You are on page 1of 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Minat belajar Menurut Salim Korompot, Maryam Rahim, Rahmat Pakaya Berdasarkan analisis eksplorasi penyebab
siswa masih (2020) dalam jurnal yang berjudul “Persepsi Siswa Tentang masalah ”Minat belajar siswa masih rendah
rendah dalam Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar”. dalam mengikuti pembelajaran” diperoleh :
mengikuti Al Fuad dan Zuraini (2016:4-5) menjelaskan faktor- Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
pembelajaran. faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu: belajar yaitu :
Pertama, faktor dari dalam/internal, yang terdiri dari: 1. faktor dari dalam/internal
(a) aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau a. aspek jasmaniah
kesehatan jasmani dari individu siswa, kondisi fisik kondisi fisik yang prima sangat
yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar mendukung keberhasilan belajar dan
dan dapat mempengaruhi minat belajar, (b) aspek dapat mempengaruhi minat belajar
psikologis/kejiwaan, meliputi perhatian, pengamatan, b. aspek psikologis/kejiwaan
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. kondisi psikologi siswa dapat
Kedua, faktor dari luar siswa/eksternal, yang meliputi (a) mempengaruhi minat belajar, kondisi
keluarga, merupakan lembaga pendidikan pertama siswa yang bersemangat dan senang
bagi anak, orang tua harus selalu siap sedia saat dapat mempengaruhi semangat belajar.
anak membutuhkan bantuan, menyediakan peralatan 2. faktor dari luar siswa/eksternal
belajar yang dibutuhkan anak, menciptakan suasana a. keluarga,
yang nyaman mendukung anak dalam belajar, (b) jika orangtua memperhatikan
sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana pendidikan anaknya tentunya
dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media timbul rasa semangat dan minat
pembelajaran, hubungan siswa dengan teman, guru yang tinggi untuk belajar.
dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler, b. Sekolah
(c) lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan
teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan formal, perlu melakukan berbagai
lingkungan tempat tinggal, kegiatan akademik, akan pendekatan dan kegiatan untuk
lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar menggali dan meningkatkan minat
sekolah. belajar siswa, seperti
Sumber : memperhatikan kompetensi guru, gaya
https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/jgcj/ mengajar guru, dan penggunaan media
article/view/136/77 pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu c. Penciptaan lingkungan yang akrab dan
Aria Wati Ari,S.Pd (Waka Kurikulum), penyebab rendahnya bersahabat dengan suasana belajar
minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran adalah : siswa, akan mempengaruhi minat
1. Cara guru menyajikan materi pelajaran yang belajar siswa.
disampaikan kurang menarik Rencana Solusi :
2. Kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam 1. Dalam proses pembelajaran siswa harus
mengelola kelas memiliki kondisi badan yang sehat, dan
3. Terlalu monotonnya suasana dalam pembelajaran perasaan yang senang serta bersemangat.
sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti 2. Orang tua harus sering memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru proses pendidikan anaknya.
4. Suasana belajar pun masih berpusat pada guru 3. Kompetensi guru, gaya mengajar guru
sehingga menjadikan siswa kurang komunikatif dalam harus sesuai dengan kondisi dan
kegiatan belajar mengajar kebutuhan siswa.
5. Pembelajaran yang membosankan 4. Guru harus menggunaakan media
• Guru BP/BK pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
1) Dukungan orang tua nya kurang dan kebutuhan siswa.
2) Kurang stimulus dari guru mengenai masa depan
3) Gambaran jenjang pendidikan selanjutnya kurang
tersampaikan

