You are on page 1of 82

Pertemuan VI

Data Link

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Materi :
◦ Prinsip Dasar
◦ Peranan Data Link Layer
◦ Framing
◦ Error Handling
◦ Flow Control
◦ Protokol HDLC, PPP

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Masalah utama dalam komunikasi data:
realibility. Sinyal yang dikirim melalui medium
tertentu dapat mengalami pelemahan,
distorsi, keterbatasan bandwidth
 Data yang dikirim dapat menjadi rusak,
hilang, berubah, terduplikasi
 Tugas data link layer adalah
menanganikerusakan dan hilangnya data
antar 2 titikkomunikasi yang terhubung oleh
satu medium transmisi fisik
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 A mengirim data ke B. Jalur antara A dan B


tidakreliable, sehingga mungkin ada data
yang rusak/hilang.
 Bagaimana menjamin transmisi data A ke B
tetap reliable?
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 A mengirim data yang panjang ke B. Data dibagi menjadi


frame, sehingga kerusakan sebuah frame tidak merusak
keseluruhan data.
 Bagaimana B dapat mendeteksi bahwa frame yang dikirim
A mengalami kerusakan?
 A menambahkan error check bits ke frame, sehingga B
dapat memeriksa frame dan menentukan apakah telah
terjadi perubahan
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 Bagaimana A mengetahui data yang


dikirimnya telahditerima B?
 B dapat mengirimkan ack/pemberitahuan jika
data diterima dengan benar, dan nak/
pemberitahuan data salah jika data rusak
 A dapat mengirimkan ulang frame yang rusak
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 Mengapa frame dapat hilang?


◦ Bagian alamat/id/header mengalami kerusakan, sehingga frame
tidak dikenali
◦ Temporer disconnection
 Apa yg terjadi jika frame dapat hilang?
◦ B tidak mengetahui ada pengiriman dari A, A menunggu ack dari B
◦ B mengirimkan ack namun hilang di jalan. A menunggu ack dari B

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 A harus memiliki timer, yang akan mengirim


ulang jika tidak menerima kabar dari B
 Jangka waktu timeout harus diatur.
◦ Jika timeout terlalu cepat, A akan mengirimkan ulang
sebelum ack dari B tiba.
◦ Jika timeout terlalu lama, A akan menunggu terlalu lama
jika ada frame yg hilang
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DATA
A x B

Trasmiter Receiver

 A mengirim frame 1
 A mengalami timeout, dan mengirimkan ulang frame 1
 A menerima ack, melanjutkan mengirim frame 2
 A menerima ack kedua untuk frame 1, namun dianggap
sebagai ack untuk frame 2 (error)
 A harus memberikan frame number, sehingga B dapat
memberikan ack spesifik untuk frame number tertentu

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Physical layer: mengkodekan data menjadi
sinyal yang dikirim melalui medium transmisi
 DL menangani kesalahan transmisi, dan
menyediakan layanan ke network layer
berupa:
◦ Error control, error detection
◦ Flow control
◦ Link management
◦ Medium access

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Network Layer

Data Link Layer

Physical Layer

(a) Virtual communication.


(b) Actual communication.
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Data Link melakukan framing untuk:
◦ Mengurangi kemungkinan error
◦ Menyesuaikan dengan physical layer
◦ Kapasitas buffer penerima terbatas
◦ Menentukan awal (star) dan akhir (end) dari aliran
paket- paket data.

◦ Dimana datanya?

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Hubungan antara paket dengan frame
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Tiga Pendekatan untuk menentukan farme
dan batasan frame
◦ Character count
◦ Flag byte – byte stuffing
◦ Flag bits – bit stuffing

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Setiap frame diawali dengan field yang menyatakan
panjang frame
 Jika field ini rusak, maka frame tidak dapat dikenali lagi

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Awal dan akhir frame ditandai dengan byte(s)
khusus
 Byte penanda dapat merupakan simbol yang
sama atau berbeda
 Masalah: kode byte(s) yang digunakan
dapatmuncul di dalam data yang terkirim,
sehinggadapat mengakibatkan kesalahan
penentuan frame
 Solusi: byte stuffing, mengganti byte serupa
pada data dengan simbol lain
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
DLE SOH Header Information DLE STX Data portion DLE ETX

