Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Mentahan
Skripsi Mentahan
SKRIPSI
2018730035
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Strata Satu (S1)
Pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2018730035
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
NIPM : 2018730035
Tanda Tangan :
i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 14 Desember 2021
Yang menyatakan
(Farras Fairuzzakiah S)
ii
GAMBARAN KARAKTERISTIK KEJADIAN FRAKTUR PADA ANAK
AKIBAT TRAUMA DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA
PUTIH PADA TAHUN 2019 – 2020
ABSTRAK
Hasil. Terdapat 110 subjek penelitian. Subjek penelitian paling banyak adalah laki-
laki sebesar (70.0%), usia anak 6-19 tahun (90.9%), jenis fraktur tertutup (77.3 %),
lokasi fraktur di ekstremitas atas (64.5%), penyebab paling banyak terjadi karena
jatuh (34.5%), dan tindakan yang sering dipilih adalah dengan reduksi terbuka
(80.0%).
Kesimpulan. Fraktur pada anak akibat trauma lebih banyak terjadi pada anak laki-
laki, dengan faktor penyebab lebih banyak karena terjatuh, banyak ditemukan
dengan jenis fraktur tertutup dengan lokasi di ekstremitas atas, serta tindakan yang
paling banyak dipilih dengan menggunakan reduksi terbuka.
Kata Kunci. Fraktur, Fraktur pada anak, jenis fraktur, tatalaksana fraktur.
iii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DESCRIPTION OF CHARACTERISTIC OF FRACTURE EVENTS IN
CHILDREN DUE TO TRAUMA AT JAKARTA ISLAMIC HOSPITAL
CEMPAKA PUTIH IN 2019 - 2020
ABSTRACT
Method. This study is a descriptive study using data on medical records of fracture
patients in children due to trauma at Jakarta Cempaka Putih Islamic Hospital in
2019 - 2020.
Result. There are 110 research subjects. The most common study subjects were
men (70.0%) aged 6-19 years (90.9%), Closed fracture types (77.3%),fracture sites
in the upper extremities (64.5%),the most common causes of falls (34.5%), and
frequently selected inditions were by open reduction (80.0%).
Conclusion. Fractures in children due to trauma are more common in boys, with
more causal factors due to falls, many found with closed fracture types with
locations in the upper extremities, as well as the most widely chosen action using
open reduction.
iv
Universitas Muhammadiyah Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui untuk diajukan pada sidang skripsi/ skripsi di program studi kedokteran,
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pembimbing Utama
v
Universitas Muhammadiyah Jakarta
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Pembimbing : dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT ( )
vi
Universitas Muhammadiyah Jakarta
KATA PENGANTAR
vii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
8. Kepada Direktur RS Islam Jakarta Cempaka Putih yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di RS Islam Jakarta cempaka Putih.
9. Kepada teman-teman psdm, Firna, Fasya, Finaz, Rafly, dan Idza yang selalu
memberikan dukungan.
10. Kepada Teman saya, Evelin, Elsa, Alfiana, Adel, Putri, Hasri, Alfi, Riska,
Indah, Sarah, dan Melani yang banyak membantu dan memberikan banyak
masukan dalam penulisan skripsi ini.
11. Kepada Teman saya, Andra, Sabrina, Fia, Nadya, Icha, Shafwah, Shara,
Viola, Rizka, Abil, Lala, Jessica, Ifah, Adis dan Putri yang selalu
memberikan dukungan, motivasi dan semangat dalam pengerjaan skripsi
ini.
12. Kepada Annisa Nurul Afifah selaku teman seperbimbingan saya yang telah
membantu dan memberikan saran serta masukan dalam pengerjaan skripsi
ini.
13. Kepada teman sejawat dan seperjuangan, “Humerus” yang selalu kompak
dalam suka dan duka
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
oleh penulis. Oleh karena itu, penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
skripsi ini dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
para pembaca.
