Professional Documents
Culture Documents
1379 3607 1 PB
1379 3607 1 PB
Muhadi*
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Lahan Kering dan Alat Mesin
Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung
Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No. 1, Hajimena, Bandar Lampung
*Email korespondensi: muhadi6685@gmail.com
ABSTRACT
The objective of this research was to find out the weakness and the strength of
ITTARA located in East Lampung, as a basis to develop the potential strategy of ITTARA
so that it could be sustainable and economically improved. Analysis methods used were the
SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, and threat) and Analytical Hierarchy
Process (AHP), while the potential strategy concept was adapted from existing ITTARA
conditions. The SWOT analysis showed that there was weakness aspect that dominated the
strength aspect in internal factor of ITTARA, nevertheles there was opportunity from
external factor that could be optimized. These strategies should be developed were
diversifying final product, conducting side business of by product, and improving
technology use, as well as efficiency of production cost. These business strategy
improvements were then analyzed using AHP to choose one strategy by using criteria of
market potential, production cost, product added value, technology and competitor. The
result showed the most potential to be developed was improving tehcnology use by
conducting the two times milling tapioca production.
Keywords: AHP, ITTARA, SWOT analysis, two times milling
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan usaha industri
tapioka rakyat (ITTARA) di Lampung Timur sehingga mendapatkan strategi potensial agar
ITTARA dapat berkembang dan memperoleh keuntungan secara ekonomis. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and
threat) dan dilanjutkan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process), sedangkan
konsep strategi potensial diadaptasi dari kondisi terkini ITTARA. Berdasarkan analisis
SWOT, ITTARA tersebut memiliki faktor kelemahan yang lebih mendominasi
dibandingkan dengan faktor kekuatan namun memiliki peluang pada faktor internal yang
dapat dioptimalkan. Strategi yang dapat dikembangkan adalah melakukan variasi produk
akhir, melakukan usaha sampingan dengan memanfaatkan by product dan melakukan
peningkatan penggunaan teknologi serta efisiensi biaya produksi. Konsep-konsep strategi
usaha perbaikan ITTARA tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan metode (AHP)
untuk mendapatkan satu strategi terpilih berdasarkan kriteria pasar potensial, biaya
produksi, nilai tambah produk, teknology dan pesaing usaha. Hasil analisis menunjukkan
bahwa usaha terpilih yang paling potensial untuk dikembangkan adalah peningkatan
teknologi yaitu produksi tapioka dengan proses dua kali giling.
Kata kunci : Analisis SWOT, AHP, ITTARA, Proses dua kali giling.
52 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017
Pengembangan strategi industri tepung tapioca Muhadi
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017 53
Muhadi Pengembangan strategi
ategi industri tepung tapioka
54 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017
Pengembangan strategi industri tepung tapioca Muhadi
Evaluation (EFE) disajikan pada Tabel 1. eksternal adalah peluang dan ancaman
Faktor internal adalah kekuatan dan yang ada di sekitar ITTARA.
kelemahan ITTARA, sedangkan faktor
Tabel 1. Matriks faktor internal dan eksternal usaha ITTARA di Lampung Timur
No Faktor Bobot Rating Skor Faktor Bobo Rating Skor
Internal Ekternal t
(IFE) (EFE)
KEKUATAN PELUANG
1 Motivasi Kebijakan
yang tinggi ekspor tapioka
dalam
berusaha 0,1288 2 0,129 0,1172 3 0,352
2 Pekerja yang Tingginyajuml
terampil ah permintaan
0,1288 1 0,129 tapioka 0,125 4 0,500
3 Tersedianya Adanya
lokasi tempat permintaan
usaha produk
0,1212 1 0,121 samping 0,1328 4 0,531
4 Jaringan Diversifikasi
distribusi produk utama
produk telah
terbangun 0,1288 2 0,386 0,125 4 0,500
KELEMAHAN ANCAMAN
5 Inkonsistensi Kebijakan
kualitas impor tapioka
produk 0,1136 2 0,227 0,1172 1 0,117
6 Manajemen Persaingan
usaha yang dengan
tidak industri skala
profesional 0,1212 2 0,242 besar 0,125 2 0,250
7 Terbatasnya Alih fungsi
modal usaha lahan
0,1288 3 0,386 pertanian 0,1172 2 0,234
8 Tingkat Tidak
adopsi berjalannya
teknologi kemitraan dg
yang masih petani
rendah 0,1288 3 0,386 0,1406 2 0,281
Total Total
0,883
kelemahan 1,242 ancaman
Berdasarkan hasil penilaian ancaman = 0,883, maka didapatkan
matriks IFE dan EFE diperoleh skor koordinat berikut ini : Skor kekuatan –
pembobotan sebagai berikut : faktor skor kelemahan = 0,765 – 1,242 = -0,477
kekuatan = 0,765; faktor kelemahan = (Sumbu X), Skor peluang – skor ancama
1,242; faktor peluang = 1,883; faktor = 1,883 – 0,883 =1,0 (Sumbu Y). Skor
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017 55
Muhadi Pengembangan strategi industri tepung tapioka
Kuadran IV Kuadran II
Threat (T)
Gambar 2.Grafik analisis SWOT ITTARA di Lampung Timur
Berdasarkan hasil koordinat dibangun dengan berbasis pada perdesaan
tersebut terlihat bahwa hasil perhitungan dengan image serta teknologi/peralatan
menggunakan matriks faktor internal yang sederhana. Menurut hasil penelitian
menghasilkan nilai negatif. Hal ini Tim Fakultas Pertanian Unila (2006),
mengindikasikan bahwa dalam kondisi diperoleh fakta bahwa rendahnya
internal, faktor kelemahan yang dimiliki kemampuan manajerial pengelola usaha
lebih mendominasi dibandingkan dengan merupakan salah satu penyebab
faktor kekuatan. Inkonsistensi kualitas banyaknya ITTARA yang berhenti
produk merupakan kelemahan yang beroperasi.
