You are on page 1of 6

“BANK ASI DAN BANK SPERMA”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Fiqih Munakahah
Dosen : AM. Maqdum Biahmada, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Sherlyna Ayu Anggraini 19130210332
2. Reyna Anggita Cahya S 19130210355
3. Maya Nur Fadhilah 19130210425

6A-2 KEUANGAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

KEDIRI

2022
BAB 8
“ BANK ASI DAN BANK SPERMA “
HUKUM BANK “ASI” DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Bank ASI pertama kali berkembang di Eropa kurang lebih 50tahun yang lalu, setelah
adanya bank darah. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan ASI dari para wanita kemudian
ASI tersebut dikumpulkan disuatu tempat untuk menunggu orang yang akan membeli.
Didunia sendiri sudah ada beberapa bank ASI, salah satunya di Belanda. Di belanda Bank ASI
dilakukan dengan cara mengumpulkan ASI ibu pendonor yang telah diseleksi.
HUKUM BANK ASI
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum Bank ASI. Pendapat tersebut meliputi :
1. Pendapat Pertama, menyatakan bahwa mendirikan Bank ASI hukumnya boleh.
dengan alasan sebagai berikut : bayi yang mengambil air susu dari Bank ASI tidak bisa
menjadi mahram bagi perempuan yang mempunyai ASI tersebut, karena susuan yang
mengharamkan adalah jika dia menyusu langsung dengan cara menghisap puting payudara
perempuan yang mempunyai ASI, sebagaimana seorang bayi yang menyusu ibunya.
Sedangkan dalam bank ASI, sang bayi hanya mengambil ASI yang sudah dikemas.
2. Pendapat Kedua, menyatakan bahwa mendirikan Bank ASI hukumnya haram. Alasan
mereka bahwa Bank ASI ini akan menyebabkan tercampurnya nasab, karena susuan yang
mengharamkan bisa terjadi dengan sampainya susu ke perut bayi tersebut, walaupun tanpa
harus dilakukan penyusuan langsung, sebagaimana seorang ibu yang menyusui anaknya.
3. Pendapat Ketiga, menyatakan bahwa pendirian Bank ASI dibolehkan jika telah
memenuhi beberapa syarat yang sangat ketat, di antaranya : setiap ASI yang dikumpulkan
di Bank ASI, harus disimpan di tempat khusus dengan menulis nama pemiliknya dan
dipisahkan dari ASI-ASI yang lain. Setiap bayi yang mengambil ASI tersebut harus ditulis
juga dan harus diberitahukan kepada pemilik ASI tersebut, supaya jelas nasabnya. Dengan
demikian, percampuran nasab yang dikhawatirkan oleh para ulama yang melarang bisa
dihindari.
Sebab Terjadinya Perbedaan :
1. Pengertian Ar-Radha’
Ar-Radha-ah (persusuan) secara etimologi adalah nama isapan dari seorang ibu
secara mutlak. Menurut terminologi syar’, persusuan adalah suatu nama untuk
mendapatkan susu dari seroang wanita atau nama sesuatu yang didapatkan darinya
sampai dalam perut anak kecil.
Air Susu Ibu atau disebut “ ASI ” adalah bagian yang mengalir dari anggota tubh
manusia dan merupakan karunia Allah SWT. Bagi manusia dimana dengan adanya ASI
seorang bayi dapat memperoleh gizi.
Para ulama berpendapat dalam mendefinisikan ar-radha’ : Menurut Hanafiyah
bahwa ar-radha’ adalah seorang bayi yang menghisap ASI seorang perempuan pada
waktu tertentu. Menurut Malikiyah mengatakan bahwa ar-radha’ adalah masuknya susu
manusia kedalam tubuh yang berfungsi sebagai gizi.
2. Batasan Umur
Para ulama berbeda pendapat didalam menentukan batasan umur bagi anak yang
akan menyusui yang bisa menyebabkan kemahraman. Kebanyakan ulama mengatakan
bahwa batasanya adalah seorang bayi berumur dua tahun kebawah.
Dalilnya adalah firman Allah swt. :

