You are on page 1of 214

LAPORAN AKHIR

Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan permukiman kota rentan terhadap perkembangan yang tidak
terkendali yang menyebabkan munculnya permukiman kumuh. Pemukiman kumuh
merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota- kota besar di Indonesia
bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya. Pengkajian tentang
permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama kondisi
fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di
pemukiman tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik
tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan
kualitas konstruksi rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi
umum dan drainase tidak berfungsi serta limbah yang belum dikelola dengan baik.
Menurut undang-undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
mengamanatkan kepada Pemerintah pusat maupun Pemerintah Kabupaten/Kota
tentang kewajiban atas pembinaan dan penyelenggaraan Perumahan dan
penyelenggaraan kawasan permukiman. Selain itu, Pemerintah juga berkewajiban
untuk memelihara, memperbaiki, mencegah penurunan kualitas dan bahkan
meningkatkan kualitas pada kawasan pemukiman kumuh.

1 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kota Bekasi menjadi salah satu kota metropolitan dan letaknya berdekatan dengan Ibu
Kota DKI Jakarta. Namun, masih ada 443 hektare kawasan kumuh di Kota Bekasi.
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi
mencatat, dari 12 kecamatan dan 56 kelurahan yang ada di Kota Bekasi, 280,65 hektare
(64%) di antaranya belum tertangani.
Untuk mencapainya, Kota Bekasi terus melakukan pengembangkan Program Kotaku
dari pemerintah pusat. Bantuan yang diberikan itu dimanfaatkan untuk melakukan
penataan drainase, penyediaan air bersih, penataan lingkungan, dan bedah rumah. Dua
tahun berjalan Program Kotaku belum sepenuhnya merata di setiap lingkungan yang
ada di setiap kelurahan. Hanya beberapa kelurahan saja. Tahun 2017 lalu, 56 kelurahan
mendapat bantuan APBD masing-masing Rp 1 miliar dari Program Kotaku.
Untuk mengintegrasikan penanganan kawasan kumuh yang ada di Kota Bekasi maka
pemerintah wajib mempunyai rencana yang teritegrasi dengan seluruh kegiatan yang
bertujuan mengurangi kawasan kumuh di kota/kabupaten. Rencana ini tertuang
dalam rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
(RP2KPKP). RP2KPKP merupakan amanat undang – undang no 1 tahun 2011 tentang
perumahan dan kawasan permukiman yang mempunyai tujuan pencegahan terhadai
munculnya kawasan permukiman kumuh serta peningkatan kualitas permukiman
kumuh.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud
Maksud dari penyusunan RP2KPKP Kota Bekasi yaitu :
• peningkatan kualitas lingkungan permukiman bagi kawasan permukiman kumuh
perkotaan,
• pendampingan pemerintah dalam penanganan kawasan kumuh secara
berkelanjutan,
• aksi sinergitas antar pemangku kepentingan

Tujuan
Mengindetifikasi potensi dan permasalahan kawasan permukiman dalam suatu profil
kawasan kumuh berdasarkan SK Kumuh, menyusun rencana kegiatan aksi komunitas
sebagai bentuk perkuatan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dengan kelompok
masyarakat, menyusun dokumen perancangan berupa rencana aksi penanganan
kawasan kumuh dan DED kegiatan tahun pertama peta perencanaan.

Sasaran
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan permukiman berdasarkan SK
kumuh, teridentifikasinya program strategis kawasan permukiman prioritas,
tersusunnya dokumen rencana penanganan kawasan kumuh, tersusunnya rencana
detail desain pembangunan kawasan permukiman prioritas pada tahun pertama.

1 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup kegiatan penyusunan RP2KPKP terdiri dari 4 (empat)
tahapan, yaitu ;
1. Persiapan,
2. Verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi;
3. Perumusan Rencana Penanganan dan
4. Penyusunan Desain Teknis. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan
besar dan capaian kegiatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai lingkup pekerjaan RP2KPKP dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1
Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan
Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP
Lingkup Kegiatan Capaian Kegiatan
Persiapan
• Mengikuti kegiatan sosialisasi tingkat nasional • Kesepahaman tahapan dan prosedur
• penyusunan RP2KPKP
• Melakukan persiapan dan pemantapan rencana kerja • Rencana Kerja
• Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
• Menyusun Desain Survey dan format kegiatan • Desain survey dan format kegiatan
• Menyiapkan data profil perm ukim an kumuh yang • Data awal profil permukiman kumuh
terdiri dari bas eline data kum uh atau data s tatis tik
terkait
• Bersama dengan pemangku kepentingan melakukan • Dasar SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat dan Peta
verifikasi readines kriteria RP2KPKP yang meliputi • Peta Dasar Skala 1 : 25.000 untuk Kota dan 1 :
 SK dan permukiman kumuh 50.000 untuk Kabupaten
 SK Pokjanis • Peta skala 1 : 5.000 untuk skala kawas an
 Surat Pernyataan Minat Kabupaten/Kota • Peta skala 1 : 1.000 untuk skala kawas an prioritas
 Peta Dasar
• Overview kebijakan daerah dan identifikasi • Hasil overview dokumen perencanaan dan
• kesesuaian permukiman terhadap rencana tata ruang kebijakan daerah
kota • Peta kesesuaian permukiman terhadap rencana
pola ruang kota/kabupaten (guna lahan
permukiman
• Melakukan kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi • Berita acara hasil Konsolidasi Tingkat provinsi
(KTP) (KTP)
• Melakukan kegiatan penyiapan kelembagaan • Terbentuknya/tersiapkannya kelem bagaan
• masyarakat di tingkat kota masyarakat (BKM/KSM)
Verifikasi Lokasi Serta Perumusan Konsep Dan Strategi
• Bers ama dengan pemangku kepentingan melaks • hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan
anakan koordinasi dan s inkronisasi data kumuh baik sekunder)
data primer maupun data sekunder
• Melaks anakan s urvei dan mengolah data permukiman • Hasil survei berupa gambaran permukiman kumuh
kumuh kabuapten/kota dan hasil pengolahan data
permukiman kumuh
• Verifikasi lokasi dan penyusunan profil permukiman • data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan
kumuh hunian dan infrastruktur)
• Profil permukiman kumuh yang telah teverifikasi
• Melakukan pros es pem utakhiran profil kum uh yang • Berita acara penyelanggaraan FGD 1 (verifikasi lokasi
dilaksanakan memalui Focus Group kumuh dan kawasan prioritas)
• Discussion (FGD) 1 untuk verifikasi lokasi
• permukiman kumuh
• Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan berdasarkan • Daftar peringkat permukiman kumuh berdasarkan
kriteria, indikator dan parameter kekumuhan kriteria, indikator dan parameter kekumuhan
• Merumuskan arahan dis tribusi pola kolaborasi • Menghasilkan arahan pola kolaborasi dalam

1 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Lingkup Kegiatan Capaian Kegiatan


penanganan permukiman kumuh penanganan permukiman kumuh
• Bersama dengan pemangku kepentingan • Pembagian peran dalam penanganan permukiman
• mengkoordinasikan peran m asyarakat dalam kumuh
penanganan permukiman kum uh
• Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan • Kebutuhan penanganan kawasan permukiman
permukiman kumuh
• Merumuskan konsep dan strategi pencegahan dan • konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan
peningkatan kualitas kumuh kualitas permukiman kumuh
• Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk • Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (konsep dan
penyepakatan konsep dan strategi strategi)
Perumusan Rencana Penanganan
• Merumuskan s kenario pentahapan pencapaian 0% • Desain kawasan dan skenario pentahapan
kumuh dan de ain kawasan pencapaian 0% kumuh
• Merumuskan rencana aksi dan memorandum • Rencana aksi pencegahan dan peningkatan kualitas
keterpaduan program untuk skala kota dan s kala permukiman kumuh untuk skala kota dan skala
kawasan kawasan
• Rencana Inves tasi dan pembiayaan permukiman
kumuh prioritas
• Memorandum keterpaduan program pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
• Menentukan skala prioritas penanganan permukim an • skala prioritas penanganan permukiman kumuh
kumuh berdasarkan readiness criteria dan pertim
bangan lain
• Mermuskan kons ep tematik & skenario pencegahan • Konsep tematik dan skenario pencegahan dan
dan peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas peningkatan kualitas kawasan permukiman
• kumuh prioritas
• Menyusun Rencana Inves tasi & Pembiayaan kawasan • Rencana Inves tasi dan pembiayaan kawasan
kumuh prioritas permukiman kumuh prioritas
• Bersama Pemangku Kepentingan perencanaan • Terselenggaranya perencanaan partisipatif
partisipatif di kawasan prioritas meliputi (pelaksanaan RKM dan penyepakatan komponen
• Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas
• Penyepakan Komponen DED
• Melaksanakan focus group discussion (FGD) • Berita acara FGD 3 ( rencana aksi, program dan
• Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan kegiatan)
Penyusunan Desain Teknis
• Menyusun Desain Teknis, meliputi : • Peta rinci/ siteplan
 Penyusunan peta rinci/siteplan • Visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi
 Penyusunan visualisasi Pendukung drone, animasi 3D)
 Perancangan
• Menyusun Daftar Rencana & Pengukuran Detail • Daftar rencana komponen infrastruktur
Komponen Infrastruktur pembangunan tahap 1
• Data hasil pengukuran detail komponen infras
truktur pembangunan tahap 1
• Menyusun Detailed Engineering Design / DED • DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS) infrastruktur pembangunan tahap 1
• Dokumen lelang
• Melaksanakan pembahasan pleno
• Menyusun dokumen RP2KPKP • Dokumen RP2KPKP
• Melakukan legalisasi hasil RP2KPKP • Draft ranperwal/ranperbup RP2KPKP
Sumber : Buku Pedoman Penyusunan RP2KPKP, 2016

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah


Kegiatan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) dilakukan pada kawasan prioritas penanganan di Kota Bekasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dlihat pada gambar di bawah ini.

1 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)


Gambar 1.1
Peta Adminstrasi Kota Bekasi

1 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1.4 LANDASAN HUKUM


Dasar-dasar hukum yang menjadi perhatian dalam Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) adalah :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Permukiman;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

6. Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional
7. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

8. Keputusan Presiden RI No 22 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan


Pembangunan Rumah Susun di Kawasan Perkotaan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraaan penataan
ruang;
10. Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 88 tahun 2004 tentang
pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4385);
12. Peraturan Meneri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi;
13. Inpres No.5 tahun 1990 tentang Pedoman Pelaksanaan Peremajaan Permukiman
Kumuh diatas tanah negara dan Peraturan perundangan terkait lainnya.
14. Panduan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan Tahun 2016.

1.5 INDIKATOR DAN KELUARAN


1. Indikator Keluaran
Indikator Keluaran kegiatan penyusunan RPKPP ini adalah tersusunnya dokumen
RP2KPKP yang mampu diimplementasikan dalam penanganan kawasan prioritas
yang sudah ditentukan sehingga tercipta kawasan yang layak dan sehat.
2. Keluaran :
Keluaran dari kegiatan Penyusunan RP2KPKP adalah meliputi dokumen master
plan dan dokumen DED, RAB penataan kawasan kumuh yang meliputi infrastruktur
dan utilitas kawasan RPKPP yang telah ditentukan.

1 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1.6 SISTEMATIKA LAPORAN


Laporan Akhir ini disusun menurut tata urutan pemahaman dan pendalaman materi
yang terkandung dalam kerangka acuan kerja serta kaidah - kaidah penyusunan
laporan. Isi dokumen terdiri dari beberapa pembahasan, dimana masing-masing
pembahasan menggambarkan tingkatan kedalaman materi bahasan yang saling
terkait. Adapun sistemtika laporan akhir ini mencakup:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian latar belakang, maksud, tujuan, fungsi, landasan
hukum, ruang lingkup, serta sistematika pembahasan laporan pendahuluan
RP2KPKP Kota Bekasi
Bab 2 Kajian Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai kebijakan Rencana Tata Ruang Makro
yangmeliputi Kebijakan Pembangunan Kota Bekasi dan gambaran umum
kawasan prioritas dilihat dari berbagai aspek, meliputi aspek fisik, sarana
pelayanan umum, kependudukan, mata pencaharian.
Bab 3 Profil Permukiman Kumuh Kota Bekasi
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai review SK Kumuh (kolaborasi dengan
rencana kerja Disperkimtan, Kotaku, P3BK, APBD serta kawasan kumuh yang
sudah ditangani), identifikasi gambaran umum kawasan kumuh (kondisi fisik
bangunan hunian, aksesibilitas lingkungan, kondisi saluran drainase, kondisi
persampahan, kondisi air bersih, kondisi air limbah, sarana proteksi
kebakaran, keterbatasan lahan untuk penanganan) dan kondisi kekumuhan
Kota Bekasi.
Bab 4 Identifikasi Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai indikator dan kriteria permukiman
kumuh (penetapan lokasi permukiman kumuh perkotaan, asperk penilaian
kawasan kumuh) identifiksi dan analisis penilaian kondisi kumuh (identifikasi
kawasan kumuh kelurahan Sumur Batu, identifikasi kawasan kumuh kelurahan
Kaliabang Tengah dan penilaian kawasan kumuh)
Bab 5 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Permikiman Kumuh
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai konsep pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh skala kota, konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan permukiman skalan kawasan Sumur Batu dan Kaliabang Tengah
serta usulan penanganannya.
Bab 6 Rencana Aksi Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai rencana aksi program penangan
permukiman kumuh, berupa rencana program dan rencana investasi pada
lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota.

1 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Pada latar belakang dijelaskan mengenai dasar pertimbangan mengapa diperlukanya


RP2KPKP, dilihat dari peraturan dan undang-undang yang berlaku, yaitu UU N0 1 tahun 2011
tentang Perumahan dan Permukiman yang mengamanatkan kepada Pemerintah pusat
maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota tentang kewajiban atas pembinaan dan
penyelenggaraan Perumahan dan penyelenggaraan kawasan permukiman. Selain itu dengan
adanya Program nasional yang mendasari program penataan kawasan pemukiman prioritas
adalah program kota sehat, program 100-0-100, dan program MDG’s yang salah satunya
adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup yaitu pada tahun 2019 diharapkan dapat
mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang
yang tinggal di daerah kumuh, dalam latar belakang juga dijelaskan adanya peningkatan
jumlah penduduk Kota Bekasi yang mencapai 3 % serta Kota Bekasi memiliki 12 kawasan
penanganan dan kawasan prioritas yang tersebar di 56 kelurahan. Kota Bekasi sebagai Kota
metropolitan saat ini lahan yang sudah terbangun lebih dari 70%, dengan kepadatan yang
terus meningkat sehingga perlu dilakukan penataan kawasan pemukiman. Penyediaan
infrastruktur untuk kawasan pemukiman padat dan kawasan prioritas seringkali berbenturan
dengan berbagai hal, oleh karena itu perencanaan harus dilakukan dengan cermat dan tepat.

2 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

2.1 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


Kota Bekasi merupakan salah satu Kota terbesar dalam kawasan Jabodetabek dengan
posisi strategis karena berdekatan dengan Ibukota Jakarta. Kondisi ini membuat Bekasi
memiliki potensi, peluang sekaligus tantangan yang cukup besar dalam melaksanakan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman Kota Bekasi.
Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada hakekatnya
untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni (livible), aman,
nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib
memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang
layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman
ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan
permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial
budaya di perkotaan.
Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat ini sebagian besar
disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa
kepada pihak lain. Kendala utama yang dihadapi masyarakat pada umumnya
keterjangkauan pembiayaan rumah. Di lain pihak, kredit pemilikan rumah dari
perbankan memerlukan berbagai persyaratan yang tidak setiap pihak dapat
memperolehnya dengan mudah serta suku bunga yang tidak murah.
Berdasarkan hasil analisis & pemahaman fakta lapangan dapat diformulasikan isue
yang dibedakan berdasarkan katagori lingkungan, tata ruang dan katagori perumahan
dan permukiman Pemaparan akan dilengkapi dengan analisis kecenderungan dan
faktor kritisnya pada masa datang serta lokasi permasalahan secara indikatif.

a. Isu perumahan dan permukiman terkait lingkungan dan tata ruang

Tabel 2.1
Isue, Kecenderungan Dan Faktor Kritis Masa Datang Dan Lokasi Indikatif
Isu Perumahan Dan Permukiman Terkait Lingkungan Dan Tata Ruang
Kecenderungan & Faktor Kritis Masa
Isue Lokasi Indikatif
Datang
Pertumbuhan perumahan Perkembangan wilayah batas kota Kawasan pinggiran kota pada wilayah
permukiman yang tinggi Jakarta dan Kabupaten Bekasi dengan perbatasan dengan Kota Jakarta,
akibat limpahan & demand Kota Bekasi membentuk pola Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
penduduk dari kota Jakarta pemadatan wilayah pada batas Bogor dan Kota Depok
dan Kabupaten Bekasi batasnya yang melahirkan persoalan
tekanan kebutuhan pembangunan
rumah sehingga tumbuh perumahan
dengan skala kecil oleh developer.
Perkembangan perumahan Sejalan dengan lemahnya Perkembangan Perumahan
permukiman pada pengendalian& penegakan aturan tata permukiman pada wilayah yang
pemanfaatan ruang bukan ruang dan tingginya kebutuhan rumah berbatasan dengan Kota Jakarta dan
peruntukannya seperti maka akan semakin membentuk Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan
kawasan lindung, , kawasan perumahan permukiman yang Kabupaten Bogor dengan Kota Bekasi
sempadan sungai yang merambah pada kawasan negative list

2 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

dinyatakan sebagi negative yang didominasi kawasan konservasi


list (larangan) atau pada kawasan sempadan sungai
pembangunan perumahan
permukiman
Perkembangan perumahan Akibat faktor penggundulan hutan, Pada wilayah hilir dataran rendah DAS
permukiman yang timbulnya lahan kritis dan khususnya pada kawasan perkotaan
berpotensi & telah perkembangan kawasan permukiman Kabupaten dan Kota Bogor akan
mengalami bencana banjir pada wilayah hulu karena tekanan berpengaruh terhadap Kota Bekasi
akibat keberadaan sungai kebutuhan pembangunan permukiman pada bagian selatan yang berbatasan
pada wilayah dataran terutma di Kabupaten Bogor dan Kota langsung dengan Kabupaten Bogor
rendah di Kota Bekasi Depok seperti Kecamatan Pondokge,
Kecamatan Pondokmelati dan
Kecamatan Jatisampurna
Pemadatan perumahan Daya tarik kedekatan tempat kerja dan Pada pusat kegiatan perkotaan yaitu
permukiman pada kawasan pelayanan perkotaan serta kemudahan di Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan
perkotaan pada pusat akses transportasi akan meningkatkan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi
pertumbuhan Kota Bekasi daya tarik bermukim, dan akibat Timur, Kecamatan Bekasi Barat
yang didukung keberadaan keterbatasan lahan akan memunculkan berdekatan kawasan perdagangan,
kegiatan pabrik/industri, permukiman padat. industri ,pada bantaran sungai dekat
perdagangan & jasa dan kawasan perkotaan & poros jalan
akses pada poros jalan utama yang melewati kawasan
utama perkotaan
Lemahnya dukungan Sebagian besar wilayah selatan Kota Pada wilayah di Kecamatan
infrastruktur dan pelayanan Bekasi ditetapkan sebagai kawasan Mustikajaya, Kecamatan Pondokgede,
pengembangan perumahan resapan air yang berarti menjadi yang Kecamatan Pondokmelati , Kecamatan
permukiman terutama pada sanagt dibatasi perkembangan untuk Bantargebang dan Kecamatan
kawasan transisi kota kawasan perumahan permukiman Jatisampurna
dalam membentuk pusat namun demikian, perkembangan
pertumbuhan wilayah perumahan komersial mengarah ke
wilayah selatan, artinya tetap
dibutuhkan dukungan pelayanan
infrastruktur Perumahan permukiman
namun hanya bersifat melayani
kebutuhan lokal secara terbatas dan
pembangunan perumahan dan
permukiman dengan batasan-batasan
yang mempertahankan sebagai
kawasan resapan untuk Kota Bekasi
Lemahnya implementasi Sektor perumahan permukiman dengan Keterhubungan SKPD pendukung
dalam pengendalian arah dominasi ruang yang paling dominan pembangunan sektoral & spasial
pemanfaatan ruang secara pada di Kota Bekasi memberi tekanan secara horizontal atau vertikal
umum dan khususnya permasalahan sektoral dan (kabupaten, kota, propinsi & nasional)
pemanfaatan perumahan ketataruangan yang saling terkait
permukiman sebagai sehingga membutuhkan pendekatan
pemanfaatan ruang paling penanganan sektoral & spasial untuk
dominan yang pada mengantisipasi permasalahan
gilirannya berpengaruh perumahan permukiman masa datang
terhadap persoalan
pembangunan sektor
perumahan permukiman

2 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. Isu Perumahan Dan Permukiman

Tabel 2.2
Isue, Kecenderungan Dan Faktor Kritis Masa Datang
Dan Lokasi Indikatif Isu Perumahan Dan Permukiman
Kecendrungan & Faktor
Isue Lokasi Indikatif
Kritis
Lemahnya akses pemenuhan Jumlah MBR marginal Tercirikan pada perkembangan
kebutuhan rumah bagi MBR berkorelasi pada faktor kawasan Perumahan permukiman
marginal karena keterbatasan sosio ekonomi lokal & kumuh di wilayah perkotaan di
daya beli rumah yang berkorelasi kondisi makro ekonomi Kota Bekasi yang tersebar di 122
dengan kantong-kantong sehingga nilainya titik kumuh
kemiskinan. cenderung bertambah
dan sehingga pemenuhan
kebutuhan dasar rumah
bagi MBR menjadi isu
penting pembangunan
perumahan permukiman
Kota Bekasi
Keterbatasan lahan Jumlah agregat cadangan Tercirikan pada perkembangan
pembangunan perumahan relatif lahan yang dapat kawasan Perumahan permukiman
berdasarkan batasan lingkungan dikembangkan untuk secara umum di Kota Bekasi yang
(negative list) dan ketentuan pengembangan pesat terutma di Kecamatan
RTRW namun disisi lain Perumahan permukiman Rawalumbu, Kecamatan Bekasi
kebutuhan lahan baru semakin akan semakin berkurang Utara, Kecamatan Bekasi Barat,
meningkat yang berimplikasi secara eksponensial Kecamatan Bekasi Selatan dan
pada perluasan & pemadatan sejalan dengan Kecamatan Bekasi Timur.
kawasan Perumahan pertumbuhan kawasan
permukiman yang berpotensi perumahan &
mengokupansi kawasan negatif permukiman baru, baik
list karena perkembangan
perumahan swadaya
eksisting dan
pertambahan perumahan
komersial
Keterbatasan infrastruktur Ketersediaan fasilitas Tercirikan pada perkembangan
pendukung Perumahan sosial, fasilitas umum & kawasan Perumahan permukiman
permukiman secara umum PSU dapat terdukung swadaya secara umum di 12
khususnya perumahan swadaya pada perumahan formal kecamatan yang ada di Kota
akibat luasnya cakupan kawasan atas penyediaan swasta Bekasi.
Perumahan permukiman namun keterbatasan
swadaya eksisting pelayanan infrastruktur
berkorelasi pada luasnya
cakupan pelayanan
karena perkembangan
luasan perumahan
swadaya
Penurunan kualitas lingkungan Berkorelasi terhadap Tercirikan pada perkembangan
Perumahan permukiman faktor keberadaan/ kawasan perumahan permukiman
swadaya yang membentuk peningkatan MBR dengan kumuh pada 122 lokasi kawasan
permukiman padat kumuh, faktor keterbatasan lahan kumuh yang tersebar di Kota
minim dalam dukungan dan kurangnya dukungan Bekasi
infrastruktur dan memunculkan fasilitas & infrastruktur
keberadaan rumah tidak layak lingkungan.
huni
Sumber : Hasil Analisis, 2016

2 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

2.2 UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN


DAERAH
Dalam penyelenggaraannya, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
dilakukan secara terdesentralisasi oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan
melibatkan peran masyarakat. Pemerintah (baik pusat maupun daerah) akan lebih
berperan sebagai pembina, pengarah, dan pengatur, agar terus dapat tercipta suasana
yang semakin kondusif. Antara pemerintah dengan pemerintah daerah, juga terdapat
pembagian peran dalam pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Disamping itu agar terjadi
efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan perumahan dan permukiman, baik di
kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan, pelaksanaannya harus dilakukan
secara terpadu (baik sektornya, pembiayaannya, maupun pelakunya) dan dilakukan
berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku.
Pembagian peran dan kewenangan dalam pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman secara luas.
Terkait penanganan permukiman kumuh, undang-undang ini mengamanatkan
bahwa pemerintah pusat dapat turun langsung dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan dengan beberapa prasyarat,
antara lain:
a. Kawasan permukiman kumuh berada pada lingkup Kawasan Strategis
Nasional (KSN); dan
b. Kawasan permukiman kumuh memiliki luas minimal 15 Ha.

Secara rinci pembagian urusan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi,


dan pemerintah kabupaten/kota untuk sub urusan kawasan permukiman serta
perumahan dan kawasan permukiman kumuh dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

2 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 2 .3
Pembagian Urusan Pemerintah Terkait Penanganan Permukiman Kumuh
Pemerintah Pemerintah
No Sub Urusan Pemerintah Pusat
Provinsi Kab/Kota
1 Kawasan a. Penetapan sistem Penataan dan a. Penerbitan izin
permukiman kawasan peningkatan pemabngunan
permukiman kualitas kawasan dan
b. Penataan dan permukiman pengembangan
peningkatan kumuh dengan kawasan
kualitas kawasan luas 10 permukiman
permukiman (Sepuluh) ha b. Panataan dan
kumuh dengan sampai dengan peningkatan
luas 15 ha atau di bawah 15 kualitas kawasan
lebih (lima belas) ha kukuh dengan
luas di bawah 10
(sepuluh) ha
2 Perumahan Pencegahan
dan kawasan perumahan dan
permukiman kawasan
kumuh permukiman kumuh
pada daerah
kabupaten/kota
Sumber : Lampiran UU No. 23 Tahun 2014

2.3 PERMEN PUPR NO.2/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN


KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN
KUMUH
Dalam permen PU PR ini dijelaskan mengenai kriteria-kriteria perumahan dan
permukiman kumuh dilihat dari :
a. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan Gedung
b. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan
c. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air Minum
d. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Drainase Lingkungan
e. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air Limbah
f. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Persampahan
g. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi Kebakaran
h. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh disesuaikan dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Menjelaskan mengenai Tipologi Kawasan Kumuh, yang terdiri dari :

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan pengelompokan


perumahan kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi secara
geografis. Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh terdiri dari
perumahan kumuh dan permukiman kumuh:
a. di atas a ir;
b. di tepi air;
c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan
e. di daerah rawan bencana.

2 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 2.4
Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
No Tipologi Lokasi Keterangan
1 Perumahan kumuh Perumahan kumuh dan permukiman
dan permukiman kumuh yang berada dia tas air, baik
kumuh di atas air daerah pasang surut, rawa, sungai
ataupun laut

2 Perumahan kumuh Perumahan kumuh dan permukiman


dan permukiman kumuh yang berada tepi badan air
kumuh di tepi air (sungai, pantai, danau, waduk dan
sebagainya) namun berada di luar garis
sempadan badan air

3 Perumahn kumuh dan Perumahan kumuh dan permukiman


permukiman kumuh kumuh yang berada di daerah dataran
di daratan rendah rendah dengan kemiringan lereng < 10%

4 Perumahan kumuh Perumahan kumuh dan permukiman


dan permukiman kumuh yang berada di daerah dataran
kumuh di perbukitan tinggi dengan kemiringan lereng > 10 %
dan > 40 %

5 Perumahan kumuh Perumahan kumuh dan permukiman


dan permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan
kumuh di daerah bencana alam, khususnya bencana alam
rawan bencana tanah longsor, gempa bumi dan banjir

2.4 PERMEN PU NO.1/PRT/M/2014 STANDAR PELAYANAN MINIMAL


BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.1 tahun 2014 tentang standar
pelayanan minimal bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, diamanatkan bahwa
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah, dimana dalam hal ini pemerintah
daerah bertanggung jawab atas penurunan kawasan permukiman kumuh sebanyak
10%.
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. Pencegahan dan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah
tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru
serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan

2 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

permukiman. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh


dan permukiman kumuh wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau setiap orang.

Pencegahan
Pencegahan terhadap tumbuh a. Ketidakteraturan dan kepadatan bangunan
dan berkembangnya perumahan yang tinggi
kumuh dan permukiman kumuh b. Ketidaklengapan prasrana, sarana dan utilitas
baru mencakup : umum
c. Penurunan kualitas rumah, pemumahan dan
permukiman serta prasarana, sarana dan
utilitas umum
d. Pembangunan rumah, perumahan dan
permukiman yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah
Pencegahan dilaksanakan melalui a. Pengawasan dan pengendalian
: b. Pemberdayaan masyarakat

Pengawasan dan pengendalian Dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan,


standar teknis dan kelaikan fungsi melalui
pemeriksaan secara berkala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Pemberdayaan masyarakat
Dilakukan terhadap pemangku kepentingan
bidang perumahan dan kawasan permukiman
melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas terhadap a. Pemugaran
perumahAn kumuh dan b. Peremajaan
permukiman kumuh didahului c. Pemukiman kembali
dengan penetapan lokasi
perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan
pola-pola penanganan :
• Penetapan lokasi Penetapan lokasi perumahan dan permukiman
kumuh wajib memenuhi persyaratan “
a. Kesesuaian dengen rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi
dan rencana tata ruang wilayah Kab/Kota
b. Kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan
lingkungan
c. Kondisi dan kualitas prasarana, sarana dan
utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan
tidak membahayakan penghuni\
d. Tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan
e. Kualitas bangunan
f. Kondisi sosial ekonomi masyarakta setempat.

2 -8
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 2.5
Standar Minimal Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub bidang Keciptakaryaan
No Jenis Sasaran Indikator Satuan Target Cara mengukur Upaya Pencapaian
Pelayanan Tahun
Dasar 2019
SPM Provinsi
1 Penyediaan Meningkatkan Persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk Setiap pemerintah provinsi memiliki alat pengukur untuk
jalan untuk kualitas provinsi baik dan sedang memperoleh nilai (IRI) dapat menentukan nilai IRI
melayani layanan jalan dilakukan menggunakan : Membina dan menyediakan sumber daya manusia yang
kebutuhan Provinsi a. Alat dapat :
masyarakat b. Metode visual dengan cara a. Melakukan survei kondisi jalan menggunakan alat
menakar nilai road condition b. Menginterpretasikan kondisi jalan ke nilai RCI yang
index (RCI) yang kemudian selanjutnya di konversikan nilai IRI (untuk mengukur
dikonversikan ke nilai menggunakan metoda visual)
International Roughnexx Index Melakukan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala
(IRI) yang di lakukan pada untuk mencapai dan mempertahankan kondisi jalan baik
kondisi tertentu )* dan sedang berdasrakan nilai IRI
2 Penyediaan Tersedianya Presentasi terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat kegiatan dan pusat Setiap pemerintah provinsi melakukan
jalan untuk konektivitas pusat kegiatan dan pusat-pusat produksi sesuai yang tercantum pada pembangunan/penambahan ruas jalan yang menghungkan
melayani wilayah produksi (konektivitas) di RTRW provinis telah terhubung oleh pusat-pusat kegiatan dan pusat-pusat roduksi yang masih
kebutuhan provinsi wilayah provinsi jaringan jalan belum terhubung dengan jaringan jalan
masyarakat Percepatan penyelesaian Peda tentang RTRW Propinsi
1 Penyediaan Meningkat mya Persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk Setiap pemerintah kabupaten/kota memiliki alat pengukur
jalan untuk kualitas kabupaten/kota baik dan memperoleh nilai IRI dapat dilakukan untuk menentukan nilai IRI
melayani layanan jalan sedang menggunakan alat –visual dengan Membina dan menyediakan sumber daya manusia yang
kebutuhan kab/kota cara menaksir nilai Road Condition dapat :
masyarakat Indeks (RCI) yang kemudian di a. Melakukan survei kondisi jalan menggunakan alat
konversikan ke nilai internasional Rougometer (untuk mengukur menggunakan alat)
Roughness Indeks (IRI( yang b. Menginterpretasikan kondisi jalan ke nila RCI yang
dilkaukan pada kondisi tertentu selanjutnya di konversikan nilai IRI (untuk pengukuran
menggunakan metode visual)
Melakukan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala
untuk mencapai dan mempertahankan kondisi jalan baik
dan sedang berdasrakan nilai IRI
2 Penyediaan Tersedianya Presentase terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat kegiatan dan pusat Setiap Pemerintah Kab/Kota melakukan pembangunan
jalan untuk konektivitas pusat kegiatan dan pusat produksi sesuai yang tercantum pada penambahan ruas jalan yang menghubungkan pusat-pusat
melayani wilayah produksi di wilayah kab/kota RTRW Kab/Kota telah terhubung kegiatan dan pusat produksi yang sasih belum terhubung
kebutuhan kab/kota oleh jaringan jalan dengan jaringan jalan
masyarakat Percepatan penyelesaian Perda tentang RTRW Kab/Kota
1 Penyediaan Meningkatakan Persentase penduduk yang % penduduk 81,77 % Contoh survey, kuesioner, dll
air minum kualitas mendapatkan akses air minum
layanan air yang aman
minum

2 -9
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

No Jenis Sasaran Indikator Satuan Target Cara mengukur Upaya Pencapaian


Pelayanan Tahun
Dasar 2019
permukiman
perkotaan
2 Penyediaan Meningkatnya Persentase penduduk yang % penduduk 60 % Contoh survey, kuesioner, dll
sanitasi kualitas terlayani sistem air limbah yang
sanitasi (air memadai
limbah, Persentase pengurnagan % penduduk 30 % Contoh survey, kuesioner, dll
persampahan sampah di perkotaan
dan drainse) Persentase pengangkutan % penduduk 70 % Contoh survey, kuesioner, dll
sampah
Persentase pengoprasian TPA % 70 % Contoh survey, kuesioner, dll
Pengoperasian
TPA
Persentase penduduk yang % penduduk 50 % Contoh survey, kuesioner, dll
terlayani sistem jaringan % 50 % Contoh survey, kuesioner, dll
drainase skala kota sehingga pengurangan
tidak terjadi genangan (lebih genangan
dari 30 cm, selama 2 jam) lebih
dari 2 kali setahun
3 Penataan Meningkatnya Persentase jumlah ijin IMB 60 % pendataan
bangunan dan tertib mendirikan bangunan (IMB)
lingkungan pembangunan yang di tertibkan
bangunan
gedung
4 Penanganan Berkurangnya Persentase berkurangnya Ha 10 % Contoh survey, kuesioner, dll
permukiman permukiman luasan permukiman kumuh di
kumuh kumuh di kawasan perkotaan
perkotaan perkotaan
5 Penyediaan Meningkatnya Persentase tersedianya luasan % 50 suevey Penertiban ares yang direncanakan menjadi RTH,
Ruang ketersediaan RTH publik sebesar 20 % dari penganggaran penyediaan dan pengelolaan RTH publik
Terbuka Hijau RTH luas wilayah kota kawasan
(RTH) Publik perkotaan
Ket
a. Apabila mengunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan(Nasara/Kondax/Roughometer) hasilnya sudah tidak fisable (nilai count BI >400)
b. Apabila situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survei, maka menggunakan metode visual (RCI)
c. Apabila tidak mempunyai kendaraan da lat survei, maka di sarankan menggunakan metode visual (RCI)

2 -10
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

• pemugaran Merupakan upaya perbaikan atau dapat pula


dilakukan melalui pembangunan kembali kawasan
permukiman agar menjadi layak huni
• Peremajaan Merupakan upaya untuk mewujudkan kondisi
rumah perumahan, permukiman dan lingkungan
hunian yang lebih baik dengan tujuan untuk
melindungi keselamatan dan keamanan penghuni
dan masyarakat sekitar. Untuk meremajakan
suatu kawasan, terlebih dahulu perlu
menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat yang
terkena dampak
Peremajaan harus menghasilkan rumah,
perumahan dan permukiman dengan kualitas
yang lebih baik dari sebelumnya
• Permukiman kembali Dilakukan apablia lokasi kumuh eksisting adalah
lokasi yang tidak diperuntukan bagi kawasan
permukiman menurut RTRW atau merupakan
lokasi yang rawan bencana serta dapat
menimbulkan bahaya bagi orang yang mendiami
kawasan/lokasi tersebut. Permukiman kembali
merupakan upaya memindahkan masyarakat dari
lokasi eksisting yang dilakukan oleh dukungan
Pemerintah dan Pemerintah daerah yang juga
menetapkan lokasi untuk permukiman kembali
dengan turut melibatkan peran masyarakat.

Mengacu pada Undang – Undang No.1 Tahun 2011, upaya peningkatan kualitas
permukiman kumuh pada dasarnya meliputi 4 (empat) tahapan utama yakni
pendataan, penetapan lokasi, pelaksanaan dan pengelolaan sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.1
Proses Peningkatan Kualitas
Perumahan dan Permukiman Kumuh Menurut UU No. 1/ 2011

Selain itu, UU No.1/2011 juga mengamanatkan bahwa penyelenggaraan perumahan


dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan
melibatkan peran masyarakat. Terkait hal ini, masing-masing stakeholder memiliki
peran, tugas dan fungsi sesuai dengan kapasitasnya dalam penyelenggaraan kawasan
permukiman, termasuk di dalamnya terkait upaya pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh, sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

2 -11
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 2.2
Struktur Pembagian Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat

2.5 TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN HASIL REVIEW KEBIJAKAN


BERDASARKAN SPIPP
Beberapa produk kebijakan spatial plan dan development plan terkait dengan hasil
review yang dilakukan Tim SPPIP yang terkait dengan pengembangan sektor
permukiman dan infrastruktur adalah :
1. Kesenjangan instrumen pembangunan dengan instrumen perencanaan
spatial.
Untuk perumusan Review Kebijakan Pengembangan Kota Bekasi, akan didahului
dengan fenomena yang menjadi bagian dari kenyataan pembangunan kota secara
nasional bahwa terdapat kesenjangan atau gap antara instrumen perencanaan
pembangunan (development plan) dan instrumen rencana penataan ruang (spatial
plan). Gap yang terjadi antara 2 instrumen utama ini, antara lain dari instrumen
pembangunan terwakili oleh RPJP, RPJM beserta RPIJM serta RKP dan ditingkat
daerah diwaikili oleh RPJPD, RPJMD dan juga Renstrada yang sering kondisi
maupun pengaturannya tidak akomodatif instrumen perencanaan kota seperti
tersebut pada RTRW Kota Bekasi, RP3KP maupun pada rencana detail lainnya
beserta rencana sektor terkait yang berupa masterplan air minum, masterplan
sanitasi dan lain sebagainya. Dalam konteks SPPIP Kota Bekasi, dibawah ini akan
disajikan instrumen RPIJM dalam menentukan komponen investasi yang diatur
untuk diterjemahkan secara lebih operasional pada instrumen perencaaan spatial,
adalah sebagai berikut :

2 -12
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

DASAR PENETAPAN KOMPONEN YANG DIATUR

(UNTUK DITERJEMAHKAN PADA INSTRUMEN PERENCANAAN SPATIAL


SECARA LEBIH OPERASIONAL)
P r o s e s RPIJM

• Arahan prioritas pembangunan wilayah (perkotaan, perdesaan,


khusus, ekonomi spesifik), Masalah kewilayahan (bencana,
MENGENALI MASALAH masalah sektoral, masalah sosial spesifik)
DAN POTENSI DAERAH • Demografi (Target masyarakat miskin, Kawasan Kumuh, Mobilitas
Tinggi)
• Ekonomi (Potensi ekonomi produktif, Ekonomi produktif
unggulan, Target ekonomi produktif unggulan)

• Identifikasi Simpul Dan Jejaring (Titik-Titik Simpul Jejaring – Hulu


IDENTIFIKASI
- Hilir).
JEJARING PROSPEK
• Identifikasi Skala Ekonomi Dan Jumlah KK Yang Terpengaruh
PERKEMBANGAN
Simpul
PERKIM DI DAERAH
• Identifikasi Dampak Perbaikan Perkim Pada Jejaring Ekonomi
Prioritas

• Lokasi Perkotaan
• Lokasi Perdesaan
IDENTIFIKASI • Lokasi Khusus
KEBUTUHAN • Lokasi Regional
DUKUNGAN SISTEM
PSDPU - PSU

IDENTIFIKASI • Periode Kepala Daerah


PROSPEK DAN • Prioritas Perkim di Daerah (Data-data anggaran tahun
TANTANGAN sebelumnya, Ketersediaan regulasi pendukung, kesiapan dinas
LEGALISASI DAN teknis)
OPERASIONALISASI • Dampak Investasi Bidang Perkim pada pembangunan daerah

Dari sumber yang didapat di kalangan pemerintah Kota Bekasi, sebagaimana


tersebut pada bagan diatas, komponen yang perlu dilakukan penyepakatan dengan
tim teknis (Pokjanis SPPIP) pada instrumen RPJM dan diterjemahkan dalam
program investasi pada RPIJM, adalah sebagaimana tersebut pada komponen
dibawah ini :
 Mengenali masalah dan potensi daerah
 Identifikasi jejaring prospek perkembangan perkim di daerah
 Identifikasi kebutuhan dukungan sistem PSDPU - PSU
 Identifikasi prospek dan tantangan legalisasi dan operasionalisasi
Komponen diatas akan menjadi arahan dalam melakukan kajian secara lebih terinci
agar perumusan SPPIP Bekasi mampu menjembatani kesenjangan antara instrumen
pembangunan dengan instrumen perencanaan spatial. Sebagai bentuk review,
komponen diatas terkandung filosofi yang terkait dengan aspek-aspek yang terkait
dengan kegiatan ke Cipta Karya-an sebagai berikut :
 Aspek ekonomi :
 bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi daerah
 menunjang ekonomi nasional (termasuk berupaya mendukung pencapaian
sasaran RPJMN dan MDGs yang akan datang)

2 -13
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

 Aspek lingkungan :
 pemerataan pembangunan,
 penciptaan stabilitas dan
 keseimbangan lingkungan
Terkandung didalamnya, pada review diatas, adalah bahwa dalam mengalokasikan
kegiatan ke Cipta Karya-an termasuk infrastrukturnya adalah mengakomodasikan
kepentingan aspek ekonomi dan aspek lingkungan sebagai dasar filosofi dalam
memenuhi kebutuhan akan perkembangan wilayah perkotaannya. Secara lebih
rinci, arahan dari RPIJM sebagai salah satu instrumen perencanaan pembangunan
bagi instrumen perencanaan spatial adalah sebagaimana tersebut pada komponen
yang perlu diatur menyangkut hal-hal :
 Gambaran Kondisi Wilayah :
 Gambaran Umum (geografis, demografis, perekonomian daerah, serta
kondisi sosial dan budaya);
 Gambaran Prasarana (kondisi seluruh sektor yang ada dalam lingkup
infrastruktur bidang PU/Cipta Karya)
 Rencana / Strategi Pembangunan Kawasan :
 Skenario pengembangan wilayah kota
 Skenario pembangunan sektor bidang CK/PU
 Rencana Program Investasi Jangka Menengah Infrastruktur
 Rencana Pengembangan permukiman
 Rencana Penataan bangunan dan lingkungan
 Rencana Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
 Rencana Penyediaan dan pengelolaan Air Minum
 Aspek Safeguard Sosial dan Lingkungan
 Aspek Keuangan Daerah dan Rencana Peningkatan Pendapatan
 Aspek Kelembagaan Daerah dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
 Rencana Kesepakatan (Memorandum) Program Investasi dan Aspek Legalitas
Dari komponen yang diatur diatas, diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
perumusan SPPIP Kota Bekasi yang diharapkan mampu menjembatani gap yang
selama ini terjadi antara RPIJM atau RPJM dengan RTRW Kota Bekasi. Dalam
konteks pengembangan permukiman, upaya pengaturan RPIJM yang menganalisasi
materi RPJM kedalam bentuk investasi, hal-hal yang perlu digaris bawahi adalah
tentang spirit dari RPIJM itu sendiri yang menekankan pada 2 komponen yang
memerlukan jembatan berupa RPIJM supaya dapat dipenuhi kebutuhan-
kebutuhannya.
Terkandung didalamnya adalah mengetahui kondisi eksisting dari perumahan dan
permukiman di Kota Bekasi, pada satu sisi, dan upaya memberi target pada akhir
perencanaan (sesuai goal nasional maupun daerah) pada sisi lainnya sebagai bentuk
pengaturan/”intervensi berupa program ataupun kebijakan untuk menetapkan

2 -14
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

pencapaian. Dalam konteks penetapan strategi pencapaian inilah peran SPPIP Kota
Bekasi akan sangat menentukan bagi berhasilnya cakupan pelayanan dapat
ditingkatkan dalam memenuhi target. Dalam perumusan SPPIP Kota Bekasi, langkah
lanjutan yang penting adalah menindaklanjutinya kedalam bentuk opersional pada
instrumen perencanaan spatial yaitu RTRW Kota Bekasi.
Dari ke 2 kajian diatas inilah yang akan mengantar pada perumusan SPK (Strategi
Pengebangan Kota) atau dikenal sebagai City Development Strategy yang pada
intinya akan mengkanalisasi semua proses dalam rangka mencapai hasil yang
optimal dengan tanpa mengorbankan karakteristik kondisi perkim dan sekaligus
mampu mengatur ritme pertumbuhan kotanya.

