You are on page 1of 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No.

2 Mei 2016

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL UJIAN


SEMESTER MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 KENDARI

Andar1), Ikman2)
1)
Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2)Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Halu Oleo Email : andar_math@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal ujian semester matematika. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10
Kendari Tahun Ajaran 2015/2016 pada kelas VIII. Hasil penelitian ini adalah: (1) kesalahan konsep
yaitu siswa salah menggunakan konsep menggambar garis pada diagram cartesius, siswa salah
menggunakan konsep menentukan persamaan garis, siswa salah menuliskan himpunan penyelesaian,
siswa salah menggunakan rumus mencari himpunan penyelesaian dari system persamaan linear dua
variabel, siswa salah menggunakan teorema Pythagoras dan siswa salah menggunakan konsep
penyederhanaan aljabar; (2) kesalahan prinsip yaitu siswa salah dalam menggunakan metode
gabungan untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel; dan
(3) kesalahan algoritma yaitu siswa salah memahami perintah soal, siswa salah menuliskan soal,
siswa salah melakukan perhitungan, siswa tidak melanjutkan proses penyelesaian dan siswa
menjawab dengan menebak jawaban. Persentase kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah 15%
kesalahan konsep, 5,71% kesalahan prinsip dan 35% kesalahan algoritma.

Kata Kunci: deskripsi kesalahan, hasil belajar matematika, ujian semester

DESCRIPTION OF STUDENTS ERROR IN RESOLVING MATHEMATIC SEMESTER


EXAM QUESTIONS AT VIII CLASS STUDENTS OF SMP NEGERI 10 KENDARI

Abstract
This research aims to determine the description of the mistakes made by students in resolving
mathematics semester exams questions. This research was conducted in SMP Negeri 10 Kendari on
Year Academic 2015/2016 at class VIII. The results of this research are: (1) the misconception that
students incorrectly use the concept of drawing a line in the Cartesian diagram, the students
incorrectly use the concept of the equation of the line, the students misspelled the set of the
completion, the students incorrectly use the formula to find the set of the completion from system of
linear equation of two variables, the students incorrectly use the Pythagorean theorem and students
incorrectly use the concept of simplifying the algebra; (2) error of principle that students incorrectly
use the combined method for determining the set of the completion from system of linear equations
of two variables; and (3) error of algorithm that students misunderstood the equations of command,
the students incorrectly in wrote the questions, the students incorrectly in performing the calculations,
the students did not continue the completion process and the students respond by guessing the
answer. The percentage of errors made by students is 15% misconceptions, 5,71% error of principle
and 35% error of algorithm.

Keywords: description of error, mathematics learning outcomes, semester exam.

Andar, Ikman 15
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Pendahuluan dapat menguasai materi lanjutan jika materi


yang menjadi prasyaratnya tidak dikuasai
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
dengan baik. Oleh karena itu, untuk setiap
Teknologi (IPTEK) semakin pesat. Hal ini yang
materi siswa diharapkan benar-benar menguasai
mendorong setiap Negara berusaha agar dapat
konsep yang diberikan karena konsep tersebut
mengambil bagian serta turut bersaing dalam era
akan digunakan untuk mempelajari materi
globalisasi ini. Untuk dapat bersaing dengan
berikutnya.
Negara lain, Indonesia diharuskan memiliki
Berdasarkan observasi di SMP Negeri
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber
10 Kendari, diketahui bahwa masih ada
daya manusia yang berkualitas ini hanya dapat
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
diciptakan melalui pendidikan yang berkualitas
dalam menyelesaikan soal-soal matematika, baik
pula.
itu dalam mengerjakan tugas harian, ulangan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan
harian maupun ulangan semester. Selain itu, ada
yang universal bagi manusia di mana melalui
juga yang salah dalam menggunakan rumus,
pendidikan manusia dapat membentuk
yang disebabkan kurangnya memahami konsep.
kemampuannya sehingga mampu menggunakan
Dan tidak menutup kemungkinan, masih ada
rasionya seefektif mungkin sebagai jawaban
lagi kesalahan-kesalahan lain yang dilakukan
dalam menghadapi berbagai masalah yang
oleh siswa. Untuk itu, kesalahan-kesalahan yang
timbul dalam usahanya untuk mencapai masa
dilakukan oleh siswa tersebut harus segera
depan yang lebih baik. Peningkatan mutu
diatasi untuk menghindari kesalahan yang akan
pendidikan tidak lepas dari peran sekolah
dilakukan setelahnya, karena siswa akan tetap
sebagai penyelenggara pendidikan. Sekolah
melakukan kesalahan jika kesalahan sebelumnya
sebagai lembaga pendidikan formal, salah satu
tidak diperbaiki. Dengan melakukan analisis
fungsinya adalah memberikan kesempatan yang
kesalahan terhadap pekerjaan siswa, guru dapat
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
mengetahui hasil pekerjaan siswa dan jenis
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
kesalahan dalam pengerjaannya. Hal ini
seoptimal mungkin.
dimaksudkan agar siswa tidak mengulangi
Gambaran penguasaan matematika
kesalahannya terutama untuk soal yang
sebagai indikator pencapaian tujuan pendidikan
berkarakteristik sama, dengan tujuan untuk
dalam pembelajaran matematika dapat dilihat
meningkatkan hasil belajar siswa.
pada hasil belajar siswa untuk pelajaran
Slameto (dalam Jihad, 2013 : 2),
matematika. Kesalahan siswa dalam
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
mengerjakan soal dapat menjadi salah satu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
menguasai materi. Oleh karena itu, adanya
baru secara keseluruhan, sebagai hasil
kesalahan-kesalahan tersebut perlu
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
diidentifikasi. Dengan demikian, informasi
lingkungannya. Sutikno (2007 : 5)
tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal-
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
soal matematika tersebut dapat digunakan untuk
proses atau usaha yang dilakukan oleh seseorang
meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
belajar matematika siswa.
interaksi dengan lingkungannya. Sudjana (dalam
Rendahnya pemahaman siswa terhadap
Jihad, 2013 : 2) berpendapat, belajar adalah
konsep yang dipelajari merupakan kendala
suatu proses yang ditandai dengan adanya
dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut
perubahan pada diri seseorang, perubahan
merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan
sebagai hasil proses belajardapat ditunjukan
dan pemahaman siswa terhadap konsep dasar
dalam berbagai bentuk seperti perubahan
materi yang akan dipelajari. Cirri utama
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
matematika adalah penalaran deduktif, yaitu
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
kebenaran suatu konsep atau pernyataan
perubahan aspek-aspek yang ada pada individu
merupakan akibat logis dari kebenaran
yang belajar.
sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau
Beberapa definisi atau pengertian
pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
tentang matematika menurut Soedjadi (2000 :
Seorang yang belajar matematika tidak akan
11) adalah: (1) Matematika adalah ilmu
16 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

