Professional Documents
Culture Documents
Laporan Instalasi Kelompok 4
Laporan Instalasi Kelompok 4
DISUSUN OLEH:
Proposal ini kami susun sebagai ujian tengah semester dari mata kuliah Instalasi
Sistem Kelistrikan. Semoga proposal ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
perancangan instalasi listrik sebagai penerangan dan penskalaran Gedung seni rupa dengan
tipe ruko 3 lantai.
Kami menyadaro bahwa dalam pembuatan proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
kami harapkan agar dalam penyusunan berikutnya dapat lebih baik. Akhir kata semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca aamiin.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2
1.3. TUJUAN.................................................................................................................................. 3
BAB 2. LANDASAN TEORI................................................................................................................. 4
BAB 3. PERENCANAAN ...................................................................................................................... 4
3.1. Alat dan Bahan ....................................................................................................................... 4
3.2. Perhitungan Spesifikasi dan Teknis ..................................................................................... 5
3.2.1. PERHITUNGAN SPESIFIKASI DAN TEKNIS LANTAI 1 ..................................... 5
3.2.1.1. Area 1/Lobby................................................................................................................ 5
3.2.1.2. Area 2 & 3 (Koridor kiri dan kanan) ............................................................................ 7
3.2.1.3. Area 4 ........................................................................................................................... 9
3.2.1.4. Toilet Pria/Wanita ...................................................................................................... 11
3.2.1.4. Holding Room ............................................................................................................ 14
3.2.1.5. Gudang ....................................................................................................................... 16
3.2.2. PERHITUNGAN SPESIFIKASI DAN TEKNIS LANTAI 2 ................................... 19
3.2.2.1. Ruang Melukis ........................................................................................................... 19
3.2.2.2. Ruang Foto ................................................................................................................. 22
3.2.2.3. Ruang Desain Digital ................................................................................................. 24
3.2.3. PERHITUNGAN SPESIFIKASI DAN TEKNIS LANTAI III ................................ 27
3.2.3.1. Ruang Meeting ........................................................................................................... 27
3.2.3.2. Ruang Make-Up ......................................................................................................... 29
3.3. Anggaran Biaya .................................................................................................................... 31
BAB 4. KESIMPULAN........................................................................................................................ 33
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 33
ii
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
(Tanggoro, 2000) Seni instalasi merupakan gabungan antara beberapa jenis seni murni
dan lebih atraktif serta interaktif dalam penyajiannya. Seni instalasi memiliki kelebihan
menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen elemen ruang, waktu, suara,
cahaya, gerak dan interaksi dengan penonton. Arsitektur adalah salah satu bentuk
pengaplikasian seni terapan dimana hasil rancangannya dapat dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Arsitektur ini sendiri mempertimbangkan berbagai aspek dalam merancang ruang
seperti fungsi, kenyamanan dan juga keindahan. Pada sebuah gedung Galeri Seni Rupa dan
Komunikasi Visual dibutuhkan pencahayaan yang baik agar keindahan suatu karya seni dapat
terfokuskan.
Pencahayaan merupakan suatu elemen untuk membantu penglihatan terhadap objek
baik melalui cahaya alami (sinar matahari) maupun buatan (lampu). Pencahayaan alami dapat
diperoleh melalui media bukaan seperti jendela dan partisi transparan seperti kaca, glassblok
dll. Pencahayaan buatan diperoleh melalui lampu dengan kelistrikannya yang memerlukan
pengaturan khusus agar berfungsi secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kenyamanan
secara fisik dan visual. Penerapan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi
dilakukan dengan mempertimbangkan organisasi ruang dan orientasi pada kondisi eksisting,
bentuk atau modifikasi, warna dan materia (Sukawi & Agung, 2013). Penataan interior dan
pencahayaan alami maupun buatan harus tetap mempertimbangkan kenyamanan penggunanya.
