You are on page 1of 26

TUGAS KE TIGA (3)

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MEMBACA

Dosen pengampu: Zulfadli Hamdi,M. Pd

Oleh:

LIZA LAELATUL FATONAH


NPM: 210102233

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Matak Kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia SD

FROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)


UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatulloh hiwabarokatuh

Puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT dimana berkat

ramhat, hidayah beserta izinnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan

tepat waktu. Tidak lupa pula penulis haturkan sholawat beserta salam kepada

junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa Ummat

nya dari zamannya Mentari-mentari jahiliyah, sehingga kini kita berada dalam

kesejukan dan kedaimaian dibawah naungan Islam.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak dosen

pengampu Mata kuliah Pembelajaran Membaca dan Menulis Bapak Zulfadli

Hamdi,M. Pd. Yang telah memberikan kami tugas ini, sehingga dapat memami

materi terkait “konsep dasar pembelajaran membaca”. Harapan penulis semoga

dapat memberikan manfaat dan pelajaran bagi semua yang membaca baik itu

dari penulis sendiri dan orang lain,lebih kurangnya penulis mohon maaf dan

ucapan terimaksih.

Wassalamu’alaikum warohmatulloh hiwabarokatuh

Sawing, 7 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Mengklasifikasi Konsep Dasar Pembelajaran....................................


B. Makna, Fungsi, dan Tujuan Konsep Dasar Pembelajaran .................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting bagi siapa saja

yang ingin mengetahui sesuatu. Dengan membaca, seseorang dapat

mempelajari berbagai informasi penting yang dibutuhkan dalam berbagai

bidang kehidupan. Informasi penting menyangkut kebutuhan seseorang

atau sekelompok orang, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,

pendidikan, pencapaian tujuan dan estetika. Dibutuhkan baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam kebutuhan hidup yang erat

kaitannya dengan literasi dan aktivitas. Ahli di berbagai bidang,

misalnya, tidak mungkin menguasai bidang Anda tanpa membaca. Tidak

mungkin bagi teknokrat untuk memperoleh keterampilan mereka tanpa

membaca. Wartawan, pekerja, bahkan ibu rumah tangga tidak bisa

berperan dengan baik dan maksimal dalam menjalankan tugasnya tanpa

membaca. Itulah sebabnya membaca merupakan bagian penting dan

esensial dalam kehidupan manusia.. Karena kemampuan orang Indonesia

di ketiga bidang tersebut masih lemah, bahkan seperseratusnya saja

masih belum bisa membaca, menulis, dan membaca. Penyebabnya sangat

kompleks, seperti kekurangan guru, gaji guru tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang layak, sarana prasarana dan

kesempatan pendidikan masih kurang memadai, minat belajar siswa

belum optimal, orang tua kurang paham. . pentingnya belajar. pendidikan


dan sumber keuangan orang tua siswa yang tidak mampu membiayai

pendidikan anak-anak mereka. Selain faktor tersebut, masih banyak

faktor lain yang melemahkan penguasaan keterampilan dasar siswa

khususnya membaca, yaitu budaya dan lingkungan siswa yang kurang

mampu..

Di era reformasi dan perkembangan teknologi ini, sudah saatnya

bangsa kita berlomba-lomba untuk maju di segala bidang seperti bangsa

lain. Kemajuan tersebut tidak terlepas dari peran guru di sekolah.

Meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai bidang yang dipercayakan

kepada masing-masing guru. Secara khusus, guru bahasa dan sastra

Indonesia harus dipersiapkan untuk meningkatkan berbagai pengetahuan

dan keterampilan bahasa Indonesia, terutama bagi semua guru. Dalam

keterampilan berbahasa Indonesia, siswa dituntut untuk dapat membaca

dan menulis, sehingga guru harus mempersiapkan kurikulum membaca

sesuai dengan filosofi yang disepakati, pendekatan, teknik, keterampilan

menulis, memiliki kemampuan mengajar siswa membaca dan menulis.

membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk menyukai membaca dan

mampu membaca sesuai dengan kebutuhan waktu. Siswa zaman sekarang

dituntut untuk mengembangkan sistem membaca yang tepat dan efektif.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan pergerakan informasi yang pesat


akhir-akhir ini menuntut para pencari informasi untuk menemukan cara

yang paling akurat atau tepat agar dengan mudah menemukan informasi

yang disajikan dalam media tertulis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka rumusan

masalah nya sebagai berikut:

1. Bagaimana mengklasifikasikan konsep pembelajaran membaca.

2. Apa makna, fungsi, dan tujuan pembelajaran membaca.

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuannya

adalah untuk:

1. Mengetahui apa makna, fungsi, dan tujuan pembelajaran membaca.

2. Mengetahui bagaimana mengklasifikasian konsep pembelajaran

membaca.