pengetahuan eksak dan terorganisasi secara Vardiansyah (dalam Darlia, 2015 : 10)
sistematik; (2) Matematika adalah pengetahuan menyatakan bahwa deskripsi adalah suatu
tentang bilangan dan kalkulasi; (3) Matematika kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu
adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan yang dapat diuraikan secara jelas dan tepat
berhubungan dengan bilangan; (4) Matematika dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang
adalah suatu pengetahuan tentang fakta-fakta yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Pada
kuantitatif dan masalah tentang ruang dan umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti
bentuk; (5) Matematika adalah suatu apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana
pengetahuan tentang struktur-struktur yang bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya.
logik; dan (6) Matematika adalah pengetahuan Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai
tentang aturan-aturan yang ketat. dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik. Saat
Paling (dalam Abdurrahman, 2003 : data yang dikumpulkan, deskripsi, analisis dan
252) mengemukakan bahwa matematika adalah kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-
suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap angka maka hal ini dinamakan penelitian
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi,
menggunakan informasi, menggunakan analisis dan kesimpulannya disajikan dalam
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, uraian kata-kata maka dinamakan penelitian
menggunakan pengetahuan tentang menghitung kualitatif.
dan yang paling penting adalah memikirkan Gagne (dalam Shadiq, 2011 : 10) telah
dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan membagi objek-objek matematika yang
menggunakan hubungan-hubungan. diperoleh siswa menjadi objek langsung dan
Berdasarkan penjelasan tentang definisi objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari
belajar dan matematika di atas, dapat dikatakan fakta (fact), konsep (concept), prinsip
bahwa Belajar Matematika adalah proses dalam (principle), dan keterampilan (skill). Sedangkan
diri siswa yang hasilnya berupa perubahan contoh objek tak langsungnya adalah berpikir
pengetahuan, sikap, keterampilan dan untuk logis, kemampuan memecahkan masalah, sikap
menerapkan konsep-konsep, struktur dan pola positif terhadap matematika, ketekunan dan
dalam matematika sehingga menjadikan siswa ketelitian. Jadi, objek tak langsung adalah
berfikir logis, kreatif, sistematis dalam kemampuan yang secara tak langsung akan
kehidupan sehari-hari. Belajar matematika akan dipelajari siswa ketika mereka mempelajari
lebih berhasil bila mengarah pada objek langsung matematika. Lebih lanjut E.G.
pengembangan berfikir, pengembangan konsep Begle (dalam Sumalwan, 2014 : 12),
atau ide-ide terdahulu yang dipersiapkan untuk menyatakan bahwa objek matematika dibagi
mempelajari dan menguasai konsep baru. dalam empat jenis, yaitu: fakta, konsep, operasi
Sudjana (2008 : 5) menyatakan bahwa dan prinsip.
hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah Fakta adalah pemufakatan atau konvensi
perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam matematika yang biasanya diungkapkan
dalam upaya memperbaiki proses belajar melalui simbol-simbol tertentu (Fathani, 2009 :
mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar 59). Fakta adalah suatu konvensi, suatu ide
dalam pengertian luas mencakup bidang matematika yang disajikan baik dalam bentuk
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tirtonegoro kata-kata maupun simbol atau lambang (Sudia,
(dalam Darlia, 2015 : 7) mengemukakan bahwa 1996). Konsep adalah ide abstrak yang
hasil belajar adalah penilaian hasil usaha digunakan untuk menggolongkan atau
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk mengkategorikan sekumpulan objek ke dalam
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat contoh dan bukan contoh (Fathani, 2009 : 61).
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh Farel dan Famer (dalam Sudia, 1995 : 11)
setiap siswa dalam periode tertentu. Dick dan mendefinisikan konsep sebagai suatu klasifikasi
Reiser (dalam Hadi, 2012 : 19) mengemukakan dari objek-objek, sifat-sifat objek atau kejadian-
bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kejadian yang ditentukan dengan cara
kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil mengabstraksikannya. Konsep dalam
kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat matematika adalah ide abstrak yang
macam, yaitu: pengetahuan, keterampilan memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan
intelektual, keterampilan motoruk dan sikap. objek-objek atau kejadian-kejadian sebagai
contoh atau bukan contoh dari ide abstrak itu.
Andar, Ikman 17
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Soedjadi (dalam Hidayat, 2014 : 12), matematika bukanlah merupakan hal yang selalu
menyatakan bahwa prinsip matematika adalah berarti negatif, karena dengan ditemukan
hubungan antar dua atau lebih objek kesalahan dalam diri siswa berarti ada
matematika. Dengan demikian, prinsip dalam kekurangan-kekurangan selama proses belajar
matematika adalah suatu hubungan antara dua mengajar berlangsung. Kekurangan-kekurangan
atau lebih objek-objek matematika. Objek yang itulah yang nantinya akan diperbaiki sehingga
dihubungkan tersebut mungkin fakta, konsep siswa nantinya tidak lagi melakukan kesalahan
atau prinsip-prinsip lain. Shadiq (2011 : 14) yang sama.
mendefinisikan prinsip (keterkaitan antar Tipe kesalahan yang dilakukan oleh
konsep) sebagai suatu gagasan yang memuat siswa bermacam-macam, tergantung dari aspek
hubungan antara dua konsep atau lebih. Seorang mana kesalahan tersebut ditinjau. Menurut
siswa dinyatakan telah mampu memahami suatu Cooney (dalam Sumalwan, 2014 : 16),
prinsip jika siswa tersebut: (1) ingat rumus atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
prinsip yang bersesuaian; (2) memahami dalam menyelesaikan soal-soal matematika
seberapa konsep yang digunakan serta lambang ditinjau dari objek matematikanya yaitu
atau notasinya; dan (3) dapat menggunakan kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan
rumus atau prinsip yang bersesuaian pada situasi dalam memahami dan menerapkan prinsip serta
yang tepat. kesalahan dalam melakukan algoritma.
Keterampilan (skill) adalah kemampuan Berdasarkan uraian tersebut, berkaitan
untuk menggunakan prosedur atau langkah- dengan kesalahan siswa dalam mempelajari
langkah untuk menyelesaikan suatu soal. Istilah matematika, hubungannya dengan penelitian ini
yang sering digunakan juga adalah algoritma yaitu kesalahan yang dilakukan siswa dalam
yang berarti langkah-langkah standar untuk mengerjakan soal-soal ulangan semester
menyelesaikan soal. Pada pembelajaran matematika yang ditinjau dari objek
keterampilan (skill) penekanannya adalah pada matematikanya yaitu kesalahan konsep,
kemampuan untuk menggunakan urutan-urutan, kesalahan prinsip dan kesalahan melakukan
prosedur atau langkah-langkah pengerjaan. algoritma.
Seorang siswa akan disebut memahami suatu
keterampilan (skill) jika ia dapat menggunakan Metode
urutan-urutan, prosedur atau langkah-langkah
pengerjaan (Shadiq, 2011 : 14 - 15). Kaitannya Penelitian ini dilaksanakan pada
dengan penelitian ini, skill yang ditinjau adalah semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada
kemampuan melakukan algoritma, maka kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP)
algoritma yang dimaksud adalah keterampilan Negeri 10 Kendari. Subjek dalam penelitian ini
dalam mengurutkan prosedur pengerjaan soal adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kendari
yang benar. tahun ajaran 2015/2016. Untuk keperluan
Kesalahan menurut Kamus Besar penelitian ini, akan diambil 1 kelas sebagai
Bahasa Indonesia (2007 : 982) berasal dari kata sasaran penelitian. Pengambilan kelas dalam
dasar “salah” yang artinya tidak benar, tidak penelitian ini dilakukan berdasarkan
betul atau keliru. Jadi, kesalahan dalam pertimbangan bahwa kelas sebagai sasaran
menyelesaikan soal matematika berarti siswa penelitian adalah kelas yang mempunyai
tidak benar dalam menyelesaikan soal kemampuan matematika sedang jika
matematika. Rosyidi (dalam Agustiva, 2015 : dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain. Jadi,
11) mendefinisikan kesalahan sebagai suatu untuk keperluan penelitian ini, kelas yang
bentuk penyimpangan terhadap hal yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VIII6.
dianggap benar atau prosedur yang ditetapkan Berdasarkan lembar jawaban siswa,
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat terdapat 10 orang siswa yang mengerjakan
Kurniasari (dalam Wijaya, 2012 : 3), bahwa semua butir soal, 13 orang siswa yang hanya
kesalahan merupakan suatu bentuk mengerjakan beberapa butir soal dari
penyimpangan terhadap hal yang benar, keseluruhan jumlah soal, dan 5 orang siswa yang
prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau tidak mengerjakan satu pun butir soal yang
penyimpangan dari suatu yang diharapkan.
diberikan. Siswa yang tidak menjawab soal yang
Tetapi kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal diberikan tidak dianggap melakukan kesalahan.