Farras Fairuzzakiah S
viii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
ix
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2.1.6 Anatomi Tulang ................................................................................... 14
2.1.7 Pola Fraktur anak ................................................................................. 17
2.1.8 Manifestasi Klinik ................................................................................ 19
2.1.9 Gambaran Spesifik Fraktur Pada Anak ................................................ 21
2.1.10 Karakteristik Fraktur Pada Anak ........................................................ 22
2.1.11 Penatalaksanaan Fraktur..................................................................... 23
2.1.12 Proses Penyembuhan Fraktur ............................................................. 23
2.1.13 Al-Islam Terkait Fraktur .................................................................... 25
2.2 Fraktur Traumatik ................................................................................... 26
2.2.1 Definisi ................................................................................................. 26
2.2.2 Epidemiologi ........................................................................................ 28
2.3 Anak ........................................................................................................... 29
2.3.1 Definisi ................................................................................................. 29
2.3.2 Batasan Usia Anak ............................................................................... 29
2.4 Kerangka Teori ......................................................................................... 31
2.5 Kerangka Konsep ...................................................................................... 32
BAB III ................................................................................................................. 33
4.1 Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih ....................................................................... 37
4.2 Distribusi frekuensi fraktur pada anak berdasarkan usia dan jenis
kelamin ............................................................................................................. 37
4.3 Distribusi fraktur pada anak berdasarkan faktor penyebab karena
trauma, jenis, lokasi dan tatalaksana fraktur .............................................. 38
4.4 Pembahasan ............................................................................................... 40
4.4.1 Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih .................................................................................. 40
x
Universitas Muhammadiyah Jakarta
4.4.2 Distribusi frekuensi fraktur pada anak berdasarkan usia dan jenis
kelamin .......................................................................................................... 41
4.4.3 Distribusi fraktur pada anak berdasarkan faktor penyebab karena
trauma, jenis fraktur, lokasi fraktur pada anggota gerak dan tatalaksana
fraktur ............................................................................................................ 42
BAB V ................................................................................................................... 46
A. Kesimpulan ................................................................................................. 46
B. Saran ............................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 51
xi
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2. 1 Distribusi frekuensi fraktur pada anak berdasarkan usia dan
jenis kelamin ........................................................................................................ 37
xii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
xiii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Universitas Muhammadiyah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur merupakan rusaknya hubungan struktur pada tulang, baik tulang rawan
dan juga lempeng pertumbuhan pada tulang yang disebabkan oleh 2 hal, yaitu bisa
karena trauma dan juga non trauma. Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa cara,
yaitu karena cedera, stres yang berulang kali, kelemahan tulang yang abnormal atau
disebut juga dengan fraktur patologis (Soemari et al., 2020). Tekanan yang
berlebihan atau trauma langsung yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan suatu
retakan sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan pada otot dan jaringan.
Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan terjadinya perdarahan, edema,
hematoma, dll (Freye et al., 2019).
Menurut jurnal ilmu Kesehatan Indonesia pada tahun 2020, prevalensi fraktur
pada anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu sekitar
2,7:1. Menurut penelitian, insiden kejadian fraktur pada anak laki-laki berjumlah
sekitar 77 sampel (70.0 %) sedangkan pada anak perempuan sekitar 33 sampel (30.0
%). Hal ini terjadi kemungkinan dikarenakan oleh pengaruh fisiologis hormon yang
mengakibatkan anak laki-laki umumnya akan cenderung lebih aktif dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan fisik yang berisiko untuk terjadinya fraktur (Wisnu
Satiti et al., 2020).
Fraktur dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Pada
kelompok usia anak-anak dapat terjadi peningkatan kasus fraktur yang disebabkan
karena meningkatnya aktivitas. Hal ini berhubungan dengan perbedaan anatomi
tulang antara anak dan juga dewasa. Tulang pada usia anak-anak memiliki
kandungan air lebih banyak dan juga kandungan mineral yang lebih rendah
dibandingkan dengan tulang dewasa. Oleh karena itu, tulang pada anak-anak
memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah atau mudah rapuh (Ismainar, 2018).
Penyebab fraktur pada anak dapat terjadi karena trauma tunggal misalnya seperti
1
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2
Penatalaksanaan fraktur pada anak dibagi menjadi dua, yaitu secara konservatif
(non- operatif) dan operatif. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa
terapi dengan operatif menghasilkan hasil akhir yang lebih baik dibandingkan
dengan non operatif, dikarenakan metode operatif dapat mengurangi kejadian non-
union maupun malunion. Penelitian lain menemukan pada pasien fraktur yang
berobat ke pengobatan tradisional mengalami komplikasi, yaitu salah satunya
mengalami gangren. Komplikasi ini dapat menjadi indikasi dilakukannya amputasi
pada anak- anak (Wisnu Satiti et al., 2020).
