Professional Documents
Culture Documents
Bab II
Bab II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berarti To Move From One Place to Another, artinya berpindah dari satu
arti pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dan atau
pencangkokan.
dan atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau
tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat atau
didalam tubuh manusia.8 Bagian organ yang dimaksud disini antara lain:
7
Nyoman Suwasti, Aspek Yuridis Transplantasi Organ Dalam Hubungannya dengan UU
Kesehatan, Kertha Patrika, Majalah Ilmiah Fakultas Hukum UNUD, Bali, 1994, hal. 258
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Pustaka Phoenix, Jakarta, 2009, hal. 616
17
jantung, ginjal, paru-paru, kornea mata, hati, pangkreas, usus, dan katup
jantung.
sel-sel khusus yang sama pd tubuh dan bersatu dl menjalankan fungsi biologis
Pasal 1 butir ( d ) adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal
perpindahan salah satu dan atau beberapa organ tubuh dan atau jaringan tubuh
dari satu tempat ke tempat lain atau dari seseorang ke seseorang lainnya
7
World Health Organization, Dilemma over live-donor transplantation
http://www.who.int/bulletin/volumes/85/1/07-020107/en/
16
bahwa transplantasi dapat berhasil dilakukan. Saat ini lebih dari 2400
darah untuk tetap hidup (survive) dan kornea mata dapat didonasikan
pertama kalinya. Ada banyak usaha transfusi darah yang tidak berhasil
disimpan untuk tranfusi dengan hasil yang jauh lebih baik dari
dilakukan oleh Dr. Joseph Murray dan Dr. David Hume, Brigham
mortis), akan tetapi 1/3 biasanya pada saat pendonor hidup, dan
1) Ginjal
2) Hati
kulit tumbuh kulit baru, sel-sel hati pada lobus sisa hati bisa
4) Jantung
5) Jaringan
yang telah meninggal dunia atau mati batang otak dan masih
membutuhkannya.” 11
Organ:
1. Mata
2. Ginjal
3. Paru-paru
4. Jantung
5. Hati
6. Pankreas
Jaringan:
11
Ibid Hal. 198
21
1. Tulang
2. Katup jantung
3. Kulit
a. Autograft
b. Allograft
organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain yang sama spesiesnya,
kornea mata.
c. Heterotransplantasi (Xenograft)
12
Soekidjo notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka cipta, jakarta, 2010, hal. 147
13
Ibid hal. 148
22
merupakan:
transplantasikan:
14
Nyoman Suwasti, Aspek Yuridis Transplantasi Organ Dalam Hubungannya dengan UU
Kesehatan, Kertha Patrika, Majalah Ilmiah Fakultas Hukum UNUD, Bali, 1994, hal. 259
15
Soekidjo notoatmojo, OP. Cit. hal. 148
23
(sangatjarang sekali)
Autograft)
2. Pasca Operasi
25
yang baru dan risiko yang terbesar yaitu komplikasi yang berujung
Sel
1. Pencangkokan Ginjal
16
Siti Setiati, Buku Ajar “Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI, Interna Publishing, 2014, hal. 1049.
26
jaringan.
2. Pencangkokan Hati
17
Ibid, hal 2054.
27
nyeri, demam, sakit kuning atau terdapat kelainan fungsi hati (yang
3. Pencangkokan Jantung
jantung yang paling serius dan tidak dapat diatasi dengan obat-
resipien bisa lebih baik dalam melakukan olah raga dan kegiatan
18
Sudarsono,M., Dasar-dasar Transplantasi Organ dan Jaringan Tubuh Manusia, Edisi revisi,
Interna Publishing, 2010. hal. 192
28
4. Pencangkokan Paru-Paru
selama 5 tahun.”19
a. Infeksi
secara bertahap).
19
Siti Setiati, Op. Cit. Hal. 2088
29
immunosupresan.
20
Siti Setiati, Op. Cit. Hal. 222.
31
Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta
organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah
plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca; Ayat (2) Transplantasi
tertentu; Ayat (2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang
organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan
kemanfaatannya.
Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat
tubuh yang dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta
faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut; (e) transplantasi adalah rangkaian
yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan
baik; (g) meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli
kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut
mati, bila fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti
atau irreversible, atau terbukti telah terjadi kematian batang otak (brain
death).”21
21
Berdasarkan SK IDI No. 336/ PB.IDI/a.4 tanggal 15 maret 1988 dan SK IDI No.
231/PB.A.4/07/90.
33
Pasal 11, ayat (1) transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia
hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh menteri kesehatan;
oleh dua orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter
dibolehkan dalam rangka pengobatan, tanpa ada unsur komersial, dan harus
dan kepastian sesuai dengan tujuan hukum. Sebagai contoh, seseorang yang
pada saat itu telah dinyatakan secara tertulis oleh dokter bahwa seorang
negara dan melindungi setiap warga negara yang nyawanya terancam. Pada
sisi lain, negara tidak boleh mengabaikan hak fundamental bagi pendonor
hidup dan hak untuk dilindungi jazadnya bagi donor mati atau jenazah.
dan negara.
34
22
Soekidjo Notoatmojo, Etikan dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 66