You are on page 1of 50

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

RHEUMATOID ARTHRITIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Ibu Lilis Lismayanti, M.Kep

Disusun Oleh :
Syifa Qolbi Hakim
C1814201036

Kelas 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Rheumatoid Arthritis” ini dengan lancar.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dengan memberikan
sumbangkan baik materi maupun pikirannya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari dengan sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Rheumatoid Arthritis” ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman serta memberikan manfaat bagi para pembaca.

Tasikmlaya, 21 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 2
2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN TEORI3
1. Pengertian Rheumatoid Arthritis 3
2. Etiologi 3
3. Manifestasi Klinis 4
4. Pemeriksaan Penunjang 6
BAB III TINJAUAN KASUS 8
1. Pengkajian 8
2. Analisa Data 24
3. Diagnosa Keperawatan 24
4. Prioritas Masalah 26
5. Intervensi 29
6. Implementasi dan Evaluasi 35
BAB IV PENUTUP 37
1. Kesimpulan 37
2. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
Lampiran 39

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan dan perkembangan negara dari berbagai aspek tentunya
dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu
dengan munculnya berbagai penyakit auto-imun yang menyerang semua umur,
salah satunya yaitu Rheumatoid Arthritis. Rheumatoid Arthritis biasa menyerang
pada usia produktif, sebab itulah yang menjadikan penyakit ini sebagai masalah
kesehatan masyarakat, karena kecacatan yang ditimbulkan pada golongan
masyarakat produktif memberi dampak ekonomi dan sosial yang besar (Nasution
& Sumariyono, 2007; Nainggolan, 2009).
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronik yang
penyebabnya tidak diketahui. Adanya pemicu eksternal seperi merokok, infeksi,
atau trauma yang memicu reaksi autoimun dapat menyebabkan hipertrofi sinovial
dan peradangan sendi kronis. Hal ini terjadi pada individu yang rentan secara
genetik (Temprano, 2014), dan banyak dialami mulai dari usia 20an maupun usia
30an (Arthritis Foundation, 2008). Gejala yang timbul berupa nyeri sendi,
pembengkakan sendi, kerusakan sinovial sendi, hingga hilangnya fungsi sendi
dan dapat menyebabkan kematian dini (Aletaha et al, 2010).
Rheumatoid Arthritis sering mengenai penduduk pada usia produktif
sehingga akan memberi dampak sosial dan ekonomi yang besar bila tidak
dilakukan penatalaksaan yang tepat sedini mungkin (Nasution & Sumariyono, 1
2 2007). Karena hingga kini belum ada obat yang diketahui untuk mencegah
terjadinya kerusakan oleh Arthritis Rheumatoid, American College of
Rheumatology merekomendasikan adanya diagnosis sedini mungkin dengan
memodifikasi agen anti-rematik untuk membatasi tingkat kerusakan sendi
(Soeken, Miller & Ernst, 2003).

1
Dalam mencapai tahap pengobatan yang sesuai dengan konsep
pengurangan nyeri dan mencegah kerusakan sendi digunakan obat-obatan
konvensional dalam pengobatan Rheumatoid Arthritis. Obat-obat tersebut berupa
Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs) dengan cara kerja
memperlambat perkembangan penyakit, sebagai pengubah respon biologis untuk
mengurangi peradangan, kerusakan struktural sendi, obat anti-inflamasi (OAINS)
/ NSAID dan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan (U.S. Department of
Health and Human Services, 2013). Namun terdapat efek samping yang cukup
berat dari pemakaian OAINS ini, seperti hipersensitivitas, gangguan fungsi hati
dan ginjal serta penekanan sistem hematopoetik (Daud, 2007).
2. Rumusan masalah
a. Apa pengertian rheumatoid arthritis ?
b. Bagaimana etiologi rheumatoid arthritis ?
c. Bagaimana manifestasi klinis dari rheumatoid arthritis ?
d. Apa saja pemeriksaan penunjang pada rheumatoid arthritis ?
e. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga terhadap pasien yang mengalami
rheumatoid arthritis ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari rheumatoid arthritis
b. Untuk mengetahui etiologi dari rheumatoid arthritis
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari rheumatoid arthritis
d. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada rheumatoid arthritis
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga terhadap pasien dengan
rheumatoid arthritis

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Rheumatoid Arthritis
Rheumatois arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi non-bakterial
yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendir serta
jaringan ikat sendi secara simetris. (Chairuddin, 2003.
Rheumatoid arthritis merupakan perkembangan pada jaringan ikat.
Gangguan jenis ini kebanyakaan menyerang persendian tangan dan kaki.
Rheumatoid arthritis dapat menyerang semua golongan usia. Namun, penyakit ini
lebih banyak menyerang kaum wanita, hampir tiga kali lipat dari pria, terutama
usia 30 – 50 tahun. Rheumatoid arthritis bersifat kambuhan.
Sendi yang terlibat Frekuensi keterlibatan (%)
Metacarpophalangeal (MCP) 85
Pergelangan tangan 80
Proximal interphalangeal (PIP) 75
Lutut 75
Metatarssophalangeal (MTP) 75
Pergelangan kaki (tibiotalar+subtalar) 75
Bahu 60
Midfoot (tarsus) 60
Panggul (Hip) 50
Siku 50
Acromioclavikular 50
Vertebra servikal 40
Temporomandibular 30
Sternoclavikular 30
Sumber: IPD hal:2499
2. Etiologi