Pencahayaan pada bagian dalam ruangan merupakan elemen penting karena dapat membuat
ruangan menjadi layak huni. Pencahayaan rungan merupakan penataan cahaya sebagai unsur
artistic yang berdampak untuk membentuk dan mendukung suasana. Pencahayaan yang buruk
dapat mempengaruhi Kesehatan karena dapat menimbulkan jamur dan bakteri.
Oleh karena itu, untu memperindah suatu Galeri Seni Rupa dirancanglah suatu instalasi
kelistrikan yang memenuhi standar. Pencahayaan di dalam gedung Galeri Seni Rupa harus
diperhitungkan agar pengunjung dapat lebih melihat dengan jelas keindahan suatu karya seni.
Namun tidak lupa pula bahwa instalasi kelistrikan yang dirancang harus sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan yaitu Persyaratan Umum Intalasi Listrik (PUIL 2000).
1
(a) (b) (c)
Gambar 1.1 (a) Design Lantai 1 (b) Design Lantai 2 (c) Design Lantai 3
Konsep pencahayaan yang diterapkan pada gambar design diatas merupakan pencahayaan alami.
Pencahayaan alami yang dimaksud yaitu memanfaat sinar matahari sebagai sumber cahaya. Yang
diterapkan pada design diatas yaitu subuah galeri seni rupa yang memiliki 3 lantai yang memiliki atap
kaca atau transparans pada bagian atap lantai 3, dan untuk bagian lantai 1 dan 2 juga berkonsep atap
yang menyatu hingga lantai 3. Sehingga atap bangunan 3 lantai ini memiliki atap yang tembus dari lantai
1 hingga lantai 3. Dengan bangunan design yang seperti ini dapat dimanfaatkan penccahayaan alami
yang mampu menarangi ruangan disiang hari. Karena bangunan ini merupakan galeri seni rupa maka
pencahayaan alami merupakan salah satu factor pendukung untuk mempercantik ruangan. Selain itu
pencahayaan alami juga berguna sebagai lighting untuk pemotretan suatu objek karena lighting terbaik
untuk mendapatkan hasil foto terbaik merupakan sinar matahari.
2
1.3. TUJUAN
Tujuan dari proposal perancangan instalasi penerangan dan penskalaran ini adalah :
Merancang suatu sistem pencahayaan yang baik pada Galeri Seni Rupa dan Komunikasi
serta membuat rincian alat, biaya dan perhitungan yang digunakan dalam perancangan galeri
tersebut.
3
BAB 2. LANDASAN TEORI
Pemasangan instalasi listrik dan penskalaran pada gedung harus dilihat dahulu
gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah
gedung dimana instalasi akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat
pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan, dan syarat tersebut adalah peraturan
yang harus dipenuhi dari pihak yang berwenang yaitu PLN.
BAB 3. PERENCANAAN
3.1. Alat dan Bahan
Berikut merupakan alat dan bahan untuk membantu kami dalam membuat perancangan
instalasi penerangan di galeri seni rupa tipe ruko 3 lantai.
1. Lampung Ceiling LED Philips 16 W/1100 lm.
2. NYMANE- Lampu Sorot Plafon 8,5 W.
4
3. Lampu Downlight Philips 10,5 W/900 lm.
4. Lampu TL LED Philips 20W/1800 lm.
5. Lampu Philips TL 36 W/2500 lm.
6. Saklar.
7. Kap House Lampu 1 TL.
8. Kap House Lampu 2 TL.
9. Kap Armatur Lampu Downlight.
5
Nama Lampu Lampu Ceiling LED Philips
Daya (watt) 16 W
Lumen 1100 lm
Faktor Depresiasi (d) 0,90 (lampu diganti setiap 1 tahun
dengan asumsi pengotoran ringan)
Intensitas Penerangan yang dibutuhkan 200 lux
ruangan (E)
Berdasarkan data pada tabel 2.1 dan 2.2 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
20 . 5
𝑘=
3 (20 + 5)
100
𝑘=
75
𝑘 = 1,3
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.1 maka
nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,49
Berdasarkan data pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh area 1 dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
6
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
200 . 300
𝑛=
(1100 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,49 . 0,90
60000
𝑛2 =
485,1
𝑛 = √123,68
𝑛 = 11,1
𝑛 = 11 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Maka jumlah lampu yang harus dipasang didalam area adalah sebanyak 11 buah
lampu Ceiling Philips LED. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan seperti pada
gambar dibawah ini.