َ ‫ض ْعنَ َأوْ اَل َده َُّن َحوْ لَ ْي ِن َكا ِملَ ْي ِن لِ َم ْن َأ َرا َد َأ ْن يُتِ َّم ال َّر‬
َ‫ضا َعة‬ ُ ‫َو ْال َوالِد‬
ِ ْ‫َات يُر‬
Artinya :
” Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. “ (QS. Al- Baqarah : 233)
Hadist Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda :
‫ضا َعةُ ِمنَ ْال َم َجا َع ِة‬
َ ‫فَِإنَّ َما ال َّر‬
Artinya :
“ Hanyasanya persusuan (yang menjadikan seseorang mahram) terjadi karena lapar ”
(HR Bukhari No.2647 dan Muslim No. 3679).
Anak susuan dalam masa ini masih kecil dan makanan cukup dengan ASI sehingga
merupakan bagian dari ibu susuannya, hal itu menjadi muhrim bagi ibu dan anak-
anaknya.
3. Jumlah Susuan
Madzhab Syafi’i dan Hambali mengatakan bahwa susuan yang mengharamkan adalah
jika telah melewati 5 kali susuan secara terpisah. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah ra :
ٍ ‫س َم ْعلُو َما‬
‫ت فَتُ ُوفِّ َى‬ ٍ ‫ ثُ َّم نُ ِس ْخنَ بِخَ ْم‬. َ‫ت يُ َح ِّر ْمن‬
ٍ ‫ت َم ْعلُو َما‬ َ ‫آن َع ْش ُر َر‬
ٍ ‫ض َعا‬ ِ ْ‫ت َكانَ فِي َما ُأ ْن ِز َل ِمنَ ْالقُر‬
ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َأنَّهَا قَال‬
‫ُأ‬
‫ َوه َُّن فِي َما يُ ْق َر ِمنَ ْالقُرْ آ ِن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
Artinya :
“ Dahulu dalam Al-Qur’an susuan yang dapat menyebabkan menjadi mahram ialah
sepuluh kali penyusuan, kemudian hal itu di dinasakh (dihapus) dengan lima kali
penusuan saja. Lalu Rasulullah saw. Wafat dan ayat-ayat Al-Qur’an masih tetap dibaca
seperti itu. “ (HR. Muslim No. 3670).
4. Cara Menyusu
Para ulama berpendapat tentang tata cara menyusu yang bisa mengharamkan :
Mayoritas ulama mengatakan bahwa yang penting adalah sampainya air susu
tersebut ke dalam perut bayi, sehingga membentuk daging dan tulang, baik dengan cara
menghisap puting payudara dari perempuan langsung, ataupun dengan cara “‫”السعوط‬as
su’uth (memasukkan susu ke lubang hidungnya), atau dengan cara “‫”الوجور‬/al- wujur
(menuangkannya langsung ke tenggorakannya), atau dengan cara yang lain.
Adapun Madzhab Dhahiriyah mengatakan bahwa persusuan yang mengharamkan
hanyalah dengan cara seorang bayi menghisap puting payudara perempuan secara
langsung. Selain itu, maka tidak dianggap susuan yang mengharamkan.
Mereka berpegang kepada pengertian secara lahir dari kata menyusui yang terdapat di
dalam firman Allah swt:
َ ْ‫َوُأ َّمهَاتُ ُك ُم الاَّل تِي َأر‬
َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوَأ َخ َواتُ ُك ْم ِمنَ ال َّر‬
‫ضا َع ِة‬
Artinya :
“ (Diharamkan atas kamu mengawini) Ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara
perempuan sepersusuan “ (QS.An-Nisa’: 23)
HUKUM BANK “SPERMA” DALAM SPESIFIKASI HUKUM ISLAM
1. Pengertian Bank Sperma
Bank sperma adalah lembaga yang menyimpan dan mengawetkan sperma dari
pendonor untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, dan kepentingan individu
yang ingin memperoleh keturunan. Bank sperma dapat dipergunakan oleh mereka yang
produksi spermanya akan terganggu. Maksudnya adalah bagi mereka yang akan
menjalani vasektomi atau tindakan medis lain yang dapat menurunkan fungsi
reproduksi seseorang. Dengan bank sperma, sperma dapat dibekukan dan disimpan
sebelum vasektomi untuk mempertahankan fertilitas sperma
Sebelum mendonor, para pria yang ingin mendonasikan atau menjual sperma
mereka akan menjalani berbagai macam pemeriksaan sebelum bisa menjadi pendonor.
2. Sejarah Didirikannya Bank Sperma
