You are on page 1of 15

JURNAL PRAKTIKUM

TBT. KARET

TEKNIK OKULASI PADA TANAMANKARET


(Hevea brasiliensis Muell Arg)

OLEH

NAMA : KRISNA PRAYOGA

NPM : 71200713036

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

GELOMBANG / KELOMPOK : PERTAMA / SATU

PRAKTIKUM TBT. KARET

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
JURNAL PRAKTIKUM

TBT. KARET

TEKNIK OKULASI PADA TANAMAN KARET


(Hevea brasiliensis Muell Arg)

Oleh

NAMA : KRISNA PRAYOGA

NPM : 71200713036

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

GELOMBANG / KELOMPOK : PERTAMA / SATU

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Masuk Untuk Mengikuti


Praktikum TBT. Karet Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Medan

ASISTEN NILAI

1. Fiqi Alfisar Lubis, S.Agt., M.Agt.


2. Desman Kurniawan Gulo, S.Agt.
3. Ryzki Agung Nurfatahillah N.
4. Tri Yuslisa Sirait.
KOORDINATOR

(Dr. Yayuk Purwaningrum, S.P., M.P.)

PRAKTIKUM TBT. KARET

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
ABSTRACT

Krisna Prayoga, 71200713036 / 2022. Grafting Technique On Rubber Plants


(Hevea brasiliensis Muell Arg)

Propagation of rubber plants can be done generatively through seeds and


vegetatively through grafting techniques. Propagation by seed is now rarely done
except by some traditional farmers or by researchers for further improvement of
genetic traits. Plant propagation by grafting is mostly done in plantations,
especially on rubber and cocoa plantations. Some of the advantages of plant
propagation by grafting include the use of grafting to produce plants with high
productivity, uniform plant growth, relatively short seed preparation, and ease of
disease control of Oidium hevea. While the weakness of vegetative propagation of
plants by means of grafting, among others, the results of grafting plants are
sometimes less normal due to the lack of harmony between the rootstock and the
scion (entres), requiring the use of experts for this grafting, and if one of the
conditions in the grafting activity is not fulfilled the possibility of failure or the
eye of the entres did not grow very large. Grafting seeds consist of scion and
rootstock which usually come from two clones of different nature. Grafting aims
to produce two clones in one individual in order to obtain high production with
long economic life. Therefore, it is necessary to pay attention to the superior
characteristics of the prospective scion and rootstock as well as the compatibility
of the two prospective stems.

Keywords : Multiplication, Grafting, Seeds.


ABSTRAK

Krisna Prayoga, 71200713036 / 2022. Teknik Okulasi Pada Tanaman Karet


(Hevea brasiliensis Muell Arg)

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif melalui benih


dan secara vegetatif melalui teknik okulasi. Perbanyakan dengan benih saat ini
sudah jarang dilakukan kecuali oleh sebagian petani tradisional atau oleh kalangan
peneliti guna perbaikan sifat genetif selanjutnya. Perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada
perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman
dengan cara okulasi antara lain penggunaan okulasi dapat menghasilkan tanaman
yang dengan produktifitas yang tinggi, pertumbuhan tanaman yang seragam,
penyiapan benih relatif singkat, dan memudahkan pengendalian penyakit Oidium
hevea. Sedangkan kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
cara okulasi antara lain tanaman hasil okulasi terkadang kurang normal terjadi
karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres),
memerlukan menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini, dan jika salah
satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau
mata entres tidak tumbuh sangat besar. Bibit okulasi terdiri dari batang atas dan
batang bawah yang biasanya berasal dari dua klon yang berbeda sifatnya. Okulasi
bertujuan untuk menghasilkan dua klon dalam satu individu sehingga diperoleh
produksi tinggi dengan umur ekonomis panjang. oleh karena itu perlu
diperhatikan sifat-sifat unggul dari calon batang atas dan batang bawah serta
kompatibilitas kedua calon batang tersebut.

Kata Kunci : Perbanyakan, Okulasi, Bibit.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.

Batang tanaman mengandung getah yang dinamakan lateks. Daun karet berwarna

hijau terdiri dari tangkai daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang

tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya bergetah. Biasanya ada tiga

anakdaun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis,

memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.

Jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Akar

Tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar tersebut mampu menopang

batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Anton, 2017).

Untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres

yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu

berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua

macam sumber mata okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni,

karena entres cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak

seragam dan keberhasilan okulasinya rendah. Persiapan batang bawah merupakan

suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat

dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan

pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang

mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan,

penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman (Karyudi, 2011).

Setelah persiapan bahan tanam, kemudian dilakukan okulasi. Okulasi

merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan


menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat

bergabung (kompatibel) dengan tujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari

setiap komponen sehingga di peroleh pertumbuhan dan produksi yang baik.

Keunggulan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat

perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi latex yang baik.

Bila bibit yang di okulasi ini ditumbuhkan di lapangan disebut sebagai tanaman

okulasi, sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut

tanaman semai (Firdaus, 2018).

