You are on page 1of 17

MAKALAH

PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN,HAK

DAN KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Diajukan untuk Dipresentasikan pada Mata Kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan dan Anti Korupsi Program Studi Ekonomi

Disusun Oleh:

Kelompok 4
1. Sonia Arsika
2. Indriani Syahfitri
3. Novita Hardiani

4. Nensi Oktavia
5. Robby Arya Sandika

Dosen pengampu:
Rendi Dwipa,SE.,M.Ak

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi
Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih Bapak Rendi Dwipa, SE.,M.Ak
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Anti Korupsi

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan.Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Muara Bulian, Oktober2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................II

DAFTAR ISI......................................................................................III

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang.........................................................................4

B.Rumusan masalah...................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian penegakan hukum berkeadilan..................5

B.Tujuan dari penegakan hukum.......................................5

C.Pengertian Hak dan Kewajiban negara..........................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................10

3.2 Saran......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Proses penegakan hukum pasca Reformasi di Indonesia semakin hari semakin  terlihat arah
perbaikan, hal ini dengan adanya aparat hukum dalam penegakan hukum yaitu  hakim, jaksa, polisi dan
advokat yang sama sama memiliki kedudukan yang setara dalam  proses sistem peradilan pidana,
meskipun dalam implementasi nya masih diketemukan  kelemahan dan pelanggaran pelangaran oleh
aparat hukum.

Berdasarkan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 D ayat (1) maka persamaan di depan  hukum dapat
dipahami dalam negara hukum bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang  sama dan seimbang dan
tidak ada pengecualian agar keadilan dan kebenaran dalam  mencapai tujuan negara hukum dapat di
capai.

Penegakan hukum  dilakukan agar masyarakat memperoleh perlindungan atas hak dan
kewajibannya. Negara  Indonesia meerupakan negara hukum yang memiliki peraturan perundang-
undangan,  lembaga hukum, dan aparatur penegak hukum. Namun, perilaku aparat penegak hukum
seringkali belum baik dan masih tidak terpuji seperti praktek KKN, korupsi, tindakan  pelecehan, perilaku
suap, perlaku premanisme dan perilaku lainnya yang tidak terpuji.  

Alasan lain perlu penegakan hukum yang berkeadilan adalah latar belakang masalah atau  kasus
hukum yang belum diselesaikan secara tuntas karena ada praktek hukum yang  seringkali tumpul ke atas
dan tajam kebawah. Artinya seringkali hukum merugikan orang orang yang tidak punya kuasa, tetapi
menguntungkan bagi orang yang punya kuasa.

B.Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian penegakan hukum?

2.Apa Tujuan dari penegakan hukum?

3.Apa Pengertian Hak dan Kewajiban negara?

C.Tujuan

Untuk mengetahui apa itu penegakan hukum,tujuan,hingga hak dan kewajiban negara

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian penegakan hukum yang berkeadilan

Penegakan hukum adalah sistem yang di dalamnya terdapat anggota pemerintah yang bertindak
secara terorganisir untuk menegakkan hukum dengan cara menemukan, menghalangi, memulihkan,
atau menghukum orang-orang yang melanggar undang-undang dan norma hukum yang mengatur
masyarakat tempat anggota penegakan hukum tersebut berada.istilah ini biasanya mencakup polisi,
pengadilan, dan lembaga koreksi masyarakat, tetapi isitilah ini biasanya dipakai juga untuk orang-orang
(termasuk mereka yang bukan anggota kepolisian resmi) yang secara langsung terlibat dalam patroli dan
pengamatan untuk mencegah atau menggalangi dan menemukan aktivitas kriminal, dan untuk orang-
orang yang menginvestigasi kejahatan dan menangkap pelaku kejahatan,baik secara individual atau
dalam bentuk organisasi penegakan hukum, baik kepolisian maupun yang lainnya

hukum yang berkeadilan adalah hukum yang teratur dan tanpa menindas martabat kemanusiaan
setiap warga masyarakat, atau dengan kata lain adalah hukum yang senantiasa mengabdi kepada
kepentingan keadilan, ketertiban, keteraturan, dan kedamaian guna menunjang terwujudnya
masyarakat sejahtera lahir dan batin.keadilan sendiri dapat diartikansebagai kondisi yang bersifat adil
terhadap suatu sifat, perbuatan maupun perlakuan terhadap sesuatu hal.