2. Visi dan Misi SPPIP Kota Bekasi


Dalam penyusunan SPPIP Kota Bekasi terdapat arahan Visi SPPIP Kota Bekasi yaitu
: “Bebas Permukiman Kumuh Dan Tidak Layak Huni Di Tahun 2030” Dengan Misi
SPPIP Kota Bekasi. Dalam penyusunan SPPIP Kota Bekasi terdapat arahan mengenai
penjelasan Misi SPPIP Kota Bekasi:
1. MISI 1, dilakukan melalui kebijakan :
Melakukan perencanaan dan penyediaan regulasi khusus penataan dan
pengembangan kawasan permukiman sebelum adanya tindakan pemanfaatan
lahan;
2. MISI 2, dilakukan melalui kebijakan :
a. Melakukan pengembangan hunian vertikal di kawasan padat penduduk
sebagai antisipasi ketersediaan lahan yang terbatas dan penataan kawasan
kumuh;
b. Meningkatkan kualitas permukiman horisontal dan merehabilitasi kawasan
kumuh
3. MISI 3, dilakukan melalui kebijakan :
a. Mengembangkan pelayanan lingkungan berupa infrastruktur dan fasos fasum
yang memadai dan terintegrasi dengan pelayanan skala kota dan struktur
ruangnya;
b. Mengembangkan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik di lingkungan
permukiman;
4. MISI 4, dilakukan melalui kebijakan :
a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan di tingkat pemerintah daerah dalam
pengelolaan dan penataan permukiman;
b. Melakukan pembinaan dan pemberdayaan komunitas permukiman serta
pemberian akses yang lebih terbuka luas;
Lokasi ke 12 Kawasan Penanganan ini menjadi input pemilihan Kawasan Prioritas.
Dalam hal ini 12 Kawasan Prioritas diposisikan sebagai alternatif Kawasan Priorias
yang akan dinilai dengan kriteria dan sistem skoring yang menghasilkan Kawasan
Penanganan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

KAWASAN
PENANGANAN I :
KAWASAN Kel. Medan Satria
PENANGANAN II : Kel. Pejuang
Kel. Harapan Jaya Kel. Kaliabang Tengah 2 -15
Kel. Kalibaru
Kel. Perwira
Kel. Harapan Mulya
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

I
KAWASAN PENANGANAN III
Kel. Teluk Pucung
Kel. Harapan Baru
Kel. Marga Mulya
II

III

IV

KAWASAN PENANGANAN V
: V VI
Kel. Kayuringin Jaya KAWASAN PENANGANAN
Kel. Jaka Sampurna VI :
Kel. Marga Jaya Kel. Duren Jaya
Kel. Aren Jaya
Kel. Margahayu
Kel. Bekasi Jaya
VII

KAWASAN IX
PENANGANAN IX : KAWASAN PENANGANAN
Kel. Jati Cempaka VII :
Kel. Jatibening VIII Kel. Pekayon Jaya
Kel. Jatibening Baru Kel. Jaka Setia
Kel. Jati Waring Kel. Jaka Mulya
Kel. Jati Makmur
Kel. Jati Kramat
Kel. Jati Rahayu
Kel. Jati Warna
KAWASAN PENANGANAN
Kel. Jati Mekar
VIII:
Kel. Jati Asih
Kel. Sepanjang Jaya
Kel. Jati Rasa
Kel. Pengasinan
Kel. Bojong Rawalumbu
Kel. Bojong Menteng

KAWASAN PENANGANAN XII :


Kel. Bantar Gebang
KAWASAN Kel. Pedurenan
PENANGANAN X : Kel. Cimuning
Kel. Jati Melati Kel. Cikiwul
Kel. Jati Luhur Kel. Sumur Batu
Kel. Jati Murni Kel. Ciketing Udik
Kel. Jati Sari Kel. Mustika Jaya
Kel. Jati Ranggon Kel. Mustika Sari

Keterangan
: Area Perumahan
Masalah Banjir
Masalah Limbah
KAWASAN
PENANGANAN XI : Masalah Kumuh
Kel. Jati Raden
Kel. Jati Rangga
Kel. Jati Sampurna
Kel. Jati Karya

Gambar 2.3
Lokasi 12 Kawasan Penanganan

Kriteria penilaian :
1. Terdapat permasalahan dari aspek :
 banjir,

2 -16
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

 kumuh dan
 Limbah
2. Terdapat dukungan rencana pengembangan infrastruktur :
 air bersih,
 air limbah,
 drainase,
 persampahan dan
 RTH.
3. Jumlah penduduk yang dilayani
4. Vitalitas ekonomi
Penilaian didasarkan pada sistim skoring sebagaimana tersebut dibawah ini :

Tabel 2.6
Matriks Skoring Penentuan Kawasan Prioritas Interaksi Permasalahan, Rencana
Tata Ruang dan Kependudukan
PERMASALAHAN TOTAL SKORING RENCANA INFRASTRUKTUR TOTAL
KAWASAN SKORING SKORING JUMLAH PEMERINGKATA JUMLAH
SKORING SKORING JUSTIFIKASI PEMERINGKATAN
PENANGAN KELURAHAN AIR AIR PERSAMP JUMLAH VITALITAS TOTAL N KELURAHAN KELURAHAN
AN KUMUH BANJIR LIMBAH PERMASAL DRAINASE RTH DUKUNGAN
PENDUDUK EKONOMI SKORING PRIORITAS PRIORITAS KAWASAN PENANGANAN
AHAN BERSIH LIMBAH AHAN PROGRAM

Medan Satria 0 1 3 3 3 10 1 2 13 3
I Pejuang
Kaliabang Tengah
3
2 2
3
4
1
1
1
1
3
2
5
4
3
3
1
2
12
13
2
3
2
Harapan Jaya 2 2 4 1 1 1 3 3 3 13 3
Kalibaru 0 1 2 1 4 2 1 7 1
II
Perwira 0 1 2 1 4 1 2 7 1 1
Harapan Mulya 0 1 1 2 1 5 1 2 8 2
Teluk Pucung 2 2 2 3 2 7 3 2 14 3
III Harapan Baru
Marga Mulya 2
0
2
2
2
3
3
2 1
1
8
6
1
1
2
2
11
11
2
2
1
Kota Baru 1 3 4 3 1 3 1 8 3 2 17 3 MENJADI KAWASAN PRIORITAS III
Bintara 3 2 3 8 3 2 1 6 3 2 19 3
IV
Kranji 2 2 3 1 2 1 7 2 3 14 3 3 (KARENA BERBATASAN DENGAN
JAKARTA)
Bintara Jaya 3 3 3 2 5 2 2 12 2
Kayuringin Jaya 1 3 4 3 1 3 3 10 3 3 20 3 MENJADI KAWASAN PRIORITAS II
V Jaka Sampurna
Marga Jaya
1 1
0
3
3
1 2
3 3
6
9
3
1
3
3
13
13
3
3
3 (KARENA BERSEBELAHAN DENGAN PUSAT
JASA & PERDAGANGAN)
Duren Jaya 3 3 6 3 3 6 3 3 18 3
Aren Jaya 3 3 6 1 3 4 3 2 15 3
VI
Margahayu 1 1 2 3 1 3 2 9 3 3 17 3 4 MENJADI KAWASAN PRIORITAS I
Bekasi Jaya 2 2 3 1 3 1 8 2 3 15 3
Pekayon Jaya 3 3 3 9 3 2 1 6 2 2 19 3
VII Jaka Setia
Jaka Mulya
2 2
0
3
3
2
2
1
1
6
6
2
1
1
3
11
10
2
2
1
Sepanjang Jaya 2 2 2 1 2 2 7 1 3 13 3
Pengasinan 2 2 3 3 3 9 2 2 15 3
VIII
Bojong Rawalumbu 2 2 4 1 1 3 3 8 3 3 18 3 3 MENJADI KAWASAN PRIORITAS IV
Bojong Menteng 0 1 3 3 7 1 2 10 2

Jati Cempaka 1 1 1 1 2 2 2 7 1
Jatibening 1 1 2 3 5 2 1 9 2
Jatibening Baru 3 3 1 3 3 7 2 3 15 3
Jati Waringin 1 1 1 1 2 2 2 7 1
Jati Makmur 0 1 2 2 2 7 2 2 11 2
IX Jati Kramat
Jati Rahayu
2 1
2
3
2
1
1
2
2
1 4
3
2
2
3
3
12
10
2
2
2
2 -17
Jati Warna 1 1 2 1 3 1 2 7 1
Jati Mekar 1 2 3 1 2 3 2 2 10 2
Jati Asih 1 1 2 2 3 5 3 10 2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Sumber : Dokumen SPPIP Kota Bekasi 2010

4.4 TINJAUAN KEBIJAKAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN


KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) TERHADAP
REVISI RTRW KOTA BEKASI

2.6 TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN HASIL REVISI RTRW KOTA


BEKASI
Yang diperlukan untuk mampu menjembatani dengan instrumen perencanaan
pembangunan (Development Plan) adalah dengan mengakomodasikan komponen
utama dari Revisi RTRW Kota Bekasi, adalah:

1) Tujuan Penataan Ruang Kota Bekasi (RTRW Kota Bekasi ) :

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Bekasi untuk 20 (dua puluh) tahun kedepan,
dirumuskan sebagai berikut :

“Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Sebagai Tempat Hunian Dan
Usaha Kreatif Yang Nyaman Dengan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Yang Berkelanjutan”

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Bekasi adalah:


a. pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang mendukung perwujudan
fungsi Kota Bekasi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN);
b. pengembangan sistem transportasi darat dan sungai yang terintegrasi dengan
sistem transportasi Jabodetabek;
c. pengembangan sistem jaringan air bersih yang mencakup pelayanan seluruh
Kota Bekasi;
d. pengembangan sistem persampahan dan jaringan air limbah berbasis teknologi
terkini yang mencakup pelayanan seluruh Kota Bekasi dan regional;

2 -18
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

e. pengembangan sistem jaringan drainase dan pengendalian bahaya banjir di


seluruh Kota Bekasi;
f. pengembangan sistem jaringan energi gas dan jaringan telekomunikasi secara
terpadu;
g. pengembangan kawasan lindung sebagai upaya konservasi alam dan budaya
lokal;
h. perwujudan ruang terbuka hijau kota sebesar 30% dari luas wilayah Kota Bekasi;
i. pengembangan kawasan peruntukan permukiman yang terstruktur melalui
pendekatan kawasan siap bangun dan pola hunian vertikal;
j. pengembangan kawasan peruntukan industri berwawasan lingkungan di
wilayah selatan Kota Bekasi;
k. pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yang terpadu dan
terstruktur dengan berlandaskan kearifan alamiah dan kearifan lokal;
l. pengembangan kawasan wisata edukasi, olahraga dan budaya religi dan
prasarana dan sarana pendukungnya;
m. pengembangan kawasan pertambangan gas di Kecamatan Jatisampurna dan
wilayah lainnya
n. penetapan kawasan strategis kota yang memiliki fungsi-fungsi khusus tertentu

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Bekasi (terkait perumahan), adalah:


a. mengembangkan kawasan peruntukan perumahan berdasarkan kepadatan
tinggi, sedang dan rendah.
b. mengarahkan kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi pada
pengembangan pola-pola hunian vertikal;
c. menyediakan dan mengalokasikan lahan untuk pemenuhan kebutuhan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
d. meremajakan kawasan padat dan kumuh dengan kombinasi program
pembangunan perumahan vertikal, seperti rusun dan komersial untuk efisiensi
lahan, menciptakan RTH, dan pembukaan akses kawasan;
e. mengatur intensitas bangunan perumahan dengan pengawasan yang ketat
terhadap ijin pembangunan perumahan;
f. mengembangkan permukiman baru melalui konsep Kawasan Siap Bangun
(Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri (Lisiba BS) yang dapat
dikoordinasikan dengan pihak swasta dan antar sektor dalam penyediaan
infrastruktur; dan
g. mewajibkan pengembang kawasan perumahan untuk mengelola lingkungan
secara terpadu dengan membuat Sewerage Treatment Plant (STP) komunal,
mengelola sampah komunal secara Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Repair
(5R), dan menyediakan RTH minimal 10%.

2) Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Bekasi terkait dengan Perumahan


Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan, meliputi :
a. kawasan perumahan dan permukiman, dikembangkan berdasarkan
kepadatannya meliputi perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah.

2 -19
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. rencana pengembangan perumahan kepadatan rendah sebagaimana dimaksud


huruf a diarahkan pada Kecamatan Jatisampurna, Pondok Melati, dan Jatiasih;
c. rencana pengembangan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan
Bantar Gebang, Mustikajaya, Jatisampurna, Pondok Melati, dan Jatiasih;
d. rencana pengembangan perumahan kepadatan tinggi sebagaimana dimaksud
huruf adiarahkan di Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi utara,
Rawalumbu. Bekasi Selatan, Medan Satria, Pondok Gede dan Jatisampurna;
e. pengembangan perumahan skala besar (Kasiba/Lisiba) pada lahan yang telah
dikeluarkan izinnya di arahkan di Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Mustikajaya
dan Kecamatan Jatisampurna;
f. sebaran kawasan peruntukan perumahan termasuk didalamnya peruntukan
RTH.
g. upaya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman dilakukan dengan:
• mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman kepadatan tinggi,
sedang dan rendah yang dilakukan secara proporsional/dengan komposisi
hunian berimbang 1:2;3;
• Pengembangan perumahan harus mengikuti Peraturan-peraturan yang
mengikuti perkembangan perumahan antara lain Garis Sempadan Bangunan
(GSB), KDB, dan KLB dan yang disertai dengan pengawasan dilapangan,
• mengembangkan perumahan dan permukiman baru yang dilengkapi dengan
penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum yang sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
• Penataan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dengan arahan lokasi
yang telah di tetapkan dalam Surat Keputusan Walikota tentang kawasan
Kumuh;
• mengembangkan hunian vertikal (apartemen, rusunawa, rusunami) yang
dilakukan secara terpadu dengan lingkungan sekitarnya pada kawasan
perumahan baru, kawasan hunian dan pusat – pusat pelayanan kota,
pengembangan kawasan berorientasi transit dan pengaturannya ditetapkan
oleh pemerintah daerah;
• meningkatkan peran masyarakat/pengembang untuk memenuhi kewajiban
dalam penyediaan dan/atau penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum
kepada Pemerintah Daerah.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang (kawasan Perumahan) Kota
Bekasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

2 -20
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)


Gambar 2.4
Peta Rencana Kawasan Perumahan Kota Bekasi

2.7 TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN RDTR KOTA BEKASI TAHUN


2015-2035
Zona perumahan pada rencana pola ruang RDTR Kota Bekasi, meliputi :

2 -21
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

a. zona perumahan BWP Pusat Kota


Pengembangan zona perumahan dengan luas kurang lebih 3.160,51 (tiga ribu
seratus enam puluh koma lima puluh satu) Ha, meliputi :
• pengembangan perumahan kepadatan tinggi (R2) dengan luas kurang lebih
3.150,09 (tiga ribu seratus lima puluh koma nol sembilan) Ha, kepadatan sedang
(R3) dengan luas kurang lebih 0,78 (nol koma tujuh puluh delapan) Ha, dan
kepadatan rendah (R4) dengan luas kurang lebih 9,72 (Sembilan koma tujuh
puluh dua) Ha;
• pengembangan perumahan skala besar (Kasiba atau Lisiba) yang dilakukan oleh
pengembang diprioritaskan pada lahan yang telah dikeluarkan izinnya;
• tipe atau jenis rumah yang dapat dikembangkan di BWP Pusat Kota meliputi
Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret,dan Rumah Susun;
• hunian vertikal, dengan arahan lokasi di Kelurahan Margahayu Sub Blok
MGH.001, MGH.002, MGH.003, dan MGH.004, Kelurahan Bekasi Jaya Sub Bok
BKJ.004, BKJ.005, Kelurahan Aren Jaya Sub Blok ARJ.003, ARJ.004, ARJ.005,
ARJ.006, Kelurahan Bojong Rawalumbu Sub Blok BRL.001, Duren Jaya, Marga
Jaya, Pekayon Jaya, Kayuringin Jaya, Kranji dan Kota Baru, Sepanjang Jaya dan
Pengasinan dan pembangunan rusunawa atau rusunami atau apartemen rakyat
Kecamatan Bojong Menteng Sub Blok BMT.002.

b. zona perumahan BWP Bekasi Utara


Zona perumahan, dengan luas kurang lebih 1.529,17 (seribu lima ratus dua
puluh sembilan koma tujuh belas) Ha, meliputi :
• pengembangan perumahan kepadatan tinggi (R2) dengan luas kurang lebih
1.514,72 (seribu lima ratus empat belas koma tujuh puluh dua) Ha, dan
kepadatan rendah (R4) dengan luas kurang lebih 14,45 (empat belas koma
empat puluh lima) Ha;
• pengembangan perumahan oleh pengembang meliputi tiga tipe (jenis)
perumahan dengan komposisi perbandingan 1:2:3 dan di Kelurahan Harapan
Mulya pada Sub Blok HPM 001 dan Kelurahan Marga Mulya pada Sub Blok
MRM.002 dan MRM.003;
• tipe atau jenis rumah yang dapat dikembangkan di BWP Bekasi Utara
meliputi: Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah deret, dan Rumah susun;
• pengembangan hunian secara vertikal diarahkan di Kelurahan Harapan Jaya
Sub Blok HPJ.005, untuk mendukung kegiatan industry.

c. zona perumahan BWP Pondok Gede


Zona perumahan, dengan luas kurang lebih 2.362,29 (dua ribu tiga ratus enam
puluh dua koma dua puluh sembilan) Ha, meliputi:
• pengembangan perumahan kepadatan tinggi (R2) dengan luas kurang lebih
1.850 (seribu delapan ratus enam puluh) Ha, dengan arahan lokasi di Sub
Blok Kelurahan Jatiwangin (JTW), Jati Cempaka (JTC), Kelurahan Jati Bening
Baru (JBB), Kelurahan Jati Bening (JTB), Kelurahan Jati Makmur (JTM),
Kelurahan Jatimekar (JMR), Kelurahan Jatikramat (JTK), Kelurahan Jati Asih

2 -22
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

(JTA), Kelurahan Jatirasa (JTR), Kelurahan Jati Rahayu (JRH), dan Kelurahan
Jati Warna (JTN), kepadatan sedang (R3) dengan luas kurang lebih 512,32
(lima ratus dua belas koma tiga puluh dua) Ha, dengan arahan lokasi di Sub
Blok atau Kelurahan Jatimekar (JMR), Kelurahan Jati Bening Baru (JBB),
Kelurahan Jatimakmur (JTM), Kelurahan Jati Asih (JTA), Kelurahan Jatirasa
(JTR), dan kepadatan rendah (R4) dengan luas kurang lebih 0,03 (nol koma
nol tiga) Ha, dengan arahan lokasi di Kelurahan Jatimekar (JMR)
• tipe atau jenis rumah yang dapat dikembangkan di BWP Pondok Gede
meliputi : Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah Deret, dan Rumah Susun;
• hunian vertikal dengan arahan lokasi di Blok Jatibening Sub Blok JTB.001
dan JTB.002, Jatirahayu Sub Blok JRH.001 dan JRH.002;
• Apartemen swasta diarahkan di Kelurahan Jatiwaringin Sub Blok JTW.002,
JTW.003, Kelurahan Jaticempaka Sub Blok JTC.001, JTC.002, JTC.003,
JTC.004 dan JTC.005;

d. zona perumahan BP Mustikajaya


Zona perumahan dengan luas kurang lebih 2.262,54 (dua ribu dua ratus enam
puluh dua koma lima puluh empat) Ha, meliputi :
• pengembangan perumahan kepadatan sedang (R3) dengan luas kurang lebih
2.186 (dua ribu seratus delapan puluh enam) Ha, dan hunian kepadatan
tinggi (R2) dengan luas kurang lebih 76,55 (tujuh puluh enam koma lima
puluh lima) Ha;
• Rumah vertikal dengan arahan lokasi di Kelurahan Bantargebang (BTG) Sub
Blok BTG.001, BTG.002, BTG.003, dan BTG.004 dan Cikiwul (CKW) Sub Blok
CKW.001, CKW.002, dan CKW.003.

e. zona perumahan BWP Jatisampurna


Zona perumahan dengan luas kurang lebih 2.504,35 (dua ribu lima ratus empat
koma tiga puluh lima) Ha, meliputi :
• pengembangan perumahan kepadatan rendah (R4) dengan luas kurang lebih
1.366,68 (seribu tiga ratus enam puluh enam koma enam puluh delapan) Ha,
kepadatan sedang (R3) dengan luas kurang lebih 822,24 (delapan ratus dua
puluh dua koma dua puluh empat) Ha, kepadatan tinggi (R2) dengan luas
kurang lebih 315.42 (tiga ratus lima belas koma empat puluh dua) Ha.
• hunian vertikal dengan arahan lokasi di Kelurahan Jatikarya (JKY) Sub Blok
JKY.001 dan JKY.004, Kelurahan Jatisampurna (JSP) Sub Blok JSP.002 dan
JSP.003, Kelurahan Jatimelati (JMT) Sub Blok JMT.001, JMT.002, dan
JMT.003, dan Kelurahan Jatiluhur (JLH) Sub Blok JLH.001 dan JLH.003;
• tipe perumahan yang dapat dikembangkan di BWP Jatisampurna meliputi
Rumah Renggang, Rumah Deret, dan Rumah Susun.

2.8 TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI


PERKERJAAN UMUM NOMOR 19/PRM/M/2012
2.8.1 Kawasan Sekitar TPA Sampah

2 -23
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0 20/PRT/M/2011 tentang


Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peratuan Zonasi
Kabupaten/Kota, Zona TPA sampah di kategorikan sebagai zona khusus dalam zona
budidaya.
Zona TPA sampah meliputi:
a. subzona inti yang terdiri atas lahan urug dan penyangga
b. subzona penyangga
c. subzona budidaya terbatas
Penetapan kawasan sekitar TPA sampah di pengaruhi oleh tipologi sampah dan sistem
pengelolaan sampah yang di gunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 2.7
Penetapan Kawasan Sekitar TPA Sampah
Tipologi Sampah Sistem Kawasan Sekitar Tpa Sampah
Pengelolaan Subzona Subzona Budidaya
Penyangga Tebatas
TPA Sampah TPA Sampah yng LUT Diperlukan Diperlukan
Baru sedang di LUS Diperlukan Tidak Diperlukan
rencanakan
TPA Sampah yang LUT Diperlukan Diperlukan
berlum beroperasi LUS Diperlukan Tidak Diperlukan
TPA Sampah TPA Sampah lama LUT Diperlukan Diperlukan
Lama yang belum LUS Diperlukan Tidak Diperlukan
memiliki
penyangga
TPA sampah lama LUT Diperlukan Diperlukan
yang sudah LUS Diperlukan Tidak Diperlukan
memiliki
penyangga
TPA Sampah LUT Diperlukan Diperlukan
Pasca Layan LUS Diperlukan Tidak Diperlukan
Sumber : Peraturan Menteri Perkerjaan Umum Nomor 19/PRM/M/2012

TPA dengan sistem pengelolaan LUT memerlukan subzona budi daya terbatas karena
masih terdapat potensi bahaya sampah di luar subzona penyangga. TPA dengan sistem
pengelolaan LUS hanya memerlukan subzona penyangga, namun disarankan untuk
tetap memiliki subzona budi daya terbatas Penetapan kawasan sekitar TPA sampah
berdasarkan sistem pengelolaan sampah dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Untuk TPA sampah dengan sistem pengelolaan LUT, maka kawasan sekitar TPA
sampah terdiri atas subzona penyangga dan subzona budi daya terbatas .

2 -24
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Penetapan Kawasan Sekitar TPA Sampah pada


TPA Sampah dengan Sistem Pengelolaan LUT

b. Untuk TPA sampah dengan sistem pengelolaan LUS, maka kawasan sekitar TPA
sampah hanya berupa subzona penyangga, karena subzona budi daya terbatas tidak
diperlukan.

Penetapan Kawasan Sekitar TPA Sampah pada TPA


Sampah dengan Sistem Pengelolaan LUS

2 -25
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Subzona penyangga berfungsi untuk :


a. mencegah dampak lindi terhadap kesehatan masyarakat;
b. mencegah binatang-binatang vektor, seperti lalat dan tikus yang merambah
kawasan permukiman;
c. menyaring debu yang beterbangan karena tiupan angin; dan
d. mencegah dampak kebisingan dan pencemaran udara oleh pembakaran dalam
pengolahan sampah. Subzona budi daya terbatas berada di luar subzona
penyangga.
Subzona ini berfungsi untuk memberikan ruang untuk kegiatan budidaya terbatas,
terutama kegiatan yang berkaitan dengan TPA sampah.

2.8.2 Penentuan Jarak Sub Zona di Kawasan Sekitar TPA Sampah


a. Subzona Penyangga
Penentuan jarak subzona penyangga ditentukan dengan pertimbangan jarak yang
telah aman dari pengaruh dampak TPA sampah yang berupa:
• bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai
penduduk untuk kehidupan sehari-hari;
• bahaya ledakan gas metan; dan
• bahaya penyebaran penyakit melalui binatang vektor, misalnya lalat.
Penentuan jarak aman dari pengaruh dampak TPA sampah tersebut dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini.

Pertimbangan Penentuan Jarak Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka subzona penyangga


ditetapkan dengan radius 500 meter dihitung dari batas terluar TPA sampah.

2 -26
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. Subzona Budidaya Terbatas


Jarak subzona budi daya terbatas ditentukan dengan mempertimbangkan:
• sistem pengelolaan sampah, yaitu LUT atau LUS;
• mekanisme penimbunan sampah eksisting, yaitu melalui pemilahan atau tanpa
pemilahan;
• karakteristik sampah yang masuk ke TPA sampah, yaitu organik, non organik,
atau B3 (bahan berbahaya dan beracun);
• jarak rembesan lindi;
• kondisi gas dalam sampah, antara lain metana, dan amonia;
• jarak jangkauan binatang vektor;
• kondisi geologi, geohidrologi, dan jenis tanah;
• iklim mikro; dan
• pemanfaatan ruang yang telah ada di sekitar zona TPA sampah sesuai dengan
peraturan zonasi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka subzona budi daya
terbatas ditetapkan dengan radius 500 meter dihitung dari batas terluar subzona
penyangga. Penentuan jarak subzona penyangga dan subzona budi daya terbatas
dibedakan sesuai sistem pengelolaan sampah yang digunakan, sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini

Tabel 2.8
Tipologi TPA Sampah dan Penentuan Jarak Subzon
Pada Kawasan Sekitar TPA Sampah
Tipologi Sampah Sistem Kawasan Sekitar Tpa Sampah
Pengelolaan Subzona Subzona Budidaya
Penyangga Tebatas (meter)
(meter)*) **)
TPA Sampah TPA Sampah yng LUT 0 - < 500 500-1000
Baru sedang di LUS 0 - < 500 Tidak Diperlukan
rencanakan
TPA Sampah yang LUT 0 - < 500 500-1000
berlum beroperasi LUS 0 - < 500 Tidak Diperlukan
TPA Sampah TPA Sampah lama LUT 0 - < 500 500-1000
Lama yang belum LUS 0 - < 500 500-1000
memiliki
penyangga
TPA sampah lama LUT 0 - < 500 500-1000
yang sudah LUS 0 - < 500 Tidak Diperlukan
memiliki
penyangga
TPA Sampah LUT 0 - < 500 500-1000
Pasca Layan LUS 0 - < 500 Tidak Diperlukan
Sumber : Peraturan Menteri Perkerjaan Umum Nomor 19/PRM/M/2012
Ket : *) jarak ukur dari batas terluar TPA sampah; **) Jarak ukur dari batas terluar subzona penyangga

Kawasan sekitar TPA sampah yang dengan sistem LUT terdiri atas subzona penyangga
dan subzona budi daya terbatas. Ketentuan jarak pada masing-masing subzona, yakni
subzona penyangga dengan radius 500 meter dari batas terluar TPA sampah, dan

2 -27
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

subzona budi daya terbatas ditetapkan dengan radius 500 meter dari batas terluar
subzona penyangga sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Jarak Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah dengan Sistem LUT

Sedangkan kawasan sekitar TPA sampah dengan sistem LUS hanya berupa subzona
penyangga. Ketentuan jarak pada subzona penyangga ditetapkan dengan radius 500
meter dari batas terluar TPA sampah sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini.

Jarak subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah dengan Sistem LUS

2 -28
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

2.8.3 Ketentuan Teknis Penataan Ruang Kawasan Sekitar TPA Sampah


a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan
dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang
bersyarat secara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu,
dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan.
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan
maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam
peraturan bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau
komponen yang dikembangkan.
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan (I),
pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T), pemanfaatan bersyarat tertentu (B), dan
pemanfaatan yang tidak diperbolehkan (X).
• Klasifikasi I = pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan
Kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan di subzona penyangga
ditetapkan dengan kriteria:
⁻ tidak mengganggu kegiatan penanganan sampah di TPA sampah;
⁻ dari pertimbangan kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan dianggap sesuai
untuk dialokasikan di kawasan sekitar TPA sampah;
⁻ sesuai dengan fungsi zona; dan/atau
⁻ terkait langsung dengan kegiatan penanganan sampah. Kegiatan yang terkait
langsung dengan kegiatan penanganan sampah adalah:
 kegiatan pemilahan sampah, yaitu pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah; dan
 kegiatan pengolahan sampah, yaitu industri yang melakukan pengubahan
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah dengan hasil misalnya
berupa kompos, pupuk, biogas, potensi energi (seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah), dan hasil daur ulang lainnya.
Selain kriteria di atas, kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan di
subzona budi daya terbatas memiliki kriteria tambahan yaitu dapat mendukung
upaya pengurangan dampak negatif keberadaan TPA sampah, dengan
pertimbangan bahwa masih terdapat potensi bahaya TPA sampah di luar zona
penyangga akibat praktik pengelolaan sampah yang tidak berkelanjutan.

• Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas Kegiatan dan penggunaan


lahan yang bersyarat secara terbatas di subzona penyangga adalah berbagai jenis
kegiatan dan penggunaan lahan yang dibatasi dalam hal jenis kegiatan yang
mendukung operasionalisasi TPA sampah, termasuk prasarana dan utilitas.
Kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara terbatas di subzona budi
daya terbatas ditetapkan dengan kriteria:
⁻ Jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang hanya diperbolehkan terletak di
hulu TPA sampah, misalnya untuk berbagai jenis hunian yang digunakan

2 -29
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

sebagai tempat tinggal dan kegiatan pendukungnya, termasuk prasarana


umum.
⁻ Jenis kegiatan dan penggunaan lahan yang dimungkinkan untuk berlokasi
baik di hulu maupun di hilir TPA sampah adalah kegiatan dan penggunaan
lahan yang tidak terpengaruh oleh adanya dampak negatif TPA sampah secara
langsung, dimana tidak ada aktivitas manusia selama sehari penuh pada
kegiatan tersebut, misalnya kegiatan peternakan (lapangan pengembalaan,
pemerahan susu, dan kandang ternak), kegiatan transportasi (terminal dan
lapangan parkir).

• Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu Kegiatan dan penggunaan lahan


yang bersyarat tertentu di subzona penyangga dan subzona budi daya terbatas
adalah kegiatan yang diperbolehkan apabila memenuhi syarat sesuai dengan
perencanaan dan perijinan dari dinas atau instansi terkait.

• Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan Kegiatan dan penggunaan


lahan yang tidak diperbolehkan di subzona penyangga dan subzona budi daya
terbatas adalah kegiatan dan penggunaan lahan selain yang telah disebutkan
sebagai pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan, pemanfaatan bersyarat secara
terbatas, dan pemanfaatan bersyarat tertent
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di kawasan sekitar TPA sampah dalam
bentuk Matrix ITBX dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.9
Matriks I,T,B dan X Ketentuan Kegiatan dan
Penggunaan Lahan pada Kawasan Sekitar TPA Sampah

2 -30
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Sumber : Peraturan Menteri Perkerjaan Umum Nomor 19/PRM/M/2012


Keterangan: Kegiatan dan penggunaan lahan selain yang telah disebutkan dalam tabel di atas termasuk
ke dalam kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan.

Sesuai dengan penetapan subzona di kawasan sekitar TPA sampah, maka ketentuan
teknis penataan ruang diterapkan sebagai berikut:
• Untuk TPA sampah dengan sistem LUT, ketentuan teknis berlaku pada subzona
penyangga dan subzona budi daya terbatas; dan
• Untuk TPA sampah dengan sistem LUS, ketentuan teknis hanya berlaku pada
subzona penyangga.
Tipologi Pengaturan Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Berdasarkan
Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.10
Tipologi Pengaturan Ketentuan Kegiatan dan
Penggunaan Lahan Berdasarkan Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah

Sumber : Peraturan Menteri Perkerjaan Umum Nomor 19/PRM/M/2012

2 -31
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. ketentuan prasarana dan sarana minimal;


Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar fisik
lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui
penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar masing-masing subzona dapat
berfungsi secara optimal. Prasarana dan sarana minimal tersebut antara lain terdiri
atas air bersih, jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan air limbah, serta parkir
dan bongkar muat.
• Subzona Penyangga
Ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona penyangga, terdiri atas:
⁻ Jalan akses Jalan akses ke TPA sampah, dipersyaratkan:
 dapat dilalui truk sampah dua arah dengan lebar badan jalan kurang lebih
7 (tujuh) meter; dan
 jalan kelas I dengan kemampuan memikul beban kurang lebih 10 (sepuluh)
ton dan kecepatan kurang lebih 30 (tiga puluh) km/jam.
⁻ Jaringan drainase Jaringan drainase menggunakan drainase permanen
terpadu dengan jalan dan bila diperlukan didukung oleh drainase lokal tak
permanen.
⁻ Parkir dan bongkar muat Ketersediaan fasilitas parkir dan bongkar muat
sampah terpilah yang akan didaur ulang di lokasi lain.

• Subzona Terbatas
Sesuai dengan fungsi subzona budi daya terbatas sebagai pendukung subzona
penyangga, dan dengan pertimbangan bahwa subzona ini adalah subzona yang
masih berpotensi untuk terkena dampak TPA sampah apabila TPA sampah tidak
dikelola secara berkelanjutan, maka diberikan persyaratan terkait penyediaan
prasarana dan sarana minimal di subzona budi daya terbatas terdiri atas:
⁻ Jaringan air bersih Tersedia pasokan air dan tidak menggunakan air tanah
setempat dalam proses produksi dan kegiatan penunjang lain di dalam
subzona budi daya terbatas.
⁻ Jaringan air limbah Tersedia sistem pembuangan limbah cair yang baik untuk
fasilitas-fasilitas pengelolaan sampah yang menghasilkan limbah.
⁻ Jaringan jalan akses Lebar jalan dan ruang terbuka memungkinkan manuver
kendaraan pengangkut sampah dua arah, baik yang sedang bergerak, maupun
yang sedang membongkar muatan.
⁻ Jaringan drainase Tersedia drainase yang memadai untuk penyaluran air
hujan.
⁻ Parkir dan bongkar muat Tersedia fasilitas parkir dan bongkar muat sampah
terpilah yang akan didaur ulang di lokasi lain.

c. ketentuan tambahan.
Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat ditambahkan pada suatu
subzona untuk melengkapi aturan dasar yang sudah ditetapkan. Ketentuan
tambahan berfungsi memberikan aturan pada kondisi yang spesifik pada zona TPA

2 -32
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

sampah dan belum diatur pada ketentuan dasar. Ketentuan tambahan ini hanya
berlaku bagi subzona penyangga.
Untuk mendukung fungsi subzona penyangga sebagai penahan untuk mencegah
atau mengurangi dampak negatif keberadaan TPA sampah terhadap kawasan
sekitarnya, apabila lokasi TPA tidak berada pada hilir angin lokal dan atau angin
musim yang berpengaruh, maka diperlukan sabuk hijau (green belt) pada subzona
penyangga dengan ketebalan setidaknya 100 (seratus) meter atau dengan
kerapatan pohon yang lebih tinggi pada arah angin. Kerapatan pohon sangat
ditentukan oleh garis tengah mahkota dan akar. Untuk jenis pohon berumur panjang
jarak minimal kerapatan pohon ditetapkan sejauh 5 (lima) meter.
Jenis tanaman yang direkomendasikan pada subzona penyangga yaitu tanaman
yang sesuai dengan kondisi alam setempat, termasuk iklim, rona fisik, dan kondisi
lapisan tanah. Tanaman yang sesuai tersebut merupakan kombinasi antara perdu
untuk menutup permukaan tanah dan pohon/tanaman keras. Tanaman pangan
tidak direkomendasikan karena risiko-risiko lindi yang berada di badan air dan
terserap oleh akar tanaman. Pohon dengan luasan permukaan mahkota yang besar
akan membantu dalam penyerapan debu dan letak mahkota yang rendah dapat
menyamarkan pemandangan yang kurang baik.

