You are on page 1of 16

KERANG DARAH (Anadara Granosa) YANG BERADA DI

KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN


METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM (SSA)

Haryati J Abdullah, Tadjuddin Naid, Aminah


Laboratorium Kimia Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia Makassar
(haryatiabdullah65@gmail.com)

ABSTRAK
HARYATI J ABDULLAH. Analysis of Arsenic Contamination (AS) And Lead
(Pb) on Blood Clam (Anadara Granosa) Using Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS) (Supervised by Tadjuddin Naid and Aminah)

Pollution is one of the significant problems and causes adverse to


people. Blood clam (Anadara granosa) is one of the marine biotas affected by
heavy metals. The research aimed to determine the levels of arsenic (As) and
Lead (Pb) on blood clam found in the city of Makassar. This research used
atomic absorption spectrophotometry (AAS) method. The results of absorption
exploration method concluded that the level of metal arsenic (As) on blood clam
was 0.02 ppm, and the level of lead (Pb) was 0.03 ppm. Therefore, the
standard level of arsenic metal (As) of 1.0 mg/kg met the SNI standards.
Meanwhile, the lead metal (Pb) level of 0.4 mg/kg was close to meet the SNI
standard.
Keywords: Blood clam (Anadara granosa), metal arsenic (As) and lead
metal (Pb), atomic absorption spectrophotometry (SSA)

PENDAHULUAN

Salah satu bagian dunia kuliner favorit bagi masyarakat Indonesia dan
di Indonesia yang telah berkembang juga seafood terdiri dari
yaitu seafood. Seafood atau makanan beranekaragaman macam hidangan
laut merupakan salah satu makanan seperti kerang, udang, kepiting dan
lain-lain. Oleh karena itu temapat biota, sumber daya, kenyamanan
penggambilan seafood menjadi poin ekosistem laut serta kesehatan
penting, di mana perairan kota manusia yang disebabkan oleh
Makassar tercemar akibat pembuangan bahan-bahan atau limbah
pembuangan air limbah yang secara langsung atau tidak langsung
melampaui ambang batas. yang berasal dari kegiatan
Pencemaran ini merupakan manusia.Limbah dari kegiatan
salah satu permasalahan yang besar, perindustrian tekstil dan industri kertas
adanya masukan limbah ke dalam dapat berupa limbah padat maupun
perairan dapat mengakibatkan limbah cair. Limbah tersebut dapat
perubahan kualitas perairan baik menimbulkan pencemaran lingkungan
secara fisik maupun kimia. Zat baik pencemaran udara, tanah, atau air
pencemar yang menurunkan kualitas (Yusma, et. al., 2005).
perairan itu diantaranya adalah logam Unsur pencemaran yang paling
berat yang berbahaya. Di antara semua berbahaya baik bagi manusia maupun
unsur logam berat, yaitu arsen (As) bagi organism lain adalah logam berat.
dan timbal (Pb) (herawati 2017.h,1). Dampak pencemaran akibat logam-
Kerang dimanfaatkan untuk logam berat di karenakan sifatnya yang
berbagai kepentingan antara lain tak dapat terurai dan mudah diabsorpsi
sebagai bahan makanan sumber oleh laut sehingga terakumulasi dalam
protein (Dharma, 1988). Kerang dapat tubuh. Unsur logam berat dapat masuk
mengakumulasi logam lebih besar ke dalam tubuh biota laut melalui tiga
daripada hewan air lainnya karena cara yaitu melalui permukaan tubuh,
sifatnya yang menetap dan menyaring terserap insang, dan rantai makanan.
makanannya (filter feeder) serta lambat Selain menggangu ekosistem unsure
untuk dapat menghindarkan diri dari logam berat secara tidak langsung juga
pengaruh polusi. Oleh karena itu, jenis merusak perikanan dan kesehatan
kerang merupakan indikator yang manusia (Supriharyono, 2000)
sangat baik untuk memonitor suatu Diantara beberapa jenis logam
pencemaran logam dalam lingkungan ternyata hanya beberapa logam yang
perairan. (Munawir 2015. hal,86) sangat berbahaya dalam jumlah kecil
Pencemaran laut dianggap yang dapat menyebabkan keracunan
sebagai dampak negatif (pengaruh fatal. Menurut Darmono (2001) yang
yang membahayakan) bagi kehidupan mengutip pendapat Gossel dan Bricker,
ada 5 logam yang berbahaya pada timbulnya gejala intoksikasi arsen
manusia yaitu arsen (As), cadmium kronis. Arsen juga pernah digunakan
(Cd), timbale (Pb), mercuri (Hg), dan sebagai obat untuk infeksi parasit,
besi (Hg). seperti protozoa, cacing, amoeba,
sprirocheta, dan tripanisoma, tetapi
Arsen atau sering di sebut dengan
kemudian tidak lagi digunakan sebagai
arsenik adalah suatu zat kimia yang di
obat pada resep homeopathi.( Festri
temukan sekitar abad ke 13. Sebagian
2014, H.53-54)
beasar arsen di alam merupakan
bentuk senyawa dasar yang berupa Timbal (Pb) termasuk dalam
subtansi inorganik. kelompok logam berat golongan
Arsen (As) merupakan salah satu IVAdalam Sistem Periodik Unsur kimia,
logam berat yang menjadi bahan mempunyai nomor atom 82 dengan
pencemar yang dapat merusak berat atom 207,2, berbentuk padat
lingkungan dan mengganggu pada suhu kamar, bertitik lebur 327,4
kesehatan manusia. Masuknya As ke 0C dan memiliki berat jenis sebesar
dalam lingkungan dapat di sebabkan 11,4/l. Pb jarang ditemukan di alam
secara alami maupun dari aktifitas dalam keadaan bebas melainkan
manusia. dalam bentuk senyawa dengan
molekullain,misalnya dalam bentuk
Arsen dalam air tanah terbagi
PbBr2 dan PbCl2(Gusnita 2012,).
dalam dua bentuk, yaitu bentuk
tereduksi terbentuk dalam kondisi Timbal yang masuk ke dalam