18 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan oleh orang yang dites. Bentuk tes yang
peneliti untuk menentukan subjek penelitian. digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
Oleh karena itu, subjek yang terpilih dalam yang berbentuk uraian yang disusun oleh guru
penelitian ini berjumlah 10 orang, yaitu siswa matematika pada SMP Negeri 10 Kendari.
yang mengerjakan semua butir soal yang Menurut Milles (1992 : 16), analisis
diberikan. data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
sehingga yang menjadi instrumen kunci sebagai penyajian data dan penarikan
pengumpul data utama adalah peneliti sendiri. kesimpulan/verifikasi data. Analisis data yang
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh dilakukuan dalam penelitian ini meliputi: (1)
Biklen (dalam Margono, 2004 : 38) bahwa tabulasi/reduksi data, yaitu kegiatan yang
manusia merupakan alat (instrumen) utama mengacu kepada proses mentransformasikan
pengumpul data. Akan tetapi dalam penelitian data mentah yang tertulis di lapangan,
ini juga digunakan instrumen lain sebagai menyeleksi, menyederhanakan dan
pelengkap, yaitu tes ujian semester matematika. mengelompokkan. Kegiatan ini dilakukan untuk
Unit kajian penelitian ini adalah menghindari penumpukan data atau informasi
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal ujian yang sama dari siswa. Tahap reduksi data dalam
semester ganjil matematika yang meliputi: (1) penelitian ini yaitu mengoreksi hasil pekerjaan
kesalahan memahami konsep adalah kesalahan siswa yang akan digunakan untuk menentukan
yang dilakukan siswa berkaitan dengan konsep subjek penelitian; (2) penyajian data, data yang
materi yang diperlukan untuk menjawab; (2) disajikan berupa jenis-jenis kesalahan siswa
kesalahan memahami dan menerapkan prinsip dalam menyelesaikan soal-soal ujian semester.
adalah kesalahan karena tidak dapat Data lengkap beserta analisisnya yakni analisis
menggunakan sifat-sifat dan konsep-konsep lain hasil pekerjaan siswa; dan (3) verifikasi
yang diperlukan dalam menyelesaikan soal ujian (pengecekan) data dan penarikan kesimpulan,
semester; (3) kesalahan dalam melakukan verifikasi data dan penarikan kesimpulan
algoritma adalah kesalahan karena jawaban dilakukan selama kegiatan analisis berlangsung
siswa dalam menyelesaikan soal tidak sesuai sehingga diperoleh suatu kesimpulan final.
dengan prosedur; dan (4) untuk siswa yang tidak Penarikan kesimpulan yaitu mengenai deskripsi
menjawab soal dianggap tidak melakukan kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
kesalahan. soal-soal ujian semester.
Untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini digunakan data sekunder berupa Hasil
lembar jawaban ujian semester ganjil siswa
kelas VIII6 SMP Negeri 10 Kendari. Lembar 1. Data Hasil Tes
jawaban tersebut merupakan hasil dari pekerjaan Berdasarkan hasil pekerjaan siswa
siswa dalam menyelesaikan tes ujian semester dalam mengerjakan soal-soal ujian semester
ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sudaryono (2012 ganjil, didapatkan beberapa kesalahan yang
: 101) mengatakan bahwa tes merupakan dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal.
himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus Kesalahan-kesalahan tersebut disajikan sebagai
berikut.
ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan

Andar, Ikman 19
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 1
Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1

Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek


1. Siswa tidak mengetahui konsep 3, 4, 10, 24 dan 26
menggambar garis pada diagram cartesius
jika diketahui persamaan garis tersebut
2. Siswa menjawab dengan menebak jawaban 5, 13, 14 dan 25
3. Siswa tidak menjawab soal yang diberikan 1, 2, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 27 dan 28

Berdasarkan tabel 1 di atas, kesalahan- melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab


kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 1 butir soal 1 adalah tidak ada; dan (3) kesalahan
meliputi: (a) kesalahan konsep. Siswa yang algoritma. Siswa yang melakukan kesalahan
melakukan kesalahan konsep dalam menjawab algoritma dalam menjawab butir soal 1 adalah
butir soal 1 adalah sebanyak 5 orang atau sebanyak 4 orang atau 14,28%, yaitu siswa
17,86%, yaitu siswa nomor responden 3, 4, 10, nomor responden 5, 13, 14 dan 25.
24 dan 26; (b) kesalahan prinsip. Siswa yang

Tabel 2
Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2

Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek


1. Siswa tidak mengetahui konsep 5, 14, 21, 23, 24, 25 dan 26
menentukan persamaan garis jika
koordinat dua titik pada garis tersebut
diketahui
2. Siswa salah dalam melakukan perhitungan 1, 13, 20 dan 28
3. Siswa tidak memahami perintah soal 10, 15, 19 dan 27
4. Siswa menjawab dengan menebak jawaban 3, 4 dan 6
5. Siswa tidak menjawab soal yang diberikan 2, 7, 8, 9, 11, 12, 16, 17, 18 dan 22

Berdasarkan Tabel 2 di atas, kesalahan- melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab


kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 2 butir soal 2 adalah tidak ada; dan (c) kesalahan
meliputi: (a) kesalahan konsep. Siswa yang algoritma. Siswa yang melakukan kesalahan
melakukan kesalahan konsep dalam menjawab algoritma dalam menjawab butir soal 2 adalah
butir soal 2 adalah sebanyak 7 orang atau 25%, sebanyak 11 orang atau 39,28%, yaitu siswa
yaitu siswa nomor responden 5, 14, 21, 23, 24, nomor responden 1, 3, 4, 6, 10, 13, 15, 19, 20,
25 dan 26; (b) kesalahan prinsip. Siswa yang 27 dan 28.