A. Landasan Teori
2.1 Fraktur Pada Anak
2.1.1 Definisi
5
Universitas Muhammadiyah Jakarta
6
2.1.2 Epidemiologi
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013,
angka fraktur pada usia anak < 1 tahun kurang lebih sebanyak 0,3%;
usia 1-4 tahun 1,6%, usia 5-14 tahun 4,5 %. Fraktur dapat
menyebabkan berbagai gangguan fungsi pada tubuh, diantaranya
yaitu fungsi motorik. Tindakan fraktur yang umum dilakukan pada
anak adalah operasi yang akan menimbulkan salah satunya adalah
timbul kekakuan pada anak dalam menggerakan bagian tubuh yang
mengalami fraktur (Riskesdas 2013).
Menurut artikel penelitian pada negara Finlandia, ditemukan
adanya tingkat patah tulang pada anak-anak adalah 448/100.000
orang tahun (639/100.000 pada anak laki-laki dan 247/100.000 pada
anak perempuan), dengan insiden 2,5 kali lebih tinggi sesuai usia
pada anak laki-laki daripada pada anak perempuan. Ditemukan
cedera karena olahraga sebanyak 42%, perkelahian 20%, dan
kecelakaan lalu lintas 13% di fraktur lengan (Lempesis et al., 2019).
2.1.3 Etiologi
Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang
menimbulkan suatu retakan sehingga menimbulkan rusaknya pada
bagian otot dan juga jaringan. Kerusakan otot serta jaringan akan
2.1.4 Patofisiologi
1. Complete fractures
Tulang dibagi menjadi dua atau lebih fragmen. Patahan
fraktur yang dilihat secara gambaran radiologi dapat
membantu memprediksikan tindakan apa yang harus
dilakukan setelah melakukan reduksi (Solomon et al.,
2010).
2. Incomplete fractures
Pada fraktur inkomplit, tulang tidak terbagi menjadi dua
dan terdapat kontinuitas periosteum (Solomon et al.,
2010).
(Witcher, 2020).
4. Fraktur epifisis
Fraktur jenis ini melibatkan lempeng pertumbuhan terjadi sekitar
20% dari semua fraktur pada pasien dengan skeletal masih imatur.
Fraktur-fraktur ini lebih sering pada anak laki-laki (rasio pria:wanita
2:1). Insiden tertinggi dapat terjadi pada usia 13-14 tahun pada anak
laki-laki dan usia 11-12 tahun pada anak perempuan. Radius distal,
tibia distal, dan fibula distal merupakan lokasi tersering terjadinya
fraktur epifisis (Ninla Elmawati Falabiba, 2019)
Sebagian besar ligament akan melekat pada epifisis, sehingga
trauma fisis pada ekstremitas akan dihantarkan juga ke fisis yang
secara biomekanis tidak sekuat metafisis mengakibatkan fraktur
dengan mekanisme cedera. apabila terjadi pada dewasa hanya akan
mengakibatkan cedera otot.
Fraktur fisis (physeal fracture) digolongkan dengan menggunakan
klasifikasi salter-harris, yang memberikan informasi prognostic
terkait penutupan dini lempeng pertumbuhan dan luaran fungsional
yang buruk, semakin tinggi angka tipenya, semakin besar
kemungkinan seseorang pasien mengalami komplikasi (Ninla
Elmawati Falabiba, 2019).
Terdapat 5 kelompok utama:
a. Tipe I: fraktur transversal melalui fisis, gangguan
pertumbuhan tidak lazim terjadi
b. Tipe II: fraktur melalui suatu porsi fisis dan metafisis, tipe
tersering dari fraktur Salter-Harris (75%).
c. Tipe III: fraktur melalui suatu porsi fisis dan epifisis kedalam
sendi yang dapat menyebabkan komplikasi akibat komponen
fraktur intra-artikular dan karena gangguan pertumbuhan
atau zona hipertrofik fisis.
d. Tipe IV: fraktur melalui metafisis, fisis, dan epifisis dengan
resiko tinggi komplikasi.
e. Tipe V: Suatu cedera penekanan pada fisis dengan prognosis
fungsional yang buruk.