anaerobik, sering disebut arsenit. tubuh melalui saluran pernapasan atau

Bentuk lainnya adalah bentuk pencernaan menyebar ke berbagai

teroksidasi, terjadi pada kondisi organ melalui sistem peredaran

aerobik, umum disebut sebagai arsenat darah.Penimbunan timbal yang terjadi

(Jones, 2000).Arsen merupakan unsur pada ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang

dari komponen obat sejak dahulu kala. dapat berlangsung dalam jangka

Senyawa arsen trioksida misalnya panjang dan dalam konsentrasi tinggi

pernah digunakan sebagai tonikum, timbal dapat merusak aringan saraf dan

yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam fungsi ginjal. Gejala keracunan kronis

jangka panjang, penggunaan tonikum akibat timbal bisa menyebabkan

ini ternyata telah menyebabkan hilangnya nafsu makan, konstipasi,


sakit kepala, anemia, kelumpuhan
anggota badan, kejang dan gangguan spesifik, biaya analisisnya relative
penglihatan, lebih lanjut Parewangi murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-
(2014) menyatakan bahwa timbal (Pb) ppb), dapat dengan mudah membuat
mengakibatkan sintesis haemoglobin matriks yang sesuai dengan standar,
dan kinerja system saraf pusat dan waktu analisis sangat cepat dan mudah
system saraf tepi (Mirawati 2016, h.49). dilakukan. SSA pada umumnya
digunakan untuk analisa unsur,
Spektrofotometer Serapan Atom
spektrofotometer absorpsi atom juga
(SSA) merupakan suatu alat yang
dikenal system single beam dan double
digunakan pada metode analisis untuk
beam layaknya Spektrofotometer SSA
penentuan unsur-unsur logam dan
(Kusnadi 2016).
metalloid yang berdasarkan pada
Berdasarkan hal tersebut diatas
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom
maka dilakukan penelitian analisis
bebas. Spektrofotometer serapan atom
cemaran arsen (AS) dan timbal (Pb)
(SSA) merupakan teknik analisis
pada kerang darah (Anadara granosa)
kuantitatif dari unsur-unsur yang
yang berada di kota makassar dengan
pemakainnya sangat luas di berbagai
mengunakan metode spektrofotometri
bidang karena prosedurnya selektif,
serapan atom (SSA)