 DLE (Data Link Escape) : merubah arti karakter berikutnya


 SOH (Start Of Header) : awal dari sebuah header
 Header Information : berisi informasi header
 STX (Start of text awal dari data)
 Data Portion : alokasi byte untuk data
 ETX (End of text)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Suatu flag adalah suatu deretan bit tetap utk
indikasi awal dan akhir suatu paket
◦ Satu flag dp digunakan utk indikasi baik awal dan akhir
paket
 Secara prinsip, sembarang deretan dp digunakan,
tetapi kemunculan flag harus dicegah di dlm data
◦ Protokol standard menggunakan deretan 8-bit
01111110 sbg satu flag
 Karenanya 0111111 tdk boleh muncul di didlm
data
 Penerima: setiap menerima 5 bit 1 berurutan:
◦ Bit berikutnya 0: hapus
◦ Bit berikutnya: 10: end-of-frame
◦ Bit berikutnya: 11: error
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Digunakan utk menghilangkan flag dari data
original
 Satu 0 disisipkan setelah 1 berturutan pd frame
original

 Mengapa perlu menyisipkan 0 pd 0111110?


◦ Jika tidak
0111110111 → 0111110111
011111111 → 0111110111
◦ Bagaimana membedakannya pd penerima?

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Jika 11111 diikuti 0, buang 0

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
FCS Error detection coverage
FCS generate span

LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

Header

 PRE : PREAMBLE
 SFD : Start of frame Delimiter
 DS : Destination Address
 SA : Source Address
 FCS : Frame check sequence
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

 Ketika sebuah komputer terhubung kedalam jaringan


melalui media fisik, harus ada sebuah mekanisme
untuk “mendapatkan perhatian” dari komputer lain
untuk broadcast pesan
 Setiap teknologi memiliki cara yg berbeda u/
melakukan proses ini, tetapi semua frame memiliki
urutan rangkaian byte awal u/ proses ini
 Panjang byte frame sangat tergantung dr kebutuhan
sistem komunikasi secara umum : Preamble = 7 byte,
Start of Frame Delimited (SFD) : 1 byte
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

 Identifikasi untuk membedakan host dengan


yang lainnya didalam sebuah komunikasi.
 Dapat bersifat globally unique (MAC) atau
locally unique (Divice ID, Local host)
 Panjang address
◦ locally unique 8 s/d 16 bit
◦ globally unique 48 bit
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
MAC
address

First byte Second byte Third byte Fourth byte Fifth byte
Sixth byte
Organization- Organization-
Unique Assigned Portion
Identifier(OUI)
0: unicast address
First bit transmitted
1: multicast address

 IEEE 802 → panjang address 6 byte, tiap byte


dipisah menggunakan – atau :
◦ 00-32-af-cc-30-58 (menggunakan bilangan hexa
decimal)
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Unicast vs Multicase
◦ Unicast:
 Jika bit akhir pada byte pertama bernilai “0”.
 Jumlah byte dalam bilangan desimal bernilai genap
◦ Multicast
 Jika bit akhir pada byte pertama bernilai “1”.
 Jumlha byte dalam bilangan desimal bernilai ganjil
 Broadcast merupakan contoh multicast

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Contoh:
Tentukan jenis alamat tujuan sebagai berikut :
a. 4A:30:10:21:1O:1A
b. 47:20:1B:2E:08:EE
c. FF:FF:FF:FF:FF:FF

Solusi
a. 4A:30:10:21:1O:1A → A(h) 1010
b. 47:20:1B:2E:08:EE → 7(h) 0111
c. FF:FF:FF:FF:FF:FF → FF(h) 1111 1111
d.
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Tunjukkan bagaimana alamat 47:20:1B: 2E:
08: EE yang dikirim di dalam jaringan.
 Solusi:
◦ Alamat dikirim kiri-ke-kanan, byte per byte
◦ untuk setiap byte, dikirim kanan-ke-kiri

➢0100 0111: 0010 0000: 0001 1011: 0010 1110 :


0000 1000 : 1110 1110

11100010 00000100 11011000 01110100


00010000 01110111
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

 Panjang field 2 byte


 Length : mengindikasikan panjang dari
sebuah frame atau panjang dari sebuah data
 Type : tipe dari network layer protocol
◦ 0x0600 XNS (Xerox)
◦ 0x0800 IP (the Internet protocol)
◦ 0x8137 Novell NetWare packet formatted for
Ethernet II
◦ 0x6003 DECNET
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

 Sering juga disebut payload : membawa data


encapsulated dari protokol layer diatasnya
 Panjang minimum 46 dan maksimum 1500
byte.