Tujuan Praktikum

Dalam kegiatan praktikum ini memiliki tujuan, yakni sebagai berikut:

1. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara memilih bibit untuk di okulasi.

2. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara okulasi pada tanaman karet.

3. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan okulasi pada

tanaman karet.
TINJAUAN PUSTAKA

Karet adalah salah satu komoditas utama sub sektor perkebunan di

Indonesia. Data tahun 2006 menunjukkan luas areal tanaman karet di Indonesia

adalah seluas 3,31 juta hektar dan menempati areal perkebunan terluar ketiga

setelah kelapa sawit (pertama) dengan luas 6,07 ha dan kelapa (kedua) dengan

luas 3,82 jt ha. Bila dibandingkan produktivitas areal tanaman karet antar provinsi

terdapat kecendrungan produktivitas tinggi berasal dari provinsi-provinsi sulawesi

dan jawa dan lainnya (Santoso, 2013).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan okulasi benih

karet sering terjadi kegagalan. Salah satu faktor penyebabnya adalah sifat khusus

dari klon karet yang digunakan, seperti ketebalan kulit batang dan posisi mata

tunas terhadap tangkai daun. Masalah yang dihadapi perkebunan karet rakyat saat

ini adalah produktivitas yang rendah karena petani belum sepenuhnya menerapkan

teknologi. Secara nasional, produktivitas kebun karet rakyat saat ini baru sekitar

892 kg/ha/tahun, sedangkan untuk perkebunan besar negara dan swasta masing-

masing 1.299 kg dan 1.542 kg/ha/tahun (Mahfudin, 2012).

Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh

bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik.

Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang

bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan,

penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha

pemeliharaan tanaman di pembibitan. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1 –

1.5 tahun sebelum okulasi. Untuk okulasi garis tengah tanaman batang bawah

sudah mencapai 2.5 cm (Faisal, 2017).


Kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan produksi dan mutu benih

adalah; 1) biji tidak pernah kering di pohon; 2) biji tidak tahan kekeringan dan

tidak mempunyai masa dormansi, dan  biji akan mati bila kadar air  sampai di

bawah nilai titik kritis yaitu 12%; 3) biji tidak dapat dikeringkan karena akan

mengalami kerusakan; 4) viabilitas atau daya tumbuh biji cepat menurun

walaupun dipertahankan dalam kondisi lembap, dan daya simpannya umumnya

singkat; 5) dalam proses konservasi, biji dipertahankan dalam keadaan lembap

(kadar air 32-35%); 6) biji dengan kadar air 32-35%, jika disimpan pada suhu di

bawah 0oC akan mengalami pembekuan sel; dan 7) kisaran suhu penyimpanan biji

karet yang baik adalah 7-10 oC, karena pada kondisi ini belum mengalami

pembekuan sel pada tanaman karet (Karyanto, 2016).

Pada tanaman karet, persiapan bahan tanam dilakukan jauh hari sebelum

penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan,

yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi

(grafting) pada penyiapan bahan tanam. Untuk mendapatkan bahan tanam hasil

okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat

diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau

entres dari kebun entres. Dari dua macam sumber mata okulasi ini sebaiknya

dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan

tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan okulasinya

semakin rendah pula dalam produksinya (Azwar, 2017).


BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Praktikum TBT. Karet Fakultas

Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Wisata, Kelurahan

Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera

Utara Pada Ketinggian Tempat ± 25 mdpl dengan topografi datar. Praktikum ini

dilaksanakan Pada hari Selasa Tanggal 1 November 2022 Pukul 14.00 Wib

sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah Bibit Karet, Plastik Es, dan Polybag.

Alat

Alat yang digunakan adalah Pisau Okulasi

Cara Kerja

1. Siapkanlah sebuah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

2. Pilih lah bibit karet yang sudah diseleksi.

3. Potong bagian bawah karet yang sudah di okulasi.

4. Ambil mata tunas yang sudah disiapkan.

5. Tempelkan mata tunas ke batang yang sudah kita okulasi sebelumnya.

6. Lilitkan menggunakan plastic es hingga rapat.

7. Setelah itu isi polybag dengan tanah.

8. Masukkan okulasi tanaman karet ke dalam polybag, kemudian disiram.


HASIL PRAKTIKUM

Gambar Keterangan

Proses okulasi pada bibit tanaman karet.


PEMBAHASAN

Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif

dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang

dapat bergabung (kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang

baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang

baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas,

yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan

sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan

yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang

baik, sedang dari batang atas adalah produksi latex yang baik.

Keterampilan, keberhasilan, dan kecepatan mengokulasi berkaitan dengan

faktor manusia pengokulasi. Dalam okulasi ini dibutuhkan kesabaran dan

ketelitian tinggi. Keterampilan dalam melakukan okulasi akan didapat sering

dengan meningkatnya intensitas seseorang melakukan okulasi. Selain itu, perlu

diperhatikan pula kebersihan dalam okulasi. Kebersihan ini penting dijaga untuk

menghindari serangan patogen pada batang yang diokulasi. Okulasi termasuk

salah satu kegiatan melukai tanaman. Patogen mudah sekali masuk ke jaringan

tanaman yang luka. Oleh karena itu, pisau untuk okulasi harus benar-benar bersih

dan tajam, sehingga hasil okulasi pun baik.