20 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Tabel 3
Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 3

Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek


1. Siswa tidak memahami konsep menulis 13
himpunan penyelesaian.
2. Siswa salah dalam menggunakan rumus 10
3. Siswa salah dalam melakukan perhitungan 20
4. Siswa hanya menggunakan metode 4, 5, 14, 23, 24, 25, 26 dan 27
eliminasi, tanpa menggabungkan dengan
metode substitusi
5. Siswa menjawab dengan menebak jawaban 3 dan 6
6. Siswa tidak menjawab soal yang diberikan 2, 7, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 21,
22 dan 28

Berdasarkan tabel 3 di atas, kesalahan- adalah sebanyak 8 orang atau sebanyak 28,57%,
kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 3 yaitu siswa nomor responden 4, 5, 14, 23, 24,
meliputi: (a) kesalahan konsep. Siswa yang 25, 26 dan 27; dan (c) kesalahan algoritma.
melakukan kesalahan konsep dalam menjawab Siswa yang melakukan kesalahan algoritma
butir soal 3 adalah sebanyak 2 orang atau 7,14%, dalam menjawab butir soal 3 adalah sebanyak 3
yaitu siswa nomor responden 10 dan 13; (b) orang atau 10,71%, yaitu siswa nomor
kesalahan prinsip. Siswa yang melakukan responden 3, 6 dan 20.
kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 3

Tabel 4
Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 4

Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek


1. Siswa salah menggunakan rumus 21, 23, 24, 26 dan 28
2. Siswa salah dalam melakukan perhitungan 1, 2, 7, 8 dan 11
3. Siswa menjawab dengan menebak jawaban 3, 4, 5, 6, 10, 14, 17, 22, 25 dan 27
4. Siswa tidak menjawab soal yang diberikan 9, 12, 15, 16, 18, 19 dan 20

Berdasarkan tabel 4 di atas, kesalahan- melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab


kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 4 butir soal 4 adalah tidak ada; dan (c) kesalahan
meliputi: (a) kesalahan konsep. Siswa yang algoritma. Siswa yang melakukan kesalahan
melakukan kesalahan konsep dalam menjawab algoritma dalam menjawab butir soal 4 adalah
butir soal 4 adalah sebanyak 5 orang atau sebanyak 15 orang atau 53,57%, yaitu siswa
17,86%, yaitu siswa nomor responden 21, 23, nomor responden 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 14,
24, 26 dan 28; (b) kesalahan prinsip. Siswa yang 17, 22, 25 dan 27.
Tabel 5
Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 5
Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek

1. Siswa tidak mengetahui konsep 8 dan 23


menyederhanakan bentuk aljabar
2. Siswa salah dalam melakukan perhitungan 13, 21 dan 22
3. Siswa salah menuliskan soal 2, 3, 11, 24, 25 dan 26
4. Siswa menjawab dengan menebak jawaban 4, 5, 6, 7, 10 dan 14
5. Siswa tidak selesai mengerjakan soal 28
6. Siswa tidak menjawab soal yang diberikan 1, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20 dan 27

Andar, Ikman 21
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Berdasarkan tabel 5 di atas, kesalahan- dan siswa dengan nomor Subjek S-14.
kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 5
meliputi: (a) kesalahan konsep. Siswa yang a) Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Nomor
melakukan kesalahan konsep dalam menjawab Subjek S-04
butir soal 5 adalah sebanyak 2 orang atau 7,14%, Soal Nomor 1
yaitu siswa nomor responden 8 dan 23; (b)
kesalahan prinsip. Siswa yang melakukan
kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 5
adalah tidak ada; dan (c) kesalahan algoritma.
Siswa yang melakukan kesalahan algoritma
dalam menjawab butir soal 5 adalah sebanyak
16 orang atau 57,14%, yaitu siswa nomor Gambar 1
responden 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 21, 22, Jawaban nomor 1 siswa S-04
24, 25, 26 dan 28. Dari gambar 1 terlihat bahwa siswa S-04
1. Hasil Analisis Data tidak mengetahui konsep menggambar garis
Pada deskripsi kesalahan yang pada diagram cartesius jika persamaan garis
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal di tersebut diketahui. Siswa tidak menentukan
atas, siswa dikelompokkan berdasarkan jenis koordinat titik pada bidang cartesius dan juga
kesalahan yang dilakukan siswa ditinjau dari salah dalam melakukan perhitungan sehingga
objeknya yaitu kesalahan konsep, kesalahan menyebabkan jawaban siswa salah. Jenis
prinsip dan kesalahan algoritma. Jawaban pada kesalahan yang dilakukan oleh siswa S-04
tes dari siswa dianalisis untuk mendeskripsikan adalah kesalahan konsep.
kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hasil dari Soal Nomor 2
analisis data tes untuk mendapatkan kesimpulan
berupa data yang valid mengenai deskripsi
kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan
yang dilakukan siswa dianalisis dengan acuan
Gambar 2
kesalahan yang ditinjau dari objek matematika.
Jawaban nomor 2 siswa S-04
Untuk itu, kesimpulan mengenai kesalahan yang
Dari gambar 2 terlihat bahwa siswa S-04
dilakukan siswa harus menunjukkan letak
menjawab dengan menebak jawaban tanpa
kesalahannya yaitu kesalahan konsep, kesalahan
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar.
prinsip dan kesalahan algoritma.
Selain itu, siswa juga tidak paham dengan apa
Berikut akan disajikan analisis hasil tes
yang diinginkan oleh soal sehingga jawaban
3 orang siswa dari 10 orang siswa yang telah
siswa salah. Jenis kesalahan yang dilakukan oleh
menjadi subjek (S) penelitian dari penelitian ini.
siswa S-04 adalah kesalahan algoritma.
Subjek tersebut yaitu siswa dengan nomor
Soal Nomor 3
Subjek S-04, siswa dengan nomor Subjek S-05