2 -33
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat.
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk:
a. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman;

3 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang


proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai
dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR;
c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan
d. Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman;
e. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , dan budaya; dan
f. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

3.1 REVIEW SK KUMUH


Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bekasi No. 600/Kep.375.A-
Disbangkim/VI/2016, diperoleh kawasan kumuh sebanyak 203 lokasi kumuh yang
tersebar di Kota Bekasi dengan total luas lahan seluas 443 Ha.
Dengan adanya kawasan kumuh tersebut maka terdapat beberapa penanganan
kawasan kumuh dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 meliputi :
1. Penangan berdasarkan APBD tahun 2017 dan APBD tahun 2018
2. Program Kotaku
3. Rencana Kerja Disperkimtan sampai dengan tahun 2020 dan Penanganan tahun
2019
4. Penanganan P3BK Tahun 2017
untuk lebih jelas mengenai kawasan kumuh di Kota Bekasi pada tahun 2016 dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.1
Surat Keputusan Walikota Bekasi No. 600/Kep.375.A-Disbangkim/VI/2016
Kawasan Titik koordinat
Kelurahan Kecamatan Lokasi Luas Satuan
Penanganan S E
I Pejuang Medan Satria RT 04/01 2,3 Ha 6°11'32.99"S 106°59'09.47"E
Medan Satria Medan Satria RT 03/07 3 Ha 6°11'43.34"S 106°58'31.36"E
RT 01,02,05,10,11
Kaliabang Tengah Bekasi Utara Ha 6°11'2.27"S
RW/06 14.3 107°0'02.38"E
II Harapan mulya Medan Satria RW 03 & RW 07 13.35 Ha 6°13'57.36"S 106°59'50.36"E
Harapan mulya Medan Satria RT 05/02 1.19 Ha 6°13'37.10"S 106°59'25.29"E
Kalibaru Medan Satria RW 05,06, 07,08 22.6 Ha 6°13'16.70"S 106°58'52.26"E
Kalibaru Medan Satria RW 04 17 Ha 6°12'48.96"S 106°58'39.37"E
Kalibaru Medan Satria RT 01,09/03 3,4 Ha 6°13' 6.53" 106°58' 39.42"
Harapanjaya T1 Bekasi Utara RW 16 Ha 6°12'36.88" 106°58'55.99"
Harapanjaya T2 Bekasi Utara RW 18 14.2 Ha 6°11'57.00" 106°59'10.59"
Perwira Bekasi Utara RT 02/04 2.37 Ha 6°12'44.61"S 107° 0'11.02"E
Perwira Bekasi Utara RW 07 2.57 Ha 6°12'9.20"S 107° 1'2.64"E
Perwira Bekasi Utara RW 01 2.15 Ha 6°13'13.25"S 107° 0'12.34"E
III Margamulya Bekasi Utara RT 04,05/01 Ha 6°13'58.35"S 107°0'3.14"E
Margamulya Bekasi Utara RT 01/01 9.29 Ha 6°14'6.89"S 106°59'55.04"E
Margamulya Bekasi Utara RT 02/01 Ha 6°14'7.40"S 106°59'59.23"E
Teluk Pucung Bekasi Utara RT 02/03 2 Ha 6°12'38.69"S 107° 1'56.90"E
Teluk Pucung Bekasi Utara RT 03/02 2.49 Ha 6°12'25.42"S 107° 1'54.90"E
Teluk Pucung Bekasi Utara RW 04 7.35 Ha 6°11'59.81"S 107° 1'47.36"E

3 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kawasan Titik koordinat


Kelurahan Kecamatan Lokasi Luas Satuan
Penanganan S E
Teluk Pucung Bekasi Utara RT 01/01 5.37 Ha 6°13'16.30"S 107° 1'51.43"E
Teluk Pucung Bekasi Utara RTW 23 3.67 Ha 6°12'30.74"S 107° 1'38.18"E
Harapan Baru Bekasi Utara RW 08 4,36 Ha 6°13'17.33"S 107° 1'9.43"E
IV Kota Baru Bekasi Barat RW 01 1.83 Ha 6°13'17.28"S 106°58'25.93"E
RT 02 , 08/ 12 &
Kota Baru Bekasi Barat Ha 6°13'6.17"S
RT 02/10 0.47 106°57'21.06"E
Bintara Jaya Bekasi Barat RT 01,09/10 2.12 Ha 6°14'2.92"S 106°56'59.58"E
Kranji Jatisampurna RT 1,2.3 RW 04 4.54 Ha 6°14'3.28"S 106°58'27.76"E
Kranji Jatisampurna RW 01 1.14 Ha 6°13'21.23"S 106°58'30.55"E
Bintara Bekasi Barat RT 07/04 2,5 Ha 6°13'18.38"S 106°57'49.44"E
V Jakasampurna Bekasi Barat RT 11/02 1,1 Ha 6°14'44.08"S 106°57'47.38"E
Jakasampurna Bekasi Barat RT 08/11 0.9 Ha 6°14'23.74"S 106°58'34.63"E
Jakasampurna Bekasi Barat RT 2/3 1,2 Ha 6°14'44.08"S 106°57'47.38"E
Kayuringin Bekasi Selatan RW 24 2.62 Ha 6°14'20.85"S 106°59'0.24"E
Margajaya Bekasi Selatan RT 04/01 5.73 Ha 6°15'18.83"S 106°59'35.83"E
Margajaya Bekasi Selatan RT 05/01 1.12 Ha 6°15'9.60"S 106°59'35.32"E
Margajaya Bekasi Selatan RT 03/01 0.24 Ha 6°15'3.83"S 106°59'46.74"E
VI Duren Jaya Bekasi Timur RT 02RW 06 0.78 Ha 6°14'33.71"S 107° 1'22.88"E
Duren Jaya Bekasi Timur RT 06/ 06 0.33 Ha 6°14'52.58"S 107° 1'20.47"E
Duren Jya Bekasi Timur 02,03 / 16 2.74 Ha 6°13'41.07"S 107° 2'0.05"E
Aren jaya Bekasi Timur RT 04/12 2.18 Ha 6°14'44.27"S 107° 1'52.36"E
Aren jaya Bekasi Timur RT 05/12 3.88 Ha 6°14'45.53"S 107° 1'57.93"E
Aren jaya Bekasi Timur RT 07/12 2 Ha 6°14'47.83"S 107° 2'3.12"E
Bekasi Jaya Bekasi Timur RT 01/01 3.1 Ha 6°14'42.06"S 107° 0'40.61"E
Bekasi Jaya Bekasi Timur RT4,5,6.7, 10 /7 8,5 Ha 6°13'55.74"S 107° 0'31.20"E
RT 1, 02, 03, 04,
Bekasi Jaya Bekasi Timur Ha 6°13'29.20"S
06/08 9,8 107° 1'1.01"E
Margahayu Bekasi Selatan RW 05, 09 28.79 Ha 6°14'56.18"S 107° 0'27.16"E
VII Pekayon Bekasi Selatan RT 06/02 2.06 Ha 6°15'13.28"S 106°59'10.14"E
Pekayon Bekasi Selatan RT 05/26 2.27 Ha 6°15'29.27"S 106°58'47.19"E
Jakasetia Bekasi Selatan RT 01/03 1 Ha 6°15'50.04"S 106°58'10.27"E
Jakasetia Bekasi Selatan RT 03/02 3.45 Ha 6°16'37.92"S 106°58'14.08"E
Jakamulya Bekasi Selatan RT 04/03 1.49 Ha 6°16'52.21"S 106°58'0.37"E
VIII Sepanjangjaya Rawalumbu RT 01, 04,05/04 11.19 Ha 6o15’39.04’’ 106o59’36.92’’
Pengasinan Rawalumbu RT 2/27 3.12 Ha 6o16’19.05’’ 107o00’04.62’’
Bojong
Rawalumbu RT 02/01 Ha 6°16'32.07"S
Rawalumbu 2.95 106°59'28.79"E
Bojong Menteng Rawalumbu RT 04/05 4.6 Ha 6°18'16.07"S 106°59'24.05"E
IX Jatiasih Jatiasih RT 02/04 3 Ha 6°17'33.755"S 106°57'44.65"E
Jatikramat Jatiasih RT 05/09 2.84 Ha 6°17'8.097"S 106°57'3.99"E
Jatikramat Jatiasih RT 02/04 2.78 Ha 6°16'34.329"S 106°56'26.62"E
Jatirasa Jatiasih RT 04/05 1.58 Ha 6°17'16.80"S 106°58'11.64"E
Jatimekar Jatiasih RT 05/11 1.52 Ha 6°16'49.27"S 106°57'31.57"E
Jatiwaringin Pondok Gede RT 01/15 1.99 Ha 6°16'32.03"S 106°54'36.45"E
Jatibening Pondok Gede RT 04/02 1.35 Ha 6°15'48.04"S 106°57'13.31"E
Jatibening Pondok Gede RT 03/02 1.27 Ha 6°15'52.54"S 106°57'28.15"E
Jatibening Pondok Gede RT 02/02 1.19 Ha 6°16'11.10"S 106°57'28.15"E
Jatibening Pondok Gede RT 01/02 1.1 Ha 6°16'00.38"S 106°57'18.31"E
Jatibening Pondok Gede RT 03,05 / 14 3.06 Ha 6°15'08.6"S 106°56'46.5"E
Jatimakmur Pondok Gede RT 04/11 1.59 Ha 6°16'54.98"S 106°55'53.56"E
Jatimakmur Pondok Gede RT 07/11 1.81 Ha 6°16'36.36"S 106°56'8.67"E
Jatibening baru Pondok Gede RT 06/03 1.84 Ha 6°15'24.28"S 106°56'17.30"E
Jatibening baru Pondok Gede RT 06/04 1.25 Ha 6°15'44.53"S 106°55'58.17"E
Jatibening baru Pondok Gede RT 06/08 1.64 Ha 6°15'30.74"S 106°56'11.24"E
Jatirahayu Pondok Melati RT 2/23 1 Ha 6°17'57.40"S 106°56'15.49"E
Jatirahayu Pondok Melati RT 2/11 1.11 Ha 6°17'32.24"S 106°55'6.19"E
Jatirahayu Pondok Melati RT 1/2 1.11 Ha 6°17'04.0"S 106°54'51.4"E
Jatirahayu Pondok Melati RT 02/23 1 Ha 6°17'59.4"S 106°56'18.2"E
Jatiwarna Jatisampurna RT 01/01 0.58 Ha 6°18'8.43"S 106°55'49.97"E
Jaticempaka Pondok Melati RT 9/3 1.45 Ha 6°15'48.64"S 106°55'16.70"E
X Jatimurni Pondok Melati RT 04/5,04/06 2.4 Ha 6°19'35.37"S 106°55'27.90"E

3 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kawasan Titik koordinat


Kelurahan Kecamatan Lokasi Luas Satuan
Penanganan S E
Jatimelati Pondok Melati RT 6/5 2.41 Ha 6°18'58.47"S 106°55'24.95"E
Jatimelati Pondok Melati RT 01/6 1.31 Ha 6°18'59.6"S 106°55'43.7"E
Jatisari Jatiasih RT 1,2,4,7/ 07 4.93 Ha 6°21'4.43"S 106°56'14.82"E
Jatisari Jatiasih RT 01/06 3.5 Ha 6°20'52.68"S 106°56'27.94"E
Jatisari Jatiasih RT 06/06 1.87 Ha 6°21'6.08"S 106°56'56.88"E
Jatisari Jatiasih RT 01,04/03 2.31 Ha 6°20'0.45"S 106°57'6.28"E
Jatisari Jatiasih RT 05/03 0.25 Ha 6°20'8.62"S 106°56'50.30"E
Jatisari Jatiasih RT 03/03 2.1 Ha 6°20'13.66"S 106°57'10.34"E
Jatiluhur Jatiasih RT 08/03 3.1 Ha 6°18'41.60"S 106°56'52.34"E
Jatiranggon Jatisampurna RT 2,5 /rw 02 1 Ha 6°20'7.30"S 106°55'46.16"E
Jatiranggon Jatisampurna RT 7/ RW 04 1.8 Ha 6°19'59.05"S 106°55'48.63"E
Jatiranggon Jatisampurna RW 6 1.4 Ha 6°20'41.95"S 106°55'4.24"E
XI Jatiraden Jatisampurna RT 04/5 1.62 Ha 6°21'33.54"S 106°55'5.71"E
Jatiraden Jatisampurna RT 5/09 1.47 Ha 6°21'31.11"S 106°55'8.72"E
Jatiraden Jatisampurna RT 01/10 1.81 Ha 6°21'37.24"S 106°55'8.10"E
Jatiraden Jatisampurna RT 01,2/04 1 Ha 6°21'22.13"S 106°55'42.66"E
Jatisampurna Jatisampurna RT 01/6 2.2 Ha 6°22'36.72"S 106°55'42.22"E
Jatisampurna Jatisampurna RT 01/07 2.21 Ha 6°22'42.99"S 106°55'48.23"E
Jatisampurna Jatisampurna RT 02/09 1.43 Ha 6°22'39.0"S 106°55'11.5"E
Jatirangga Jatisampurna RT 01,2,3 /09 16 Ha 6°21'44.38"S 106°56'18.86"E
RT 02/01, RT
Jatikarya Jatisampurna Ha 6°23'6.40"S
01/06 1.2 106°54'35.81"E
Jatikarya Jatisampurna RT 02/08 1.53 Ha 6°23'34.37"S 106°54'30.06"E
Jatikarya Jatisampurna RT 02/05 1.25 Ha 6°22'58.77"S 106°54'40.88"E
XII Padurenan Mustikajaya RT 03/07 3.54 Ha 6°18'58.10"S 107° 0'25.30"E
Padurenan Mustikajaya RT 01/05 3.61 Ha 6°19'0.92"S 107° 0'25.30"E
Padurenan Mustikajaya RT 02/07 4.1 Ha 6°18'53.98"S 107° 0'28.21"E
Mustikajaya Mustikajaya rt 04/12 3.12 Ha 6°18'56.94"S 107° 0'40.60"E
Cimuning Mustikajaya RT 01/06 2.65 Ha 6°18'47.51"S 107° 1'48.19"E
Cimuning Mustikajaya RT 03/06 4.1 Ha 6°18'41.49"S 107° 1'54.76"E
Cimuning Mustikajaya RT 02/04 3.88 Ha 6°18'54.37"S 107° 1'53.00"E
Cimuning Mustikajaya RT 02/01 1.72 Ha 6°19'13.46"S 107° 1'40.20"E
Mustikasari Mustikajaya rt 02/03 2.68 Ha 6°17'46.44"S 107° 0'10.24"E
Sumur batu Bantar gebang RT 01/01 6 Ha 6°20'28.21" 106°59'57.46"
Sumur batu Bantar gebang RT 02/01 10.78 Ha 6°20'21.80" 107°00'00.62"
Sumur batu Bantar gebang RT 03/01 9.86 Ha 6°20'39.64" 107°00'11.72"
Sumur batu Bantar gebang RT 03/03 6.76 Ha 6°20'57.94" 107°00'06.23"
Sumur batu Bantar gebang RT 04/03 6.84 Ha 6°21'21.74" 107°00'09.30"
Ciketing Udik Bantar gebang RT 01/01 2.97 Ha 6°20'56.35"S 106°58'34.13"E
Ciketing Udik Bantar gebang RT 02/01 3.1 Ha 6°20'51.22"S 106°58'34.95"E
Ciketing Udik Bantar gebang RT 03/01 5.49 Ha 6°20'58.78"S 106°58'41.72"E
Ciketing Udik Bantar gebang RT 01/04 3.64 Ha 6°20'56.35" 106°58'34.13"
Ciketing Udik Bantar gebang RT 02/04 6.41 Ha 6°20'51.22" 106°58'34.95"
Ciketing Udik Bantar gebang RT 03/04 3.78 Ha 6°20'58.78" 106°58'41.72"
Cikiwul Bantar gebang RT 01/03 4.62 Ha 6°19'58.35"S 106°59'31.07"E
Bantargebang Bantar gebang RT 03/03 2.5 Ha 6°18'38.43"S 106°59'28.72"E
KOTA BEKASI 443 Ha
Sumber : SK Kumuh Kota Bekasi

3.1.1 Rencana Kerja Disperkimtan


Terdapat rencana kerja Disperkimtan sampai dengan tahun 2020, untuk mengatasi
kumuh di Kota Bekasi, terdapat 8 titik lokasi yang termasuk kedalam SK Kumuh yaitu
Kelurahan Duren Jaya RT 02 dan RW 06 RW 06, Kelurahan Pekayon RT 06 RW 02,
Kelurahan Pengasin RT02 RW 027, Kelurahan Jatimurni RT 04 RW 05, Kelurahan
Jatikarya RT 02 RW 01, Kelurahan Cimuning RT 02 RW 01, Kelurahan Ciketing Udik RT
01 RW 01.

3 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)


Gambar 3.1
Peta Sebaran Kawasan Kumuh Kota Bekasi

3 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Untuk tahun 2019 terdapat 6 kelurahan yang sudah mendapat penanganan sesuai Sk
Kumuh yaitu Kelurahan Harapan Mulya, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Margamulya,
Kelruahan Harapan Baru, Kelurahan Margahayu dan Kelurahan Jatisari). untuk lebih
jelasnya mengenai rencana kerja Disperkimtan sampai dengan tahun 2020 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2
Rencana Kerja Disperkimtan sampai dengan tahun 2020
untuk mengatasi kumuh di Kota Bekasi
No Program/Kegiatan
Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Utilitas Umum
19 Peningkatan Jalan Lingkungan dan Drainase Lingkungan RW 06 Kel.Duren Jaya Kec.Bekasi Timur
85 Lanjutan Peningkatan sarana dan prasarana dialihkan ke saluran lingkungan kawasan permukiman prioritas rw 01
kel.jati karya kec.jati sampurna
110 Lanjutan Pembangunan Kantor Sekretariat RT 001/RW 001 Kp. Ciketing Rawamulya Kel. Ciketing Kec. Mustikajaya
113 Implementasi RPKPP Kelurahan Pengasinan
114 Peningkatan Drainase Lingkungan .RT.02 RW.027 Kel.Pengasinan Kec. Rawalumbu
155 Pembangunan Gedung Sekretariat RW 005 Kelurahan Jatimurni Kec. Pondok Melati
174 Pembangunan Sekretariat RW 001 Kp. Pabuaran RT.01 s/d RT.03 Kel. Cimuning Kec. Mustikajaya
209 Pembangunan Posko Banjir di RT. 06 RW. 02 Jalan Gurame Raya Perumnas I Kec. Bekasi Selatan
Sumber : Disperkimtan 2018

3.1.2 KOTAKU
Berdasarkan data investasi kegiatan infrastruktur skala kelurahan tahun 2018, terdapat 3
Kecamatan (Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara dan Kecamatan Bekasi
Selatan) dan 4 kelurahan (Keluarahan Kalibaru, Harapan Mulya, Marga Mulya,
Kayuringin) yang termasuk dalam program kota tanpa kumuh, untuk lebih jelasnya
dapat diihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

3.1.3 P3BK
Berdasarkan Laporan Realisiasi Fisik Dan Keuangan Kegiatan P3BK Tahun Anggaran
2017, terdapat 2 Kecamatan (Kecamatan Bantargebang dan Kecamatan Bekasi Selatan)
dan 10 kelurahan (Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu, Bantargebang,
Ciketing Udik, Pekayon Jaya, Jaka Setia, Jaka Mulya, Kayuringin Jaya dan Margajaya)
yang tidak terdapat realisasi fisik dan keuangan P3BK, untuk lebih jelasnya dapat diihat
pada tabel 3.4 di bawah ini.

3.1.4 APBD
Berdasarkan APBD Tahun Anggaran 2017 terdapat 29 titik kumuh yang sesuai SK
Kumuh Kota Bekasi yang sudah tertangani sedangkan berdasarkan APBD Tahun
Anggaran 2018 terdapat 2 titik kumuh yang sesuai SK Kumuh Kota Bekasi yang sudah
tertangani, untuk lebih jelasnya mengenai APBD Tahun Anggaran 2017 dan APBD
Tahun Anggaran 2018 dapat diihat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 di bawah ini.

3 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 3.3
Data Investasi Kegiatan Infrastrutur Skala Kelurahan Tahun 2018
Data KSM

Lokasi Kegiatan Biaya (Rp)


ALOKASI BOP BKM (Dusun/
KECAMATAN
KELURAHAN BDI (RP) (RP) Lingkungan Jenis detail sub Satuan
Nama KSM Alamat KSM Volume
/RT/RW) komponen (M/Unit/M2) BDI

meter
MEDAN SATRIA Kalibaru 1.650.000.000 5.000.000 RT 001 RW 008 KSM MAWAR 1 RT 001 RW 008 Saluran Air Tertutup 80 51.623.000
RT 002 RW 008 RT 002 RW 008 Saluran Air Tertutup 98 meter 71.363.000
RT 002 RW 008 KSM MAWAR 2 RT 002 RW 008 Saluran Air Tertutup 122 meter 82.529.000
RT 002 RW 008 RT 002 RW 008 Saluran Air Tertutup 26 meter 17.048.000
RT 002 RW 008 KSM MAWAR 3 RT 002 RW 008 Saluran Air Tertutup 152 meter 94.156.000
RT 003 RW 008 RT 003 RW 008 Saluran Air Tertutup 77 meter 57.929.000
RT 003 RW 008 KSM MAWAR 4 RT 003 RW 008 Saluran Air Tertutup 98 meter 71.864.000
RT 004 RW 008 RT 004 RW 008 Saluran Air Tertutup 137 meter 81.321.000
RT 001 RW 008 KSM MAWAR 5 RT 001 RW 008 Saluran Air Tertutup 84 meter 62.527.000
RT 001 RW 008 RT 001 RW 008 Saluran Air Tertutup 133 meter 85.000.000
RT 001 RW 008 KSM MAWAR 6 RT 001 RW 008 Saluran Air Tertutup 122 meter 87.347.000
RT 001 RW 008 RT 001 RW 008 Saluran Air Tertutup 81 meter 60.560.000
RT 004 RW 008 KSM MAWAR 7 RT 004 RW 008 Saluran Air Tertutup 110 meter 67.581.000
RT 004 RW 008 RT 004 RW 008 Saluran Air Tertutup 143 meter 84.452.000
RT 001 RW 008 KSM MAWAR 8 RT 001 RW 008 Paving Block 80 meter 18.372.000
RT 001 RW 008 RT 001 RW 008 Paving Block 122 meter 28.145.000
RT 002 RW 008 RT 002 RW 008 Paving Block 39 meter 9.123.000
RT 002 RW 008 RT 002 RW 008 Paving Block 56 meter 12.957.000
RT 002 RW 008 RT 002 RW 008 Paving Block 58 meter 13.409.000
RT 004 RW 008 KSM MAWAR 9 RT 004 RW 008 Paving Block 137 meter 36.888.000
RT 004 RW 008 RT 004 RW 008 Paving Block 110 meter 24.958.000
RT 004 RW 008 RT 004 RW 008 Paving Block 143 meter 32.348.000
RT 002 RW 004 KSM RAMPAI 1 RT 002 RW 004 Saluran Air Tertutup 70 meter 54.197.000
RT 002 RW 004 RT 002 RW 004 Saluran Air Tertutup 47 meter 33448000
RT 002 RW 004 RT 002 RW 004 Saluran Air 85 meter 69227000
RT 002 RW 004 KSM RAMPAI 2 RT 002 RW 004 Saluran Air 100 meter 81887000
RT 002 RW 004 RT 002 RW 004 Saluran Air 68 meter 55447000
RT 002 RW 004 KSM RAMPAI 3 RT 002 RW 004 Paving Block 69 meter 16276000
RT 002 RW 004 RT 002 RW 004 Paving Block 31 meter 7266000
RT 003 RW 004 RT 003 RW 004 Paving Block 150 meter 28691000
RT 003 RW 004 KSM RAMPAI 4 RT 003 RW 004 Saluran Air 80 meter 65674000
RT 003 RW 004 RT 003 RW 004 Saluran Air 100 meter 81387000

3 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Data KSM

Lokasi Kegiatan Biaya (Rp)


ALOKASI BOP BKM (Dusun/
KECAMATAN
KELURAHAN BDI (RP) (RP) Lingkungan Jenis detail sub Satuan
Nama KSM Alamat KSM Volume
/RT/RW) komponen (M/Unit/M2) BDI

Sal. U-Ditch 30 @ 218


Harapan Gg. DPRD VIIII RT Gg. DPRD VIIII RT m + Box Culvert @ 4 meter
MEDAN SATRIA Mulya 1.650.000.000 5.000.000 03/09 RAWA SEMUT 1 03/09 m 222 162.300.000
Sal. U-Ditch 30 @
209.5 m + Box meter
RT 03/09 RAWA SEMUT 2 RT 03/09 Culvert @ 8 m 218 161.000.000
Sal. U-Ditch 30 @
Gg. DPRD III RT Gg. DPRD III RT 91.5 m & 40 @ 44.5 meter
04/09 RAWA SEMUT 3 04/09 m 136 119.000.000
Gg. DPRD II RT 04/09 RAWA SEMUT 4 Gg. DPRD II RT 04/09 Sal. U-Ditch 30 168 meter 123.400.000
Gg. DPRD I RT 04/09 RAWA SEMUT 5 Gg. DPRD I RT 04/09 Paving Block 43 meter 21.156.000
Gg. DPRD I RT 04/09 Gg. DPRD I RT 04/09 Saluran U-Ditch 30 109 meter 82.044.000
RT 05/09 RAWA SEMUT 6 RT 05/09 Sal. U-Ditch 30 168 meter 123.400.000
RT 05/09 RAWA SEMUT 7 RT 05/09 Sal. U-Ditch 40 95 meter 91.000.000
RT 06/09 RAWA SEMUT 8 RT 06/09 Paving Block 46 meter 21.040.000
Paving Block 26 meter
RT 06/09 RT 06/09 Saluran U-Ditch 30 229 meter 166.360.000
Sal. U-Ditch 30 @
meter
RT 06/09 RAWA SEMUT 9 RT 06/09 79.5 m & 40 @ 21 m 101 80.800.000
RAWA SEMUT
meter
RT 01/09 10 RT 01/09 Paving Block 229 45.300.000
RT 01/09 RT 01/09 Saluran U-Ditch 30 213 meter 148.650.000
RAWA SEMUT
meter
RT 02/09 11 RT 02/09 Paving Block 397 103.250.000
RAWA SEMUT
meter
RT 02/09 12 RT 02/09 Saluran U-Ditch 30 285 196.300.000

BEKASI UTARA Margamulya 500.000.000 5.000.000 RT 04/01 DAMAI 1 RT 04/01 Jalan Paving Block 302 107.580.000
RT 04/01 DAMAI 2 RT 04/01 Jalan Paving Block 82 17.150.000
RT 04/01 RT 04/01 Saluran U-Ditch 87 74.720.000
RT 05/01 DAMAI 3 RT 05/01 Saluran U-Ditch 210 147.050.000
RT 05/01 DAMAI 4 RT 05/01 Jalan Paving Block 125 25.980.000
RT 05/01 RT 05/01 183 122.520.000

BEKASI SELATAN Kayuringin 500.000.000 5.000.000 RT 01/24 AMANAH 1 RT 01/24 Sal. U-Ditch 30 143 99435000
Paving Block 143 66445000

3 -8
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Data KSM

Lokasi Kegiatan Biaya (Rp)


ALOKASI BOP BKM (Dusun/
KECAMATAN
KELURAHAN BDI (RP) (RP) Lingkungan Jenis detail sub Satuan
Nama KSM Alamat KSM Volume
/RT/RW) komponen (M/Unit/M2) BDI

RT 01/24 AMANAH 2 RT 01/24 Sal. U-Ditch 30 180 137660000


Paving Block 69 42960000
Paving Block 67
Paving Block 44
RT 01/24 AMANAH 3 RT 01/24 Paving Block 110 28180000
Sal. U-Ditch 30 171 120320000
Harapan
MEDAN SATRIA Mulya 1.000.000.000 5.000.000 RT 001 RW 007 HARAPAN 1 RT 001 RW 007 SALURAN AIR 108 104.000.000
RT 003 RW 007 HARAPAN 2 RT 003 RW 007 SALURAN AIR 113 109.000.000
RT 004 RW 007 HARAPAN 3 RT 004 RW 007 SALURAN AIR 73 60.000.000
RT 002 RW 007 HARAPAN 4 RT 002 RW 007 SALURAN AIR 66 64.000.000
RT 002 RW 007 HARAPAN 5 RT 002 RW 007 SALURAN AIR 61 50.000.000
RT 001 RW 007 HARAPAN 6 RT 001 RW 007 SALURAN AIR 100 97.000.000
RT 001 RW 007 RT 001 RW 007 32 31.000.000
RT 004 RW 007 HARAPAN 7 RT 004 RW 007 SALURAN AIR 101 82.500.000
RT 001 RW 007 HARAPAN 8 RT 001 RW 007 PAVING BLOCK 77 18.000.000
RT 001 RW 007 RT 001 RW 007 PAVING BLOCK 34 9.000.000
RT 003 RW 007 RT 003 RW 007 PAVING BLOCK 121 28.000.000
RT 004 RW 007 RT 004 RW 007 PAVING BLOCK 110 25.500.000
RT 004 RW 007 RT 004 RW 007 PAVING BLOCK 78 18.500.000
RT 002 RW 007 HARAPAN 9 RT 002 RW 007 SALURAN AIR 43 35.000.000
RT 002 RW 007 RT 002 RW 007 SALURAN AIR 86 71.000.000
RT 001 RW 007 HARAPAN 10 RT 001 RW 007 SALURAN AIR 165 134.000.000
RT 003 RW 007 HARAPAN 11 RT 003 RW 007 SALURAN AIR 72 58.500.000
Sumber : KOTAKU 2018

3 -9
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 3.4
Laporan Realisiasi Fisik Dan Keuangan Kegiatan P3BK Tahun Anggaran 2017
JENIS KEGIATAN DANA
REALISASI
NILAI KEGIATAN PARTISIPASI
NO KECAMATAN KELURAHAN
(APBD) Rp MASYARAKAT
KEU FISIK (%) RUTILAHU JALING SALURAN SAPRAS TAMAN RENOVASI
Rp.8
1 JATIASIH JATILUHUR 690.000.000 100% 100% 10 4 3 2 - 2 63.708.000
JATIRASA 690.000.000 100% 100% 10 4 3 2 - 2 98.071.000
JATISARI 690.000.000 100% 100% 10 4 3 2 - 2 68.639.000
JATIMEKAR 690.000.000 100% 100% 10 4 3 2 - 2 82.601.000
JATIASIH 690.000.000 100% 100% 10 8 4 2 - 2 60.339.125
JATIKRAMAT 690.000.000 100% 100% 10 10 2 2 - 2 60.815.000

2 PONDOK JATIRAHAYU 712.900.000 100% 100% 10 - - 87.760.000


MELATI
JATIWARNA 708.500.000 100% 100% 6 4 6 - - 3 110.407.000
JATIMURNI 712.500.000 100% 100% 10 7 7 - - 2 90.400.000
JATIMELATI

3 RAWALUMBU SEPANJANG JAYA 712.000.000 100% 100% 10 4 4 - 1 2 91.402.000


BOJONG 712.000.000 100% 100% 10 3 6 1 1 - 107.475.500
MENTENG
BOJONG 712.000.000 100% 10% 10 6 6 - 5 1 64.846.000
RAWALUMBU
PENGASINAN 712.000.000 100% 100% 10 12 10 - 1 1 87.027.500

4 PONDOK GEDE JATICEMPAKA 703.000.000 100% 100% 10 7 3 1 - - 65.620.000


JATIWARINGGIN 709.200.000 100% 100% 10 9 4 - - - 237.331.000
JATI MAKMUR 713.900.000 100% 100% 9 14 3 - - - 144.283.000
JATIBENING BARU 700.000.000 100% 100% 10 6 2 1 1 - 111.600.000
JATIBENING 715.000.000 100% 100% 10 7 1 1 - 2 121.300.000

5 JATISAMPURNA JATIRANGGA 722.000.000 100% 100% 10 9 4 - - - 85.369.000


JATIRANGGON 713.000.000 100% 100% 9 5 5 - - 2 67.500.000
JATIRADEN 713.000.000 100% 100% 10 5 6 - - 4 94.646.000
JATISAMPURNA 718.000.000 100% 100% 10 6 4 - - 2 121.590.000
JATIKARYA 710.000.000 100% 100% 10 6 2 1 1 1 70.770.000

6 BEKASI BARAT KOTA BARU 660.570.000 100% 100% 10 8 1 - - 16 63.197.000


KRANJI 653.160.000 100% 100% 10 14 2 - - - 117.824.000
JAKASAMPURNA 700.000.000 100% 100% 10 4 5 1 1 1 29.580.000
BINTARA 628.000.000 100% 100% 10 6 - - 2 1 87.500.000
BINTARAJAYA 689.830.000 100% 100% 10 9 4 - - - 96.792.000

3 -10
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

JENIS KEGIATAN DANA


REALISASI
NILAI KEGIATAN PARTISIPASI
NO KECAMATAN KELURAHAN
(APBD) Rp MASYARAKAT
KEU FISIK (%) RUTILAHU JALING SALURAN SAPRAS TAMAN RENOVASI
Rp.8
-
7 BEKASI UTARA TELUK PUCUNG 690.000.000 100% 100% 10 4 4 - 1 9 97.500.000
KALIABANG 662.000.000 100% 100% 10 3 9 - - 5 17.200.000
TENGAH
HARAPAN JAYA 665.000.000 100% 100% 10 7 9 - - - 38.910.000
HARAPAN BARU 658.000.000 100% 100% 10 5 5 - - 3 103.315.000
PERWIRA 660.000.000 100% 100% 10 5 5 - - - 178.203.000

8 BEKASI TIMUR DUREN JAYA 721.220.000 100% 100% 10 9 6 - - 4 116.555.000


MARGAHAYU 720.800.000 100% 100% 7 5 4 1 - 11 66.595.000
AREN JAYA 721.800.000 100% 100% 10 12 1 - - - 36.172.000
BEKASI JAYA 720.500.000 100% 100% 6 8 4 3 - 4 67.575.000

9 MEDAN SATRIA PEJUANG 715.000.000 100% 100% 10 3 3 - 3 2 77.650.000


HARAPANMULYA 723.600.000 10 6 9 - - -
MEDAN SATRIA
KALI BARU

10 MUSTIKA JAYA CIMUNING 715.000.000 100% 100% 10 9 7 1 - - 45.585.000


PADURENAN 715.000.000 100% 100% 10 13 - - 1 - 100.005.000
MUSTIKA SARI 715.000.000 100% 100% 10 8 - - 1 2 55.700.000
MUSTIKA JAYA 715.000.000 100% 100% 10 6 3 - - 4 50.375.000

11 BANTARGEBANG CIKIWUL
CIKETING UDIK
SUMUR BATU
BANTARGEBANG
CIKETING

12 BEKASI PEKAYON JAYA


SELATAN
JAKA SETIA
JAKA MULYA
KAYURINGGIN
MARGAJAYA
30.088.480.000 417 288 172 23 19 94 3.639.733.125
Sumber : P3BK

3 -11
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 3.5
APBD Tahun 2017
Kode Urusan/Program/Kegiatan Sasaran Program/Kegiatan (Target) Target Capaian
1 2 3 4
1 3 16 51 Perbaikan Rehabilitasi/Saluran Lingkungan RT.006 RW.006 Kel. Duren Jaya Kec. Terbangunnya saluran dan Gorong-gorong dalam 46 M
Bekasi Timur fungsi yang baik
1 3 16 70 Rehabilitasi Saluran Air Kp. Rawa Bambu RT.006, RT.002 RW. 16 Kel. Harapan Perbaikan Saluran Air 437 meter
Jaya Kec. Bekasi Utara
1 3 16 83 Rehabilitasi Saluran Air Kali Dari RW.001 Sampai RW.008 Kel. Perwira Kec. Memperlancar arus air, mencegah pendangkalan dan 2 KM
Bekasi Utara mencegah banjir
1 3 16 134 Rehabilitasi Kali Sekunder RW.08 dan RW.09 Kel. Kalibaru Kec. Medan Satria Terbangunnya Saluran Drainase & Gorong-gorong 150 m
dalam kondisi baik
1 3 16 135 Rehabilitasi Saluran Air Jalan Mawar IV RT.04 RW.07 Kel. Kalibaru Kec. Medan Mencegah terjadinya banjir dan erosi 90 m
Satria
1 3 16 136 Rehabilitasi Saluran Air RT.01 RT.02 RW.04 Kel. Kalibaru Kec. Medan Satria Saluran Pembuangan Air yang tidak tersumbat 750 meter
1 3 16 165 Perbaikan/Rehabilitasi Saluran Jalan Ibu Sidin RT.002 RW.03 Kel. Mustikasari Terbangunnya saluran dan Gorong-gorong dalam 150 Meter
Kec. Mustikajaya fungsi yang baik
1 3 16 190 Perbaikan/Rehabilitasi Saluran RW.05 Kel. Jatimurni Kec. Pondok Melati
1 3 16 198 Perbaikan/Rehabilitasi Saluran Air Jalan H. Tongkat RW.003 dan RW.004 Kel. Terbangunnya saluran dan Gorong-gorong dalam 200 meter
Jatibening Baru Kec. Pondokgede fungsi yang baik
1 3 16 200 Perbaikan/Rehabilitasi Saluran Air RT.002 RW.002 Kel. Jatibening Baru Kec. Terbangunnya saluran dan Gorong-gorong dalam 100 meter
Pondokgede fungsi yang baik
1 3 17 12 Peningkatan Jalan SDIT Nurul Iman RT.001 RW.001 Kel. Ciketingudik Kec. Terpeliharannya jalan dalam kondisi baik 110 meter
Bantargebang
1 3 17 20 Peningkatan Jalan H. Ujan, RT.003 RW.003 Kel. Sumurbatu Kec. Bantargebang Menambah kapasitas jalan 260 meter
1 3 17 25 Peningkatan Jalan Satum RT.001 RW.001 Kel. Sumurbatu Kec. Bantargebang Menambah kapasitas jalan 300 Meter
1 3 17 86 Peningkatan Jalan RW.01 Kel. Margajaya Kec. Bekasi Selatan Meminimalisir genangan banjir 160 meter
1 3 17 112 Peningkatan Jalan Lingkungan RT.004 RW.009 Kel. Margahayu Kec. Bekasi Timur Terpeliharanya jalan dalam kondisi baik 160 M
1 3 17 173 Peningkatan Jalan Pajajaran I RT.002-04 RW.07 Kel. Jatisari Kel. Jatiasih Peningkatan sarana infrstruktur 200 Meter
1 3 17 195 Peningkatan Jalan Lingkungan RW.002 Kp. Pondok Ranggon Kel. Jatiranggon Kec. Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 250 meter
Jatisampurna
1 3 17 196 Peningkatan Jalan Lingkungan RW.002 Kp. Raden RW.002 Kel. Jatiranggon Kec. Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 250 meter
Jatisampurna
1 3 17 221 Peningkatan Jalan Gg. Ikhwanusofa Jalan Mawar 4 RT.02 RW.07 Kel. Kalibaru Kec. Terpeliharanya jalan dalam kondisi baik 100 Meter
Medan Satria
1 3 17 222 Peningkatan Jalan Kavling Kalibaru Permai RT.04 RW.07 Kel. Kalibaru Kec. Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 120 METER
Medan Satria
1 3 17 223 Peningkatan Jalan Lingkungan Gang H. Sapii RT.02 RW.08 Kel. Kalibaru Kec. Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 100 METER
Medan Satria

3 -12
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kode Urusan/Program/Kegiatan Sasaran Program/Kegiatan (Target) Target Capaian


1 3 17 224 Peningkatan Jalan Lingkungan RT.02 RW.07 Kel. Kalibaru Kec. Medan Satria Terpeliharannya jalan dalam kondisi baik 300 Meter
1 3 17 228 Peningkatan Jalan Penghubung RW.05 S/D RW.03 . RT.03 RW.05 Kel. Kalibaru Menambah kapasitas jalan 150 m
Kec. Medan Satria
1 3 17 282 Peningkatan Jalan Gang Hj. Wardi RT.6 RW.5 Kel. Jatimelati Kec. Pondok Melati Menambah kapasitas jalan 130 meter
1 3 17 287 Peningkatan Jalan RT.1 RW.6 Kel. Jatimelati Kec. Pondok Melati Terpeliharannya jalan dalam kondisi baik 100 meter
1 3 17 317 Peningkatan Jalan Alhidayah RT.01 RW. 02 Kel. Jatibening Kec. Pondokgede Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 150 meter
1 3 17 323 Peningkatan Jalan Swadaya RT.005 RW.014 Kel. Jatibening Kec. Pondokgede Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 350 meter
1 3 17 333 Peningkatan Jalan Nawin Raya RW.03 Kel. Jaticempaka Kec. Pondokgede Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 150 meter
1 3 17 336 Peningkatan Jalan H. Gamun RW.011 Kel. Jatimakmur Kec. Pondokgede Menambah kapasitas jalan dalam kondisi baik 200 meter
Sumber : APBD 2017

3 -13
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 3.6
APBD Tahun 2018

Hasil Program (Outcome) & Keluaran Kegiatan (Output)


KODE PROGRAM/KEGIATAN

Tolok Ukur/Indikator Target


Pembangunan Saluran Air Jl. Bandung II RT.01/06 Terpeliharanya saluran dalam kondisi yang baik
1 3 16 30
Kel. Jatisampurna
1 3 17 50 Perbaikan Jalan Jatibening Baru (RW.003,009,011) Terpeliharannya jalan dalam kondisi baik
Sumber : APBD 2018

3 -14
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

3.1.5 Kawasan Kumuh Yang Sudah Tertangani


Berdasarkan APBD Tahun 2017- 2018, Rencana Kerja DISPERKIMTAM, Data Investasi
Kegiatan Infrastruktur Skala Kelurahan KOTAKU, P3BK dan pemetaan GIS maka :
• Pada tahun 2019, sisa lokasi dan luas kumuh di Kota Bekasi sebesar 287,2 ha dengan
108 titik kumuh yang tersebar di 42 kelurahan
• Berdasarkan hasil perhitungan GIS dan verifikasi lapangan Kelurahan Kaliabang
Tengah memiliki Kawasan kumuh sebesar 20,85 ha.
• 14 kelurahan (96 titik) yang sudah tidak memiliki lokasi kumuh (Kelurahan Pejuang,
Medan Satria, Harapan Mulya, Kalibaru, Margamulya, Bintara Jaya, Kranji, Kayuringin,
Jakamulya, Jatiwarna, Jatirasa, Jatimekar, Jatisari, Jatiluhur).