•Kepala Sekolah
Kurniawan, S.Pd.
1) Faktor Internal
a) Keinginan dari diri siswa itu sendiri
b) Tujuan Peserta didik sekolah
c) Lingkungan keluarga
2) Faktor eksternal
a) Dari Guru kurang mendorong motivasi siswa
b) Guru kurang menyimpulkan manfaat pembelajaran
c) Guru kurang mengajak peserta didik mengenal
orang-orang sukses.
d) Lingkungan sekolah dan teman
2 Rendahnya minat Menurut Dandi Solahudin, Misdalina, Noviati (2022) dalam Berdasarkan analisis eksplorasi penyebab
baca siswa. jurnal yang berjudul ” Analisis Faktor Penyebab masalah ”Rendahnya minat baca siswa”
Rendahnya Minat Baca Pada Siswa Kelas 5 SDNegeri 4 diperoleh :
Tanjung Lago”. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya
Faktor internal penyebab rendahnya minat baca siswa, minat baca yaitu:
sebagai berikut: Pertama kemampuan membaca siswa, 1. Faktor internal
kemampuan membaca yang rendah akan membuat a. Kemampuan membaca yang rendah
siswa menjadi malas untuk membaca. Kedua akan membuat siswa menjadi malas
memahami makna yang terkadung salam bacaan. untuk membaca
Ketiga kurang membiasakan membaca yaitu kurangnya b. Memahami makna yang terkadung
kesadaran diri siswa untuk melungakan waktu salam bacaan
untuk membaca siswa akan membaca dan c. Kurangnya kesadaran diri siswa
mengunjungi perpustakaan saat diperintahkan oleh untuk melungakan waktu untuk
guru saja dan siswa lebih memilih untuk bermain membaca
saat ada waktu luang disekolah. Keempat membaca d. Siswa hanya melakukan perintah
buku atas perintah guru yaitu siswa hanya melakukan guru untuk membaca buku
perintah guru untuk membaca buku, kurangnya e. Siswa jarang mencari buku yang
kesadaran siswa untuk membaca dari diri sendiri. berkaitan dengan pembelajaran
Kelima siswa jarang mencari buku atau bahan bacaan f. Siswa yang menyelesaikan tugas
sesua dengan kebutuhannya yaitu siswa jarang mencari melalui internet tanpa membaca
buku yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa 2. Faktor eksternal
kebanyakan mencari buku cerita, Siswa hanya mencari a. Kurangnya motivasi membaca
buku atau bahan bacaan jika itu atas perintah guru. dilingkungan sekolah
Keenam siswa yang menyelesaikan tugas melalui internet b. Budaya membaca yang kurang di
tanpa membaca yaitu siswa banyak mencari lingkungan sekolah
jawaban dari internet dari pada mencari c. Program literasi belum berjalan
jawabannya dibuku pembelajaran. maksimal
Faktor eksternal penyebab rendahnya minat baca d. Mading sekolah yang tidak
siswa sebagai berikut: Pertama lingkungan sekolah diperbaharui
kurang mendukung yaitu seperti yaitu seperti e. Peran perpustakaan sekolah yang
kurangnya motivasi membaca dilingkungan sekolah, belum maksimal
mading yang tidak diperbaharui dan sekolah yang f. Pengaruh pengunaan smartphone
tidak memiliki saranmembaca selain perpustakaan. Rencana Solusi :
Kedua budaya membaca yang kurang di lingkungan 1. Siswa harus meningkatkan kemampuan
sekolah seperti siswamemanfaatkan waktu luang seperti membaca
disela waktu intirahat untuk bermain dengan teman dan 2. Siswa harus meningkatkan kesadaran diri
makan makanan ringan daripada membaca. Ketiga untuk sering membaca, tanpa menunggu
program literasi belum berjalan maksimal yaitu belum perintah dari guru
telaksanaknya kegiatan membaca buku pembelajaran 3. Siswa harus sering membaca buku
selamat 15 menit, Keempat mading sekolah yang pelajaran untuk meningkatkan
tidak diperbaharui. Kelima sekolah yang tidak memiliki pengetahuannya dalam pembelajaran
tempat khusu membaca selian perpustakaan yaitu 4. Sekolah harus memotivasi dan meningkat
seperti tidak adanya pojok baca disetiap kelas. Keenam budaya membaca
peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal yaitu 5. Program literasi di sekolah harus
seperti koleksi buku perpustakaan yang kurang ditingkatkan dengan membaca buku
menarik, desain perpustakaan yangmonoton dan pelajaran selama 15 menit sebelum
membuat siswa bosan, belum adanya kartu memulai pembelajaran
perpustakaan siswa. Ketujuh pengaruh pengunaan 6. Mengadakan lomba mading di sekolah
smartphone yaitu seperti siswa lebih menyukai setiap minggu
hiburan yang diberikan smartphone dan pengunaan 7. Meningkatkan sarana dan prasarana di
smartphone yang dilakuakn hampir setiap saat sehingga perpustakaan
membuat siswa kurng tertarik untuk membaca buku.
Sumber :
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/
jpdk/article/view/5465/3978