D. Manfaat

Manfaat makalah ini untuk mempermudah pembaca agar

lebih mengetahui apa konsep dasar keterbacaan membaca.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengklasifikasikan Konsep Dasar Pembelajaran Membaca

1. Konsep Dasar Pembelajaran Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Membaca adalah

proses aktif yang bertujuan dan membutuhkan strategi. Hal ini didukung

oleh definisi berikut. Hodgson (Tarigan, 2015:7) mengemukakan bahwa

membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan pembaca

untuk menerima pesan yang disampaikan oleh penulis melalui bahasa

tulis. Dalam hal ini, membaca bukan hanya proses, tetapi juga tujuan.

Membaca adalah proses dinamis di mana pesan yang

dimaksudkan penulis direkonstruksi secara grafis (Goodman 2011).

Dalam pendekatan Button-Up, membaca adalah proses menguraikan

simbol-simbol tertulis yang berbeda dalam bentuk linier menjadi

padanan pendengaran yang berbeda (Nunan, 2017). Jadi, dalam proses

membaca, seseorang mengisolasi, menyembunyikan, mencocokkan

simbol tertulis dengan padanan pendengaran, mencampurnya untuk

membentuk kata-kata, dan menyimpulkan makna ketika ia menemukan

setiap huruf untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, menemukan arti

sebuah kata adalah langkah terakhir dalam prosesnya.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2010:11) menulis bahwa

membaca adalah proses membaca yang kritis dan kreatif, yang bertujuan

untuk memperoleh pemahaman membaca yang komprehensif dan

penilaian tentang status, nilai, fungsi, dan dampak membaca. Definisi ini

sesuai dengan membaca pada tingkat tinggi, yaitu membaca kritis dan

membaca kreatif. Setiap guru bahasa harus memahami dan memahami

dengan benar bahwa membaca adalah keterampilan yang kompleks dan

kompleks yang mencakup atau mencakup serangkaian keterampilan yang

lebih kecil. Dengan kata lain, literasi melibatkan tiga bagian, yaitu: (a)

pengenalan huruf dan tanda baca; b) hubungan antara huruf dan tanda baca

serta unsur kebahasaan yang terkait, (c) hubungan lebih lanjut dari A dan

B dengan makna atau meaning (Broghton, dalam Tarigan 2014:11).

Keterampilan B adalah kemampuan untuk mengasosiasikan tanda

hitam di atas kertas - dengan kata lain, gambar berpola - dengan bahasa.

Tanpa kemampuan belajar dan memahami bahasa, tidak mungkin belajar

membaca. Hubungan ini terlihat jelas antara unsur-unsur pola di atas

kertas dan unsur-unsur bahasa formal. Keterampilan ketiga, atau C, yang

mencakup semua keterampilan membaca, pada dasarnya adalah

keterampilan intelektual; adalah kemampuan atau kesanggupan untuk

mengaitkan tanda hitam di atas kertas melalui unsur formal bahasa, yaitu

bunyi kata, dengan makna yang dilambangkan oleh kata tersebut

(Broghton, Tarigan 2017:12).


2. Karaktristik Pembelajaran Membaca

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah dimana

guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan pembelajaran dilakukan oleh

siswa atau siswa. Menurut Sagala (2013:61) Corey (2016: 195), konsep

belajar adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja

dimanipulasi sehingga ia dapat terlibat dalam perilaku tertentu atau

bereaksi dalam situasi tertentu dalam keadaan tertentu, belajar adalah

suatu bagian khusus dari pendidikan.

Belajar membaca bermakna karena semua bacaan dirancang

untuk membantu seseorang mempelajari keterampilan membaca dan

memperoleh nilai-nilai baru. Proses pembelajaran membaca terlebih

dahulu meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar siswa. Ini

termasuk keterampilan dasar, motivasi, latar belakang akademis, latar

belakang sosial ekonomi dll. Kesiapan guru untuk mengenali kekhasan

siswa dalam belajar membaca merupakan modal dasar penyampaian

bahan ajar dan indikator keberhasilan pelaksanaan pengajaran.

Pengajaran dan pembelajaran membaca dengan demikian ditujukan

untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan kemampuan

menguasai mata pelajaran yang pengetahuannya berasal dari luar tetapi

dibangun dalam diri siswa secara individu.


