You are on page 1of 45

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PUSPA

RS TK III CIREMAI KOTA CIREBON


TAHUN 2022

“Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas praktek Profesi Ners
Stase Manajemen Keperawatan”

Dosen Pengampu:
Ns. Aria Pranata, S.Kep., M.Kep
Ns. Aditya Puspanegara S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

1. Ela (JNR0220121) 8. Ova Maylan (JNR0220143)


2. Farika Sari (JNR0220123) 9. Rana Pristianti (JNR0220148)
3. Gema Arienda Putri (JNR0220125) 10. Rika Safitri (JNR0220149)
4. Gusty Dharmawan (JNR0220126) 11. Vina Oktafia (JNR0220159)
5. Hari Surachman (JNR0220128) 12. Yeyen Destyanti (JNR0220160)
6. Joanita Septiantry (JNR0220136) 13. Yuliyawati (JNR0220161)
7. Juwita Permata Sari (JNR0220137) 14. Nurfallah (JNR0220166)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan

Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen

keperawatan Di Ruang Puspa RS TK III Ciremai Kota Cirebon Tahun 2022”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat salah satu tugas stase Manajemen

Keperawatan.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita

semua serta dapat dijadikan salah satu media pembelajaran. Untuk itu, kami

menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.

Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya

kepada kami agar di kemudian hari kami bisa menyusun makalah yang lebih baik

lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya :

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.

2. Ns. H. Kanapi, S.Kep., M.Kep Selaku ketua Kampus 2 STIKes Kuningan dan

selaku pembimbing klinik.

3. Ns. Ranto, S. Kep., M.M.Kes selaku Ketua instaldik rumah sakit ciremai.

4. Ns. Aria Pranatha, S.Kep., M.Kep Selaku pembimbing akademik.

5. Ns. Aditya Puspanegara, S.Kep., M.Kep Selaku pembimbing akademik.

6. Ns. Erlani, S.Kep Selaku pembimbing klinik.


7. Ns. Iyus Miyati, S.Kep Selaku Kainstal rawat inap RS TK III Ciremai.

8. Dian Sony Budiana, S.Kep Selaku kepala ruangan puspa RS TK III Ciremai.

9. Sri Husnani, S.Kep Selaku katim I ruang puspa RS TK III Ciremai.

10. Farida, Amd.Kep Selaku katim II ruang puspa RS TK III Ciremai.

11. Seluruh perawat pelaksana ruang puspa RS TK III Ciremai.

12. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.

13. Teman-teman kelompok yang telah memberikan saran dan kritik terkait.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamin

Cirebon, Oktober 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan merupakan

komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi

masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan

dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan

dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat secara optimal. Pelayanan

keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam

pelayana kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan

oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan

keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lainnya

dilakukan oleh perawat.

Menurut Nursalam (2015), keperawatan sebagai pelayanan yang

professional bersifat humanistic, menggunakan pendekatan holistic, dilakukan

berdasarkan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien,

mengacu pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika

keperawatan sebagai tuntunan utama. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas

pelayanan keperawatan di era global sekarang dirasakan sebagai suatu fenomena

lumrah yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu, keperawatan di

Indonesia pada saat ini dan di masa akan yang datang perlu mendapatkan prioritas

utama dalam pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan mengelola


perubahan di Indonesia secara professional. Konstribusi pelayanan keperawatan

terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan disarana kesehatan sangat

bergantung pada manajemen pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit

maupun tatanan pelayanan kesehatan.

Manajemen merupakan suatau pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut

mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana

dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan menurut

Nursalam (2015), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan

keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan

empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, perorganisasian, motivasi, dan

pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan

keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang

mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil bagi

masyarakat.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan

nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan

aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri-ciri mutu asuhan

keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan,

sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,

efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi

pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan

adanya manajemen yang baik.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan

nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan

aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri-ciri mutu asuhan

keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan,

sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,

efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi

pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika

dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan

adanya manajemen yang baik

Rumah Sakit Tingkat III Ciremai merupakan rumah sakit yang berada

dalam wilayah Korem 063 Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Rumah Sakit

Tingkat III Ciremai menjadi satu-satunya rumah sakit angkatan darat yang bertipe

B, yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Rumah Sakit Tingkat III

Ciremai dipimpin oleh seorang Letnan Kolonel, rumah sakit ini memiliki visi

menjadi rumah sakit pilihan utama prajurit, ASN, dan keluarganya serta

masyarakat umum.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi

prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan


keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Puspa di

RS Ciremai di Kota Cirebon.

