Professional Documents
Culture Documents
Rekap Diskusi Isbd - Kelompok 6 - PSKM21B
Rekap Diskusi Isbd - Kelompok 6 - PSKM21B
Menurut beberapa sumber literatur yang saya baca, penilaian baik atau buruknya suatu
peraturan pemerintah,adalah tergantung stigma(nilai)masyarakat mengenai siapa yang
membuat peraturan dan apa peraturan tersebut.Jika lembaga atau oknum pembuat peraturan
tersebut tidak mencerminkan sikap (moral) yang selaras dengan peraturan yang dibuat dan
dikembangkan di daerahnya,maka masyarakat akan memandang rendah(sepele)pada
peraturan yang ada,karena dianggap peraturan dibuat hanya untuk kepentingan oknum
tersebut.Sehingga masyarakat acuh tak acuh terhadap peraturan yang ada.
Solusinya adalah bagaimana cara oknum tersebut membangun citra dan memberi
pemahaman yang baik,terbuka, transparan dan jujur tentang dirinya kepada masyarakat
melalui tindakan dengan berinteraksi antar individu atau dengan sekelompok kecil
masyarakat.sehingga masyarakat dapat memberikan kepercayaan kepada mereka.
Satu contoh adalah peraturan tentang cara membuat SIM.sebagaimana yang diketahui
bahwasanya beberapa syarat mendapatkan SIM adalah Memiliki Kartu Tanda Penduduk
(KTP), Mengisi formulir permohonan,Sehat jasmani dan rohani, berpenampilan rapi, dan
bersepatu (tidak diperkenankan memakai sandal).Lulus ujian teori, ujian praktik, dan/atau
ujian ketrampilan melalui simulator.
Jika lulus ujian teori, dilanjutkan dengan ujian praktik. Sementara jika tidak lulus, kamu akan
diberi kesempatan untuk mengulang ujian teori ini setelah tenggang waktu 7 hari, 14 hari, dan
30 hari. Jika mau ikut lagi ujian, lalu tidak lulus hingga berkali-kali, kamu tidak perlu
membayar lagi. Bahkan biaya SIM bisa kembali.
Jika lulus ujian praktek, baru SIM akan keluar. Jika tidak lulus, kamu akan diberi
kesempatan untuk mengulang lagi setelah tenggang waktu 7 hari, 14 hari, dan 30 hari tanpa
dipungut bayaran. Begitu mengulang, gagal lagi dan lagi, uang akan dikembalikan.
Namun banyak yang bisa mendapatkan SIM karena membayar lebih untuk menghindari ujian
praktik atau teori ulang atau bahkan untuk lolos tahap ini tanpa perlu mengikuti keduanya.
Sehingga melanggar segi moral agama, yaitu,tindakan ini termasuk suap yang dilarang oleh
semua agama.Dari segi moral etika, banyak pihak yang menganggap remeh untuk
mendapatkan SIM,namun ada yang merasa bahwa pihak kepolisian tidak transparan karena
beberapa oknum nya melakukan tindakan suap.
Dari segi sosial,akan berdampak besar di lapangan,moral para pengendara motor /mobil
banyak yang tidak mentaati lalu lintas dan peraturan yang ada dikarenakan kurangnya
wawasan dalam berkendara yang baik seperti terlalu banyak mengangkut beban yang
melebihi kapasitas yang tentunya membahayakan para pengguna jalan yang lain, menerobos
lampu merah,tidak memakai helm,tidak menyalakan lampu sein motor dsb.
Sehingga nilai yang tertanam di masyarakat adalah cara termudah mendapatkan SIM dengan
membayar lebih.
cara untuk meningkatkan kualitas SDM untuk menegakkan hukum bisa dilakukan dengan
pembenahan internal yang terus diidentifikasikan dengan menyiapkan SDM-SDM unggul
melalui pendidikan yang berkualitas. Kesadaran masyarakat juga perlu
ditingkatkan,utamanya untuk sama-sama menjaga stabilitas hukum di tengah
masyarakat.terakhir intervensi pemerintah juga diperlukan untuk menciptakan kondisi
masyarakat yang kondusif dan saling percaya antara masyarakat dan pedagang hukum.
Dengan demikian,stabilitas politik juga berperan penting dalam menciptakan penegakan
hukum yang berkualitas.
"Pembelajaran sangat penting bahwa oleh faktor-faktor tertentu, anggota Polri dan
penegak hukum lainnya dapat terlibat perbuatan yang melanggar hukum," kata
Ketua Setara Institute Hendardi dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Agustus 2022.
Hendardi mengatakan dalam sebuah korps akan selalu ada oknum bandel. Namun
Polri sebagai institusi penegak hukum harus menjalankan tugas legal dan
konstitusionalnya menegakkan keadilan. Menurut Hendardi, langkah signifikan Polri
menangani kasus penembakan Brigadir J memutus berbagai spekulasi dan
politisasi. Apalagi, banyak pihak yang mengaitkan peristiwa itu dengan banyak hal di
luar isu pembunuhan.
Selain Ferdy Sambo, ada tiga tersangka lain dalam kasus penembakan Brigadir J.
Ketiganya, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (RE), Bripka Ricky Rizal (RR),
dan KM alias Kuat yang merupakan asisten rumah tangga (ART) sekaligus sopir
Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo.
Hukuman yg pantas atas kejadian ini yaitu dijerat Pasal 340 KUHP tentang
Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan juncto
Pasal 55 dan 56 KUHP. Ancaman hukumannya, pidana mati atau penjara seumur
hidup, atau paling lama 20 tahun.