B. Tujuan penegakan hukum yang berkeadilan

Adanya penegakan hukum yang berkeadilan bertujuan untuk mewujudkan peraturan demi
terwujudnya ketertiban dan keadilan masyarakat. Penegakan hukum dilakukan agar masyarakat
memperoleh perlindungan atas hak dan kewajibannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya penegakan hukum dan keadilan serta hak asasi manusia di
Indonesia, di antaranya: (a) Perangkat hukum atau undang - undang itu sendiri; (b) Kualitas SDM aparat
penegak hukum; (c) fasilitas penegakan hukum yang kurang memadai; (d) Budaya hukum atau
kesadaran hukum masyarakat yang masih lemah; (e) Pengaruh Globalisasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan aparat penegak
hukum; (f) Sistem rekrukmen pejabat penegak hukum yang kurang tepat.

Adapun cara mengatasinya adalah (1) Dalam penyusunan suatu undang-undang di samping
memperhatikan kepentingan nasional, juga kendaknya aspirasi masyarakat lokal jangan diabaikan. Di
samping itu perlu pula memperhatikan ide-ide dan intitusi-instusi modern yang berkembang dinegara-
negara maju setelah disaring sesuai dengan aspirasi dan kepentingan bangsa Indonesia; (2) Aparat
penegak hukum harus memiliki nilai-nilai propsesionalisme yang cukup, (3) fasilitas pendukung dalam
penegakan hukum dan keadilan serta hak asasi manusia harus ditingkatkan, (4) Dalam.upaya untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, setiap peraturan perundang-undangan yang akan
diberlakukan harus disosialisasikan: (5) Sistem rekrukmen aparat penegak hukum harus melalui saringan
yang ketat dengan kriteria-kriteria terentu, termasuk pengangkatan seorang pejabat penegak hukum
khususnya kehakiman dan kejaksaan harus bersih dari campur tangan eksekutif.

Pokok pikiran Etika Penegakan Hukum yang berkeadilan dalam TAP MPR tersebut menegaskan bahwa
untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada
keadilan.

Contoh-Contoh Penegakan Hukum

Sedangkan contoh-contoh tindakan penegakan hukum adalah:

1. Pengadilan memberikan vonis yang tepat pada pelaku kejahatan

2. Pihak berwajib mengusut tuntas sebuah kasus

3. Adanya sanksi yang tegas bagi orang yang melanggar hukum

4. Pihak berwajib menjatuhkan hukuman sesuai dengan Undang-Undang

5. Polisi membantu masyarakat untuk menangkap pencuri yang meresahkan masyarakat.

6. Polisi menilang pengendara yang melanggar lalu lintas

7. Masyarakat menyerahkan pelaku tindakan kriminal kepada polisi

8. Pengadilan mencabut hak politik kepada terdakwa kasus korupsi

9. Pihak berwajib membantu mengurus kasus semua masyarakat tanpa dibedakan

10. Memberikan hukuman berat bagi pelaku kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan serta
pelecehan seksual.