3. Memar
Memar terjadi karena adanya perdarahan pada subkutan di
lokasi terjadinya fraktur.
4. Spasme otot
Adanya spasme otot berfungsi sebagai bidai alami untuk
mengurangi terjadinya gerakan lebih lanjut dari fragmen
fraktur.
5. Nyeri
Nyeri akan selalu terjadi pada fraktur, intensitas dan
keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-masing
pasien yang mengalaminya. Nyeri biasanya bersifat terus-
menerus, dan dapat meningkat jika fraktur di mobilisasi. Hal
ini terjadi karena adanya spasme otot, fragmen fraktur yang
bertindihan atau cedera pada struktur sekitarnya.
6. Ketegangan
Ketegangan terjadi pada lokasi fraktur disebabkan oleh
adanya cedera yang terjadi.
7. Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi disebabkan karena adanya nyeri oleh
karena fraktur atau karena hilangnya fungsi pada lengan
ataupun tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat
terjadi karena adanya cedera saraf.
8. Gerakan abnormal dan krepitasi
Ini dapat terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang
atau gesekan antar fragmen fraktur.
9. Perubahan neurovaskular
Cedera pada neurovaskuler terjadi akibat adanya kerusakan
saraf perifer atau struktur vaskular yang terkait. Pasien
dapat merasakan rasa kesemutan atau tidak teraba nadi pada
daerah distal dari fraktur.
10. Syok
Pada tulang yang mengalami fraktur dapat merobek
Variabel n=84
Jenis kecelakaan Lalu lintas 42
Olahraga 5
Domestik 11
Kerja 2
Lain-lain 24
Jenis fraktur Tertutup 71
Terbuka 13
Jenis kelamin Laki-laki 61
Perempuan 23
Usia (tahun) Minimum 3
Maksimum 84
Sumber: (Ramadhani et al., 2019)
Artinya:
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu
wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
kecelakaan, antara lain usia dan juga jenis kelamin (Ridwan et al.,
2018).
2.2.2 Epidemiologi
2.3 Anak
2.3.1 Definisi
Sumber: (Ninla Elmawati Falabiba, 2019), (Yogiswara & Aryana, 2017), (Mahartha et
al., 2017), (Freye et al., 2019), (Lempesis et al., 2019).
33
Universitas Muhammadiyah Jakarta
34
3. Faktor Faktor penyebab Data rekam Melihat 1. kecelakaan lalu lintas Nominal
Penyebab karena trauma medik dan 2. Jatuh
karena yang sering mencatat 3. Kecelakaan Bermain
trauma terjadi pada anak data rekam 4. Olahraga
yang mengalami medik 5. Kecelakaan Kerja
fraktur.
(Sya’ban et al., 2017)
4. Jenis Penggolongan Data rekam Melihat 1. Fraktur tertutup Nominal
Fraktur jenis fraktur yang medik dan 2. Fraktur terbuka
tercatat pada mencatat
rekam medis data rekam (Sya’ban et al., 2017)
pasien. medik
5. Lokasi Lokasi yang Data rekam Melihat 1. Fraktur Ekstremitas Nominal
anggota sering terjadi medik dan Atas
gerak pada anak yang mencatat 2. Fraktur Ekstremitas
mengalami data rekam Bawah
fraktur di anggota medik
gerak. (Sya’ban et al., 2017)
6. Tatalaksana Cara penanganan Data rekam Melihat 1. Reduksi tertutup Nominal
Fraktur yang akan medik dan 2. Reduksi Terbuka
dilakukan. mencatat (ORIF/OREF)
data rekam
medik (Ninla Elmawati
Falabiba, 2019)
3.4.2 Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari populasi penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi. Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah
sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow:
𝑍 ! × P (1 − P)
𝑛=
𝑑!
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z = Skor Z pada kepercayaan 95% = 1,96
P = Proposal (maksimal estimasi) = 0,5
d = Alpha (0,10) atau sampling error
4.1 Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih
Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di RS Islam Jakarta
Cempaka Putih pada tahun 2019 – 2020 sebanyak 110 pasien.
