You are on page 1of 18

Kerajaan

BULELENG
Kelompok 3
1 Khansa Tsabitah

2 Izmi Ramadianti

3 Daffa Rabbani
LOKASI DAN SEJARAH
KERAJAAN BULELENG

Sejarah Kerajaan Buleleng dimulai sejak pertengahan abad ke-17


Masehi. Kerajaan bercorak Hindu ini terletak di Bali bagian utara,
tepatnya di Singaraja. Pendiri Kerajaan Buleleng bernama I Gusti
Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan.
Kerajan Buleleng berdiri ketika eksistensi Kerajaan Majapahit kian
memudar.

Berdirinya Kerajaan

Buleleng
I Gusti Anglurah Panji Sakti atau adalah seorang pangeran. Ia putra dari I Gusti Ngurah
Jelantik, penguasa Kerajaan Gelgel yang bertakhta sejak tahun 1580 Masehi. Panji Sakti
bukanlah putra mahkota karena ia bukan anak dari permaisuri. Ibunda Panji Sakti bernama
Si Luh Pasek Gobleg, istri selir I Gusti Ngurah Jelantik. Ia punya keistimewaan, termasuk
disebut-sebut memiliki kekuatan supranatural. I Gusti Ngurah Jelantik cemas jika suatu saat
anaknya dari istri selir itu akan menggeser posisi pewaris takhta yaitu putra mahkota dari
permaisuri.
Maka, ketika berusia 12 tahun, Panji Sakti diasingkan ke kampung halaman ibunya, yakni di
Desa Panji, wilayah Den Bukit, Bali bagian utara. Di Den Bukit, Panji Sakti tumbuh sebagai
sosok pemimpin muda yang cemerlang. Ia berhasil menyatukan wilayah-wilayah sekitar Den
Bukit bahkan kemudian dinobatkan menjadi raja.
I Gusti Anglurah Panji Sakti mendirikan kerajaan pada 1660 yang kemudian dikenal dengan
nama Kerajaan Buleleng.

Masa Kejayaan Kerajaan

Di bawah pimpinan I Gusti Anglurah Panji, Kerajaan Buleleng berkembang pesat dan langsung
mencapai kejayaan di masa-masa awalnya. Kerajaan ini punya bandar dagang yang ramai karena
letaknya dekat dengan pantai. Buleleng berperan sebagai penyalur pasokan hasil bumi dari para
saudagar Bali ke daerah-daerah lain. Kekuatan Kerajaan Buleleng perlahan melemah setelah I Gusti
Ngurah Panji Sakti meninggal dunia pada 1704. Tahun 1732, Buleleng takluk kepada Kerajaan Mengwi.
Dua dekade kemudian, tahun 1752, Buleleng kembali menjadi negeri yang merdeka.
Runtuhnya Kerajaan Buleleng
BULELENG KALAH PERANG TAHUN 1780 PADA ERA KEPEMIMPINAN I
GUSTI NGURAH JELANTIK (1757-1780). PEMIMPIN WANGSA
KARANGASEM, I GUSTI PAHANG CANANG, BERHASIL MEREBUT
WILAYAH BULELENG. KETIKA WANGSA KARANGASEM DIPIMPIN OLEH I
GUSTI MADE KARANGASEM (1825-1849), I GUSTI KETUT JELANTIK
DITUNJUK SEBAGAI PATIH ATAU PANGLIMA PERANG.
PADA 1846, 1848, DAN 1849, WILAYAH BULELENG MENDAPAT SERANGAN
DARI BELANDA. I GUSTI KETUT JELANTIK GUGUR DALAM RANGKAIAN
PEPERANGAN YANG BERAKHIR DENGAN PUPUTAN ATAU PERANG
HABIS-HABISAN ITU PADA 1849. SEJAK SAAT ITU, WILAYAH BALI BAGIAN
UTARA, TERMASUK KARANGASEM DAN BULELENG, DIKUASAI OLEH
BELANDA.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Buleleng

Sistem pemerintahan
Kerajaan Buleleng adalah
Monarki, yaitu
pemerintahan sepanjang
hidup.
Daftar Raja yang Memimpin dari Awal hingga Akhir

1. Wangsa Panji Sakti


2.Gusti Anglurah Panji Sakti 8.Wangsa Karangasem
9.Anak Agung Rai
3.Gusti Panji Gede Danudarastra
10.Gusti Gede Karang
4.Gusti Alit Panji
11.Gusti Gede Ngurah Pahang
5.Gusti Ngurah Panji
12.Gusti Made Oka Sori
6.Gusti Ngurah Jelantik 13.Gusti Ngurah Made Karangasem
7.Gusti Made Singaraja

Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang dianutnya
yaitu agama hindu (mempunyai pengaruh yang paling besar) dari Budha sehingga
keadaan sosialnya sebagai berikut
1. Terdapat pembagian golongan/kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan
Waisya.
2. Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama
dibanding keagamaan.
3. Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu
pande besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat
pertanian, alat-alat rumah tangga, senjata, perhiasan dan lain-lain.
Dari ketiga hal diatas dapa kiata ambil kesimpulan sebagi berikut
1. Kehidupan sosial masyarakat Bali sudah teratur dan rapi
2. Sudah ada system pembagian kerja
Kehidupan Budaya
Hasil budaya kerajaan Bali antara lain berupa
1. Prasasti
2. Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil
3. Arca misalnya arca durga
4. Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan
Jayasakti yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti
5. Pada zaman Jayasakti agam Budha dan Syiwa berlambang dengan
baik bahkan raja sendiri disebut sebagai penjelmaan dewa Wisnu
(airan Waisnawa)
6. Prasasti di Bali paling banyak menggunakan bahasa Jawa kuno
sehingga hubungan dengan Jawa diperkirakan terjalin dengan baik.
Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor
pertanian. Keterangan kehidupan masyarakat Buleleng dapat
dipelajari dari prasasti Bulian. Perdagangan antarpulau di Buleleng
juga sudah cukup maju. Kemajuan ini ditandai dengan banyaknya
saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan
dengan penduduk Buleleng. Komoditas yang terkenal di Buleleng adh
kuda. Dalam prasasti Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu
melakukan transaksi perdagangan 30 ekor kuda dengan saudagar dari
Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa
perdagangan pada saat itu sudah maju sebab kuda merupakan
binatang yang besar sehingga memerlukan kapal yang besar pula
untuk mengangkutnya.
Peninggalan Kerajaan
Buleleng
1. Perempatan Agung (Catus Patha)
Peninggalan
2. Masjid Kuno (Keramat)
Kerajaan
3. Masjid Agung Jami'
Buleleng
4. Kampung bugis
5. Kantor bupati buleleng
6. Eks perlabuhan buleleng
S A M P A I

J U M P A
L A G I

You might also like