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu


Aria Wati Ari,S.Pd (Waka Kurikulum), penyebab rendahnya
rendahnya minat baca siswa adalah :
1. Sarana/media membaca yang kurang
2. Siswa lebih suka menonton TV dan bermain
Handphone dari pada membaca
3. Siswa tidak terbiasa dengan membaca
4. Guru dan Orangtua Kurang Mendorong Kebiasaan
Membaca
5. Siswa lebih suka bermain game dari pada membaca
Guru teman sejawat
1) Peserta didik malas dalam membaca
2) Penggunaan gadget
3) serba instan, tidak perlu pergi ke perpustakaan,
tinggal mencari di search engine
4) media sosial dan sering main game
5) gurunya malas dalam literasi suatu buku/modul.
6) modul yang dibuat gurunya tidak menarik minat
baca siswa.
7) modul tidak update pada perkembangan zaman.

3 Rendahnya Menurut Nayla Ziva Salvia, Fadya Putri Sabrina, Ismilah Berdasarkan analisis eksplorasi penyebab
Numerasi Siswa Maula (2022) dalam artikel yang berjudul ” ANALISIS masalah ”Rendahnya Numerasi Siswa”
KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI PESERTA DIDIK diperoleh :
DITINJAU DARI KECEMASAN MATEMATIKA” Faktor yang menjadi penyebab rendahnya
Kecemasan matematika sangat berdampak terhadap numerasi siswa yaitu:
pemahaman atau hasil belajar peserta didik. Hal ini Kecemasan matematika
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Disai, dkk.  Ketika kecemasan matematika tinggi akan
(2017) yang telah membuktikan bahwa adanya hubungan mengakibatkan hasil belajar peserta didik
yang signifikan negatif antara kecemasan matematis rendah, namun ketika kecemasan
terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Ketika matematikanya rendah maka akan
kecemasan matematika tinggi akan mengakibatkan hasil mengakibatkan hasil belajar peserta didik
belajar peserta didik rendah, namun ketika kecemasan tinggi
matematikanya rendah maka akan mengakibatkan hasil  kecemasan matematika dapat terjadi
belajar peserta didik tinggi. Hasil penelitian dari Maulidiya akibat rendahnya keyakinan dalam belajar
(2020) juga menyatakan bahwa kecemasan matematika matematika (self efficacy)
dapat terjadi akibat rendahnya keyakinan dalam belajar  Semakin banyak peserta didik merasa
matematika (self efficacy) yang dipengaruhi oleh persepsi tidak yakin dengan kemampuan diri
mahasiswa tentang matematika, frekuensi belajar sendiri, maka peserta didik akan merasa
matematika yang minim, situasi pembelajaran yang semakin cemas nantinya
kurang kondusif, riwayat kemampuan matematis yang Rencana Solusi :
rendah, materi yang semakin kompleks, dan tuntutan 1. Frekuensi belajar matematika harus
hasil belajar harus memuaskan. Semakin banyak peserta ditingkatkan
didik merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri, 2. Guru harus mampu mengelola
maka peserta didik akan merasa semakin cemas pembelajaran yang menyenangkan
nantinya. Dimana kecemasan matematika tersebut dapat sehingga siswa tidak cemas belajar
menghambat proses pembelajaran matematika peserta matematika
didik. 3. Guru harus mampu menumbuhkan
Sumber : keyakinan siswa bahwa pembelajaran
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/ matematika tidak sulit
article/download/890/662#:~:text=Rendahnya
%20kemampuan%20literasi%20numerasi
%20tersebut,Diyarko%20dan%20Waluyo%2C%202016 ).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan


Bapak Ketut Beni Ariawan, S.Pd. (Guru Matematika),
penyebab rendahnya numerasi siswa adalah :
1. Siswa kurang latihan dalam mengerjakan soal-soal
matematika
2. Kemampuan dasar siswa yang masih rendah
3. Siswa lulusan covid 19, pada saat itu proses
pembelajaran siswa kurang efektif
4. Siswa tidak berminat mempelajari matematika
5. Karena siswa SMK, pelajaran yang berhubungan
dengan numerasi dianggap tidak penting
6. Siswa cemas dan kurang bersemangat dalam
pembelajaran

Guru Umum
1) Guru hanya menerapkan konsep kurang penerapan
konstektual
2) Pseserta didik kurang menguasai materi prasyarat
3) Ketergantungan terhadap kalkulator

4 Rendahnya Menurut Mulyadi (2018) dalam jurnal yang berjudul Berdasarkan analisis eksplorasi penyebab
keaktifan siswa di ”ANALISIS FAKTOR RENDAHNYA KEAKTIFAN BELAJAR masalah ” Rendahnya keaktifan siswa di dalam
dalam kelas MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI kelas” diperoleh :
PACITAN PADA MATA KULIAH PERSAMAAN Faktor yang menjadi penyebab rendahnya
DIFFERENSIAL” keaktifan siswa di dalam kelas yaitu:
Alasan faktor fisiologis memang menjadi faktor pendukung 1. Alasan faktor fisiologis
keaktifan belajar mahasiswa. Jika kondisi fisiknya normal  keadaan jasmani pada umumnya
maka akan memberikan pengaruh yang baik, sehingga dapat dikatakan melatarbelakangi
konsentrasi belajarnya pun terkendali. Sumadi Suryabrata aktivitas belajar; keadaan jasmani yang
(2014) menjelaskan bahwa keadaan fungsi fisiologis segar akan lain pengaruhnya dengan
tertentu merupakan salah satu faktor penunjang dalam keadaan jasmani yang kurang segar.
belajar, di mana kondisi fisik yang normal akan berfungsi  keadaan jasmani kurang baik (fit)
dengan baik merupakan syarat berlangsungnya proses maka akan menghambat keterlibatan
pebelajaran dengan baik. Lebih lanjut Sumadi Suryabrata dan keaktifan belajar siswa.
(2014) menjelaskan bahwa keadaan jasmani pada 2. Metode pembelajaran dan strategi
umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas mengajar
belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain  Metode pembelajaran dan strategi
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. mengajar juga sangat mempengaruhi
Keadaan lelah, kecapekan, ngantuk, letih, lesu akan lain keterlibatan aktif siswa dalam proses
pengaruhnya jika pembelajaran
dibandingkan dengan yang kondisi jasmani baik.  Partisipasi aktif siswa dalam
Sehingga, apabila keadaan jasmani kurang baik (fit) maka pembelajaran baik maka metode
akan menghambat keterlibatan dan keaktifan belajar pembelajaran yang digunakan harus
mahasiswa. inovatif, menyenangkan, efisien, efektif
dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Metode pembelajaran dan strategi mengajar juga sangat Rencana Solusi :
mempengaruhi keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses 1. Dalam belajar siswa harus dalam keadaan
pembelajaran. Slameto (2010) menjelaskan bahwa metode sehat, tidak sakit sehingga bisa terlibat
pembelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Supaya aktif dalam proses pembelajaran
partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran baik 2. Guru harus mampu menerapkan metode
maka metode pembelajaran yang digunakan harus dan model pembelajaran yang inovatif,
inovatif, menyenangkan, efisien, efektif dan sesuai dengan efisien, efektif agar dapat merangsang
karakteristik mahasiswa. keaktifan siswa di dalam kelas.
Sumber :
https://core.ac.uk/download/pdf/267087011.pdf

