You are on page 1of 10

ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

Guru Pengampu:
Helen Dina Ully Ambarita, S.Pd

Disusun oleh:
Aufa Nurul Azizah XI MIPA-2
Chintya Hutabarat XI MIPA-2
Egia C. Fadila Pinem XI MIPA-2
Juanda A. Rahmat XI MIPA-2
Marcell M. Simarmata XI MIPA-2
Mikhael Sihombing XI MIPA-2
Ribka Novechia XI MIPA-2
Sania Tasya P. Furay XI MIPA-2
Sri Wahyuni XI MIPA-2

SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia Wajib. Adapun tema dari makalah ini yaitu “Antara Kolonialisme dan
Imperialisme”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
guru pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia Wajib yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Kami juga berterimakasih untuk rekan-rekan lain yang sedia membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Kami juga ingin berterimakasih kepada sumber-sumber yang
ada di internet, karena telah menyediakan berbagai materi yang dapat kami pakai untuk
menyusun makalah ini.
Makalah kami ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang disajikan, mengingat kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kami sangat berterimakasih jika ada kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian untuk membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan kami juga sangat berharap informasi yang ada di dalam makalah ini dapat
membantu para pembaca di kemudian harinya.

Lubuk Pakam, Juli 2022

Tim Penulis dan Penyusun


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada abad ke-16, bangsa Portugis dan Spanyol memulai Ekspansi Kolonial yang
kemudian dilanjutkan Rusia, Prancis dan Inggris di abad ke-17, mencapai puncaknya
selama seratus tahun terakhir. Hal ini sudah dilakukan bangsa Eropa sejak abad ke-16 ke
seluruh dunia, hingga akhirnya masuk ke nusantara (Indonesia).
Kolonialisme merupakan istilah yang berasal dari kata “colonia”, artinya adalah tanah
jajahan. Oleh sebab itu, kolonialisme dapat dimaknai sebagai suatu sistem dimana suatu
negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain dengan tujuan menguras sumber-
sumber kekayaan daerah koloni demi kepentingan negara kolonial.
Imperialisme merupakan istilah yang berasal dari kata "imperator" artinya
memerintah. Yang berarti Imperialisme itu adalah suatu sistem dalam dunia politik yang
bertujuan untuk menguasai negara lain dalam memperoleh kekuasaan atau keuntungan
dari negara yang dikuasainya. Imperialisme sudah ada sejak abad ke 19, pada awalnya
dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang merupakan Perdana Menteri Inggris saat itu.
Imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan waktu dan tujuannya, yaitu:
a. Imperialisme berdasarkan waktunya
- Imperialisme kuno, muncul sebelum revolusi industri di Inggris
yang terdorong oleh 3G yaitu Gold, Gospel dan Glory.
- Imperialisme modern, muncul setelah revolusi industri. Terdorong
karena faktor ekonomi dan kebutuhan industri pada waktu itu.

b. Imperialisme berdasarkan tujuan


- Imperialisme politik, untuk menguasai seluruh kehidupan politik
suatu negara
- Imperialisme ekonomi, untuk menguasai sektor perekonomian
negara lain
- Imperialisme kebudayaan, untuk menguasai nilai-nilai kebudayaan
suatu negara
- Imperialisme militer, untuk menguasai negara lain karena dianggap
memiliki wilayah strategis yang bisa memperkuat pertahanan

2. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Kolonialisme dan Imperialisme, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga kami membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa faktor yang mendorong bangsa Eropa berlayar ke Indonesia?
2. Apa faktor utama penyebab terjadinya Kolonialisme dan Imperialisme di
Indonesia?
3. Tokoh-tokoh yang melakukan Imperialisme?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa berlayar ke
Indonesia
2. Untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan terjadinya Kolonialisme
dan Imperialisme di Indonesia
3. Untuk mengetahui tokoh dunia mana saja yang melakukan Imperialisme
BAB II
PERBURUAN “MUTIARA DARI TIMUR”
DAN PEREBUTAN HEGEMONI

1. Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa


Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, kolonialisme Barat adalah sebuah fenomena
ekonomi-politik di mana berbagai negara Eropa melakukan eksplorasi, penaklukkan,
pendudukan, dan eksploitasi wilayah-wilayah dunia yang luas. Zaman kolonial modern
dimulai sekitar tahun 1500 Masehi setelah penemuan Eropa tentang rute laut di sekitar
pantai selatan Afrika (1488) dan Amerika (1492). Dengan faktor-faktor tersebut, kekuatan
laut bergeser dari Mediterania ke Atlantik dan ke negara-negara berkembang seperti
Portugal, Spanyol, Belanda, Perancis dan Inggris. Dengan penemuan, penaklukan dan
pendudukan, negara-negara ini memperluas wilayah dan menjajah di seluruh dunia,
menyebarkan lembaga dan budaya negara-negara tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya Kolonialisme dan
Imperialisme. Berdasarkan situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, latar
belakang bangsa Eropa datang ke wilayah nusantara adalah sebagai berikut:
- Jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah ke kekuasaan Turki Usmani
(1453 M)
- Ekonomi dan perdagangan Eropa merosot
- Adanya berbagai penemuan di bidang teknologi khususnya pelayaran sehingga
muncul penjelajahan samudera untuk mencari sumber daya di dunia baru
- Semangat melanjutkan Perang Salib
Kedatangan bangsa Barat ke nusantara dalam rangka penemuan dunia baru melalui
jalur pelayaran yang dikenal sebagai penjelajahan samudera. Motivasi penjelajahan
samudera ini terkait keinginan untuk bertahan, memenuhi kepuasan dan kejayaan.
Jatuhnya Konstantinopel pada 1453 ke kekuasaan Turki Usmani berakibat pada akses
bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di kawasan Laut
Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di pasaran Eropa melambung tinggi.
Maka bangsa Eropa berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-
rempah ke dunia baru di timur Eropa.
Makin lama, motivasi tersebut berubah menjadi nafsu untuk menguasai dunia baru
untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Dunia baru yang
dimaksud dalam penjelajahan samudera adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di
sebelah timur Eropa. Tepatnya daerah penghasil komoditas yang diperlukan dan
digemari bangsa Eropa, yaitu rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala dan lain-lain.
Bangsa Eropa berupaya menemukan daerah penghasil rempah-rempah karena menjadi
komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Indonesia dikenal memiliki Sumber
Daya Alamnya yang begitu melimpah, Bangsa Eropa tau akan hal ini maka mereka pun
memulai rencana Kolonialisme dan Imperialisme terhadap Indonesi yang saat itu masih
dikenal dengan nama Hindia.
2. Petualangan, Penjelajahan, dan Perebutan Hegemoni
Jauh sebelum bangsa-bangsa barat memelopori era penjajahan Samudra yang diikuti
eras kolonialisme-imperialisme, aktivitas perdagangan antarbangsa di dunia sudah
berjalan. Aktivitas perdagangan ini menghubungkan bangsa-bangsa di Asia Timur dan
Tenggara, wilayah Mediterania, serta Eropa dengan melewati apa yang disebut Jalan
Sutra (The Silk Road). Jalan ini dikenal sebagai rute perdagangan dengan kurun waktu
paling lama dan dengan jarak paling panjang dalam sejarah, yaitu digunakan selama ±
1500 tahun dengan panjang 6.400 km.
Komoditas yang diperdagangkan antara lain sutra, emas, batu giok (jade), the,
rempah-rempah. Hanya barang-barang mewah semacam itu yang diperdagangkan oleh
karena jarak yang jauh, biaya tinggi dan seringkali tidak aman. Dari abad ke-5 sampai
abad ke-15, orang-orang Venesia dan Genoa dari Italia mengendalikan bagian terbesar
dari perdagangan di Mediterania, yang terhubung ke pusat-pusat perdagangan utama,
seperti Konstantinopel, Antiokia, dan Alexandria.
Ketika bangsa-bangsa Barat berhasil mengembangkan teknologi maritim sejak abad
ke-15, yang dipelopori oleh Portugis, dominasi Arab atas rute-rute perdagangan di Asia
dan Afrika perlahan-lahan berkurang. Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) bertahan
menjadi perdagangan yang ramai hingga pertengahan abad ke-15. Seiring dengan
perkembangan pesat Konstantinopel, pamor kota-kota lain seperti Antiokia dan
Alexandria perlahan-lahan meredup.
Pada 29 Mei 1453, setelah 53 hari dikepung oleh pasukan Turki Usmani yang
dipimpin oleh Mehmet II atau Muhammad Al-Fatih, Konstantinopel resmi jatuh ke
tangan Turki Usmani. Konstantin XI selaku raja pun terbunuh saat ibu kota kekaisaran
Bizantium atau Romawi Timur jatuh ke tangan muslim. Konstantinopel yang terletak di
tepi pantai Laut Marmora di dekat Selat Bosporus merupakan kota transit rempah-rempah
pertama di sekitar Laut Tengah yang menghubungkan barang-barang antara Eropa dan
Asia. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki kemudian membuat kondisi perdagangan
bangsa Eropa mengalami kemerosotan. Sebab, Bangsa Turki Usmani banyak membuat
peraturan yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam
memperoleh rempah-rempah. Itulah mengapa, jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki
Ottoman menjadi salah satu faktor yang mendorong kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia.
a. Portugis
Portugis masuk ke Nusantara di bawah pimpinan pelaut terkenalnya,
Afonso de Albuquerque (1453-1515). Afonso-lah arsitek utama ekspansi
Portugis ke Asia serta orang Eropa pertama yang memula kolonisasi Eropa
selama berabad-abad atas Nusantara. Dalam periode antara tahun 1511-1526,
Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Portugis, dengan Sumatra,
Jawa, Banda, dan Maluku sebagai rute maritim dan perdagangan rempah-
rempah.
Monopoli Portugis atas perdagangan rempah-rempah di Nusantara
berakhir sejak dikalahkan Sultan Baabullah dari Ternate pada 1575 serta
kemudian disingkirkan Belanda dari Ambon pada 1599. Portugis kemudian
menduduki Timor, Solor, dan Flores. Belanda ternyata memiliki keinginan
untuk menduduki wilayah-wilayah tersebut, yang melahirkan sengketa baru
antara
negara. Sengketa itu baru berakhir pada 1859 melalui Kesepakatan Lisabon,
yang isinya: Portugis menyerahkan Hindia Timur (sebutan untuk Nusantara),
kepada Belanda kecuali Timor-Timur (sekarang Timor Leste).