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
LENGTH/
PRE SFD DA SA DATA FSC
TYPE

 Frame check sequence


◦ Deteksi error
◦ Koreksi error

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Umumnya penanganan error transmisi dilakukan
pada data link layer. Error control dapat pula
dilakukan pada layer lain (physical/higher layer)
 Error dapat diperbaiki dan dideteksi dengan
menggunakan data redundant/tambahan pada
setiap pengiriman data
 Jenis error:
◦ Single bit error: hanya sebuah bit yang berubah.
Disebabkan oleh white noise
◦ Burst error: sederetan bit-bit mengalami error.
Disebabkan oleh impulse noise
◦ Makin tinggi data rate, makin besar efeknya

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Ada 2 teknik yang digunakan:
◦ Error-Detecting Codes
◦ Error-Correcting Codes

 Error correcting codes memerlukan data


redundant lebih besar dibandingkan dengan
error detecting codes

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Menambahkan sebuah bit pada setiap pengiriman
sejumlah bit, sehingga jumlah bit bernilai 1 selalu
genap/ganjil.
 Parity bit dapat mendeteksi kesalahan 1 bit atau
kesalahan bit dalam jumlah ganjil, namun tidak dapat
mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap
Parity ditambahkan utk
membuat # 1 even/odd

0 1 1 1 0 1 0 1 1

Jika parity salah → ERROR


Jika parity benar → NO ERROR
(atau jemlah error genap telah terjadi)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
10010 0
 Beberapa buah baris data membentuk matrix
 Kolom terakhir merupakan hasil parity check untuk baris 01000 1
 Baris terakhir merupakan hasil parity check untuk kolom 10010 0
11011 0
 Dapat mendeteksi 1, 2 , 3 atau 4 kesalahan 10011 1
 Tidak semua kesalahan dapat di deteksi

10010 0 10010 0 10010 0 10010 0


00000 0 00000 0 00010 1 00010 1
10010 0 10010 0 10010 0 10010 0
11011 0 10011 1 10011 1 10001 0
11011 10011 10001 10011

1 error 2 errors 3 errors 4 errors

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Menjumlahkan setiap byte
 Hasil penjumlaha merupkan checksum yg ditambahkan
pada byte terakhir

Contoh :
Ingin mengirimkan data : 0x56 0x17 0x4A
01010110 00010111 01001010
Menghitung check sum :
01010110 + 00010111 + 01001010 = 1011011
Data yang dikirimkan
01010110 00010111 01001010 10110111

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Cyclic redundancy check (CRC) adalah method
yang umum digunakan untuk mendeteksi
kesalahan
 CRC beroperasi pada sebuah frame/block. Setiap
block berukuran m bit yang akan dikirim akan
dihitung CRC checksumnya (berukuran r bit),
kemudian dikirim bersama2 dengan frame
(dengan ukuran m+r bit). deteksi error
 Pada sisi penerima, penerima akan menghitung
CRC checksum pada frame yang diterima, dan
dibandingkan dengan checksum yang diterima,
jika berbeda, berarti frame rusak
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 CRC menggunakan prinsip modulo bilangan.
 Data dianggap sebagai sebuah bilangan, dan
untukmenghitung checksum, sama dengan
menambahkandigit untuk data dengan digit
untuk checksum (berisi 0) kemudian dibagi
dengan pembilang tertentu, dan sisa
pembagiannya menjadi checksum untuk data tsb
 Tergantung pemilihan bilangan pembagi, CRC
dapat mendeteksi single-bit error, double bit
error, error berjumlah ganjil, burst error dengan
panjang maks r
 Bilangan pembagi disebut sebagai generator
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Operasi penambahan dan pengurangan = XOR
 Perhitungan pada CRC mengabaikan nilai carry
a) 1 1 0 0 b) 1 1 0 0 1 1 0 0 c) 1 1 0 0
1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
a) Operasi aljabar biasa
b) Operasi dasar proses perhitungan CRC
c) Operasi XOR

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Contoh:
 Data memiliki m bit 101 100100
◦ 1001 , m=4 101
 Generator memiliki Panjang r bit 110
◦ 101, r= 3 101
 Tambahkan r-1 bit 0 ke data: 110
101
◦ 100100
11
 Bagi bilangan ini dengan
generator, sisanya adalah
checksum
◦ 11
 Tambahkan checksum ke data
asal:
◦ 100111