1.2.2 Tujuan Khusus

Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa

diharapkan mampu untuk :

1. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen

keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap Puspa di RS Ciremai di Kota

Cirebon.

2. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik

manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.

3. Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara bermain peran

(Role play) di salah satu ruangan di ruang rawat inap Puspa di RS Ciremai

di Kota Cirebon.

4. Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap Puspa di RS Ciremai

di Kota Cirebon dalam mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen

keperawatan dengan metode 5M (Man, Methode, Material, dan Money,

Marketing) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.

1.3 Manfaat Penulisan


Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan

memberikan manfaat kepada:

1.3.1 Mahasiswa

1. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip

manajemen keperawatan di lapangan.


2. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan

manajemen keperawatan.

1.3.2 Perawat

Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen

pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh

mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan

masalah yang ditemukan.

1.3.3 Rumah Sakit

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai

bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu

manajerial pelayanan rumah sakit.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan

2.1.1 Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan

oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan serta mengawasi sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana

sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada

pasien, keluarga dan masyarakat (Suyanto, 2015).

Manajemen dapat di definisikan sebagai suatu proses koordinasi dan

intergrasi sumber daya keperawatan dengan menerapakan proses manajamen

untik mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan objektif (Nursalam 2014).

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena

manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat

manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode

yang berkaitan pada institusi yang besar dan organisasi keperawatan di dalamnya,

termasuk setiap unit. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujaun dari

institusi tetap dapat memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi

atau tujauan devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat

manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk pelyanan

keperawatan (Swamburg, 2013).


Menurut swanbrurg (2013), keterampilan manajemen dapat di klasifikasikan

dalam tiga tingkat yaitu:

1. Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori,

keterampilan berfikir.

2. Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknis.

2.1.2 Fungsi Manajemen Keperawatan

Pada fungsi manajemen keperawatan terhadap beberapa elemen utama yaitu

Planning (Perencanaan), Organisasi (Pengorganisasian), Staffing (Kepegawaian),

Directing (Pengarahan), Controling (Pengendalian/Evaluasi).

1. Planning (Perencanaan)

Fungsi Planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam

manaejemen, oleh karena fungsi ini akan menetukan fungsi manajemen

lainnya. Menurut Muninjayqa, (2014) fungsi perencanaan merupakan

lanadasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada

fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi mkanajemen lainnya akan dapat

dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang

secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan di jalankan, siapa

yang akan melekukan, dan kapan akan di lakukan. Perencanaan merupakan

tuntuna terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Swaburg (2013), mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa

luas akan di lakukan, bagaiman melakukan dan siapa yang melakukannya.

Di bidang kesehatan perencanaan dapat di definisikan sebagai proses untuk

menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat


menetukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan

program yang p-aling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan tersebut.

a. Tujuan perencanaan:

1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan

tujuan.

2) Agar penggunaan dan fasilitas tersedia lebih efektif.

3) Membatu dalam koping individu dengan situasi kritis.

4) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya.

5) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan

berdasarkan masa lalu dan akan datang.

6) Dapat di gunakan untuk menentukan kebutuhan untuk berubah.

7) Penting untuk melakukan yang lebih efektif.

b. Tahap dalam perencanaan

1) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif.

2) Analisa situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.

3) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prositas masalah.

4) Merumuskan tujauan program dan besarnya target yang ingin di

capai

5) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam

pelaksanaan program.

6) Menyusun rencana kerja operasianal (RKO).

c. Jenis perencanaan
1) Perencanaan strategi

Perencanaan strategi merupakan suatu proses

keseimbanagn, proses yaitu sistematis dalam pembuatan dan

pemgambilan keputusan mas kini dengan kemungkinan

pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada

masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk

melaksakan keoputusan ini terhadap hasil yang di harapkan

melalui mekanisme umpan balik yang dapat di percaya.

Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk

memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang

dan waktu, dan mengatur pekerjaan devisi keperawatan.

2) Perencanaan operasional

Perencanaan operasional mengraikan aktivitas dan prosedur

yang akan di gunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian

tujuan, menetukan siapa orang-orang yang bertanggungjawab

untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambrakan cara

menyiapkan orang-oraang untuk bekerja dan juga standar untuk

mengevakuasi perawat oasien. Didalam perencanaan operasional

terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali

pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi

pedoman didalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari

kebijaksanaan, standar prosedur operasional dan peraturan.

Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.


d. Manfaat perencanaan

1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan

2) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk

pelaksanaan

3) Memudahkan koordinasi

4) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasional secara jelas

5) Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat

6) Membantu tujuan lebih khusus, lebih rinci dan mudah di pahami

7) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

8) Menghemat waktu dan dana

e. Keuntungan perencanaan

1) Mengurangi aatau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak

produktif

2) Dapat di pakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang di capai

3) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajmen lainnya

terutama fungsi keperawatan

4) Memodifikasi gaya manajemen

5) Fleksibelitas dalam pengambilan keputusan

f. Kelemahan perencanaan
1) Perencanaan mempunyai keterbatsan dalam hal ketepatan

informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang

2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak

3) Perencanaan mempunyai hambtan psikologis

4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif

5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu di

ambil

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisaian adalah suatu langkah untuk menetapkan,

menggolongkan dan mengatut berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-

tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka

mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk

memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, materila dan

tata cara dalam rangka dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan

(Muninjaya, 2014).

Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat di pandang sebagai

rangkian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi

setiap kegiatan usaha kerja sama dengan jalan membagikan dan

mengelompokkan pekerjaan yang harus di laksanakan serta menyusun

jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.

a. Manfaat pengorganisasian

1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok


2) Hubungan organisatoris antara orang-orang dindalam

organisasian tersebut melalui kegiatan yang di lakukannya.

3) Pendelegasian wewenang

4) Pemafaatan staff dan fsilitas fisk.

b. Langkah pengorganisasian

1) Tujuan organisasi harus di pahami oleh staf. Tugas ini sudah

tertuang dalam fungsi perencanaan.

2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk

mencapai tujaun.

3) Menggolongkan kegiatan pokok dalam suatu satuan-satuan

kegiatan yang praktis.

4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus di laksanakan oleh

staf dan menyediakan fasilitas yang di perlukan.

5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.

6) Mendelegasikan wewenang

3. Staffing (kepegawaian)

Merupakan metologi pengaturan staf, proses yang teratur, sitematis

berdasarakkan rasinal yang di terapkan untuk menetukan jumlah personil

suatu organisasi yang di butuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2013).

Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff

adalah system kontrol penjadwalan, dan sistem informasi manajemern

keperawatan ( SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan

pasien. Kerateristik dan kebutuhan perawat pasien, pikiran suplay tenaga


perawat yang di perlukan. Logsitik dari pada program pengaturan staf dan

kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang di berikan.

Dasar perencanaan untuk pengaturan staf pada suatu unit keperawatan

mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumblah

yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien

selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun.

Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah rest,

obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas personil perawat yang di perlukan

akan mempengaruhi penempatan mereka.

Pengaturan staf juga di pengaruhi oleh organisasi devisi keperawatan.

Rencana harus di tinjau ulang dan di perbaharui umtuk mengatur

depertemen bereporasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi,

filosofi, dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,

kebijakan dan prosedur tertulis, pengmbangan program staff efektif, dan

evaluasi periodic terencana.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffling adalah prinsip

rektrumen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan

klasifikasi pasien pengekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah

pelamar yangt berkualifikasi. Untuk pekerjaan di perusahaan melalui

serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk

membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru.

Produktivitas meningkatkan karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika


mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah

satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja

dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk

minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal

modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain

yang biasa.

4. Directing (pengarahan)

Pengarahan adalah sehubungan antara aspek-aspek individual yang

ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat

dipahami dan membagi pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan

yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan

manajemen.

Menurut stokdill dalam Swanburg (2013), kepemimpinan adalah suatu

proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya

dan menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg (2013)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses persuasi dan

memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk

kelompok untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan

atau usulan bersama. Seorang manejer yang ingin kepemimpinanya lebih

efektif harus mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan

banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan

organisasi, dan menggerakan (memotivasi) staffnya agar mereka mampu

melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.