4.2 Distribusi frekuensi fraktur pada anak berdasarkan usia dan jenis kelamin
Tabel 4.2. 1 Distribusi frekuensi fraktur pada anak berdasarkan usia dan
jenis kelamin
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 77 70.0 %
Perempuan 33 30.0 %
37
Universitas Muhammadiyah Jakarta
38
Berdasarkan tabel 4.2.1 pada penelitian ini didapatkan sampel pasien fraktur
pada anak akibat trauma, didapatkan Sebagian besar subjek penelitian ini adalah
pada usia anak (6 – 19 tahun) dengan jumlah 100 sampel (90.9 %), pada jenis
kelamin pasien fraktur pada anak akibat trauma lebih banyak terjadi pada laki – laki
sebanyak 77 sampel (70.0 %).
3. lari 1 0.9 %
5. Kecelakaan Kerja
1. tergiling mesin kawat 3 2.8 %
2. terkena alat pasang ban 1 0.9 %
3. terkena mesin blower 1 0.9 %
4. terkena mesin 1 0.9 %
6. Tidak ada keterangan 6 5.5 %
4.4 Pembahasan
4.4.1 Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Angka kejadian fraktur pada anak akibat trauma di Rumah Sakit Islam
Cempaka Putih pada tahun 2019 – 2020 terdapat sebanyak 110 pasien. Pada
tahun 2019 terdapat sejumlah 63 pasien, sedangkan pada tahun 2020
terdapat 47 pasien.
Pada penelitian yang dilakukan tersebut sebanyak 35 orang pasien yang
di rawat inap sedangkan 75 orang lainnya rawat jalan. Data ini searaah pada
penelitian yang juga dilakukan oleh (Turgut et al., 2020), menyatakan
bahwa frekuensi patah tulang pada periode 2019 menuju 2020 mengalami
penurunan menjadi sekitar sepertiga dari tahun sebelumnya. sementara
lokasi fraktur yang paling umum tetap sama, yaitu pada ekstremitas atas.
Hal ini mungkin karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan
orang tetap berada didalam rumah dan tidak keluar rumah apabila tidak
terlalu penting. Hal yang serupa ditemukan bahwa pada usia pasien anak
dengan patah tulang ditemukan menurun, mungkin karena adanya
penutupan sekolah, berkurangnya orang-orang untuk pergi jalan-jalan dan
penurunan dalam aktivitas olahraga, terutama olahraga kontak secara
langsung terkait dengan patah tulang pada usia remaja (Turgut et al., 2020).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 110 kasus pasien fraktur
pada anak didapatkan balita usia 0-5 tahun berjumlah 10 sampel (9.1%) dan
pada anak usia 6-19 tahun sebanyak 100 sampel (90.9 %) dengan kasus
terbanyak yaitu pada usia 17-19 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan juga oleh (Nugraha & Adiantono, 2017) dengan hasil
penelitian yaitu angka kejadian fraktur terbanyak ditemukan pada anak usia
sekitar kurang lebih 12-16 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan, adanya peningkatan angka pasien fraktur pada anak searah
dengan bertambahnya jumlah usia. Kejadian yang sama juga ditemukan
pada penelitian yang dilakukan oleh (Wang et al., 2019) pada hasilnya
menunjukkan terdapat peningkatan jumlah kejadian fraktur yang searah
dengan bertambahnya jumlah usia. Jumlah kasus yang terjadi pada anak
dengan usia 0-5 tahun cukup rendah, karena pada usia tersebut anak-anak
masih sangat dijaga oleh orang tua. Selain itu tulang pada balita tersusun
atas tulang rawan atau yang di sebut juga kartilago terdiri atas sel-sel
kartilago, matriks ekstraseluler dan adanya phisis (lempeng pertumbuhan).
Tulang pada balita masih terdiri dari tulang-tulang rawan yang terpisah dan
akan menyatu ketika pertumbuhan telah lengkap.
