You are on page 1of 3

 Pembahasan

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dansebagainya,


melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakanberbagai bahan kimia, peralatan
gelas dan instrumentasi khusus yang dapatmenyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan
dengan cara yang tidak tepat.Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja, ini dapatmembuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang
disekitarnya. keselamatankerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang
sadar akankepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja (Wirjosoemarto, 2004)
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala bentuk kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja, lingkungan atau kerja yang tidak memenuhi syarat keselamatan
dan kesehatan kerja, proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin kompleks dan
modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Keamanan
kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik
berupa materil maupun nonmateril. Unsur penunjang keamanan bersifat material yaitu jas
laboratorium, helm, kacamata pelindung, sarung tangan dan sepatu. Penunjang keamanan
bersifat non materil berupa buku petunjuk penggunaan alat, rambu-rambu dan isyarat bahaya,
himbauan-himbauan serta petugas keamanan. Kesehatan kerja adalah kondisi kesehatan
bertujuan pekerja untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya. Bekerja dengan
selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan (Tait et al., 2018)
Faktor-faktor yang dapat menjadi sumber gangguan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
kelelahan fisik berlebihan pada mahasiswa, peralatan dan bahan bahan yang digunakan untuk
praktik tidak memenuhi syarat atau tidak layak pakai, Selain itu peralatan yang tidak dikontrol
penggunaannya seperti melebihi batas waktu pemakaian sehingga peralatan overhead. peralatan
yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, seperti digunakan sebagai peralatan pengganti atau
digunakan tidak sesuai dengan kegunaannya (Trianti & Siregar, 2017). Keselamatan kerja paling
banyak disebabkan oleh Perilaku tidak aman, Sisanya adalah kondisi yang tidak aman titik
menurut hasil penelitian National safety Council, penyebab kecelakaan kerja karena unsafe
behavior atau perilaku tidak aman 88%, unsafe condition atau kondisi yang tidak aman 10% dan
tidak diketahui penyebabnya 2%. Oleh karena itu, semua yang akan melakukan praktikum, yaitu
praktikan wajib menggunakan alat pelindung memahami penanganan bahan kimia, maupun alat
yang digunakan untuk mengetahui penanganan bahan kimia yang digunakan, praktikan harus
sedang membaca material seperti atau data sheet atau MSDS (Hidayah & Maharani, 2018).
Ada beberapa  langkah cara bekerja yang baik dan benar di laboratorium, yaitu mngetahui
bahaya yang akan dihadapi dalam laboratorium. Secara umum bahaya yang dapat dihadapi
ketika bekerja di laboratorium berupa bahaya kebakaran dan ledakan akibat dari zat/bahan yang
mudah terbakar dan meledak, bahan beracun, korosif ataupun bersifat kaustik. Bahan berbahaya
lainnya dapat juga berupa bahaya radiasi, luka bakar, luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan
benda tajam, bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Praktikan diharapkan dengan
mengetahui bahaya-bahaya yang bakal terjadi tersebut, maka praktikan akan lebih waspada
dalam bekerja. Memperhatikan tempat atau cara penyimpanan alat dan bahan di laboratorium
juga diperlukan agar praktikan dapat bekerja lebih mudah dan mengetahui tingkat bahaya bahan
tersebut. Penyimpanan alat dan bahan dalam laboratorium juga harus diperhatikan guna
mendukung keselamatan kerja. Hal yang perlu diperhatikan dapat berupa penyimpanan alat yang
harus disimpan pada tempat yang aman, yaitu aman dari pencuri dan aman dari kerusakan yang
bisa menyebabkan rusaknya atau kurangnya fungsi alat tersebut. Hal yang berikutnya mudah
dicari, untuk memudahkan pencarian alat dan bahan yang akan digunakan maka perlu adanya
pemberian/label yang jelas dan harus disusun menurut abjad pada setiap penyimpanannya.
Mudah diambil, maksudnya penyimpanan alat harus pada tempat yang mudah diambil seperti
lemari, laci atau rak dengan ukuran yang sesuai dengan alat atau bahan yang akan digunakan.
dengan memperhatikan  tempat penyimpanan dan alat dan bahan ini praktikan bisa bekerja lebih
mudah dan lebih aman. Memperhatikan penyimpanan alat dan bahan berdasarkan ini dapat
dikelompokkan sesuai jenis, golongan, sifat, alat dan bahan tersebut dengan mengetahui sifat
masing-masing bahan, maka praktikan akan mengetahui cara penyimpanan dan tingkat bahaya
dari bahan tersebut. Contohnya, mikroskop yang harus disimpan didalam lemari yang lampunya
selalu nyala, agar udara dalam lemari tetap kering, sehingga mencegah tumbuhnya jamur. Bahan
kimia beracun (Toxic) yang harus disimpan dalam ruangan yang sejuk atau tempat dengan
peredaran hawa yang lancar, jauh dari bahaya kebakaran dan jauh dari bahan yang inkompatibel
atau tidak dapat dicampur, dan banyak lagi hal yang lainnya. Sehingga dengan mengetahui
langkah-langkah tersebut maka praktikan diharapkan bekerja dengan baik dan benar serta aman
dan nyaman di dalam laboratorium.
Adapun peralatan perlindungan diri standar yang digunakan dilaboratorium berupa, jas laboratorium
yang berfungsi untuk melindungi badan dari percikan bahan kimia berbahaya. Kaca mata keselamatan,
agar tehindar dari percikan larutan kimia atau panas yang dapat membahayakan mata ketika bekerja di
laboratorium. Sepatu keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Pelindung muka seperti namanya,
pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka dari panas, api, dan percikan material
panas. Masker gas digunakan agar tidak terhirup gas berbahaya. Kaos tangan untuk melindungi tangan
dari ceceran larutan kimia yang bisa membuat kulit gatal atau melepuh. Pelindung telinga, alat pelindung
diri yang terakhir adalah pelindung telinga yang digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang
dikeluarkan perlatatan tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan
pencuci alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik (Yudiono, 2015).
Bahtiti, N., Rayyan, A. A., Sasa, T., & Alahmad, W. (2021). Survey of Jordanian Awareness
about Hazardous Symbols of Chemicals. WSEAS Transactions on Environment and
Development, 17, 1030-1038.

Hidayah, R., & Maharani, D. K. (2018). Pengembangan buku petunjuk praktikum kimia
anorganik yang disertai dengan material safety data sheet. J-PEK (Jurnal Pembelajaran
Kimia), 3(1), 13-23.

Jang, M., Yoon, C., Park, J., & Kwon, O. (2019). Evaluation of hazardous chemicals with
material safety data sheet and by-products of a photoresist used in the semiconductor-
manufacturing industry. Safety and health at work, 10(1), 114-121.

Marianti. (1998). Bahan Kimia Berbahaya. Penataran Pengelolaan Laboratorium (Laboratorium


Manajemen). Fakultas kedokteran, USU Medan.

Tait, F. N., Mburu, C., & Gikunju, J. (2018). Occupational safety and health status of medical
laboratories in Kajiado County, Kenya. Pan African Medical Journal, 29(1), 1-17.

Tritanti, A., & Siregar, I. P. (2017). Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada
Laboratorium Tata Rias dan Kecantikan. Home Economics Journal, 1(1), 29-37.

Wirjosoemarto, K. 2004. Teknik Laboratorium. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yudiono. 2015. Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jakarta: PT Gunung Agung.

You might also like