Menurut Lewin dalam Swanburg (2013) terdapat beberapa macam

gaya kepemimpnan yaitu:

a. Aotokratik

Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung

menyelesaikan tugs daripada memperhatikan kariawan. Kepemimpinan

ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama

sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.

b. Demokrasi

Pemimpinkan bawahanya dalam proses pengambilan keputusan

mereka berorientasi pada bawahan danmenitikberatkan pada hubungan

antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokrasi

meningkatkan prokduktivitas dan keputusan kerja.

c. Laisse faire

Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan

pantang memberikan bimbingan kepada staf. Pemimpin tersebut

membantu kebebasan pada setiap orang dan menginginkan setiap orang

senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktifitas rendah dan kariawan

frustasi.

Manejer perawat harus belajar mempraktekan kepemimpinan

perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,

mempraktekan keperawatan profesional dan tenaga perawat lainnya.


Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan

manajemen partisivasi oleh perawat profesional.

5. Controlling ( Pengendalian/Evaluasi )

Fungsi pengawasan atau pengendalian (controling) merupakan fungsi

yang terakhir dalam proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat

dengan fungsi lainya. Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu

apakah terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan/disepakati, intruksi

yang telah di keluarkan, serta prinsi-prinsip yang telah ditentukan, yang

bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat

diperbaiki ( Fayol, 2015 ). Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standard yang telah di tetapkan sebelumnya,

menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil

tindakan yang digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam

pencampaian tujuan perusahaan (Mockler, 2016).

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat segala sesuatu

dilaksanakan sesuai dengan rencana yang di sepakati instruksi yang

diberikan, serta prinsipprinsip yang telah dilakukan ( Urwick, 2016). Tugas

seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan

fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan prinsif sebagai berikut:

a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya

mudah diukur, menepati jam kerja

b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.


c. Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua

staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan

komintmen terhadap kegiataan program.

d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk menyakinkan

bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah

tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.

e. Terdapat 10 karakteristik suatu sistem kontrol yang baik:

1) Harus menunjukan sifat dari aktivitas

2) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera

3) Harus memandang ke depan

4) Harus menunjukan penerimaan pada titik kritis

5) Harus objektif

6) Harus fleksibel

7) Harus menunjukan pola organisasi

8) Harus ekonomis

9) Harus mudah dimengerti

10) Harus menunjukan tindakan perbaikan

Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap

tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu

unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka

pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan,

serta pengguanaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-

kegiatan control dutujukan untuk perubahan yang cepat. Dua


metode pengukuran yang di gunakan untuk mengkaji mencapai

tujuan-tujuan keperawatan adalah:

1) Analisa Tugas

Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur

yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan,

catatan, anggaran. Hanya mengkur dukungan fisik saja, dan

secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas

dalam keperawatan.

2) Kontrol kualitas

Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas

dan akibat akibat dari pelayanan keperawatan. Apabila fungsi

pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan

tepat, maka akan di peroleh manfaat:

a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program

telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana

kerja

b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan

dan pengertian staf dalam pelaksanaan tugas tugasnya

c. Dapat di ketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya

telah mencukupi kebutuhan dan teleh digunakan secara

benar

d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan

atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.


2.1.3 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan

1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan

2. Tahap perencanaan atas pembuatan tujuan, pengalokasian anggaran,

identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi

3. Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh pimpinan

keperawatan adalah menganalisis dan mngkaji system, mengatur strategi

organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mnegkaji

sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan, yang ada dan

aktifitas yang spesifik serta prioritasnya.

4. Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan waktu yang

efektif.

5. Manajemen keperawatan melibatkan pengmbilan keputusan.

6. Manajemen keperawatan harus terorganisasi.

7. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.

8. Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi

kesalahpahaman, dan akan diberikan persamaan pandangan arah dan

pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.

9. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan.

2.1.4 Komponen Manajemen Keperawatan

1. Input

Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi,

personel, peralatan dan fasilitas.


2. Proses

Pada umumnya merupakan kelompok manajer dari tingkat pengelola

keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai

tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Proses merupakan kegiatan yang cukup penting dalam suatu system

sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan suatu tatanan organisasi.

3. Output

Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan

pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil

atau keluaran.

4. Kontrol

Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya

meningkatkan kualitas hasil. Kontrol dalam manajemen keperawatan dapat

dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi

penampilan kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standard

akreditasi.

5. Mekanisme umpan balik

Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan

perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat

dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali

mutu, serta penampilan kerja perawat.