Angka kejadian fraktur pada anak menurut jenis kelamin yang banyak
terjadi pada anak laki-laki yang berjumlah 77 sampel (70.0%) dan anak
perempuan berjumlah 33 sampel (30.0 %). Data ini juga searah dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Nugraha & Adiantono, 2017) yang
menemukan bahwa kejadian fraktur yang sering terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan dengan perbandingan kurang lebih
sekitar 3,87:1. Perbedaan ini ditemukan oleh karena perubahan perilaku
pada anak laki-laki dan perempuan sejak usia sekolah hingga remaja di
berbagai tempat, kebiasaan dan aktivitas seperti misalnya pada anak laki-
laki yang aktivitasnya cenderung lebih meningkat dibandingkan dengan
anak perempuan. Dan juga ini dipengaruh oleh faktor fisiologis hormon saat
pubertas, di mana pada anak laki-laki akan lebih suka berpetualang dan akan
lebih cenderung berpartisipasi dalam kegiatan fisik yang lebih berisiko
dibanding dengan perempuan. Hal ini didukung juga oleh T. Price et al
dalam buku Pediatric Orthopaedics menyatakan bahwa pada anak laki-laki
memiliki resiko sebanyak 40% untuk mengalami fraktur, sedangkan pada
anak perempuan memiliki resiko sebanyak 25%, dan ini bisa terjadi pada
anak yang berusia di bawah 16 tahun. Data yang ditemukan oleh (Wang et
al., 2019) hampir sama, yaitu dimana pada anak laki-laki mempunyai resiko
dan jumlah kejadian fraktur yang lebih tinggi, karena tingginya mobilitas
dan partisipasi anak dalam kegiatan berolahraga.
6 sampel (5.5 %) dengan kasus tergiling mesin kawat yang terbanyak, dan
juga tidak ada keterangan sebanyak 6 sampel (5.5 %). Penyebab fraktur
tergantung pada usia. Pada anak sebagian dari kejadian kasus fraktur
disebabkan oleh kecelakaan berkecepatan rendah dan tidak terlalu parah
seperti jatuh dari ketinggian, ekstrakurikuler olahraga di sekolah, bermain,
dll. Sedangkan pada usia anak menuju remaja, seiring dengan adanya
pertumbuhan dan kekuatan tulang, biasanya sebagian besar fraktur
disebabkan oleh karena adanya trauma berkecepatan tinggi seperti
kecelakaan lalu lintas atau juga kecelakaan kerja. Penelitian terdahulu yang
dilakukan di RSUD Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2013 – 2014 juga
menyebutkan bahwa kurang lebih sekitar 60,9% fraktur pada anak remaja
disebabkan oleh karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya perilaku pengemudi yang tidak
taat dengan peraturan, kesadaran yang rendah dalam pemakaian alat
pelindung diri (seperti helm,dll), faktor anak yang belum mencukupi umur,
dan lainnya. Menurut (Nugraha & Adiantono, 2017) bahwa perilaku
mengendarai kendaraan pada anak dibawah umur memiliki hubungan
dengan resiko kecelakaan yang tinggi. Pada kelompok usia anak tersebut
belum memenuhi syarat untuk mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM)
dan oleh karena itu diperkirakan juga bahwa jumlah seseorang yang
mengalami cedera yang tinggi pada kelompok umur ini disebabkan karena
faktor perilaku, yaitu perilaku mengendarai kendaraan bermotor tanpa
adanya surat izin mengemudi. Oleh karena itu, pentingnya perhatian yang
lebih terhadap keselamatan lalu lintas di Indonesia serta keselamatan anak
di area bermain supaya kejadian fraktur pada anak dapat di tekan dan juga
dapat berkurang (Wisnu Satiti et al., 2020). Selain itu, terdapatnya data yang
menunjukkan bahwa banyaknya kejadian fraktur pada anak di usia sekolah
dapat terjadi akibat terjatuh. Hal ini disebabkan karena lingkungan disekitar
yang kurang aman, dan berbagai faktor lainnya. Pada kecelakaan kerja
ditemukan banyak pada usia 16 – 19 tahun, dimana anak tersebut harus ikut
bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya tersebut.
tangannya terlebih dahulu yang akan menopang tubuhnya, sehingga hal itu
menyebakan terjadinya fraktur pada ekstremitas atas yang lebih sering
terjadi dibandingkan pada bagian ekstremitas bawah (Wisnu Satiti et al.,
2020).
Berdasarkan tatalaksana pada sampel penelitian, ditemukan yang
mendominasi adalah dengan cara reduksi terbuka yaitu sebanyak 88 sampel
(88.0%) sedangkan yang dilakukan dengan reduksi tertutup sebanyak 22
sampel (20.0%). Pada reduksi terbuka yang terbanyak dipilih adalah dengan
pemasangan pen. hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Yavus pada tahun 2014 dimana hasil daripada penelitiannya terdapat sampel
sebanyak 62% untuk penanganan dengan cara reduksi terbuka (Internal
Fixation with Plate and Screw), penelitian yang di lakukan juga oleh
Abrisham pada tahun 2017 yang mendapatkan hasil bahwa dengan cara
reduksi terbuka di dapatkan prevalensi yang rendah terjadinya Mal-union
dan Non-union.