METODE PENELITIAN (E.Merck), arsen nitrat, timbal (II) Nitrat,


kerang darah (Anadara granosa).
Alat dan Bahan yang digunakan
Prosedur Kerja
Alat
Pengambilan dan pengolahan
Adapun alat-alat yang digunakan
sampel
pada penelitian ini yaitu Alat yang
digunakan yaitu hot plate, kertas Sampel yang akan dianalisis
saring Whatman, neraca analitik dalam penelitian ini adalah kerang
(ohaus tipe pioneer), dan darah (Anadara granosa) yang
spektrofotometer serapan atom. berasal dari pesisir pantai Makassar.
Kerang darah (Anadara granosa)
Bahan
yang telah diperoleh dibersihkan
Bahan-bahan yang digunakan dengan air mengalir kemudian
adalah air suling, asam nitrat p.a dipotong-potong lalu dikeringkan dan
di haluskan.
dengan HNO3 P hingga 100 mL (10
Ditimbang dengan teliti 2 gram ppm).
sampel dalam cawan porselin
b. Larutan standar 10, 20, 30, 40
kemudian di dekstruksi dengan cara
dan 50 ppm
pengabuan selama 4 jam pada suhu
Dipipet masing–masing 10, 20,
5000 C dalam tanur dan dibiarkan
30, 40 dan 50 mL larutan standar 10
dingin dalam eksikator.
ppm, diencerkan dengan HNO3 P
Abu dengan hati-hati
hingga 50 mL, sehingga diperoleh
ditambahkan 3 ml HNO3 pekat.
konsentras10, 20, 30, 40 dan 50 ppm.
Kemudian kelebihan HNO3 diuapkan
pada Hot plate di dalam lemari asam c. Larutan standar Pb 10 ppm

Pengujian Kualitatif Dipipet 5 mL larutan standar


Senyawa fenolik didetksi dengan 1000 ppm, diencerkan dengan HNO3 P
menggunakan FeCl3 1%, pengujiannya hingga 50 mL (100 ppm). Kemudian
yaitu sebanyak 1 gram sampel dipipet 10 mL larutan standar 100 ppm,
dilarutakan dengan menggunakan di encerkan dengan HNO3 P hingga
pelarut etanol 96% sebanyak 2 ml. 100 mL (10 ppm).
kemudian ditambahkan 2 tetes larutan d. Larutan standar 10, 20, 30, 40 dan
FeCl3 1%. Terbentuknya warna hijau, 50 ppm
merah, ungu, biru atau hitam kuat Dipipet masing–masing 10, 20,
menunjukan adanya senyawa fenolik 30, 40 dan 50 mL larutan standar 10
dalam sampel(Harborne, 1987, h.216). ppm, diencerkan dengan HNO3 P
Pembuatan Kurva Kalibrasi hingga 50 mL, sehingga diperoleh
konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm.
a. Larutan standar As 10 ppm
Dipipet 5 mL larutan standar e. Analisis Logam dalam Sampel
1000 ppm, diencerkan dengan HNO3
Larutan sampel hasil destruksi
P hingga 50 mL (100 ppm).
diukur absorbansinya dengan
Kemudian dipipet 10 mL larutan
Spektrofotometer Serapan Atom, untuk
standar 100 ppm, di encerkan
logam arsen (As) dan logam (Pb).