2.2 Sumber Daya Manusia (M1/ MAN)

2.2.1 Jenis Kelamin

Beberapa isu yang sering diperdebatkan, kesalahpahaman dan

pendapatpendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita sama dengan

pria ketika bekerja. Misalnya ada/tidaknya perbedaan yang konsisten pria-wanita

dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan, analisis, dorongan,

motivasi, sosialbilitas atau kemampuan bekerja (Robbins, 2017).

Secara umum diketahui ada perbedaan yang signifikan dalam produktivitas

kerja maupun dalam kepuasan kerja, tetapi dalam masalah absen kerja karyawati

lebih sering tidak masuk kerja dari pada laki-laki (Anonim,2015). Alasan yang

paling logis adalah karena secara tradisional wanita memiliki tanggung jawab

urusan rumah tangga dan keluarga. Bila ada anggota keluarga yang sakit atau

urusan sosial seperti kematian tetangga dan sebagainya, biasanya wanita agak

sering tidak masuk kerja.

2.2.2 Masa kerja

Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dan

produktivitas.meskipun prestasi kerja seseorang itu bisa di telusuri dari prestasi

kerja sebelumnya, tetapi sampai ini belum dapat di ambil kesimpulan yang

meyakinkan antara dua variabel tersebut. Hasil riset eanunjukkan bahwa suatu

hubungan yang postifantara senioritas dan produktivitas pekerjaan. Masa kerja

yang di ekspresikan sebagai pengalaman kerja, tampaknya menjadi peramal yang

baik terhadap produktivitas kariyawan. Studi juga menunjukkan senioritas

berkaitan negatif dengan kemangkiran. Masa kerjas hubungan negatif dengan 16


keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu peramal tunggal paling baik

tentang luar masuknya karyawan (Mangkunegara, 2013).

2.2.3 Pendidikan

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2015) yaitu

tuntunan didalam tumbuhnya anak anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keslamatan

dan kebahagian yang setinggi tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan

sumber daya keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,

mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam

hubungan interpersonal.

Sebagian besar pendidikan parawat adalah vokasional (D3 Keperawatan).

Untuk menjadi perawat profesional, lulusan SLTA harus menempuh pendidikan

akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat

vokasional (Primary Nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan / akademi

keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3

keperawatan atau langsung ke S1 keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan

Ners baru ke Magister keperawatan/spesialis dan Doktor/konsultan.

2.2.4 Pelatihan Kerja

Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang

menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun

masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak

dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia, yang di


dalamnya terjadi proses perencanaan penempatan, dan pengembangan tenaga

manusia. Dalam proses pengembangannya di upayakan agar sumber daya manusia

dapat di berdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. Dengan demikian

pelatihan dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas dan tidak terbatas semata

mata hanya untuk mengembangkan keterampilan dan bimbingan saja.

Pelatihan di berikan dengan harapan individu dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik. Seseorang yang telah mengikuti pelatihan dengan baik

biasanya akan memberikan hasil pekerjaan lebih banyak dan baik pula dari pada

individu yang tidak mengikuti pelatihan. Dengan demikian, kegiatan pelatihan

lebih di tekankan pada peningkatan pengetahuan, keahlian / keterampilan (Skill),

pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana pelaksanaan aktivitas

atau pekerjaan tertentu hal ini sejalan dengan pendapat Henry Simamora yang

menjelaskan bahwa latihan merupakan serangkaian aktivitas yang di rancang

untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap

seseorang individu atau kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.

2.3 Sarana dan Prasarana (M2)

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dalam

mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselanggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,

proyek). Untuk lebih membedakan keduanya, sarana lebih di tunjukkan untuk

benda benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin sedangkan

prasarana lebih di tunjukkan untuk benda benda yang tidak bergerak seperti
gedung. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan

untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Prasarana adalah

segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselanggaranya produksi.

2.3.1 Ruang Lingkup sarana dan Prasarana

1. Peralatan/ perlengkapan yang berbentuk lembaran

Peralatan/ perlengkapan yang berbentuk lembaran/ helayan, yaitu kertas

HVS, kertas polio bergaris, kertas karbon, kertas stensil, formulir, kertas

berkop, plastik transfaran, kertas karton, kertas buffalo, amplop dan map.

2. Peralatan/perlengkapan berbentuk non lembaran peralatan atau

perlengkapan yang berbentuk non lembaran (bukan berupa kertas

lembaran), yaitu pulpen, pensil, spidol, penghapus, penggaris, rautan,

gunting, pemotong kertas (Cutter), pembuka surat (Letter Opener), pelubang

kertas dll.

