Professional Documents
Culture Documents
Makalah Penelitian-Yepta Stepanus Sitepu
Makalah Penelitian-Yepta Stepanus Sitepu
PANCASILA
Disusun Oleh:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Pandangan Masyarakat tentang
Pancasila” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan untuk
menambah pemahaman mahasiswa tentang Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan menambah wawasan tentang Pendidikan Pancasila dan Pengaktualisasiannya bagi para
pembaca atau masyarakat. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aneke A
Salam, Dr, S.Th, M.Th, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membimbing penulis dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua narasumber yang telah membantu memberikan waktu dan pendapatnya guna
kelengkapan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DARTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
A. Metode/Desain Penelitian….…...…………………………………………..............….….8
C. Jenis Data…………………………………………………………………………….…...8
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………………………..11
B. Kesimpulan Wawancara…………………………………………………………………14
BAB V: PENUTUP………………………………………………………………………………15
ii
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran …………………………………………………………………………………….16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki identitas bangsa dengan dasar negara yaitu Pancasila. Nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang baik untuk diterapkan dan
diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sehubungan dengan
Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia. Walaupun Pancasila hanya
terdiri dari lima sila yang biasa diucapkan saat upacara, tetapi Pancasila memiliki pengertian yang
sangat dalam.
Penulis berusaha untuk menguak lebih lanjut tentang bagaimana pemahaman masyarakat
tentang Pancasila dan bagaimana masyarakat mengaktualisasikan pancasila yang penuh dengan
keberagaman nilai dalam kehidupan sehari hari. Serta bagaimana pandangan dari tiap kalangan
masyarakat berdasarkan usia.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam makalah ini penulis menyajikan pembahasan tentang
pemahaman masyarakat tentang pancasila berdasarkan usianya dan bagaimana masyarakat
mengaktualisasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pancasila merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa bagi bangsa Indonesia. Selain
sebagai dasar falsafah negara, Pancasila juga menjadi dasar bagi seluruh bangsa Indonesia dalam
mengatasi berbagai permasalahan bangsa dan membangun peradaban bangsa Indonesia di masa
kini dan masa yang akan datang. Pada 1 Juni ditetapkan menjadi hari lahirnya dasar negara
Indonesia, yaitu Pancasila. Peringatan Hari Lahir Pancasila juga dijadikan sebagai hari libur
nasional. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Penetapan hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Hal
pertama yang dibahas dalam sidang BPUPKI adalah permasalahan “Dasar Negara”. Dalam sidang
tersebut Muh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno menyampaikan gagasan mereka tentang rencana
dasar negara Indonesia. Istilah Pancasila sendiri diperkenalkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya
pada tanggal 1 Juni 1945. Melalui rapat-rapat intensif yang dilakukan pada tanggal 14-16 Juni
1945, akhirnya Panitia Sembilan telah mencapai suatu hasil mengenai rumusan Pancasila yang
lazim kita kenal dengan istilah Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Pancasila sebagai dasar negara belum final. Karena dirasa BPUPKI belum merupakan
perwakilan yang representatif, maka dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 7 Agustus 1945. Awalnya PPKI hanya bertugas untuk memeriksa hasil-hasil
dari sidang yang dilakukan BPUPKI, akan tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi
penting lainnya.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut kepada sekutu. Kekalahan Jepang atas sekutu
menyebabkan kekosongan kekuasaan di Indonesia dan inilah yang dijadikan sebagai dasar untuk
3
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan dan pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Undang-
Undang Dasar, yang sekarang dikenal dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Sebelum disahkannya Pancasila menjadi seperti sekarang, telah terjadi perubahan rumusan sila
pertama, yang semula berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ke-5 sila dalam Pancasila yaitu:
3. Persatuan Indonesia
Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan jati diri bangsa yang menyatukan
keberagaman yang ada di Indonesia dan sekaligus sebagai pemersatu yang terus saling
menguatkan bangsa Indonesia.