b. Spanyol
Spanyol tak sempat menguasai kerajaan-kerajaan Nusantara. Di Indonesia,
Spanyol hanya sempat bersaing dengan Portugis di Maluku. Bahkan, Spanyol
sebenarnya telah berlayar lebih dulu dibanding Portugis. Namun pelayar
Spanyol yang termahsyur, Christopher Columbus, tidak berhasil menemukan
'Kepulauan rempah-rempah'. Columbus hanya sampai ke benua Amerika.
Meski sebuah keberhasilan besar, Spanyol belum berhasil menemukan
kepulauan rempah-rempah yang dimaksud.
Maka Spanyol kembali menggelar ekspedisi di bawah pimpinan Fernando
de Magelhaens atau Ferdinand Magellan dengan kapten kapal Sebastian del
Cano. Pada 7 April 1521, Magellan dan awaknya tiba di Pulau Cebu, Filipina.
Namun karena adanya Konflik disana, Magellan pun terbunuh sehingga
ekspedisi dilanjutkan del Cano. Di bawah kepemimpinan del Cano,
rombongan Spanyol akhirnya tiba di Tidore. Kerajaan Tidore menyambut baik
kedatangan Spanyol. Mereka menjadikan Spanyol sebagai sekutu. Saat itu,
Tidore tengah bermusuhan dengan Portugis yang bersekutu dengan Ternate.
Kedatangan Spanyol menjadi ancaman bagi Portugis. Sebab saat itu
Portugis memonopoli perdagangan di Maluku. Portugis dan Spanyol pun
bersaing dengan memanfaatkan permusuhan kerajaan lokal. Pada 22 April
1529, keduanya bersepakat lewat Perjanjian Saragosa. Perjanjian Saragosa
berisi: Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatannya di
Filipina Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku. Spanyol
dibantu Tidore, sempat berperang melawan Portugis yang dibantu Ternate.
Namun Spanyol akhirnya angkat kaki dan Portugis kembali me-monopoli
perdagangan di Maluku.