Gambar 3
Jawaban nomor 3 siswa S-04
Dari gambar 3 terlihat bahwa siswa S-04 eliminasi, tanpa menggabungkannya dengan
menjawab dengan hanya menggunakan metode metode substitusi. Siswa tidak paham dengan

22 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

apa yang diinginkan oleh soal dan juga siswa dilakukan oleh siswa S-04 adalah kesalahan
salah dalam melakukan perhitungan sehinga prinsip.
jawaban siswa salah. Jenis kesalahan yang
Soal Nomor 4

Gambar 4
Jawaban nomor 4 siswa S-04
Dari gambar 4 terlihat bahwa siswa S-04 sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan
menjawab dengan menebak jawaban tanpa yang dilakukan oleh siswa S-04 adalah
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar, kesalahan algoritma.
Soal Nomor 5

Gambar 5
Jawaban nomor 5 siswa S-04
Dari gambar 5 terlihat bahwa siswa S-04 kesalahan atau 20%, kesalahan prinsip sebanyak
menjawab dengan menebak jawaban tanpa 1 kesalahan atau 20% dan kesalahan algoritma
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar, sebanyak 3 kesalahan atau 60%.
sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan b) Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Nomor
yang dilakukan oleh siswa S-04 adalah Subjek S-05
kesalahan algoritma. Soal Nomor 1
Dari uraian di atas, tampak bahwa siswa
S-04 melakukan kesalahan konsep sebanyak 1

Gambar 6
Jawaban nomor 1 siswa S-05
Dari Gambar 6 terlihat bahwa siswa S- menggambarkan garis yang diminta sehingga
05 menjawab dengan menebak jawaban tanpa jawaban siswa salah. Jenis kesalahan yang
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar. dilakukan oleh siswa S-05 adalah kesalahan
Siswa tidak memahami perintah soal karena algoritma.
tampak pada gambar bahwa siswa tidak Soal Nomor 2

Andar, Ikman 23
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Gambar 7
Jawaban nomor 2 siswa S-05

Dari Gambar 7 terlihat bahwa siswa S- perhitungan sehingga jawaban siswa salah. Jenis
05 salah menggunakan rumus untuk menentukan kesalahan yang dilakukan oleh siswa S-05
persamaan garis yang melalui dua titik berbeda, adalah kesalahan konsep.
dan juga siswa salah dalam melakukan

Soal Nomor 3

Gambar 8
Jawaban nomor 3 siswa S-05
Dari Gambar 8 terlihat bahwa siswa S- siswa salah dalam melakukan perhitungan
05 menjawab dengan hanya menggunakan sehinga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan
metode eliminasi, tanpa menggabungkannya yang dilakukan oleh siswa S-05 adalah
dengan metode substitusi. Siswa tidak paham kesalahan prinsip
dengan apa yang diinginkan oleh soal dan juga
.
Soal Nomor 4

Gambar 9
Jawaban nomor 4 siswa S-05
Dari Gambar 9 terlihat bahwa siswa S- melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar,
05 menjawab dengan menebak jawaban tanpa sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan

24 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

yang dilakukan oleh siswa S-05 adalah kesalahan algoritma.


Soal Nomor 5

Gambar 10
Jawaban nomor 5 siswa S-05

Dari Gambar 10 terlihat bahwa siswa S- Dari uraian di atas, tampak bahwa siswa
05 menjawab dengan menebak jawaban tanpa S-05 melakukan kesalahan konsep sebanyak 1
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar, kesalahan atau 20%, kesalahan prinsip sebanyak
sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan 1 kesalahan atau 20% dan kesalahan algoritma
yang dilakukan oleh siswa S-05 adalah sebanyak 3 kesalahan atau 60%.
kesalahan algoritma.

c) Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek S-14


Soal Nomor 1

Gambar 11
Jawaban nomor 1 siswa S-14

Dari Gambar 11 terlihat bahwa siswa S- menggambarkan garis yang diminta sehingga
14 menjawab dengan menebak jawaban tanpa jawaban siswa salah. Jenis kesalahan yang
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar. dilakukan oleh siswa S-14 adalah kesalahan
Siswa tidak memahami perintah soal karena algoritma.
tampak pada gambar bahwa siswa tidak
Soal Nomor 2

Gambar 12
Jawaban nomor 2 siswa S-14

Dari Gambar 12 terlihat bahwa siswa S- Selain itu, siswa juga salah dalam melakukan
14 salah dalam menggunakan rumus untuk perhitungan sehingga jawaban siswa salah. Jenis
menentukan persamaan garis yang melalui dua kesalahan yang dilakukan oleh siswa S-14
titik jika koordinat kedua titik tersebut diketahui. adalah kesalahan konsep.