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Pada sisi penerima, a) 101 100111 b) 101 101111
cukupmembagi data yang 101 101
diterima dengan generator. 111 111
101 101
Jika sisanya bukan 0, 101 10
berarti terjadi kesalahan 101
 Jika sisanya 0, berarti tidak 00
terjadi kesalahan, sesuai
dengan kriteria generator
yang digunakan
 a) Data yang diterima benar
 b) Data yang diterima salah

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Hitung nilai CRC data berikut :
◦ 1010001101 (10 bit)
 Generator :
◦ 110101(6 bit)
 FSC:
◦ 01110 (5 bit)

 Hitung nilai CRC data berikut :


◦ 11010001110 (11 bit)
 Generator :
◦ 101011 (6 bit)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Jumlah bit yang berbeda antara dua buah kode
disebut sebagai hamming distance
◦ 1110 dan 1111 memiliki 1 bit yang berbeda: d=1
◦ 1010 dan 1100 memiliki 2 bit yang berbeda: d=2
 Jika setiap kode yang valid memiliki perbedaan
minimum h bit, maka setiap kesalahan yang < h
bit dapat dideteksi
 Kode yang error dapat diperbaiki jika ia memiliki
jumlah perbedaan yang lebih sedikit ke kode
valid tertentu
 Untuk memperbaiki d bit error, diperlukan jarak
minimum antar kode valid 2d+1
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Dengan metode Hamming, check bits ditambahkan pada
posisi bit pangkat 2: 1, 2, 4, 8 dst

Data D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

Parity P1 P2 P3 P4

Posisi yang di bangkitkan / dikirim

D7 D6 D5 D4 P4 D3 D2 D1 P3 D0 P2 P1

P1 = mengkaver Posisi : 3,5,7,9,11 dst


P2 = mengkaver Posisi : 2,3, 6,7,10,11,dst
P3 = mengkaver Posisi : 4–7, 12–15, 20–23, dst
P4 = mengkaver Posisi : 8–15, 24–31, 40–47, dst
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Posisi data dan pariti
Posisi bit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Encode data bit P1 P2 D0 P3 D1 D2 D3 P4 D4 D5 D6 D7
P1 X X X X X X
Parity Bit P2 X X X X X X
Coverage P3 X X X X X
P4 X X X X X

 Pembangkit bit parity Genap


 P1= D0 xor D1 xor D3 xor D4 xor D6
 P2 = D0 xor D2 xor D3 xor D5 xor D6
 P3 = D1 xor D2 xor D3 xor D7
 P4 = D4 xor D5 xor D6 xor D7

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Contoh Data Bit
◦ 11000010

Tentukan nilai parity P1 s/d P4


P1= D0 ⊕ D1 ⊕ D3 ⊕ D4 ⊕ D6
= 1 ⊕1 ⊕ 0 ⊕ 0 ⊕1=1
P2= D0 ⊕ D2 ⊕ D3 ⊕ D5 ⊕ D6
= 1 ⊕0 ⊕ 0 ⊕ 0 ⊕1=0
P3= D1 ⊕ D2 ⊕ D3 ⊕ D7
= 1 ⊕0 ⊕ 0 ⊕ 0=1
P4= D4 ⊕ D5 ⊕ D6 ⊕ D7
= 0 ⊕0 ⊕ 1 ⊕ 0=1

 Paket yang di kirim

D7 D6 D5 D4 P4 D3 D2 D1 P3 D0 P2 P1

0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
D7 D6 D5 D4 P4 D3 D2 D1 P3 D0 P2 P1

0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

P1= D0 ⊕ D1 ⊕ D3 ⊕ D4 ⊕ D6
= 1 ⊕1 ⊕ 1 ⊕ 0 ⊕1=0
P2= D0 ⊕ D2 ⊕ D3 ⊕ D5 ⊕ D6
= 1 ⊕0 ⊕ 1 ⊕ 0 ⊕1=1
P3= D1 ⊕ D2 ⊕ D3 ⊕ D7
= 1 ⊕0 ⊕ 1 ⊕ 0=0
P4= D4 ⊕ D5 ⊕ D6 ⊕ D7
= 0 ⊕0 ⊕ 1 ⊕ 0=1
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Stop-and-wait
 Sliding window protocol