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu


Aria Wati Ari,S.Pd (Waka Kurikulum), penyebab rendahnya
keaktifan siswa di dalam kelas adalah :
1. Proses pembelajaran terkesan monoton
2. Tidak memperhatikan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung
3. Cenderung tidak mendengarkan ketika guru
menyampaikan materi di kelas
4. Guru hanya berpedoman atau sumber pembelajaran
yang digunakan guru adalah buku guru dan buku
siswa saja sehingga penyampaiannya kurang efektif
5. Siswa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru
6. Guru pada saat mengajar hanya menggunakan model-
model konvesional saja
7. Belum dikreasikan dengan model pembelajaran yang
dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan belajar
siswa
8. Guru kurang mampu berinovasi dalam
mengembangkan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat dan ketertarikat siswa dalam
belajar

Guru Umum
1) Tidak ada hubungan baik guru dan siswa
2) Tidak suka dengan pelajarannya
3) Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran
4) Kondidi lingkungan / cuaca
5) Peserta didik mengantuk

5 Rendahnya Menurut Arifudin Mahmudi, Joko Sulianto, Ikha Listyarini Berdasarkan analisis eksplorasi penyebab
komunikasi siswa (2020) dalam jurnal yang berjudul ” Hubungan Perhatian masalah ” Rendahnya komunikasi siswa
dengan orang tua. Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa” dengan orang tua” diperoleh :
Perhatian orang tua diberikan oleh orang tua terhadap Faktor yang menjadi penyebab rendahnya
anak dapat memotivasi siswa dalam melakukan komunikasi siswa dengan orang tua siswa
kegiatanya, termasuk memotivasi anak untuk belajar yaitu :
(Journal Student UNY : 975). 1. Orang tua siswa kurang memahami
Orang tua siswa yang bekerja sebagai petani dan pendidikan anaknya
buruh adalah lulusan sekolah dasar, sehingga orang 2. Orang tua lebih disibukan dengan
tua siswa kurang memahami pendidikan anaknya. pekerjaan untuk mencukupi keluarga
Orang tua lebih disibukan dengan pekerjaan untuk 3. Waktu untuk berada di lingkungan
mencukupi keluarga, bahkan sebagian orang tua siswa keluarga sangat terbatas dan
ada yang berkerja menjadi buruh pabrik dan kuli mengakibatkan kurangnya interaksi
bangunan di luar daerah dalam waktu lama, sehingga dengan anak
waktu untuk berada di lingkungan keluarga sangat 4. Orang tua acuh tak acuh terhadap
terbatas dan mengakibatkan kurangnya interaksi apa yang dipelajari anak di
dengan anak. Selain itu orang tua kurang memahami sekolahnya dan hanya mementingkan
materi pelajaran anak, dikarenakan pendidikan kebutuhan berupa materi saja
mengalami banyak perkembangan. Sehingga Rencana Solusi :
kebanyakan orang tua acuh tak acuh terhadap 1. Sekolah memberikan informasi kepada
apa yang dipelajari anak di sekolahnya dan hanya orang tua tentang pentingnya peran serta
mementingkan kebutuhan berupa materi saja. orang tua dan keluarga terhadap motivasi
Sumber : belajar siswa
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/ 2. Wali kelas lebih aktif menjalin hubungan
view/24435/14772 dengan siswa asuhnya sehingga dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu di sekolah maupun di rumah dengan
Yuhana Dewi,S.Pd (Wali Kelas), penyebab rendahnya keluarganya.
komunikasi siswa dengan orang tua. adalah : 3. Guru lebih aktif menjalin hubungan
1. Diperoleh hasil bahwa kurangnya partisipasi orang tua dengan orang tua siswa, sehingga jika
dalam memantau perkembangan belajar peserta didik terjadi permasalahan siswa, guru dan
2. banyak orang tua yang kurang merespon ketika ada orang tua bisa bersama-sama mencari
informasi dari sekolah yang disampaikan melalui grup solusi terhadap masalah yang dihadapi
WA siswa
3. Orang tua siswa kebanyakan sibuk bekerja, sehingga
tidak sempat untuk memperhatikan kegiatan anaknya
4. Perhatian orang tua siswa terhadap perkembangan
anak sangat kurang karena orang tua memiliki
kesibukan bekerja