Sebagai ideologi bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang seyogyanya
terinternalisasi dalam diri setiap rakyat Indonesia. Ya, Pancasila adalah ruh yang menggerakkan
aktivitas keseharian bangsa. Karena itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita
sehari-hari menjadi sebuah urgensi. Mengapa demikian? Pancasila dirumuskan oleh para
Founding Fathers negara Indonesia dengan “memeras” sari pati nilai-nilai luhur yang telah sejak
dulu membudaya di nusantara. Nilai-nilai luhur tersebut telah tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat, bahkan jauh sebelum Republik Indonesia berdiri.
Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas bangsa
Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Karena tanpa dasar negara, bangsa Indonesia
tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih
4
mudah terjadi. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki
wawasan mengenai nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia.
Adapun beberapa penerapan terhadap 5 sila yang dapat dilakukan di lingkungan masyarakat
maupun keluarga, yaitu:
Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Nilai ketuhanan pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai turunan, yaitu nilai kepercayaan
dan nilai ketakwaan. Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk keyakinan dan pengakuan
terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut
diwujudkan dengan adanya enam agama yang secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk beribadah
sesuai agama yang diyakininya tersebut. Hal ini sesuai amanah UUD 1945, terutama Pasal 28E
Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai
agamanya.” Adapun penerapan nilai ketuhanan di masyarakat yaitu:
Nilai ini termaktub dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”
Adanya nilai tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam
aktivitas keseharian masyarakat Indonesia.Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai macam
perbedaan, seperti yang tersurat dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka Tunggal
Ika”. Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
5
Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga negaranya memiliki kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 27
Ayat 1 UUD 1945. Adapun Penerapan nilai kemanusiaan di masyarakat yaitu:
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini. Maknanya adalah
bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan suku, bahasa,
agama, dan latar belakang budaya lainnya. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
nilai persatuan salah satunya dapat diwujudkan dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang
tinggi. Nasionalisme sendiri berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Adapun Penerapan
nilai persatuan di masyarakat yaitu:
a. Saling bekerja sama dan menghormati antar tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras,
dan golongan
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau keluarga
c. Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain
d. Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
e. Di tengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang budaya, bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pergaulan.
Nilai kerakyatan terkandung pada sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Nilai tersebut bermakna kekuasaan
tertinggi ada di tangan rakyat. Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang
6
menerapkan sistem demokrasi, yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Selain nilai tersebut, sila keempat juga bermakna pengambilan keputusan dari pendapat-pendapat
yang berbeda diutamakan melalui mekanisme musyawarah. Penerapan nilai kerakyatan di
masyarakat dapat dilakukan dengan:
a. Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga RT dan
RW
b. Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat
c. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.” Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan kesejahteraan. Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan
ekonomi, sosial, budaya, juga politik, merupakan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan demikian
nilai keadilan dapat diwujudkan. Adapun Penerapan nilai keadilan di lingkungan masyarakat yaitu:
Pengamalan ke-5 sila pancasila merupakan hal yang sejatinya wajib kita terapkan dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, serta menjadikan
pancasila sebagai dasar dalam beraktivitas, sehingga dapat hidup dengan damai dan tentram.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode/Desain Penelitian
pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang humanistik, serta dapat menjelaskan perspektif naturalistik dan perspektif
interpretif pengalaman manusia. Dengan metode penelitian kualitatif peneliti dapat melakukan
wawancara mendalam, fokus, dan teliti terhadap subjek penelitian sehingga data yang didapatkan
lebih akurat dan kredibel.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan yaitu data primer. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan
wawancara secara langsung baik dalam suasana formal maupun nonformal kepada orang yang
merupakan subjek penelitian.
8
D. Populasi dan Sample Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini termasuk populasi terbatas. Populasi dalam penelitian ini adalah
beberapa masyarakat yang dibagi berdasarkan usia, yaitu usia 17-30 tahun, 31-50 tahun, 51-65
tahun, dan usia diatas 66 tahun.
2. Sampel penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak (random
sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang setiap anggota populasinya memiliki
kesempatan sama untuk menjadi anggota sampel. dan teknk sampel terstratifikasi (stratified
sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan pada sampel apabila terdiri atas
beberapa tingkat. Pembagian sampel dari tiap-tiap tingkatan usia mulai dari 17-30, 31-50, 51-65,
dan usia diatas 66 tahun.
