You are on page 1of 61

Pertemuan IV

Network Layer

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Setiap komputer yang ingin berkomunikasi
menggunakan TCP/UDP paket harus memiliki IP
sebagai alat pengenal host pada network
 IP Address merupakan sekumpulan angka
dengan panjang tertentu yang digunakan untuk
mengidentifikasi alamat setiap host pada
jaringan.
 Information Center (NIC) merupakan salah satu
lembaga yang menjadi koordinator utama untuk
urusan alokasi IP.
 IP Address harus bersifat unik (Tidak boleh ada
satu IP Address yang sama dipakai oleh dua host
yang berbeda).

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Application Application

TCP UDP

IP

Physical
network

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Encapsulasi
HTTP Request

Header contains source


and destination port TCP Header
numbers

Header contains:
source and
IP Header
destination IP
addresses; transport
protocol type
Header contains:
source and Ethernet
FCS
destination physical Header
addresses; network
protocol type
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 IPV4 mendukung 3 jenis mode pengalamatan
IP yang berbeda
◦ Mode pengalamatan unicast : data dikirimkan hanya
ke satu host tujuan

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Mode pengalamatan broadcast: paket ditujukan ke
semua host yang terdaftar dalam segment jaringan
yang sama.
 Alamat tujuan berisi nilai khusus untuk alamat broadcast
: 255.255.255.255

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Mode pengalamatan multicast: mode
pengalamatan ini menggabungkan dua mode
sebelumnya
◦ Alamat tujuan berisi nilai khusus untuk alamat
milticast dimulai dengan: 244.x.x.x (kelas D)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
0 4 8 16 19 31  Version, berisi versi dari protocol yang
dipakai. Saat ini yang dipakai ialah IP
versi 4.
Version HLen TOS Length

Ident Flags Offset  Header Length, berisi panjang dari


header paket IP dalam hitungan 32 bit
TTL Protocol Checksum
word.
SourceAddr  Type of Service, berisi kualitas service
yang dapat mempengaruhi cara
DestinationAddr
pengangan paket IP ini.
Options (variable) Pad  Total Length of Datagram, panjang IP
datagram dalam ukuran byte.
(variable)
Data
 Identification, Flags, dan Fragment
Offset, berisi beberapa data yang
berhubungan dengan fragmentasi
paket.
 Time to Live, berisi jumlah router/hop
maksimal yang boleh dilewati paket IP.
 Protocol, mengandung angka yang
mengidentifikasikan protocol layer atas
pengguna isi data dari paket IP ini.
 Header Checksum, berisi nilai
checksum yang dihitung dari seluruh
field dari header packet IP.

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 IP addresses ditulis dalam bentuk dotted decimal
notation
 Tiap byte diidentikasikan dengan nomor decimal dlm
range [0 … 255] yang dipisahkan oleh titik

 Contoh:

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 IP Address Terdiri dari dua bagian:
◦ Network prefix mengidentifikasikan suatu jaringan
◦ host number mengidentifikasikan suatu host spesifik

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Kelas (Class) menentukan batas antara prefix
dengan suffix
 Kelas pada IP Address
◦ Class A : Network prefix 8 bit
◦ Class B : Network prefix 16 bit
◦ Class C : Network prefix 24 bit
◦ Class D : Multicast
◦ Class E : Eksperimen

 Tiap IP address memp satu kunci yg mengidentifikasi kelas


◦ Class A : IP address mulai dg “0”
◦ Class B : IP address mulai dg “10”
◦ Class C : IP address mulai dg “110”
◦ Class D : IP address mulai dg “1110”
◦ Class E : IP address mulai dg “11110”

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Kelas A
◦ Bit pertama dari IP Address kelas A bernilai 0
◦ Dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit network
◦ 24 bit terakhir merupakan bit host
◦ Terdapat 128 network pada kelas A, yakni dari nomor
0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx

0-127 0-255 0-255 0-255


0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Kelas B
◦ 2 bit pertama dari IP Address bernilai 10
◦ 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network
◦ 16 bit terakhir merupakan bit host
◦ terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B yakni dari
network 128.0.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx.
◦ kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host

128-191 0-255 0-255 0-255


10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Kelas C
◦ 3 bit pertama dari IP Address adalah 110
◦ dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit
network
◦ 8 bit terakhir merupakan bit host
◦ terdapat lebih dari 2 juta network kelas C darin nomor
192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Kelas Khusus D dan E
◦ Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan
kelas D yang digunakan untuk multicast address
◦ kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh
kelas).