c. Inggris
Revolusi Industri yang terjadi di Inggris mendorong perbaikan
kesejahteraan baik warga Inggris, terutama para pemilik modal. Bahkan sejak
Perdana Menteri William Pitt (1708-1778) terjadi perkembangan Imperialisme
yang didorong oleh beberapa hal, yaitu:
- Mencari daerah pemasaran di luar Eropa
- Mencari penghasil bahan mentah
- Mencari tempat untuk menanam modal
Inggris kemudian berusaha mencari dan menguasai daerah-daerah di
negara lain sebagai negara jajahan dan menjadi pelopor imperialisme modern.
Keberhasilan Spanyol menjelajah bagian timur Eropa mengilhami Inggris
untuk mengikuti jejaknya. Ekspedisi penjelajahan samudra yang pertama pun
diberangkatkan pada 1577 M, yang dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas
Cavendish. Dengan mengikuti rute penjelajahan Spanyol, rombongan ini
berhasil mendarat di Ternate pada 1579 M. Tidak hanya itu, armada Francis
Drake dan Thomas Cavendish memborong rempah-rempah untuk dibawa
kembali ke Inggris. Menyusul keberhasilan pertamanya, Inggris kembali
melakukan penjelajahan samudra, tetapi dengan mengikuti rute bangsa
Portugis. Pada ekspedisi kali ini, Inggris berhasil menguasai India dan
mendirikan kongsi dagang EIC (East India Company) pada 1600 M.
Pada 1602 M, Inggris mengirim utusan ke Banten di bawah pimpinan Sir
James Lancaster guna membentuk hubungan bilateral. Sultan Banten pun
menyambut dengan baik dan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan
kantor dagang di wilayahnya. Memasuki 1604 M, Inggris telah berhasil
membentuk kantor dagang di Ambon, Makassar, Jepara, dan Jayakarta. Akan
tetapi, Inggris tidak dapat menanamkan monopoli perdagangan di Indonesia
seperti halnya Belanda. Bahkan Inggris tersingkir secara perlahan akibat
kekuatan militer dan kemampuan Belanda memengaruhi penguasa setempat.
Kendati demikian, Inggris tidak menyerah begitu saja dan kesabarannya pun
terbayar. Pasalnya, memasuki abad ke-18, para pedagang Inggris banyak
melakukan perdagangan di Indonesia, seperti di Ambon, Banda, Kalimantan,
Makassar, dan Jayakarta. Bahkan dalam perkembangannya, EIC menjadi
pesaing utama VOC dan Inggris terus berusaha merebut Nusantara dari
Belanda.

d. Belanda
Selepas perang kemerdekaan antara penganut agama Protestan Belanda
melawan penganut agama Katolik Spanyol selama 80 tahun (1568-1648) yang
membebaskan Belanda dari jajahan Spanyol, telah mendorong Belanda untuk
mencari daerah jajahan ke nusantara. Tujuan Belanda datang ke Indonesia,
sama dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya, yaitu mencari kekayaan, monopoli
perdagangan, dan mencari daerah jajahan. Belanda datang pertama kali ke
Indonesia pada tahun 1596, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, dan
berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Namun kedatangan Belanda diusir
penduduk pesisir Banten karena mereka bersikap kasar dan sombong. Belanda
datang lagi ke Indonesia dipimpin Jacob van Heck pada tahun 1598.
Pada tanggal 20 Maret tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang
bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), dengan tujuan sebagai
berikut. Pertama, menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang
Belanda. Kedua, menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan
bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di Indonesia. Ketiga, mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.
    Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan beranggotakan 17 orang
yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh pemerintah Belanda, VOC diberi
oktroi (hak-hak istimewa), sebagai berikut:
- Membuat perjanjian dengan raja-raja setempat
- Menyatakan perang dan membuat perdamaian
- Membuat senjata dan mendirikan benteng
- Mencetak uang
- Mengangkat dan memberhentikan pegawainya
- Mengadili perkara

  Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia, diangkatlah


Gubernur Jendera VOC antara lain sebagai berikut. Pieter Both, yaitu
Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di
Ambon. Jan Pieterzoon Coen, yaitu Gubernur Jenderal VOC kedua yang
memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta. Batavia atau Batauia
adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda pada koloni dagang yang
sekarang tumbuh menjadi Jakarta, ibu kota Indonesia. Batavia didirikan di
pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten.
Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda
Kalapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda. Dari
kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan
militer dan politiknya di wilayah Nusantara. Nama Batavia dipakai sejak
sekitar tahun 1621 sampai tahun 1942, ketika Hindia-Belanda jatuh ke tangan
Jepang.

You might also like