Belajar membaca adalah keterampilan kompleks yang melibatkan

banyak keterampilan yang lebih kecil. Secara umum, pembelajaran

membaca memiliki dua karakteristik penting, yaitu sebagai berikut:

a. Secara alami, keterampilan mekanik dapat dianggap lebih lemah.

Ini termasuk: a) pengenalan karakter; b) penyajian unsur

kebahasaan (fonem/grafem, kata, kalimat, kata berima, frasa,

dsb); c) mengenali hubungan/kesesuaian antara ejaan dan pola

suara (kemampuan mengucapkan bahan tertulis); d) kecepatan

membaca ke tingkat yang lambat.

b. Keterampilan adalah pemahaman yang dapat dipertahankan pada

tingkat yang lebih tinggi. Ini meliputi: (a) pemahaman istilah

sederhana (leksikal, gramatikal, retoris); (b) memahami makna

atau signifikansi (yaitu, maksud dan tujuan penulis, makna/ruang

budaya, dan reaksi pembaca); c) penilaian atau evaluasi (isi,

bentuk); (d) kecepatan membaca yang fleksibel yang mudah

disesuaikan dengan keadaan (Brighton, Tarigan 2018:12-13).

3.  Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Membaca

Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam penyajian

pembelajaran membaca, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut: (1) Pengendalian awal. (2) Penyiapan lingkungan. (3) Persiapan

siswa. (4) Transmisi bahan studi. Broughton, Tarigan (2018:12-13)

menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menentukan bahan bacaan.


a. a.Sesuai dengan tujuan pembelajaran atau dapat

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan

umum siswa.

c. Terorganisir secara sistematis dan berkesinambungan.

d. hal. Termasuk masalah faktual dan konseptual.

Bahan pembelajaran dan bahan bacaan ditentukan berdasarkan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi pembelajaran yang

ditawarkan merupakan materi yang bermakna dan sangat penting bagi

siswa baik dari segi tujuan yang dicapai maupun pembelajaran materi

selanjutnya.

4. Metode Pembelajaran Membaca

Dalam kenyataan sehari-hari, seorang siswa harus menggunakan

keterampilan membaca cepat untuk memahami makna bahan bacaan

secara efektif dan efisien. Menurut Brighton (et.al) 2018 Tarigan

(2018.22) ada beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca

siswa ke tingkat yang efektif. Beberapa metode telah dikembangkan

untuk meningkatkan ini: a. metode kosakata, b. metode motivasi (minat),

c. alat bantu metode dan d. metode gerakan mata. Rincian lebih lanjut

tentang metode ini dibahas secara terpisah.

a) Metode kosakata adalah metode yang mengembangkan kecepatan

membaca melalui kosakata. Dengan kata lain, metode ini

mengembangkan perhatian pada aspek kosakata pembaca.


Bagaimana? Volume kosakata seseorang terbatas dan terus bertambah

sesuai dengan bagaimana ia dapat meningkatkan kosakatanya setiap

hari. Prinsip metode kosakata adalah latihan menambah dan

menambah kosakata dalam jumlah banyak. Dasar-dasar metodenya

jelas, yaitu semakin besar dan besar kosakata siswa, semakin tinggi

bacaannya. Itu diajarkan kepada siswa.

b) Prinsip kerja metode motivasi adalah memotivasi pemula (pembaca

yang mengalami hambatan dalam kecepatan membaca) dengan

berbagai rangsangan membaca yang menarik untuk meningkatkan

minat mereka. Diharapkan dari sana akan tumbuh kebiasaan membaca

yang tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kecepatan dan

pemahaman membaca mereka. Ide di balik lahirnya metode ini adalah

bahwa semakin ia tertarik pada jenis buku tertentu, semakin besar

kecepatan dan pemahamannya.

c) Metode berbantuan alat adalah suatu metode dimana pembaca dapat

dibantu dalam membaca (melihat garis bacaan), gerakan matanya

dipercepat dengan ujung pensil, ujung jari atau alat khusus. kayu

Pertama dengan kecepatan rendah, lalu akselerasi dan kemudian

akselerasi. Jadi kecepatan mata mengikuti kecepatan alat. hal.