7
Panjang (p) 11,25 m
Lebar (l) 2,5 m
Tinggi (h) 3m
Faktor Refleksi Dinding (𝑟𝑃 ) 0,5
Faktor Refleksi Langit-Langit (𝑟𝑊 ) 0,5
Faktor Refleksi Lantai (𝑟𝑀 ) 0,1
Maka jumlah lampu sorot yang harus dipasang pada area 2 atau 3 adalah
sebanyak 5 buah lampu sorot, jumlah ini sesuai dengan jumlah karya seni yang
ditampilkan pada area 2 atau 3 yakni sebanyak 5 buah karya seni. Tataletak
pemasangan lampu ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini.
8
Gambar 2.2 Denah Instalasi Area 2 atau 3
3.2.1.3. Area 4
Area 4 adalah area kosong/lorong yang menghubungkan beberapa ruangan.
Spesifikasi dan ukuran area 4 ditunjukan seperti pada tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5 Spesifikasi dan Ukuran Area 4
Panjang (p) 20 m
Lebar (l) 2,5 m
Tinggi (h) 3m
Faktor Refleksi Dinding (𝑟𝑃 ) 0,5
Faktor Refleksi Langit-Langit (𝑟𝑊 ) 0,5
Faktor Refleksi Lantai (𝑟𝑀 ) 0,5
Area 4 menggunakan sistem penerangan dengan spesifikasi seperti ditunjukan
pada tabel 2.6 dibawah ini.
9
Tabel 2.6 Spesifikasi Penerangan Area 4
Nama Lampu Lampu Ceiling LED Philips
Daya (watt) 16 W
Lumen 1100 lm
Faktor Depresiasi (d) 0,90 (lampu diganti setiap 1 tahun
dengan asumsi pengotoran ringan)
Intensitas Penerangan yang dibutuhkan 200 lux
ruangan (E)
Berdasarkan data pada tabel 2.5 dan 2.6 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
20 . 2,5
𝑘=
3 (20 + 2,5)
50
𝑘=
150
𝑘 = 0,3
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.5 maka
nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,25
Berdasarkan data pada tabel 2.5 dan tabel 2.6 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh area 4 dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
10
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
200 . 50
𝑛=
(1100 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,25 . 0,90
10000
𝑛2 =
247,5
𝑛 = √40,40
𝑛 = 6,3
𝑛 = 6 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Maka jumlah lampu yang harus dipasang pada area 4 adalah sebanyak 6 buah
lampu ceiling LED. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan seperti pada gambar
dibawah ini.
11
Toilet pria/wanita menggunakan sistem penerangan dengan spesifikasi seperti
ditunjukan pada tabel 2.8 dibawah ini.
Berdasarkan data pada tabel 2.7 dan 2.8 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
7,5 . 5
𝑘=
3 (7,5 + 5)
37,5
𝑘=
37,5
𝑘= 1
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.7 maka
nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,47
12
Berdasarkan data pada tabel 2.7 dan tabel 2.8 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh toilet dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
250 . 37,5
𝑛=
(900 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,47 . 0,90
9375
𝑛2 =
380,7
𝑛 = √24,62
𝑛 = 4,96
𝑛 = 5 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Maka jumlah lampu yang harus dipasang didalam toilet pria/wanita adalah
sebanyak 5 buah lampu downlight LED. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan
seperti pada gambar dibawah ini.