3
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab rheumatoid arthritis, yaitu :
a. Endokrin
b. Autoimun
c. Metabolic
d. Factor genetic serta pemicu lingkungan
Pada saat ini, rheumatoid arthritis diduga disebabkan oleh factor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II : factor injeksi
mungkin disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteroid
yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendiri penderita.
Kelainan yang dapat terjadi pada suatu arthritis rheumatoid yaitu :
a. Kelainan pada daerah artikuler
- Stadium I (stadium sinovitis)
- Stadium II (stadium destruksi)
- Stadium III (stadium deformitas)
b. Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler
Perubahan patologis yang dapat terjadi pada jaringan ekstra-artikuler adalah :
- Otot : terjadi miopati
- Nodul subkutan
- Pembuluh darah perifer: terjadi proliferasi tunika intima, lesi pada
pembuluh darah arteriol dan venosa
- Kelenjar limfe: terjadi pembesaran limfe yang berasal dari aloiran limfe
sendi, hiperplasi folikuler, peningkatan aktivitas system retikuloendotelial
dan proliferasi yang mengakibatkan splenomegaly
- Saraf: terjadi nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit
- Visera
3. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli arthritis
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan,

4
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu serta
sendi panggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris. Tetapi kadang-kadang
hanya terjadi pada satu sendi disebut arthritis rheumatoid mono-artikular.
(Chairuddin, 2003)
a. Stadium awal
Malaise, penurun BB, rasa capek, sedikit demam dan anemia. Gejala lokal
yang berupa pembengkakan, nyeri dan gangguan gerak pada sendi
metakarpofalangeal.
Pemeriksaan fisik : tenosinofitas pada daerah ekstensor pergelangan tangan
dan fleksor jari-jari. Pada sendi besar (misalnya sendi lutut) gejala peradangan
lokal berupa berupa pembengkakan nyeri serta tanda-tanda efusi sendi.
b. Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen, selanjutnya
timbul/ketidakstabilan sendi akibat rupture tendo/ligament yang menyebabkan
defomitas rheumatoid yang khas berupa deviasi ulnar jari-jari, deviasi
radial/volar pergelangan tangan serta vulgus lutut dan kaki.
Untuk menegakan diagnosis dipakai kriteria diagnosis dari ACR tahun 1987
dimana untuk mendiagnosis AR diperlukan 4 dari 7 kriteria tersebut. Kriteria 1-4
tersebut harus minimal diderita selama 6 minggu
Kriteria Definisi
Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
sekitarnya sekurang-kurangnya selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal
Arthritis pada 3 Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau
daerah persendian lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada
atau lebih sekurang-kurangnya pada 3 sendi secara bersamaan
yang diobservasi oleh seorang dokter.
Arthritis pada Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan suatu

5
persendian tangan persendian tangan seperti yang tertera diatas
Arthritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti kriteria yang
tertera 2 pada kedua belah sisi (keterlibatan PIP, MCP,
atau MTP bilateral)
Nodul rheumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta artikuler yang
diobservasi oleh seorang dokter
Factor rheumatoid Terdapatnya titer abnormal daktor rheumatoid serum
serum positif yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil
positif kurang dari 5% kelompok control yang
diperiksa. Pemeriksaan hasilnya negative tidak
menyingkirkan adanya AR
Perubahan gambaran Perubahan gambaran pada radiologis yang khas bagi
radiologis arthritis rheumatoid pada pemeriksaan sinar x tangan
posterior atau pergelangan tangan yang harus
menunjukan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang
yang berlokasi pada sendi, atau daerah yang
berdekatan dengan sendi

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Faktor rheumatoid, fiksasi lateks, reaksi-reaksi aglutinasi
b. Laju endap darah : umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h) mugnkin
kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
c. Protein C-reaktif: positif selama masa ekasaserbasi
d. Sel darah putih: meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
e. Haemoglobin: umumnya menunjukan anemia sedang
f. Ig (Ig M dan Ig D): peningkatan besar menunjukan proses autoimun sebagai
penyebab AR

6
g. Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukan pembengkakan pembengkakan
pada jaringan lunak, erosi sendi, dam osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan ostreoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
h. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovarium
i. Artroskopi langsung, aspirasi cairan sinoval
j. Biopsy membrane sinoval : menunjukan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas

7
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PUSKESMAS
1) Nama Puskesmas : Puskesmas Manonjaya
2) Nomor Register :-
3) Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2021
4) Jarak untuk mencapai pelayanan kesehatan terdekat
Jarak rumah keluarga L ke tempat pelayanan kesehatan sekitar 3 km dan
ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi
5) Nama Kepala Keluarga : Tn. L
6) Alamat
Kp. Pameungpeuk RT 03 RW 01 Desa Gunajaya Kecamatan Manonjaya
Kabupaten Tasikmalaya Kode pos 46197
b. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA
Nama Anggota Tn. L Ny. A Nn. S Nn. A
Keluarga
Hubungan Ayah Ibu Anak Anak
Dengan Kepala
Keluarga
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
Umur 55 Tahun 48 Tahun 21 Tahun 13 Tahun
Pendidikan S1 SMA SMA MI
Pekerjaan PNS Guru Mahasiswa Siswa
Agama Islam Islam Islam Islam
Keadaan Sehat Sehat Sehat Sehat
Kesehatan
Imunisasi Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