d) Metode gerakan mata merupakan metode yang paling banyak

digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat saat ini, baik untuk

pembelajaran awal membaca maupun bagi siapa saja yang ingin

meningkatkan kecepatan membaca. Cara melatihnya adalah dengan


mengembangkan kecepatan membaca dengan meningkatkan

kecepatan gerak mata, karena membaca itu sendiri berarti kecepatan

gerak mata dalam satuan bahasa jejak. Ide utama dari metode ini

adalah bahwa semakin lama dan semakin lebar jarak antara melihat

unit bahasa, semakin cepat membaca. Logikanya, jika kita hanya

membaca unit bahasa terkecil, kita harus membaca jumlah yang lebih

besar, yang membuat membaca menjadi sulit. Di sisi lain, hanya

membaca unit bahasa yang lebih besar seperti kalimat, kalimat

kompleks, frasa, atau bahkan unit pemikiran saja akan menggandakan

kecepatan membaca Anda.

Dalam praktiknya, pemahaman teks dapat diimplementasikan dengan

menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti: pendekatan bottom-up, top-

down dan interaktif. Berikut penjelasannya:

a. Belajar membaca dengan pendekatan bottom-up (bawah) dimulai dari

yang terkecil sampai yang terbesar.

b. Pemahaman dapat berkisar dari kata, struktur kalimat, paragraf hingga

percakapan. Pendekatan bottom-up (atas-bawah) dimulai dari

pemahaman global (keseluruhan) hingga ke bagian-bagian terkecil.

Pemahaman dapat dimulai dari kerangka wacana, paragraf, struktur

kalimat hingga kata-kata. Pendekatan ini dilakukan dengan

mengaktifkan skema siswa.


c. Pendekatan interaktif (gabungan bottom-up dan bottom-up) dirancang

untuk mengambil aspek positif dari dua pendekatan sebelumnya dan

menghindari efek negatif, sehingga sesuai dengan situasi dan keadaan.

5. Media Pembelajaran Membaca

Media pembelajaran pada hakikatnya adalah alat yang dapat

memperlancar pembelajaran. Ketika belajar membaca, media

pembelajaran dapat berupa gambar (peta, tabel, bagan, diagram, dll), film

asing, teks bacaan tertulis dan nonsastra. Peran media adalah untuk

memperjelas pemahaman siswa terhadap informasi yang mereka baca.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran media massa

dalam pembelajaran membaca sangatlah penting. Dengan menggunakan

media, siswa tertarik dan mudah dipahami. Seiring dengan penjelasan di

atas, berikut beberapa prinsip pemilihan dan penetapan bahan ajar

membaca. Menurut Sumadi (2011:35-36), prinsip-prinsip mendefinisikan

media dalam bahasa adalah sebagai berikut:

a) Fungsional, artinya memenuhi tujuan pembelajaran yang dicapai

dan benar-benar mendukung pencapaian tersebut.

b) Tersedia, yaitu media yang dapat digunakan tersedia dan siap.

c) Media yang murah atau bermanfaat tidak harus mahal, tetapi

terjangkau dan sesuai dengan kemungkinannya. hal.

d) Menarik, yaitu media yang digunakan menarik dan relevan

dengan kebutuhan siswa. Setidaknya ada beberapa kriteria untuk

menentukan media yang diminati siswa, yaitu:


1. sesuai dengan kebutuhan siswa,

2. sesuai dengan dunia siswa,

3. baru, dan ) menantang.

6. Jenis-jenis Membaca

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu

melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan

menjadi :

a. Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan

menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi

yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap

informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa

pikiran, prasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis. Ketrampilan

yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai

kemampuan, diantaranya adalah:

1)             Menggunakan ucapan yang tepat,

2)             Menggunakan frase yang tepat,

3)             Menggunakan intonasi suara yang wajar,

4)             Dalam posisi sikap yang baik,

5)             Menguasai tanda-tanda baca,

6)             Membaca dengan terang dan jelas,

7)             Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,

8)             Membaca dengan tidak terbata-bata,


9)             Kengerti serta memahami bahan bacaan yang

dibacanya,

10)         kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang

dibacanya,

11)         Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat

bahan bacaan,

12)         Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri

sendiri.

b. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang

dilakukan dengan tapan menyuarakan isi bacaan yang di

baca. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati

antara lain sebagai berikut:

1. Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak,

tanpa ada desis apapun,

2. Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala.