Soal Nomor 3

Andar, Ikman 25
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Gambar 13
Jawaban nomor 3 siswa S-14

Dari Gambar 13 terlihat bahwa siswa S- siswa salah dalam melakukan perhitungan
14 menjawab dengan hanya menggunakan sehinga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan
metode eliminasi, tanpa menggabungkannya yang dilakukan oleh siswa S-14 adalah
dengan metode substitusi. Siswa tidak paham kesalahan prinsip
dengan apa yang diinginkan oleh soal dan juga
.
Soal Nomor 4

Gambar 14
Jawaban nomor 4 siswa S-14

Dari Gambar 14 terlihat bahwa siswa S- sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan
14 menjawab dengan menebak jawaban tanpa yang dilakukan oleh siswa S-14 adalah
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar, kesalahan algoritma.
Soal Nomor 5

Gambar 15
Jawaban nomor 5 siswa S-14

Dari Gambar 15 terlihat bahwa siswa S- garis tersebut. Kesalahan ini ditandai dengan
14 menjawab dengan menebak jawaban tanpa kesalahan siswa dalam menggunakan rumus
melakukan prosedur pengerjaan soal yang benar, yang diperlukan untuk menggambar garis pada
sehingga jawaban siswa salah. Jenis kesalahan bidang cartesius jika persamaan garis tersebut
yang dilakukan oleh siswa S-14 adalah diketahui pada soal nomor 1. Kesalahan pada
kesalahan algoritma. konsep menentukan persamaan garis jika
Dari uraian di atas, tampak bahwa siswa koordinat dua titik pada garis tersebut diketahui.
S-14 melakukan kesalahan konsep sebanyak 1 Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan siswa
kesalahan atau 20%, kesalahan prinsip sebanyak dalam menggunakan rumus untuk menentukan
1 kesalahan atau 20% dan kesalahan algoritma persamaan garis pada soal nomor 2. Kesalahan
sebanyak 3 kesalahan atau 60%. pada konsep menentukan himpunan
penyelesaian dari persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode gabungan.
Pembahasan
Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan siswa
Dari hasil analisis data diperoleh jenis- menuliskan konsep metode gabungan dan juga
jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam kesalahan menuliskan himpunan penyelesaian
menyelesaikan soal-soal ulangan semester ganjil pada soal nomor 3. Kesalahan pada konsep
yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan teorema pythagoras. Kesalahan ini ditandai
kesalahan algoritma. Kesalahan konsep yang dengan siswa salah menggunakan konsep
dilakukan yaitu pada konsep menggambar garis pythagoras pada soal nomor 4, yaitu mencari
pada bidang cartesius jika diketahui persamaan tinggi segitiga jika alas dan sisi miring segitiga
26 www.jppm.hol.es
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

tersebut diketahui. Kesalahan pada konsep soal nomor 3, salah satu contoh kesalahan
menyederhanakan bentuk aljabar. Kesalahan ini algoritma yaitu kesalahan yang dilakuan siswa
ditandai dengan siswa salah menyederhanakan S-03 yakni menjawab dengan menebak jawaban.
bentuk aljabar pada soal nomor 5. Pada soal nomor 4, siswa S-03, S-04, S-05, S-
Siswa yang melakukan kesalahan 10, S-14 dan S-25 menjawab dengan menebak
konsep pada butir soal 1 sebanyak 17,86% atau jawaban. Pada soal nomor 5, siswa S-03, S-24,
5 orang, pada butir soal 2 sebanyak 25% atau 7 S-25 dan S-26 melakukan kecerobohan sehingga
orang, pada butir soal 3 sebanyak 7,14% atau 2 salah dalam menuliskan kembali soal yang
orang, pada butir soal 4 sebanyak 17,86% atau 5 menyebabkan jawaban siswa juga salah.
orang dan pada butir soal 5 sebanyak 7,14% atau Sedangkan siswa S-04, S-05, S-10 dan siswa S-
sebanyak 2 orang. Jumlah total kesalahan 14 menjawab dengan menebak jawaban pada
konsep yang dilakukan siswa pada keseluruhan soal nomor 5.
butir soal adalah 21 kesalahan atau 15%. Siswa yang melakukan kesalahan
Kesalahan prinsip yang dilakukan siswa algoritma pada butir soal 1 sebanyak 14,28%
hanya terdapat pada soal nomor 3, sedangkan atau 4 orang, pada butir soal 2 sebanyak
pada soal nomor 1, 2, 4 dan 5 siswa tidak 39,28% atau 11 orang, pada butir soal 3
melakukan kesalahan prinsip. Jumlah siswa sebanyak 10,71% atau 3 orang, pada butir soal 4
yang melakukan kesalahan prinsip pada soal sebanyak 53,57% atau 15 orang dan pada butir
nomor 3 yakni sebanyak 8 orang atau 5,71%. soal 5 sebanyak 57,14% atau sebanyak 16 orang.
Kesalahan ini ditandai dengan siswa tidak Jumlah total kesalahan algoritma yang dilakukan
mampu menerapkan metode gabungan untuk siswa pada keseluruhan butir soal adalah 49
menentukan himpunan penyelesaian dari sistem kesalahan atau 35%.
persamaan linear dua variabel. Dari jawaban
siswa tampak bahwa siswa tidak mampu Simpulan dan Saran
menggabungkan antara metode eliminasi dan
metode substitusi untuk menjawab soal yang Simpulan
diberikan sesuai dengan perintah soal. Dari Berdasarkan hasil penelitian dan
kesalahan siswa tersebut diketahui bahwa siswa pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
telah melakukan kesalahan prinsip. Jumlah total berikut:
kesalahan prinsip yang dilakukan siswa pada 1. Kesalahan konsep yaitu (1) Siswa salah
keseluruhan butir soal adalah 8 kesalahan atau menggunakan konsep menggambar garis
5,71%. pada diagram cartesius jika diketahui
Kesalahan algoritma terjadi pada siswa persamaan garis tersebut; (2) Siswa salah
yang melakukan kesalahan dalam prosedural menggunakan konsep menentukan
penyelesaian soal matematika. Kesalahan ini persamaan garis jika koordinat dua titik
ditandai dengan siswa salah dalam melakukan pada garis tersebut diketahui; (3) Siswa
perhitungan, siswa menjawab dengan menebak salah menggunakan rumus untuk mencari
jawaban tanpa melakukan prosedur pengerjaan himpunan penyelesaian dari sistem
yang benar, siswa melakukan kecerobohan persaman linear dua variabel; (4) Siswa
sehingga salah dalam menuliskan soal, siswa salah menggunakan teorema pythagoras dan
salah memahami perintah soal, siswa tidak (5) Siswa salah menggunakan konsep
melanjutkan proses penyelesaian serta siswa penyederhanaan bentuk aljabar. Jumlah total
tidak menjawab soal yang diberikan. Pada soal kesalahan konsep yang dilakukan siswa
nomor 1, siswa S-05, S-13, S-14 dan S-25 pada keseluruhan butir soal adalah 21
menjawab dengan menebak jawaban tanpa, kesalahan atau 15%.
sedangkan siswa S-23 tidak menjawab soal yang 2. Kesalahan prinsip yaitu siswa salah dalam
diberikan. Pada soal nomor 2, siswa S-03, S-04 menggunakan metode gabungan untuk
dan S-10 menjawab dengan menebak jawaban, menentukan himpunan penyelesaian dari
bahkan siswa S-10 salah dalam memahami sistem persamaan linear dua variabel.
perintah soal yakni hanya menggambarkan garis Jumlah total kesalahan prinsip yang
pada bidang cartesius tanpa menentukan dilakukan siswa pada keseluruhan butir soal
persamaan garis sesuai yang diperintahkan oleh adalah 8 kesalahan atau 5,71%.
soal. Selain itu, pada soal nomor 2 siswa S-13
juga melakukan kesalahan perhitungan. Pada
Andar, Ikman 27
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