Untuk lebih jelasnya mengenai Capaian dan Target Pengurangan kumuh Kota Bekasi
dapat dillihat pada tabel 3.7 di bawah ini.

3.2 IDENTIFIKASI GAMBARAN UMUM KAWASAN KUMUH


3.2.1 Kondisi Fisik Bangunan Hunian
a. Kepadatan Rumah
Kepadatan rumah merupakan salah satu aspek dalam upaya pengendalian
perkembangan tata ruang dan tata bangunan serta tata lingkungan yang
memperhatikan keserasian, fungsional, estetis serta ekologis dalam pemanfaatan
ruang lahan. Kepadatan rumah berpengaruh terhadap intensitas daerah terbangun
yang merupakan optimaslisasi kemampuan lahan berbanding luas lahan.
Rumah dan lingkungan pemukiman yang memiliki situasi dan kondisi yang baik dan
nyaman seperti memiliki ruang yang cukup untuk kegiatan pribadi akan
memberikan kepuasan psikis pada individu yang menempatinya. Kualitas
pemukiman dapat memberikan pengaruh penting terhadap persepsi diri
penghuninya, stress dan kesehatan fisik, sehingga kondisi pemukiman ini
tampaknya berpengaruh pada perilaku dan sikap-sikap orang yang tinggal. Standar
kepadatan rumah Kota Bekasi akan mengacu kepada Permen PU Nomor 20 Tahun
2011 Tentang Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi adalah sebafai berikut :

Tabel 3.8
Standar Kepadatan Rumah di Kawasan Perkotaan
Tipologi Kepadatan Standr (Rumah/Ha)
Sangat Tinggi 1.000
Tinggi 100 – 1000
Sedang 40 – 100
Rendah 10 – 40
Sangat Rendah 10
Sumber : Permen PU NO 20/2011 Tentan Pedoman RDTR dan
Zoning Regulation

3 -15
LAPORAN AKHIR
RencanaPencegahanDanPeningkatan Kualitas PermukimanKumuhPerkotaan (RP2KPKP)

Tabel3.7
CapaiandanTargetPengurangankumuhKotaBekasi
TotalLuasan CapaianPenguranganKumuh Hasil Pengurangankawasan
Kecamatan Kelurahan lokasiSKKUMUH Luas(Ha) Kumuhper Pertahun(Ha) HasilPengurangan Pengurangan kumuhHasilKolabolasi SisaKawasanKumuh
kelurahan(Ha) KawasanKumuh KumuhPer APBD/Target2019 2019
Kecamatan
2017 2018
Pejuang RT004-RW001 2,3 2,3 2,3 0 0,00 0,00
TOTAL 0 0,00 0,00
MedanSatria RT003-RW007 3 3 3 0 0,00 0,00
TOTAL 0 0,00 0,00
RT001-RW003 1,99 1,99 0 0,00
RT001-RW007 1,19 1,19 1,19 0,00
RT002-RW003 1,2 1,2 0 0,00
Harapanmulya RT002-RW007 2,89 14,54 2,89 2,89 0,00
RT003-RW003 2,49 2,49 0 0,00
RT003-RW007 1,3 1,3 1,30 0,00
RT004-RW007 1,29 1,29 1,29 0,00
RT005-RW002 2,19 2,19 0 0,00
TOTAL 6,67 6,67 0,00
RT001-RW003 1,6 1,6 0 0,00
RT001-RW005 1,6 1,6 0 0,00
MedanSatria RT001-RW007 4,2 4,2 0 15,27 0,00
RT001-RW008 4,3 4,3 0 0,00
RT002-RW004 1,2 1,2 0 0,00
RT002-RW005 1,8 1,8 0 0,00
RT002-RW007 2,5 2,5 2,50 0,00
RT002-RW008 3,6 3,6 0 0,00
Kalibaru RT003-RW004 3,2 43 3,2 0 0,00
RT003-RW005 3,2 3,2 3,20 0,00
RT003-RW007 3,6 3,6 0 0,00
RT003-RW008 2,7 2,7 0 0,00
RT004-RW005 1,7 1,7 1,70 0,00
RT004-RW007 1,7 1,7 0 0,00
RT004-RW008 3,1 3,1 0 0,00
RT005-RW005 1,2 1,2 1,20 0,00
RT009-RW003 1,8 1,8 0 0,00
TOTAL 8,6 8,60 0,00
RT001-RW006 3,11 3,11 0 3,11
RT002-RW006 2,60 2,60 0 2,60
KaliabangTengah RT004-RW006 2,19 20,85 2,19 0 2,19
RT005-RW006 6,58 6,58 0 6,58
RT010-RW006 2,72 2,72 0 2,72
RT011-RW006 3,63 3,63 0 3,63
TOTAL 20,85 0 20,85
RT001-RW016 1,5 1,5 0 0 0
RT002-RW016 1,4 1,4 0 1,4
RT003-RW016 1,4 1,4 0 0 0
BekasiUtara RT004-RW016 1,1 1,1 0 64,45 0 0
RT005-RW016 1,2 1,2 0 0 0
HarapanJaya RT006-RW016 1,3 14,2 1,3 0 1,3
RT007-RW016 1,1 1,1 0 1,1
RT002-RW018 1,2 1,2 0 1,2
RT003-RW018 1,5 1,5 0 1,5
RT004-RW018 1,1 1,1 0 1,1
RT005-RW018 1,4 1,4 0 1,4
TOTAL 9 0 9
Perwira RT001-RW001 0,53 7,09 0,53 0,53 0
RT002-RW001 0,4 0,4 0,4 0

3 -16
LAPORAN AKHIR
RencanaPencegahanDanPeningkatan Kualitas PermukimanKumuhPerkotaan (RP2KPKP)

TotalLuasan CapaianPenguranganKumuh Hasil Pengurangankawasan


Kecamatan Kelurahan lokasiSKKUMUH Luas(Ha) Kumuhper Pertahun(Ha) HasilPengurangan Pengurangan kumuhHasilKolabolasi SisaKawasanKumuh
kelurahan(Ha) KawasanKumuh KumuhPer APBD/Target2019 2019
Kecamatan
2017 2018
RT003-RW001 0,55 0,55 0,55 0
RT004-RW001 0,67 0,67 0,67 0
RT002-RW004 2,37 2,37 0 0 0
RT003-RW007 1,45 1,45 0 1,45
RT004-RW007 1,12 1,12 0 1,12
TOTAL 4,72 2,15 2,57
RT001-RW001 2,32 2,32 2,32 0
Margamulya RT002-RW001 2,32 9,28 2,32 2,32 0
RT004-RW001 2,32 2,32 0 0 0
RT005-RW001 2,32 2,32 0 0 0
TOTAL 4,64 4,64 0
RT001-RW001 1,7 1,7 0 1,7
RT002-RW001 1,6 1,6 0 1,6
RT003-RW001 2,07 2,07 0 2,07
RT001-RW004 1,95 1,95 0 1,95
RT002-RW004 1,5 1,5 0 1,5
TelukPucung RT001-RW004 1,6 20,88 1,6 0 1,6
RT008-RW004 2,3 2,3 0 2,3
RT003-RW002 2,49 2,49 0 2,49
RT002-RW003 2 2 0 2
RT004-RW023 1,02 1,02 0 1,02
RT005-RW023 1,25 1,25 0 1,25
RT007-RW023 1,4 1,4 0 1,4
TOTAL 20,88 0 20,88
RT001-RW008 0,7 0,7 0,7 0
HarapanBaru RT002-RW008 1,83 4,36 1,83 0 1,83
RT003-RW008 1,46 1,46 0 1,46
RT004-RW008 0,37 0,37 0,37 0
TOTAL 4,36 1,07 3,29
KotaBaru RT004-RW001 1,83 2,3 1,83 0 1,83
RT002-RW010 0,47 0,47 0 0 0
TOTAL 1,83 0 1,83
Bintara Jaya RT001-RW010 1,1 2,12 1,1 0 0 0
RT009-RW010 1,02 1,02 0 0 0
TOTAL 0 0 0
RT003-RW001 1,14 1,14 0 0 0
Kranji RT001-RW004 2,2 5,68 2,2 0 0 0
BekasiBarat RT002-RW004 1,1 1,1 0 5,43 0 0
RT003-RW004 1,24 1,24 0 0 0
TOTAL 0 0 0
Bintara RT007-RW004 2,5 2,5 1 1,5 0 1,5
TOTAL 1,5 0 1,5
RT011-RW002 1,1 1,1 0 0 0
Jakasampurna RT002-RW003 0,9 3,2 0,9 0,9 0
RT008-RW011 1,2 1,2 0 1,2
TOTAL 2,1 0,9 1,2
RT002-RW006 0,78 0,78 0,78 0
DurenJaya RT006-RW006 0,33 3,85 0,33 0,33 0
RT003-RW016 1,72 1,72 0 1,72
RT002-RW016 1,02 1,02 0 1,02
Bekasi Timur TOTAL 3,85 24,78 1,11 2,74
RT004-RW012 2,18 2,18 0 2,18
ArenJaya RT005-RW012 3,88 8,06 3,88 0 3,88
RT007-RW012 2 2 0 2
TOTAL 8,06 0 8,06

3 -17
LAPORAN AKHIR
RencanaPencegahanDanPeningkatan Kualitas PermukimanKumuhPerkotaan (RP2KPKP)

TotalLuasan CapaianPenguranganKumuh Hasil Pengurangankawasan


Kecamatan Kelurahan lokasiSKKUMUH Luas(Ha) Kumuhper Pertahun(Ha) HasilPengurangan Pengurangan kumuhHasilKolabolasi SisaKawasanKumuh
kelurahan(Ha) KawasanKumuh KumuhPer APBD/Target2019 2019
Kecamatan
2017 2018
RT001-RW001 2,5 2,5 0 0 0
RT004-RW007 2,4 2,4 0 2,4
RT005-RW007 2,37 2,37 0 2,37
RT006-RW007 2,1 2,1 0 2,1
Bekasi Jaya RT010-RW007 1,75 21,4 1,75 0 0 0
RT001-RW008 2,3 2,3 0 0 0
RT002-RW008 1,71 1,71 0 0 0
RT003-RW008 1,8 1,8 0 0 0
RT004-RW008 1,96 1,96 0 0 0
RT006-RW008 2,51 2,51 0 0 0
TOTAL 6,87 0 6,87
RT001-RW005 2,5 2,5 0 0 0
RT001-RW009 3,4 3,4 0 0 0
RT002-RW005 2,37 2,37 0 0 0
RT002-RW009 3,1 3,1 0 3,1
Margahayu RT003-RW005 2,75 28,79 2,75 0 0 0
RT003-RW009 3,3 3,3 0 0 0
RT004-RW005 2,71 2,71 0 0 0
RT004-RW009 2,8 2,8 0 0 0
RT005-RW005 2,96 2,96 0 0 0
RT005-RW009 2,9 2,9 0 2,9
TOTAL 6 0 6
Kayuringin RT001-RW024 2,62 2,62 2,62 0 0 0
TOTAL 0 0 0
RT003-RW001 0,24 0,24 0,24 0
Margajaya RT004-RW001 5,73 7,09 5,73 0 5,73
RT005-RW001 1,12 1,12 0 1,12
TOTAL 7,09 0,24 6,85
Bekasi Selatan Pekayon RT006-RW002 2,06 4,33 2,06 12,6 0 2,06
RT005-RW026 2,27 2,27 0 0 0
TOTAL 2,06 0 2,06
Jakasetia RT001-RW003 1 4,45 1 0 0 0
RT003-RW002 3,45 3,45 0 3,45
TOTAL 3,45 0 3,45
Jakamulya RT004-RW003 1,49 1,49 1,49 0 0 0
TOTAL 0 0 0
RT001-RW004 3,19 3,19 0 3,19
Sepanjangjaya RT004-RW004 4 11,19 4 0 4
RT005-RW004 4 4 0 4
TOTAL 11,19 0 11,19
Rawalumbu Pengasinan RT002-RW027 3,12 3,12 3,12 21,86 0 3,12
TOTAL 3,12 0 3,12
BojongRawalumbu RT002-RW001 2,95 2,95 2,95 0 2,95
TOTAL 2,95 0 2,95
BojongMenteng RT004-RW005 4,6 4,6 4,6 0 4,6
TOTAL 4,6 0 4,6
Jatiwaringin RT001-RW015 1,99 1,99 1,99 0 1,99
TOTAL 1,99 0 1,99
RT004-RW002 1,35 1,35 0 1,35
RT003-RW002 1,27 1,27 0 1,27
PondokGede Jatibening RT002-RW002 1,19 7,97 1,19 19,54 0 1,19
RT001-RW002 1,1 1,1 0 1,1
RT003-RW014 1,5 1,5 0 1,5
RT005-RW014 1,56 1,56 0 1,56
TOTAL 7,97 0 7,97

3 -18
LAPORAN AKHIR
RencanaPencegahanDanPeningkatan Kualitas PermukimanKumuhPerkotaan (RP2KPKP)

TotalLuasan CapaianPenguranganKumuh Hasil Pengurangankawasan


Kecamatan Kelurahan lokasiSKKUMUH Luas(Ha) Kumuhper Pertahun(Ha) HasilPengurangan Pengurangan kumuhHasilKolabolasi SisaKawasanKumuh
kelurahan(Ha) KawasanKumuh KumuhPer APBD/Target2019 2019
Kecamatan
2017 2018
Jatimakmur RT004-RW011 1,59 3,4 1,59 0 1,59
RT007-RW011 1,81 1,81 0 1,81
TOTAL 3,4 0 3,4
RT006-RW003 1,84 1,84 0 1,84
JatibeningBaru RT006-RW004 1,25 4,73 1,25 0 1,25
RT006-RW008 1,64 1,64 0 1,64
TOTAL 4,73 0 4,73
Jaticempaka RT009-RW003 1,45 1,45 1,45 0 1,45
TOTAL 1,45 0 1,45
RT002-RW023 1 1 0 1
Jatirahayu RT002-RW011 1,11 3,22 1,11 0 1,11
RT001-RW002 1,11 1,11 0 1,11
TOTAL 3,22 0 3,22
Jatiwarna RT001-RW001 0,58 0,58 0,58 0,58 0
PondokMelati TOTAL 0,58 9,92 0,58 0
Jatimurni RT004-RW005 1,2 2,4 1,2 0 1,2
RT004-RW006 1,2 1,2 0 1,2
TOTAL 2,4 0 2,4
Jatimelati RT006-RW005 2,41 3,72 2,41 0 2,41
RT001-RW006 1,31 1,31 0 1,31
TOTAL 3,72 0 3,72
Jatiasih RT002-RW004 3 3 3 0,00 3,00
TOTAL 3 0,00 3,00
Jatikramat RT005-RW009 2,84 5,62 2,84 0,00 2,84
RT002-RW004 2,78 2,78 0 0,00 0,00
TOTAL 2,84 0,00 2,84
Jatirasa RT004-RW005 1,58 1,58 1,58 0 0,00 0,00
TOTAL 0 0,00 0,00
Jatimekar RT005-RW011 1,52 1,52 1,52 0 0,00 0,00
TOTAL 0 0,00 0,00
RT001-RW007 1,2 1,2 0 0,00 0,00
Jatiasih RT002-RW007 1,3 1,3 0 15,87 0,00 0,00
RT004-RW007 1,2 1,2 0 0,00 0,00
RT007-RW007 1,23 1,23 0 0,00 0,00
Jatisari RT001-RW006 3,5 14,96 3,5 3,50 0,00
RT006-RW006 1,87 1,87 1,87 0,00
RT001-RW003 1,2 1,2 1,20 0,00
RT004-RW003 1,11 1,11 1,11 0,00
RT005-RW003 0,25 0,25 0,25 0,00
RT003-RW003 2,1 2,1 2,10 0,00
TOTAL 10,03 10,03 0,00
Jatiluhur RT008-RW003 3,1 3,1 3,1 0 0,00 0,00
TOTAL 0 0,00 0,00
RT002-RW002 0,5 0,5 0,5 0
RT005-RW002 0,5 0,5 0,5 0
Jatiranggon RT007-RW004 1,8 4,2 1,8 0 1,8
RT001-RW006 0,7 0,7 0,7 0
RT004-RW006 0,7 0,7 0,7 0
Jatisampurna TOTAL 4,2 35,92 2,4 1,8
RT004-RW005 1,62 1,62 0 1,62
RT005-RW009 1,47 1,47 0 1,47
Jatiraden RT001-RW010 1,81 5,9 1,81 0 1,81
RT001-RW004 0,5 0,5 0,5 0
RT002-RW004 0,5 0,5 0,5 0
TOTAL 5,9 1 4,9

3 -19
LAPORAN AKHIR
RencanaPencegahanDanPeningkatan Kualitas PermukimanKumuhPerkotaan (RP2KPKP)

TotalLuasan CapaianPenguranganKumuh Hasil Pengurangankawasan


Kecamatan Kelurahan lokasiSKKUMUH Luas(Ha) Kumuhper Pertahun(Ha) HasilPengurangan Pengurangan kumuhHasilKolabolasi SisaKawasanKumuh
kelurahan(Ha) KawasanKumuh KumuhPer APBD/Target2019 2019
Kecamatan
2017 2018
RT001-RW006 2,2 2,2 0 2,2
Jatisampurna RT001-RW007 2,21 5,84 2,21 0 2,21
RT002-RW009 1,43 1,43 0 1,43
TOTAL 5,84 0 5,84
RT001-RW009 5,6 5,6 0 5,6
Jatirangga RT002-RW009 5,44 16 5,44 0 5,44
RT003-RW009 4,96 4,96 0 4,96
TOTAL 16 0 16
RT002-RW001 0,6 0,6 0,6 0
Jatikarya RT001-RW006 0,6 3,98 0,6 0,6 0
RT002-RW008 1,53 1,53 0 1,53
RT002-RW005 1,25 1,25 0 1,25
TOTAL 3,98 1,2 2,78
RT003-RW007 3,54 3,54 0 3,54
Padurenan RT001-RW005 3,61 11,25 3,61 0 3,61
RT002-RW007 4,1 4,1 0 4,1
TOTAL 11,25 0 11,25
Mustikajaya RT004-RW012 3,12 3,12 3,12 0 3,12
TOTAL 3,12 0 3,12
Mustikajaya RT001-RW006 2,65 2,65 29,4 0 2,65
Cimuning RT003-RW006 4,1 12,35 4,1 0 4,1
RT002-RW004 3,88 3,88 0 3,88
RT002-RW001 1,72 1,72 0 1,72
TOTAL 12,35 0 12,35
Mustikasari RT002-RW003 2,68 2,68 2,68 0 2,68
TOTAL 2,68 0 2,68
RT001-RW001 6 6 0 6
RT002-RW001 10,78 10,78 0 10,78
SumurBatu RT003-RW001 9,86 40,24 9,86 0 9,86
RT003-RW003 6,76 6,76 0 6,76
RT004-RW003 6,84 6,84 0 6,84
TOTAL 40,24 0 40,24
RT001-RW001 2,97 2,97 0 2,97
BantarGebang RT002-RW001 3,1 3,1 0 3,1
CiketingUdik RT003-RW001 5,49 25,39 5,49 72,75 0 5,49
RT001-RW004 3,64 3,64 0 3,64
RT002-RW004 6,41 6,41 0 6,41
RT003-RW004 3,78 3,78 0 3,78
TOTAL 25,39 0 25,39
Cikiwul RT001-RW003 4,62 4,62 4,62 0 4,62
TOTAL 4,62 0 4,62
Bantargebang RT003-RW003 2,5 2,5 2,5 0 2,5
TOTAL 2,5 0 2,5
Jumlah(BerdasarkanHasilkoreksiperhitungan,hasilanalisis) 456.55 456.55 46,46 82,3 327,79 327,79 40,59 287,2
JUMLAHLUASANKUMUHBERDASARKANSKKUMUH 443 443 46,46 82,3 314,24 40,59 273,65
Sumber : HasilAnalisisTahun2019
Ket :
PenanganberdasarkanAPBDtahun2017dan2018
PenganganKumuhDisperkimtanTahun2019
ProgramKotaku
RencanaKerjaDisperkimtansampaidenganTahun2020
AdaPenangananP2BKTahun2017

3 -20
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)


Gambar 3.2
Peta Sisa Kawasan Kumuh Kota Bekasi

3 -21
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan tabel standar di atas, maka kepadatan perumahan di Kota Bekasi


termasuk kedalam kategori kepadatan Tinggi yaitu 100-1000 rumah/Ha, jika dilihat
dari Kepadatan untuk tiap kecamatan, untuk kepadatan sangat tinggi yaitu (1000
rumah/Ha) terdapat di Kecamatan Rawalumbu dengan kepadatan 1031 rumah/Ha,
sedangkan untuk kelurahan yang memiliki kepadatan sangat tinggi adalah
Kelurahan Jatisampurna dengan kepadatan rumah mencapai 1915 rumah/ha.
Untuk lebih jelas mengenai kepadatan rumah Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel
3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9
Kepadatan Rumah Kota Bekasi
Luas Jumlah Kepadatan
Wilayah Rumah Rumah Klasifikasi
No Kecamatan No Kelurahan
(Ha) (Rumah) (Rumah/Ha) Kepadatan
a b c- b/a
1 Pondokgede 1 Jati Makmur 19.32 12,566 651 Tinggi
2 Jati Waringin 17.70 14,162 800 Tinggi
3 Jati Bening 17.72 13,776 777 Tinggi
4 Jati Cempaka 19.76 16,115 815 Tinggi
5 Jati Bening Baru 15.33 9,748 636 Tinggi
Jumlah 89.84 66,367 739 Tinggi
2 Jatisampurna 1 Jati Karya 9.364 2,597 277 Tinggi
2 Jatisampurna 5.493 10,520 1915 Sangat Tinggi
3 Jati Rangga 5.428 2,920 538 Tinggi
4 Jati Ranggon 3.636 5,604 1541 Sangat Tinggi
5 Jati Raden 3.518 6,148 1747 Sangat Tinggi
Jumlah 27.440 27,789 1013 Sangat Tinggi
3 Pondokmelati 1 Jati Murni 14.81 6,882 465 Tinggi
2 Jati Melati 12.61 5,828 462 Tinggi
3 Jati Warna 19.00 6,285 331 Tinggi
4 Jati Rahayu 32.68 14,879 455 Tinggi
Jumlah 79.10 33,874 428 Tinggi
4 Jatiasih 1 Jati Sari 8.37 6,500 777 Tinggi
2 Jati Luhur 7.04 4,829 686 Tinggi
3 Jatirasa 13.42 9,990 745 Tinggi
4 Jatiasih 14.83 6,167 416 Tinggi
5 Jati Mekar 13.01 5,778 444 Tinggi
6 Jati Kramat 16.15 10,802 669 Tinggi
Jumlah 72.82 44,066 605 Tinggi
5 Bantargebang 1 Ciketing Udik 7.06 5,709 809 Tinggi
2 Sumur Batu 9.69 3,769 389 Tinggi
3 Cikiwul 10.05 10,165 1011 Sangat Tinggi
4 Bantargebang 11.22 8,346 744 Tinggi
Jumlah 38.02 27,989 736 Tinggi
6 Mustikajaya 1 Pedurenan 20.69 9,660 467 Tinggi
2 Cimuning 12.44 8,690 699 Tinggi
3 Mustika Jaya 23.49 8,781 374 Tinggi
4 Mustika Sari 11.31 8,042 711 Tinggi
Jumlah 67.93 35,173 518 Tinggi
7 Bekasi Timur 1 Margahayu 20.18 11,864 588 Tinggi
2 Bekasi Jaya 16.86 10,075 597 Tinggi
3 Duren Jaya 19.35 20,881 1079 Sangat Tinggi
4 Aren Jaya 18.20 16,650 915 Tinggi
Jumlah 74.59 59,470 797 Tinggi
8 Rawalumbu 1 Bojong Menteng 11.72 12,043 1028 Sangat Tinggi
2 Bojong Rawalumbu 27.69 34,710 1253 Sangat Tinggi
3 Sepanjang Jaya 12.43 10,063 809 Tinggi
4 Pengasinan 21.53 18,860 876 Tinggi
Jumlah 73.36 75,676 1031 Sangat Tinggi

3 -22
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Luas Jumlah Kepadatan


Wilayah Rumah Rumah Klasifikasi
No Kecamatan No Kelurahan
(Ha) (Rumah) (Rumah/Ha) Kepadatan
a b c- b/a
9 Bekasi Selatan 1
Jaka Mulya 14.04 7,158 510 Tinggi
2
Jaka Setia 17.77 9,375 528 Tinggi
3
Pekayon Jaya 21.69 17,201 793 Tinggi
4
Marga Jaya 6.96 5,595 804 Tinggi
5
Kayuringin Jaya 19.69 20,364 1034 Sangat Tinggi
Jumlah 80.2 59,693 745 Tinggi
10 Bekasi Barat 1 Bintara Jaya 15.41 12,786 830 Tinggi
2 Bintara 25.21 13,131 521 Tinggi
3 Kranji 12.43 12,130 976 Tinggi
4 Kota Baru 18.36 12,735 694 Tinggi
5 Jaka Sampurna 34.06 25,233 741 Tinggi
Jumlah 105.47 76,015 721 Tinggi
11 Medansatria 1 Harapan Mulya 3.17 5,735 1811 Sangat Tinggi
2 Kali Baru 9.35 8,366 894 Tinggi
3 Medan Satria 8.34 9,143 1097 Sangat Tinggi
4 Pejuang 26.34 22,114 839 Tinggi
Jumlah 47.20 45,358 961 Tinggi
12 Bekasi Utara 1 Harapan Jaya 25.21 16,442 652 Tinggi
2 Kaliabang Tengah 25.58 10,330 404 Tinggi
3 Perwira 7.56 10,588 1401 Sangat Tinggi
4 Harapan Baru 6.67 6,405 960 Tinggi
5 Teluk Pucung 18.51 12,983 701 Tinggi
6 Margamulya 8.16 6,731 825 Tinggi
Jumlah 91.69 63,479 692 Tinggi
KOTA BEKASI 755.92 614,949 814 Tinggi
Sumber : RP3KP Kota Bekasi

b. Kepadatan Hunian
Maksud penghitungan kepadatan hunian dalam suatu rumah untuk mengetahui
tingginya kepadatan manusia yang tinggal dalam satu rumah. Kepadatan hunian
dipengaruhi oleh 2 (dua) variabel yaitu jumlah penduduk dan jumlah rumah.
Semakin banyak jumlah penduduk dan jumlah rumah maka kepadatan semakin
tinggi dan sebaliknya .Angka kepadatan hunian didapatkan berdasarkan
perbandingan jumlah rumah terhadap jumlah jiwa penduduk dan juga jumlah
rumah terhadap jumlah KK.
Kepadatan jiwa per rumah digunakan untuk mengetahui rata-rata banyaknya
penduduk yang tinggal di dalam satu rumah. Pada dasarnya tujuan penghitungan
kepadatan ini dapat digunakan untuk mengetahui kepadatan hunian berdasarkan
jumlah penduduk dimana dapat digunakan juga sebagai indikator kesejahteraan
masyarakat suatu wilayah karena setiap seorang manusia mempunyai batasan
minimal luas tempat tinggal. Sedangkan kepadatan kepala keluarga per rumah
digunakan untuk mengetahui rata-rata jumlah keluarga yang tinggal di dalam satu
rumah.
Rumah dengan luas lantai yang sempit dan terbatas bila dihuni dengan jumlah
individu yang besar individu umumnya akan menimbulkan pengaruh negative pada
penghuninya. Hal ini terjadi karena dalam rumah tinggal yang terbatas umumnya
individu tidak memiliki ruang atau tempat yang dapat dipakai untuk kegiatan
pribadi. Keterbatasan ruang memungkinkan individu menjadi terhambat untuk
memperoleh masukan yang berlebihan. Keadaan tersebut padea akhirnya

3 -23
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

menimbulkan perasaan sesak pada individu penghuni rumah tinggal tersebut.


Kepadatan tinggi merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan
kesesakan bagi individu yang berada didalamnya, merupakan salah satu aspek
lingkungan yang dapat menyebabkan stress, penyakit atau akibat-akibat negative
pada perilaku masyarakat.
Berdasarkan data jumlah penduduk Kota Bekasi yang dirinci berdasarkan
kelurahan dan jumlah rumah tiap kelurahan, maka dapat diketahui kepadatan
hunian/rata-rata tingkat hunian Kota Bekasi tiap 1 unit rumah dihuni oleh 4 orang,
sedangkan untuk kelurahan yang memiliki tingkat hunian sampai 10 orang/rumah
terdapat di Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi Utara dan Kelurahan
Mustikajaya Kecamatan Mustikajaya dengan tingkat kepadatan hunian 9
orang/rumah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.10
Kepadatan Hunian Kota Bekasi
Kepadatan
Jumlah
Jumlah Penduduk Hunian
Rumah
No Kecamatan Kelurahan (orang) Rumah/
(Rumah)
a Penghuni
b
c
Jati Makmur 70,227 12,566 6
Jati Waringin 50,937 14,162 4
Jati Bening 46,307 13,776 3
1 Pondokgede
Jati Cempaka 65,105 16,115 4
Jati Bening Baru 50,241 9,748 5
Jumlah 282,817 66,367 4
Jati Karya 11,838 2,597 5
Jatisampurna 25,542 10,520 2
Jati Rangga 13,163 2,920 5
2 Jatisampurna
Jati Ranggon 21,797 5,604 4
Jati Raden 13,726 6,148 2
Jumlah 86,066 27,789 3
Jati Murni 26,466 6,882 4
Jati Melati 24,531 5,828 4
3 Pondokmelati Jati Warna 24,464 6,285 4
Jati Rahayu 72,213 14,879 5
Jumlah 147,674 33,874 4
Jati Sari 40,318 6,500 6
Jati Luhur 29,176 4,829 6
Jatirasa 38,549 9,990 4
4 Jatiasih Jatiasih 38,106 6,167 6
Jati Mekar 39,542 5,778 7
Jati Kramat 44,452 10,802 4
Jumlah 230,143 44,066 5
Ciketing Udik 27,650 5,709 5
Sumur Batu 14,946 3,769 4
5 Bantargebang Cikiwul 29,750 10,165 3
Bantargebang 39,821 8,346 5
Jumlah 112,167 27,989 4
Pedurenan 52,044 9,660 5
Cimuning 41,544 8,690 5
6 Mustikajaya
Mustika Jaya 80,606 8,781 9
Mustika Sari 39,887 8,042 5

3 -24
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kepadatan
Jumlah
Jumlah Penduduk Hunian
Rumah
No Kecamatan Kelurahan (orang) Rumah/
(Rumah)
a Penghuni
b
c
Jumlah 214,081 35,173 6
Margahayu 55,893 11,864 5
Bekasi Jaya 57,614 10,075 6
7 Bekasi Timur Duren Jaya 78,039 20,881 4
Aren Jaya 54,809 16,650 3
Jumlah 246,355 59,470 4
Bojong Menteng 50,192 12,043 4
Bojong
Rawalumbu 83,715 34,710 2
8 Rawalumbu
Sepanjang Jaya 45,029 10,063 4
Pengasinan 62,923 18,860 3
Jumlah 241,859 75,676 3
Jaka Mulya 38,110 7,158 5
Jaka Setia 41,041 9,375 4
Pekayon Jaya 65,589 17,201 4
9 Bekasi Selatan
Marga Jaya 16,120 5,595 3
Kayuringin Jaya 60,659 20,364 3
Jumlah 221,519 59,693 4
Bintara Jaya 34,815 12,786 3
Bintara 68,900 13,131 5
Kranji 52,441 12,130 4
10 Bekasi Barat
Kota Baru 49,832 12,735 4
Jaka Sampurna 82,290 25,233 3
Jumlah 288,278 76,015 4
Harapan Mulya 22,223 5,735 4
Kali Baru 31,306 8,366 4
11 Medansatria Medan Satria 30,184 9,143 3
Pejuang 94,900 22,114 4
Jumlah 178,613 45,358 4
Harapan Jaya 88,392 16,442 5
Kaliabang Tengah 100,690 10,330 10
Perwira 38,604 10,588 4
12 Bekasi Utara Harapan Baru 35,117 6,405 5
Teluk Pucung 66,563 12,983 5
Marga Mulya 24,212 6,731 4
Jumlah 353,578 63,479 6
KOTA BEKASI 2,603,150 614,949 4
Sumber : RP3KP Kota Bekasi

c. Sifat dan Kondisi Bangunan


Bangunan merupakan suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi untuk
mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam
aktifitasnya. la memiliki bentuk dan dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki
kekakuan dan kekokohan yang dapat melindungi manusia dan segala aktifitas di
dalamnya dari segala gangguan. Sifat bangunan Kota Bekasi dibedakan atas
bangunan permanen, semi permanen, dan non permanen.
Bangunan permanen adalah bangunan yang ditiinjau dan segi konstruksi dan umur
dinyatakan lebih dari 15 tahun, bangunan semi permanen adalah bangunan yang

3 -25
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara 5 hingga 15
tahun, sedangkan bangunan non permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari jumlah rumah yang terdapat di Kota Bekasi
berjumlah 616.949 rumah terdiri dari 90,5% atau sekitar 556.529 unir rumah
permanen, 8,7 % atau sekitar 53.501 unit rumah semi permanen dan sisanya 0,8%
merupakan jenis rumah non permanen dengan jumlah mencapai 4.920 unit rumah.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi bangunan di Kota Bekasi dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 3.11
Kondisi Bangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Bekasi
Kondisi Bangunan (unit/ Rumah)
Jumlah Rumah
No Kecamatan Kelurahan Permanen Semi
(Rumah) Non Permanen
Permanen
Jati Makmur 12,566 11,372 1,093 101
Jati Waringin 14,162 12,817 1,232 113
Jati Bening 13,776 12,467 1,199 110
1 Pondokgede
Jati Cempaka 16,115 14,584 1,402 129
Jati Bening Baru 9,748 8,822 848 78
Jumlah 66,367 60,062 5,774 531
Jati Karya 2,597 2,350 226 21
Jatisampurna 10,520 9,521 915 84
Jati Rangga 2,920 2,643 254 23
2 Jatisampurna
Jati Ranggon 5,604 5,072 488 45
Jati Raden 6,148 5,564 535 49
Jumlah 27,789 25,149 2,418 222
Jati Murni 6,882 6,228 599 55
Jati Melati 5,828 5,274 507 47
3 Pondokmelati Jati Warna 6,285 5,688 547 50
Jati Rahayu 14,879 13,465 1,294 119
Jumlah 33,874 30,656 2,947 271
Jati Sari 6,500 5,883 566 52
Jati Luhur 4,829 4,370 420 39
Jatirasa 9,990 9,041 869 80
4 Jatiasih Jatiasih 6,167 5,581 537 49
Jati Mekar 5,778 5,229 503 46
Jati Kramat 10,802 9,776 940 86
Jumlah 44,066 39,880 3,834 353
Ciketing Udik 5,709 5,167 497 46
Sumur Batu 3,769 3,411 328 30
5 Bantargebang Cikiwul 10,165 9,199 884 81
Bantargebang 8,346 7,553 726 67
Jumlah 27,989 25,330 2,435 224
Pedurenan 9,660 8,742 840 77
Cimuning 8,690 7,864 756 70
6 Mustikajaya Mustika Jaya 8,781 7,947 764 70
Mustika Sari 8,042 7,278 700 64
Jumlah 35,173 31,832 3,060 281
Margahayu 11,864 10,737 1,032 95
Bekasi Jaya 10,075 9,118 877 81
7 Bekasi Timur Duren Jaya 20,881 18,897 1,817 167
Aren Jaya 16,650 15,068 1,449 133
Jumlah 59,470 53,820 5,174 476

3 -26
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kondisi Bangunan (unit/ Rumah)


Jumlah Rumah
No Kecamatan Kelurahan Permanen Semi
(Rumah) Non Permanen
Permanen
Bojong Menteng 12,043 10,899 1,048 96
Bojong Rawalumbu 34,710 31,413 3,020 278
8 Rawalumbu Sepanjang Jaya 10,063 9,107 875 81
Pengasinan 18,860 17,068 1,641 151
Jumlah 75,676 68,487 6,584 605
Jaka Mulya 7,158 6,478 623 57
Jaka Setia 9,375 8,484 816 75
Bekasi Pekayon Jaya 17,201 15,567 1,496 138
9
Selatan Marga Jaya 5,595 5,063 487 45
Kayuringin Jaya 20,364 18,429 1,772 163
Jumlah 59,693 54,022 5,193 478
Bintara Jaya 12,786 11,571 1,112 102
Bintara 13,131 11,884 1,142 105
Kranji 12,130 10,978 1,055 97
10 Bekasi Barat
Kota Baru 12,735 11,525 1,108 102
Jaka Sampurna 25,233 22,836 2,195 202
Jumlah 76,015 68,794 6,613 608
Harapan Mulya 5,735 5,190 499 46
Kali Baru 8,366 7,571 728 67
11 Medansatria Medan Satria 9,143 8,274 795 73
Pejuang 22,114 20,013 1,924 177
Jumlah 45,358 41,049 3,946 363
Harapan Jaya 16,442 14,880 1,430 132
Kaliabang Tengah 10,330 9,349 899 83
Perwira 10,588 9,582 921 85
12 Bekasi Utara Harapan Baru 6,405 5,797 557 51
Teluk Pucung 12,983 11,750 1,130 104
Marga Mulya 6,731 6,092 586 54
Jumlah 63,479 57,448 5,523 508
KOTA BEKASI 614,949 556,529 53,501 4,920
Sumber : RP3KP Kota Bekasi

Permasalahan Fisik Bangunan Hunian di Kota


Bekasi, meliputi :
• Ketidakteraturan bangunan, fasade bangunan
tidak teratur
• Bangunan pada umumnya tidak memenuhi
persyaratan teknis bangunan
• Kepadatan bangunan sangat tinggi, tidak adanya
jarak antar bangunan sehingga rawan terjadinya
kebakaran (kelurahan yang memiliki tingkat
hunian sampai 10 orang/rumah terdapat di
Kelurahan Kaliabang Tengah Kecamatan Bekasi
Utara dan Kelurahan Mustikajaya Kecamatan
Mustikajaya dengan tingkat kepadatan hunian 9
orang/rumah sedangkan kepadatan sangat
tinggi yaitu (1000 rumah/Ha) terdapat di
Kecamatan Rawalumbu dengan kepadatan 1031 rumah/Ha, sedangkan untuk

3 -27
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

kelurahan yang memiliki kepadatan sangat tinggi adalah Kelurahan Jatisampurna


dengan kepadatan rumah mencapai 1915 rumah/ha)
• Masih adanya bangunan rumah non permanen yang tidak layak huni

3.2.2 Aksesibilitas Lingkungan


• Masih adanya jalan-jalan lingkungan yang belum memadai baik dari lebar maupun
kualitas perkerasan
• Kondisi jaringan jalan yang tidak di lengkapi dengan saluran drainase sehingga
sering terjadi genangan

3.2.3 Kondisi Saluran Drainase


Kota Bekasi dilalui oleh 5 (lima) sistem drainase utama/primer, yakni Kali
Cakung, Kali Bekasi, Kali Sunter, Kali Cikeas, dan Kali Cileungsi. Kelima kali
tersebut mempunyai daerah tangkapan air yang cukup luas dan bermuara ke
arah utara dan berakhir di Laut Jawa. Sistem drainase Kota Bekasi pada saat ini
mencakup wilayah seluas kurang lebih 9.035 Ha atau 43% dari luas wilayah
kota. Selain itu juga terdapat saluran-saluran penerus/sekunder dari pusat
daerah tangkapan yang berada di dalam kota untuk meneruskan ke badan air
penerima dengan ukuran yang bervariasi.
Sistem drainase yang ada di Kota Bekasi pada saat ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu sistem drainase makro dan sistem drainase mikro. Sistem drainase induk yang
ada di wilayah Kecama adalah sistem saluran drainase primer. Keseluruhan sistem
tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga. , terdapat

3 -28
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

juga saluran–saluran pembuang dari pusat–pusat daerah tangkapan di dalam


kecamatan atau wilayah permukiman ke sungai dan atau anak sungai yang
dikategorikan sebagai saluran sekunder atau pengumpan. Saluran yang terdapat di
wilayah internal permukiman dikategorikan sebagai saluran tersier. Drainase mikro
berupa saluran – saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih
menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga.
Permasalahan Kondisi Saluran drainase Kota Bekasi, yaitu :
1. Topografi Kota Bekasi yang relatif datar dengan kemiringan 0-2 % ke arah utara
dengan ketinggian 4-81 meter di atas permukaan laut, lereng curam di hulu serta
perubahan ekosistem mengakibatkan berkurangnya air yang di simpan dan
memperbesar aliran air permukaan yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor
dan luapan air di hilir.
2. Sunagi/saluran utama bersilangan (crosing) dengan jalan tol dan Kali Malang
dimana kurangnya pemeliharaan terhadap gorong-gorong di titik-titik crossing ini
menyebabkan menurunnya kapasitas saluran/sungai. Permasalahan kewenangan
O&P untuk titik crossing menjadi salah satu penyebab bahwa permasalahan di titik
crossing tidak tertangani secara komprehensif.
3. Daya serap tanah terhadap air hujan di wilayah selatan rata-rata 25 % karena
memiliki pori-pori tanah yang cukup besar sedangkan pada wilayah utara
memiliki daya resap yang rendah karena memiliki kandungan tanah lempung yang
sulit menyerap air.
4. Kondisi DAS dan drainse yang mengalami kerusakan, pendangkalan dan bottle
neck atau leher botol yang menghambat laju aliran air.
5. Minimnya resapan dan tampungan air karena peruntukan lahan tidak di barengi
dengan penyediaan lahan resapan. Tidak adanya tampungan membuat air yang ke
sungai semakin besar. Karena kapasitas sungai tidak mampu menampung air
terlalu banyak, maka terjadilah luapan dan genangan.
6. Kepadatan penduduk yang meningkat mengakibatkan kebutuhan akan hunuan
dan kegiatan ekonomi bertambah sehingga kebutuhan lahan terbangun sebakin
besar. Konsekuensi logis dari perkembangan ini adalah terjadinya konversi lahan
yang awalnya adalah area resapan menjadi area kedap air. Pada akhirnya
mengingkatkan besarnya limpasan air permukaan yang mengallir ke
saluran/sungai. Semakin padat permukiman maka semakin besar limpasan air
hujan yang terjadi.
7. Pola perilaku masyarakat yang membuang sampah dan limbah ke sungai yang
menyebabkan pendangkalan dan mampetnya aliran sungai di beberapa titik
sehingga menyebabkan banjir.
8. Saluran drainase terputus dan tersumbat sampah dan sebagai tempat
pembuangan air limbah rumah tangga
9. Kapasitas saluran drainase yang tidak memadai baik itu dimensi maupun
kedalaman sehingga tidak dapat menapung air hujan
10. saluran drainase pada umumnya tidak terintegrasi antar kawasan

3 -29
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

11. kondisi sistem drainase yang terdapat di Kota Bekasi telah banyak yang kurang
terpelihara bahkan rusak

3.2.4 Kondisi Persampahan


Pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah diiringi dengan timbulnya
permasalahan sosial yang dihadapi oleh kawasan tersebut. Salah satu
permasalahan sosial yang biasanya timbul di daerah berkembang adalah masalah
sampah. Jumlah sampah setiap tahun terus meningkat seiring meningkatnya
jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat, dan disertai pola hidup
masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga maih cenderung konsumtif.
Kota Bekasi yang secara fungsional terangkai dengan megapolitan Jabodetabek,
menghadapai tantangan pengeloaan sampah yang tidak ringan mengingat
pertumbuhan penduduk dan kegiatan perkotaan yang tinggi yang menyebabkan
pada tingginya timbulan sampah di satu sisi dan di sisi lain terbatasnya lahan
untuk pengelolaan sampah.