APARATUR PENEGAK HUKUM


Aparatur penegak hukum menncakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan
aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat
tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum, jaksa hakim dan petugas-
petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak
yang bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau
pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian
sanksi, serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.
Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat 3 elemen penting yang
mempengaruhi, yaitu: (i) institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan
prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya; (ii) budaya kerja ytang terkait
dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya, dan (iii) perangkat peraturan
yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang
dijadikan standar kerja, baik hukum materilnya maupun hukum acaranya. Upaya penegakan
hukum secara sistematik haruslah memperhatikan ketiga aspek itu secara simultan, sehingga
proses penegakan hukum dan keadilan itu sendiri secara internal dapat diwujudkan secara nyata.
Namun, selain ketiga faktor diatas, keluhan berkenaan dengan kinerja penegakan hukum di
negra kita selama ini, sebenarnya juga memerlukan analisis yang lebih menyeluruh lagi. Upaya
penegakan hukum hanya satu elemen saja dari keseluruhan persoalan kita sebagai negara hukum
yang mencita-citakan upata menegakan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatr
indonesia. Hukum tidak mungkin akan tegak, jika hukum itu sendiri atau belummencerminkan
perasaan atau nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakatnya. Hukum tidak mungkin
menjamin keadilan jika materinya sebagian besar merupakan warisan masa lalu yang tidak sesuai
lai dengan tuntutan zaman. Artinya, persoalan yang kita hadapi bukan saja berkenaan dengan
upaya penegakan hukum tetapi juga pembaharuan hukum atau pembuatan hukum baru. Karena
itu, ada empat fungsi penting yang memerlukan perhatian yang seksama, yaitu: (i) pembuatan
hukum (‘the legislation of law atau Law and rule making), (ii) sosialisasi, penyebarluasan dan
bahkan pembudayaan hukum ( socialization and promulgation of law) dan (iii) penegakan
hukum (the enforcement of law). Ketiganya membutuhkan dukungan (iv) administrasi hukum
(the administration of law) yang efektif dan efisien yang dijalankan oleh pemerintahan
(eksekutif) yang bertanggungjawab (accountable). Karena itu, pengembangan administrasi
hukum dan sistem hukum dapat disebut sebagai agenda penting yang keempat sebagai tambahan
terhadap ketiga agenda tersebut diatas. Dalam arti luas, The administration of law itu mencakup
pengertian pelaksanaan hukum (rules executing) dan tata administrasi hukum itu sendiri dalam
pengertian yang sempit. Misalnya dapat dipersoalkan sejauhmana sistem dokumentasi dan
publikasi berbagai produk hukum yang ada selama ini telah sikembangkan dalam rangka
pendokumentasian peraturan-peraturan (regels), keputusan-keputusan administrasi
negara(beschikings), ataupun penetapan dan putusan (vonius) hakim di seluruh jajaran dan
lapisan pemerintahan dari pusat sampai ke daerah-daerah. Jika sistem administrasinya tidak jelas,
bagaimana mungkin akses masyarakat luas terhadap aneka bentuk produk hukum tersebut dapat
terbuka?. Jika akses tidak ada, bagaimana mungkin mengharapkan masyarakat dapat taat pada
aturan yang tidak diketahuinya?. Meskipun ada teori “fiktie” yang diakui sebagai doktrin hukum
yang bersifat universal, hukum juga perlu difungsikan sebagai sarana pendidikan dan pembaruan
masyarakat (social reform), dan karena itu ketidak tahuan masyarakat akan hukum tidak boleh
dibiarkan tanpa usaha sosial dan pembudayaan hukum secara sistematis dan bersengaja.
Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum

1.Faktor kebudayaan yang memengaruhi penegakan hukum artinya bahwa ada ketetapan yang
berkaitan dengan suatu hal yang boleh dilakukan dan dilarang.Maka dari itu faktor kebudayaan bisa
memengaruhi perilaku manusia sebelum dan sesudah mengetahui adanya norma hukum di masyarakat.

2.Faktor masyarakat ialah faktor yang memiliki hubungan dengan masyarakat dalam hal pemahaman
dan pengetahuan tentang norma atau aturan hukum.Tak hanya itu, faktor masyarakat meliputi
pemikiran dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

3.Faktor Penegak Hukum

Faktor penegak hukum merupakan faktor yang yang memengaruhi penegakan hukum dan berkaitan
dengan peran aparat penegak hukum, Kids.Hal ini juga meliputi para aparat dalam menegakkan aturan
hukum sesuai dengan penggunaan dan tugas yang tepat, ya.

4. Faktor Hukum

Faktor hukum termasuk salah satu faktor yang memengaruhi penegakan hukum

5.Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana termasuk faktor yang memengaruhi proses penegakan hukum, faktor ini juga
harus dikaji lebih jauh terutama tentang kualitas dan kuantitasnya

3. Pengertian hak dan kewajiban Negara dan Warga negara.

hak adalah segala sesuatu yang kita dapatkan setelah kita melaksanakan kewajiban. Sedangkan
kewajiban adalah segala sesuatu yang harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.Hak warga
negara bisa diartikan sebagai semua hal yang diperoleh atau didapatkan seorang warga negara, baik
dalam bentuk kewenangan maupun kekuasaan. Hak pada dasarnya adalah sesuatu yang harusnya bisa
diterima atau dinikmati. Hal itu berarti kita berhak menerima hal-hal yang menjadi hak kita dan kita
tidak boleh melanggar hak orang lain.Sementara itu, kewajiban adalah hal-hal yang wajib dilakukan
sebagai anggota masyarakat. Umumnya, kewajiban merupakan hal yang harus dilakukan agar bisa
mendapatkan hak kita.

Warga negara merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara.Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) yang
dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga
negara.Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraan seseorang. Dalam menerapakan asas kewarganegaraan ada dua pedoman, yaitu asas
kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan yang berdasarkan
perkawinan.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2


kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam asas
ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan
orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Fungsi Warga Negara

Fungsi warga negara yang pertama adalah menjunjung hukum serta pemerintahan yang sah serta
berdaulat.

Fungsi warga negara yang kedua adalah ikut serta dalam upaya pembelaan sebuah negara
menyesuaikan dengan kapasitas serta bidang yang dikuasai masing-masing.