3. Kesalahan algoritma yaitu (1) Siswa salah Darlia. (2015). Deskripsi Kesulitan Belajar
dalam memahami perintah soal; (2) Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal
salah menuliskan soal; (3) Siswa salah Matematika Materi Pokok Keliling dan
dalam melakukan perhitungan; (4) Siswa Luas Segiempat di Kelas VII SMP
tidak melanjutkan proses penyelesaian; (5) Negeri 9 Kendari. Kendari: UHO.
Siswa menjawab dengan menebak jawaban
Fathani, Abdul Hakim. (2009). Matematika
tanpa melakukan prosedur pengerjaan soal
Hakikat dan Logika. Jogyakarta: Ar-
yang benar dan (6) Siswa tidak mengerjakan
Ruzz Media.
soal yang diberikan. Jumlah total kesalahan
algoritma yang dilakukan siswa pada Hadi, LD Yusriadin. (2012). Meningkatkanh
keseluruhan butir soal adalah 49 kesalahan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok
atau 35%. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada
Saran
Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 5
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran Kendari. Kendari: UHO.
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Hidayat, S. (2014). Analisis Kesalahan Siswa
1. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya
dalam MenyelesaikanSoal-Soal
guru terlebih dahulu memberi atau
Matematika Materi Pokok Bilangan
mengingatkan kembali materi prasyarat
Pecahan Siswa Kelas VII SMP Negeri
sebelum menjelaskan materi inti yang
se-Kota Kendari. Kendari: UHO.
diajarkan.
2. Dalam belajar, hendaknya siswa tidak hanya Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2013). Evaluasi
menghafalkan rumus tetapi lebih berusaha Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
untuk memahami konsep. Selain itu, siswa Pressindo.
harus lebih banyak latihan soal dan berhati-
Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian
hati dalam membaca soal serta menghitung.
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Untuk menjawab soal dengan baik
diperlukan latihan yang banyak dalam Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman.
menyelesaikan soal. Sebaiknya pada saat (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku
mengerjakan soal, langkah-langkah Sumber tentang Metode-metode Baru.
penyelesaiannya harus diperhatikan agar Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
dalam menyelesaikan soal tidak mengalami (UI-Press).
kesalahan dan juga agar supaya jawaban Shadiq, F. dan Nur Amini Mustajab. (2011).
lebih mudah ketika hendak diperiksa. Penerapan Teori Belajar dalam
Pembelajaraan Matematika di SD.
4. Untuk menghindari kesalahan akibat
Yogyakarta: Kementrian Pendidikan
ketidaktelitian yang juga biasa dilakukan
Nasional Badan Pengembangan Sumber
siswa, maka dalam menyelesaikan soal
Daya Manusia Pendidikan dan Penjamin
kegiatan memeriksa kembali atau koreksi
Mutu Pendidikan.
diperlukan.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia. Jakarta:
Daftar Pustaka
Dirjen Dikti Depdiknas.
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan
Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi
bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rieneka Cipta.
Sudia, Muhammad, (1995). Kesulitan Siswa
Agustiva, Wa Ode. (2015). Analisis Kesalahan
dalam Menyelesaikan Soal-Soal
Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar.
Statistika pada Siswa Kelas VII SMP
Surabaya: IKIP.
Negeri 4 Kendari. Kendari: UHO.
Anonim. (2007). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
28 www.jppm.hol.es

You might also like