3 -30
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Pada tahun 2015, volume sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu sebesar
1.311.882,36 m3 dengan rata-rata per hari 898,54/hari ton. Tingkat pelayanan serta
jumlah sampah yang terangkut ke TPA Sumur Batu oleh Dinas Kebersihan berdasarkan
kecamatan yang ada di Kota Bekasi yaitu sebesar 27 % pada tahun 2013, jumlah
pelayanan paling tinggi adalah Kecamatan Bekasi Selatan dan Kecamatan Jatisampurna
yaitu 28 %, sedangkan tingkat pelayanan terendah berada di Kecamatan Bantargebang
dimana tingkat pelayanan sebesar 10%, kecamatan lainnya tingkat pelayanannya
hanya berkisar antara 12%-27%. Nilai pelayanan ini tentunya sangat kecil jika
dibandingkan dengan jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Kota Bekasi yang
telah tergolong sebagai Kota Metropolitan.
Permasalahan Kondisi persampahan di Kota Bekasi, yaitu :
 Sarana dan prasarana sampah kurang memadai baik dari jumlah maupun
kualitasnya (TPS, bak-bak , kontainer)
 Kawasan permukiman kumuh belum semua terlayani oleh sistem pengolahan
sampah dari dinas kebersihan, sehingga sampah di buang ke saluran, sungai dan
lahan-lahan kosong;
 Masih kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan;

3.2.5 Kondisi Air Bersih


Pengelolaan Air Minum di Kota Bekasi saat ini dikelola oleh pemerintan (PDAM) dan
pengelolaan swasta (PAM untuk perumahan) 2 perusahaan yang ada di bawah
pemerintah yaitu PDAM Tirta Bhagasasi dan PDAM Tirta Patriot sedangkan untuk
pengelola swasta tercatat ada di perumahan Kemang Pratama, Perumahan Green

3 -31
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Garden dan Tirta Pondok Hijau (Bamus) kedua PDAM tersebut mempunyai batasan
wilayah pelayanan. Dibawah ini adalah gambaran umum masing-masing pengelola Air
bersih baik dari PDAM Tirta Bhagasasi dan PDAM Tirta Patriot maupun PAM Swasta.
Permasalahan kondisi air bersih Kota Bekasi, yaitu :
 Menurunnya kualitas air baku yang tersedia sehingga mempengaruhi air hasil
produksi
 Penurunan kinerja dan keandalan akibat penurunan debit sumber air.
 Keterbatasan fasilitas produksi dan distribusi yang ada terhadap potensi sumber
yang dimiliki (idle kapasitas).
 Terjadi selisih yang besar antara produksi air dan hasil pembacaan water meter
pelanggan
 Water meter banyak yang rusak/hilang
 Tingginya kebocoran air pada pipa dan meter air pelanggan
 Kualitas air pada saat pendistribusian belum memenuhi syarat
 Pada umumnya lokasi kumuh belum di layani oleh penyediaan sistem perpipaan
PDAM
 Sumber air bersih pada umumnya memanfaatkan air tanah
 Sebagian kualitas air tanah yang di pergunakan untuk MCK keruh dan berbau

3.2.6 Kondisi Air Limbah


 Pengelolaan air limbah rumah tangga sebagain besar menggunakan septiktank dan
sebagian lagi dialirkan ke saluran darinase atau dibuang langsung ke sungai
 Masih terdapatnya rumah yang tidak memiliki MCK
 Air buangan limbah domestik pada umumnya masih bersatu dengan saluran drainase
 Terdapat beberapa septi tank komunal tetapi belum maksimal dalam
pengelolaannya.

3 -32
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

3.2.7 Sarana Proteksi Kebakaran


Kota Bekasi terletak diantara perbatasan Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta
menjadikan kepadatan penduduk Kota Bekasi relatif tinggi terutama akibat migrasi.
Kondisi ini memaksa Kota bekasi menjadi salah satu penyeimbang ibukota Negara yang
mampu mendukung kebutuhan penduduknya sehingga kota bekasi diharapkan
mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di
lingkungan Kota Bekasi dari bahaya kebakaran.
Penyebab kebakaran di Kota Bekasi beragam pada kawasan perkotaan. Kebakaran
umumnya terjadi pada rumah tinggal, pabrik/gudang, gedung/sekolah,
swalayan/toko/warung, kendaraan, sampah/alang-ang, dll. Penyebab kebakaran
penting diketahui untuk merumuskan strategi pencegahan kebakaran. Adapun
penyebab kebakaran yang terjadi di kota bekasi diantaranya diakibatkan oleh listrik,
kompor/lilin, sampah/limbah B3, dll
Permasalahan Kondisi Proteksi Kebakaran Kota Bekasi, yaitu :
 Pada umumnya kawasan permukiman kumuh tidak memiliki sarana dan prasarana
proteksi kebakaran (keberadaan hidran yang masih sangat kurang terutama untuk
kawasan perdagangan perumahan padat dimana efektivitas dan efisiensi
pemadaman akan sangat bergantung pada mudah tidaknya mendapatkan sumber air)
 Terdapat beberapa permukiman yang memiliki lebar jalan kurang dari 3 meter
sehingga sulit untuk dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.

3.2.8 Keterbatasan Lahan Untuk Penanganan


 Pada umumnya tidak adanya lahan untuk pengembangan RTH/taman lingkungan
 Pada umumnya lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan
limbah pada maupun limbah cair
3.3 KONDISI KEKUMUHAN KOTA BEKASI

3 -33
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan kondisi kekumuhan serta hasil


penilaian terhadap indikator dan parameter 7 indikator kekumuhan di setiap
kelurahan yang terdapat di Kota Bekasi teridentifikasi bahwa kondisi kekumuhan
setiap kelurahan di Kota Bekasi di katagorikan kedalam kondisi kumuh berat, kondisi
kumuh sedang dan kondisi kumuh ringan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.

Tabel 3.12
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Kaliabang Tengah
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Bekasi Utara
B Kelurahan Kaliabang Tengah
C Luas Kawasan (Ha) 397,70
D Jumlah Penduduk 111 460 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat Latitude 6°11'2.27"S Longitude 107°0'02.38"E
J Luasan Kumuh 14.3
K Kategori Kumuh Kumuh Ringan
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak sesuai
persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan <40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
5 Drainase Lingkungan <25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air
Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK
Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher
Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase
7 Pengelolaan Air Limbah Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke
8 Pengelolaan Persampahan TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui
1 Legalitas pendirian bangunan pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru, tenaga
3 Mata pencarian penduduk kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun (SD/SMP/Sederajat)
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP
Tabel 3.13
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Harapan Jaya

3 -34
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Utara
B Kelurahan Harapan Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 490,07
D Jumlah Penduduk 96267 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RW 16 Latitude 6°12'36.88" Longitude 106°58'55.99"
I Koordinat RW 18 Latitude 6°11'57.00" Longitude 106°59'10.59"
J Luasan Kumuh 14.2
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan
Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 Legalitas pendirian bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa
3 Mata pencarian penduduk (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.14
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Perwira

3 -35
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Utara
B Kelurahan Perwira
C Luas Kawasan (Ha) 225, 10
D Jumlah Penduduk 44.044 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 07 Latitude 6°12'9.20"S Longitude 107° 1'2.64"E
J Luasan Kumuh 2,57
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
tidak sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman
memiliki kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan
terlindungi yang layak
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan
8 Pengelolaan Persampahan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat
1 Legalitas pendirian bangunan yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Dalam kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.15
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Teluk Pucung

3 -36
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Utara
B Kelurahan Teluk Pucung
C Luas Kawasan (Ha) 355,05
D Jumlah Penduduk 68.679 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RW 03 Latitude 6°12'38.69"S Longitude 107° 1'56.90"E
RW 02 Latitude 6°12'25.42"S Longitude 107° 1'54.90"E
RW 04 Latitude 6°11'59.81"S Longitude 107° 1'47.36"E
RW 01 Latitude 6°13'16.30"S Longitude 107° 1'51.43"E
I Koordinat RW 023 Latitude 6°12'30.74"S Longitude 107° 1'38.18"E
J Luasan Kumuh 20,88
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak sesuai
persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang
4 Aksesibilitas Lingkungan memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas
buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas
5 Drainase Lingkungan buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air
Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher
Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut
8 Pengelolaan Persampahan ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana
9 Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui
1 Legalitas pendirian bangunan pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru,
3 Mata pencarian penduduk tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP Kawasan XII

Tabel 3.16
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Harapan Baru

3 -37
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Utara
B Kelurahan Harapan Baru
C Luas Kawasan (Ha) 247,7
D Jumlah Penduduk 47. 152 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 08 Latitude 6°13'17.33"S Longitude 107° 1'9.43"E
J Luasan Kumuh 4,36
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan
Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
Pelayanan Air <10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
Legalitas pendirian 76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa
3 Mata pencarian penduduk (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
Fasilitas Pelayanan 54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.17
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Kota Baru

3 -38
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Barat
B Kelurahan Kotabaru
C Luas Kawasan (Ha) 161, 10
D Jumlah Penduduk 49.369 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 01 Latitude 6°13'17.28"S Longitude 6°13'17.28"S
J Luasan Kumuh 1,83
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan
Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
Pelayanan Air <10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
Legalitas pendirian 76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa
3 Mata pencarian penduduk (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
Fasilitas Pelayanan 54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.18
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Bintara

3 -39
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Barat
B Kelurahan Bintara
C Luas Kawasan (Ha) 161, 10
D Jumlah Penduduk 49.369 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 04 Latitude 6°13'18.38"S Longitude 106°57'49.44"E
J Luasan Kumuh 2,5
K Kategori Kumuh Kumuh Ringan
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan
Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
Pelayanan Air <10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
Legalitas pendirian 76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa
3 Mata pencarian penduduk (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
Fasilitas Pelayanan 54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.19
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jakasampurna

3 -40
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Barat
B Kelurahan Jakasampurna
C Luas Kawasan (Ha) 520,29
D Jumlah Penduduk 75.095 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 11 Latitude 6°14'23.74"S Longitude 106°58'34.63"E
J Luasan Kumuh 0,9
K Kategori Kumuh Kumuh Berat
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Legalitas pendirian
1 bangunan
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
Fasilitas Pelayanan
5 Kesehatan
Fasilitas Pelayanan
6 Pendidikan
Sumber: RPKPP
Tabel 3.20
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Duren Jaya

3 -41
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Timur
B Kelurahan Duren Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 363,8
D Jumlah Penduduk 72.346 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 16 Latitude 6°13'41.07"S Longitude 107° 2'0.05"E
J Luasan Kumuh 2,74
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi 118 unit/Ha
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
<25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi
yang layak
Pelayanan Air <10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
Legalitas pendirian 76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
Fasilitas Pelayanan 54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP
Tabel 3.21
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Aren Jaya

3 -42
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Timur
B Kelurahan Aren Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 285
D Jumlah Penduduk 65. 114 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 04 RW 12 Latitude 6°14'44.27"S Longitude 107° 1'52.36"E
RT 05 RW 12 Latitude 6°14'45.53"S Longitude 107° 1'57.93"E
I Koordinat RT 07 RW 12 Latitude 6°14'47.83"S Longitude 107° 2'3.12"E
J Luasan Kumuh 8,06
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
Legalitas pendirian
1 bangunan
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
Fasilitas Pelayanan
5 Kesehatan
Fasilitas Pelayanan
6 Pendidikan
Sumber: RPKPP
Tabel 3.22
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Bekasi Jaya

3 -43
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Timur
B Kelurahan Bekasi Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 348,2
D Jumlah Penduduk 58.433 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 07 Latitude 6°13'55.74"S Longitude 107° 0'31.20"E
J Luasan Kumuh 8,5
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding Sesuai
Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan Yang
4 Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban Bersama
(5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
Legalitas pendirian
1 bangunan
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
Fasilitas Pelayanan
5 Kesehatan
Fasilitas Pelayanan
6 Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.23
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Margahayu

3 -44
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Timur
B Kelurahan Margahayu
C Luas Kawasan (Ha) 465,64
D Jumlah Penduduk 64.484 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RW 05 dan RW 09 Latitude 6°14'56.18"S
I Koordinat Longitude 107° 0'27.16"E
J Luasan Kumuh
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang
2 Kepadatan Bangunan (Unit/Ha)
80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai,
Dinding Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk
Minum, Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan
Terlindungi Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Mandi, Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga /
Jamban Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai
Persyaratan Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang
Terhubung Dengan Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.24
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Margajaya

3 -45
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Selatan
B Kelurahan Margajaya
C Luas Kawasan (Ha) 209
D Jumlah Penduduk 16.223 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 04/RW 01 dan RW 09 Latitude 6°15'18.83"S
Longitude 106°59'35.83"E
RT 05/RW 01 dan RW 09 Latitude 6°15'9.60"S
I Koordinat Longitude 106°59'35.32"E
J Luasan Kumuh 6,85
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding Sesuai
Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan Yang
4 Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi, Dan
Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban Bersama (5
Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah Dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
Legalitas pendirian
1 bangunan
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
Fasilitas Pelayanan
5 Kesehatan
Fasilitas Pelayanan
6 Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.25
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Pekayon Jaya

3 -46
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Selatan
B Kelurahan Pekayon Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 4,25
D Jumlah Penduduk 71.805 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 02 Latitude 6°15'13.28"S Longitude 106°59'10.14"E
J Luasan Kumuh 2,06
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang
2 Kepadatan Bangunan (Unit/Ha)
80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai,
Dinding Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk
Minum, Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan
Terlindungi Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga /
Jamban Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai
Persyaratan Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang
Terhubung Dengan Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.26
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jaka Setia

3 -47
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Bekasi Selatan
B Kelurahan Jaka Setia
C Luas Kawasan (Ha) 331
D Jumlah Penduduk 41.928 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Banguna Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 02 Latitude 6°16'37.92"S Longitude 106°58'14.08"E
J Luasan Kumuh 3,45
K Kategori Kumuh Kumuh Ringan
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Legalitas pendirian
1 bangunan
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
Fasilitas Pelayanan
5 Kesehatan
Fasilitas Pelayanan
6 Pendidikan
Sumber: RPKPP Kawasan V, VI dan VII
Tabel 3.27
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Sepanjang Jaya

3 -48
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Rawalumbu
B Kelurahan Sepanjang Jaya
C Luas Kawasan (Ha) 302
D Jumlah Penduduk 35840 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 04 Latitude 6o15’39.04’’ Longitude 106o59’36.92’’
J Luasan Kumuh 11, 19
K Kategori Kumuh Kumuh Berat
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 92.1 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (205
2 Kepadatan Bangunan Unit/Ha)
73 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
95 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 82.11% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
82.11%Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
90 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
89 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
97 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
95 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
95 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
95 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
97 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.28
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Pengasinan

3 -49
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Rawalumbu
B Kelurahan Pengasinan
C Luas Kawasan (Ha) 349
D Jumlah Penduduk 60.402 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 27 Latitude 6o16’19.05’’ Longitude 107o00’04.62’’
J Luasan Kumuh 3,12
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 94,33 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan tinggi
2 Kepadatan Bangunan (328Unit/Ha)
90 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
90 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 75 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
75 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
100 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
100 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
100 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
100 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
100 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
100 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
100 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.29
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Bojong Rawalumbu

3 -50
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Rawalumbu
B Kelurahan Bojong Rawalumbu
C Luas Kawasan (Ha) 638
D Jumlah Penduduk 78.099 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 01 Latitude 6°16'32.07"S Longitude 106°59'28.79"E
J Luasan Kumuh 2,95
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 82.89 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan tinggi (172
2 Kepadatan Bangunan Unit/Ha)
87.11% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
90 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 87.71% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
87.71% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
100 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
83 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
78 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
96 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
96 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
96 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
96 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
94 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.30
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Bojong Menteng

3 -51
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Rawalumbu
B Kelurahan Bojong Menteng
C Luas Kawasan (Ha) 395
D Jumlah Penduduk 43.600 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Banguna Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 05 Latitude 6°18'16.07"S Longitude 106°59'24.05"E
J Luasan Kumuh 4,6
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 77.22 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (208
2 Kepadatan Bangunan Unit/Ha)
64 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai,
Dinding Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 82.11% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
82.11%Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan
Air/Banjir
79 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
84 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk
Minum, Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan
Terlindungi Yang Layak)
96 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
97 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga /
Jamban Bersama (5 Kk/Jamban)
97 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai
Persyaratan Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang
Terhubung Dengan Septic-Tank)
97 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
92 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.31
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatiwaringin

3 -52
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Pondok Gede
B Kelurahan Jatiwaringin
C Luas Kawasan (Ha) 324
D Jumlah Penduduk 54491 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RW 15 Latitude 6°16'32.03"S Longitude 106°54'36.45"E
J Luasan Kumuh 1,99
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 96% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (108
2 Kepadatan Bangunan Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 97% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
99% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 96% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
94% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
99% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
96% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
98% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
95% Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
97% Bangunan Hunian Memiliki Imb
100% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 298 Jiwa/Ha
100% Mata Pencaharian Utama Rumah Tangga Adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/Jasa (Guru, Tenaga Kesehatan, Hotel, Dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 88% Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
53% Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Kesehatan Di
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas/Pustu
100% Rumah Tangga Dengan Anak Usia Wajib Belajar 9 Tahun
(Sd/Smp/Sederajat) Memperoleh Akses Pendidikan Dasar Di
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Dalam Kelurahan/Kecamatan Yang Sama
Sumber: RPKPP Kawasan IX A

Tabel 3.32
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatibening

3 -53
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


A Kecamatan Pondok Gede
B Kelurahan Jatibening
C Luas Kawasan (Ha) 252
D Jumlah Penduduk 50.894 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 04/RW02 Latitude 6°15'48.04"S Longitude 106°57'13.31"E
RT 03 /RW02 Latitude 6°15'52.54"S Longitude 106°57'28.15"E
RT 02 /RW02 Latitude 6°16'11.10"S Longitude 106°57'28.15"E
RT 01 /RW02 Latitude 6°16'00.38"S Longitude 106°57'18.31"E
I Koordinat RT 03,05 / 14 Latitude 6°15'08.6"S Longitude 106°56'46.5"E
J Luasan Kumuh 7,97
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 71% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (150 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 77% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
96% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding Sesuai
Persyaratan Teknis
73% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan Yang
Minimum Memadai
Aksesibilitas Lingkungan 61% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
4 Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
70% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
17% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
87% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
92% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban Bersama
(5 Kk/Jamban)
96% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah Dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Saluran Drainase Lingkungan
71% Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
2% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
67% Bangunan Hunian Memiliki Imb
60% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 156 Jiwa/Ha
77% Mata Pencaharian Utama Rumah Tangga Adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/Jasa (Guru, Tenaga Kesehatan, Hotel, Dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 53% Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
44% Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Kesehatan Di
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas/Pustu
77% Rumah Tangga Dengan Anak Usia Wajib Belajar 9 Tahun
(Sd/Smp/Sederajat) Memperoleh Akses Pendidikan Dasar Di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Kelurahan/Kecamatan Yang Sama
Sumber: RPKPP Kawasan IX A

Tabel 3.33
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatimakmur
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN

3 -54
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

A Kecamatan Pondok Gede


B Kelurahan Jatimakmur
C Luas Kawasan (Ha) 410
D Jumlah Penduduk 80.550 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 04/RW011 Latitude 6°16'54.98"S Longitude 106°55'53.56"E
I Koordinat RT 07 /RW011 Latitude 6°16'36.36"S Longitude 106°56'8.67"E
J Luasan Kumuh 3,4
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 89% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (65 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 87% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
98% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 92% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
91% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
91% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
70% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
97% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100 %Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
11% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
70% Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
Pengamanan Bahaya 0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
67% Bangunan Hunian Memiliki Imb
Legalitas pendirian 89% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 120 Jiwa/Ha
75% Mata Pencaharian Utama Rumah Tangga Adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/Jasa (Guru, Tenaga Kesehatan, Hotel, Dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 72% Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
Fasilitas Pelayanan 67% Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Kesehatan Di
5 Kesehatan Puskesmas/Pustu
82% Rumah Tangga Dengan Anak Usia Wajib Belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (Sd/Smp/Sederajat) Memperoleh Akses Pendidikan Dasar Di Dalam
6 Pendidikan Kelurahan/Kecamatan Yang Sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.34
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatibening Baru
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Pondok Gede

3 -55
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

B Kelurahan Jatibening Baru


C Luas Kawasan (Ha) 410
D Jumlah Penduduk 80.550 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 06/RW 03 Latitude 6°15'24.28"S Longitude 106°56'17.30"E
RT 06/RW 04 Latitude 6°15'44.53"S Longitude 106°55'58.17"E
I Koordinat RT 06/RW 08 Latitude 6°15'30.74"S Longitude 106°56'11.24"E
J Luasan Kumuh 4,73
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 88% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (59 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 90% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
91% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding Sesuai
Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 73% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan Yang
4 Minimum Memadai
67% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
71% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
77% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi, Dan
Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
99% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
98% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban Bersama (5
Kk/Jamban)
99% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah Dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Saluran Drainase Lingkungan
80% Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
60% Bangunan Hunian Memiliki Imb
90% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 155 Jiwa/Ha
59% Mata Pencaharian Utama Rumah Tangga Adalah Perdagangan/Jasa
3 Mata pencarian penduduk (Guru, Tenaga Kesehatan, Hotel, Dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 44% Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
74% Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Kesehatan Di
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas/Pustu
93% Rumah Tangga Dengan Anak Usia Wajib Belajar 9 Tahun
(Sd/Smp/Sederajat) Memperoleh Akses Pendidikan Dasar Di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Kelurahan/Kecamatan Yang Sama
Sumber: RPKPP
Tabel 3.35
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jaticempaka
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Pondok Gede

3 -56
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

B Kelurahan Jaticempaka
C Luas Kawasan (Ha) 300
D Jumlah Penduduk 72.694 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 9/RW 03 Latitude 6°15'48.64"S Longitude 106°55'16.70"E
J Luasan Kumuh 1.45
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 84% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (110 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 71% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
87% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 56% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
97% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
72% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
62% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
99% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
98% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
99% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-
Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
49 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
25% Bangunan Hunian Memiliki Imb
90% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 73 % Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.36
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatirahayu
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Pondok Melati
B Kelurahan Jatirahayu

3 -57
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

C Luas Kawasan (Ha) 314


D Jumlah Penduduk 63.278 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 02/RW 23 Latitude 6°17'57.40"S Longitude 106°56'15.49"E
RT 02/RW 11 Latitude 6°17'32.24"S Longitude 106°55'6.19"E
I Koordinat RT 01/RW 02 Latitude 6°17'04.0"S Longitude 106°54'51.4"E
J Luasan Kumuh 3,22
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 91 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (94 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 94% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
100 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 73 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
53 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
100% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
100% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
100% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
50 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
56% Bangunan Hunian Memiliki Imb
57% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 74 % Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.37
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jati Murni
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Pondok Melati
B Kelurahan Jati Murni

3 -58
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

C Luas Kawasan (Ha) 505


D Jumlah Penduduk 25.637 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 04/5,04/06 Latitude 6°19'35.37"S Longitude 106°55'27.90"E
J Luasan Kumuh 2,4
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.38
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jati Melati
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Pondok Melati
B Kelurahan Jati Melati

3 -59
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

C Luas Kawasan (Ha) 319


D Jumlah Penduduk 14.561 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 06/RW 05 Latitude 6°18'58.47"S Longitude 106°55'24.95"E
I Koordinat RT 01/RW 06 Latitude 6°18'59.6"S Longitude 106°55'43.7"E
J Luasan Kumuh 3,72
K Kategori Kumuh Kumuh Ringan
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
75 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.39
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatiasih
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatiasih
B Kelurahan Jatiasih

3 -60
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

C Luas Kawasan (Ha) 292


D Jumlah Penduduk 27.522 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 02/RW04 Latitude 6°17'33.755"S Longitude 106°57'44.65"E
J Luasan Kumuh 3 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 83% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan tinggi (277 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 86 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
55% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 50 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
60 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
70 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
26% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
15% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
73% % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
61% Bangunan Hunian Memiliki Imb
39% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 15 % Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.40
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatikramat
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatiasih
B Kelurahan Jatikramat

3 -61
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

C Luas Kawasan (Ha) 399


D Jumlah Penduduk 43.656 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 05/ RW 09 Latitude 6°17'8.097"S Longitude 106°57'3.99"E
J Luasan Kumuh 2,84 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 97% Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan Rendah (53 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 90% Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
97% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
92% Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
Yang Minimum Memadai
Aksesibilitas Lingkungan 89% Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
4 Kualitas Minimum Memadai
60% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
97% Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
89% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
90% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
0% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
91% Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
96% Bangunan Hunian Memiliki IMB
96% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 118 Jiwa/Ha
56% Mata Pencaharian Utama Rumah Tangga Adalah
3 Mata pencarian penduduk Industri/Pabrik
4 Penggunaan Daya Listrik 80% Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 900 Watt
65% Rumah Tangga Menggunakan Fasilitas Kesehatan Di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dokter/Poliklinik
60% Rumah Tangga Dengan Anak Usia Wajib Belajar 9 Tahun
(Sd/Smp/Sederajat) Memperoleh Akses Pendidikan Dasar Di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Kelurahan/Kecamatan Yang Sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.41
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatirangon
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatisampurna
B Kelurahan Jatirangon
C Luas Kawasan (Ha) 329,7

3 -62
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

D Jumlah Penduduk 23641 jiwa


F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 7/ RW 04 Latitude 6°19'59.05"S Longitude 106°55'48.63"E
J Luasan Kumuh 1.8 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 80 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
80 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 80 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
80 %Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
50 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
50 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
90% Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
90 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
80 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
80 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
80 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
75 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK

1 Legalitas pendirian bangunan


2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.42
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatiraden
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatisampurna
B Kelurahan Jatiraden
C Luas Kawasan (Ha) 328,6
D Jumlah Penduduk 15.772 jiwa

3 -63
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

F Luas Permukiman (ha)


G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 04/ RW 05 Latitude 6°21'33.54"S Longitude 106°55'5.71"E
RT 05/RW09 Latitude 6°21'31.11"S Longitude 106°55'8.72"E
I Koordinat RT 01/RW10 Latitude 6°21'37.24"SLongitude 106°55'8.10"E
J Luasan Kumuh 4,9 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 63 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (199 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 84,9 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
74,1 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 51,6 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
40,8 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
100 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
69,1 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
55,8 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
94 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
88,9 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
91,5 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
43 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
48,7 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
57, 1 % Bangunan Hunian Memiliki Imb
85,7 % Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 670 Unit Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.43
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatisampurna
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatisampurna
B Kelurahan Jatisampurna
C Luas Kawasan (Ha) 385,9
D Jumlah Penduduk 29.664 jiwa

3 -64
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

F Luas Permukiman (ha)


G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 01/RW 06 Latitude 6°22'36.72"S Longitude 106°55'42.22"E
RT 01/RW 07 Latitude 6°22'42.99"S Longitude 106°55'48.23"E
I Koordinat RT 02/RW 09 Latitude 6°22'39.0"S Longitude 106°55'11.5"E
J Luasan Kumuh 5,84 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 73,5 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan sedang (198 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 86,5 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
75% Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding Sesuai
Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 78,5 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Lingkungan
4 Yang Minimum Memadai
73,6 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman Memiliki
Kualitas Minimum Memadai
95% Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
84,5 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
22,6 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum, Mandi,
Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang Layak)
90,9% Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100% Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban Bersama
(5 Kk/Jamban)
100% Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan Teknis
(Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan Septic-Tank)
100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
99,8 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
74 % Bangunan Hunian Memiliki Imb
95 % Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 2.537 Unit Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.44
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatirangga
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatisampurna
B Kelurahan Jatirangga
C Luas Kawasan (Ha) 495,6
D Jumlah Penduduk 13.521 jiwa
F Luas Permukiman (ha)

3 -65
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

G Jumlah Bangunan Rumah (unit)


H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 01,2,3 /RW 09 Latitude 6°21'44.38"S Longitude
I Koordinat 106°56'18.86"E
J Luasan Kumuh 16 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 95, 1 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan rendah (79 Unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 95,5 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per Orang
98,5 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 85,8 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
75,8 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
100 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
60,2 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman Memiliki
5 Drainase Lingkungan Kualitas Minimum Memadai
87,3 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi Yang
Layak)
98,2 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi, Cuci
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Minimal 60liter/Org/Hari)
100 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
100 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
100 % Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Terpisah
7 Pengelolaan Air Limbah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
99,8 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan Permukiman
8 Pengelolaan Persampahan Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
21,6 % Bangunan Hunian Memiliki Imb
100% Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 11 Unit Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP

Tabel 3.45
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Jatikarya
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Jatisampurna
B Kelurahan Jatikarya
C Luas Kawasan (Ha) 414,3
D Jumlah Penduduk 12. 102 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)

3 -66
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 02/08 Latitude 6°23'34.37"S Longitude 106°54'30.06"E
I Koordinat RT 02/05 Latitude 6°22'58.77"S Longitude 106°54'40.88"E
J Luasan Kumuh 2,78 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 86,7 % Bangunan Hunian Memiliki Keteraturan
Kawasan Permukiman Memiliki Kepadatan tinggi (258
2 Kepadatan Bangunan Unit/Ha)
86,2 % Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai ≥7,2 M2 Per
3 Kelayakan Fisik Bangunan Orang
82,8 % Bangunan Hunian Memiliki Kondisi Atap, Lantai, Dinding
Sesuai Persyaratan Teknis
Aksesibilitas Lingkungan 63 % Kawasan Permukiman Terlayani Jaringan Jalan
4 Lingkungan Yang Minimum Memadai
52,7 % Kondisi Jaringan Jalan Pada Kawasan Permukiman
Memiliki Kualitas Minimum Memadai
68 % Kawasan Permukiman Tidak Terjadi Genangan Air/Banjir
61,7 % Kondisi Jaringan Drainase Di Lokasi Permukiman
5 Drainase Lingkungan Memiliki Kualitas Minimum Memadai
47,5 % Masyarakat Terlayani Sarana Air Minum Untuk Minum,
Mandi, Dan Cuci (Perpipaan Atau Non Perpipaan Terlindungi
Yang Layak)
42,4 % Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Air Minum, Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Cuci (Minimal 60liter/Org/Hari)
96,9 % Masyarakat Memiliki Akses Jamban Keluarga / Jamban
Bersama (5 Kk/Jamban)
96,9 % Jamban Keluarga/Jamban Bersama Sesuai Persyaratan
Teknis (Memiliki Kloset Leher Angsa Yang Terhubung Dengan
Septic-Tank)
100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah Terpisah Dengan Saluran Drainase Lingkungan
96 % Sampah Domestik Rumah Tangga Di Kawasan
8 Pengelolaan Persampahan Permukiman Terangkut Ke Tps/Tpa 2 Kali Seminggu
0% Kawasan Permukiman Memiliki Prasarana/Sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
77,2 % Bangunan Hunian Memiliki Imb
76,3 % Lahan Bangunan Hunian Memiliki Shm/Hgb/Surat
1 Legalitas pendirian bangunan Surat Perjanjian Lainnya
2 Kepadatan penduduk
3 Mata pencarian penduduk
4 Penggunaan Daya Listrik 704 Unit Rumah Tangga Menggunakan Daya Listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan
Sumber: RPKPP
Tabel 3.46
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Pedurenan
Profil Permasalahan Permukiman
A Kecamatan Mustikajaya
B Kelurahan Pedurenan
C Luas Kawasan (Ha) 678,4
D Jumlah Penduduk 66.272 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran

3 -67
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Profil Permasalahan Permukiman


RT 03/07 Latitude 6°18'58.10"S Longitude 107° 0'25.30"E
RT 01/05 Latitude 6°19'0.92"S Longitude 107° 0'25.30"E
I Koordinat RT 02/07 Latitude 6°18'53.98"S Longitude 107° 0'28.21"E
J Luasan Kumuh 11,25 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM Bkm Anggrek
M Status Keberdayaan BKM Mandiri
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 11% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (26 unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 5% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
13% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
8% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
11% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
0% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
5% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
60% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi
yang layak
3% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari
6 Pelayanan Air Minum/Baku (Mandi, Minum, Cuci)
2% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
3% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset
(Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
98% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
50% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
25% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
4% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 Legalitas pendirian bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 54 jiwa/ha
79% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 55% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
82% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas/Pustu
59% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.47
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Mustikajaya
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Mustikajaya
B Kelurahan Mustikajaya
C Luas Kawasan (Ha) 930,7
D Jumlah Penduduk 102.203 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran

3 -68
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

RT 04/RW 12 Latitude 6°18'56.94"S Longitude 107°


I Koordinat 1'48.19"E
J Luasan Kumuh 3.12 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM BKM Mustika Jaya
M Status Keberdayaan BKM Mandiri
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 13% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (73
2 Kepadatan Bangunan unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 0% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
2% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
tidak sesuai persyaratan teknis
26% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
25% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman
memiliki kualitas buruk
0% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
20% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman
5 Drainase Lingkungan memiliki kualitas buruk
19% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non
perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
11% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
7 Pengelolaan Air Limbah tercampur dengan Drainase Lingkungan
0% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan
permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali
8 Pengelolaan Persampahan seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
0% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
0% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat
1 Legalitas pendirian bangunan yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 136 jiwa/ha
94% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 69% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
82% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas/Pustu
60% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Dalam kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.48
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Cimuning
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Mustikajaya
B Kelurahan Cimuning
C Luas Kawasan (Ha) 500, 1
D Jumlah Penduduk 57.000 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran

3 -69
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


RT 01/RW 06 Latitude 6°18'47.51"S Longitude 107° 1'48.19"E
RT 03/ RW 06 Latitude 6°18'41.49"S Longitude 107° 1'54.76"E
RT 02/ RW 04 Latitude 6°18'54.37"S Longitude 107° 1'53.00"E
I Koordinat RT 02/ RW 01 Latitude 6°19'13.46"S Longitude 107° 1'40.20"E
J Luasan Kumuh 12,35 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM Bkm Mekar Jaya
M Status Keberdayaan BKM Mandiri
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 9% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (39 unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 3% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
6% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak sesuai
persyaratan teknis
4% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang
4 Aksesibilitas Lingkungan memadai
18% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas
buruk
0% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
7% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas
5 Drainase Lingkungan buruk
53% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air
Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
9% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Minum, Cuci)
9% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher
Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
91% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Drainase Lingkungan
32% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut
8 Pengelolaan Persampahan ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
8% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
2% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui
1 Legalitas pendirian bangunan pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 51 jiwa/ha
62% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru,
3 Mata pencarian penduduk tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 45% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 44% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu
63% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.49
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Mustikasari
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Mustikajaya
B Kelurahan Mustikasari
C Luas Kawasan (Ha) 512,8
D Jumlah Penduduk 51.616 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)

3 -70
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 02/RW 03 Latitude 6°17'46.44"S Longitude 107° 0'10.24"E
J Luasan Kumuh 2,68 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM BKM Mustikasari
M Status Keberdayaan BKM Mandiri
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 12% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (48 unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 5% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
6% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
tidak sesuai persyaratan teknis
8% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
18% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
23% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
13% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
27% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan
terlindungi yang layak
7% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
4% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
3% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
76% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
50% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan
8 Pengelolaan Persampahan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
95% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
19% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
2% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat
1 Legalitas pendirian bangunan yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 70 jiwa/ha
65% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 48% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
51% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
61% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Dalam kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 4.50
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Sumurbatu
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Bantargebang
B Kelurahan Sumur Batu
C Luas Kawasan (Ha) 570
D Jumlah Penduduk 17.002 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)

3 -71
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 01/01 Latitude 6°20'28.21" Longitude 106°59'57.46"
RT 02/01 Latitude 6°20'21.80"Longitude 107°00'00.62"
RT 03/01 Latitude 6°20'39.64"Longitude 107°00'11.72"
RT 03/03 Latitude 6°20'57.94"Longitude 107°00'06.23"
I Koordinat RT 04/03 Latitude 6°21'21.74"Longitude 107°00'09.30"
J Luasan Kumuh 40,24 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Berat
L Nama BKM
M Status Keberdayaan BKM
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan <60% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan sedang 91 unit/ha
3 Kelayakan Fisik Bangunan 40 % Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
< 25% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
tidak sesuai persyaratan teknis
< 30% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
<30 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<5 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
< 25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan
< 10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
< 10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
< 10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
< 25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 25% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
56% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
53% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 Legalitas pendirian bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 50 jiwa/ha
63% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 74% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
92% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
75% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.51
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Cikeutingudik
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Bantargebang
B Kelurahan Ciketing Udik
C Luas Kawasan (Ha) 340
D Jumlah Penduduk 33.218 jiwa
F Luas Permukiman (ha)

3 -72
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
RT 01/01 Latitude 6°20'56.35"S Longitude 106°58'34.13"E
RT 02/01 Latitude 6°20'51.22"S Longitude 106°58'34.95"E
RT 03/01 Latitude 6°20'58.78"S Longitude 106°58'41.72"E
RT 01/04Latitude 6°20'56.35" Longitude 106°58'34.13"
RT 02/04 Latitude 6°20'51.22" Longitude 106°58'34.95"
I Koordinat RT 03/04 Latitude 6°20'58.78" Longitude 106°58'41.72"
J Luasan Kumuh 25,39 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Berat
L Nama BKM
M Status Keberdayaan BKM
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan < 25% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi 118 unit/Ha
3 Kelayakan Fisik Bangunan < 50% Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
<10% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak sesuai
persyaratan teknis
<40% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang
4 Aksesibilitas Lingkungan memadai
< 50% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas
buruk
<10 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
5 Drainase Lingkungan <25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air
Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi,
6 Pelayanan Air Minum/Baku Minum, Cuci)
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses
Jamban/MCK Komunal
<10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher
Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
<25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan
7 Pengelolaan Air Limbah Drainase Lingkungan
< 30% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman terangkut ke
8 Pengelolaan Persampahan TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
82% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
76% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui
1 Legalitas pendirian bangunan pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 100 jiwa/ha
52% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa (guru,
3 Mata pencarian penduduk tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 43% Rumah tangga menggunakan daya listrik 1300 Watt
54% Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
57% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun (SD/SMP/Sederajat)
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP

Tabel 3.52
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Cikiwul
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Bantargebang
B Kelurahan Cikiwul
C Luas Kawasan (Ha) 410
D Jumlah Penduduk 43.507 jiwa

3 -73
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


F Luas Permukiman (ha)
G Jumlah Bangunan Rumah (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 03/03 Latitude 6°18'38.43"SLongitude 106°59'28.72"E
J Luasan Kumuh 2,5 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM
M Status Keberdayaan BKM
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan <30% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Tinggi 179 unit/ha
3 Kelayakan Fisik Bangunan 55 % Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
< 25% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
tidak sesuai persyaratan teknis
< 50% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan
4 Aksesibilitas Lingkungan lingkungan yang memadai
<40 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<5 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
< 25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani
jaringan Air Bersih/Baku perpipaan
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
< 5 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
< 20% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
< 25% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
< 25% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
55% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
45% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 Legalitas pendirian bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 50 jiwa/ha
63% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 74% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
90 % Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
65% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
(SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP Kawasan XII

Tabel 3.53
Profil Kondisi Kumuh di Kelurahan Bantargebang
PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN
A Kecamatan Bantargebang
B Kelurahan Bantargebang
C Luas Kawasan (Ha) 530