HASIL DAN PEMBAHASAN Pencemaran atau polusi adalah


suatu kondisi yang telah berubah dari
bentuk asal pada keadaan yang lebih
buruk. Suatu lingkungan dikatakan Metode dekstruksi yang
tercemar apabila telah terjadi digunakan adalah dekstruksi kering
perubahan-perubahan dalam tatanan karena pada umumnya metode ini
lingkungan itu sehingga tidak sama lagi digunakan untuk analisis logam dan
dengan bentuk asalnya, sebagai akibat tujuan dilakukan destruksi adalah untuk
dari masuknya suatu zat atau benda merombak senyawa-senyawa organik
asing kedalam tatanan lingkungan itu. yang terdapat dalam sampel, sehingga
akan diperoleh senyawa yang lebih
Penelitian ini dilakukan dengan
sederhana (Amina,14).
menganalisis cemaran logam berat
arsen (As) dan timbal (Pb) pada Kerang Abu yang diperoleh dilarutkan
darah (Anadara granosa.) secara dengan 5 ml HNO3 P dengan tujuan
spektrofotometri serapan atom. menyempurnakan proses dekstruksi
Penelitian ini bertujuan menganalisis dengan menghilangkan senyawa-
dan menentukan kadar logam berat senyawa organik yang masih terdapat
arsen (As) dan timbal (Pb) pada Kerang dalam abu. Sisa HNO3 dihilangkan
darah (Anadara granosa). dengan cara pemenasan di atas hot
plate dalam lemari asam untuk
Sebelum di analisis sampel
mencegah terhirupnya NO2 (racun),
kerang darah (Anadara granosa) yang
kemudian disaring dengan kertas
telah diperoleh dibersihkan dengan air
saring lalu filtratnya diambil dan
mengalir kemudian dipotong-potong
dimasukkan ke dalam labu tentukur 5
lalu dikeringkan dan di haluskan.
ml kemudian dicukupkan volumenya
Kemudian ditimbang sebanyak 2 gram
dengan air suling hingga batas tanda
kemudian didekstruksi dengan cara
dan selanjutnya dianalisis. Filtrat yang
diabukan selama 4 jam pada suhu 500 o
diperoleh dianalisis secara kuantitatif.
C di dalam tanur kemudian di peroleh
Keuntungan metode
abu.
spektrofotometer serapan atom (SSA)
Adapun hasil yang di peroleh
dibandingkan dengan spektrofotometer
dari dekstruksi kerang darah (Anadara
biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang
granosa) yaitu berat sampel yang di
rendah dari larutan yang sama bisa
timbang adalah 2,0733 gram, dan berat
mengukur unsur-unsur yang berlainan,
ampel setelah menjdi abu adalah
pengukurannya berlangsung terhadap
1,0825 gram, hasi dari persen kadar
sampel, output dapat langsung dibaca,
abu yaitu 0,5221 %.
cukup ekonomis, dapat diaplikasikan larutan standar dengan 5 perbandingan
pada banyak jenis unsur, batas kadar konsentrasi yaitu 10 ppb, 20 ppb, 30
penentuan luas dari ppm sampai %. ppb, 40 ppb dan 50 ppb di ukur dengan
(Amina,14) spektrofotometri serapan atom Maka
diperoleh data berikut :
Metode kurva standar untuk
kurva baku arsen (As) dibuat seri
Konsentrasi Absorbansi
10 0.0318
20 0.0666
30 0.0941
40 0.1425
50 0.1828
Tabel 1. Hasil Pengukuran Serapan Larutan standar pada logam arsen (As) Pada Panjang
Gelombang 193,7 nm

Absorbansi
0.2
y = 0.00365x - 0.0024
R² = 0.9979
0.15

0.1 Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.05

0
0 20 40 60

Gambar 1. Kurva kalibrasi standar arsen (As)


Gambar 1. Menunjukkan bahwa kemudia dibuat persamaan garis linear
semakin tinggi semakin tinggi y = bx + a. dimana b adalah slope atau
konsentrasi maka nilai absorbansi nilai kemiringan dan a adalah intersep.
semakin naik. Kurva tersebut Adapunpersamaan yang dihasilkan
merupakan perbandingan antara dari kurva standar arsen (As) yaitu y =
konsentrasi yang mewakili sumbu x dan 0,000365x - 0.00024. Dengan nilai
absorbansi yang mewakili sumbu y. koefisien korelasi R2 = 0,9979, dimana
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh nilai koefisien korelasi menyatakan
ukuran kesempurnaan antara nilai Metode kurva standar untuk
absorbansi dan nilai konsentrasi yang kurva baku timbal (Pb) dibuat seri
membentuk garis lurus, linearitas larutan standar dengan 5 perbandingan
dikatakan sempurna apabila nilai konsentrasi yaitu 10 ppb, 20 ppb, 30
koefisien korelasi mendekati 1. ppb, 40 ppb dan 50 ppb di ukur dengan
spektrofotometri serapan atom maka
diperoleh data berikut :

Konsentrasi Absorbansi
10 0.0252
20 0.0523
30 0.0739
40 0.0802
50 0.1024
Tabel 2. Hasil Pengukuran Serapan Larutan Standar pada logam timbal (Pb)

Absorbansi
0.12
y = 0.00197x + 0.0030
0.1
R² = 0.9981
0.08
0.06 Absorbansi
0.04 Linear (Absorbansi)
0.02
0
0 20 40 60

Gambar 2. Kurva kalibrasi standar timbal (Pb)


Gambar 2. Menunjukkan bahwa y = bx + a. dimana b adalah slope atau
semakin tinggi semakin tinggi nilai kemiringan dan a adalah intersep.
konsentrasi maka nilai absorbansi Adapun persamaan yang dihasilkan
semakin naik. Kurva tersebut dari kurva standar timbal (Pb) yaitu y =
merupakan perbandingan antara 0,00197x + 0.00030. Dengan nilai
konsentrasi yang mewakili sumbu x dan koefisien korelasi R2 = 0,9981, dimana
absorbansi yang mewakili sumbuy. nilai koefisien korelasi menyatakan
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh ukuran kesempurnaan antara nilai
kemudia dibuat persamaan garis linear absorbansi dan nilai konsentrasi yang
membentuk garis lurus, linearitas
dikatakan sempurna apabila nilai
koefisien korelasi mendekati 1.