13
3.2.1.4.Holding Room
Spesifikasi dan serta ukuran holding room ditunjukan seperti pada tabel 2.9
dibawah ini.
Berdasarkan data pada tabel 2.9 dan 2.10 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
14
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
5. 5
𝑘=
3 (5 + 5)
25
𝑘=
30
25
𝑘=
30
𝑘 = 0,83
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.9 maka
nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,41
Berdasarkan data pada tabel 2.9 dan tabel 2.10 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh holding room dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
250 . 25
𝑛=
(1800 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,41 . 0,80
6250
𝑛2 =
590,4
𝑛 = √10,58
𝑛 = 3,25
𝑛 = 4 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
15
Maka jumlah lampu yang harus dipasang didalam holding room adalah sebanyak
4 buah lampu TL LED Philips. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan seperti pada
gambar dibawah ini.
3.2.1.5.Gudang
Spesifikasi dan ukuran gudang ditunjukan seperti pada tabel 2.11 dibawah ini.
16
Gudang menggunakan sistem penerangan dengan spesifikasi seperti ditunjukan
pada tabel 2.12 dibawah ini.
Berdasarkan data pada tabel 2.11 dan 2.12 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
10 . 5
𝑘=
3 (10 + 5)
50
𝑘=
45
𝑘 = 1,1
𝑘1 = 1
𝑘2 = 1,2
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.11
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan menggunakan
perhitungan interpolasi, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂) sebesar:
17
𝑘1 − 𝑘
𝜂 = 𝜂1 + (𝜂 − 𝜂1 )
𝑘2 − 𝑘 2
1,1 − 1
𝜂 = 0,47 + (0,51 − 0,47)
1,2 − 1
𝜂 = 0,47 + 0,5 (0,04)
𝜂 = 0,49
Berdasarkan data pada tabel 2.11 dan tabel 2.12 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah armatur (n) yang dibutuhkan
oleh gudang dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 . 𝜂 . 𝑑
200 . 50
𝑛=
(5000 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,49 . 0,80
10000
𝑛2 =
1960
𝑛 = √5,1
𝑛 = 2,2
𝑛 = 2 𝐴𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟
Maka jumlah armatur yang harus dipasang didalam gudang adalah sebanyak 2
buah armature TL 2x36 watt. Tataletak pemasangan armatur ditunjukan seperti pada
gambar dibawah ini.
18
Gambar 2.6 Denah Instalasi Listrik Gudang
19
Tabel 2.14 Spesifikasi Penerangan Ruang Melukis
Nama Lampu Lampu Philips TL 2 x 36 Watt
Daya (watt) 36 W
Lumen 2500 lm/lampu
Faktor Depresiasi (d) 0,75 (lampu diganti setiap 3 tahun
dengan asumsi pengotoran ringan)
Intensitas Penerangan yang dibutuhkan 750 lux
ruangan (E)
Berdasarkan data pada tabel 2.13 dan 2.14 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
7,5 . 5
𝑘=
3 (7,5 + 5)
37,5
𝑘=
37,5
𝑘= 1
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.13
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,53
Berdasarkan data pada tabel 2.13 dan tabel 2.14 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah armatur (n) yang dibutuhkan
oleh ruang melukis dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
20
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
750 . 37,5
𝑛=
(5000 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,53 . 0,75
28125
𝑛2 =
1987,5
𝑛 = √14,15
𝑛 = 3,76
𝑛 = 4 𝐴𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟
Maka jumlah armature yang harus dipasang didalam ruang melukis adalah
sebanyak 4 buah armatur lampu TL 2 x 36 Watt. Tataletak pemasangan lampu
ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini.
21
3.2.2.2.Ruang Foto
Spesifikasi dan ukuran ruang foto ditunjukan seperti pada tabel 2.15 dibawah.