Guru BP/BK
Lestari Noer Aisyah, S.Pd., M.II.
1) Guru kurang komunikasi dengan sekolah terkait
peserta didik
2) Orang tua kurang mengetahui tindak lanjut peserta
didik setelah mendapat informasi dari sekolah
3) Orang tua tidak memiliki alat komunikasi
4) Surat pemanggilan tidak sampai
5) Peserta didik yang menghalangi komunikasi guru
dan orang tua
6 Penerapan model Menurut Nurul Ain, Choirul Huda (2018) dalam jurnal Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
pembelajaran yang berjudul ” Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar”. terjadinya masalah ”Penerapan model
inovatif belum Kesulitan guru dalam melaksanakan pembelajaran inovatif pembelajaran inovatif yang belum optimal”,
optimal dikarenakan belum pahamnya guru terhadap diperoleh :
pembelajaran inovatif seperti pendekatan saintifik. Faktor yang menjadi penyebab Penerapan
Sumber : model pembelajaran inovatif yang belum
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum/ optimal siswa yaitu :
article/view/2368/1739 1. Guru belum paham terhadap model
pembelajaran inovatif
Menurut Darmawan, dkk (2018), salah satu hambatan 2. Siswa belum aktif untuk mengikuti
guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif pembelajaran sesuai dengan model yang
seperti pendekatan saintifik adalah siswa belum aktif diterapkan
dalam proses pembelajaran karena siswa masih bingung 3. Guru cenderung untuk mempertahankan
dengan apa yang ingin ditanyakan. metode pembelajaran tradisional
Sumber : Rencana Solusi :
Darmawan, Deni dan Wahyudin, Dinn. 2018. Model 1. Guru menambah pengetahuan tentang
Pembelajaran di Sekolah. Bandung: PT Remaja penerapan model pembelajaran inovatif
Rosdakarya 2. Guru mengikuti pelatihan tentang
penerapan pembelajaran inovatif
Menurut Kokom Komalasari (2010), terdapat beberapa 3. Guru harus mengganti metode
faktor penyebab mengapa inovasi pembelajaran sering pembelajaran yang bersifat tradisional
tidak dapat diterima adalah Guru ingin mempertahankan dengan metode pembelajaran inovatif.
metode tradisional yang mereka lakukan sekarang, karena
metode tersebut sudah mereka lakukan bertahun-tahun.
Sumber :
Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual:
Konsep dan Aplikasi. Bandung: Rafika Aditama.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu


Aria Wati Ari,S.Pd (Waka Kurikulum), penyebab Penerapan
model pembelajaran inovatif belum optimal adalah :
1. Masih banyak guru yang belum paham tentang model-
model pembelajaran yang inovatif
2. Tidak ada keinginan dari beberapa guru untuk
menerapkan model pembelajaran inovatif
3. Model pembelajaran yang telah dibuat dalam RPP
sering tidak berjalan sesuai dengan sintaksnya.