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Flow control adalah mekanisme pengendalian pengiriman
aliran data dari pengirim
 Tujuan flow control: agar penerima tidak “dibanjiri” oleh data
yang dikirimkan oleh pengirim
◦ Penerima perlu waktu untuk mengolah data yang diterima
sehingga ada kemungkinan data berikutnya yang diterima
harus disimpan dulu di buffer sebelum mendapat giliran
untuk diolah
◦ Bila aliran data dari pengirim tidak dikendalikan maka
suatu saat buffer akan penuh dan akhirnya overflow
◦ Bila overflow terjadi maka artinya akan ada data yang
hilang
 Agar tidak terjadi overflow, maka pengirim harus menunggu
“sinyal” dari penerima sebelum mengirimkan data berikutnya
◦ “sinyal” ini berfungsi sebagai indikator bahwa penerima
siap menerima data berikutnya

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
sender
1. Flow control time
bermanfaat bila ada
paket/frame yang
hilang di tengah
jalan atau sampai
tetapi mengandung receiver
error
sender: 700 MHz Pentium-III

2. Flow control
bermanfaat bila
pengirim membanjiri
Buffer Overflow
penerima
receiver: 25 MHz i486

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014 50
Pada mekanisme ini, tiap kali sender receiver
pengirim mengirimkan satu
buah frame maka pengirim
akan menunggu
acknowledgement (ACK) dari
penerima sebelum
mengirimkan frame berikutnya
Jika selama suatu selang waktu
tertentu (timeout interval) tidak timeout
ada acknowledgement yang interval
diterima maka pengirim akan
mengirimkan ulang frame yang
sudah dikirimkan
Pengiriman ulang frame yang
tidak di-acknowledge disebut
Automatic Repeat Request
(ARQ)
time
51
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
sender receiver

Timeout interval harus


sedikit lebih besar daripada
Round Trip Time (waktu
propagasi bolak-balik)
maksimum timeout
interval

ARQ

time

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014 52
sender receiver
 Apa yang terjadi bila penerima
sudah sukses menerima suatu
frame dan mengirimkan ACK

timeout
ke pengirim tetapi ACK-nya
sendiri hilang atau ter-delay
melebihi timeout interval ?
new

timeout
frame?
Setelah timeout interval terlewati maka
pengirim akan mengirimkan ulang
frame meskipun tidak ada
acknowledgment yang diterimanya
new
Akibatnya penerima akan menerima frame?
frame yang sudah diterimanya padahal
penerima mengharapkan untuk
menerima frame baru
time

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
sender receiver

 Bagaimana penerima
dapat membedakan
antara frame yang baru
dengan frame yang
dikirimkan ulang?
new

timeout
menyertakan nomor urut pada setiap frame!
frame dan ACK
Untuk Stop and Wait flow control,
digunakan dua nomor urut yaitu (0, 1) old
frame
ACK 1 artinya “penerima sudah
menerima frame 0 dan siap menerima
frame 1”. time

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Pengirim mengirimkan beberapa frame sender receiver
sekaligus tanpa harus menunggu ACK
untuk setiap frame

Window size
Ukuran sliding window menentukan
jumlah frame yang dapat dikirimkan
sekaligus

4
Ukuran window akan mengecil bila
ACK untuk frame yang sudah
dikirimkan belum diterima
Ukuran window akan membesar bila
sudah ada frame yang di ACK

time
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
sender receiver
Penerima dapat meng-ACK setiap

window size
frame yang diterima (seperti pada slide
sebelumnya) atau mengirimkan
cumulative acknowledgement untuk

4
beberapa frame sekaligus (seperti
gambar di samping)
Penerima dapat menggunakan
piggyback acknowledgement sehingga
selain mengirimkan acknowledgement,
penerima dapat juga sekaligus
mengirimkan frame. Ini dapat
mengefisienkan bandwidth

time
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
sender receiver

 Bagaimana bila ada


frame yang tidak
diterima?
(a) diam saja: pengirim akan timeout
dan retransmit.
(b) re-acknowledge frame yang
sebelumnya
(c) Memberikan negative
acknowledgement (NAK) untuk frame
yang hilang

time

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Bila timeout expire
maka seleuruh
frame yang belum
di-acknowledge
akan dikirimkan
ulang

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 merupakan sebuah standar protokol yang
didifinisikan oleh IETF (Internet Enginering
Task Force) untuk membawa paket muti-
protokol diatas link point-to-point.
◦ Tiga komponen utama:
 Metode eksapsulasi
 Link Control Protocol (LPC) bertanggung jawab
untuk setup koneksi, mengkonfigurasi dan
menegosiasikan koneksi data-link
 Network Control Protocol (NCP) bertanggung jawab
untuk konfigurasi protokol pada network layer yang
berbeda