8
KB Tidak Ya Tidak Tidak
Bahasa Ya Ya Ya Ya
Indonesia
Ket - - - -

c. DATA UMUM
Genogram Keluarga

Keterangan :
:
Laki-laki dengan sakit Rheumatoid Arthritis

:
Laki-laki

:
Perempuan

:
Meninggal

1) Tipe Keluarga
Nuclear Family

9
2) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Keluarga bapak L mempunyai 2 orang anak. Anak pertama berumus 21
tahun seorang mahasiswi dan anak ke kedua 13 tahun sedang
menempuh pendidikan SLTP dan tinggal di pesantren, maka keluarga
Bapak A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan Anak Usia
Sekolah.
3) Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan
keluarga, dimana keluarga sudah mengajarkan sosialisasi dengan
lingkungan di sekitar rumah. Tetapi masih ada tugas perkembangan
yang belum terpenuhi dimana anak perempuannya belum menikah.

Biologis Keluarga
4) Keadaan kesehatan
Bapak L mempunyai riwayat penyakit Rheumatoid Arthritis sejak
setahun yang lalu, sampai sekarang bapak L mengkonsumsi obat berupa
Allopurinol, Meloxicam, Metylprednisolonl dikonsumsi sehari sekali
sebelum tidur. Kambuh apabila memakan makanan yang dilarang dan
tidak mengkonsumsi obat. Ibu A tidak mempunyai riwayat penyakit,
hanya saja sering sakit kepala biasa. Nn S san Nn A tidak mempunyai
riwayat penyakit.
5) Kebersihan Keluarga
1) Frekuensi mandi sehari : 3 Kali sehari
2) Tempat mandi : Kamari mandi sendiri
3) Mengunakan sabun saat mandi : Ya
4) Cuci tangan sebelum makan : Ya
5) Cuci kaki sebelum tidur : Ya

10
6) Penyakit yang diderita
1) Anggota keluarga yang sering sakit/pernah sakit/sedang sakit pada
bulan terakhir : Ada
2) Jika ada : Dewasa
3) Bila ada, keluhan ada yang dirasakan ?
Nyeri pada kaki dan bengkak pada pergelangan kaki
4) Apakah ada anggota keluarga yang lain/turunan yang mempunyai
keluhan yang sama : Ya
5) Apakah sudah berobat ? : Sudah
6) Jika belum berobat, apa sebabnya?
7) Penyakit Kronik / Menular
Keluarga bapak L tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
8) Kecacatan Anggota Keluarga
Tidak ada yang mempunyai kecacatan disetiap anggota keluarga bapak
L
9) Pola Makan
1) Makanan pokok :Nasi
2) Lauk :Protein hewani (√), Protein nabati (√),
Campuran (√)
3) Sayuran :Selalu ada (√), Kadang-kadang (), Campuran ()
4) Buah :Selalu ada (√), Kadang-kadang (), Campuran ()
5) Susu :Slalu ada (), Kadang-kadang (√), Campuran ()
6) Kebiasaan makan :1 x sehari (), 2 x sehari (√), 3 x sehari (), tidak
tentu ()
7) Cara menghidangkan makanan; tertutup (√), terbuka (), kadang-
kadang ()
8) Pantangan makan keluarga : ada (√), tidak ()
9) Air minum :Dimasak (√), tidak dimasak (), kadang dimasak
()

11
10) Kebiasaan masak sayuran ; tidak dicuci (), dicuci baru dipotong (√),
dipotong baru dicuci ().
10) Pola Istirahat
1) Apakah sulit tidur ? Ya (), tidak (√)
2) Tidur siang dari jam 11.00 sampai jam 12.00
3) Tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 03.30
11) Reproduksi/Akseptor KB.
1) Apakah PUS sudah ber KB ? Ya (√), tidak (), KB apa ? Pil
2) Tempat kontrl KB ? Bidan desa
3) Kelainana yang dirasakan setelah mengikuti KB : Tidak ada
4) Kalau sekarang tidak ber-KB, apa alasannya ?

Psikologis Keluarga
12) Keadaan Emosi / Mental
Tn. L mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki gangguan
emosi atau mental, dan hubungannya dengan anggota keluarga lain baik
dan harmonis.
13) Koping Keluarga
Keluarga Tn. L menyadari bahwa salah satu keluarganya yaitu Tn. L
mengalami sakit rheumatoid arthritis. Tn. L mengkonsumsi obat sekali
sehari dengan tujuan agar nyeri bisa teratasi, dan Ny. A mengatur
makanan Tn. L dan selalu mengingatkan makanan apa saja yang tidak
boleh dimakan oleh Tn. L. keluarga Tn. L akan tetap meningkatkan
status kesehatan dengan memanfaatkan sumber-sumber kesehatan yang
ada
14) Kebiasaan Buruk
Keluarga Tn. L mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, NAPZA, dan sebagainya.
15) Rekreasi