Teman Sejawat
1) Kemampuan guru memahami metode dan model
kurang
2) Adanya tidak kesesuaian model dengan materi
pembelajaran
3) Materi kurang sesuai dengan trend atau zaman
anak

7. Kemampuan Menurut Putu Manik Sugiari Saraswati, Gusti Ngurah Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
HOTS siswa dalam Sastra Agustika (2020), dalam jurnal yang berjudul ” terjadinya masalah ” Kemampuan HOTS siswa
pembelajaran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Menyelesaikan dalam pembelajaran masih tergolong rendah”,
masih tergolong Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika”. diperoleh :
rendah. Pratiwi (2019:128) menjelaskan untuk mengembangkan Faktor yang menjadi penyebab Kemampuan
item berbasis HOTS yang baik untuk siswa, kualitas guru HOTS siswa dalam pembelajaran masih
menjadi bagian yang sangat penting dalam kasus ini. tergolong rendah yaitu :
Guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang 1. Pemahaman guru masih rendah tentang
proses kognitif dalam Keterampilan Berpikir Tingkat proses kognitif dalam Keterampilan
Rendah (LOTS) dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir Tingkat Rendah (LOTS) dan
(HOTS). Terlebih lagi menurut Widana (2017:32) guru Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
memegang peran dalam mengoptimalkan penilaian HOTS, (HOTS)
baik dalam tes harian, penilaian akhir semester, dan ujian 2. Guru belum optimal penilaian HOTS, baik
sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk melatih dan dalam tes harian, penilaian akhir semester,
mengetahui kategori dan ujian sekolah.
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 3. Guru tidak siap untuk mengajar atau
Akan tetapi pada kajian penelitian oleh Schulz & menilai HOTS
FitzPatrick (2016) menemukan para guru menunjukkan 4. Kurangnya kegiatan pelatihan dan
ketidakpastian tentang konsep HOTS dan mereka tidak pengukuran kemampuan berpikir tingkat
siap untuk mengajar atau menilai HOTS. Hasil kajian tinggi siswa
selanjutnya oleh Retnawati (2018) menunjukkan bahwa Rencana Solusi :
pengetahuan guru tentang HOTS, kemampuan mereka 1. Guru harus menambah pengetahuan
untuk meningkatkan HOTS siswa, memecahkan masalah tentang proses kognitif dalam
berbasis HOTS, dan kegiatan mengukur HOTS siswa Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah
masih rendah. Temuan yang serupa diperoleh Driana dan (LOTS) dan Keterampilan Berpikir Tingkat
Ernawati (2019), guru sekolah dasar yang berpartisipasi Tinggi (HOTS)
dalam penelitiannya belum memiliki pemahaman 2. Guru harus menambah pengetahuan
komprehensif tentang HOTS. Sehingga kurangnya tentang penilaian HOTS.
kegiatan pelatihan dan pengukuran kemampuan berpikir 3. Guru harus melaksanakan penilaian HOTS
tingkat tinggi siswa. dalam teh harian, penilaian akhir semester
Sumber : dan ujian sekolah.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/ 4. Guru harus sering melakukan kegiatan
download/25336/15392/46075 pelatihan dan pengukuran kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu
Aria Wati Ari,S.Pd (Waka Kurikulum), penyebab
Kemampuan HOTS siswa dalam pembelajaran masih
tergolong rendah adalah :
1. Siswa yang tidak memahami materi yang diberikan
dalam pembelajaran
2. Cara guru mengajar baik itu karena guru yang
menggunakan istilah yang sulit dipahami,
penyampaian materi yang terkadang kurang jelas
maupun guru yang terlalu cepat mengajarkan materi
dalam proses belajar
3. Siswa yang tidak serius dalam belajar
4. Guru yang mengajar banyak menggunakan metode
ceramah Siswa menjadi bosan dan kemampuan
berfikir siswa tidak terasah
5. Pelatihan yang di dapat berkenaan pembelajaran
HOTS dan soal HOTS
6. Pengalaman guru tentang HOTS masih terbilang
rendah
• Teman sejawat.
1) Peserta didik tidak paham dengan materi yang
disampaikan
2) Peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk
berbicara
3) Peserta didik tidak di dorong untuk berani
berbicara dengan bahasanya sendiri
4) Peserta didik kurang memperhatikan guru
5) Peserta didik tidak banyak mengeksplore materi
6) Peserta didik tidak memahami konsep ATM, amati
tiru dan modikasi

You might also like