Sampel Berat absorbansi Balngko Absorbansi Konsentrasi Kadar


sampel akhir

Kerang 2,0733 0,0094 0,0029 0,0065 11,232 0,0270


darah
Table 3. hasil pengukuran kadar logam arsen (As) pada kerang darah (Anadara Granosa)
Hasil pengukuran serapan larutan 0,1828. Kadar logam arsen (As) pada

baku pada logam arsen (As) nilai kerang darah (Anadara Granosa) yaitu

konsentrasinya adalah 10, 20, 30, 40, 0,02 ppm. Dimana standar maksimum

dan 50 dan nilai absorbanya yaitu kadar logam arsen (As) yaitu 1,0 mg/kg

0,0318, 0,0666, 0,0941, 0,1425, dan


Sampel Berat absorbansi Absorbansi Konsentrasi Kadar
sampel akhir
Kerang 2,0733 0,0292 0,0292 13,299 0,3207
darah
Table 4. hasil pengukuran kadar logam timbal (Pb) pada kerang darah (Anadara Granosa)
Dimana standar maksimum kadar
logam arsen (As) yaitu 1,0 mg/kg, di
Hasil pengukuran serapan larutan
mana kadar logam arsen pada kerang
baku pada logam timbal (Pb) nilai
darah (Anadara Granosa) masih
konsentrasinya adalah 10, 20, 30, 40,
memenuhi standar SNI. Sedangkan
dan 50 dan nilai absorbanya yaitu
standar maksimum kadar logam timbal
0,0318, 0,0666, 0,0941, 0,1425, dan
(Pb) yaitu 0,4 mg/kg, pada kerang darah
0,1828. Kadar logam timbal (Pb) pada
(Anadara Granosa) untuk kadar logam
kerang darah (Anadara Granosa) yaitu
hamper mendekati standar SNI.
0,03 ppm. Dimana standar maksimum
kadar logam timbal (Pb)yaitu0,4mg/kg
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, D.P. “Penentuan Kandungan
KESIMPULAN
Logam (Hg, Pb, dan Cd) Dengan
Berdasarkan dari hasil penelitian
Penambahan Bahan Pengawet
yang telah dilakukan terhadap
Dan Waktu Perendaman Yang
pengukuran adsorbansi maka dapat
Berbeda Pada Kerang Hijau
disimpulkan bahwa Kadar logam arsen
(Perna viridis L.) Di perairan
(As) pada kerang darah (Anadara
Muara Kamal Teluk
Granosa) yaitu 0,02 ppm. Sedangankan
Jakarta”.Skripsi. Jakarta:
Kadar logam timbal (Pb) pada kerang
Fakultas Sains dan Teknologi
darah (Anadara Granosa) yaitu 0,03
UIN Syarif Hidyatullah, 2009.
ppm.
Amansyah M, Syarif NA, 2014 “ Analisis Darmono, 1995.Logam Dalam Sistem
Kandungan Logam Berat Pada Biologi Makhluk Hidup,
Kerang Anadarah Dari Daerah Universitas
Hilir Sungai Jeneberang”, al- Indonesia Press. Jakarta
sihah, vol VI.no 2, pp86
Darmono, 2001. Lingkungan hidup dan
Aminah, Rahmawati, naid, T, 2017 pencemaran, Jakarta:UI Press.
“Analisis Kadar Arsen (As) Dan
Timbal (Pb) Pada Minyak Goreng Effendi, H 2008, Telaah kualitas air: Bagi
Pemakaian Berulang Dengan pengelolaan sumber daya dan
Metode Spektrofotometri lingkungan perairan, edisi ke 7,
Serapan Atom,As-syfaa,vol. Kanisius, Yogyakarta
09(01), pp 12-13, Universitas
Fitriani, kurniati,T, hambali
Muslim Indonesia, Makassar.
2017.’penyerapan ion logan Pb
Amriani. H. Boedi., H. Agus. (II) dati larutan menggunakan
“Bioakumulasi Logam Berat serbuk daun puring’jurnal
Timbal (Pb) dan Seng (Zn) Pada pendidikan kimia FKIP 34-42,
Kerang Darah (Anadara granosa pontianak kalimantan brarat
L) dan Kerang Bakau
(Polymesoda bengalensis L) di Gandjar, IG & Rohman, A 2007, Kimia