3 -74
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

PROFIL PERMASALAHAN PERMUKIMAN


D Jumlah Penduduk 32.430 jiwa
F Luas Permukiman (ha)
Jumlah Bangunan Rumah
G (unit)
H Tipologi/Karakteristik Dataran
I Koordinat RT 01/03 Latitude 6°19'58.35"S Longitude 106°59'31.07"E
J Luasan Kumuh 4,62 ha
K Kategori Kumuh Kumuh Sedang
L Nama BKM
M Status Keberdayaan BKM
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan <30% Bangunan hunian tidak memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan tinggi 110 unit/ha
3 Kelayakan Fisik Bangunan 60 % Bangunan hunian memiliki luas lantai <7,2 m2 per orang
< 10 % Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding tidak
sesuai persyaratan teknis
< 30% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan yang memadai
<25 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas buruk
<5 % Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir
< 25% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki
5 Drainase Lingkungan kualitas buruk
0% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan
Air Bersih/Baku perpipaan
<10 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
6 Pelayanan Air Minum/Baku 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
< 10 % Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
akses Jamban/MCK Komunal
< 10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki
kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik
< 30% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur
7 Pengelolaan Air Limbah dengan Drainase Lingkungan
40% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan
9 Kebakaran prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
47% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
55% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang
1 Legalitas pendirian bangunan diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk < 50 jiwa/ha
63% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah Perdagangan/jasa
3 Mata pencarian penduduk (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
4 Penggunaan Daya Listrik 84% Rumah tangga menggunakan daya listrik 900 Watt
85 % Rumah tangga menggunakan fasilitas kesehatan di Praktik
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dokter/poliklinik
66% Rumah tangga dengan anak usia wajib belajar 9 Tahun
Fasilitas Pelayanan (SD/SMP/Sederajat) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
6 Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama
Sumber: RPKPP Kawasan XII

Berdasarkan RP2KPKP, maka:


• Kumuh ringan sebanyak 10 lokasi (8%)
• Kumuh sedang sebanyak 83 lokasi (78 %)

3 -75
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

• Kumuh berat sebanyak 15 lokasi (14%)


Untuk lebih jelasnya mengenai hasil review jumlah lokasi berdasarkan capaian sampai
dengan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.54
Hasil Review jumlah Lokasi Kumuh Berdasarkan Capaian
Sampai Dengan Tahun 2019
Sisa kawasan
Kriteria Kawasan Sisa Kawasan
Kec Kelurahan Lokasi SK Kumuh kumuh/
Kumuh Kumuh 2019
kecamatan
RT001-RW006 Kumuh Ringan 3,11
RT002-RW006 Kumuh Ringan 2,60
RT004-RW006 Kumuh Ringan 2,19
Kaliabang Tengah
RT005-RW006 Kumuh Ringan 6,58
RT010-RW006 Kumuh Ringan 2,72
RT011-RW006 Kumuh Ringan 3,63
20,85
RT002-RW016 Kumuh Sedang 1,4
RT006-RW016 Kumuh Sedang 1,3
RT007-RW016 Kumuh Sedang 1,1
Harapan Jaya RT002-RW018 Kumuh Sedang 1,2
RT003-RW018 Kumuh Sedang 1,5
RT004-RW018 Kumuh Sedang 1,1
RT005-RW018 Kumuh Sedang 1,4
9
RT003-RW007 Kumuh Sedang 1,45
Perwira
RT004-RW007 Kumuh Sedang 1,12
Bekasi Utara 56,59
2,57
RT001-RW001 Kumuh Sedang 1,7
RT002-RW001 Kumuh Sedang 1,6
RT003-RW001 Kumuh Sedang 2,07
RT001-RW004 Kumuh Sedang 1,95
RT002-RW004 Kumuh Sedang 1,5
RT001-RW004 Kumuh Sedang 1,6
Teluk Pucung
RT008-RW004 Kumuh Sedang 2,3
RT003-RW002 Kumuh Sedang 2,49
RT002-RW003 Kumuh Sedang 2
RT004-RW023 Kumuh Sedang 1,02
RT005-RW023 Kumuh Sedang 1,25
RT007-RW023 Kumuh Sedang 1,4
20,88
RT002-RW008 Kumuh Sedang 1,83
Harapan Baru
RT003-RW008 Kumuh Sedang 1,46
3,29
Kota Baru RT004-RW001 Kumuh Sedang 1,83
1,83
Bintara RT007-RW004 Kumuh Ringan 1,5 4,53
Bekasi Barat
1,5
Jakasampurna RT008-RW011 Kumuh Berat 1,2
1,2
RT003-RW016 Kumuh Sedang 1,72
Duren Jaya
RT002-RW016 Kumuh Sedang 1,02
2,74
Bekasi Timur
RT004-RW012 Kumuh Sedang 2,18 23,67
Aren Jaya RT005-RW012 Kumuh Sedang 3,88
RT007-RW012 Kumuh Sedang 2
8,06

3 -76
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Sisa kawasan
Kriteria Kawasan Sisa Kawasan
Kec Kelurahan Lokasi SK Kumuh kumuh/
Kumuh Kumuh 2019
kecamatan
RT004-RW007 Kumuh Sedang 2,4
Bekasi Jaya RT005-RW007 Kumuh Sedang 2,37
RT006-RW007 Kumuh Sedang 2,1
6,87
RT002-RW009 Kumuh Sedang 3,1
Margahayu
RT005-RW009 Kumuh Sedang 2,9
6
RT004-RW001 Kumuh Sedang 5,73
Margajaya
RT005-RW001 Kumuh Sedang 1,12
6,85
Bekasi Selatan Pekayon RT006-RW002 Kumuh Sedang 2,06 12,36
2,06
Jakasetia RT 003-RW002 Kumuh Ringan 3,45
3,45
RT001-RW004 Kumuh Berat 3,19
Sepanjang-jaya RT004-RW004 Kumuh Berat 4
RT005-RW004 Kumuh Berat 4
11,19
Pengasinan RT002-RW027 Kumuh Sedang 3,12
Rawalumbu 21,86
3,12
Bojong Rawalumbu RT002-RW001 Kumuh Sedang 2,95
2,95
Bojong Menteng RT004-RW005 Kumuh Sedang 4,6
4,6
Jatiwaringin RT001-RW015 Kumuh Ringan 1,99
1,99
RT004-RW002 Kumuh Ringan 1,35
RT003-RW002 Kumuh Ringan 1,27
RT002-RW002 Kumuh Ringan 1,19
Jatibening
RT001-RW002 Kumuh Ringan 1,1
RT003-RW014 Kumuh Ringan 1,5
RT005-RW014 Kumuh Ringan 1,56
7,97
Pondok Gede 19,54
RT004-RW011 Kumuh Ringan 1,59
Jatimakmur
RT007-RW011 Kumuh Ringan 1,81
3,4
RT006-RW003 Kumuh Ringan 1,84
Jatibening Baru RT006-RW004 Kumuh Ringan 1,25
RT006-RW008 Kumuh Ringan 1,64
4,73
Jaticempaka RT009-RW003 Kumuh Sedang 1,45
1,45
RT002-RW023 Kumuh Sedang 1
Jatirahayu RT002-RW011 Kumuh Sedang 1,11
RT001-RW002 Kumuh Sedang 1,11
3,22
RT004-RW005 Kumuh Sedang 1,2
Pondok Melati Jatimurni 9,34
RT004-RW006 Kumuh Sedang 1,2
2,4
RT006-RW005 Kumuh Ringan 2,41
Jatimelati
RT001-RW006 Kumuh Ringan 1,31
3,72
Jatiasih RT002-RW004 Kumuh Sedang 3,00
3,00
Jatiasih 5,84
Jatikramat RT005-RW009 Kumuh Ringan 2,84
2,84

3 -77
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Sisa kawasan
Kriteria Kawasan Sisa Kawasan
Kec Kelurahan Lokasi SK Kumuh kumuh/
Kumuh Kumuh 2019
kecamatan
Jatiranggon RT007-RW004 Kumuh Sedang 1,8
1,8
RT004-RW005 Kumuh Sedang 1,62
Jatiraden RT005-RW009 Kumuh Sedang 1,47
RT001-RW010 Kumuh Sedang 1,81
4,9
RT001-RW006 Kumuh Sedang 2,2
Jatisampurna RT001-RW007 Kumuh Sedang 2,21
Jatisampurna 31,32
RT002-RW009 Kumuh Sedang 1,43
5,84
RT001-RW009 Kumuh Sedang 5,6
Jatirangga RT002-RW009 Kumuh Sedang 5,44
RT003-RW009 Kumuh Sedang 4,96
16
Jatikarya RT002-RW008 Kumuh Sedang 1,53
RT002-RW005 Kumuh Sedang 1,25
2,78
RT003-RW007 Kumuh Sedang 3,54
Padurenan RT001-RW005 Kumuh Sedang 3,61
RT002-RW007 Kumuh Sedang 4,1
11,25
Mustikajaya RT004-RW012 Kumuh Sedang 3,12
3,12
Mustikajaya RT001-RW006 Kumuh Sedang 2,65 29,4
RT003-RW006 Kumuh Sedang 4,1
Cimuning
RT002-RW004 Kumuh Sedang 3,88
RT002-RW001 Kumuh Sedang 1,72
12,35
Mustikasari RT002-RW003 Kumuh Sedang 2,68
2,68
RT001-RW001 Kumuh Berat 6
RT002-RW001 Kumuh Berat 10,78
Sumur Batu RT003-RW001 Kumuh Berat 9,86
RT003-RW003 Kumuh Berat 6,76
RT004-RW003 Kumuh Berat 6,84
40,24
RT001-RW001 Kumuh Berat 2,97
RT002-RW001 Kumuh Berat 3,1
Bantar Gebang
RT003-RW001 Kumuh Berat 5,49 72,75
Ciketing Udik
RT001-RW004 Kumuh Berat 3,64
RT002-RW004 Kumuh Berat 6,41
RT003-RW004 Kumuh Berat 3,78
25,39
Cikiwul RT001-RW003 Kumuh Sedang 4,62
4,62
Bantargebang RT003-RW003 Kumuh Sedang 2,5
2,5
287,2 287,2
Sumber : Rencana Kerja , APBD Tahun 20 17- 20 18 DISPERKIMTAM , Data Investasi Kegiatan Infrastruktur Skala Kelurahan Tahun 20 18
KOTAKU, RPKPKP, P3BK dan Hasil Analisis Tahun 2019

3 -78
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi, maka di dapat alternatif rencana


penanganan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh berbasis kawasan di Kota
Bekasi, yaitu :
1. Prioritas 1 Kelurahan Sumur Batu dengan luas 40,24 ha
2. Prioritas 2 Kelurahan Kaliabang Tengah dengan luas 20,853 ha
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.55
Penanganan Dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh
Sisa
Kriteria Kawasan Luas Sisa Kawasan kawasan
Kecamatan Kelurahan Lokasi SK Kumuh
Kumuh (Ha) Kumuh 2019 kumuh/
kecamatan
RT001-RW001 Kumuh Berat 6
RT002-RW001 Kumuh Berat 10,78
Bantargebang Sumur Batu RT003-RW001 Kumuh Berat 9,86 40,24 I
RT003-RW003 Kumuh Berat 6,76
RT004-RW003 Kumuh Berat 6,84
RT001-RW006 Kumuh Ringan 3,11
RT002-RW006 Kumuh Ringan 2,60
RT004-RW006 Kumuh Ringan 2,19
Bekasi Utara Kaliabang Tengah 20,85 II
RT005-RW006 Kumuh Ringan 6,58
RT010-RW006 Kumuh Ringan 2,72
RT011-RW006 Kumuh Ringan 3,63
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

3 -79
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

4.1 INDIKATOR DAN KRITERIA PEMUKIMAN KUMUH


4.1.1 Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Perkotaan

Dalam pasal 97, Undang-undang No. 1 Tahun 2011 ditegaskan bahwa pada tahap
pelaksanaannya peningkatan kualitas terhdap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh perlu di dahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh perkotaan.

Dalam hal penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh, pemerintah
kota wajib memenuhi persyaratan yang telah tercantum dalam pasal 58 ayat (1)
sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruan
wilayah propinsi dan rencana tata ruang wilayah kota
2. Kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan
3. Kondisi dan kualitas prasarana, sarana dan utilitas umum yang memenui
persyaratan dan tidak membahayakan penghuni
4. Tingkat keteraturn dan kepadatan bangunan

4 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
5. Kualitas bangunan
6. Kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat

Persyaratan dalam penetapan lokasi di atas memberikan landasan yang wajib di


patuhi, bahwa lokasi perumahan dan permukiman kumuh sebaiknya, meliputi :

1. Memeperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi serta RTRW kota yang berati
sesuai dengan arahan lokasi permukiman yang telah di tetapkan dalam RTRW
terkait.
2. Sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah di tetakan dalam
rencana detail tata ruang, maupun menurut peraturan menteri PU No. 6/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
3. Memiliki prasarana dan darana dasar serta utilitas umum yang baik kondisi dan
kualitasnya atau minimal memenuhi Permen PU No. 14/2010 tentang standar
pelayanan minimum (SPM) bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
4. Memenuhi kesesuaian koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai
bangunan (KLB) dengan persyaratan yang ditetapkan oleh setiap daerah, atau
berpedoman pada SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungn
perumahan di perkotaan.
5. Memenuhi kualitas bangunan yang baik sesuai dengan SNI yang terkait.
6. Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyaraka yang dapat
berkesinambungan.

Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib di dahului proses
pendatan yang di lakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat. Proses pendataan meliputi proses :

Gambar 4.1
Skema Penetapan Lokasi

4 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
4.1.2 Aspek Penilaian Kawasan Kumuh
Penilaian lokasi kawasan kumuh di lakukan Penilaian terhadapaspek, kriteria dan
parameter kekumuhan. Adapun aspek kriteria dan parameter penilaian meliputi:
A. Aspek Kondisi Kekumuhan
Identifikasi permasalahan kekumuhan merupakan tahap identifikasi untuk
menentukan permasalahan kekumuhan pada obyek kajian yang difokuskan pada
aspek kualitas fisik bangunan dan infrastruktur keciptakaryaan pada suatu
lokasi.Identifikasi permasalahan kekumuhan dilakukan berdasarkan
pertimbangan pengertian perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
persyaratan teknis sesuai ketentuan yang berlaku, serta standar pelayanan
minimal yang dipersyaratkan secara nasional. Atas dasar itu, maka identifikasi
permasalahan kekumuhan dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut:
1. Kondisi bangunan dengan kriteria sebagai berikut :

a. Sebagian besar bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan bangunan,


dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk tapak maupun bangunan;
b. Lokasi memiliki kepadatan bangunan yang tinggi, yaitu tingginya jumlah
bangunan per hektar sesuai klasifikasi kota yang bersangkutan;
c. Sebagian besar bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis,
khususnya persyaratan teknis untuk hunian sederhana (sistem struktur,
pengamanan petir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan bahan
bangunan).

2. Kondisi jalan lingkungan dengan kriteria sebagai berikut :


a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan tidak memadai terhadap luas area,
artinya sebagian besar lokasi belum terlayani jalan lingkungan; serta
b. Sebagian besar kualitas jalan lingkungan yang ada kondisinya buruk, artinya
kerataan permukaan jalan yang tidak memadai bagi kendaraan untuk dapat
dilalui oleh kendaraan dengan cepat, aman dan nyaman, termasuk akses
bagi mobil ambulans.

3. Kondisi Drainase lingkungan dengan kriteria sebagai berikut :


a. Sebagian besar jaringan drainase pada lokasi yang ada tidak mampu
mengatasi genangan minimal, yaitu genangan dengan tinggi lebih dari 30 cm
selama 2 jam dan tidak lebih dari 2 kali setahun;
b. Cakupan pelayanan jaringan drainase yang ada tidak memadai terhadap
luas area, artinya sebagian besar lokasi belum terlayani jaringan drainase.

4. Kondisi penyediaan air minum dengan kriteria sebagai berikut :


a. Sebagian besar luas area memiliki sistem penyediaan air minum yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, baik jaringan perpipaan yang terdiri dari unit
air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan
maupun jaringan bukan perpipaan yang terdiri dari sumur dangkal, sumur

4 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
pompa tangan, bak penampung air hujan, terminal air, mobil tanki air,
instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air; serta
b. Cakupan pelayanan penyediaan air minum yang ada tidak memadai
terhadap populasi, artinya sebagian besar populasi belum terpenuhi akses
air minum yang aman sebesar 60 liter/orang/hari.

5. Kondisi pengelolaan air limbah dengan kriteria sebagai berikut :


a. Sebagian besar luas area memiliki sistem pengelolaan air limbah yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, baik sistem pengelolaan air limbah setempat
secara individual atau komunal, maupun sistem pengelolaan air limbah
terpusat; serta
b. Cakupan pelayanan pengolahan air limbah yang ada tidak memadai
terhadap populasi, artinya sistem pengolahan air limbah yang ada belum
mampu menampung timbulan limbah sebesar 5-40 liter/orang/hari.

6. Kondisi pengelolaan persampahan dengan kriteria sebagai berikut:


a. Sebagian besar luas area memiliki sistem pengelolaan persampahan yang
tidak memenuhi persyaratan teknis, baik dalam hal pewadahan, pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan; serta
b. Cakupan pelayanan pengelolaan persampahan yang ada tidak memadai
terhadap populasi, artinya sistem pengelolaan persampahan yangada belum
mampu menampung timbulan sampah sebesar 0,3 kg/orang/hari.

7. Kondisi pengamanan kebakaran, dengan kriteria sebagai berikut :


a. Sebagian besar luas area memiliki pasokan air untuk pemadaman yang tidak
memadai, baik dari sumber alam (kolam air, danau, sungai, sumur dalam)
maupun buatan (tanki air, kolam renang, reservoir air, mobil tanki air dan
hidran); serta
b. Sebagian besar luas area memiliki jalan lingkungan yang tidak memadai
untuk mobil pemadam kebakaran, yaitu jalan lingkungan dengan lebar jalan
minimum 3,5 meter dan bebas dari hambatan apapun.

B. Aspek Pertimbangan Lain (Non Fisik)


Identifikasi pertimbangan lain (non fisik) merupakan tahap identifikasi untuk
menentukan skala prioritas penanganan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh yang teridentifikasi dengan sudut pandang lain yang mempengaruhi
efektifitas/keberhasilan program penanganan. Identifikasi pertimbangan lain
dilakukan oleh pemerintah daerah berdasarkan pertimbangan non fisik yang
relevan. Identifikasi pertimbangan lain dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa indikator sebagai berikut:

1. Nilai strategis lokasi, dengan kriteria sebagai berikut:

4 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Nilai strategis lokasi merupakan pertimbangan letak lokasi perumahan atau
permukiman pada :
• Fungsi strategis kota
• Bukan fungsi strtegis kota
Lokasi terletak pada fungsi strategis kawasan/wilayah, konstelasi
kawasan/wilayah, seperti fungsi pemerintahan, industri, perdagangan dan
jasa, dan fungsi lainnya.

2. Kepadatan penduduk, dengan kriteria sebagai berikut:


Pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi perumahan dan permukiman
dengan klasifikasi :
• Rendah yaitu kepadatan penduduk di bawah 150 jiwa/ha
• Sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/ha
• Tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/ha
• Sangat tinggi kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha
Lokasi memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, artinya jumlah penduduk
per hektar pada lokasi relatif tinggi sesuai klasifikasi kota yang bersangkutan.

3. Potensi sosial ekonomi, dengan kriteria sebagai berikut:


Kondisi sosial, ekonomi dan budaya merupakan petimbangan potensi yang
dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa :
• Potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung
pembangunan
• Potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat
strategis bagi masyarakat setempat
• Potensi budaya yaitu adamya kegiatan warisan budaya tertentu yang
dimilki masyarakat setempat.
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi tinggi yang potensial dikembangkan,
artinya pada lokasi terdapat potensi kegiatan ekonomi seperti budidaya
industri, perdagangan maupun jasa, maupun potensi kegiatan sosial budaya
seperti kesenian, kerajinan dan lain sebagainya.

4. Dukungan masyarakat, dengan kriteria sebagai berikut :


Dukungan masyarakat terhadap proses penanganan kekumuhan tinggi, artinya
masyarakat mendukung program penanganan bahkan berperan aktif sehingga
tercipta situasi yang kondusif dalam pelaksanaan fisik.

5. Komitmen pemerintah daerah, dengan kriteria sebagai berikut :


Pemerintah daerah memiliki komitmen tinggi dalam penanganan lokasi,
dimana komitmen pemerintah daerah terhadap lokasi dalam hal ini dinilai dari
alokasi anggaran, program regulasi, kebijakan maupun kelembagaan.

C. Aspek Legalitas Lahan

4 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan
permasalahan legalitas lahan pada obyek kajian setiap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh yang difokuskan pada status lahan, kesesuaian dengan
rencana tata ruang dan persyaratan administrasi bangunan. Identifikasi legalitas
lahan dilakukan dengan menggunakan indicator sebagai berikut:

1. Aspek status lahan, dengan beberapa kriteria sebagai berikut :

a. Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal


kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah (status
tanah legal);
b. Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status tanah, baik
merupakan milik orang lain, milik negara dan milik masyarakat adat tanpa
izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah maupun tanah sengketa (status
tanah ilegal).

Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan


status legalitas lahan pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh sebagai dasar yang menentukan bentuk penanganan. Idenifikasi
legalitas lahan meliputi aspek
a. Kepemilikan sendiri dengan buki dokumen serifika hak atas tanah atau
bentuk dokumen keterangan status tanah lainnya yang sah atau;
b. Kepemilikan pihak lain (termasuk milik adat/ulayat) dengan bukti izin
pemanfaatan tanah dari pemagang hak atas tanah atau pemilik tanah dalam
bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik
tanah dengan penggunan tanah.

2. Aspek kesesuaian rencana tata ruang (RTR), dengan beberapa kriteria


sebagai berikut:

a. Keseluruhan lokasi berada pada zona perumahan dan permukiman sesuai


RTR (sesuai);
b. Sebagian atau keseluruhan lokasi berada tidak pada zona perumahan dan
permukiman sesuai RTR (tidak sesuai).

3. Aspek persyaratan administrasi bangunan, dengan beberapa kriteria


sebagai berikut:

a. Keseluruhan bangunan pada lokasi telah memiliki izin mendirikan


bangunan (1MB);
b. Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi tidak memiliki izin
mendirikan bangunan (1MB).

Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi yang telah
dilakukan terhadap aspek tersebut :
1. kondisi Kekumuhan

4 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
penilaian lokasi berdasarkan apek permasalahan kekumuhan terdiri atas
klasifikasi :
a. kumuh kategori ringan
b. kumuh kategori sedang
c. kumuh kategori berat
2. Legalitas lahan

Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi :


a. Status lahan legal
b. Status lahan tidak legal
3. Pertimbangan lain:

Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas :


a. Pertimbangan lain kategori rendah
b. Pertimbangan lain kategori sedang
c. Perimbangan lain kategori tinggi

4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENILAIAN KONDISI KEKUMUHAN


4.2.1 Identifikasi Kawasan Kumuh Kelurahan Sumur Batu

Secara administrasi kawasan perencanaan untuk pekerjaan RP2KPKP yaitu Kelurahan


Sumurbatu. Identifikasi terhadap kondisi kekumuhan di Kelurahan Sumurbatu akan di
dasarkan pada 7 indikator dan parameter kondisi kekumuhan yang meliputi
identifikasi terhadap potensi dan permasalahan:
1) Kondisi Bangunan/ Tata Masa Bangunan
2) Kondisi jaringan Jalan
3) Kondisi saluran darinase
4) Kondisi jaringan air minum
5) Kondisi jaringan air limbah
6) Kondisi jaringan persampahan
7) Kondisi proteksi kebakaran

Berdasarkan hasil identifikasi lapangan secara umum teridentifikasi karakteristik


kondisi kekumuhan di Kelurahan Sumurbatu dikatagorikan memiliki kondisi
kekumuhan berat,.

Karakteristik kondisi kekumuhan yang terdapat di Kelurahan Sumubatu merupakan


kondisi kekumuhan yang disebabkan adanya bangunan-bangunan liar yang dijadikan
sebagai tempat pemilahan dan pencucian sampah yang tersebar pada lahan-lahan
kosong yang berada di sekitar TPA juga tersebar berbaur di kawasan permukiman
penduduk. Lebih jelasnya mengenai kondisi kekumuhan di Kelurahan Sumurbatu
dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini.

4 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 4.2
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan di Kelurahan Sumur Batu (RW 01 dan RW 03)

4 -8
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.3
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Kondisi Bangunan/ Tata Masa Bangunan)

4 -9
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.4
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Jaringan Jalan)

4 -10
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.5
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Jaringan Drainase)

4 -11
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.6
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Jaringan Air Bersih)

4 -12
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.7
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Jaringan Air Limbah)

4 -13
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.8
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Sumur Batu (Potensi Ruang Terbuka Hijau/Pemakaman)

4 -14
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 4.1
Potensi, Permasalahan dan Penanganan Kawasan Kumuh Kelurahan Sumurbatu (RW 01 dan RW 03)
Potensi Permasalahan Utama Alternatif Usulan Penanganan
• Tingkat kepadatan bangunan relatif masih • Adanya kawasan kumuh squatter • Perbaikan lingkungan/peremajaan
rendah • Ketidakteraturan bangunan • Perbaikan rumah rutilahu
• Masih besarnya potensi lahan untuk • Kebutuhan air bersih untuk minum • Penyediaan sumber air bersih PDAM atau sumur
pengembangan • Kondisi sanitasi yang buruk Artesis
• Sebagian jalan sudah memiliki perkerasan aspal • Drainase yang ada tidak berfungsi karena • Pembangunan IPAL Komunal
dan beton tersumbat sampah dan terputus • Perbaikan MCK ++
• Sebagian saluran drainase sudah terbangun • Kurangnya kesadaran masyarakat akan pola • Perbaikan IPAL Komunal
secara permanen hidup sehat dan bersih (PHSB) • Peningkatan kualitas jaringan jalan
• Sudah ada beberapa sumur arteis sebagai • Belum Tersedianya Sistem Proteksi • Peningkatan dan pembangunan saluran drainase
sumber air bersih Kebakaran • Sosialisasi/penyuluhan pola penanganan kawasan
• Sudah adanya membangunan MCK ++ • Masih adanya Rumah tidak layak huni kumuh kepada masyarakat.
• Adanya lahan pemakaman yang dapat di jadikan • Kondisi pos ronda yang perlu peningkatan • Sosialisasi /penyuluhan perlunya pola hidup sehat
RTH • Tidak ada nya pengelolaan MCK +++ yang dan bersih
sudah ada sehingga mengakibarkan MCK • Pengembangan sistem dan sarana prasarana proteksi
yang ada rusak dan tidak terpelihara kebakaran
• Sosialisasi/penyuluhan cara pengelolaan sampah
dengan konsep 3R
• Pengembangan RTH
Sumber : Survey lapangan tahun 2019

4 -15
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

4.2.2 Identifikasi Kawasan Kumuh Kelurahan Kaliabang Tengah


Secara administrasi kawasan perencanaan untuk pekerjaan RP2KPKP yaitu Kelurahan
Kaliabang Tengah. Identifikasi terhadap kondisi kekumuhan di Kelurahan Kaliabang
Tengah akan di dasarkan pada 7 indikator dan parameter kondisi kekumuhan yang
meliputi identifikasi terhadap potensi dan permasalahan:
1. Kondisi Bangunan/ Tata Masa Bangunan
2. Kondisi jaringan Jalan
3. Kondisi saluran darinase
4. Kondisi jaringan air minum
5. Kondisi jaringan air limbah
6. Kondisi jaringan persampahan
7. Kondisi proteksi kebakaran
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan secara umum teridentifikasi karakteristik
kondisi kekumuhan di Kelurahan Kaliabang Tengah dikatagorikan memiliki kondisi
kekumuhan ringan. Lebih jelasnya mengenai kondisi kekumuhan di Kelurahan
Kaliabang Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

4.2.3 Penilaian Kawasan Kumuh


Penilaian lokasi kawasan kumuh di lakukan dengan menilai terhadap aspek, kriteria
dan parameter kekumuhan yang meliputi:
a. Kondisi Kekumuhan
Penilaian kondisi kekumuhan yang di nilai meliputi penilaian terhadap kondisi
bangunan, kondisi jalan lingkungan, kondisi drainase lingkungan, kondisi
penyediaan air minum, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan
persampahan, kondisi proteksi kebakaran
b. Aspek Pertimbangan Lain (Non Fisik) meliputi nilai strategis lokasi,kepadatan
penduduk dan potensi sosial ekonomi, dukungan masyarakat dan komitmen
pemerintah daerah,
c. Aspek Legalitas Lahan Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi
untuk menentukan permasalahan legalitas lahan pada obyek kajian setiap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang difokuskan pada status lahan,
kesesuaian dengan rencana tata ruang dan persyaratan administrasi bangunan.
Identifikasi legalitas lahan dilakukan dengan menggunakan indikator aspek status
lahan, aspek kesesuaian rencana tata ruang (RTR), Aspek persyaratan administrasi
bangunan.
Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan kondisi kekumuhan serta hasil
penilaian terhadap indikator dan parameter 7 indikator kekumuhan di setiap RW
teridentifikasi bahwa kondisi kekumuhan setiap RW di Kelurahan Sumurbatu dan
Kelurahan Kalibang Tengah di katagorikan kedalam kondisi kumuh berat dan kondisi
kumuh ringan. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada tabel di bawah ini.
Berdasarkan hasil penilaian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. RW 01 dan RW 03 Kelurahan Sumur Batu termasuk kedalam prioritas 1 yaitu
klasifikasi A1 (lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status
lahan legal)
2. RW 06 Kelurahan Kaliabang Tengah termasuk kedalam prioritas 2 yaitu termasuk
kedalam klasifikasi C3 (lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang,
dan status lahan legal).

4 -16
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 4.9
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan di Kelurahan Kaliabang Tengah (RW 06)

4 -17
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.10
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Bangunan/ Tata Masa Bangunan)

4 -18
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.11
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Jaringan Jalan)

4 -19
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.12
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Jaringan Drainase )

4 -20
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.13
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Jaringan Air Limbah)

4 -21
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.14
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Jaringan Air Bersih)

4 -22
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4.15
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Persampahan)

4 -23
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)
Gambar 4. 16
Profil Kumuh Hasil Survey, Pengolahan Data Kumuh dan Verifikasi Lapangan
di Kelurahan Kaliabang Tengah (Potensi RTH)

4 -24
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 4.2
Potensi, Permasalahan dan Penanganan Kawasan Kumuh Kelurahan Kaliabang Tengah (RW 06)
Permasalahan Akibat Masalah Potensi Arahan Pengembangan
 Terdapat permukiman padat penduduk Timbul kesan  Lahan kosong bisa digunakan untuk  Perbaikan prasarana
 Untuk pembuangan air limbah sebagian rumah lingkungan ruang publik sebagai tempat terutama saluran drinase
masih menggunakan sungai sebagai pembuangan permukiman bersosialisasi dan tempat bermain  Pembuatan Ruang Terbuka
air limbah rumah tangga kumuh anak-anak Hijau/Ruang publik lainnya
 Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat ada  Terdapat lahan kosong yang dapat di
yang menggunakan air tanah hanya untuk gunakan sebagai TPS
kebutuhan MCK.
 Belum terintegrasinya sistem drainase di RW 06
sehingga mengakibatkan banjir /genangan pada
musim penghujan
 Terdapat MCK + di RW 06 tetapi belum optimal
dalam hal pemeliharaan, sehingga MCK rusak
Sumber : Survey lapangan tahun 2019

4 -25
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 4.3
Penilaian Kondisi Kekumuhan Setiap RW Kawasan Prioritas
Kelurahan Sumur Kelurahan
No Aspek Kriteria Parametar Niai Batu Kaliabang
RW 01 RW 03 RW 06
A Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
76 %-100% bangunan ada lokasi tidak memiliki keteraturan 5 5 5
Ketidakteraturan bangunan 51%-75% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 3 3
25%-50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan 1
Kondisi 76 %-100% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan 5
1 bangunan Tingkat kepadatan bangunan 51%-75% bangunan memiliki kepadaan idak sesuai ketentuan 3 3 3 3
gedung 25%-50% bangunan memiliki kepadaan tidak sesuai ketentuan 1
76 %-100% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis 5 5
Ketidaksesuaian dengan
51%-75% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis 3 3 3
persyaraan teknis bangunan
25%-50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis 1
76 %-100% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 5 5 5
Cakupan pelayanan jalan
51%-75% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 3
lingkungan
Kondisi jalan 25%-50% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 1 1
2
lingkungan 76 %-100% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 5 5 5
Kualitas permukaan jalan
51%-75% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 3
lingkungan
25%-50% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 1 1
76 %-100% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 5 5 5
Ketersediaan akses aman air
51%-75% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 3 3
Kondisi minum
25%-50% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 1
3 penyediaan air
76 %-100% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 5 5 5
minum Tidak terpenuhinya kebutuhan
51%-75% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 3 3
air minum
25%-50% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 1
76 %-100% area terjadi genangan > 30 cm, > 2jam, dan > 2x setahun 5 5
Ketidakmampuan mengalirkan
51%-75% area terjadi genangan > 30 cm, > 2jam, dan > 2x setahun 3 3 3
limpasan air
25%-50% area terjadi genangan > 30 cm, > 2jam, dan > 2x setahun 1
76 %-100% area tidak tersedia drainase lingkungan 5 5 5 5
Ketidaktersediaan drainase 51%-75% area tidak tersedia drainase lingkungan 3
Kondisi
25%-50% area tidak tersedia drainase lingkungan 1
4 drainase
76 %-100% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki atasnya 5 5
lingkungan Ketidak terhubungan dengan
51%-75% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki atasnya 3 3 3
sistem drainase perkotaan
25%-50% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki atasnya 1
76 %-100% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 5 5 5 5
Tidak terpeliharanya drainase 51%-75% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 3
25%-50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 1

4 -26
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kelurahan Sumur Kelurahan


No Aspek Kriteria Parametar Niai Batu Kaliabang
RW 01 RW 03 RW 06
76 %-100% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk 5 5 5 5
Kualitas konstruki drainase 51%-75% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk 3
25%-50% area memiliki kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk 1
76 %-100% area memiiki sisem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 5
Sistem pengelolaan air limbah
51%-75% area memiiki sisem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 3 3 3 3
tidak sesuai standar teknis
Kondisi 25%-50 area memiiki sisem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 1
5 pengelolaan air Prasarana dan sarana 76 %-100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 5 5 5
limbah pengelolaan air limbah tidak 51%-75% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 3 3
sesuai dengan persyaratan
25%-50 area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 1
teknis
76 %-100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
5 5 5
persyaratan teknis
Prasarana dan sarana
51%-75% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
persampahan tidak sesuai 3 3
persyaratan teknis
dengan persyaratan teknis
25%-50 area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
Kondisi 1
persyaratan teknis
6 pengelolaan
Sistem pengelolaan 76 %-100% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar 5 5
persampahan
persampahan yang tidak sesuai 51%-75% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar 3 3 3
standar teknis 25%-50 area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar 1
Tidak terpeliharanya sarana dan 76 %-100% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 5 5 5
prasarana pengelolaan 51%-75% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 3 3
persampahaan 25%-50 area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 1
76 %-100% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 5 5 5 5
Ketersediaan prasarana
51%-75% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 3
Kondisi proteksi kebakaran
25%-50 area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 1
7 proteksi
76 %-100% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 5 5 5 5
kebakaran Ketidaksediaan sarana proteksi
51%-75% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 3
kebakaran
25%-50 area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 1
Sub Total 87 83 67
B Identifikasi Pertimbangan Lain
Lokasi terletak pada fungsi strategis kota 5 5 5
Nilai strategis lokasi
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kota 1 1
Pertimbangan Untuk metropolitasn kota besar :
8
lain • Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar > 400 jiwa/ha
kependudukan 5
Untuk kota sedang dan kota kecil :
• Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar > 200 jiwa/ha

4 -27
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Kelurahan Sumur Kelurahan


No Aspek Kriteria Parametar Niai Batu Kaliabang
RW 01 RW 03 RW 06
• Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar 151-200 jiwa/ha 3 3
• Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar < 151 jiwa/ha 1 1 1
Kondisi sosial, ekonomi dan Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau
5 5 5
budaya dipelihara
Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau
1 1
dipelihara
Sub Total 11 11 5
C Identifikasi Legalitas Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau
(+) (+) (+) (+)
Kejelasan status penguasaan milik pihak lain
lahan Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status penguasaan lahan,
(-)
9 Legalitas lahan baik milik sendiri atau milik pihak lain.
Keselurahan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR (+) (+) (+) (+)
Kesesuaian RTR Sebagai atau keseluruhan lokai berada bukan pada peruntukan
(-)
perumahan/permukiman sesuai RTR
Klasifikasi Kumuh A.1 A.1 C.3
Prioritas 1 1 3
Sumber : Hasil Analisis

4 -28
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Bab 5
Konsep Dan Strategi
Pencegahan Dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh

5.1 KONSEP PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH


SKALA KOTA
Konsep penanganan kawasan permukiman perkotaan di Kota Bekasi
merupakan rencana konseptual penataan kawasan permukiman kumuh untuk
mencapai 0% bebas kumuh ditahun 2019 serta keberlanjutan penanganan pada
tahun-tahun berikutnya. Lebih lanjut, Konsep penanganan kawasan ini akan
dikembangkan menjadi konsep dan strategi yang memuat visi, misi, dan tujuan
penanganan kawasan permukiman kumuh, tahapan penanganan kawasan
secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta identifikasi
kebutuhan penanganan kawasan kumuh perkotaan yang akan dilakukan.
Dokumen RTRW Kota Bekasi Tahun 2011-2031, SPIPP dan RP3KP Kota Bekasi akan
dijadikan acuan dasar dan bahan perimbangan dalam perumusan konsep dan
strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
Secara umum konsep penanganan kawasan kumuh skala kota terdiri dari 2 (dua)
pola penanganan kawasan, yaitu sebagai berikut :

5 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1. Pencegahan melalui pengawasan dan pengendalian (kesesuaian terhadap


perizinan, standar teknis dan pemerikasaan sesuai dengan peaturan perundangan
2. Peningkatan Kualitas melalui:
a. Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
b. Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat
tinggal bagi masyarakat
c. Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/
tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta
menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia (co: penyediaan
Rusunawa).
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep dan peningkatan kualitas lingkungan kumuh
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.1
Konsep Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Kumuh

5 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.2
Skema UmumPerumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh (berdarkan UU N0 1 Tahun 2011 dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016)

5.1.1 Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Kota Bekasi

Konsep dan strategi penanganan kawasan permukiman kumuh Kota Bekasi


dirumuskan dengan melihat arah kebijakan pembangunan dan penataan ruang Kota
Bekasi terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh, kondisi eksisting
kawasan permukiman kumuh, isu strategis kawasan permukiman kumuh, dan
kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh. Konsep dan strategi
penanganan kawasan permukiman kumuh di Kota Bekasi adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas lingkungan kumuh

Berdasarkan kondisi eksisting kawasan permukiman kumuh, isu strategis


kawasan permukiman kumuh, dan kebutuhan penanganan kawasan permukiman
kumuh Kota Bekasi maka salah konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas yang
dapat di lakukan di Kota Bekasi meliputi:
a. Penanganan kumuh legal dengan kategori kumuh berat dan kumuh sedang
akan dilakukan dengan bentuk penanganan peremajaan. Penanganan
peremajaan yaitu dengan cara pembangunan kembali perumahan dan
permukiman melalui penataan secara menyeluruh meliputi rumah dan
prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman.
Peremajaan dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya dengan melibatkan peran masyarakat dan diterapkan
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang berdiri di atas
lahan yang dalam RTRW diperuntukkan bagi permukiman. Beberapa strategi

5 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

peremajaan meliputi:
 Penyiapan lahan
 peningkatan kapasitan bangunan hunian
 peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
 peningkatan kapasitas proteksi kebakaran dan kapasitas penanggulangan
banjir

b. Penanganan kumuh legal dengan kategori ringan akan dilakukan bentuk


penanganan pemugaran. Pemugaran perumahan kumuh dan permukiman
kumuh diterapkan berdasarkan tingkat perbaikan dan/atau pembangunan
kembali yang dibutuhkan. Kebutuhan perbaikan dan/atau pembangunan
kembali perumahan kumuh dan permukiman kumuh ditetapkan oleh
pemerintah daerah bersama-sama masyarakat. Beberapa strategi pemugaran
meliputI:
 penyiapan lahan
 rehabilitasi dan perbaikan bangunan hunian
 rehabilitasi dan perbaikan infrastruktur permukiman
 rehabilitasi dan perbaikan proteksi kebakaran dan sarana penanggulangan
banjir

c. Penanganan kumuh illegal pada kategori kumuh berat, sedang, maupun


ringan akan dilakukan dengan bentuk penanganan pemukiman kembali.
Pemukiman kembali dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah,
perumahan, dan permukiman yang lebih baik guna melindungi
keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat. Beberapa strategi
permukiman kembali meliputI:
 penyiapan lahan
 pembangunan dan penyediaan kembali bangunan hunian
 pembangunan dan penyediaan kembali permukiman
 pembangunan dan penyediaan kembali proteksi kebakaran dan sarana
penaggulanagan banjir

2. Pencegahan
Terkait dengan pencegahan terhadap kawasan permukiman yang berpotensi
kumuh dilakukan dengan pengawasan dan pengendalian oleh pemerintah
kota dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga lingkungan permukiman
dari kerusakan yang menyebabkan kumuh. Beberapa strategi pencegahan
meliputi:
a. penegakan kesesuaian perijinan
b. Action plan program pencegahan (sosialisasi, Publik Campaign,
Penyuluhan)
c. Pemeriksaan secara berkala kelaikan fungsi bangunan
d. pendampingan dan pelayanan informasi
Lebih jelasnya mengenai konsep pencegahan dan peningkatan kualisa lingkungan
kumuh Kota Bekasi dapat di lihat pada Tabel dan Gambar di bawah ini.