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
1. Membangun koneksi melalui deteksi sinyal pembawa atau
konfigurasi pengguna
2. Mengirim paket LPC untuk konfigurasi dan tes data link
3. Peer dapat melakukan autentikasi dengan peer yang lain
4. Menukarkan paket NPC untuk melakukan konfigurasi satu atau
lebih protokol network layer
5. Link tetak beroperasi sampai Link remains operational until
terjadi pemutusan koneksi yang jelas oleh LCP, NCP atau
administrator

1. 2. 3.
U Open Success/Non
Dead p Establish Authenticate e
Fail Fail
5. 4.
Down Close
Terminate Network
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Negosiasi protokol data-link selama tahap establish
 Format Frame : frame PPP menggunakan tipe protokol
0xc021
Class Type Fungsi

Configure-request Membuka koneksi dengan melakukan pemilihan opsi/perubahan


konfigurasi koneksi dari mode standar
Configure-ack Permintaan konfigurasi Acknowledge
Configuration Configure-nak Menolak permintaan konfigurasi dikarenakan pemilihan opsi atau
perubahan konfigurasi yang diinginkan tidak diterima
Configure-reject Menolak permintaan konfigurasi dikarenakan opsi yang diinginkan
tidak dikenali
Terminate-request Permintaan untuk menutup koneksi
Termination
Terminate-ack Acknowledge untuk menghentikan koneksi
Code-reject Permintaan yang tidak diketahui dari peer
Protocol-reject Protokol yang tidak didukung akan di reject
Maintenance Echo-request Permintaan untuk mengimkan echo (untuk debugging)
Echo-reply Jawaban atas permintaan echo (for debugging)
Discard-request Just discard the request (untuk debugging)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 NCP untuk establish and konfigurasi protokol IP
stacks diatas protokol PPP
 Format Frame : frame PPP menggunakan tipe
protokol 0x8021.
Class Type Function

Configure-request Membuka koneksi dengan melakukan pemilihan


opsi/perubahan konfigurasi koneksi dari mode standar
Configure-ack Permintaan konfigurasi Acknowledge
Configuration Configure-nak Menolak permintaan konfigurasi dikarenakan pemilihan opsi
atau perubahan konfigurasi yang diinginkan tidak diterima
Configure-reject Menolak permintaan konfigurasi dikarenakan opsi yang
diinginkan tidak dikenali
Terminate-request Permintaan untuk menutup koneksi
Termination
Terminate-ack Acknowledge untuk menghentikan koneksi
Maintenance Code-reject Permintaan yang tidak diketahui dari peer

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
◼ Keperluan yang luas; menjadi
dasar dari protokol-protokol data
link
◼ point-to-point or point-to- ◼ membangun PPP link diatas
multipoint; model primary – Ethernet
secondary
◼Untuk akses kontrol dan
◼ Operations: Normal Response
Mode, Asynchronous Balanced
HDLC billing

Mode, Asynchronous Response ◼ tahap deteksi → PPP session


Mode

◼ membawa multi-protocol data


gram diatas point-to-point link
PPP PPPoE
◼ hanya point-to-point; peer-peer
model
◼ LCP → NCP → carry datagrams

◼ establish, ◼ establish dan konfigurasi


konfigurasi , tes protokol layer yang berbeda
koneksi PPP LCP NCP ◼ diikuti oleh transmisi
◼ diikuti oleh NCP datagram

◼ A seperti NCP tetapi di


gunakan untuk IP
is inherited
from IPCP ◼ establish and konfigurasi
protokol IP stacks untuk
kedua titik
is part of
◼ diikuti oleh transmisi IP
is related to datagram
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Connection-oriented services: memberikan
pengiriman paket terurut bebas error
◦ setting-up koneksi: setting up variables dan alokasi
buffer
◦ transfer paket: paket ‘dikemas’ dlm frame data link
◦ penutupan koneksi

 Connectionless service
◦ acknowledged service
◦ unacknowledged service

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Primary station
◦ mengontrol operasi link
◦ frame yg dibangkitkan disebut command
◦ menjaga link logik terpisah ke masing-masing
station secondary
 Secondary station
◦ dibawah kontrol primary station
◦ frame yg dibangkitkan disebut respons