3. Membaca lebih cepat dibandingkan dengan

membaca nyaring,

4. Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai

penunjuk,

5. Mengerti dan memahami bahan bacaan,

6. Dituntut kecepatan mata dalam membaca,


7. Membaca dengan pemahaman yang baik,

8. Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat

kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

B. Makna, Fungsi, Dan Tujuan Pembelajaran Membaca

1. Makna Pembelajaran Membaca

Pembelajaran merupakan suatu proses yang menuntut siswa

untuk menciptakan beberapa kegiatan agar siswa benar-benar dapat

secara mandiri menciptakan pengetahuan dan mengembangkan

kreativitasnya. Belajar di bawah kendali pekerjaan guru adalah proses di

mana semua keterampilan siswa dikuasai. Kita harus meninggalkan

pendekatan belajar sebagai kegiatan yang hanya berorientasi pada

perolehan pengetahuan. Membaca adalah kegiatan yang sangat penting

bagi siapa saja yang ingin mengetahui sesuatu.

Dengan membaca, seseorang dapat mempelajari berbagai

informasi penting yang dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan.

Informasi penting menyangkut kebutuhan seseorang atau sekelompok

orang, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,

pencapaian tujuan dan estetika. Dibutuhkan baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam kebutuhan hidup yang erat kaitannya

dengan literasi dan aktivitas.

Belajar membaca adalah keterampilan pemahaman yang

diajarkan secara seimbang dan terpadu. Keseimbangan dalam arti belajar


membaca seimbang dengan keterampilan berbahasa lainnya. Dalam

pembelajaran membaca, fokus pembelajarannya adalah konsep-konsep

dasar membaca, bidang keterampilan berbahasa lainnya yang berkaitan

dengan pembelajaran. Inilah yang dimaksud dengan keseimbangan

keempat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran.

Terintegrasi artinya pembelajaran membaca dapat dipadukan dengan

keterampilan lain seperti menyimak, berbicara, dan menulis. Sedangkan

keterampilan yang dapat dialihkan adalah keterampilan berbicara dan

keterampilan menulis. Oleh karena itu, wacana pembelajaran membaca

dapat berbentuk wacana sastra atau nonsastra.

2. Fungsi Pembelajaran Membaca

Kemampuan membaca bagi siswa juga merupakan kemampuan

dasar dalam belajar karena hampir semua kemampuan untuk

memperoleh informasi dalam belajar bergantung pada kemampuan

tersebut. Melalui membaca, siswa dapat menggali informasi,

mempelajari pengetahuan, menperkaya pengalaman, mengembangkan

wawasan, dan meplejari segala sesuatu. Oleh sebab itu, siswa yang tidak

atau belum mampu membaca dengan baik, akan mengalami kesulitan

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran.

1. Fungsi intelektual

Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar

intelektualitas, membina daya nalar kita. Contoh : membaca


buku- buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan penelitian,

skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)

2. Fungsi Pemacu Kreatifitas

Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita

untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan

kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dan lain-lain.

3. Fungsi praktis

Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan

praktis dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik

memelihara ikan lele, resep membuat minuman dan makanan,

cara merawat tanaman, dll.

4. Fungsi Religious

Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan

keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada

Tuhan.

3. Tujuan Pembelajaran Membaca

Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin

kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dalam

melakukan kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan berbeda-

beda. Orang membaca peringatan dan rambu-rambu di jalan untuk

mengarahkan ia sampai pada tujuannya, menginformasikan bahaya di

jalan dan mengingatkan aturan-atauran lalu lintas.


Secara umum pembelajaran membaca yang dilakukan disekolah

harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran

membaca. Terdapat tiga tujuan utama dalam pembelajaran membaca

antara lain:

a) Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca

Tujuan pertama pembelajaran membaca secara lebih luas dapat

ditafsirkan agar siswa mencintai membaca. Tujuan ini menjadi

sangat penting sebab mencintai membaca adalah modal awal agar

siswa bisa membaca sekaligus tetap menjadi pembaca. Namun

demikian, pembelajaran di sekolah rupanya melupakan tujuan ini

sehingga sekolah hanya mampu menghasilkan siswa yang dapat

membaca tetapi tidak suka membaca.

b)    Mampu membaca dalam dalam hati dengan kecepatan baca yang

fleksibel.

Tujuan kedua dari pembelajaran membaca adalah agar

siswa mampu membaca dalam hati dengan kecepatan yang

fleksibel guna memperoleh pemahaman yang cukup. Sejalan

dengan tujuan ini, pembelajaran membaca haruslah diarahkan

agar siswa mampu memiliki kecepatan baca yang fleksibel.

Fleksibelitas membaca dapat diartikan sebagai keterampilan

memilih gaya dalam membaca. Jadi jika bacaan yang kit abaca

berbeda, gaya yang harus kita gunakan pun harus berbeda pula.