Tabel 2.15 Spesifikasi dan Ukuran Ruang Foto
Panjang (p) 5m
Lebar (l) 5m
Tinggi (h) 3m
Faktor Refleksi Dinding (𝑟𝑃 ) 0,5
Faktor Refleksi Langit-Langit (𝑟𝑊 ) 0,5
Faktor Refleksi Lantai (𝑟𝑀 ) 0,5
Berdasarkan data pada tabel 2.15 dan 2.16 maka indeks ruangan (k) dapat ditentukan
dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
5. 5
𝑘=
3 (5 + 5)
25
𝑘=
30
22
25
𝑘=
30
𝑘 = 0,83
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.15
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,41
Berdasarkan data pada tabel 2.15 dan tabel 2.16 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah armatur (n) yang dibutuhkan
oleh ruang foto dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
750 . 25
𝑛=
(3600 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,41 . 0,80
18750
𝑛2 =
1180,8
𝑛 = √15,87
𝑛 = 3,98
𝑛 = 4 𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟
Maka jumlah armatur yang harus dipasang didalam ruang foto adalah sebanyak
4 buah armatur TL LED Philips 2 x 36W. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan
seperti pada gambar dibawah ini.
23
Gambar 2.8 Denah Instalasi Listrik Ruang Foto
3.2.2.3.Ruang Desain Digital
Spesifikasi dan ukuran ruang desain digital ditunjukan seperti pada tabel 2.17
dibawah ini.
24
Nama Lampu Lampu Philips TL 2 x 36 Watt
Daya (watt) 36 W
Lumen 2500 lm/lampu
Faktor Depresiasi (d) 0,90 (lampu diganti setiap 1 tahun
dengan asumsi pengotoran ringan)
Intensitas Penerangan yang dibutuhkan 750 lux
ruangan (E)
Berdasarkan data pada tabel 2.17 dan 2.18 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
7,5 . 5
𝑘=
3 (7,5 + 5)
37,5
𝑘=
37,5
𝑘= 1
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.17
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan melihat tabel efisiensi
penerangan untuk keadaan baru, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂)
sebesar:
𝜂 = 0,53
Berdasarkan data pada tabel 2.17 dan tabel 2.18 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah armatur (n) yang dibutuhkan
oleh ruang desain digital dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai
berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
25
750 . 37,5
𝑛=
(5000 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,53 . 0,90
28125
𝑛2 =
2385
𝑛 = √11,79
𝑛 = 3,4
𝑛 = 4 𝐴𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟
Maka jumlah armature yang harus dipasang didalam ruang desain digital adalah
sebanyak 4 buah armatur lampu TL 2 x 36 Watt. Tataletak pemasangan lampu
ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini.
26
3.2.3. PERHITUNGAN SPESIFIKASI DAN TEKNIS LANTAI III
3.2.3.1.Ruang Meeting
Spesifikasi dan ukuran ruang meeting ditunjukan seperti pada tabel 2.19 dibawah
ini.
Tabel 2.19 Spesifikasi dan Ukuran Ruang Meeting
Panjang (p) 10 m
Lebar (l) 5m
Tinggi (h) 3m
Faktor Refleksi Dinding (𝑟𝑃 ) 0,5
Faktor Refleksi Langit-Langit (𝑟𝑊 ) 0,5
Faktor Refleksi Lantai (𝑟𝑀 ) 0,5
Berdasarkan data pada tabel 2.19 dan 2.20 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
27
10 . 5
𝑘=
3 (10 + 5)
50
𝑘=
45
𝑘 = 1,1
𝑘1 = 1
𝑘2 = 1,2
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.19
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
interpolasi, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂) sebesar:
𝑘1 − 𝑘
𝜂 = 𝜂1 + (𝜂 − 𝜂1 )
𝑘2 − 𝑘 2
1,1 − 1
𝜂 = 0,47 + (0,51 − 0,47)
1,2 − 1
𝜂 = 0,47 + 0,5 (0,04)
𝜂 = 0,49
Berdasarkan data pada tabel 2.19 dan tabel 2.20 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh ruang meeting dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
300 . 50
𝑛=
(900 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,49 . 0,90
15000
𝑛2 =
397
𝑛 = √37,78
𝑛 = 6,14
𝑛 = 6 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
28
Maka jumlah lampu yang harus dipasang didalam ruang meeting adalah
sebanyak 6 buah lampu downlight philips. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan
seperti pada gambar dibawah ini.