5 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 5.1
Konsep dan Strategi Pecegahan Dan Peningkatan Kualitas Kumuh Kota Bekasi
No Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Konsep penanganan Strategi Penanganan
Kota/Perkotaan
1 Masih adanya kawasan kumuh di Kota Penataan dan Peningkatan kualitas 1: Pencegahan:
Bekasi yang belum tertangani yaitu peningkatan kualialitas permukiman melalui  penegakan kesesuaian perijinan
sebesar 280,65 ha dengan 107 titik lingkungan permukiman pemugaran, peremajaan dan  Action plan program pencegahan (sosialisasi,
kumuh yang tersebar di 42 kelurahan dengan target 100-0-100 permukiman kembali Publik Campaign,Penyuluha)
2 Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian Pencegahan melalui  Pemeriksaan secara berkala kelaikan fungsi
yang tidak sesuai dengan Peruntukannya pembangunan pengendalian dan bangunan
(kawasan lindung) permukiman pada penagapeningkatan kualitas  pendampingan dan pelayanan informasi
kawasan yang tidak lingkungan melalui peremajaan, 2. Peningkatan Kualitas Lingkungan:
sesuai peruntukannya pemugaran wasan  Perbaiakan, peningkatan dan pembangunan
3 Perkembangan kawasan perumahan dan Pengendalian bangunan
permukiman pada lokasi rawan banjir pembangunan  Rehabilitasi, perbaikan, peningkatan dan
dan genangan permukiman pada kaw pembangunan infrastuktur permukiman
asan rawan banjir dan  Rehabilitasi, perbaikan dan pembangunan
genangan proteksi kebakaran dan sarana Infrastruktur
4 Keterbatasan infrastruktur pendukung Pembangunan dan Pemugaran dan peremajaan pengedali banjir
Perumahan permukiman secara umum peningkatan infrastuktur
khususnya perumahan swadaya akibat permukiman
luasnya cakupan kawasan Perumahan
permukiman swadaya eksisting
5 Munculnya kantong-kantong kumuh Pembangunan dan
sebagai akibat penurunan kualitas penyediaan perumahan
lingkungan terutama pada permukiman MBR
swadaya yang memiliki kepadatan yang
tinggi

5 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.3
Konsep Dan Strategi Pecegahan Dan Peningkatan Kualitas Kumuh Kota Bekasi

5 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.1.2 Konsep-Konsep Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh

Konsep peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh di Kota Bekasi tidak


hanya meliputi aspek fisik, namun juga aspek nonfisik hingga tercapainya program
nasional Kota Tanpa Kumuh. Aspek fisik penanganan permukiman kumuh meliputi
peningkatan bangunan gedung, jalan lingkungan, jaringan drainase, pelayanan air
bersih, penanganan persampahan, penanganan limbah dan sanitasi dan proteksi
terhadap bahaya kebakaran.
Konsep penanganan kawasan kumuh di Kota Bekasi akan didasarkan pada potensi
permasalahan yang terdapat di kawasan kumuh dan akan di darakan pada hasih
penilaian terhadap 7 indikator kekumuhan yang meliputi penilaian terhadap:
1. Kondisi Bangunan Gedung,
2. Jalan Lingkungan,
3. Jaringan Drainase,
4. Pelayanan Air Bersih,
5. Persampahan,
6. Limbah
7. Proteksi Terhadap bahaya kebaran.
Lebih jelasnya mengenai beberapa konsep penanganan kumuh dapat di lihat pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 5.2
Konsep dan Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Kota Bekasi
Permukiman Kembali
Pemugaran
Peremajaan
No Komponen
Kumuh Kumuh Kumuh
Berat Sedang Ringan
1 Hunian Sementara √
2 Mobilisasi Masyarakat √ √
3 Perbaiakan rumah √
4 Infrastruktur jalan √ √ √
5 Air Minum √ √ √
6 Air Limbah √ √ √
7 Sistem Pemadam Kebakaran √ √
8 Penyediaan RTH √ √
9 Fasus-Fasum √ √

5.1.2.1 Konsep Penangan Bangunan


Kondisi penangan bangunan Kota Bekasi akan di dasarkan pada kondisi
permasalahan bangunan dan lingkungan permukiman kumuh di kawasan Kota
Bekasi. Karakteristik kondisi bangunan dan lingkungan permukiman kumuh Kota
Bekasi meliputi:
1. Kondisi bangunan/ tata bangunan kumuh pada umumnya belum memiliki tata
letak yang tidak teratur, bangunan belum secara seragam menghadap ke jalan

5 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

dan jarak antara bangunan tidak ada/bangunan padat dan terdapatnya bangunan
yang tidak layak huni.
2. Pada beberapa lokasi terdapat kondisi bangunan liar/squatter yang menempati
lahan-lahan kosong di sekitar sempadan sungai dan bangunan liar TPA
Bantargebang dan TPA Sumur Batu dimana status kepemilikan lahan untuk
bangunan liar/squatter adalah illegal.
Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk penanganannya perlu dilakukan
dengan 2 pola pendekatan yaitu pola on-site ditempat dan off-site relokasi yang
kesemuanya dilakukan melalui penanganan fisik dan non fisik squatters.
1. Pola on-site dilakukan dengan pembangunan perbaikan rumah dan penataan
lingkungan
2. Pola off-site dilakukan dengan memindahkan squatters ke lahan yang legal
melalui pengadaan rumah sewa sederhana maupun rumah susun sewa
(rusunawa).

Beberapa konsep penanganan kodisi bangunan dan lingkungan permukiman kumuh


di Kota Bekasi meliputi;
1. Konsep Rumah Susun Sewa (Rusunawa)
Pengertian rumah susun sederhana sewa,
yang selanjutnya disebut rusunawa
berdasarkan PERMEN No.14/ 2007 tentang
Pengelolaan Rumah Susun Sederhana sewa
yaitu bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang
terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
digunakan secara terpisah, status pengu asaannya sewa serta dibangun dengan
menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai
hunian.
Kelengkapan rumah susun
Utilitas umum merupakan sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan di
rumah susun. Kelengkapan utilitas rumah susun harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
 Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai perpipaan dan
perlengkapannya termasuk meter aiar, pengaturan tekanan air dan tangki air
dalam bangunan
 Jaringan air listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan
perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta
pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan

5 -8
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

 Jaringan air gas yang memenuhi persyaratan beserta kelengkapannya


termasuk meter gas, pengatur arus serta pengamanan terhadap kemungkinan
timbulnya hal-hal yang membahayakan
 Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan pemasangan
 Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan pemasangan
 Saluran dan atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan
terahada kebersihan, kesehatan dan kemudahan
 Tempat kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi
lainnya
 Alat transportasi berupa tangga, lift atau eskalator dengan tingkat keperluan
dan persyaratan yang berlaku
 Pintu dan tangga darurat kebakaran
 Tempat jemuran
 Alat pemadam kebakaran
 Penangkal petir
 Alat/Sistem alarm
 Pintu kedap asap pada jarak- jarak tertentu
 Generator listrik digunakan untuk rumah susun yang mengunakan lift

2. Konsep Pembangunan Rumah Deret Vertikal


Untuk memecahkan kawasan padat dan kumuh Kota Bekasi salah satunya
melalui konsep penataan kampong salah satunya adalah dengan konsep rumah
deret vertical, salah satu pemecahan dari harga sewa rumah yang tinggi, konsep
ini diterapkan untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) yang banyak menghuni kawasan kumuh tersebut.
Konsep pembangunan rumah vertical selain pembangunan, penataan, perbaikan
kondsi bangunan rumah juga memperbaiki kualitas lingkungan permukiman dan
memperbaiki kualitas sarana dan prasarana yang ada.

3. Konsep Pengembangan Kampung Hijau/ Green-village


konsep kampung hijau merupakan salah satu konsep penantaan lingkungan
permukiman yang dapat di terapkan di Kota Bekasi di karenakan keterbatasan
lahan untuk pengembangan RTH taman sehingga dengan pengembangan konsep
ini di harapkan dapat meningkatkan estetika lingkungan permukiman,
meningkatkan area resapan dan mengurangi polusi udara. Konsep kampung
hijau ini membutuhkan keterlibatan dan partisipasi penuh dari masyarakat yang
ditopang oleh dukungan pemerintah. Pemerintah yang menyediakan bibit
pohonnya, masyarakat yang menanam, memelihara serta menjaganya. Konsep
pembangunan kampung hijau yakni program pembangunan bidang lingkungan
hidup yang dapat menciptakan lingkungan teduh yang sehat dengan
membudayakan masyarakatnya untuk hidup bersih dan sehat.

5 -9
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Konsep Pengembangan Kampung Hijau/ Green-village

5.1.2.2 Konsep Peningkatan Jaringan Jalan


Konsep pengembangan jaringan jalan pada dasarnya peningkatan dan perbaikan
jalan sehingga jalan tersebut dapat di akses dengan mudah oleh kendaraan apabila
terjadi kebakaran. Konsep peningkatan kualitas jalan di Kawasan Perencanaan
dapat menggunkan:
• Aspal dan beton untuk jalan-jalan yang dilalui kendaraan roda 4 dan roda 2.
• Menggunakan pavingblok untuk jalan/gang yang berada lingkungan
permukiman.

A. Pembangunan Jalan Aspal


Pembangunan jalan aspal merupakan salah satu konsep penangan kondisi
jaringan jalan yang terdapat yang saat ini beberapa kondisi jalan masih tanah
dan sebagian lagi kondisi jalan rusak, namun untuk pembangunan jalan aspal
terdapat kelebihan dan kekurangan yang harus menjadi bahan pertimbangan
diantaranya yaitu:
1. Kelebihan Jalan Aspal
• Biaya awal pembangunan relative lebih murah dibandingkan dengan
konstruksi beton dan paving.
• Jalan lebih halus, mulus dan tidak bergelombang sehingga enak dalam
berkendara.
• Warna hitam aspal memepengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih
teduh dan nyaman.
• Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area jalan
aspal yang rusak saja, dengan cari menggali dan mengganti dengan yang
baru pada area jalan yang rusak.
• Direkomendasikan untuk jalan yang tanah dasarnya sudah matap,
didukung system drainase jalan yang sudah tertata dengan baik.

5 -10
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

2. Kekurangan Jalan Aspal:


• Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran
drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pasca hujan atau
banjir.
• Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih
dahulu sebelum ditumpangi oleh konstruksi jalan aspal.

B. Pembangunan Jalan Beton


1. Kekurangan jalan Beton:
• Untuk penggunaan pada jalan raya dengan kapasitas berat kendaraan yang
tinggi, maka biaya konstruksi jalan beton lebih mahal dibanding jalan
aspal, namun lebih murah pada masa perawatan.
• Kehalusan dan gelombang jalan sangat ditentukan pada saat proses
pengecoran sehingga diperlukan pengawasan yang ketat.
• Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan
beton yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga
terkadang elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah disampingnya.
• Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang sehingga
menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara diatasnya.
2. Kelebihan jalan Beton:
• Dapat menahan beban kendaraan yang berat.
• Tahan terhadap genangan air dan banjir.
• Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal.
• Dapat digunakan pada struktur tanah lemah/ekpansif yang CBR-nya
rendah tanpa perbaikan struktur tanahnya terlebih dahulu.
• Pengadaan material lebih mudah didapat.
• Direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah dasar yang jelek,
dan jalan yang lalu lintas kendaraan beratnya cukup tinggi.

C. Pembangunan Jalan Pavingblok


1. Kelebihan Jalan Pavingblok
• Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat
diproduksi secara masal;
• Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar;
• Tahan terhadap beban statis, dinamik dan tahan terhadap tumpahan bahan
pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.
• Dengan penggunaan paving block, maka diharapkan akan mampu
meresapkan air, terutama paving berumput dapat menjadi solusi untuk
mengatasi genangan
• Direkomendasikan untuk digunakan di jalan lingkungan perumahan.
2. Kekurangan Pavingblok:
Pasangan paving blok mudah bergelombangn bila pondasinya tidak di pasang
dengan kuat

5 -11
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.1.2.3 Konsep Perencanaan Jaringan Drainase

Tujuan :

a. Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang peartisipatif dan tanggap


kebutuhan
b. Terkendalinya genangan akibat hujan
c. Tersedianya infrastruktur sistem drainase perkotaan
d. Memastikan pengutamaa penerapan teknologi drainase berwawasan lingkungan
e. Diterpkannya SPM untuk layanan drainase lingkungan
f. Meningkatkan internsitas upaya penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat
secara terus meneurus di sub drainase lingkungan.

Sistem drainase merupakan salah satu prasarana yang pada intinya berfungsi untuk
mengendalikan limpasan air hujan yang berlebihan. Daerah pengaliran saluran
drainase merupakan daerah pengaliran saluran drainase buatan atau artificial
catchment area. Perubahan paradigma mengenai draianse adalah sebagai berikut.

a. Konsep Lama Pematusan, yaitu mengalirkan air secepatnya ke badan penerima


air terdekat.
b. Konsep Baru Drainase Berwawasan Lingkungan, yaitu air limpasan ditampung
dan diresapkan terlebih dahulu kemudian kelebihan air dialirkan ke badan air
penerima dengan memelihara kualitasnya. Konsep ini berkaitan langsung dengan
usaha konservasi Sumber Daya Air, yang prinsipnya adalah mengendalikan air
hujan supaya dapat meresap ke dalam tanah dan tidak banyak terbuang sebagai
aliran permukaan.

5 -12
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.4
Konsep Pengelolaan Drainase (Ditjen Cipta Karya Kemen PUPR)

Berdasarkan pada konsep pengembangan drainase berwawasan lingkungan maka


Jenis Drainase Permukiman Berwawasan Lingkungan meliputi

1. Drainase Saluran

Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan
peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di
lingkungan. Persyaratan umum drainase saluran adalah (1) Air yang masuk
adalah air hujan yang tidak tercemar, bukan air limbah (2) mampu mengalirkan
serta meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah dengan kecepatan tertentu
(3) dipasang di atas tanah yang stabil Dalam drainase saluran ini terdapat kriteria
yang mendukung terutama dalam hal konstruksi saluran sehingga dalam
kecepatan pengalirannya masih mampu meresapkan air hujan. Beberapa kriteria
dalam penggunaan konstruksi saluran dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 5.3
Kecepatan Aliran Yang Di Ijinkan
Pada Bahan Dinding Dan Dasar Saluran

5 -13
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

2. Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan


Sumur Resapan Air Hujan (SRAH adalah prasarana untuk menampung dan
meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan,
berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang
dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan
permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain :
(1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air,
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2)
mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3)
mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang
berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan
lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi
konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).
Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah,
mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala
amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya
air untuk jangka panjang (Pasaribu, 1999). Penerapan sumur resapan pada areal
maksimal 5 Ha dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.4
Penerapan Sumur Resapan Air Hujan Pada Areal Maksimal 5 Ha

Sumber : Modul Drainase Permukiman, Puslibang Permukiman, 2006

Dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola
penerapan yaitu: a) pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah,
atau untuk satu kawasan perumahan); dan b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus
direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan
sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada
setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih).

5 -14
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

3. Paving Block dan Grass Block


Paving block adalah suatu elemen bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen hidrolis atau sejenisnya, agregat dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan Grass
Block adalah suatu eleme bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen
yang dibuat berlubang-lubang sehingga di bagian dalam lubang dapat dipadukan
dengan rumput. Paving block dipergunakan untuk mengalirkan air hujan di
permukaan bumi ke lapisan pasir di bawahnya melalui celah-celah antar paving
block, sedangkan grass block dipergunakan untuk membantu penyerapan air ke
tanah melalui lubang-lubang yang berumput.
Fungsinya adalah untuk mengurangi kecepatan erosi tanah, khususnya pada
tanah yang miring dan menghambat penguapan air tanah dibawahnya sehingga
dapat menjaga kelembaban dan keseimbangan air tanah. Biasanya pada suatu
permukiman paving block ini dipasang di setiap halaman rumah-rumah di
permukiman tersebut. Persyaratan umum digunakannya paving block adalah air
yang meresap melalui celah paving block adalah air hujan yang tidak
tercemar/limbah dan paving block tidak digunakan pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan berat. Sedangkan persyaratan teknis untuk menggunakan paving
block ini adalah sebagai berikut : (1) Bentuk dan ukuran paving blok, bentuk dan
ukuran dari paving block ini berguna untuk aspek estetika dari lingkungan (2)
Pasir pengisi celah-celah antar block harus memenuhi persyaratan fisik sbb :
kadar air maks. 5,0 %, kadar lumpur maks. 10,0 %, pasir harus berbutir tajam,
lolos ayakan 2,4 mm (3) Pasir alas harus memenuhi persyaratan fisik sbb: kadar
air maks. 10,0 %, kadar lumpur maks. 5,0 %, diameter butir maks.9,6 mm.

4. Ruang Terbuka Hijau


Secara teoritis, yang dimaksud dengan ruang terbuka (Open Space) oleh Gallion
yaitu ruang yang berfungsi antara sebagai tempat bermain aktif untuk anak-
anak, orang dewasa dan sebagai areal konservasi lingkungan hijau (Gallion,
1959:282). Bentuk dan jenis ruang terbuka yang ada di kota dapat berbeda,
tergantung dari fungsi yang diembannya.
Penghijauan di perkotaan atau di suatu wilayah dapat meningkatkan produksi
oksigen, mengurangi pencemaran udara, dan meingkatkan kualitas iklim mikro.
Air hujan yang turun diserap oleh tanah, kemudian menguap kembali. Dengan
demikian, tanaman ikut berperan dalam mengelola air hujan dan berperan juga
dalam upata kegiatan konservasi air tanah. Pada tabel berikut ini dijelaskan
mengenai hasil tumbuh-tumbuhan sebagai peningkat kualitas lingkungan kota.
Konsep pengembangan sistem drainase, pada prinsipnya harus efisien sehingga
sistem drainase yang dikembangkan adalah sistem kombinasi antara jaringan
drainase sistem tertutup serta jaringan drainase sistem terbuka.

5 -15
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.1.2.4 Konsep Penanganan Persampahan


Pengelolaan persampahan umumnya tidak
dilakukan secara konsisten dan konsekuen sesuai
dengan konsep awal, sehingga dalam
perjalanannya sering melanggar dan berbenturan
dengan berbagai pelanggan antara lain aspek sosial
budaya, hukum, lingkungan, hak asasi, dan lain
sebagainya. Pengaturan dan pengelolaan sampah
saat ini pada dasarnya hanya terpaku kepada
teknis saja, padahal yang terpenting adalah
bagaimana caranya pihak pengelola dapat
mengedepankan kepentingan masyarakat melalui
sosialisasi yang transparan dalam penanganan
sampah.
Salah satu metoda alternatif penanganan pengelolaan sampah dengan skala kecil
dapat diterapkan di tingkat RT/ RW, Kelurahan dan Kecamatan dengan pola
pembakaran berteknologi (Incinerator Mini). Pada prinsipnya sampah dapat
dikelola dengan pembakaran yang ramah lingkungan, meskipun terkadang kita
belum bisa menerima teknologi ini, karena masih menganggap biaya mahal dan
anggapan sementara masih mempunyai dampak lingkungan. Penulis mengajak
marilah kita mencoba untuk “ Berfikir Global – namum Bertindak Lokal “ artinya
kita dapat melihat majunya teknologi tetapi kita dapat melakukan yang ada
dihadapkan kita ada, salah satu pilihannya yaitu dengan teknologi pembakar
sampah “ pilot project ” skala kecil atau sedang yang telah diproduksi di Indonesia.
Teknologi incinerator ini adalah salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan
pembakaran pada suhu tinggi, dan secara terpadu dapat aman bagi lingkungan
sehingga pengoperasian nya pun mudah dan aman, karena keluaran emisi yang
dihasilkan berwawasan lingkungan dan dapat memenuhi persyaratan dari
Kementerian Lingkungan Hidup sesuai dengan Kep.Men LH No.13/
MENLH/3/1995.
Pengelolaan Sampah Dengan Pembakaran (Incinerator Mini)
Salah satu metoda alternatif penanganan pengelolaan sampah dengan skala kecil
dapat diterapkan di tingkat RT/ RW, Kelurahan dan Kecamatan dengan pola
pembakaran berteknologi (Incinerator Mini).
Keuntungan dari incinerator mini ini adalah :
• tidak diperlukan lahan besar,
• mudah dalam pengoperasian,
• hemat energi (minyak tanah),
• temperatur tidak terlalu tinggi ( 800/ 1.1000 C ),
• tidak terdapat asap sisa pembakaran yang akan mencemari lingkungan,
• tidak bising dan kemasan kompak per unit,
• tidak menimbulkan panas pada tabung pembakar,
• sisa abu dapat dimanfaatkan menjadi produksi batu bata/ bataco.

5 -16
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk


Tempat sampah organik merupakan tempat
yang digunakan untuk menampung
sampah. Bahan pembuatnya 95 % dari
plastik untuk menghindari proses
pengkaratan dan memiliki daya tahan pakai
yang kuat. Tempat sampah organik
digunakan untuk mengelola sampah
organik. Tempat sampah ini memiliki dua
sisi yang dipisahkan oleh sekat di dalamnya
yang berfungsi untuk memisahkan sampah
padat dengan pupuk cair organik. Ketika
cairan sampah menetes ke ruang bawah,
aroma sampah akan terbuang melalui
lubang ventilasi secara bertahap yang ada
di seputar sisi bawah.
Fermentasi sampah di dalam ruang tidak menimbulkan bau menyengat bila dibantu
dengan HCS (bioaktivator untuk mengurai sampah ).Hal ini disebabkan oleh
terjadinya percepatan pembusukan atau penguraian sampah yang lebih cepat
daripada penguraian oleh binatang lain atau jamur. Tempat sampah organik diisi
sampah setiap hari dapat menampung jumlah sampah rumah tangga dalam keadaan
umum sebagai berikut :

5 -17
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Bank Sampah Dan TPSS Terpadu


Pemilahan sampah dimulai sejak warga membuangnya di tong sampah khusus
organik yang tersedia di tiap enam rumah tangga. Kemudian, sampah tersebut
diambil petugas penarik sampah menuju fasilitas pengolah sampah terpadu yang
belum lama ini dibangun. Di sinilah sampah tersebut dipilah berdasarkan materi
organik dan anorganik sebelum diproses lebih lanjut.

5 -18
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Konsep Pengelolaan Persampahan Komunal Berbasis 5 Keluarga


Pengelolaan sampah
komunal berbasis 5 keluarga
adalah usulan konsep
penanganan sampah di
kawasan kumuh. Hal ini
dilakukan untuk mensiasati
lemahnya pendapatan warga
yang berada di Kawasan
kumuh.
Dengan menggunakan tong
sampah dengan label tong
sampah busuk dan non busuk dengan nama kepala keluarga yang tertuliskan di tong
sampah warga untuk mengelola secara bersama-sama. Dengan system komunal ini
diharapkan system retribusi akan terbentuk dan system pengelolaan akan
terintegrasi dengan pengelolaan TPST – 3 R dan atau TPS 3R dan kepada system
pengelolaan persampahan perkotaan(TPA).

TPST – 3R atau TPS 3R


Merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan Pengumpulan, Pemilahan,
Penggunaan ulang, Pendaur ulang, dan Pengolahan. Area Kerja TPST 3R Skala
Kawasan, meliputi;
• Tempat Bongkar muatan gerobak
• Tempat Pemilahan, perajangan, pengomposan
• Tempat /kontainer sampah terpadu
• Tempat Penyimpanan barang lapak atau barang hasil pemilahan
• Pencucian
• Kegiatan Pengelolaan sampah di TPST 3R

Denah TPST-3R

5 -19
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

• Pemilahan sampah
• Pembuatan kompos
• Pencacahan serta pengepakan bahan daur ulang.

Lokasi dan Luas TPST 3R;

• Untuk kawasan perumahan baru dengan cakupan 2.000 rumah diperlukan TPST
3R denganluas 1.000 m2.
• Untuk cakupan pelayanan skala RW (200 rumah) diperlukan TPST 3R dengan
luas 200-500 m2
• TPST 3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah atau tanpa proses
pemilahan
• sampah di sumber.
• TPST 3R dengan luas , 500 m2 hanya dapat menampung sampah dalam keadaan
50 % terpilahdan 50 % sampah campur.
• TPST 3 R dengan luas , 200 m2 sebaiknya hanya menampung sampah tercampur
20 %,sedangkan sampah yang sudah terpilah 80 %

Persyaratan TPS 3 R

• Luas TPS 3R lebih besar dari 200 m2


• Jenis pembangunan penampungan residu/ sisa pengolahan sampah bukan
merupakan wadah permanen
• Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah pelayanan dan
dalam radius tidak lebih dari 1 km
• TPS 3R dilengkapi dengan ruang pemilah, pengomposan sampah organik,
gudang, zona penyangga (buffer zone) dan tidak mengganggu estetika serta lalu
lintas
• Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengurangi dan memilah sampah

5.1.2.5 Konsep Pengolahan Limbah Domestik

a. Septictank
Sistem septic tank sebenarnya
adalah sumur rembesan atau
sumur kotoran. Septic tank
merupakan sitem sanitasi yang
terdiri dari pipa saluran dari kloset,
bak penampungan kotoran cair dan
padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara.Hal-
hal yang yang harus diperhatikan
saat pembangunan septic tank agar
tidak mencemari air dan tanah
sekitarnya adalah :

5 -20
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

• jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.


• untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan
dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
• septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan
jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
• waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
• besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang
dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu
pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
• pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5
cm dari pipa air keluar.
• septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

Agar septic tank tidak mudah


penuh dan mampat, awet dan
tahan lama perlu diperhatikan hal
berikut :
• Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan
kelancaran proses
pembuangan limbah. Selisih
ketinggian kloset dan
permukaan air bak penampung
kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian
2cm.
• Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah
yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang
lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan,
karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
• Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat
septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan
bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka
semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
• Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air
dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang
timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.

5 -21
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

b. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air
hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam
mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan
perumahan, karena dengan pertimbangan :
• Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
• Tidak memerlukan biaya yang besar.
• Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :

• Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air,


sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
• Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan.

Konsep Sumur Resapan Kawasan Permukiman Prioritas

5 -22
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.1.2.6 Konsep Penanganan Proteksi Bahaya Kebakaran

Sesuai hasil analisa, beberapa titik di kawasan perencanaan adalah kawasan


dengan tingkat rawan kebakaran sedang hingga tinggi yang disebabkan:
1. Kawasan permukiman padat
2. Sebagian besar rumah terbuat dari kayu
3. Aksesibilitas permukiman susah (gang sempit, terkadang buntu, atau berupa
jembatan kayu dengan kondisi tidak layak).
4. Sedikitnya titik hydran dan tidak berfungsinya secara optimal disebabkan tidak
adanya pasokan air dan jarak jangkau selang yang tidak memenuhi persyaratan.

Manajemen penanggulangan kebakaran kawasan permukiman skala kawasan


terdiri dari :

5 -23
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1. Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan


2. Sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran lingkungan
3. Organisasi penanggulangan kebakaran lingkungan
4. Tata laksana operasional lingkungan
5. Pembinaan dan pelatihan
6. Sumberdaya manusia

Berikut ini adalah beberapa konsep yang dapat diterapkan dalam menanggulangi
bahaya kebaran yang terjadi di kawasan perencanaan.
1. Menempatkan titik-titik hydran di kawasan yang padat dengan jarak:
• Untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
• Untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter;
• Jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter.
2. Sumber air berasal dari air buangan IPAL yang seharusnya digunakan untuk
penyiraman tanaman kota juga dapat difungsikan menjadi pasokan air hydran
kebakaran.
3. Dibangunnya jembatan betolin dengan dimensi cukup lebar dan dapat dilalui
oleh mobil pemadam kebakaran. Untuk kawasan yang tidak dapat dilalui mobil
pemadam kebaran dapat disediakan pompa portable.
4. Penentuan muster point (tempat berkumpul) yang ber upa ruang terbuka di
kawasan perencanaan.
5. Pembangunan pos-pos pemadam kebakaran di titik-titik strategis.

Untuk lebih jelasnya mengenai konsep menanggulangi bahaya kebakaran dapat di


lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5
Konsep Menanggulangi Bahaya Kebakaran
Sistem Proteksi Sistem Proteksi Manajemen Proteksi Kebakaran
Aktif Pasif
 Bahan daur ulang  Air daur ulang  Pendataan daerah rawan kebakaran
untuk untuk hidran/  Pengawasan dan Pengendalian Bahan
kompartemenisasi pemadam B3
 Bahan penghambat kebakaran  Penyiapan dan penyiagaan tenaga
api  Teknologi kabut pemadam/penyelamat, penyiapan
 Bahan-bahan air untuk peralatan teknis operasional dan
insulasi termal dan pengganti halon bahan pemadam
akustik yang aman  Memakai bahan  Informasi lapangan dan inspeksi rutin
terhadap bahaya pemadam dengan kelengkapan PK
kebakaran ODP/GWP = 0  Pembinaan satlakar
 Latihan kebakaran dan evakuasi
 Menyusun rencana eksekusi jika
terjadi kebakaran
 Penerapan secara bertahap KDB 50%

5 -24
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.2 KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH SKALA KAWASAN SUMUR BATU
Permukiman kumuh merupakan permasalahan krusial bagi fungsi kota karena
menjadi hambatan bagi efektifitas perekonomian dan aktifitas in habitatnya.
Kesadaran akan pentingnya permasalahan ini tertuang dalam komitmen penanganan
permukiman kumuh di Indonesia oleh Departemen Pekerjaan Umum cq. Direktorat
Jenderal Cipta Karya yang dilaksanakan dengan konsep pemberdayaan masyarakat
melalui fasilitasi pendampingan yang langsung menyentuh permasalahan
strategisnya. Upaya tersebut melalui program peningkatan kualitas lingkungan
permukiman seperti program KIP, P2LPK, P3KT dan Program PKL. Permukiman
kumuh timbul karena penyebab dan kondisi yang berbedabeda. Perbedaan
karakteristik permukiman kumuh seharusnya menjadi pertimbangan utama dan
“jalan masuk” (entry point) dalam merumuskan rencana penanganannya, sebagai
contoh; berdasarkan status tanahnya, beberapa permukiman kumuh berdiri di atas
tanah negara atau tanah milik.
Dikaitkan dengan kemungkinan penanganan kepemilikan tanahnya dan konsekuensi
legal maupun biaya, maka penanganan permukiman kumuh di atas tanah negara akan
sangat berbeda dengan permukiman kumuh di atas tanah milik. Berdasarkan
perbedaan karakteristik dan permasalahannya, maka dibutuhkan pendekatan dan
penanganan yang berbeda. Ketidaktepatan dalam pemilihan pola penanganan yang
mengacu pada tipologi permasalahan kumuh akan mengakibatkan kegagalan dalam
penanganannya. Lahan berkembang cepat menjadi hunian sementara yang kumuh
dan seringkali bukan pada peruntukan perumahan dalam RTRW/RDTR.
Mempertimbangkan kondisi di atas, maka terlihat peran kajian dan identifikasi
terhadap suatu lahan permukiman kumuh dalam menentukan tipologi permasalahan
dan kekumuhannya memiliki peran yang sangat penting sebagai dasar atau pijakan
untuk memberikan arahan dalam menentukan pola penanganan kawasan kumuh.
Oleh sebab itu dibutuhkan kegiatan kajian pendayagunaan tanah di permukiman
kumuh yang diharapkan dapat merupakan kegiatan awal dari proses kegiatan
penanganan permukiman kumuh yang utuh.
Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan adalah dengan
meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh secara
terkoordinasi dan berkelanjutan serta terintegrasi dengan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota melalui pendekatan tridaya, serta mendorong terwujudnya
lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni. Adapun sasaran
Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan antara lain:
a. Terlaksananya penataan perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang
sesuai dengan fungsi kawasan dan struktur kota.
b. tercapainya pengurangan luasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
c. terwujudnya masyarakat yang secara mandiri dapat merencanakan dan
melaksanakan upaya peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuh serta memeliharanya.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Pasal 96 dan Pasal 97 bahwa dalam upaya peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah menetapkan kebijakan, strategi, serta pola-pola penanganan
yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis.

5 -25
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.2.1 Konsep Penataan Ruang Di Sekitar Kawasan TPA


Maksud penataan ruang kawasan sekitar TPA sampah untuk:
a. menetapkan kegiatan dan penggunaan lahan pada kawasan sekitar TPA sampah
dalam rencana rinci tata ruang kabupaten/kota; dan
b. menyusun peraturan zonasi pada wilayah kabupaten/kota yang mencakup
kawasan sekitar TPA sampah.
Tujuan mewujudkan penataan ruang kawasan sekitar TPA sampah yang lebih tertib
dan terkendali.
Zona TPA sampah meliputi:
a. subzona inti yang terdiri atas lahan urug dan penyangga;
b. subzona penyangga; dan
c. subzona budi daya terbatas.
Kawasan sekitar TPA sampah yang diatur dalam Pedoman ini terdiri atas subzone
penyangga dan/atau subzona budi daya terbatas.

Penetapan Kawasan Sekitar TPA Sampah

Penetapan kawasan sekitar TPA sampah dipengaruhi oleh tipologi TPA sampah dan
sistem pengelolaan sampah yang digunakan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.

TPA dengan sistem pengelolaan LUT memerlukan subzona budi daya terbatas
karena masih terdapat potensi bahaya sampah di luar subzona penyangga. TPA
dengan sistem pengelolaan LUS hanya memerlukan subzona penyangga, namun
disarankan untuk tetap memiliki subzona budi daya terbatas. Penetapan kawasan
sekitar TPA sampah berdasarkan sistem pengelolaan sampah dapat digambarkan
sebagai berikut:
a. Untuk TPA sampah dengan sistem pengelolaan LUT, maka kawasan sekitar TPA
sampah terdiri atas subzona penyangga dan subzona budi daya terbatas
b. Untuk TPA sampah dengan sistem pengelolaan LUS, maka kawasan sekitar TPA
sampah hanya berupa subzona penyangga, karena subzona budi daya terbatas
tidak diperlukan.

5 -26
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Penentuan Jarak Subzona di Kawasan Sekitar TPA Sampah


a. Subzona Penyangga
Penentuan jarak subzona penyangga ditentukan dengan pertimbangan jarak
yang telah aman dari pengaruh dampak TPA sampah yang berupa:
1. bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang
dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-hari;
2. bahaya ledakan gas metan; dan
3. bahaya penyebaran penyakit melalui binatang vektor, misalnya lalat.
Penentuan jarak aman dari pengaruh dampak TPA sampah tersebut dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini.
.

Pertimbangan Penetuan Jarak Sub zona di Kawasan Sekitar TPA

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka subzona penyangga


ditetapkan dengan radius 500 meter dihitung dari batas terluar TPA sampah.

b. Subzona Budi Daya Terbatas

Jarak subzona budi daya terbatas ditentukan dengan mempertimbangkan:


• sistem pengelolaan sampah, yaitu LUT atau LUS;
• mekanisme penimbunan sampah eksisting, yaitu melalui pemilahan atau
tanpa pemilahan;
• karakteristik sampah yang masuk ke TPA sampah, yaitu organik, non organik,
atau B3 (bahan berbahaya dan beracun);
• jarak rembesan lindi;
• kondisi gas dalam sampah, antara lain metana, dan amonia;
• jarak jangkauan binatang vektor;
• kondisi geologi, geohidrologi, dan jenis tanah;
• iklim mikro; dan
• pemanfaatan ruang yang telah ada di sekitar zona TPA sampah sesuai dengan
peraturan zonasi.

5 -27
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka subzona budi daya


terbatas ditetapkan dengan radius 500 meter dihitung dari batas terluar subzona
penyangga. Penentuan jarak subzona penyangga dan subzona budi daya terbatas
dibedakan sesuai sistem pengelolaan sampah yang digunakan, sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 5.6
Tipologi TPA Sampah Dan Penentuan Jarak Subzona
Pada Kawasan Sekitar TPA Sampah

Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan


Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan
dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang
bersyarat secara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu,
dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan.
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan (I),
pemanfaatan bersyarat secara terbatas (T), pemanfaatan bersyarat tertentu (B), dan
pemanfaatan yang tidak diperbolehkan (X).

Tabel 5.7
Matriks I,T,B dan X Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan pada
Kawasan Sekitar TPA Sampah

5 -28
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas konsep pembagian zona di Kawasan


Sumur Batu dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.

5 -29
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Zona Inti Zona Penyangga Zona Budi


daya
Tema : Tema : Tema :
Reklamasi eks TPA Wisata Hortikultura Buah Kebersamaan
buahan
1. Penimbunan eks TPA 1. Pemindahan penduduk yang 1. Pembenahan, perbaikan
dengan Tanah dengan tebal masih ada ke zona budidaya. dan pembangunan
timbunan disesuaikan 2. Penataan Pemakaman sebagai saluran drainase.
ketentuan teknis kawasan wisata 2. Pembangunan septik
penutupan TPA. 3. Pemberian bibit tanaman tank bersama, dengan
2. Pembuatan Pipa pipa buah buahan. memanfaatkan lahan di
pembuangan Gas. 4. Penanaman tanaman buah bawah jalan.
3. Pembuatan sistem saluran buahan pada lahan lahan eks 3. Meningkatkan cubluk
lindi dan kolam pengolahan pelapak dan lahan lahan menjadi septiktank
lindi. kosong diantara bangunan bersama yang memenuhi
4. Penanaman lahan lahan eks dan eks bangunan yang telah kaidah kesehatan
pelapak illegal dengan di relokasi. lingkungan.
pohon tahunan . 5. Pembangunan industri 4. Pembuatan taman multi
5. Pembenahan system pengolahan sampah fungsi merangkap,
drainase air hujan, agar 6. Persiapan untuk menuju tempat rembug warga,
tidak bencampur dengan kawasan wisata buah buahan. toilet umum, dan
saluran pembuangan lindi. penampungan air.
6. Membatasi berbagai 5. Pembangunan taman
aktifitas hingga 20 tahun. taman pada lahan wakaf,
lahan pemerintah untuk
berbagai kegiatan sosial
masyarakat.
6. Pembuatan vertikal
garden pada dinding
gang, halaman.
7. Perbaikan rumah tidak
layak huni.
Sumber: hasil analisis

5 -30
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.2.2 Visi dan Misi Penataan Kawasan Kumuh Sumur Batu


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi diartikan sebagai pandangan atau
wawasan ke depan. Visi juga didefinisikan sebagai rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, untuk mewujudkan satu sasaran
yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Visi mencerminkan gambaran
fungsi dan peran daerah dalam konteks pembangunan daerah/wilayah (SE Mendagri
050/2020/SJ Tahun 2005).
Misi didefinisikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi, dengan cara memperhatikan kondisi umum
daerah, dan arah pembangunan. Misi mencerminkan upaya-upaya menjalankan
fungsi dan peran daerah(SE Mendagri 050/2020/SJ Tahun 2005).
Perumusan visi dan misi pengembangan permukiman diperlukan untuk membangun
kerangka kebijakan dan strategi, serta program strategis pengembangan permukiman
dan infrastruktur perkotaan. Visi dan misi ini menggambarkan keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan, untuk mewujudkan satu sasaran yang
mungkindicapai dalam jangka waktu tertentu.
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur Kawasan Kumuh Sumur
Batu tidak terlepas dari visi pembangunannya. Oleh karena itu, setiap kata kunci yang
dipetakan diatas, perlu diperhatikan implikasinya dalam konteks penataan kawasan
kumuh di kawasan kumuh Sumur Batu.