Fleksibilitas menyarankan pembaca untuk memiliki variasi


kecepatan membaca yang beragam. Pembaca harus mampu

menentukan kapan ia membaca cepat, kapan ia membaca layap,

dan kapan ia harus membaca loncat. Dengan demikian tidak salah

jika ditanyakan bahwa kedewasaan orang membaca dapat

ditentukan dari variasi kecepatan baca yang dia gunakan pada

beragam teks bacaan. Dengan kata lain, orang yang memiliki

kedewasaan membaca adalah orang yang fleksibel dalam

membaca.

c) Agar siswa memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas

isi bacaan.

Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran membaca

secara lebih khusus melatih siswa menguasai berbagai strategi

membaca. Berdasarkan konsep ini pembelajaran membaca harus

pula membekali siswa dengan pengetahuan metakognitif dalam

membaca. Pengetahuan ini merujuk pada kemampuan siswa

untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi membaca

agar ia dapat secara optimal memahami isi bacaan.

Berbagai strategi baca diciptakan agar pembaca mampu

membaca secara cepat dan menemukan informasi secara cermat

dan tepat. Semua strategi baca pada prinsipnya merupakan

panduan bagi seorang pembaca untuk fokus selama ia membaca.

Selain itu, strategi baca juga menyarankan bagi pembaca untuk


memiliki tujuan baca yang jelas hingga ia akan secara optimal

mencapai tujuan baca tersebut.

Sekaitan dengan hal ini ada beberapa hal umum yang harus

diperhatikan seorang pembaca ketika memilih.

Sekaitan dengan hal ini ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan

seorang pembaca ketika memilih strategi baca yang akan digunakan. Beberapa

hal yang harus diperhatikan pembaca tersebut adalah sebagai berikut:

1.             Tujuan membaca

2.             Bahan bacaan

3.             Waktu yang tersedia untuk membaca

4.             Posisi pembaca   

5.             Jenis membaca
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah memahami isi bacaan, namun untuk
mencapai pemahaman isi bacaan memerlukan melalui tahapan-tahapan
literasi. Dengan memahami tahapan-tahapan kemampuan membaca
masyarakat, diharapkan guru dapat mencocokkan tujuan pembelajaran
dengan tahapan-tahapan pembelajaran membaca.
Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangkaian
aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca.
Pembelajaran membaca bukan semata- mata dilakukan agar siswa
mampu membaca, melainkan sebuah proses yang melibatkan seluruh
aktivitas mental dan kemampuan berfikir siswa dalam memahami,
mengkritisi, dan memproduksi sebuah wacana tertulis.
Membaca dan mengajar membaca sangat erat hubungannya.
Kemampuan membaca seseorang sangat tergantung pada bagaimana ia
mengelola membaca, banyak tergantung pada bagaimana ia mengatur
membaca secara langsung atau tidak langsung. Kemampuan dan
kecerdasan membaca mendorong manusia untuk gemar membaca, yang
merupakan kunci keberhasilan hidup dalam berbagai fenomena yang
dapat dinikmati di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, status
membaca dan belajar membaca sangat penting bagi siswa dari SD hingga
SMA. Karena ketika siswa gagal, itu mempengaruhi berbagai
keterampilan di bidang lain.
Oleh karena itu, peran guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran
membaca di sekolah tidak bisa dipandang sebelah mata, karena
keterampilan membaca mempengaruhi prestasi siswa pada mata
pelajaran lain. Melalui berbagai kegiatan penelitian pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya literasi saat ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan partisipasi guru dalam pendidikan anak
bangsa Indonesia yang saat ini sangat sukses. jauh dari perkembangan
teknologi dunia yang mengglobal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disimpulkan sebaiknnya guru
harus lebih memerhatikan keterampilan dalam membaca, karna itu dapat
mempengaruhi dalam prestasi-prestasi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, PT Refika

Aditama, Bandung, 2016.

http://soddis.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-dan-tujuan-keterampilan. (Diakses

pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/jenis-jenis-membaca.html 

(Diakses pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

http://pgmi-iain.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-pembelajaran- membaca.

(Diakses pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

https://khusnin.wordpress.com/2012/09/03/konsep-dasar-ketrampilan-membaca-

dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia-mutakhir. (Diakses pada hari rabu

tanggal 26 Oktober 2016)

http://pgmi-iain.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-pembelajaran-membaca. (Diakse

s pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016)

http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-membaca-

dan. (Diakses pada hari rabu tanggal 26 Oktober 2016).

You might also like