You are on page 1of 5

Pada diskusi terakhir ini mahasiswa diminta membuat resume materi, bisa

dipilih salah satu materi apa saja yang ada di BMP Perekonomian Indonesia,
mulai modul 1 sampai modul 9. Mahasiswa yang bernomor ganjil membuat
resume salah satu dari modul yang ganjil (modul 1/3/5/7/7). Sedangkan
mahasiswa yang bernomor genap akan meresume salah satu materi di Modul
2/4/6/8.

Assalamu’alaikum wr.wb

Nama : Norizan Sardani


NIM : 042844056
Prodi : Akuntansi-S1

Izin kan saya membuat resume terkait dengan modul 4 yaitu membahas tentang Investasi
dan Perdaganagan Internasional Indonesia.

Modul ini membahas keterkaitan antara truktur investasi dan peningkatan manfaat
perdagangan internasional bagi pelaku ekonomi Indonesia . perdagangan internasional
dalam kondisi investasi yang terlalu didominasi investasi asing tentu tidak banyak membawa
manfaat bagi ekonomi rakyat Indonesia. Pada bagian awal diuraikan perihal perkembangan
investasi di Indonesia, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, termasuk
investasi oleh ekonomi raktyat.

Investasi adalah pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli


barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi adalah salah satu komponen pertumbuhan ekonomi. Investasi mempunyai dua
peran penting dalam makro ekonomi, pertama pengaruh terhadap permintaan agregat yang
akan mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja. Kedua Efeknya terhadap
pembentukan kapital. Investasi akan menambah berbagai peralatan, mesin, bangunan, dan
sebagainya. Dalam jangka Panjang, tindakan ini akan meningkatkan potensi output dan
mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Ada tiga factor utama yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan investasi,
yaitu:
1. Revenues (pendapatan), yaitu sejauh ia akan memperoleh pendapatan yang
memadai dari modal yang ditanamkannya.
2. Cost (biaya), yang terutama ditentukan oleh tingkat suku bunga dan pajak, walaupun
dalam operasionalnya ditentukan juga oleh berbagai biaya lain yang ditemui
dilapangan.
3. Expectation (harapan-harapan), yaitu bagaimana harapan dimasa mendatang dari
investasinya. Jadi investor yang serius dalam penanaman modal langsung tidak
hanya hit and run, tetapi berhitung jauh kedepan. Ia memperhitungkan situasi-
situasi pada masa mendatangyang dapat mempengaruhi investasinya, termasuk
perubahan situasi politik.

Sejak awal Orde Baru hingga tahun 2004, terjadi fluktuasi nilai investasi. Secara umum mulai
dari orde baru, nilai investasi di Indonesia terjadi tren yang meningkat. Tetapi sejak
terjadinya krisis moneter nilai investasi Indonesia menurun.

Banyak studi menemukan bahwa pelaksanaan otonomi daerah sejak 2001 telah
memperburuk iklim investasi Indonesia. Masalah lain berkaitan dengan dulaisme kebijakan
ekonomi. Selama ini pemerintah lebih memilih kemudahan pada industri besar. Akibatnya
ekonomi rakyat tidak berkembang dnegan baik. Investasi ekonomi rakyat perlu
mendapatkan fasilitas yang memadai dari pemerintah karena ekonomi rakyat banyak
menyerap tenaga kerja dan menggunakan sumber daya alam local, memegang peranan
penting dalam ekpor non migas, dan beroperasi dalam iklim yang sangat kompetitif yang
dinikmati oleh Sebagian besar rakyat.

Investasi di Indonesia menghadapai masalah structural seperti senytralisasi kekuasaan. Ini


menyebabkan pembangunan hanya dinikmati oleh sebagian rakyat saja. Selain itu
rendahnya investasi pada sumber daya manusia sehingga tidak dapat mendukung
pembangunan ekonomi.

John Madeley (2005:67-71) menyatakan bahwa para pengajur perdagangan bebas yang
mayoritas berasal dari pemerintah dan perusahaan besar negara maju beranggapan bahwa
perdagangan bebas dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk dunia. Pada beberapa
tahun terakhir, perekonomian dunia telah tumbuh dengan pesat sekaligus memaikan peran
yang besar dalam perekonomian global. Meningkatnya rasio ekspor terhadap produk
domestik bruto (PDB) suatu negara, merupakan salh satu indikator keterbukaan negara
tersebut dalam perdagangan internasional.

Terkait dengan masalah perdagangan luar negeri Indonesia (dalam hal masalah ekspor)
maka perlu dicermati beberapa indikator seperti “Unit Value Index” yang menggambarkan
harga barang ekspor dan impor serta Term of Trade.

Peran perdagangan internasional cukup penting, sehingga mendorong sejumlah negara


khususnya negara-negara eksportir, termasuk Indonesia untuk berusaha mencari seluas-
luasnya pasar yang potensial untk dikembangkan menjadi negara tujuan ekspor. Rasio
ekspor dan impor terhadap PDB Indonesia tahun 1996 sebesar 52,26%, kemudian pada
tahun 2022 sudah menjdai 63,95%, namu dilihat dari harga konstans, persentasenya justru
menurun dari 56,61% menjadi 50,36%. Artinya secara riil volume perdagangan luar negeri
Indonesia mengalami penurunan.

Dengan kian terbukanya perekonomian kita, maka sektor jasa seperti angkutan, asuransi,
dan keuangan, akan semakin terancam. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa sektor
pertanian kita. Sektor pertanian terutama pertanian pangan masih diproteksi cukup kuota.
Jika sektor ini nantinya juga ikut yang dibebaskan, maka petani-petani kita yang masih
belum efisiensi menurut standar dunia akan mengalami nasib yang merugikan.

Perdagangan bebas lebih berpihak dan menguntungkan negara-negara maju, yang tingkat
industrialisasinya sudah mapan, dan menghasilkan berbagai barang manufaktur yang
diekspor kenegara sedang berkembang. Dengan terbukanya pasar dinegara-negara lain,
semakin mudah barang-barang manufaktur dari negara industri tersebut masuk kepasar
global, yang mengalirkan kembali devisa yang diperoleh negara-negara berkembang dari
ekspornya yang umumnya barang primer atau manufaktur yang sederhana.
Gambar indikator Unit Value Index Ekspor dan Impor Indonesia
Periode Tahun 2001-an -2010-an
Ekpor Migas Indonesia Tahun 2000-2004
Tahun Harga US $/Barel KUantitas Ekspor Nilai Ekspor
(Juta brl) (Juta US$)
2000 28,39 216,8 6.090,1
2001 23,75 243,7 5.714,7
2002 24,57 215,5 5.227,6
2003 28,68 225,8 6.475,9
2004 21,00 220,0 4.620,0
Sumber: BPS

Sumber: BMP ESPA 4314/Modul 4

You might also like