You are on page 1of 3

KELOMPOK 4

Menganalisis Sumber Hukum Qiyas yang Muttafak


(Di sepakati)

Disusun oleh
1. Nadia nurjihan
2. Nazwa alivia RM
3. Alfin firmansyah

MAN 2 BANDUNG
KABUPATEN BANDUNG
2022
1. Pengertian Qiyas
Menurut istilah qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki
nash hukum dengan sesuatu yang ada nash hukum berdasarkan kesamaan
illat atau kemaslahatan yang diperhatikan syara. Qiyas juga dapat diartikan
sebagai kegiatan melakukan padanan suatu hukum terhadap hukum lain.
2. Rukun qiyas
a. Ashl
Ashl adalah kasus lama yang sudah ada ketetapan hukumnya baik dalam
nash maupun ijma. Ashl sering disebut sebagai musyabbah bih atau yang
diserupai dan maqis ‘alaih atau tempat mengqiyaskan. Dalam arti sederhana,
ashl adalah kasus yang akan digunakan sebagai ukuran atau pembanding.
b. Far’u
Far’u adalah kasus yang akan dicari hukumnya atau disamakan dengan
kasus yang sudah ada hukumnya
c. Hukum Ashl
Hukum ashl adalah hukum syara yang ditetapkan oleh nash dan
dikehendaki untuk menetapkan hukum terhadap far’u.
d. Illat
Secara bahasa, illat dapat diartikan sebagai hujjah atau alasan. Illat
menjadi landasan dalam hukum ashl
3. Jenis jenis Qiyas
a. Qiyas Illat
Jenis qiyas yang pertama adalah qiyas illat, yakni jenis qiyas yang sudah
jelas illat dari kedua persoalan yang dibandingkan atau diukur. Sehingga baik
masalah pokok maupun cabang sudah jelas illatnya, sehingga para ulama
secara mutlak akan sepakat mengenai hukum dari sesuatu yang sedang
dibandingkan dan diukur tadi
Qiyas Illat kemudian terbagi lagi menjadi beberapa jenis, misalnya:
1) Qiyas Jali
Jenis kedua dari qiyas adalah qiyas jali, yakni jenis qiyas yang illat suatu
persoalan bisa ditemukan nashnya dan bisa ditarik kesimpulan nashnya
namun bisa juga sebaliknya. Misalnya adalah pada persoalan larangan untuk
menyakiti kedua orang tua dengan perkataan kasar.
2) Qiyas Khafi
Jenis ketiga adalah qiyas khafi, yaitu jenis qiyas yang illat suatu persoalan
diambil dari illat masalah pokok. Jadi, jika hukum asal atau persoalan
utamanya adalah haram maka persoalan yang menjadi cabang pokok
tersebut juga haram, demikian jika sebaliknya
b. Qiyas Dalalah
Jenis kedua adalah qiyas dalalah, yaitu jenis qiyas yang menunjukkan
kepada hukum berdasarkan dalil illat. Bisa juga diartikan sebagai qiyas yang
diterapkan dengan cara mempertemukan pokok dengan cabang berdasarkan
dalil illat tadi.
Contoh dari qiyas jenis ini adalah ketika mengqiyaskan nabeez dengan
arak, dimana dasarnya adalah sama-sama mengeluarkan bau yang terdapat
pada minuman memabukan.
c. Qiyas Shabah
Jenis ketiga adalah qiyas shabah, yakni qiyas yang mempertemukan
antara cabang dengan pokok persoalan hanya untuk penyerupaan.
Contohnya sendiri bisa diambil dari yang disampaikan oleh Abu Hanifah
mengenai mengusap atau menyapu kepala anak berulang-ulang.
Tindakan tersebut kemudian dibandingkan dengan menyapu lantai
memakai sapu. Sehingga didapat kesamaan yaitu sapu. Hanya saja untuk
qiyas shabah sendiri oleh beberapa muhaqqiqin mendapat penolakan.
Sehingga menjadi jenis qiyas yang terbilang jarang diterapkan.

You might also like