Teknologi dalam bidang kedokteran semakin maju, menimbulkan manfaat juga
permasalahan. Kemajuan itu bisa lihat dengan adanya bank sperma. Dengan
bank sperma orang dapat membelinya untuk mempunyai anak dengan cara inseminasi
buatan yang diambil dari para pendonor dengan menghiraukan adanya hubungan
perkawinan atau tidak, hal ini akan menjadikan suatu permasalahan yaitu kerancuan pada
status dan nasab anak tersebut.
Bank sperma pertama kali didirikan pada tahun 1980 di California oleh Robert
Graham.
Latar belakang didirikannya Bank sperma sendiri adalah :
a. Keinginan memperoleh atau menolong untuk memperoleh keturunan pada
seorang pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak
b. Memperoleh generasi jenius atau orang super
c. Menghindarkan kepunahan manusia
d. Memilih suatu jenis kelamin
e. Mengembangkan kemajuan teknologi terutama dalam bidang kedokteran
Tujuan diadakannya Bank sperma sendiri adalah semata-mata untuk membantu pasangan
suami istri yang sulit memperoleh keturunan dan menghindarkan dari kepunahan.
3. Bank Sperma dalam Perspektif Hukum Islam
Didalam menjawab persoalan tentang bank sperma, maka sebagai mana di
jelaskan wajib merujuk pada Al-Quran dan sunnah. Terdapat dua hukum yang perlu
dipahami. Pertama, hukum adanya bank sperma dan Kedua, hukum menggunakan
persetujuan bank tersebut yakni mendapatkan sperma laki - laki untuk di satukan dengan
sel telur perempuan untuk mewujudkan kehamilan.
Perlu diperhatikan bahwa dalam proses persenyawaan didalam tabung uji untuk
menghasilkan kelahiran tersebut disyaratkan sel sperma tersebut mestilah milik suami
diletakkan kembali kedalam rahim istri. Tentu menjadi haram hukumnya mana kala
sperma seseorang bisa dibeli atau diberikan kepada wanita yang bukan istrinya, sebab
nantinya wanita itu akan mengandung anak yang bukan dari benih suaminya yang sah,
melainkan dari laki-laki lain yang tidak pernah mengawininya (menikahi).
Kecuali bila bisa dipastikan bahwa penyimpanan sperma itu terjamin tidak akan
diberikan kepada siapapun kecuali istrinya yang sah .Diriwayatkan dari Ibnu Abbasra
bahwa Rasul saw pernah bersabda yang artinya :
”Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan
ayahnya,atau(seorang hamba) bertuan (taat) kepada selain tuannya maka ia akan
mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia (HR.Ibnu Majah).
Seterusnya dari segi hukum adanya bank sperma, maka hal ini tidaklah dengan
sendirinya menjadi satu keharaman, selama bank sperma tersebut mematuhi hukum
syara’ dari segi operasinya. Ini karena dari segi hukum boleh saja suami menyimpan
spermanya untuk dibuahi dengan sel telur istrinya apabila keadaan memerlukan. Namun
begitu, sperma harus dibuang jika suami telah meninggal atau terjadi perceraian diantara
suami istri. Jika istri tetap melakukan proses pensenyawaan dan memasukkan sel yang
telah disenyawakan itu kedalam rahimnya, maka dia (termasuk dokter yang mengetahui
dan membantu) telah melakukan keharaman dan wajib dikenakan tazir.
Daftar Pustaka
Nurliyana.(2020). Judul : “ Bank ASI Perspektif Hukum Islam ”. Jurnal Al-
Himayah, 4(1), 3-10 diakses pada 23 Maret 2022
“ Hukum Bank ASI Dalam Perspektif Hukum Islam ”. 20 Desember 2011.
15 Mei 2022. http://zuhdidh.blogspot.com/2011/12/hukum-bank-asi.html?m=1
Academia.edu. “Bank Sperma”.
https://www.academia.edu/8819401/BANK_SPERMA

You might also like