29
Daya (watt) 10,5 W
Lumen 900 lm
Faktor Depresiasi (d) 0,90 (lampu diganti setiap 1 tahun
dengan asumsi pengotoran ringan)
Intensitas Penerangan yang dibutuhkan 750 lux
ruangan (E)
Berdasarkan data pada tabel 2.21 dan 2.22 maka indeks ruangan (k) dapat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑝. 𝑙
𝑘=
ℎ (𝑝 + 𝑙)
10 . 5
𝑘=
3 (10 + 5)
50
𝑘=
45
𝑘 = 1,1
𝑘1 = 1
𝑘2 = 1,2
Setelah diketahui nilai indeks ruangan (k) dan faktor refleksi pada tabel 2.21
maka nilai efisiensi penerangan (𝜂) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
interpolasi, sehingga didapat nilai efisiensi penerangan (𝜂) sebesar:
𝑘1 − 𝑘
𝜂 = 𝜂1 + (𝜂 − 𝜂1 )
𝑘2 − 𝑘 2
1,1 − 1
𝜂 = 0,47 + (0,51 − 0,47)
1,2 − 1
𝜂 = 0,47 + 0,5 (0,04)
30
𝜂 = 0,49
Berdasarkan data pada tabel 2.21 dan tabel 2.22 serta perhitungan nilai efisiensi
penerangan pada perhitungan sebelumnya maka, jumlah lampu (n) yang dibutuhkan
oleh ruang make-up dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
𝐸 .𝐴
𝑛=
Φ𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 . 𝜂 . 𝑑
750 . 50
𝑛=
(900 𝑙𝑚 𝑥 𝑛) . 0,49 . 0,90
37500
𝑛2 =
397
𝑛 = √94
𝑛 = 9,7 = 10 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
Maka jumlah lampu yang harus dipasang didalam ruang make-up adalah
sebanyak 10 buah lampu downlight philips. Tataletak pemasangan lampu ditunjukan
seperti pada gambar dibawah ini.
31
Philips
Lampung Ceiling 13.974.000
1. 274.000 51 16 W/1100
LED
lm
NYMANE 8.370.000
2. Lampu Sorot Plafon 279.000 30
8,5 W.
Philips
3. Lampu Downlight 61.880 26 10,5 W/900 1.608.880
lm
TOTAL Rp 35.266.080
32
BAB 4. KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Untuk dapat melakukan instalasi yang baik dan benar serta memenuhi syarat
perinstlasian yang ada di Indonesia maka harus mengikuti petunjuk standar yang ada.
Instalasi penerangan yang direncanakan dilakukan pada gedung seni rupa tipe ruko 3
lantai. Dengan memanfaatkan cahaya matahari pada penerangannya disiang hari. Cahaya
matahari dimanfaatkan dengan membuat denah gedung yang mana pada atap dilantai ketiga
terbuat dari kaca dan pada lantai 2 dan lantai 3 memiliki tempat yang tidak dilantai sehingga
cahaya bisa masuk dari lantai tiga hingga ke lantai 1.
Alat yang digunakan pada perancangan ini adalah Lampung Ceiling LED, Lampu
Sorot Plafon, Lampu Downlight, Lampu TL LED, Lampu TL 36 W/2500 lm, saklar, Kap
House Lampu 1 TL, Kap House Lampu 2 TL, dan Kap Armatur Lampu Downlight. Total
biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan ini adalah sebesar Rp. 35.266.080,-
33