 Combined station
◦ dapat membangkitkan command dan respons

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Flag Address Control Flag
Protocol Information FCS
01111110 11111111 00000011 01111110

bit 8 8 8 16 any 16 / 32 8

 Flag (8 bit) : 01111110


 Address (8 bit extendable 16 bit):
◦ Konfigurasi unbalanced → address secondary
◦ Konfigurasi balanced
 Frame command → address receiving station
 Frame response → address dari station pengirimControl field (8 extendable
16 bit)
 Control : menggunakan kode tetap dengan nilai 00000011yang
sesuai dengan nomor frame di format HDLC
 Protocol : ditambahkan untuk menunjukan jenis protokol
network layer frame pembawa, Seperti IP atau IPX.
 Information field (variabel): berisi informasi user
 FCS: CRC 16 bit atau 32 bit dikalkulasi pd field control, address
dan informasi
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Evolusi Ethernet
 Ethernet MAC
 Topik lain.

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
DIX Ethernet DIX Ethernet IEEE 802.3
3 Mb/s experimental DIX Consortium Spec ver. 1 Spec ver. 2 10BASE5
Ethernet formed 10 Mb/s Ethernet

1973 1980 1981 1982 1983

Full-duplex
100BASE-T 10BASE-F 10BASE-T 10BASE2
Ethernet

1997 1995 1993 1990 1985

Ethernet in the
1000BASE-X 1000BASE-T Link aggregation 10GBASE on fiber
First Mile

1998 1999 2000 2002 2003

40G and 100G


development 10GBASE-T

2008 2006

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
medium
Coaxial cable Twisted pairs Fiber
speed
1BASE5 (1987)
under 10 Mb/s 2BASE-TL (2003)

10BASE5 (1983) 10BASE-FL (1993)


10BASE-T (1990)
10 Mb/s 10BASE2 (1985) 10BASE-FP (1993)
10BASE-TS (2003)
10BROAD36 (1985) 10BASE-FB (1993)
100BASE-TX (1995)
100BASE-FX (1995)
100 Mb/s 100BASE-T4 (1995)
100BASE-LX/BX10 (2003)
100BASE-T2 (1997)
1000BASE-SX (1998)
1000BASE-CX (1998) 1000BASE-LX (1998)
1 Gb/s
1000BASE-T (1999) 1000BASE-LX/BX10 (2003)
1000BASE-PX10/20 (2003)

10GBASE-T (2006) 10GBASE-R (2002)


10 Gb/s 10GBASE-W (2002)
10GBASE-X (2002)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Purposes
Application
• Data encapsulation, transmit, receive

Presentation • Medium access management

Higher layers
Session

Logical Link Control (LLC)


Transport
Link Aggregation (optional)
Network MAC Control (optional) MAC Control (optional) MAC Control (optional)

Data-link MAC MAC sublayer MAC sublayer MAC sublayer

Physical Ethernet PHY Ethernet PHY Ethernet PHY

OSI model
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
MAC client (IP, LLC, etc.)

data encapsulation data decapsulation

MAC sublayer

transmit medium management receive medium management

transmit data encoding receive data decoding Physical layer

line signal

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Untagged frame
S
Preamble F DA SA T/L Data FCS
D
bytes 7 1 6 6 2 46 - 1500 4

Tagged frame

S VLAN
Tag
Preamble F DA SA protocol T/L Data FCS
ID control
D
bytes 7 1 6 6 2 2 2 42 - 1500 4

SFD: Start-of-Frame Delimit 1010..11 VLAN : Virtual LAN


DA: Destination Address Frame size:

SA: Source Address Untagged frame : 64 – 1518 bytes

T/L: Type/Length (Ethernet/802.3) Tagged frame : 64 – 1522 bytes

FCS: Frame Check Sequence


Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
72
Universitas Negeri Udayana
2014
Example: 100BASE-TX Octet : b7 b6 b5 b4 b3 b2 b1
b0

Interframe Preamble/SFD DA SA T/L Payload Interframe


gap FCS gap
62 bits spaced in 32 bits
Transmissio octet 8 bits
10101010…..1010101 Little Endian transmission order: low-order bit first, byte
n bits
011 by byte
0000 → 11110 0001 → 10010 0010 → 01010 0011 →
11010
4B/5B block
coding 11000 10001 0100 → 10100 0101 → 10110 0110 → 01110 0111 → 01101 10001
/J/K/
1111111111111…
code 11100 /T/R/ code group idle signal
group
1000 → 01001 1001 → 10011 1010 → 01011 1011 →
11011
End of Stream Delimit (ESD)
Start of Stream Delimit 1100 → 10101 1101 → 10111 1110 → 01111 1111 →
(SSD) 11101 scrambler Scramble bit by bit with shift register and
XOR gate; to reduce EMI

NRZI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 ……..
0 0

MLT-3
……..

carried on CAT-5 UTP with fundamental frequency


31.25 MHz
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Carrier sense
◦ Merasakan “sense” sebelum transmisi

 Multiple Access
◦ Media transmisi dapat diakses oleh banyak node.