Fungsi warga negara yang ketiga adalah menghormati HAM atau hak asasi manusia yang dimiliki oleh
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.

Fungsi warga negara yang keempat adalah tunduk kepada peraturan serta batasan yang ada dan sudah
ditetapkan berdasarkan undang-undang maupun peraturan yang berlaku.

Fungsi warga negara yang kelima adalah menjaga persatuan serta kesatuan sebuah negara.

Fungsi warga negara yang keenam adalah mentaati dasar sebuah negara, hukum yang berlaku, serta
sistem pemerintahan tanpa adanya terkecuali.

Fungsi warga negara yang ketujuh adalah turut serta dalam proses pembangunan dalam memangun
bangsa dan cita-cita yang ingin dicapainya.

Tujuan sekaligus alasan dari ditegakkannya hak dan kewajiban adalah demi tercipta kehidupan yang
nyaman, tentram, aman dan sejahtera. Oleh karena itulah kita sebagai warga negara yang baik perlu
menegakkan hak dan kewajiban di dalam kehidupan sehari-hari.Warga Negara sendiri juga memiliki hak
dan kewajiban sebagaimana fungsinya warga negara guna menjaga kestabilan didalam bangsa.

Namun, sebelum megara menentukan siapa saja yang menjadi warga negara, negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya, serta berhak kembali, sebagaimana diatur dalam pasal 28 E ayat (1) UUD
1945.Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat diklafikasikan
sebagai berikut:

Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai dengan visa
(surat izin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara, yang diberikan oleh pejabat suatu
negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Contoh hak sebagai warga negara Indonesia

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama yang diyakininya serta menjalankan
kewajiban yang dianutnya tersebut.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
sudah disediakan. Seperti contohnya adalah BPJS Kesehatan.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk mengeluarkan pendapat yang mereka miliki asal tidak
melanggar hukum yang berlaku. Seperti contohnya membuat petisi mengenai suatu permasalahan.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk menggunakan fasilitas umum yang sudah disediakan oleh
pemerintah. Seperti contohnya adalah transportasi umum serta jalan tol.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapat perlindungan di bawah hukum termasuk ke
dalamnya memiliki hak pembelaan diri di pengadilan yang ada.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapat fasilitas pendidikan yang ada dengan sama rata
tanpa adanya perbedaan pada tiap golongan ekonomi. Seperti contohnya adalah pendirian sekolah
negeri yang dibuat oleh pemerintah.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memiliki kedudukan yang sama tidak peduli golongannya di
mata hukum yang berlaku tanpa dibeda-bedakan.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk dibebaskan oleh pihak pemerintah negara Indonesia ketika
orang tersebut menjadi tawanan maupun sandera pada suatu permasalahan.

Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya pada
pemilu. Seperti contohnya adalah saat seseorang warga negara menentukan pilihan pada pemilihan
presiden dan wakil presiden Indonesia.
Setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan akses terhadap teknologi yang sama. Seperti
contohnya adalah pendistribusian secara luas ke seluruh penjuru Indonesia mengenai jaringan internet
serta jaringan listrik

Contoh kewajiban sebagai warga negara Indonesia

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk membayar pajak dengan tepat pada waktunya.
Seperti contohnya, membayar pajak bumi dan bangunan atau PBB dengan tepat waktu.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga fasilitas umum yang sudah diberikan
dan tidak merusaknya secara sembarangan.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban serta keamanan yang
berlangsung pada lingkungan sekitar tempatnya berada.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menaati peraturan serta perundang-undangan
yang berlaku di wilayah maupun lingkungan tersebut.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menaati norma yang berlaku di masyarakat.
Seperti contohnya, norma kesopanan serta norma hukum yang ada.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menaati peraturan lalu lintas yang ada ketika
menggunakan kendaraan pribadi. Seperti contohnya, menggunakan helm ketika kamu mengendarai
sepeda motor.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah biaya setelah
menggunakan fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah. Seperti contohnya, membayar
uang jalan tol serta transportasi umum ketika menggunakannya.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk saling menghormati serta mampu menjaga
sikap toleransi antar umat beragama agar tidak terjadinya kericuhan dan persatuan Indonesia yang ada
tetap terjaga.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menghormati hak hidup dan hak asasi manusia
atau HAM yang dimiliki oleh setiap manusia dengan tidak membahayakan atau mengancam hidup orang
lain.

Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk membela negara jika dibutuhkan. Seperti
contohnya adalah dengan menggunakan produk buatan lokal Indonesia dibandingkan dengan
menggunakan produk buatan luar negeri. Selain itu juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila ke dalam
kehidupan sehari-hari.

Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan merupakan
sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan
kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban. Di sisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut
dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya
ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan
kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban, pada umumnya
disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan.
Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak, sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimis yang menyebabkan individu
tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan, pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun swasta atas
upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.
Hal tersebut dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja.
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan .

Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya
tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang kurang layak.
Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama tingkat pendidikan dan
kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya tingkat pengangguran.
Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya ketidakefisienan terhadap
kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat kehidupan yang layak bagi
warga negara.
Di sisi lain, tingkat kehidupan yang kurang layak dapat disebabkan oleh sifat malas dari
warga negara tersebut yang tidak ingin mencoba merubah tingkat kehidupannya ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya. Pada umumnya, warga negara demikian terfokus untuk menunggu
uluran tangan dari individu lain maupun pemerintah, tanpa melakukan suatu usaha sebagai
kewajiban untuk memenuhi hak penghidupan yang layak.

Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran
hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap
kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri.

Misalnya, kemiskinan yang masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia,


penyebabnya dapat berasal dari pemerintah ketika program pembangunan tidak berjalan
sebagaimana mestinya, atau dapat juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang
malas untuk bekerja atau tidak mempunyai keterampilan sehingga mereka hidup di garis
kemiskinan.

2Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga


Negara

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri


Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat
melanggar hak orang lain.

b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara


Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu
bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini
berakibat munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga
negara.

c. Sikap tidak toleran


Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan
mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.

d. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak hanya
menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang
terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para
pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara.
Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.

e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum


Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap jenis pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya
kasus-kasus lain. Para pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima
sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang
bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan
menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang
dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

f. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat juga memberikan
pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Kalian tentunya pernah
mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial.
Kasus tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal
yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak warga
negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang dapat
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.

Contoh Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Pelanggaran hak warga negara adalah tindakan aparat negara yang melanggar atau tidak
memberikan apa yang menjadi hak warga negara.

Contohnya; (a) tidak mendapatkan persamaan hukum, (b) dilarang mengeluarkan


pendapat, (c) tidak mendapatkan kesempatan memilih, (d) tidak mendapatkan pengajaran, (e)
tidak mendapatkan pendidikan, (f) ditangkap tanpa melalui proses hukum yang berlaku, (g)
tidak mendapatkan perlindungan hukum (h) tidak mendapatkan layanan hukum, (i) pembatasan
hak politik, (j) pembungkaman.
Pengingkaran kewajiban adalah pengingkaran warga negara terhadap kewajiban yang
ditentukan pemerintah.

Contohnya; (a) tidak membayar pajak, (b) melawan hukum, (c) tidak menjaga ketertiban
(d) melanggar aturan yang berlaku, (e) tidak ikut mempertahankan NKRI, (f) berprilaku anarkis
tidak menjaga kesatuan dan kesatuan, (g) menghianati negara, (h) tawuran antar pelajar, (i)
melanggar HAM.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penegakan hukum adalah sistem yang di dalamnya terdapat anggota pemerintah yang bertindak
secara terorganisir untuk menegakkan hukum dengan cara menemukan, menghalangi, memulihkan,
atau menghukum orang-orang yang melanggar undang-undang dan norma hukum yang mengatur
masyarakat tempat anggota penegakan hukum tersebut berada.Tujuan utama penegakan hukum adalah
untuk mewujudkan adanya rasa keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan dalam masyarakat. Dalam
proses tersebut, maka harus mencerminkan aspek kepastian dan ketertiban hukum. hak adalah bentuk
kebenaran, kepemilikan, kewenangan, kekuasaan, derajat, dan wewenang menurut hukum. kewajiban
adalah sesuatu yang diwajibkan atau sesuatu yang harus dilaksanakan.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa penjelasan mengenai penegakan hukum yang berkeadilan,hak


dan kewajiban negara dan warga negara masih banyak terdapat kekurangan kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini bisa berguna untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTKA

https://www.kompasiana.com/muhammad211101/628c65f753e2c31f522734a2/konsep-hukum-
yang-berkeadilan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penegakan_hukum

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keadilan

https://kids.grid.id/read/473515516/10-contoh-penegakan-hukum-yang-ada-di-masyarakat?page=all

https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20267505&lokasi=lokal

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5871839/apa-yang-dimaksud-hak-dan-kewajiban-ini-
pengertiannya-dan-contohnya

https://www.gramedia.com/literasi/hak-dan-kewajiban-warga-negara/

https://www.gramedia.com/literasi/warga-negara/

You might also like