12
Tn. L mengatakan aktivitas rekreasi keluarga yang biasa dilakukan yaitu
menonton TV bersama dan melakukan kegiatan bersama di kebun
belakang rumah. Kadang kadang juga Tn. L bersama keluarga
berekreasi keluar rumah dan berkunjung ke rumah orang tuanya kurang
lebih sebulan sekali.
16) Pola Komunikasi Keluarga
Dalam berkomunikasi Tn. L dan keluarga biasa menggunakan bahasa
indonesia atau bahasa sunda dalam kehidupan sehari hari. Keluarga Tn.
L juga menyebutkan bahwa mereka dapat berkomunikasi atau
berinteraksi antar keluarga lain.
17) Pengambil Keputusan
Dalam keluarga, Tn. L yang berperan besar dalam pengambilan
keputusan. Tetapi setiap keputusan yang diambil oleh Tn. L sebagai
kepala keluarga selalu di musyawarahkan dengan Ny. A
18) Peran Informal
Ny.A mengatakan bahwa Tn. L sebagai motivator bagi dirinya
(istrinya) dan Ny.E turut pada perintah Tn. L selama itu baik dan
bermanfaat bagi semuanya.

Sosial Ekonomi Keluarga


19) Hubungan dengan Orang Lain
Tn. L mengatakan keluarganya menjalin hubungan yang baik dengan
orang lain.
20) Kegiatan Organisasi Sosial
Tn. L selalu mengisi acara pengajian setiap malam rabu dan hari
minggu. Dan Ny. A selalu mengikuti pengajian setiap hari minggu
21) Keadaan Ekonomi

13
Tn. L menyebutkan ekonomi keluarganya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup, karena Tn. L memiliki gaji tetap sedangkan Ny. A
memiliki penghasilan dari mengajar di RA.

Spiritual Keluarga
22) Keadaan Beribadah
Seluruh keluarga Tn. L menganut agama islam dan taat menjalankan
shalat lima waktu. Tn. L dan Ny. A sering mengikuti pengajian yang ada
dilingkungannya. Tn. L mengisi pengajian setiap malam rabu dan hari
minggu, sedangkan Ny. A mengikuti pengajian setiap hari minggu.
23) Keyakinan tentang Kesehatan
Keluarga memandang kesehatan merupaka suatu anugrah dari Allah
SWT yang kita dapat rasakan kenikmatannya, keluarga juga yakin pada
pandangan lebih baik mencegah dari pada mengobati.
24) Nilai dan Norma
Sebagian dari masyarakat disekitar tempat tinggal Tn. L beragama islam
dan keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan
santun terhadap orang tua, suami/istri. selama ini Tn. L dan keluarganya
sering melakukan makan bersama keluarga di malam hari, pagi hari dan
siang hari. Keluarga juga menganut norma atau adat yang ada
lingkungan sekitar misalnya takziah, menjenguk orang sakit dan gotong
royong.
25) Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Menurut keluarga Tn. L tidak ada adat yang dianut bahkan sampai
mempengaruhi kesehatan anggota keluarganya. Jika ada anggota
keluarga yang sakit langsung dibawa ke layanan kesehatan

Lingkungaan Rumah
Denah Rumah;

14
Luas rumah yang ditempati sekitar 55,33 m 2 terdiri dari 2 ruang
keluarga, ruang tamu, dapur, mushola, 3 kamar, 2 kamar mandi, gudang,
garasi, dan halaman yang luas di depan rumah. Tn. L tinggal dirumah
yang permanen dengan jenis lantai tembok, memiliki ventilasi yang
baik, pencahayaan terang, mempunyai tempat pembuangan sampah
dipinggir rumah yang nantinya dibakar dan rumah tampak bersih dan
rapi.

2 6

10 11
7
3

9
13
4 8

12
5

Keterangan :
1 : Kamar 1 8 : Dapur
2 : Kamar 2 9 : Mushola
3 : Kamar 3 10 : Ruang kerja
4 : Wc 11 : Garasi
5 : Gudang 12 : Wc
6 : Ruang TV 13 : Ruang keluarga

15
7 : Ruang tengah

26) Kebersihan dan Kerapihan


Keadaan rumah tampak bersih dan rapih, benda-beda tertata dengan
rapih, keadaan diluar rumah bersih tidak ada sampah berserakan dan
terdapat tanaman herbal dihalaman rumah
27) Penerangan
Penerangan rumah baik, penerangan berasal dari jendela rumah dan juga
pintu rumah, sinar matahari masuk kedalam rumah cukup baik, dan
terliat atau bisa membaca huruf jarak 30 cm.
28) Ventilasi
Sirkulasi udara didalam rumah sangat baik dan terdapat sarana yang
memungkinkan udara keluar masuk rumah. Tinggi eternit/langit dari
lantai ± 2,4 M, terdapat banyak jendela, luas jendela > 10% dari luas
lantai, dalam ruangan terasa sejuk.
29) Jamban
Keluarga tidak punya MCK, karena sudah memiliki kamar mandi
sendiri di dalam rumah.
30) Sumber Air Minum
Sumber Air minum yang digunakan keluarga Tn. L yaitu Air kemasan
(gallon) tetapi sekali-kali keluarga Tn. L juga meggunakan fasilitas air
yang sudah tersedia dengan menggunakan air sumur, Jarak sumber air
dengan WC kurang lebih 10 meter dan juga kedap air.
31) Pemanfaatan Halaman
Halaman rumah keluarga Tn. L dimanfaatkan untuk bercocok tanam
seperti bawang daun, cengek, jahe, cikur, kunyit, jeruk, rambutan,
jambu kristal, sirsak, lenca dan juga dihalaman keluarga Tn. L
dimanfaatkan untuk memelihara ikan dan juga lele.