Perairan Teluk Kendari.Jurnal farmasi analisis, Pustaka Pelajar,

Ilmu Lingkungan 9 no. 2 (2011) Yogyakarta. hh.298-313

H. 45-50.
Gustina dessy 2012. ‘pencemaran logam

Caroline, J, Moa, GA 2015 ;Fitoremediasi berat timbal (Pb) di udara dan

Logam Timbal (PB) upaya penghapusan bensin

Menggunakan Melatih Air( bertimbal ‘. Jurnal penelitian

Echinodorus Palaefolius ) Pada bidang komposisi atmosfer

Limbah Industri Tembaga Dan LAPAN,berita digatara Vol.13 no

Kuningan’, Jurnal Teknik 3 september 2012: 95-101

Lingkungan. Institut Teknologi


Adhi Tama Surabaya.
Haryanti, D, Budianta, D & Salni 2013, ‘ Mirawati, B, Muhlis, & Sedijani, P 2016,
Potensi Beberapa Jenis ‘Efektifitas Beberapa Tanaman
Tanaman Sebagai Fitoremediasi Hias Dalam Menyerap Timbal
Logam Timbal (Pb) Dalam (Pb) Di Udara’, Jurnal penelitian
Tanah’, Jurnal Penelitian Sains, pendidikan IPA, Vol. 2, No.1, pp.
Vol.16, No. 2, hh.52-58 48-54

Kadir, H. “Biokonsentrasi Logam Pb Muflihunna A, 2012 “Analisis Kadar


Pada Karang Lunak Sinularia Logam Berat Tembaga (Cu) Dan
polydactyla Di Perairan Pulau Kadmium (Cd) Pada Ikan Kakap
Lae-Lae, Pulau Bonebatang, (Lates Calcalifer) Asal Takalar
Dan Pulau Badi”. Skripsi. Secara Spektrofotometri
Makassar: Fakultas Ilmu Serapan Atom”, as-syifa vol 04
Kelautan dan Perikanan (02), pp: 156, Unifersitas Muslim
Universitas Hasanuddin, 2013. Indonesia, Makassar.

Kellog,D., Fautin,D.G., 2004. Jurnal Nurdin, J. Distribusi Kerang Laut

Kerang: Classis Bivalvia, Animal (Mollusca : Bivalvia) yang

Diversity.Web.http;//animal- Dikonsumsi dan Berpotensi

diversity,ummz,umich,edu/site/ Ekonomi Di Pesisir Pantai

accountinformation/bivalvia.html Sumatera Barat, Jurusan Biologi

(online) Diakses 6 Maret 2007 Universitas Andalas Padang,


Sumatera Barat, 2008.
Kusnadi 2016, ‘Analisa kadar logam
timbal (Pb) Palar, H. 1994.Pencemaran dan

dalamtanamanlidahmertua Toksikologi Logam Berat. PT

(Sansevieriatrisfasciata) di Kota Rineka Cipta IKAPI Jakarta.152

Tegaldenganmetodespektrofoto hal.

meterserapan atom (SSA)’,


Palar, H. 2004.Pencemaran dan
Pancasakti Science Education
Toksikologi Logam Berat. Rineka
Journal, pp.13
Cipta. Jakarta.
Sembel T. D. 2015. Toksikologi perikanan dan kelautan
Lingkungan. Yogyakarta.Andi Indonesia 12 no.1 (Juni 2005) h.
Offset.
Setiawan, H, 2014, ‘pencemaran logam
berat di perairan pesisir’, vol.11,
pp.2
Tangio, J, S 2013, ‘Adsorpsi logam
timbal (Pb) dengan
menggunakan biomassa eceng
gondok (Eichhornia crassipes)’,
FMIPA Universita Negri
Gorontalo,

UNEP. 1988. GESAMP: Arsenic,


mercury and selenium in the
marine environment. UNEP
Regional Seas Reports and
Studies No. 92, GESAMP
Reports and Studies No. 28.
Regional Seas.

Widowati, Wahyu,Sastiono, Astriana,


dan Jusuf, .R., 2008, Efek Toksik
Logam, penerbit C.V Andi Offset,
yogyakarta

Yusma, Y., Jovita, T.M. “Kandungan


Logam Berat Air Laut, Sedimen
Dan Daging Kerang Darah
(Anadara granosa) Di Perairan
Mentok Dan Tanjung Jabung
Timur”.Jurnal ilmu-ilmu

You might also like