 Collision detection
◦ Dapat mendeteksi terjadinya collision frame

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Transmit Process Receive process

Minimum frema 64 bit Start receiving


Assemble frame
yes
no
Receiving done?
Half duplex and
channel busy? yes

no yes Receiving frame


Wait interframe gap 96 bit *bps too small?

no
Start transmission no
Recognize address?
no yes
Half duplex and
yes
Collision detected? yes
32 bit Frame too long?
Send jam
n no
o no
Transmission done Valid FCS?
Increment attempts

yes yes
yes no no
Too many attempts? Proper octet boundary?
Successful transmission 16 Max no. yes

Transmission fail backoff Successful reception Receive error


Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
512 bit for
Universitas Negeri Udayana
10/100 Mbps 2014
 Bridged Ethernet
◦ Meningkatkan Bandwidth
 Misal : Jaringan 12 Node dengan bandwidth 10-Mbps

◦ Memisahkan collision Domain

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Switch ethernet
◦ Mengurangi collision dengan membagi collision
kedalam domain N

S B S

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Full Dyplex Ethernet
◦ Meningkatkan kapasitas bandwith
◦ Tidak membutuhkan CSMA/CD
 Tidak membutuhhkan carrier sensing
 Tidak membutuhhkan detection collasion

Switch

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Fast Ethernet dirancang untuk bersaing dengan protokol LAN
seperti Fiber Distributed Data Interface (FDDI) atau FiberChannel
(atau Fiber Channel)
◦ Meningkatkan kecepatan data sampai 100 Mbps.
◦ Membuat kompatibel dengan Standard Ethernet.
◦ Menyimpan 48 bit alamat yang sama
◦ Menyimpan frame format yang sama.
◦ Menyimpan panjang frame maksimum dan minimum yang sama.

 MAC Sublayer
◦ CSMA/CD untuk pendekatan half-duplex,
◦ full-duplex Fast Ethernet, tidak membutuhkan untuk CSMA/CD

 Auto Negotiation
◦ Memungkinkan perangkat dengan kapasitas yberbeda dapat
berkomunikasi
◦ Proses yang memungkinkan peralatan pada jaringan mempertukarkan
informasi tentang kemampuannya serta melakukan konfigurasi yang
diperlukan untuk bekerja pada level yang maksimum
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Kebutuhan untuk data rate yang lebih tinggi
1000-Mbps
◦ Upgrade data rate dengan 1 Gbps.
◦ Buat kompatibel dengan Standar atau Fast Ethernet.
◦ Gunakan alamat 48-bit yang sama.
◦ Gunakan format frame yang sama.
◦ Jangkauan panjang frame maksimum dan minimum yang
sama.
◦ mendukung autonegotiation sebagaimana didefinisikan
dalam Fast Ethernet.

 MAC Sublayer
◦ Full duplex
◦ Half Duplex mode

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Carrier Extension dan Frame Bursting
Frame Frame Frame Frame pad

Frame bursting Carrier extension


Minimum 4096 bits

 Transmisi Gigabit ethernet harus menggunakan frame


yang panjangnya paling sedikit 4096 bit
 Panjang frame minimum masih 64 bytes (512 bit)
(kompatibel dengan ethernet).
 Pengirim harus menambahkan bit-bit (padding) untuk
frame-frame yang pendek agar tercapai panjang 4096 bits.
Proses ini disebut carrier extension.
 Frame bursting : Jika pengirim mempunyai beberapa frame
yang pendek-pendek, maka dia dapat mengirimkan
mereka secara berurutan (tanpa interframe gap) untuk
meminimalkan carrier extension
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Tutun Juhana, Telematics Laboratory
Electrical Engineering Department, ITB
 Ying-Dar Lin, Ren-Hung Hwang, Fred Baker,
Computer Networks An Open Source
Approach

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014

You might also like