Professional Documents
Culture Documents
BAB I - DR Samuel - Revisi-1
BAB I - DR Samuel - Revisi-1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umum. Kesimpulan ini diambil dari definisi yang dikemukakan antara lain
dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah
jika dilihat asal kata korupsi itu, yang berarti perbuatan kotor atau dalam
tersebut erat sekali dengan pejabat atau pegawai negeri baik sebagai
tata hukum zaman Hindia Belanda sudah ada, adalah di dalam Wetboek
administrasi/keuangan.6
4
Romli Atmasasmita, Sekitar Masalah Korupsi (Aspek Nasional dan Aspek
Internasional), (Bandung : Mandar Maju, 2004), hlm.1
5
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, (Bandung : Alumni, 2007), hlm. 114
6
Ibid, hlm. 117
4
dan politik.7 Aspek ekonomi dari korupsi antara lain pembayaran yang
bahwa,
7
Mia Amiati Iskandar, Perluasan Penyertaan Dalam Tindak Pidana Korupsi
Menurut UNCATOC 2000 dan UNCAC 2003, (Jakarta : Referensi, 2013), hlm. 3
8
Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan, Pasal 1 angka 1. Berita Negara
Tahun 2016, Nomor 1793.
5
Farmasi (PBF).9
perusahaan farmasi.10
oleh perusahaan dan pihak terkait lain. Laporan dugaan gratifikasi untuk
dokter tersebut diterima KPK dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
9
Samsi Jacobalis, Rumah Sakit: Benturan antara Etika Medis dan Komersialisasi
Jasa dalam Rumah Saki tantara Komersialisasi dan Etika, (Jakarta: Gramedia
Widjasarana Indonesia, 1995), hlm. 21.
10
Yenny Fitri, “Tinjauan Hukum Dokter yang berkolusi dengan perusahaan
farmasi dalam meresepkan obat”, Jurnal Cendekia Hukum, Volume 3, Nomor 2, Maret
2018, hlm. 91-128
6
dugaan suap yang dilakukan oleh Steve Yang selaku pemilik sekaligus
lebih mahal. Jadi dokter-dokter itu diberi uang awalan yang kemudian
dengan suap. Aturan mengenai suap sebenarnya telah lama diatur dalam
tersebut (suap) tidak terbatas pada uang, tetapi dapat berbentuk lain,
11
Joko Panji Sasongko, KPK Usut Aliran Rp. 800 Milyar Perusahaan Farmasi
Untuk Dokter, diakses tanggal 6 Agustus 2022 di
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160917091559-12-158973/kpk-usut-aliran-
rp800-miliar-perusaahan-farmasi-untuk-dokter/.
12
Iqbal Ichsan, Industri farmasi Diduga Suap Dokter, Karyawan Lapor Polisi.
Diakses tanggal 6 Agustus 2022 di https://nasional.tempo.co/read/1040355/industri-
farmasi-diduga-suap-dokter-karyawan-lapor-polisi/.
7
emas atau perak, saham, pelacur, dan hal lain yang umumnya dihargai
oleh si penerima.
keinginan pasien adalah untuk sembuh dan dalam situasi ini pasien tidak
tahu penyakit yang diderita yang berlaku juga tidak tahu pilihat obat yang
pemberian resep obat yang diberikan oleh dokter. Dalam hubungan dokter
13
Indonesia, Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Pasal 12 B ayat (1). Lembaran Negara Tahun 2001, Nomor 134.
8
dokter pada setiap penulisan resep obat kepada pasien dimana hal ini
dokter terhadap resep yang ditulis dokter. Dengan kata lain, sakitnya
ada kalanya hal ini timbul karena adanya permintaan dari dokter itu
sendiri.15
14
HL. Fatika, “Kerjasama Dokter dengan Pedagang Besar Farmasi Terkait
Pemberian Obat Pasien,” Jurist-Diction, Volume 3, Nomor 5, 2020, hlm. 178.
15
S. Mochtar, Strategi Pemasaran Bisnis Farmasi, (Sidoarjo: Zifatama Jawara,
2020), hlm. 42
9
dalam bentuk kerja sama dimana dokter akan menerima diskon 10-
Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan Pasal 12B Undang-
maupun yang diminta oleh Dokter. Pada penelitian tesis ini lebih
17
Trini Handayani, Tinjauan Medikolegal Terhadap Perbuatan Gratifikasi
Sponsorship Oleh Perusahaan Farmasi, Volume 1, Nomor 1, April 2021, hlm. 11.
11
Pada Pasien”.
B. Rumusan Masalah
berikut :
pelayanan kesehatan ?
C. Tujuan Penelitian
18
Frans Santosa, “Sponsorship Pendidikan Kedokteran: Batasan yang Sering
Terabaikan,” Jurnal Etika Kedokteran Indonesia, Volume 2 Nomor 1 Maret 2018, hlm. 13
12
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
pemberian obat.
2. Manfaat Praktis
ilmu pengetahuan.
dilingkungan medis.
1. Kerangka Teori
19
J. Supranto, Metode Penelitian Hukum Dan Statistik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), hlm. 194.
20
Sri Narwanti, Pendidikan Karakter, (Jogjakarta, Familia Pustaka Kaluarga,
2014), hlm. 30
14
tinggi.22
pertanggungjawaban politik.23
21
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter konstruksi teoritik dan Paraktik,
(Yogjakarta, Ar-Ruzz Media 2014), hlm. 219
22
Tim Sanggar Grasindo, Membiasakan Perilaku Sikap yang Terpuji, (Jakarta :
Gramdia Widiasarana Indonesia, 2010), hlm. 5
23
HR. Ridwan, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2006), hlm. 337
24
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi
Mandotary, (Jakarta : Raja Grafindo Perss, 2011), hlm. 5
15
menyatakan bahwa
kedokteran/kesehatan”.
terbatas pada:
memuaskan.
sebagainya.28
28
Meuwissen Sidharta Arief, Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori
Hukum dan Filsafat Hukum, (Bandung : Refika Aditama, 2007), hlm. 20.
29
Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan, Pasal 5. Berita Negara Tahun 2016,
Nomor 1793.
19
2. Kerangka Konseptual
berikut:
yang sebenarnya.31
30
Abdullah Sulaiman, Metode Penulisan Ilmu Hukum, (Jakarta:YPPSDM. 2012).
hlm. 20.
31
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan
Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka. 2005), hlm. 43.
32
Indonesia, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Op.Cit, Pasal 1 angka 1
20
atau masyarakat.34
Belanda Het Strafbare Feit. Istilah Het Strafbare Feit ini telah
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
33
Ibid, Pasal 1 angka 2.
34
Soewono Hendrojono, Batas Pertanggung jawaban Hukum Malpraktik
Kedokteran dalam Transaksi Teurapetik, (Surabaya : Srikandi, 2007), hlm. 99
35
Ibid, hlm. 204.
21
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Spesifikasi Penelitian
36
Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Pasal 2. Lembaran Negara Tahun 2001, Nomor 134
37
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta : Raja Grofindo Persada, 2006), hlm. 1
22
3. Pendekatan Penelitian
pendekatan analisis. 39
kerugian pasien.
38
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
Cetakan I, (Bandung : Alfabeta, 2017), hlm. 91
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Bina Aksara, 2002), hlm. 23.
23
tentang Kesehatan
40
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hlm. 39.
24
Di Rumah Sakit
G. Sistematika Penulisan
penulis membagi menjadi 5 (lima) Bab yang menjadi sub-sub yang akan
BAB I PENDAHULUAN
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 6
26
PERTANGGUNG
BAB V PENUTUP