3. Peralatan / perlengkapan berbentuk buku

Peralatan / perlengkapan yang berbentuk buku, antara lain :

a. Buku catatan (block note), yaitu buku untuk menulis catatan harian

sekretaris.

b. Buku pedoman organisasi, yaitu buku panduan tentang informasi yang

berkaitan dengan organisasi, mulai sejarah, struktur, produk dan jasa,

hingga prosedur kerja.

c. Buku agenda surat, yaitu buku yang mencatat keluar masuknya surat

sehari hari.
4. Peralatan/ perlengkapan kantor di lihat dari penggunaaannya:

a. Barang habis pakai

Barang habis pakai adalah barang / benda kantor yang penggunaannya

hanya satu / beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Contoh : kertas,

tinta, karbon, klip, pensil dan pulpen.

b. Barang tidak habis pakai

Barang yang tidak habis pakai adalah barang / benda kantor yang

penggunaannya tahan lama. Contoh : staples, perforator, cutter, dan

gunting.

2.4 M3 Metode Asuhan Keperawatan

2.4.1 Penerapan MAKP

1. MAKP Tim

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-

beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga

professional, tekhnikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil saling

membantu.

Kelebihannya adalah:

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.

c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi

dan memberi kepuasan kepada anggota tim.


Kelemahannya adalah :

a. komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk

konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk

dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

Konsep metode Tim :

a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan

berbagai tekhnik kepemimpinan.

b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin

c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

d. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, model tim akan

berhasil bila didukung oleh kepala ruangan.

Tanggung jawab anggota tim :

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung


jawabnya.

b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim

c. Memberikan laporan

Tanggung jawab ketua tim :

a. Membuat perencanaan

b. Membuat penguasaan, supervise dan evaluasi

c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien

d. Mengembangkan kemampuan anggota


e. Menyelenggarakan konferensi.

Tanggung jawab kepala ruangan :

a. Perencanaan :

1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing.

2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi,

dan persiapan pulang, bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan

aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelekasanaan keperawatan

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan

mendisikusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan

dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk

kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,

membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta

memberikan informasi kepada pasien atau keluarga baru masuk.

8) Membantu mengambangkan niat pendidikan dan latihan diri

9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. Pengorganisasian :

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan

2) Merumuskan tujuan metode penugasan

3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.

4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua

tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat

proses dinas, mengatur tenaga pada setiap hari, dan lain-lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

8) Mendelegasi tugas, saat kepala ruangan tidak berada ditempat

kepada ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya

11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan:

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan askep pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan:

1) Melalui komuikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim

maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien.

2) Melalui supervisi:

a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,

mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan,

dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada

saat itu juga.

b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua

tim: membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta

catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan

dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua

tim tentang pelaksanaan tugas.

c. Evaluasi
d. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

e. Auidit keperawatan

2.4.2 Pembagian Tugas

Job Descriptian Model Praktek Keperawatan primary nursing :

1. Kepala Ruangan

Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab

dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.

Tugas pokok :

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang

rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

Uraian Tugas :

a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :

1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga

lain sesuai kebutuhan

2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di perlukan

sesuai kebutuhan.

3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan

yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :

1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan

ruang rawat

2) Menyusun dan mengatur daptar dinas tenaga perawatan dan tenaga

lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku


3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga baru atau tenaga

lain yang bekerja di ruangan rawat

4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standart

5) Mengkoordinir seluruh kegiatan yang ada dengan cara berkerja

sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di

ruang rawat

6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan

tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

7) Meningkatkan penetahuan dan keterampilan di bidang perawatan

antara lain melalui pertemuan ilmiah

8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan

pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan

yang optimal

9) Menyusun permintaan rutin : kebutuhan alat, obat dan bahan lain

yang di perlukan di ruang rawat

10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar

selalu dalam keadaan siap pakai

11) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inpentarisasi peralatan

12) Melaksanakan prgram orientasi kepada pasien dan keluarganya

meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertip

ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan

sehari-hari di ruangan.
13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling ( visite dokter )

Untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta

menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.

14) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatanya di ruangan

perawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi

untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.

15) Mengadakan pendekatan kepada semua pasien yang dirawat untuk

mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu

memecahkan masalah yang di hadapinya.