16
32) Pembuangan Air Kotor
Pembuangan air kotor keluarga Tn. L menggunakan SPAL system
tertutup.
33) Pembuangan Sampah
Keluarga Tn. L mengelola sampah dengan cara dibakar
34) Sumber Pencemaran
Tn.L mempunyai kolam yang tersedia ikan . Tidak terdapat nyamuk
ataupun lalat yang banyak, tetapi kali-kali suka ada nyamuk tetapi
keluarga menyelesaikan dengan menggunakan obat pembasmi nyamuk.
Tn. L juga mempunyai hewan ternak berupa ayam
a) Kandang ternak; terpisah dgn rumah (√), jarak (> 10 m), menyatu
dgn rumah ()
b) Lalat; tidak ada (√), ada 1 – 5 ekor (), ada 6 – 10 ekor (), ada > 10
ekor ()
c) Nyamuk; tidak ada (), ada 1 – 5 ekor (√), ada 6 – 10 ekor (), ada >
10 ekor ().
35) Lingkungan Psikososial
Psikologis di dalam dan diluar rumah baik, sosialisasi lingkungan rumah
juga terjalin dengan baik

Fungsi Keluarga (anda dapat kembangkan fungsi keluarga


berdasarkan UU No. 10 Tahun 1992)
35) Fungsi afektif
Keluarga Tn. L saling menyayangi dan menghargai, memberikan
kesempatan kepada tanpa membeda-bedakan satu dan yang lainnya.
Keluarga Tn. L juga mengembangkan sikap saking menghargai dan
selalu mengucapkan maaf dan terimakasih
36) Fungsi sosialisasi

17
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik. Anggota keluarga disiplin
waktu solat dan dalam hal lainnya. Sangat menjungjung tinggi norma
budaya dan perilaku.
37) Fungsi perawatan kesehatan
a) Pada saat dikaji keluarga Tn. L sudah hampir mengetahui
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhi terhadap penyakit yang sekarang diderita oleh Tn. L
meskipun belum mengetahui secara pasti.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :
(1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti sifat dan luasnya
masalah/dampak : Keluarga cukup mengerti
(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga : Tn. L
mengeluh nyeri kaki
(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami : Tidak
(4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit : Tidak
(5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan : Tidak
(6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada : Ya, dapat
(7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan :
Tidak
(8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah : Tidak
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara

18
lingkungan dan menggunakan sumber/fasititas kesehatan yang ada
di masyarakat, yang perlu dikaji adalah:
(1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan/penyakit : Ya
(2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan : Ya
(3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang
diperlukan memadai
(4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap
perawatan yang diperlukan :
(5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri
sendiri dalam keluarga : Tidak
(6) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam
pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang : Tidak
(7) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit : Ya
(8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut : Ya
(9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi) : Tidak

d. Haparan Keluarga
Harapan keluarga Tn. L yaitu semoga tingkat kesehatan keluarganya mampu
meningkat dan dapat mencegah segala penyakit. Tn. L juga berharap semoga
petugas kesehatan yang ada semakin professional dalam menjalankan tugas
e. Pemeriksaan Individu / Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik :
Tn. L

19
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda vital : 110/90
3) BB/TB : 65/165
4) Kebersihan perorangan : Baik
5) Sensori :
oPenglihatan : Baik
oPendengaran : Baik
oBerbicara : Baik
oPerabaan : Baik
6) Kulit :
o Warna dan Turgor : Sawo matang / Baik
o Lecet/luka/borok : Terdapat bekas luka di dagu
7) Pernafasan :
o Batuk : Tidak
o Sesak : Tidak
o Bunyi nafas : Normal
8) Kardiovaskuler
o Odema : Tidak
o Jantung berdebar : Ya
o Bunyi jantung : Normal
9) Pencernaan
o Defecasi : Tidak
o Obstifasi : Tidak
o Diare : Tidak
o Ostomi : Tidak
10) Genita Urinaria
o Miksi : Ya

20
o Ada kesukaran : Tidak
o Haid teratur / tidak :-

Ny. A
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda vital : 120/100
3) BB/TB : 60/155
4) Kebersihan perorangan : Baik
5) Sensori :
a. Penglihatan : Baik
b. Pendengaran : Baik
c. Berbicara : Baik
d. Perabaan : Baik
6) Kulit :
o Warna dan Turgor : Sawo matang / Baik
o Lecet/luka/borok : Tidak terdapat luka
7) Pernafasan :
o Batuk : Tidak
o Sesak : Tidak
o Bunyi nafas : Normal
8) Kardiovaskuler
o Odema : Tidak
o Jantung berdebar : Ya
o Bunyi jantung : Normal
9) Pencernaan
o Defecasi : Tidak
o Obstifasi : Tidak
o Diare : Tidak