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 IP Private: bersifat lokal dan tidak perlu
diregistrasi
 IP Publik : bersifat global dan dalam
pemakainannya perlu diregistrasi ke badan
penyalur IP address
IANA (Internet Assigned Numbers Authority) telah menentukan tiga blok
alamat IP Private:
Range Total
10.0.0.0 to 10.255.255.255 224
172.16.0.0 to 172.31.255.255 220
192.168.0.0 to 192.168.255.255 216

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Subnetting adalah proses membagi atau memecah
sebuah network menjadi beberapa network yang
lebih kecil
 Tujuan
◦ Efisiensi IP Address
◦ mengatasi masalah topologi jaringan
◦ mengurangi tingkat congesti dalam suatu network
◦ mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan dalam suatu network
 Manfaat:
◦ Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat
di perusahaan tidak akan bertabrakan(collision) atau macet.
◦ Optimasi kerja jaringan
◦ Peyederhanaan pengelolaan jaringan
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Subnetting secara logic  Subnetting secara fisik

Ke Internet

Workstation Workstation Workstation Workstation

Router

Workstation Workstation
Workstation Workstation
Network Departemen A
Network Departemen B

Network Backbone
Perusahaan
Workstation Workstation

Ethernet

Workstation
Network Departemen B Workstation

Ethernet

Workstation Workstation

Workstation Workstation

Network Departemen C Network Departemen D

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Pecah bagian host number dari IP address kedlm
subnet number dan host number (lebih kecil)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 contoh kita ambil satu IP Address kelas A 44.132.1.20
And

 Menggunakan Subnet Mask 16 bit

Network Host Setara dengan Class B


Masking bit aktif

 Network address
 Broadcast Address

Network Host

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Misal udayana mendapatkan satu pemakaian
network kelas B 167.205.xxx.xxx dan
masing-masing instansi/ jurusan yang
memiliki LAN diberikan satu subnet setara
kelas C. misal TI mendapat subnet
167.205.7.xxxx. Setelah di hitung rata-rata
jumlah komputer pada setiap divisi berjumlah
tidak lebih dari 60 buah.

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 167.205.7.hhhhhhhh (h merupakan bit host)
 Ekstend Network address
◦ Jumlah Komputer Host = 60 (26 = 64)
◦ 167.205.7.sshhhhhh
Subnet Struktur IP Address Network Address Host Address Rank Broadcast Address

Subnet 1 (167.205.7).00hhhhhh 167.205.7.0 167.205.7.1 - 167.205.7.0


167.205.7.62 167.205.7.63
Subnet 2 (167.205.7).01hhhhhh 167.205.7.64 167.205.7.65 - 126.205.7.127
167.205.7.126
Subnet 3 (167.205.7).10hhhhhh 167.205.7.128 167.205.7.129 - 126.205.7.191
167.205.7.190

Subnet 4 (167.205.7).11hhhhhh 167.205.7.192 167.205.7.193 - 167.205.7.255


167.205.7.254

 * subnet untuk semua 0 dan semua 1 untuk netID dan broadcast


Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
Class A Subnets Class B Subnets

Class C Subnets

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Dg subnetting IP address menggunakan hierarki
3-layer
◦ Network
◦ Subnet
◦ Host
 Meningkatkan efisiensi IP address dg tdk
mengkonsumsi keseluruhan address class B dan
C utk tiap jaringan fisik
 Mengurangi kompleksitas router. Krn eksternal
router tdk mengetahui mengenai subnetting,
kompleksitas tabel routing pd eksternal router
dikurangi
 Cat. Panjang subnet mask tdk perlu sama utk
tiap subnetworks
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 digunakan untuk mengefisienkan alokasi IP
Address dalam sebuah jaringan

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Subnetting ditemukan pada tahun 80-an
 Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk
menghemat IP address tidak boleh hanya
mengandalkan teknik subnetting
 Lahirlah Classless addressing (supernet
addressing/supernetting)
 Tujuan:
◦ Restrukturisasi pengalokasian IP address utk
meningkatkan efisiensi
◦ Routing hierarki utk meminimumkan entries tabel
routing