16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama

pelaksanaan pelayanan perawatan belangsung.

17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau kelurga dalam

batas kewenangan.

18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi

selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.

19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan asuhan

keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan

benar untuk tindakan perawatan selanjutnya.

20) Mengandalkan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang

lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan

kepala unit dirumah sakit.

21) Menciptakan dan memelihara suasana yang baik antara petugas,

pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.


22) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.

23) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan

berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian

memeriksa dan meneliti ulang sesuai dengan diitnya.

24) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.

25) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan

kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain diruang rawat.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,

meliputi:

1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

telah ditentukan.

2) Melaksankan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan

dan keterampilan dibidang perawatan.

3) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan

perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.

4) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan

asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat.

2. Perawat Primer

Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk

memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif kepada klien

Tugas pokok:

a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.

b. Membuat tujuan dan rencana kegiatan perawatan.


c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila

diperlukan.

d. Mengkomonikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan

oleh disiplin ilmu maupun perawat lain.

e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.

f. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan pasien dan untuk

mencatat program pengobatan.

g. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga

sosial dimasyarakat.

h. Melaporkan segala suatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun

tertulis.

i. Membuat jadwal perjanjian klinik.

j. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.

k. Mempersiapkan pasien pulang.

l. Membuat laporan harian.

3. Perawat Associate

Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk

memeberikan pelayanan keperawatan langsung kepada kien. Tugas pokok:

a. Memberikan pelayanan secara langsung berdasarkan proses

keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.

1) Melaksanakan tindakan keperwatan yang telah disusun.

2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.


3) Mencatata dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon

klien pada catatan perawatan.

b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.

1) Pembelian obat

2) Pemeriksaan laboratorium

3) Persiapan klien yang akan dioperasi.

4) Memperhatikan keseimbangan fisik, mental dan spiritual dari klien:

a) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.

b) Mengurangi penderitaan klien dengan memberikan rasa aman,

nyaman dan ketenangan.

c) Pendekatan dengan komunikasi terapeutik.

5) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi

tindakan keperawatan dan pengobatan serta diagnostik.

6) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai

kemampuanya.

7) Memberi pertolngan segera kepada pasien gawat atau sakaratul

maut.

8) Membantu kepala ruangan dan perawat primer dalam

ketatalaksanaan ruangan serta administratif.

a) Menyiapkan data klien baru pulang atau meninggal.

b) Sensus harian dan formulir.

c) Pendekatan dengan komunikasi terapeutik.

9) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan


10) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan

dan keindahan ruangan.

11) Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.

12) Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien tentang penyakitnya.

2.4.2 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (berdasarkan teori D.

Orem: Self-Care Deficit)

1. Minimal Care

a. Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan:

1) ` Mampu naik-turun tempat tidur

2) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

3) Mampu makan dan minum sendiri

4) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan

5) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

6) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan7)

Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

b. Status psikologis stabil

c. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

d. Operasi ringan

2. Partial Care

a. Pasien memerlukan bantuan perawatan sebagian

1) Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur

2) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi dan berjalan

3) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan


4) Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)

5) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

6) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

b. Post operasi minor (24 jam)

c. Melewati fase akut dari post operasi mayor

d. Fase awal dari penyembuhan

e. Observasi tanda-tanda vital dalam 4 jam

f. Gangguan emosional ringan

3. Total Care

a. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan

waktu perawatan yang lebih lama

1) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur

ke kereta dorong/ kursi roda

2) Membutuhkan latihan pasif

3) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi terapi intravena (infus) atau

NGT (sonde)

4) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

5) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

6) Dimandikan perawat

7) Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter


2.5 Pembiayaan (M4/ Money)

2.5.1 Kompensasi

Kompesansi merupakan terminology luas yang berhubungan dengan

imbalan financial. Terminologi dalam kompesansi adalah:

1. Upah dan Gajih (wages) biasanya berhubungan dengan tariff gaji per jam.

Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tariff bayaran mingguan, bulanan,

atau tahunan.

2. Intensif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau diluar gaji atau

upah yang diberikan organisasi.

3. Tunjangan

4. Fasilitas (Simamora, 2012).

2.5.2 Reward

Reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah menunjukan

adanya penerimaan terhadapa perilaku dan perbuatan, sedangkan hukuman

menunjukan penolakian perilaku dan perbuatanya Wahyuningsih (2014) juga

mengidentifikasi reward adalah penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang

tercapai. Fransisca (2012) memfokuskan defenisi reward sebagai hadiah atau

bonus yang diberikan karena perestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak

rupa. Paling sederhana berupa kata-kata seperti pujiaan adalah salah satu

bentuknya.