Jumlah = 4 orang
Tekhnik pengumpulan data di lapangan yang dilakukan peneliti yaitu dengan wawacara.
wawancara adalah komunikasi antara dua orang atau lebih (pewawancara dan yang diwawancarai)
untuk mendapatkan informasi terhadap suatu masalah atau fenomena di lingkungan masyarakat
yang dilakukan secara langsung/tatap muka.
9
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan hasil wawancara yang
dilakukan kepada beberapa sampel dengan jelas dan teerperinci.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Apriani Perbina
Usia: 18 tahun
Pendidikan: Mahasiswa
2. Ananda Barus
Usia: 31 tahun
Pendidikan: sarjana
Pekerjaan: pengusaha
3. Fadil
Usia: 54 tahun
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: supir
4. Cintaria sari
Usia 68 tahun
Pendidikan: SMP
11
Pekerjaan: sudah tidak bekerja
Wawancara dengan ke-4 narasumber tersebut dilakukan pada hari yang sama, yaitu hari minggu
31 oktober 2021. Semua data hasil penelitian ini diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
Peneliti memberi pertanyaan pertama kepada ke-4 narasumber tersebut. Menurut narasumber
pertama yaitu Apriani yang merupakan seorang mahasiswa, Pancasila merupakan dasar negara
yang menjadi pedoman masyarakat Indonesia. Narasumber Apriani beranggapan:
“Menurut saya, Pancasila adalah sebuah dasar atau ideologi bangsa yang terdiri dari 5 sila
dan terbentuk dari para pejuang kemerdekaan di masa lalu. Pancasila pun terbentuk pada 1
juni 1945, yang diumumkan langsung oleh presiden Soekarno”.
Sejalan dengan narasumber yang kedua yaitu Ananda seorang sarjana yang bekerja sebagai
pengusaha di sebuah toko. Ananda beranggapan:
“Menurut saya, Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Panca artinya 5 dan sila artinya
prinsip, jadi Pancasila yaitu 5 prinsip dasar yang harus kita patuhi sebagai warga negara
indonesia”.
Adapun pandangan singkat tentang Pancasila dari narasumber ke-3, yaitu Fadil yang berusia 54
tahun bekerja sebagai supir. Fadil beranggapan bahwa:
“Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang telah ada dari zaman soekarno”.
Adapun dari narasumber yang terakhir, yaitu Cintaria yang merupakan seorang nenek yang sudah
tidak bekerja karena faktor usia dan laterbelakang pendidikannya SMP. Cintaria beranggapan:
“Kalau menurut saya pancasila adalah pedoman negara indonesia yang dibuat oleh
soekarno dulu pada tahun 45.
Dari wawancara yang dilakukan dengan ke-4 narasumber mengenai pemahaman para
narasumber mengenai pancasila dapat diambil sebuah kesimpulan, yaitu bahwa berdasarkan
sampel yang diwawancarai masyarakat telah mengetahui dan memahami arti Pancasila secara
umum bahwa Pancasila adalah dasar atau ideologi negara kesatuan Indonesia. Pemahaman
12
masyarakat terhadap Pancasila juga dipengaruhi oleh faktor usia dan pendidikan. Masyarakat yang
berusia masih muda dan latar pendidikan yang tinggi cenderung lebih memahami secara mendalam
tentang bagaimana Pancasila beserta sejarahnya secara singkat, sedangkang masyarakat yang
berusia lanjut cenderung hanya mengetahui pengertian pancasila secara garis besarnya saja,
mungkin dikarenakan mereka yang berusia lanjut sudah mulai lupa atau memang kurang
memahami bagaimana Pancasila secara mendalam. Meskipun memikiki pandangan dan
pemahaman yang berbeda, masyarakat tetap mengetahui apa itu Pancasila yang merupakan dasar
negara Indonesia.