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Classfull address tidak membagi network
address secara merata pada setiap kelas
◦ Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat
di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas
C
 Permintaan akan alamat kelas C sangat
lambat
 Permintaan yang banyak terhadap kelas B
akan mempercepat habisnya alamat kelas B
(Running Out of Address Space (ROADS)
problem)
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung
ke Internet
 Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena
◦ Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts
◦ Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan subnetting
secara leluasa
 Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi
tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C
◦ Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut dapat
memberi alamat pada setiap jaringannya
 Contoh
◦ Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai
field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah
host 254; jumlah total host 254x254 = 64516)
◦ Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas
C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi
alamat adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi
254 host)
 Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Notasi CIDR utk network address
172.16.0.0/18
◦ “18” menyatakan bhw 18 bit pertama adalah bagian
network dari address (dan 14 bit tersedia untuk
address host spesifik)

 Bagian network disebut prefix

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
CIDR Block Prefix # Equivalent Class C # of Host Addresses
/27 1/8th of a Class C 32 hosts
/26 1/4th of a Class C 64 hosts
/25 1/2 of a Class C 128 hosts
/24 1 Class C 256 hosts
/23 2 Class C 512 hosts
/22 4 Class C 1,024 hosts
/21 8 Class C 2,048 hosts
/20 16 Class C 4,096 hosts
/19 32 Class C 8,192 hosts
/18 64 Class C 16,384 hosts
/17 128 Class C 32,768 hosts

/16 256 Class C 65,536 hosts


(= 1 Class B)
/15 512 Class C 131,072 hosts
/14 1,024 Class C 262,144 hosts
/13 2,048 Class C 524,288 hosts
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 subnetting pada NETWORK
ADDRESS 192.168.1.0/26.
 Artinya:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask
/26.
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22= 4 subnet.
 Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet.
Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
 Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask)
= 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192.
Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
 Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid?
Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host
pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Backbone ISP mendapatkan blok besar dari IP
addresses space dan merelokasikan bagian dari blok
address ke pelanggannya

 Mis. ISP memp. Blok address 206.0.64.0/18,


merepresentasikan 16.384 (214) IP addresses
 Mis. Suatu client memerlukan 800 host addresses
 Dg classful addresses: perlu mengalokasikan
address class B (dan menyia-nyiakan ~ 64.700
addresses) atau 4 individual class C (dan
mengintrodusir 4 route baru dlm tabel routing
Internet global)
 Dg CIDR, alokasikan /22 blok mis. 206.0.68.0/22
dan alokasikan blok 1.024 (210) IP addresses
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 NAT merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk memetakan alamat IP dari
satu group ke group yang lain.
 Mengapa menggunakan NAT ?
◦ Solusi IP address yang semakin menipis
◦ Solusi Private Network (RFC 1918)
◦ Menyediakan kemanan jaringan untuk layanan
intranet
◦ Memuddahkan penggantian layanan ISP

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Private Network merupakan jaringan yang
menggunakan alamat IP Private mengikuti
standar RFC 1918 (IPv4).
 IP addresses Private dapat dikonfigurasi
sesuai kebutuhan
 Block IP Private (RFC 1918)
◦ 10.0.0.0 - 10.255.255.255 (10/8 prefix)
172.16.0.0 - 172.31.255.255 (172.16/12 prefix)
192.168.0.0 - 192.168.255.255 (192.168/16
prefix)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
NAT Table

10.2.2.2 ==> 140.123.101.30


10.2.2.3:1175 ==> 140.123.101.30:6175

Src: 10.2.2.2: 1064 Src: 140.123.101.30: 1064


Dst: 140.113.250.5: 80 Router Dst: 140.113.250.5: 80
With
Src: 10.2.2.3: 1175 NAT Src: 140.123.101.30: 6175
Dst: 140.113.54.100: 21 Dst: 140.113.54.100: 21

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 NAT adaah sebuah fungsi router yang memetakan
alamat IP private (Lokal) ke alamat IP public

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 NAT dengan Pool (kelompok)
◦ 10.2.2.2 ==> 140.123.101.30
◦ 10.2.2.3 ==> 140.123.101.31
◦ dynamic: translate IP address sesuai kebutuhan
◦ Static : translate IP address dengan konfigurasi
awal

 NAT dengan Port Address Translation (NAPT)


dari satu IP address global
◦ 10.2.2.2:1064 ==> 140.123.101.30:5064
◦ 10.2.2.3:1175 ==> 140.123.101.30:6175
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Port redirection
 Redirect semua layanan WWW ke sebuah spesifik IP and
private port number
o DNS: www.cs.ccu.edu.tw ==> 140.123.101.38
o NAT: 140.123.101.38:80 ==> 10.2.2.2:8080