Reward biasanya digunakan untuk mengendalikan jam kerja seseorang

dalam organisasi (Raharja. 2016). Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat

dilakukan tampa ada kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan
apa adanya sesuai evaluasi kinerja sebelumnya, Selebihnya, dengan reward

seseorang dapat meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan.

Hal ini juga ditegaskan Gouillart & Kelly dalam Raharja (2016) bahwa reward

yang dapat diperoleh atau di harapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari

apa yangmereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.

2.5.3 Punishment

Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/ pelaggaran.

Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setip orang pasti pasti beda persepsi

dan beda pandapat (Wahyuningsih, 2014). Punishment merupakan penguatan

yang negative, tetapi diperlukan dalam perusahaan.

Punishment yang dimaksud disini adalah tidak seperti hukuman di penjara

atau potomg tangan, tetapi punishment yang bersifat mendidik. Selain itu

punishment juga juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya punishment ini

digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.

Ngalin purwanto (2018) membagi punishment dua macan yaitu:

a. Hukum prefentif

Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau supaya tidak terjadi

pelanggaran. Hukuman ini bermuksud untuk mencegah agar tidak terjadi

pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran

dilakukan. Contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman.

b. Hukuman refresif
Yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya pelangaran, oleh

adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi

kesalahan.

2.6 Pemasaran (M5/Mutu)

2.6.1 Indeks Kepuasan Masyarakat

Kepuasan masyarakat merupakan factor yang sangat penting dan

menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyrakat adalah konsumen

dari produk yang dihasilkannya. Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan

Beteson (2011) , yaitu: “without custumers, the servis film has no reason to

exist”. Definisi kepuasan masyarakat menurut women (2011): “ Costomers

satisfaction is difined as the overall attitudes regarding goods or servis after its

acquisition and uses”. Oleh karena itu, badan usaha harus memenuhi kebutuhan

dan keingginan masyarakat sehinga mencapai kepuasan masyrakat lebih jauh lagi

kedepannya dapat di capai kesetian masyrakat. Sebab, bila tidak ada memenuhi

kebutuhan dan kepuasan masyrakat sehinga menyebabkan ketikapuasaan

masyarakat mengakibatkan kesetian masyarakat akan suatu produk menjadi luntur

dan beralih keproduk atau layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.

Pelayanan public yang prefesional, artinya pelayanan public yang dicirikan oleh

adanya akuntabilitas dan responbilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah)

dengan cirri sebagai berikut :

1. Efektif

2. Sederhana

3. Keterbukaan
4. Efisiensi

5. Ketepatan waktu

Berkembang era servqual juga member inspirasi peemerintah Indonesia

untuk memperbaiki adan meningkatkan kinerja pelayan sector public. Salah satu

produk peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan public yang telah

dikeluarkan untuk melakukan penilaain dan evaluasi terhadap kinerja unit

pelayanan public instansi pemerintah dalah keputusan menteri pendayagunaan

aparatur Negara nomor: KEP- 25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 februari 2004 tentang

pedoman penyusunan indeks kepuasaan masyarakat unit pelayan instansi

pemerintah ke-14 indikator yang akan dijadikan instrument pengukuran

berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara di atas adalah

sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayan, yaitu persyaratan teknis dan adminnistrasi yang

diperlukan untuk mendapatkan peayanan sesuai dengan jenis pelayanan

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu beradaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung

jawab). Kedisiplinan petugas pelalanan terutama terhadap kossistensi waktu

kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimilikipetugas dalam memberikan/menyelesainkan pelayanan kepada

masyarakat
5. Kecepatan pelayanan, yaitu targer waktu pelayanan dapat diselsaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelengara pelayanan.

6. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

7. Kesopananan dan keramahan petugas, yiitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan.

8. Kewajaran biaya pelaayanan, yaitu keterjangkau masyrakat terhadap

besarnya biaya yang telah itetapkan unit pelayanan unit kesehatan.

9. Kepastiaan biaya pelayanan, yitu kesuain anatara biaya yang dibayarkan

10. Kepastiaan jadwal pelayanan.

11. Kenyamana lingkungan dan keamanan pelayanan.

You might also like