Dalam kegiatan okulasi yang menggabungkan sifat unggul dari kedua klon

dalam satu individu, maka diperlukan kompatibilitas dari kedua batang tanaman

karet. Kompatibilitas batang atas dan batang bawah adalah kecocokan antara

kedua batang yang akan dilakukan okulasi agar dapat dihasilkan individu yang

harmonis sehingga diperoleh produksi dan umur ekonomis yang tinggi. Jika tidak
kompatibel dikhawatirkan tanaman karet tersebut tidak akan pernah tumbuh dan

tidak memiliki umur ekonomi yang tinggi. Batang bawah yang siap diokulasi

harus memiliki daya gabung yang baik dan tahan terhadap hama penyakit

batang. Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan.

Batang atas dipilih klon yang sesuai dengan lingkungan ekologi yang

bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yang dianjurkan

dalam skala besar. Mata entres diperlukan karena dapat berfungsi untuk kegiatan

produksi karet. Mata prima yang ditandai adanya bekas tangkai daun atau berada

pada ketiak daun merupakan mata terbaik untuk okulasi untuk okulasi pada

praktikum ini karena praktikum ini menggunakan okulasi hijau. Letak mata entres

ada di bagian tengah internodia. Penempelan batang atas pada batang bawah karet

diawali dengan pembuatan jendela atau disebut forket. Pembuatan forket ini akan

lebih baik diawali dengan menyayat sisi sebelah kiri, karena melalui sisi tersebut

dapat dilihat batasan keluarnya getah dari batang karet.

Penentu keberhasilan okulasi lain yang tak kalah penting yaitu waktu

pelaksanaan okulasi. okulasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-

10.30. Okulasi yang baik adalah pada awal dan akhir musim penghujan. Tepat

pada musim hujan, air hujan terlalu banyak yang turun. Air hujan dapat meresap

pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Hal ini akan memacu

meningkatnya kelembaban di sekitar daerah okulasi. Kelembaban tinggi baik

untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat

dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian. Pada musim kemarau tanaman

karet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena adanya

gangguan fisiologis.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif

dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain

yang dapat bergabung (kompatibel).

2. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas,

yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan

sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi.

3. Kompatibilitas batang atas dan batang bawah adalah kecocokan antara

kedua batang yang akan dilakukan okulasi agar dapat dihasilkan individu

yang harmonis sehingga diperoleh produksi dan umur ekonomis yang

tinggi.

4. Batang atas dipilih klon yang sesuai dengan lingkungan ekologi yang

bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yang

dianjurkan dalam skala besar.

5. Penentu keberhasilan okulasi lain yang tak kalah penting yaitu waktu

pelaksanaan okulasi. okulasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul

07.00-10.30.

Saran

1. Saya berharap kepada asisten dosen agar memberikan kritik dan saran dalam

penulisan jurnal kali, agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

2. Praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik, namun para praktikan

seharusnya lebih serius lagi dalam menjalankan praktikum kali ini.

3. Tidak ada saran dari saya karna praktikum sudah berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anton, 2017. Prospek dan Arahan Pengembangan Karet. Serial Online


(http://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/0901664_170718092110_Daftar_Pustaka.
pdf). Diakses Pada Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 19.57 Wib.
Medan.

Azwar, 2017. Pengelolaan Bahan Tanaman Karet. Serial Online


(http://scholar.unand.ac.id/372/daftar%20pustaka%20fix.pdf). Diakses Pada
Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 20.13 Wib. Medan.

Faisal, 2017. Buku Pintar Karet. Serial Online (http://scholar.unand.ac.id).


Diakses Pada Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 20.18 Wib. Medan.

Firdaus, 2018. Panduan Lengkap Karet. Jakarta : Penebar Swadaya. Serial Online
(http://scholar.unand.ac.id/1729831/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf).
Diakses Pada Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 20.23 Wib. Medan.

Karyanto, 2016. Teknik Okulasi Pada Tanaman Karet, Jakarta. Serial Online
(http://repository.unmuhpnk.ac.id/654/34444/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf).
Diakses Pada Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 20.29 Wib. Medan.

Karyudi, 2011. Road Map Komoditas Tanaman Karet. Serial Online


(https://www.slideshare.net). Diakses Pada Tanggal 4 November 2022. Pada
Pukul 20.36 Wib. Medan.

Mahfudin, 2012. Karet: Teknik Budidaya, Panen, dan. Pengolahan. Serial Online
(http://scholar.unand.ac.id/32439/4/DAFTAR.pdf). Diakses Pada Tanggal 4
November 2022. Pada Pukul 20.43 Wib. Medan.

Santoso, 2018. Upaya Peningkatan Produktivitas Karet. Serial Online


(http://scholar.unand.ac.id/46122565/4/4.%20daftar%20pustaka.pdf). Diakses
Pada Tanggal 4 November 2022. Pada Pukul 20.53 Wib. Medan.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Penanaman bibit tanaman karet ke

dalam polybag.

You might also like