisbah hukum mendel benar.

2.8 Pembahasan Hukum Mendel II


Dari percobaan yang dilakukan kali ini dilakukan persilangan dihibrid (persilangan
dengan dua sifat beda) yaitu antara bentuk dan warna biji. Dalam hal ini warna gen merah (A)
pembawa sifat untuk biji bulat dan dominant terdapat putih (a). Sedangkan warna gen kuning (B)
adalah pembawa sipat untuk warna biji kuning dan dominant terhadap warna hitam (b).
Persilangan antara biji bulat berwarna kuning (BBKK, yang diwakili kancing genetik berwarna
merah dengan biji berwrna hitam (bbkk) diperoleh F1 yang 100% berwarna bulat berwarna
Kuning (BbKk), karena biji bulat dan biji berwarna kuning bersifat dominant terhadap biji kisut
dan biji berwarna hitam.
Menurut hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2
adalah 9:3:3:1. Hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 50x diperoleh data rasio
fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 19 kali, sifat Bulat-Hitam sebanyak 12 kali, dan
sifat Keriput-kuning sebanyak 13 kali dan keriput-hitam sebanyak 6 kali. Sehingga diperoleh
perbandingan 9:3:3:1.
KESIMPULAN
1.         Gen merah bersifat dominant terhadap gen putih, sehingga gen putih tertutupi oleh gen merah
karena gen putih bersifat resesif. Pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Sedangkan
pada F2, persilangan antara F1xF1 maka diperoleh tiga macam fenotipe yaitu merah-merah,
merah-putih, dan putih-putih. Dengan genotif untuk merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-
putih (mm). dengan perdandingan fenotif 1:2:1. Perbandingan fenotipe untuk persilangan
monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominant.
2.        Hukum Mendel II disebut hukum pengelompokan gen secara bebas..
Perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1. Gen yang
bersifat dominant akan menutupi gen yang bersipat resesip. Tujuan dari persilangan dua sifat
beda adalah untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alelnya dari karekter
tersebut.
MATERI III
Analogi pembelahan mitosis dan miosis
1. Tujuan praktikum
a. memahami proses pembelahan sel
b. mengenal proses gametogenesis dan pertilisasi

2. latar belakang
Proses pembelahan sel secara meiosis terjadi pada sel kelamin. Miosis dimulai dan
bergerak menuju kutub yang berlawanan. dengan sel diploid yang disebut sel gonad atau
sel kecambah primordial.
1. Mitosis
Interfase : interfase dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap G1 ( tahap
pertumbuhan pertama). Kedua tahap S (tahap sintesis), dan ketiga tahap G2 (tahap
pertumbuhan kedua). Kegiatan sel pada tahap G1 berhubungan dengan persiapan
sel untuk mensintesis DNA dan menggandakan kromosom.
Porfase : fase ini ditandai dengan memendek dan menebalnya kromosom yang
dapat diamati dengan meenggunakan mikroskop. Sentriol membelah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan. Pada saat sentriol sudah mendekati kutub yang
berlawanan, benang spindle terbentuk dan terlihat seperti penghubung kedua
sentriol.
Metafase : fase ini ditandai dengan pengaturan kromosom pada bidang ekuator.
Anafase : pada tahap anaphase sentromer membelah sehingga kromatid terpisah,
sentromer kemudian bergerak menuju kutub masing-masing.
Telofase : setelah kromosom bermigrasi, membrane sel berkerut pada bagian
tertentu yang mengakibatkan sel terbagi menjadi dua. Membran inti terbentuk
kembali. Kromosom berubah menjadi ramping dan panjang.
2. Meiosis
Meiosis 1: pada tahap ini pembelahan sel mempunyai mitosis. Dari segi genetika
yang terpenting dari fase ini adalah penggandaan kromosom pada tahap interfase.
Selam profase, kromosom memendek dan menebal, sentriol terbelah, membrane
inti menghilang dan spindle terbentuk.
Pada fase ini setiap pasang kromosom yang homolog saling tertarik satu dengan
yang lainnya dan mengatur posisi saling bersebelahan yang membentuk susunan
tetrad. Kromosom homolog yang terpisah bergerak kearah sentriol pada kutub sel.

Meiosis 2: pada tahap profase 2, sentriol membelah menjadi dua dan bermigrasi
ke kutub yang berlawanan. Membrane inti menghilng kromosom memendek dan
menebal, serta benang spindle terbentuk. Pada tahap metaphase 2, kromosom
berada pada bidang ekuator. Kromosom yang masing-masing memiliki 2
kromatid terpisah dan menjadi dua set kromosom yang beruntai tunggal.

You might also like