Reposisi dengan cara operatif dapat dilakukan dengan cara fiksasi patahan
tulang dan melakukan pemasangan fiksasi interna. Fiksasi interna yang
digunakan bisa berupa pemasangan pen, bisa juga memakai alat plat and
screw yang digunakan di permukaan tulang. Terdapat adanya beberapa
keuntungan reposisi yang dilakukan secara operatif adalah dapat
tercapainya reposisi secara sempurna, dan bila dipasang fiksasi interna yang
kuat, setelah selesai operasi tidak diperlukan pemasangan gips lagi dan
langsung bisa dilakukan imobilisasi (Mahartha et al., 2017).
A. Kesimpulan
1. Didapatkan sebanyak 110 pasien fraktur pada anak akibat trauma di Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih pada tahun 2019 – 2020.
2. Didapatkan angka kejadian fraktur paling banyak ditemukan pada usia anak
(6-19 tahun) sebanyak 90.0 %. dengan jenis kelamin yang cenderung lebih
banyak mengalami fraktur adalah pada anak laki-laki sebanyak 70.0 %.
3. Didapatkan pasien fraktur pada anak akibat trauma lebih banyak terjadi
karena jatuh sebanyak 34.5 % , dengan jenis fraktur terbanyak yaitu fraktur
tertutup sebanyak 77.3 %. Lokasi fraktur pada anggota gerak yang paling
banyak terjadi adalah pada ekstremitas atas sebanyak 64.5 %, kemudian
penatalaksanaan fraktur pada anak yang terbanyak adalah dengan reduksi
terbuka sebanyak 80.0%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama tetapi
dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar hasil yang
diperoleh lebih menggambarkan karakteristik yang sebenarnya dan
mendapatkan hasil yang lebih akurat, juga untuk mengetahui karakteristik
yang bermakna antara usia, jenis kelamin, lokasi fraktur, jenis fraktur,
penyebab terjadinya fraktur pada anak dan tatalaksana fraktur.
2. Bagi rumah sakit diharapkan dapat melengkapi data-data rekam medis,
khususnya keterangan pada pasien fraktur.
3. Bagi rumah sakit diharapkan memberi kesempatan kepada peneliti untuk
terjun langsung ke poli dan melihat kasus pada pasien, supaya peneliti
tidak hanya memiliki data pasien lewat rekam medis saja, tetapi peneliti
juga mempunyai pengalaman dalam melihat kasus fraktur pada anak.
46
Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Appley, G.A & Solomon, Louis. 2013. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta:
Widya Medika, Hal 238 – 284.
Barelli, L., Bidini, G., Cinti, G., Zhang, H. H., Wang, L., Van, J., Mar, F., Desideri,
U., Khalil, A., Tauler, C. M., Pantou, S., Nr, S., Ouyang, L., Ma, M., Huang,
M. S., Duan, R., Wang, H., Sun, L., Zhu, M., … Intl, S. (2018). Konsep Fraktur
Femur. Energies, 6(1), 1–8.
Freye, K., Lammers, W., Bartelt, D., & Pohlenz, O. (2019). Fraktur.
Helmi, Noor Zairin. 2013. Trigger Finger. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Halaman 466
Hossein, M., Vosoughi, F., Najafi, F., & Saeed, S. (2020). Since January 2020
Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in
English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19
resource centre is hosted on Elsevier Connect , the company ’ s public news
and information . January.
Kang, M. S., & Kim, H. S. (2019). Characteristics and trends of traumatic injuries
in children visiting emergency departments in South Korea: A retrospective
47
Universitas Muhammadiyah Jakarta
48
Lempesis, V., Rosengren, B. E., Landin, L., Tiderius, C. J., & Karlsson, M. K.