cukup berarti pada usaha ITTARA di Faktor yang menjadi kekuatan
Lampung Timur. ITTARA merupakan antara lain motivasi yang tinggi dalam
usaha rakyat berskala kecil dengan modal berusaha, pekerja yang terampil,
yang terbatas sehingga mutu produk tersedianya lokasi tempat usaha serta
belum begitu dipentingkan. Produk jaringan distribusi produk yang telah
tapioka yang dihasilkan terkadang terbangun. Diantara keempat faktor
memenuhi standar mutu grade tapioka kekuatan tersebut, yang tergolong
tertentu, dan kadangkala produk yang kekuatan sedang adalah motivasi yang
dihasilkan tidak memenuhi standar yang tinggi dalam berusaha serta jaringan
telah ditetapkan. distribusi produk yang telah terbangun.
Manajemen usaha yang tidak Motivasi yang kuat dalam berusaha bagi
profesional juga menjadi kelemahan. Hal para pelaku ITTARA terlihat dari masih
ini berkaitan dengan tingkat pendidikan aktifnya sebagian unit usaha ITTARA di
sumber daya manusia yang mengelola tengah situasi internal dan eksternal yang
ITTARA. Sebagian besar tenaga kerja di mempengaruhi, meskipun bertahannya
ITTARA dan bahkan para pemilik sebagian usaha ini cenderung stagnan
ITTARA pun banyak yang tidak tanpa adanya inovasi untuk memperbaiki
memiliki latar belakang pendidikan yang pendapatan usaha. Selain itu, bertahannya
mencukupi. Hal ini mengingat ITTARA usaha ITTARA ini juga dipengaruhi oleh
56 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017
Pengembangan strategi industri tepung tapioka Muhadi
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017 57
Muhadi Pengembangan strategi industri tepung tapioka
Pemilihan Strategi dengan Metode dengan proses dua kali giling, produksi
Analytical Hierarchy Process tapioka basah, dan pengelolaan limbah
padat. Pengelolaan limbah cair belum
Sesuai dengan konsep strategi
pernah dilakukan oleh para pelaku usaha
yang telah dirumuskan dengan metode
ITTARA. Hal ini dipengaruhi asumsi
analisis SWOT, bentuk-bentuk strategi
bahwa pengelolaan limbah cair
yang dapat dilakukan dalam rangka
memerlukan teknologi pengelolaan
perbaikan usaha ITTARA adalah perlu
intensif serta permodalan yang besar
dilakukannya penganekaragaman usaha
sehingga alternatif ini kurang menjadi
serta penggunaan teknologi pengolahan
pilihan.
dalam rangka peningkatan nilai tambah
Sesuai dengan rekomendasi hasil
dengan menghasilkan produk yang
analisis SWOT, maka dipilih kriteria-
beragam, berkualitas dan bersaing.
kriteria yang mampu mewakili akurasi
Berdasarkan kondisi terkini yang
keterpilihan satu diantara tiga jenis
ada pada ITTARA, alternatif diversifikasi
strategi diversifikasi usaha. Kriteria
usaha yang sudah dilakukan namun
kriteria yang menjadi pertimbangan
belum optimal adalah : Produksi tapioka
58 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017
Pengembangan strategi industri tepung tapioka Muhadi
adalah : 1). potensi pasar, 2). biaya diversifikasi usaha, maka skema hierarki
produksi, 3). nilai tambah produk, 4). yang menggambarkan hubungan antara
teknologi dan 5). kompetitor. Dengan tujuan, kriteria dan alternatif
memperhatikan kelima kriteria tersebut pengembangan usaha ITTARA adalah
sebagai alat bantu dalam menentukan seperti yang tersaji pada Gambar 5.
satu dari ketiga alternatif pilihan jenis
Tujuan MenentukanJenis
Diversifikasi Usaha
Teknologi 6.3
5.8
Kompetitor
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Tingkat Kepentingan (%)
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017 59
Muhadi Pengembangan strategi industri tepung tapioka
32.7
Pengelolaan limbah padat
27.1
Produksi tapioka basah
0 5 10 Tingkat
15 20 Kepentingan
25 30 (%)35 40 45
60 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017
Pengembangan strategi industri tepung tapioka Muhadi
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017 61
Muhadi Pengembangan strategi industri tepung tapioka
62 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.1, Maret 2017