 Transparent proxy
 Memberlakukan semua traffic layanan www ke sebuah
proxy dengan cache
o 140.123.101.38:80 ==> internal www proxy (10.1.1.1)
o Semua requests HTTP menuju proxy internal

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Pooling IP address
 Men-support perpindahan ISP tanpa harus
merubah konfigurasi pada jaringan lokal
 IP masquerading
 Load balancing servers

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Skenario: Jaringan suatu perusahaan (Corporate
Network) punya banyak host tapi hanya mempunyai
beberapa IP public
 Solusi NAT :
◦ Corporate network diatur dengan pengalamatan private
◦ NAT device, ditempatkan diantara corporate network dan
public Internet, menagtur pool IP public
◦ Ketika host dari corporate network mengirimkan paket ke
host di internet, NAT akan memilih IP public mana yang
dipakai dari pool address, dan mengikat alamat ini untuk
private address tertentu

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Private Internet
network

Source = 10.0.1.2 Source = 128.143.71.21


Destination = 213.168.112.3 Destination = 213.168.112.3

private address: 10.0.1.2 NAT


public address: 213.168.112.3
public address: device
H1 H5

Private Public
Address Address
10.0.1.2

Pool of addresses: 128.143.71.0-128.143.71.30

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Skenario: Dalam CIDR, IP public pada corporate network di
dapat dari service provider. Jika kita pindah ISP maka akan
berubah pula IP Public-nya. Perlu perubahan ke semua
komputer lokal di jaringan.
 Solusi NAT:
◦ Corporate network diatur dengan pengalamatan private
◦ NAT mempunyai entri static address translation yang mengikat IP
Privat ke IP Public
◦ Perpindahan ISP baru hanya membutuhkan update pada NAT.
Perubahan tidak dicatat pada host lokal di jaringan
Note:
◦ Perbedaan menggunakan NAT dengan Pooling adalah mapping IP
Public dan IP Private dilakukan secara static

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Biasa disebut: Network address and port
translation (NAPT), port address translation
(PAT).
 Skenario: Single IP Public dipetakan ke
multiple IP pada jaringan lokal.
 Solusi NAT:
◦ Corporate network diatur dengan pengalamatan
private
◦ NAT device memodifikasi nomor port dan IP
ketika keluar ke jaringan internet

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Source = 10.0.1.2 Source = 128.143.71.21
Source port = 2001 Source port = 2100

private address: 10.0.1.2


NAT 128.143.71.21
H1 Private network Internet
device
private address: 10.0.1.3

H2 Source = 10.0.1.3 Source = 128.143.71.21


Source port = 3020 Destination = 4444

Private Public
Address Address
10.0.1.2/2001 128.143.71.21/2100
10.0.1.3/3020 128.143.71.21/4444

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Skenario: Menyeimbangkan kerja sekumpulan
server yang identik, yang diakses dari single IP
address

 Solusi NAT:
◦ Server yang identik diberi nomor IP private/lokal
◦ NAT device berfungsi sebagai proxy yang diberi IP Public
dimana request ke server melalui NAT
◦ NAT akan merubah alamat tujuan paket yang datang ke
salah satu IP server yang loadnya rendah
◦ Kebijakan strategi Load Balancing Server untuk penugasan
bisa menggunakan algoritma round-robin.

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Modifikasi IP dan/atau Port number
 Modifikasi IP Header Checksum
 Modifikasi TCP Header Checksum
 Menghilangkan kemampuan
‘trace’(traceability) end-to-end IP
connectivity.
 Tidak semua aplikasi support NAT

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Masalah Pada IPV4
◦ Kekurangan ruang untuk space alamat
◦ Tidak Ada jaminan dari kualitas layanan

 Fitur Baru IPV6


◦ Peningkatan kapasitas alamat dari 32 bit menjadi 128 bit
◦ Penyederhanaan Format Header untuk mempercepat
pemrosesan paket
◦ Option dan Extension Header agar lebih efisien dalam
penerusan paket (packet forwarding)
◦ Kemampuan Pelabelan Aliran untuk kualitas layanan
(QoS) yang lebih baik
◦ Autentifikasi dan Kemampuan Privasi untuk keamanan
◦ Auto-configuration
◦ Alamat “anycast”
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
0 4 12 16 24 31
Version Traffic Class Flow Label
Payload Length Next Header Hop Limit

Source Address (16 octects)