21
o Ostomi : Tidak
10) Genita Urinaria
o Miksi : Ya
o Ada kesukaran : Tidak
o Haid teratur / tidak : Teratur

Nn. S
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda vital : 110/90
3) BB/TB : 42/152
4) Kebersihan perorangan : Baik
5) Sensori :
a. Penglihatan : Baik
b. Pendengaran : Baik
c. Berbicara : Baik
d. Perabaan : Baik
6) Kulit :
o Warna dan Turgor : Sawo matang / Baik
o Lecet/luka/borok : Terdapat luka di lutut
7) Pernafasan :
o Batuk : Tidak
o Sesak : Tidak
o Bunyi nafas : Normal
8) Kardiovaskuler
o Odema : Tidak
o Jantung berdebar : Ya
o Bunyi jantung : Normal
9) Pencernaan

22
o Defecasi : Tidak
o Obstifasi : Tidak
o Diare : Tidak
o Ostomi : Tidak
10) Genita Urinaria
o Miksi : Ya
o Ada kesukaran : Tidak
o Haid teratur / tidak : Teratur

Nn. A
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda vital :
3) BB/TB : 42/152
4) Kebersihan perorangan : Baik
5) Sensori :
a. Penglihatan : Baik
b. Pendengaran : Baik
c. Berbicara : Baik
d. Perabaan : Baik
6) Kulit :
o Warna dan Turgor : Sawo matang / Baik
o Lecet/luka/borok : Tidak terdapat bekas luka
7) Pernafasan :
o Batuk : Tidak
o Sesak : Tidak
o Bunyi nafas : Normal
8) Kardiovaskuler
o Odema : Tidak

23
o Jantung berdebar : Ya
o Bunyi jantung : Normal
9) Pencernaan
o Defecasi : Tidak
o Obstifasi : Tidak
o Diare : Tidak
o Ostomi : Tidak
10) Genita Urinaria
o Miksi : Ya
o Ada kesukaran : Tidak
o Haid teratur / tidak : Teratur

2. ANALISA DATA
No Data pada Kemungkinan Masalah
Keluarga Penyebab Kesehatan/Dx

1. Penyakit Tn. L Kompleksitas program Manajemen kesehatan


kambuh apabila Tn. perawatan/pengobatan keluarga tidak efektif
L tidak meminum
obat atau memakan
makanan yang
dilarang
2. Tn. L mengatakan Self efficacy yang Perilaku kesehatan
sering kambuh jika rendah cenderung beresiko
memakan makanan
yang dilarang dan
jika tidak meminum
obat

24
3. DS : Tn. L Agen cedera fisiologis Nyeri akut
mengeluh nyeri
DO : Tn. L terlihat
gelisah
4. Anggota keluarga Kesiapan peningkatan
menetapkan tujuan koping keluarga
untuk meningkatkan
gaya hidup sehat

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115) b.d kompleksitas
program perawatan/pengobatan d.d gagal melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor risiko
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099) b.d self efficacy yang rendah
d.d gagal mencapai pengendalian yang optimal
c. Nyeri akut (D.0077) b.d agen cedera fisiologis d.d Tn. L mengeluh nyeri
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga (D.0090) d.d anggota keluarga
menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat

25
4. PRIORITAS MASALAH
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI JUSTIFIKASI
1. Sifat Masalah
Ancaman kesehatan 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Sebagian 1 2 1 : 2 x 2 = 1

3. Potensi masalah
untuk dicegah
Sedang 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66

4. Menonjolnya masalah
Ada masalah, tidak 1 1 1 : 2 x 1 = 0,5
perlu segera ditangani
Jumlah 2,82

b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)


No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI JUSTIFIKASI
1. Sifat Masalah

26
Ancaman kesehatan 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Sebagian 1 2 1 : 2 x 2 = 1

3. Potensi masalah
untuk dicegah
Sedang 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66

4. Menonjolnya masalah
Masalah berat harus 2 1 2 : 2 x 1 = 1
segera ditangani
Jumlah 3,32

c. Nyeri akut (D.0077)


No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI JUSTIFIKASI
1. Sifat Masalah
Ancaman kesehatan 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Sebagian 1 2 1 : 2 x 2 = 1

27
3. Potensi masalah
untuk dicegah
Sedang 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66

4. Menonjolnya masalah
Masalah berat harus 2 1 2 : 2 x 1 = 1
segera ditangani
Jumlah 3,32

d. Kesiapan peningkatan koping keluarga (D.0090)


No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI JUSTIFIKASI
1. Sifat Masalah
Potensial/wellnes 1 1 1 : 3 x 1 = 0,33
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Sebagian 1 2 1 : 2 x 2 = 1

3. Potensi masalah
untuk dicegah
Sedang 2 1 2 : 3 x 1 = 0,66

4. Menonjolnya masalah

28
Masalah tidak 0 1 0 : 2 x 1 = 0
dirasakan
Jumlah 1,99

5. TAHAP PERENCANAAN
Identitas Keluarga : Tn. L
Tanggal : 20 Juni 2021
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan
1 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1.08238) sqh
keperawatan diharapkan tingkat Tindakan
nyeri menurun dan mobilitas Observasi
fisik meningkat dengan kriteria - Identifikasi lokasi, karakteristik,
hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun (5) nyeri
2. Pergerakan ekstremitas - Identifikasi skala nyeri
meningkat (5) - Identifikasi faktor yang memperberat
3. Kekuatan otot meningkat (5) dan memperingan nyeri
4. Rentang gerak (ROM) - Monitor keberhasilan terapi
meningkat (5)