Rumusan Visi pengembangan permukiman berdasarkan hasil analisis tersebut


diatas adalah :

“Mewujudkan Permukiman Yang layak Huni Dengan Infrastruktur Yang


Mendukung Aktifitas Kawasan dan Ramah Lingkungan”
Misi
• Menjadikan zona penyangga sebagai kawasan hijau hortikultura dari jenis buah-
buahan
• Menjadikan Zona budidaya terbatas menjadi lingkungan yang sehat (bersanitasi
yang baik dan layak) dan destinasi wisata.
• Meningkatkan kualitas permukiman dan perbaikan rumah tidak layak huni
• Mengembangkan pelayanan lingkungan berupa infrastruktur dan fasos fasum yang
memadai dan terintegrasi dengan pelayanan skala kota dan struktur ruangnya;
• Mengembangkan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik di lingkungan
permukiman;
• Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat daerah dalam pengelolaan dan
penataan permukiman kumuh dan peningkatan perekonomian masyarakat di
kawasan perencanaan;
• Melakukan pembinaan/penyuluhan dan pemberdayaan komunitas permukiman
yang lebih terbuka luas;
• Pengembangan destinasi wisata

5 -31
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.2.3 Konsep Dan Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sumur Batu

Dengan di dasarkan pada pada potensi dan permasalahan Kawasan Kumuh Sumur
Batu dan untuk mewujudkan visi dan misi pengembangan Sumur Batu maka konsep
penangan Sumur Batu akan di bagi menjadi4 blok dan 4 tema penangan yang
meliputi:

1. TEMA PENANGANAN BLOK I : “Mewujudkan Zona Penyangga Sebagai


Destinasi Wisata yang berbasis pada pengembangan kawasan hijau
holtikultura buah-buahan”.
Untuk mewujudkan tema penangan blok 1 ini di usulkan beberapa program
penangnan pada blok 1 ini diantaranya yaitu:
a. Relokasi/pemukiman kembali penduduk ke zona budidaya
b. Pembagian bibit tanaman buah-buahan pada lahan eks lapak/Lahan kosong
(bangunan eks lapak)
c. Pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana wisata buah-buahan
d. pembangunan industri pengelolaan sampah
e. Penataan RTH (Pamakaman)

2. TEMA PENANGANAN BLOK II : “ Mewujudkan Permukiman Yang Layak Huni


dan Ramah Lingkungan “
Untuk mewujudkan tema penangan blok II ini di usulkan beberapa program
penangnan diantaranya yaitu:
a. Bangunan dan Gedung
Rehabilitasi dan perbaikan bangunan yang tidak layak huni;
Pengembangan RTH Jalur Hijau pada jalan-jalan lingkungan (vertikal Garden)
b. Jalan Lingkungan
Rehabilitasi dan perbaikan jalan yang rusak
Peningkatan dimensi dan perkerasan jalan yang masih tanah
c. Saluran Drainase
Pembangunan jaringan drainase lingkungan yang terintegrasi dengan
drainase kawasan;
Rehabilitasi dan Perbaikan drainase yang sudah rusak
d. Jaringan Air Bersih
Pembangunan sumur artesis;
Pembangunan sistem perpipaan PDAM
e. Jaringan Air Limbah
Pembangunan IPAL Komunal dengan memanfaatkan lahan di bawah tanah;
Perbaikan dan rehabilitasi IPAL komunal;
Perbaiakan MCK ++
f. Jaringan Persampahan
Pembangunan sistem pengelolaan sampah 3R;

5 -32
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Penyediaan sarana dan armada pengelolaan sampah


g. Jaringan Proteksi Kebakaran
Pengembangan sistem dan sarana prasarana proteksi kebakaran

3. TEMA BLOK III : “Menciptakan Tempat Pemakaman Umum Yang Indah dan
Nyaman”
Untuk mewujudkan tema penangan blok 1 ini di usulkan beberapa program
penangnan pada blok 1 ini diantaranya yaitu
 Penataan area pemakaman
 Penyediaan/pembangunan sarana dan prasarana TPU
 Pembangunan jaringan jalan inspeksi di sepanjang Kali Asem

4. TEMA BLOK IV: “Mewujudkan Zona Budidaya Terbatas manjadi lingkungan


sehat (bersanitasi dan layak)
untuk mewujudkan tema penangan blok II ini di usulkan beberapa program
penangnan diantaranya yaitu:
a. Bangunan dan Gedung
 Rehabilitasi dan perbaikan bangunan yang tidak layak huni;
 Pengembangan RTH Jalur Hijau pada jalan-jalan lingkungan (vertikal
Garden)
b. Jalan Lingkungan
 Rehabilitasi dan perbaikan jalan yang rusak
 Peningkatan dimensi dan perkerasan jalan yang masih tanah
c. Saluran Drainase
 Pembangunan jaringan drainase lingkungan yang terintegrasi dengan
drainase kawasan;
 Rehabilitasi dan Perbaikan drainase yang sudah rusak
d. Jaringan Air Bersih
 Pembangunan sumur artesis;
 Pembangunan sistem perpipaan PDAM
e. Jaringan Air Limbah
 Pembangunan IPAL Komunal dengan memanfaatkan lahan di bawah
tanah;
 Perbaikan dan rehabilitasi IPAL komunal;
 Perbaiakan MCK ++
f. Jaringan Persampahan
 Pembangunan sistem pengelolaan sampah 3R;
 Penyediaan sarana dan armada pengelolaan sampah
g. Jaringan Proteksi Kebakaran
Pengembangan sistem dan sarana prasarana proteksi kebakaran

5 -33
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.5
Tema Penanganan Perblok di Kawasan Sumur Batu

5.3 USULAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH SUMUR BATU


Berdasarkan hasil identifikasi lapangan dan penilaian 7 indikator serta parameter
kondisi kekumuhan maka beberapa konsep dan usulan penanganan kawasan kumuh
Sumur Batu meliputi:
1. Usulan penanganan kondisi bangunan yaitu dengan perbaikan rumah tidak layak
huni meliputi RW 01 sebanyak 25 unit dan RW 03 sebanyak 6 unit
2. Usulan penanganan kondisi jaringan jalan yaitu dengan pembangunan jalan
dengan mengunkan perkerasan beton untuk jalan-jalan yang kondisinya rusak
dan jalan-jalan yang masih kondisinya tanah yang meliputi pembangunan jalan di
RW 01 panjang 670 meter dan RW 03 panjang jalan 375 meter
3. Usulan penanganan kondisi saluran drainase yaitu pembangunan saluran drainase
dengan menggunkan U-dit dengan lebar berkisar 30-50 ccm yang meliputi RW 01
panjang 3150 meter dan RW 03 panjang jalan 1450 meter
4. Usulan penanganan penyediaan air bersih yaitu dengan pembangunan sumur
artesis di RW 03
5. Usulan penanganan sistem pengelolaan limbah terpusat (septiktank komunal) di
bawah jaringan jalan di RW 01
6. Usulan penanganan sistem pengelolaan sampah yaitu dengan pengadaan tong-
tong sampah 3 R yang di sebar di setiap lingkungan permukiman
7. Usulan penyediaan proteksi kebakaran yaitu dengan membangun hidran
kebakaran di setiap RW dan lokasinya berdekatan dengan keberadaan sumur
artesis atau sungai yang dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk hidran
kebakaran tersebut.

5 -34
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 5.8
Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Sumur Batu
No Aspek Permasalahan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
1 Bangunan Dan • 85% Bangunan Permukiman Tidak Pengendaliaan Dan • Pemugaran Melakukan Pendekatan Dan • Rehabilitasi Dan Perbaikan Bangunan Yang
Gedung Teratur, Struktur Permukiman Tidak Pengawasan • Peremajaan Sosialisasi Tidak Layak Huni Di Setiap RT
Jelas, • Permukiman Kepada Masyarakat • Relokasi Bangunan Liar (Squatter) Yang
• Adanya Bangunan Tidak Layak Huni Kembali Mengenai Aturan Terdapat Di Kawasan Penyengga TPA
Sebanyak 25 Unit Di RW 01 Dan 5 Pembangunan Perumahan • Pengembangan RTH Jalur Hijau Pada Jalan-
Unit Di RW 03 Yang Layak Dan Memenuhi jalan Lingkungan (Vertikal Garden)
• Terdapatnya Bangunan Liar Di Persyaratan Teknis • Penataan Kawasan
Kawasan Penyangga TPA Di RT 01, Penyangga
RW 01 Dan RT 03 RW 01
2 Jalan • Masih Ada Jalan Lingkungan Yang Pemberdayaan • Pemugaran • Rehabilitasi Dan Perbaikan Jalan Yang
Lingkungan Masih Tanah Masyarakat • Peremajaan Rusak
• Kondisi Jaringan Jalan Rusak • Peningkatan Dimensi Dan Perkerasan Jalan
Yang Masih Tanah
3 Saluran • Pada Umumnya Jaringan Jalan Belum Pemberdayaan • Pembangunan Jaringan Drainase
Drainase Di Lengkapi Dengan Saluran Drainase; Masyarakat Lingkungan Yang Terintegrasi Dengan
• Saluran Drainase Yang Ada Tersumbat Sosialisasi Dan Drainase Kawasan;
Sambah; Penyuluhan • Rehabilitasi Dan Perbaikan Drainase Yang
• Keberadaan Kali Asem Yang Sudah Sudah Rusak
Tercemar Berat Oleh Air Lindi
4 Jaringan Air Air Besih Masih Belum Mencukupi , Saat Pemberdayaan Peremajaan Melalui Pembangunan Sumur Artesis;
Bersih Ini Baru Di Suplai Dari Sumur Artesis Masyarakat, Peningkat Pelayanan Pembangunan Sistem Perpipaan PDAM
Cikiwul Jaringan Air Bersih
5 Jaringan Air  Masih Adanya Pembuangan Air Sosialiasai Dan Peremajaan Melalui Melakukan Pendekatan Dan  Pembangunan IPAL Komunal Dengan
Limbah Limbahn Domestik Ke Saluran Penyuluhan Terhadap Peningkatan Jaringan Sosialisasi Dan Penyuluhan Memanfaatkan Lahan Di Bawah Tanah;
Drainase Masyarakat Mengenai Pengelolaan Air Kepada Masyarakat  Perbaikan Dan Rehabilitasi IPAL Komunal;
 Masih Ada Pembuangan Limbah Ke Perlunya Pola Hidup Limbah Mengenai Perlunya Pola  Perbaiakan MCK ++
Kolam-kolam Tampungan Bersih Dan Sehat Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) (PHBS)
6 Jaringan  Belum Adanya Sistem Pengelolaan Sosialiasai Dan Peremajaan Melalui Melakukan Sosialiasai Dan 
Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah
Persampahan Sampah; Penyuluhan Terhadap Peningkatan Penyuluhan Terhadap 3R;
 Sampah Masih Di Buang Ke Lahan- Masyarakat Mengenai Pengelolaan Sampah Masyarakat Mengenai  Penyediaan Sarana Dan Armada
lahan Kosong, Dan Di Bakar Pengelolaan Sampah 3R 3R Pengelolaan Sampah 3R Pengelolaan Sampah
7 Jaringan Belum Adanya Sarana Proteksi Kebakaran Pengembangan Sistem Dan Sarana Prasarana
Proteksi Proteksi Kebakaran
Kebakaran
Sumber; Hasil Analisis

5 -35
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

8. Usulan penyediaan fasus –fasom yaitu dengan perbaikan kantor sekertariat RW


01 pengembangan RTH Taman di RW 03, Penataan TPU di RW 01, pembangunan
gapura di setiap RT dan pembangunan pos ronda
Lebih jelasnya mengenai usulan penanganan Kawasan Sumur Batu dan perkiraan
biaya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.9
Usulan Penanganan Kawasan Kumuh Sumur Batu
Jenis
No Usulan Kegiatan Lokasi Panjang Lebar Tinggi Satuan
Pekerjaan
1 Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 844,00 0,80 0,80 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 206,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 326,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan Kantor RW 01 RT 01 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan
IPAL komunal RT 01 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan
Penataan Pemakaman
(eyang Kebluk) Penataan

2 Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 846,00 0,80 0,80 meter Uditch


Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 100,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 137,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 46,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 53,00 0,40 0,40 meter Uditch
Penataan memakaman RT 02 / RW 01 1.200,00 m2 Penataan
Penataan Kampung Buah RT 02 / RW 01 Penataan

3 Perbaikan saluran RT 03 / RW 01 1.240,00 0,30 0,30 meter Uditch


PDAM/Sumur
Sarana Air Bersih RT 03 / RW 01 Unit Bor

4 Situs Kramat Sumur Batu RT 04 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan


MCK RT 04 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 205,00 0,50 0,50 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 201,00 0,50 0,50 meter Uditch
Passangan
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 303,00 1,20 1,60 meter Batu Kali

5 Perbaikan saluran RT 06 / RW 01 140,00 0,80 0,80 meter Uditch


IPAL komunal RT 06 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan
RTH RT 06 / RW 01 1,00 Unit Perbaikan
Penataan memakaman RT 06 / RW 01 1.000,00 m2 Penataan

6 Perbaikan saluran RT 03 / RW 03 1.704,00 0,30 0,30 meter Uditch


Penataan TPA RT 03 / RW 03 1,00 Unit Penataan
IPAL komunal RT 04 / RW 03 1,00 Unit
Penataan RTH RT 04 / RW 03 Penataan

7 Perbaikan saluran RT 04 / RW 03 1.961,00 0,30 0,30 meter Uditch


Penataan TPA RT 04 / RW 03 1,00 meter Penataan
IPAL komunal RT 04 / RW 03 1,00 Unit
Sumber: Hasil Survey Lapangan

5 -36
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.6
Typikal Usulan Penanganan di Kawasan Sumur Batu

5 -37
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -38
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -39
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -40
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -41
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -42
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -43
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

10
7

8 11

9 12

5 -44
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -45
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -46
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 5.10
Usulan Estimasi Biaya Penanganan Kawasan Kumuh Sumur Batu
No Usulan Kegiatan Lokasi Panjang Lebar Tinggi Satuan Jenis Pekerjaan Harga Satuan Biaya Konstruksi
1 Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 844.00 0.80 0.80 meter Uditch 2,607,922.19 2,201,086,329.26
Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 206.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 253,695,414.27
Perbaikan saluran RT 01 / RW 01 326.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 401,479,150.74
Perbaikan Kantor RW 01 RT 01 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan
IPAL komunal RT 01 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan

2 Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 846.00 0.80 0.80 meter Uditch 2,607,922.19 2,206,302,173.65


Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 100.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 123,153,113.72
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 137.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 168,719,765.80
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 46.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 56,650,432.31
Perbaikan saluran RT 02 / RW 01 53.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 65,271,150.27
Penataan memakaman RT 02 / RW 01 1,200.00 m2 Penataan

3 Perbaikan saluran RT 03 / RW 01 1,240.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 1,140,982,173.02


Sarana Air Bersih RT 03 / RW 01 Unit PDAM/Sumur Bor

4 Situs Kramat Sumur Batu RT 04 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan


MCK RT 04 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 205.00 0.50 0.50 meter Uditch 1,576,586.25 323,200,181.32
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 201.00 0.50 0.50 meter Uditch 1,576,586.25 316,893,836.32
Perbaikan saluran RT 04 / RW 01 303.00 1.20 1.60 meter Passangan Batu Kali 1,273,025.08 385,726,599.24

5 Perbaikan saluran RT 06 / RW 01 140.00 0.80 0.80 meter Uditch 2,607,922.19 365,109,106.75


IPAL komunal RT 06 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan
RTH RT 06 / RW 01 1.00 Unit Perbaikan
Penataan memakaman RT 06 / RW 01 1,000.00 m2 Penataan

6 Perbaikan saluran RT 03 / RW 03 1,704.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 1,567,930,340.99


Penataan TPA RT 03 / RW 03 1.00 Unit Penataan
IPAL komunal RT 04 / RW 03 1.00 Unit

7 Perbaikan saluran RT 04 / RW 03 1,961.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 1,804,408,097.82


Penataan TPA RT 04 / RW 03 1.00 meter Penataan
IPAL komunal RT 04 / RW 03 1.00 Unit
JUMLAH TOTAL 11,380,607,865.48

5 -47
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -48
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.4 KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH KAWASAN KALIABANG TENGAH
5.4.1 Visi Dan Misi Penanganan Kawasan Kaliabang Tengah
Visi

“Mewujudkan lingkungan yang sehat (bersanitasi yang baik dan layak) dan
bebas banjir serta ruang terbuka sebagai sarana interaksi sosial”

Misi

• Perwujudan permukiman yang layak huni dengan infrastruktur yang mendukung


aktifitas kawasan sekitar dan ramah lingkungan
• Peningkatan kualitas permukiman dan perbaikan rumah tidak layak huni
• Pengembangan ruang terbuka publik di lingkungan permukiman;
• Pembinaan/penyuluhan dan pemberdayaan komunitas permukiman yang lebih
terbuka luas;

5.4.2 Konsep Dan Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Kaliabang Tengah


Dengan di dasarkan pada pada permasalahan pada 7 aspek kriteria kumuh Kawasan
Kaliabang Tengah dan untuk mewujudkan visi dan misi pengembangan Kawasan
Kaliabang Tengah maka konsep dan strategi penangan Kawasan Kaliabang Tengah
dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

5 -49
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 5.11
Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Kaliabang Tengah
Konsep Penanganan Strategi Penanganan
No Aspek Permasalahan
PPencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Bangunan  65% Bangunan Permukiman Pengendaliaan Dan  Pemugaran Melakukan  Rehabilitasi Dan Perbaikan Bangunan Yang
Dan Gedung Tidak Teratur, Struktur Pengawasan  Peremajaan Pendekatan Dan Tidak Layak Huni Di RT 11;
Permukiman Tidak Jelas, Sosialisasi Kepada  Pengembangan RTH Jalur Hijau Pada Jalan-
 Adanya Bangunan Tidak Layak Masyarakat Mengenai jalan Lingkungan (Vertikal Garden)
Huni Aturan Pembangunan  Pembuatan Taman Multi Fungsi Merangkap,
Perumahan Yang Paud, Tempat Rembug Warga, Toilet Umum,
Layak Dan Memenuhi Dan Penampungan Air Di RT 04
2 Jalan  Masih Ada Jalan Lingkungan Pemberdayaan  Pemugaran Persyaratan Tek nis  Rehabilitasi, Perbaikan Jalan Dan Peningkatan
Lingkungan Yang Masih Tanah Masyarakat  Peremajaan Jalan Lingkungan Yang Tersebar Di Setiap RT
 Kondisi Jaringan Jalan Rusak
3 Saluran  Masih Adanya Jaringan Jalan Pemberdayaan  Pembangunan Jaringan Drainase Lingkungan
Drainase Belum Di Lengkapi Dengan Masyarakat Yang Terintegrasi Dengan Drainase Kawasan;
Saluran Drainase; Sosialisasi Dan  Rehabilitasi, Perbaikan Dan Peningkatan
 Saluran Drainase Yang Ada Penyuluhan Agar Drainase Yang Sudah Rusak Dan Tersumbat
Tersumbat Sampah Sampah;
 Kali Alam Yang Tercemar Air  Normalisasi Kali Alam Dan Pembuangan Air
Limbah Domestik Dan Sampah Limbah Ke Kali Alam Di Alihkan Ke IPAL
Komunal (RT 0.4, RT 0,5 Dan RT 10)
4 Jaringan Air Air Bersih Pada Umumnya Masih Pemberdayaan Peremajaan Pembangunan Sistem Perpipaan PDAM
Bersih Menggunakan Air Tanah (Sumur Masyarakat, Melalui
Gali, Sumur Artesis) Peningkat
Belum Dilayani Sistem Perpipaan Pelayanan
PDAM Jaringan Air
Bersih
5 Jaringan Air Sebagian Air Limbah Domestik Sosialiasai Dan Peremajaan Melakukan  Pembangunan IPAL Komunal Dengan
Limbah Masih Di Alirkan Ke Saluran Penyuluhan Melalui Pendekatan Dan Memanfaatkan Lahan Di Bawah Tanah;
Drainase, Sehingga Saluran Terhadap Peningkatan Sosialisasi Dan  Perbaiakan MCK ++ Di RT 11
Drainase Tercemar Dan Masyarakat Jaringan Penyuluhan
Menimbulkan Kualitas Mengenai Perlunya Pengelolaan Kepada Masyarakat
Lingkungan Buruk Pola Hidup Bersih Air Limbah Mengenai Perlunya
Dan Sehat (PHBS) Pola Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)

5 -50
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Konsep Penanganan Strategi Penanganan


No Aspek Permasalahan
PPencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
6 Jaringan Masih Adanya Sampah Yang Di Sosialiasai Dan Peremajaan Melakukan Sosialiasai  Pembangunan Sistem Pengelolaan Sampah 3R
Persampah Buang Ke Lahan-lahan Kosong Penyuluhan Melalui Dan Penyuluhan Di RT 10 ;
an Dan Di Buang Ke Kali Alam Terhadap Peningkatan Terhadap Masyarakat  Penyediaan Sarana Dan Armada Pengelolaan
Masyarakat Pengelolaan Mengenai Pengelolaan Sampah
Mengenai Sampah 3 R Sampah 3R
Pengelolaan Sampah
3R
7 Jaringan Belum Adanya Sarana Proteksi Pengembangan Sistem Dan Sarana Prasarana
Proteksi Kebakaran Proteksi Kebakaran
Kebakaran
Sumber: Hasil Survey Lapangan

5 -51
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5.5 USULAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KALIABANG TENGAH


Berdasarkan hasil identifikasi lapangan dan penilaian 7 indikator serta parameter
kondisi kekumuhan maka beberapa usulan penanganan kawasan kumuh Kawasan
Kaliabang Tengah meliputi:
1. Peningkatan jaringan jalan lingkungan yang lebar < 2 Meter tersebar di RT 01, RT.
02, RT,04, RT 05 RT 10 dan RT 11
2. Pembangunan dan perbaikan saluran drainase tersebar di RT 01, RT. 02, RT,04,
RT 05 RT 10 dan RT 11
3. Penyediaan RTH Publik dan Paud RT 04
4. Penataan RTH TPU
5. Peningkatan dan perbaikan MCK ++ dan IPAL Komunal
6. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni sebanyak sebanyak RT 01 sebanyak 4 unit,
RT 2 sebanyak 3 unit, RT 05 sebanyak 4 unit, RT 10 sebanyak 2 unit dan RT
11sebanyak 3 unit
7. Penyediaan TPS 3R di RT 10
Untuk lebih jelasnya mengenai usulan penanganan dan usulan estimasi biaya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.12
Usulan Penanganan Kawasan Kumuh Kaliabang Tengah
No Usulan Kegiatan Lokasi Panjang Lebar Tinggi Satuan Jenis Pekerjaan
1 Perbaikan saluran RT 01 / RW 06 283,00 0,30 0,30 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 01 / RW 06 275,00 0,40 0,40 meter Uditch
Sarana Air Bersih RT 01 / RW 06 1,00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 01 / RW 06 2,00 Unit
Perbaikan jalan RT 01 / RW 06 60,00 1,50 meter Rigid
Rumah tidak layak huni RT 01 / RW 06 2,00 Unit Perbaikan

2 Perbaikan saluran RT 02 / RW 06 1.529,00 0,30 0,30 meter Uditch


Sarana Air Bersih RT 02 / RW 06 1,00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 02 / RW 06 2,00 Unit

Perbaikan jalan RT 02 / RW 06 73,00 1,50 meter Rigid


Rumah tidak layak huni RT 02 / RW 06 2,00 Unit Perbaikan

3 Perbaikan saluran RT 05 / RW 06 1.002 0,30 0,30 meter Uditch


Sarana Air Bersih RT 05 / RW 06 2,00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 05 / RW 06 2,00 Unit
Penataan memakaman RT 05 / RW 06 1.789,00 meter Penataan

4 Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 612,00 0,30 0,30 meter Uditch


Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 421,00 0,40 0,40 meter Uditch
Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 502,00 2,50 2,00 meter Normalisasi
TPS (Gerobak sampah) RT 10 / RW 06 2,00 Unit
Rumah tidak layak huni RT 10 / RW 06 2,00 Unit Perbaikan
Sarana Air Bersih RT 10 / RW 06 1,00 Unit PDAM/Sumur Bor
IPAL komunal RT 10 / RW 06 2,00 Unit

5 Perbaikan saluran RT 11 / RW 06 546,00 0,30 0,30 meter Uditch


Perbaikan jalan RT 11 / RW 06 180,00 1,50 meter Rigid
Sarana Air Bersih RT 11 / RW 06 1,00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 11 / RW 06 2,00 Unit
Sumber: Hasil Survey Lapangan

5 -52
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Gambar 5.7
Typikal Usulan Penangan di Kawasan Kaliabang Tengah

5 -53
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -54
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -55
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 5.13
Usulan Estimasi Biaya Penanganan Kawasan Kumuh Kaliabang Tengah
No Usulan Kegiatan Lokasi Panjang Lebar Tinggi Satuan Jenis Pekerjaan Harga Satuan Biaya Konstruksi
1 Perbaikan saluran RT 01 / RW 06 283.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 260,401,576.59
Perbaikan saluran RT 01 / RW 06 275.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 338,671,062.74
Sarana Air Bersih RT 01 / RW 06 1.00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 01 / RW 06 2.00 Unit
Perbaikan jalan RT 01 / RW 06 60.00 1.50 meter Rigid 199,588.40 11,975,303.72
Rumah tidak layak huni RT 01 / RW 06 2.00 Unit Perbaikan

2 Perbaikan saluran RT 02 / RW 06 1,529.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 1,406,904,631.09


Sarana Air Bersih RT 02 / RW 06 1.00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 02 / RW 06 2.00 Unit
Perbaikan jalan RT 02 / RW 06 73.00 1.50 meter Rigid 199,588.40 14,569,952.86
Rumah tidak layak huni RT 02 / RW 06 2.00 Unit Perbaikan

3 Perbaikan saluran RT 05 / RW 06 1,002 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 921,987,207.56


Sarana Air Bersih RT 05 / RW 06 2.00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 05 / RW 06 2.00 Unit
Penataan memakaman RT 05 / RW 06 1,789.00 meter Penataan

4 Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 612.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 563,129,911.20


Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 421.00 0.40 0.40 meter Uditch 1,231,531.14 518,474,608.77
Perbaikan saluran RT 10 / RW 06 502.00 2.50 2.00 meter Normalisasi 143,517.55 72,045,810.10
TPS (Gerobak sampah) RT 10 / RW 06 2.00 Unit
Rumah tidak layak huni RT 10 / RW 06 2.00 Unit Perbaikan
Sarana Air Bersih RT 10 / RW 06 1.00 Unit PDAM/Sumur Bor
IPAL komunal RT 10 / RW 06 2.00 Unit

5 Perbaikan saluran RT 11 / RW 06 546.00 0.30 0.30 meter Uditch 920,146.91 502,400,214.90


Perbaikan jalan RT 11 / RW 06 180.00 1.50 meter Rigid 199,588.40 35,925,911.17
Sarana Air Bersih RT 11 / RW 06 1.00 Unit PDAM/Sumur Bor
TPS (Gerobak sampah) RT 11 / RW 06 2.00 Unit
JUMLAH TOTAL 4,646,486,190.70

5 -56
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

5 -57
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Rencana aksi adalah rencana yang disusun atas dasar strategi penanganan kawasan
hingga 5 tahun mendatang. Pada tahun pertama telah disepakati bahwa seluruh bidang
penanganan yakni pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,
penyehatan lingkungan permukiman dan pengembangan air minum melakukan upaya
konsolidasi lahan dan perencanaan detail desain agar pada tahun kedua dapat
dilaksanakan pembangunannya. Sedangkan kegiatan yang paling siap (ready) adalah
pembangunan/penataan saluran drainase dan peningkatan jalan.
Didalam perencanaan RAP (Rencana Aksi Program) beberapa prinsip dasar yang
melandasi adalah;
1. Jangka waktu penanganan permasalahan infrastruktur keciptakaryaan yakni 5
tahun.
2. Kesiapan masyarakat menerima dampak positif dari penanganan permasalahan
sertakemampuan ekonomi masyarakat dalam mendukung program/kegiatan
penanganan.
3. Adanya kesepakatan urutan prioritas penaganan permasalahan bersama antara
POKJANIS dan Masyarakat penerima dampak.

6 -1
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

6.1 RENCANA TAHAPAN PENGEMBANGAN


6.1.1 Program Penanganan Aspek Keciptakaryaan
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP), diarahkan kepada program-program sebagai berikut :

1) Peningkatan Kualitas Hunian


2) Peningkatan dan Pengembangan Jalan Lingkungan Permukiman
3) Peningkatan Saluran Drainase Lingkungan
4) Peningkatan saluran air limbah domestik permukiman
5) Pengadaan Sarana Prasarana Pengumpul Sampah
6) Peningkatan pelayanan dan pengembangan jaringan air bersih
7) Pengadaam proteksi terhadap bahaya kebakaran

6.1.2 Program Penanganan Aspek Sosial


Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara dari Rencana Pencegahan Dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) sangat diperlukan.
Karena seluruh pembangunan infrastruktur dan prasarana yang akan dibangun
nantinya akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Untuk keberlanjutan pemerliharaan tentunya tidak dapat dibebankan kepada
Pemerintah Daerah. Sehingga diperlukan KPP yang akan memelihara kondisi
infrastruktur terbangun.

6.2 KONTRIBUSI PEMANGKU KEPENTINGAN


Salah satu sumber dana pembangunan kawasan, selain berasal dari pusat sebagai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga berasal dari daerah sebagai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan investor. Penerimaan
pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan bagi hasil pajak
dan bukan pajak. PAD sendiri terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan penerimaan lainnya. Pembiayaan
pembangunan dalam perencanaan dan manajemen pembangunan sering dirasakan
sebagai aspek yang paling krusial. Artinya pembiayaan pembangunan diletakkan
sebagai faktor penentu dalam keberhasilan suatu perencanaan dan manajemen
pembangunan.
Pembiayaan pembangunan memang merupakan tulang punggung akan keberhasilan
suatu rencana dan manajemen pembangunan. Namun demikian, ditinjau dari sudut
pandang perencanaan dan manajemen pembangunan hal ini berlaku sebaliknya.
Artinya tanpa suatu perencanaan dan manajemen pembangunan yang baik akan sulit
dihasilkan pembiayaan pembangunan yang dibutuhkan, atau dengan kata lain kalau
terjadi kesulitan dalam hal pembiayaan pembangunan, maka perencanaan dan
manajemen mempunyai andil besar terhadap terjadinya masalah-masalah tersebut.
Ditinjau dari segi pelaksana kegiatan, investor yang potensial dapat dibagi menjadi :

6 -2
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1. Pihak Pemerintah
Pemerintah Pusat selaku pengambil keputusan di dalam penyelenggaraan
Perumahan. Selain Pemerintah Pusat, keterlibatan Pemerintah Daerah dalam hal ini
Pemerintah Kota Bekasi di dalam melaksanakan program yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Pusat agar program pembangunan dapat berjalan dan dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat di Kawasan perencanaan.
2. Pengembang/Developer
Pengembang atau developer dalam hal ini adalah pihak-pihak yang menanamkan
modalnya di dalam pembangunan pada aspek keciptakaryaan di tempat yang telah
disediakan.
3. Stakeholders/Pengusaha
Pihak stakeholders diharapkan akan menanamkan investasinya, baik dibidang
perdagangan maupun jasa, sehingga dengan adanya sirkulasi dana pada kawasan,
perumahan tersebut dalam mendongkrak perekonomian masyarakat di Kawasan
tersebut khususnya dan kawasan sekitar pada umumnya.
4. Masyarakat/penduduk setempat
Masyarakat/penduduk setempat dapat menanamkan investasinya berupa
pengembangan usaha-usaha kecil, yang saling menunjang dan saling terkait dengan
aktivitas kawasan.
Aspek keciptakaryaan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan
merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu kehidupan
serta kesejahteraan rakyat.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana aksi RP2KPKP Kota Bekasi dapat dilihat pada
table di bawah ini.

6 -3
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 6.1
Rencana Aksi Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kawasan Sumur Batu
TARGET Sumber Dana Tahun
2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT USULAN PROGRAM PENANGANAN DETAIL LOKASI INDIKATOR

ANG
INSTANSI PELAKSANA

GI
R
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/
Lingkungan RT 01 Pembangunan 844,0 Desa
P3BK
Perbaikan saluran Drainase 0 0,80 0,80
Perbaikan dan Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/ APBD/APBN/Dana
Lingkungan RT 01 Pembangunan 206,0 P3BK Desa
Perbaikan saluran Drainase 0 0,40 0,40
Perbaikan dan Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/ APBD/APBN/Dana
Lingkungan RT 01 Pembangunan 326,0 P3BK Desa
Perbaikan saluran Drainase 0 0,40 0,40
KONDISI BANGUNAN
Peningkatan Kualitas 10 APBN/Dana Desa
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 01 Kelurahan/P3BK
Rumah unit
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Disperkimtan/P3BK APBD/APBN/ Dana
IPAL komunal Lingkungan RT 01
Desa
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Peningkatan Pelayanan APBD/Dana Desa
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 01 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Sanitasi Persampahan
Peningkatan Pelayanan APBD/ Dana Desa
01 Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 01 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Sanitasi Persampahan
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 01 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
Penyediaan Sumur Artesis Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/DAna Desa
01 PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Lingkungan RT 01 Bina Marga/Dinas Kebudayaan dan APBD/Dana Desa
Penataan RTH (pemakaman)
Pariwisata/Kelurahan/P3BK
Vertikal Garden Lingkungan RT 01 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
Penamaman Pohon Lingkungan RT 01 Distanikan APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 01 Damkar/P3BK APBD
PEMBUATAN GAPURA Lingkungan RT 01 RT/RW/P3BK Dana Desa
PERBAIKAN KANTOR RW 01 Lingkungan RT 01 RT/RW/P3BK Dana Desa
Lingkungan RT 01 Disperkimtan/Badan Pengelolaan APBD
RELOKASI PEMUKIMAN DI ZONA PENYANGGA
Keuangan dan Aset Daerah
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Lingkungan RT 02 Pembangunan 846,0 Desa
3BK
02 Perbaikan saluran Drainase 0 0,80 0,80
Lingkungan RT 02 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan 100,0 Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 0 0,40 0,40

6 -4
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

TARGET Sumber Dana Tahun


2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT USULAN PROGRAM PENANGANAN DETAIL LOKASI INDIKATOR

ANG
INSTANSI PELAKSANA

GI
R
Lingkungan RT 02 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan 137,0 Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 0 0,40 0,40
Lingkungan RT 02 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 46,00 0,40 0,40
Lingkungan RT 02 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 53,00 0,40 0,40
KONDISI BANGUNAN
Peningkatan Kualitas 15 APBN/DAna Desa
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 02 Kelurahan/P3BK
Rumah Unit
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Peningkatan Pelayanan APBD/Dana Desa
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 02 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Sanitasi Persampahan
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 02 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 02 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Penataan RTH (pemakaman) Lingkungan RT 02 Bina Marga/Kelurahan/P3BK APBD/Dana Desa
Vertikal Garden Lingkungan RT 02 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT02 Damkar/P3BK APBD
Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
KAMPUNG BUAH Lingkungan RT02
Hidup
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Perbaikan saluran Lingkungan RT 03 Pembangunan Desa
3BK
Drainase 1.240 0,30 0,30
KONDISI BANGUNAN
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 03 5 unit Kelurahan/P3BK APBN/DAna Desa
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 03 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
03 Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 03 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
RTH
Penataan RTH (pemakaman) Lingkungan RT 03 Bina Marga/Kelurahan/P3BK APBD/Dana Desa
Vertikal Garden Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 03 Damkar/P3BK APBD

6 -5
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

TARGET Sumber Dana Tahun


2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT USULAN PROGRAM PENANGANAN DETAIL LOKASI INDIKATOR

ANG
INSTANSI PELAKSANA

GI
R
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Lingkungan RT 04 Pembangunan 205,0 Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 0 0,50 0,50
Lingkungan RT 04 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 201,0 0,50 0,50
Lingkungan RT 04 Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Pembangunan Desa
3BK
Perbaikan saluran Drainase 303, 1,20 1,60
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Peningkatan Pelayanan APBD/Dana Desa
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 04 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Sanitasi Persampahan
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 04 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 04 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 04 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Disperkimtan/P3BK APBD/APBN/ Dana
04 MCK Lingkungan RT 04
Desa
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 04 Damkar/P3BK APBD
Bina Marga/Dinas Kebudayaan dan APBD/Dana Desa
PENATAAN SITUS SUMUR KERAMAT Lingkungan RW 04
Pariwisata/Kelurahan
03 DRAINASE LINGKUNGAN
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P APBD/APBN/Dana
Perbaikan saluran Lingkungan RT 03
1.704 0,30 0,30 3BK Desa
KONDISI BANGUNAN
Peningkatan Kualitas APBN/DAna Desa
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 03 2 Unit Kelurahan/P3BK
Rumah
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
03 Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 03 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
RTH
Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/Bina APBD
Penataan RTH
Marga/P3BK
Penanaman Pohon Lingkungan RT 03 Distanikan APBD
Vertikal Garden Lingkungan RT 03 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah

6 -6
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

TARGET Sumber Dana Tahun


2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT USULAN PROGRAM PENANGANAN DETAIL LOKASI INDIKATOR

ANG
INSTANSI PELAKSANA

GI
R
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 03 Damkar/P3BK APBD
03 PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Disperkimtan/P3BK APBD/APBN/ Dana
IPAL komunal Lingkungan RT 03
Desa
Lingkungan RT 03 Disperkimtan/Badan Pengelolaan APBD
RELOKASI PEMUKIMAN DI ZONA PENYANGGA
Keuangan dan Aset Daerah
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan APBD/APBN/Dana
Disperkimtan/Kelurahan/KOTAKU/P
Perbaikan saluran Lingkungan RT 04 Pembangunan Desa
3BK
Drainase 1.961 0,30 0,30
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 04 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 04 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 04 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas Lingkungan APBD
04
masyarakat. Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
03
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 04 Damkar/P3BK APBD
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Disperkimtan/P3BK APBD/APBN/ Dana
IPAL komunal Lingkungan RT 04
Desa
Lingkungan RT 04 Disperkimtan/Badan Pengelolaan APBD
RELOKASI PEMUKIMAN DI ZONA PENYANGGA
Keuangan dan Aset Daerah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 04 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
Sumber : Hasil Identifikasi Lapangan, Hasil Pengukuran dan Hasil analisis Tahun 2019

6 -7
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Tabel 6.2
Rencana Aksi Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kawasan Kaliabang Tengah
Target Sumber Dana Tahun
2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT Usulan Program Penanganan Detail Lokasi Indikator

ANG
Instansi Pelaksana

GI
R
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 01
Perbaikan saluran Drainase 283, 0,30 0,30 kelurahan/KOTAKU/P3BK
Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 01
Perbaikan saluran Drainase 275, 0,40 0,40 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
JARINGAN JALAN
Perbaikan jalan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 01
60,00 1,50 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
KONDISI BANGUNAN
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 01 Peningkatan Kualitas Rumah 2 unit Kelurahan/P3BK APBN/DAna Desa
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Lingkungan RT 01 Peningkatan Pelayanan Sanitasi APBD/Dana Desa
Penyediaan Gerobak Sampah 2 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Persampahan
01
Lingkungan RT 01 Peningkatan Pelayanan Sanitasi APBD/ Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Persampahan
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM Lingkungan RT 01
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 01 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas APBD
masyarakat. Lingkungan Hidup
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 01 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 01 Damkar/P3BK APBD
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 02
Perbaikan saluran Drainase 1.529, 0,30 0,30 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
JARINGAN JALAN
Perbaikan jalan Lingkungan RT 02 Perbaikan jalan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
06 46,00 0,40 0,40 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
KONDISI BANGUNAN
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 02 Peningkatan Kualitas Rumah 2 Unit Kelurahan/P3BK APBN/DAna Desa
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Lingkungan RT 02 Peningkatan Pelayanan Sanitasi APBD/Dana Desa
Penyediaan Gerobak Sampah 1 unit Dinas Lingkungan Hidup/P3BK
Persampahan
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 02 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 02 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Lingkungan RT 02 Disperkimtan/Dinas APBD
masyarakat. Lingkungan Hidup
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 02 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 02 Damkar/P3BK APBD

6 -8
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Target Sumber Dana Tahun


2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT Usulan Program Penanganan Detail Lokasi Indikator

ANG
Instansi Pelaksana

GI
R
02
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Perbaikan saluran Lingkungan RT 05
Drainase Kelurahan/KOTAKU/P3BK
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 05 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 05 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 05 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
05
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas APBD
masyarakat. Lingkungan Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 05 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
Penataan RTH (pemakaman) Bina Marga/Kelurahan/P3BK APBD/Dana Desa
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 05 Damkar/P3BK APBD
DRAINASE LINGKUNGAN
Perbaikan saluran Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 10
Drainase 612, 0,30 0,30 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
Perbaikan saluran Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 10
Drainase 421, 0,40 0,40 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
Perbaikan saluran Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Lingkungan RT 10
Drainase 502, 2,50 2,00 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
KONDISI BANGUNAN
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Lingkungan RT 10 Peningkatan Kualitas Rumah 2 Unit Kelurahan/P3BK APBN/DAna Desa
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
IPAL komunal Lingkungan RT 10 2 Unit Disperkimtan/P3BK APBD/APBN/ Dana Desa
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 10 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 10 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
Penyedian TPS Lingkungan RT 10 Dinas Lingkungan Hidup APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 10 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas APBD
masyarakat. Lingkungan Hidup
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 10 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
10 Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 10 Damkar/P3BK APBD
JALAN LINGKUNGAN
Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
11 Perbaikan jalan Lingkungan RT 11 Peningkatan Jalan
180, 1,50 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
DRAINASE LINGKUNGAN

6 -9
LAPORAN AKHIR
Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

Target Sumber Dana Tahun


2020 2021 2022 2023 2024

LEBA

TING
PANJ
RW RT Usulan Program Penanganan Detail Lokasi Indikator

ANG
Instansi Pelaksana

GI
R
Perbaikan dan Pembangunan Disperkimtan/ APBD/APBN/ Dana Desa
Perbaikan saluran Lingkungan RT 11
Drainase 546, 0,30 0,30 Kelurahan/KOTAKU/P3BK
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penyediaan Gerobak Sampah Lingkungan RT 11 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
Penyediaan Tong sampah Organis dan Anorganik Lingkungan RT 11 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD/ Dana Desa
PENYEDIAAN AIR BERSIH & AIR MINUM
Penyediaan jaringan air bersih Lingkungan RT 11 Disperkimtan /PDAM/P3BK APBD/BUMD
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
 Sosialisasi pola penanganan kawasan kumuh kepada Disperkimtan/Dinas APBD
masyarakat. Lingkungan Hidup/P3BK
Seluruh RW
 Sosialisasi perlunya pola hidup sehat dan bersih
 Pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sampah
RTH
Vertikal Garden Lingkungan RT 11 Dinas Lingkungan Hidup/P3BK APBD
PROTEKSI KEBAKARAN
Sarana dan prasarana proteksi kebakaran Lingkungan RT 11 Damkar/P3BK APBD
PENYEDIAAN SARANA PELAYANAN UMUM
04 Disdik/Bina APBD/Dana Desa
Pembangunan PAUD dan RTH Lingkungan RT 04
Marga/Kelurahan/P3BK
Sumber : Hasil Identifikasi Lapangan, Hasil Pengukuran dan Hasil analisis Tahun 2019

6 -10

You might also like