Destination Address (16 octects)

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Version: 6
 Traffic class :
◦ Digunakan untuk memberikan kelas layanan yang diingikan oleh paket
(Type of Service pada IPV4)
 Flow Label :
◦ Identifikasi datagram untuk mendapatkan perlakuan kualitas layanan yang
berbeda.
 Audio streaming membutuhkan low delay dan jitter
 Payload Length : max 65535 bytes
 Next Header :
◦ Digunakan untuk identifikasi protokol layer di atasnya atau next extension
header
 Hope Limited :
◦ Menandai maksimum hop yang dapat digunakan oleh IPv6 seperti TTL
pada IPV4
 Source or Destination address
◦ Terdapat 3 tipe address : unycast, anycast dan multicast

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
IPv4 Header IPv6 Header
Type of
Version IHL Total Length
Service Version Traffic Class Flow Label

Fragment
Identification Flags
Offset
Payload Length Next Header Hop Limit
Time to Live Protocol Header Checksum

Source Address
Source Address
Destination Address

Options Padding

Field’s name kept from IPv4 to IPv6


Legend

Fields not kept in IPv6


Destination Address
Name and position changed in IPv6
New field in IPv6

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
IPv6 Header
TCP Header Data
Next Header = TCP

(a) No extension header

IPv6 Header Routing Header


TCP Header Data
Next Header = Routing Next Header = TCP

(b) IPv6 header followed by a routing header

IPv6 Header Routing Header Fragment Header


TCP Header Data
Next Header = Routing Next Header = Frag. Next Header = TCP

(c) IPv6 header followed by a routing header and a fragment header

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Notasi
◦ 16-bit Hexa desimal dipisahlan oleh “:”
 3FFD:3600:0000:0000:0302:B3FF:FE3C: C0DB

◦ Jika terdapat kumbulan huruf bernilai 0 maka


diganti dengan “::”
 3FFD:3600:0:0:0:0:1:A =>3FFD:3600::1:A

◦ IPv4-compatible IPv6 digunakan untuk mekanisme


transisi Tunelling
 0:0:0:0:0:0:192.168.30.1 => ::c0AB:1E01
 ::FFFF:192.168.1.2 => ::FFFF:c0AB:1E01 (ISATAP)
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
 Unicast
◦ menyediakan komunikasi secara point-to-point
 Multicast
o menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama dengan byte
awal FF
 Anycast
o menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group

 Berdasarkan cakupan alamatnya


 Link-Local, alamat yang mengijinkan komunikasi dalam
satu subnet
 Site-Local , alamat yang mengijinkan komunikasi dalam
satu intranet
 Global Address, alamat yang mengijinkan komunikasi dalam
internet
Teknologi Informasi - Fakultas Teknik
Universitas Negeri Udayana
2014
IPv4-compatible IPv6 Address: ::8C7B:65A0
32 32 bits
0000 00000000 IPv4 Address

32 bits ::FFFF:8C7B:65A0
IPv4-Mapped IPv6 Address: 32
0000 0000FFFF IPv4 Address
NSAP Addresses:
00000001 defined according to usage requirements

IPX Addresses:
00000010 to be defined

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Interface ID digunakan sebagai pengenal unik
masing-masing host dalam satu subnet
 Range prefix dari 001-110 menggunakan EUI-64
format untuk interface ID.
 Untuk 48-bit MAC address
◦ Misalkan MAC address-nya adalah : 00-02-b3-1e-
83-29
◦ Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE diantara byte 3 dan 4
sehingga menjadi 00-02-b3-ff-fe-1e-83-29
◦ Komplemenkan bit ke 2 pada byte awal (0 ke 1 dan
sebaliknya) sehingga menjadi EUI-64 ID: 02-02-b3-
ff-fe-1e-83-29

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014
 Node-Local Scope
FF01:0:0:0:0:0:0:1 All Nodes Address
FF01:0:0:0:0:0:0:2 All Routers Address
 Link-Local Scope
FF02:0:0:0:0:0:0:1 All Nodes Address
FF02:0:0:0:0:0:0:2 All Routers Address
FF02:0:0:0:0:1:FFxx:xxxx Solicited Node Address
 Site-Local Scope
FF05:0:0:0:0:0:0:2 All Routers Address
FF05:0:0:0:0:0:0:3 All DHCP Servers

Teknologi Informasi - Fakultas Teknik


Universitas Negeri Udayana
2014

You might also like