29
komplementer yang sudah diberikan
Teurapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan sqh
cenderung beresiko keperawatan diharapkan (1.12472)
(D.0099 perilaku kesehatan meningkat Tindakan
dengan kriteria hasil : Observasi
1. Kemampuan melakukan - Identifikasi perilaku upaya kesehatan
tindakan pencegahan masalah yang dapat ditingkatkan
kesehatan meningkat (5)

30
2. Kemampuan peningkatan Edukasi
kesehatan meningkat (5) - Anjurkan melakukan aktifitas fisik
setiap hari

Bimbingan Sistem Kesehatan


(1.12360)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi masalah kesehatan
individu /keluarga
Teurapeutik
- Libatkan kolega/keluarga untuk
membimbing pemenuhan kebutuhan
kesehatan
Edukasi
- Bimbing untuk bertanggung jawab
mengidentifikasi dan
mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah kesehatan
secara mandiri

31
3 Manajemen kesehatan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Koping Keluarga sqh
keluarga tidak efektif keperawatan diharapkan (1.09260)
(D.0115) manajemen kesehatan Tindakan
keluarga meningkat dengan Observasi
kriteria hasil : - Identifikasi respon emosional
1. Kemampuan menjelaskan terhadap kondisi saat ini
masalah kesehatan yang - Identifikasi kesesuaian antara
dialami meningkat (5) harapan klien, keluarga dan tenaga
2. Aktivitas keluarga mengatasi kesehatan
masalah kesehatan tepat Teurapeutik
meningkat (5) - Dengarkan masalah, perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Hargai dan dukung mekanisme
koping adaftif yang digunakan

Dukungan Keluarga Merencanakan


Perawatan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan dan harapan

32
keluarga tentang kesehatan
- Identifikasi tindakan yang dapat
dilakukan keluarga
Teurapeutik
- Motivasi pengembangan sikap dan
emosi yang mendukung upaya
kesehatan
- Gunakan sarana dan fasilitas yang
ada dalam keluarga
Edukasi
- Ajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

Edukasi Pengurangan Resiko


Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Teurapeutik
- Berikan pendidikan kesehatan

33
sebelum melakukan prosedur
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Edukasi
- Anjurkan memperhatikan akurasi
dosis
- Anjurkan memeriksa tanggal
kadaluarsa obat
4 Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan tindakan Pelibatan Keluarga (1.14525) sqh
koping keluarga keperawatan diharapkan status Tindakan
(D.0090) koping keluarga dan ketahan Observasi
keluarga meningkat dengan - Identifikasi kesiapan keluarga untuk
kriteria hasil : terlibat dalam perawatan
1. Kemampuan memenuhi Teurapeutik
kebutuhan anggota keluarga - Ciptakan hubungan teurapeutik
meningkat (5) pasien dengan keluarga dalam
2. Komitmen pada perawatan perawatan
atau pengobatan meningkat - Motivasi keluarga mengembangkan

34
(5) aspek positif rencana perawatan
3. Dukungan kemandirian antar - Fasilitasi keluarga membuat
anggota keluarga meningkat keputusan perawatan
(5) Edukasi
4. Menggunakan strategi koping - Jelaskan kondisi pasien kepada
yang efektif meningkat (5) keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan
pasien kepada keluarga
- Anjurkan keluarga terlibat dalam
perawatan

6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama pasien : Tn. L
No. Register :-
NO TTD
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
DX

21/06/2021 11.00 1 Mengajarkan teknik non S : keluarga Tn. L mengatakan sqh


farmakologis berupa kompres mengerti dengan apa yang telah

35
serai hangat dan relaksasi nafas diajarkan
dalam untuk mengurangi rasa
O : keluarga Tn. L dapat melakukan
nyeri
teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri berupa kompres
serei hangat dan relaksasi nafas
dalam

36
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Rheumatois arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi non-bakterial
yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendir serta
jaringan ikat sendi secara simetris. (Chairuddin, 2003).
Dari data hasil pengkajian didapatkan Tn. L mengalami rheumatoid
arthritis sekitar satu tahun yang lalu. Sampai sekarang masi mengkonsumsi obat
untuk meredakan nyeri dan pembengkakan. Penyakitnya muncul kembali jika
Tn. L mengkonsumsi makanan yang dilarang bagi penderita rheumatoid arthritis
atau tidak meminum obat. Tn. L mempunyai seorang istri Ny. A dan 2 orang
anak Nn.S dan Nn.A
Dari data tersebut didapatlam diagnosa keperawatan berupa nyeri akut,
perilaku kesehatan cenderung beresiko, manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif dan kesiapan peningkatan koping keluara.
Tn. L diberikan intervensi tindakan edukasi pemberian teknik
nonfarmakologis berupa kompres serai hangat dan relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri pada rheumatoid arthritis.
2. Saran
Saran untuk Tn. L dan keluarga agar menjaga dan meningkatkan perilaku
hidup sehat.