(2019). Hand fracture epidemiology and etiology in children - Time trends in
Malmö, Sweden, during six decades. Journal of Orthopaedic Surgery and
Research, 14(1),
Ramadhani, R. P., Romadhona, N., Djojosugito, M. A., Hadiati, D. E., & Rukanta,
D. (2019). Hubungan Jenis Kecelakaan dengan Tipe Fraktur pada Fraktur
Tulang Panjang Ekstremitas Bawah. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 1(1),
32–35.
Ridwan, U., Pattiiha, A., & Selomo, P. (2018). Karakteristik Kasus Fraktur
Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoirie
Ternate Tahun 2018. Kieraha Medical Jornal, 1(1), 301–316.
Soemari, Y. B., Sapri, Maghfiroh, F., Yuniarti, Achaditani, N. M., Variani, R.,
Tsabitah, A. F., Zulkarnain, A. K., Wahyuningsih, M. S. H., Nugrahaningsih,
D. A. A., Akmaliyah, M., Syamsul, E. S., Amanda, N. A., Lestari, D., 2021,
scmidt iotc, Sumule, A., Kuncahyo, I., Leviana, F., Xue-, W., Kimia, J. T., …
Jubaidah, S. (2020). karakteristik pasien anak (pediatri) penderita fraktur
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah di rumah sakit perguruan tinggi negri
(RSPTN) Universitas hasanuddin periode januari-desember 2018. Journal of
Chemical Information and Modeling, 2(1), 5–7.
Sya’ban, S. N., Widati, F., & Sulis, B. (2017). the Profile of Fracture in Patients
Under 17 Years of Age At Rsud Dr Soetomo in the Period of 2013-2014.
Journal of Orthopaedi & Traumatology Surabaya, 6(1), 21–32.
Turgut, A., Arlı, H., Altundağ, Ü., Hancıoğlu, S., Egeli, E., & Kalenderer, Ö.
(2020). Effect of COVID-19 pandemic on the fracture demographics: Data
from a tertiary care hospital in Turkey. Acta Orthopaedica et Traumatologica
Turcica, 54(4), 355–363.
Wang, H., Feng, C., Liu, H., Liu, J., Ou, L., Yu, H., & Xiang, L. (2019).
Epidemiologic Features of Traumatic Fractures in Children and Adolescents:
A 9-Year Retrospective Study. BioMed Research International, 2019.
Wisnu Satiti, R. D., Sahputra, R. E., & Silvia, R. (2020). Profil Kejadian Fraktur
Humerus Pada Anak Di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Ilmu Kesehatan
Indonesia, 1(2).
Wolfe, J. A., Wolfe, H., Banaag, A., Tintle, S., & Perez Koehlmoos, T. (2019).
Early Pediatric Fractures in a Universally Insured Population within the United
States. BMC Pediatrics, 19(1), 1–6.
Yogiswara, I. P. C., & Aryana, i gusti ngurah wien. (2017). Gambaran Karakteristik
Fraktur Physis Pada Anak Usia 0-14 Tahun Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Tahun 2013. E-jurnal medika, 6(6), 1–4.
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 77 70.0 70.0 70.0
Perempuan 33 30.0 30.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
Faktor_Penyebab
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kecelakaan Lalu Lintas 32 29.1 29.1 29.1
Jatuh 38 34.5 34.5 63.6
Kecelakaan Bermain 13 11.8 11.8 75.5
Olahraga 15 13.6 13.6 89.1
Kecelakaan Kerja 6 5.5 5.5 94.5
Tidak ada keterangan 6 5.5 5.5 100.0
Total 110 100.0 100.0
51
Universitas Muhammadiyah Jakarta
52
Jenis_Fraktur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Fraktur tertutup 85 77.3 77.3 77.3
Fraktur terbuka 16 14.5 14.5 91.8
Tidak ada keterangan 9 8.2 8.2 100.0
Total 110 100.0 100.0
Lokasi_Fraktur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Fraktur Ekstremitas Atas 71 64.5 64.5 64.5
Tatalaksana_Fraktur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Reduksi Tertutup 22 20.0 20.0 20.0
Reduksi Terbuka 88 80.0 80.0 100.0
Total 110 100.0 100.0
PENDIDIKAN FORMAL
• 2004 – 2006 : TK Attaqwa
• 2006 – 2012 : SDIT Hikmah Assiefah
• 2012 – 2015 : SMPN 21 Bekasi
• 2015 – 2018 : SMAN 2 Bekasi
• 2018 – Sekarang : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.