Setiap naarasumber yang peneliti wawancarai mengenai pertanyaan kedua, ke-4 narasumber
memiliki pandangan dan cara masing-masing dalam mengaktualisasikan Pancasila. Menurut
narasumber yang pertama, yaitu Apriani caranya mengaktualisasikan Pancasila yaitu:
Adapun dari narasumber ke-2, yang tidak jauh berbeda dengan narasumber pertama. Ananda
beranggapan:
“Kalau cara saya melaksanakan isi dari pancasila tersebut yaitu dengan saling menghargai
setiap perbedaan yang ada, tidak mengusik suku atau agama orang lain, menaati
peraturan yang ada, dan hidup damai ditengah-tengah perbedaan suku atau agama ”.
“Yaitu dengan tidak melanggar peraturan yang ada, dan tidak mengganggu hidup orang
lain, karena kalau kita tidak mau diganggu ya kita jangan mengganggu orang, karena
negara kita ini negara hukum”.
13
Adpun dari narasumber yang terakhir, yaitu Cintaria yang beranggapan bahwa:
“Kalau menurut saya yaitu dengan saling menghargai satu dengan yang lain, dan
menjadikan teman ketika ada tetangga yang memiliki perbedaan dengan kita”.
Dari wawancara yang dilakukan dengan ke-4 sampel narasumber, dapat disimpulkan bahwa
setiap masyarakat mengetahui bagaimana cara mereka mengaktualisasikan atau menerapkan nilai-
nilai Pancasila. Dan semakin dalam pengetahuann atau pendidikan seseorang terhadap Pancasila,
maka orang tersebut dapat mengetahui dan menerapkan lebih dalam nilai-nilai Pancasila kedalam
kehidupannya. Sejatinya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila wajib diketahui dan di
amalkan oleh setiap warga negara Indonesia tanpa melihat perbedaan yang ada karena itu
merupakan dasar dan landasan bangsa Indonesia.
B. Kesimpulan Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan dengan ke-4 narasumber yaitu Apriani, Ananda, Fadil,
Cintaria, dengan 2 buah pertanyaan maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah mengetahui
dan memahami arti Pancasila secara umum bahwa Pancasila adalah dasar atau ideologi negara
kesatuan Indonesia. Serta setiap masyarakat mengetahui bagaimana cara mereka
mengaktualisasikan atau menerapkan nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari. Tingkat
pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pemahaman masyarakat tentang bagaimana Pancasila
itu. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih memahami arti dan
makna Pancasila serta pengaktualisasiannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
jadi kesimpulan yang didapat adalah Indonesia memiliki identitas bangsa dengan dasar negara
yaitu Pancasila. Nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang baik
untuk diterapkan dan diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,
sehubungan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa Indonesia. Pancasila
sendiri diperkenalkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Ke-5 sila dalam
Pancasila yaitu:
3. Persatuan Indonesia
Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga merupakan jati diri bangsa yang menyatukan
keberagaman yang ada di Indonesia dan sekaligus sebagai pemersatu yang terus saling
menguatkan bangsa Indonesia.
Dari wawancara yang dilakukan dengan ke-4 narasumber yaitu Apriani, Ananda, Fadil,
Cintaria, dengan 2 buah pertanyaan maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah mengetahui
dan memahami arti Pancasila secara umum bahwa Pancasila adalah dasar atau ideologi negara
kesatuan Indonesia. Serta setiap masyarakat mengetahui bagaimana cara mereka
15
mengaktualisasikan atau menerapkan nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan sehari-hari. Tingkat
pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pemahaman masyarakat tentang bagaimana Pancasila
itu. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih memahami arti dan
makna Pancasila serta pengaktualisasiannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sangat penting,
mengingat bahwa Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara Indonesia dan juga pemersatu
keanekaragaman yang ada di negeri ini. Maka dari itu, pendidikan Pancasila kepada para pelajar
di Indonesia harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi supaya generasi muda Indonesia lebih
dalam memahami nilai-nilai Pancasila dan dapat menerapkannya sejak dini, sehingga di masa
depan bangsa ini tetap utuh dan terhindar dari perpecahan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17