37
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta.
PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta.
PPNI, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta.
Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic- Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction
Publishing.

38
Lampiran

Analisa jurnal

PENGARUH KOMPRES SERAI HANGAT TERHADAP PENURUNAN


INTESITAS NYERI RHEMATOID ARTHRITIS

P : Populasi pada penilitian ini yaitu 20 orang klien dengan penyakit


rheumatoid arthritis yang mengalami nyeri sedang dan berat di Di
Kelurahan Parak Laweh Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
I : Intervensi pada penelitian ini yaitu berupa pemberian kompres serai hangat
terhadap penurunan intensitas nyeri. Jenis penelitian yang digunakan
adalah quasy eksperimen dengan rangcangan pre test dan post test control
grup design.
C : Penelitian ini membandingkan antara kelompok intervensi dan kelompok
control
O : Hasil dari penelitian ini yaitu sebagian besar intensitas nyeri penderita pre
test kelompok intervensi berada pada kategori nyeri sedang 80% dan
intensitas nyeri post test berada pada kategori nyeri ringan 70% di
Kelurahan Parak Laweh Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun
2018. Sebagian besar intensitas nyeri penderita pada kelompok kontrol pre
test berada pada kategori nyeri sedang 80% dan post test berada pada
kategori nyeri sedang 70% di Kelurahan Parak Laweh Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2018. Terdapat pengaruh yang
bermakna dari kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri
rheumatoid arthritis di Kelurahan Parak Laweh Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Begalung Tahun 2018.
T : Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018

39
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI NAFAS DALAM UNTUK
MENURUNKAN SKALA NYERI SAAT DILAKUKAN RANGE OF MOTION
(ROM) PADA PASIEN ASAM URAT DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI
KASIH SURAKARTA

P : Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 12 orang yang mengalami


nyeri asam urat di panti wredha dharma bakti kasih Surakarta
I : Intervensi pada penelitian ini yaitu pemberian relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan skala nyeri
C : Penelitian ini membandingkan antara sebelum dan sesudah diberikannya
intervensi
O : Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian terapi relaksasi nafas dalam
untuk menurunkan skala nyeri pada saat dilakukan Range Of Motion
(ROM) pada pasien asam urat di panti Wredha Dharma Bakti Kasih
Surakarta dengan nilai p value 0,002 (p<0,005)
T : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017

40
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KOMPRES SERAI HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK
MENGURANGI NYERI PADA PASIEN RHEUMATOID ARTHHRITIS
Pokok pembahasan : Kompres hangat dan relaksasi nafas dalam pada
pasien Rheumatoid Arthritis
Sub pokok pembahasan : Pengertian, Tujuan
Hari/tanggal : Senin, 21 Juni 2021
Waktu : Pukul 13.00 s.d selesai
Tempat : Desa Gunajaya Kecamatan Manonjaya
Sasaran : Keluarga Tn. L

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. L dapat
melakukan kompres serai hangat dan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
nyeri pada rheumatoid arthritis
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai tentang tanda bahaya
kehamilan diharapkan ibu mampu :
a. Menjelaskan pengertian rheumatoid arthritis
b. Menjelaskan cara kompres serai hangat dan relaksasi nafas dalam
B. Materi (terlampir)
1. Pengertian Rheumatoid Arthritis
2. Cara melakukan kompres serai hangat dan relaksasi nafas dalam
C. Metode
Metode yang tepat untuk dilakukan adalah dengan ceramah, tanya jawab,
diskusi.
D. Media

41
Media yang digunakan adalah leaflet.
E. Susunan kegiatan

Waktu Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


5 menit Pembukaan  Mengucapkan  Menjawab salam
salam.  Mendengarkan
 Meminta izin dan
kontrak waktu memperhatikan
selama penyuluhan  Bertanya
dan menjelaskan mengenai
maksud dan tujuan. perkenalan dan
 Menggali tujuan jika ada
pengetahuan yang kurang jelas
Keluarga Tn. L
yang mengikuti
penyuluhan.
25 menit Isi Memberikan penjelasan Mendengarkan
tentang Pengertian penjelasan dan
Rheumatoid Arthritis menyimak
dan cara kompres serai
hangat dan relaksasi
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri pada
rheumatoid arthritis
10 menit Penutup  Memberikan  Bertanya
kesempatan  Sasaran dapat
bertanya menjawab
 Melakukan evaluasi tentang
 Menyampaikan pertanyaan yang

42
kesimpulan materi diajukan
 Menutup dengan  Mendengarkan
ucapan salam dan dan menyimak
Meminta maaf  Menjawab salam
apabila dalam
pertemuan terdapat
kesalahan
F. Sasaran
Keluarga Tn. L
G. Evaluasi
1. Setelah dilakukan penyuluhan kami melihat keluarga Tn. L penyuluhan
begitu antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Keluarga Tn. L bertanya tentang materi yang belum mereka ketahui
3. Keluarga Tn. L mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi secara lisan dengan pertanyaan yang meliputi :
 Pengertian rheumatoid arthritis
 Cara melakukan kompres serai hangat dan relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri pada rheumatoid arthritis

43
44
45
46
47

You might also like